TUGAS AKHIR
ANALISIS RASIO AKTIVITAS, EFEKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN PADA
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI TAHUN 2018-2020
OLEH:
SHERINA CHELSEA VINSENSIA SIBAGARIANG NIM. 182101022
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan benar sebagaimana mestinya.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Analisis Rasio Aktivitas, Efektivitas dan Pertumbuhan untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai Tahun 2018-2020”. Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk itu dengan tulus peneliti ingin berterima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Fadli, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar SP, MBA., selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Beby Kendida Hasibuan SE., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
ii
4. Ibu Inneke Qamariah SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan serta arahan yang bermanfaat bagi peneliti.
5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk menguji hasil tugas akhir peneliti dan memberikan saran-saran kepada peneliti.
6. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Jansen Sibagariang dan Mama Harlena Nainggolan, Kak Cia, Megawaty dan Jonathan. Terima kasih atas perhatian, dukungan dan doa yang tiada henti selama ini sampai peneliti bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman seperjuangan Enda Putri Rudangta Meliala, Sarah Karuniawati Br Tambunan, Silpiana Telaumbanua dan Salsabillah Putri Mawaddah atas bantuan dan dukungan kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa laporan magang ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran sangat diterima sehingga diharapkan dapat membantu peneliti dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan peneliti dan pembaca, akhir kata peneliti mengucapkan Terima kasih
Medan, 2021 Peneliti
Sherina Chelsea V Sibagariang
NIM. 182101022
iii DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Jadwal Kegiatan ... 5
1.6 Sistematika penulisan... 6
BAB II PROFIL KPKNL DUMAI 2.1 Sejarah Singkat KPKNL Dumai ... 8
2.2 Visi, Misi dan Logo KPKNL Dumai ... 9
2.3 Struktur Organisasi ... 11
2.4 Job Description ... 13
2.5 Jaringan Usaha Kegiatan ... 15
2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 16
2.7 Rencana Kegiatan ... 17
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 19
3.2 Analisis Rasio Keuangan ... 21
3.3 Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 26
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 34
4.2 Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
LAMPIRAN ... 37
iv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 LRA KPKNL Dumai TA 2018-2020 ... 3
1.2 Jadwal Kegiatan ... 5
3.1 Rasio Aktivitas ... 23
3.2 Kriteria Kinerja Keuangan (Efektivitas) ... 24
3.3 Rasio Efektivitas ... 24
3.4 Rasio Pertumbuhan ... 26
3.5 Hasil Perhitungan Rasio Kinerja Pengelolaan Keuangan ... 29
v
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Logo KPKNL Dumai ... 10 2.2 Struktur Organisasi KPKNL Dumai ... 12
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1 LRA Pendapatan dan Belanja KPKNL Dumai ... 37 2 Laporan Fungsional Pendapatan ... 43
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pengelolaan keuangan pada sektor publik di Indonesia pada masa ini menjadi suatu keharusan, karena dengan mengukur kinerja pengelolaan keuangan pada suatu instansi merupakan cara untuk melihat bagaimana kondisi keuangan pada instansi, apakah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan, tertib serta bertanggung jawab atau tidak. Menurut Hery (2015) Peluang dalam menumbuhkan dan mengembangkan keuangan pada suatu instansi sektor publik dapat dilihat dengan cara mengukur kinerja keuangannya.
Perusahaan atau instansi dapat dikatakan berhasil jika perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.
Dalam mencapai keberhasilan suatu kinerja, tolak ukur yang digunakan adalah ukuran kinerja pengelolaan keuangan, yang mana tolak ukur tersebut adalah alat penilai strategi yang baik, agar dapat menetapkan kebijakan keuangan pada tahun anggaran selanjutnya sehingga dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja pengelolaan keuangan akan dapat memperbaiki kinerja instansi secara berkelanjutan, jika dilakukannya feedback pada hasil pengukuran kinerja keuangan. Menurut Mahsun (2013:109) Berdasarkan feedback hasil pengukuran kinerja bisa memperbaiki kinerja pada periode
berikutnya baik dalam perencanaan maupun dalam implementasinya.
Melakukan analisis kinerja pengelolaan keuangan pada instansi pemerintah dapat dilakukan dengan cara yaitu dilakukannya analisis rasio keuangan seperti
2
analisis rasio aktivitas, rasio efektivitas dan rasio pertumbuhan. Rasio-rasio pengukuran kinerja pengelolaan keuangan pada suatu perusahaan pada umumnya berbeda dengan rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan pada suatu instansi pemerintah, karena pada instansi pemerintah tidak berpusat pada suatu keuntungan tetapi berpusat pada tanggung jawab sebagai media dalam menyampaikan informasi keuangan kepada pemakai laporan.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.
Salah satu instansi sektor publik yang akan diukur kinerja pengelolaan keuangannya adalah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai merupakan salah satu instansi vertikal Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN) yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPKNL memberikan pelayanan dibidang kekayaan negara, piutang negara, penilaian dan lelang sehingga fokus penelitian ini adalah pada Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja KPKNL Dumai tahun 2018-2020, yang mana pendapatan pada KPKNL adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Untuk mengukur kinerja pengelolaan keuangan pada KPKNL Dumai, maka dilakukanlah penganalisisan dengan menggunakan analisis rasio aktivitas dalam menilai bagaimana instansi pemerintah memprioritaskan alokasi dana belanja
dalam anggaran, baik belanja rutin dan belanja modal apakah sudah optimal atau tidak; analisis rasio efektivitas melihat instansi pemerintah tersebut sudah efektif dalam merealisasikan pendapatan melebihi anggaran pendapatan; dan juga pada analisis rasio pertumbuhan melihat seperti apa perkembangan perolehan pendapatan dan belanja yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Dengan dilakukannya analisis rasio dalam mengukur kinerja pengelolaan keuangan dapat diketahui hasil program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi sudah berada pada ukuran yang benar sesuai tugas dan fungsi dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia.
Berikut ini adalah data Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai dari tahun 2018 hingga tahun 2020
Tabel 1.1
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kantor pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai Tahun 2018-2020
Uraian 2018 2019 2020
Pendapatan Rp. 1.206.139.731 Rp. 931.206.634 Rp.
2.050.537.785 Anggaran
Pendapatan
Rp. 944.890.000 Rp. 552.340.000 Rp. 879.504.000 Belanja Rp. 3.403.182.626 Rp.
3.204.450.136
Rp.
2.284.005.615 Sumber: KPKNL Dumai, 2021 dengan pengolahan
Pada tabel 1.1 dapat diketahui bagaimana realisasi pendapatan dan belanja pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai dari tahun 2018 sampai 2020. Tiap tahun realisasi pendapatan mengalami fluktuasi, dari tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami penurunan, kemudian pada tahun
4
selanjutnya yaitu tahun 2020 mengalami kenaikan pendapatan. Kemudian dari segi belanja, tiap tahun realisasi belanja mengalami penurunan, baik dari tahun 2018 hingga ke tahun 2020. Jika dilihat dari kedua segi pendapatan dan belanja, dapat disimpulkan bahwa realisasi belanja pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Dumai dari tahun 2018 sampai tahun 2020 lebih besar dibandingkan realisasi pendapatan di tiap tahunnya.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti tertarik untuk memilih judul Tugas Akhir dengan judul “Analisis Rasio Aktivitas, Efektivitas dan Pertumbuhan untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai Tahun 2018-2020”
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana analisis rasio aktivitas, efektivitas dan pertumbuhan untuk mengukur kinerja pengelolaan keuangan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai Tahun 2018-2020?.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis rasio aktivitas, efektivitas dan pertumbuhan untuk mengukur kinerja pengelolaan keuangan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai tahun 2018-2020.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai masukan atau pedoman dalam pengambilan kebijakan/keputusan, serta menjadi bahan koreksi instansi jika adanya kelemahan ketika mengukur dan mengelola kinerja keuangan.
2. Bagi peneliti
Sebagai penambah wawasan dan memperdalam ilmu sehingga dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis rasio kinerja keuangan suatu instansi pemerintah. Serta memenuhi syarat kelulusan Pendidikan pada Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bagi Pembaca/Peneliti Selanjutnya
Sebagai penambah wawasan berpikir dan bahan referensi saat mengkaji mengenai analisis rasio aktivitas, efektivitas dan pertumbuhan untuk mengukur kinerja keuangan instansi pemerintah.
1.5 Jadwal Kegiatan
Adapun penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai. Berikut merupakan jadwal kegiatan peneliti dalam penyusunan Tugas Akhir.
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan
NO. KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPT
I II III IV I II III IV I II 1. Pengajuan Judul
2. Pengumpulan data 3. Penyusunan
Tugas Akhir 4. Bimbingan Tugas
Akhir
5. Penyelesaian Tugas Akhir
6
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, jadwal kegiatan, sistematika penulisan.
BAB II PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN
Bab ini membahas mengenai sejarah singkat, visi dan misi, logo perusahaan, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai pengertian laporan keuangan, pengertian analisis rasio keuangan, rasio aktivitas, rasio efektivitas, rasio pertumbuhan, pengertian kinerja pengelolaan keuangan, mengukur kinerja pengelolaan keuangan dengan menganalisis data-data yang didapat dalam penelitian pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai tahun 2018-2020.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai hasil analisis rasio aktivitas, efektivitas, pertumbuhan untuk
mengukur kinerja pengelolaan keuangan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai tahun 2018-2020.
8 BAB II
PROFIL KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) DUMAI
2.1 Sejarah Singkat KPKNL Dumai
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). DJKN adalah suatu unit Eselon I di bawah naungan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas yaitu merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang lelang dan piutang negara, dan kekayaan negara.
Salah satu kantor operasional DJKN yaitu KPKNL Dumai adalah suatu kantor yang bertujuan memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat sekitar pada wilayah KPKNL Dumai. Bagi pengguna jasa lelang seperti masyarakat ataupun bagi sesama lembaga pemerintah dalam pengelolaan kekayaan negara, pengurusan piutang negara dan penilaian. KPKNL Dumai diharapkan oleh para stakeholder dapat memberikan pelayanan sehingga dapat berkontribusi dalam penerimaan negara.
KPKNL Dumai berdiri pada tahun 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK 01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Wilayah kerja untuk KPKNL Dumai berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan ada lima wilayah yaitu wilayah pada Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis pada tahun 2009. Penambahan wilayah ini
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 263/PMK.01/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Berikut profil tempat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Dumai:
Nama Instansi : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai
Alamat : Jl. Sultan Syarif Kasim, Tlk. Binjai, Dumai Tim., Kota Dumai, Riau
Website : djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-dumai Email : kpknldumai@kemenkeu.go.id 2.2 Visi dan Misi Perusahaan
2.2.1 Visi
Adapun visi dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai adalah “Menjadi Pengelola Kekayaan Negara yang Profesional dan Akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
2.2.2 Misi
Adapun beberapa misi dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai sebagai berikut:
1. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran dan efektivitas pengelolaan kekayaan Negara.
2. Mengamankan kekayaan Negara secara fisik, administrasi dan hukum
10
3. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah 4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan
dalam berbagai keperluan.
5. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel
6. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.
2.2.3 Logo Perusahaan
Sumber: kemenkeu.go.id, 2021 Gambar 2.1
Logo KPKNL Dumai
Logo yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai adalah logo yang sama dengan logo Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Logo yang berbentuk segi lima ini terdiri dari:
1. Lukisan seperti padi sepanjang 17 butir 2. Kapas panjang 8 butir
3. Sayap
4. Gada dan seluruh unsur-unsur tersebut tergambar dalam ruang segi lima.
Warna pada logo terdiri dari warna biru kehitam-hitaman, kuning emas, putih dan hijau. Pada logo terdapat motto “Nagara Dana Rakca”. Adapun makna dari logo tersebut adalah ungkapan sesuatu daya yang mempersatukan dan menyerasikan dalam gerak kerja, untuk melaksanakan tugas Kementerian Keuangan.
2.3 Struktur Organisasi
Suatu instansi pasti memiliki sebuah struktur organisasi agar dapat membedakan tiap-tiap batasan wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan. Unit kerja pada instansi dapat dilaksanakan baik secara perseorangan maupun kelompok kerja. Dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan, terdapat hubungan secara vertikal dan horizontal.
Sejak berdiri pada tahun 2007, KPKNL Dumai mengalami 5 (empat) kali pergantian pemimpin, dimulai dari Burhanuddin H. Manik (Alm.) yang menjabat dari April 2007 s.d. Januari 2009. Periode Januari 2009 s.d. Juni 2013 Kepala KPKNL Dumai dijabat oleh Marlais Simanjutak, yang kemudian digantikan oleh Amiruddin yang menjabat dari Juni 2013 s.d. April 2015. Periode April 2015 s.d.
April 2018 dijabat oleh Guntur Sumitro. Kemudian sejak April 2018 sampai sekarang, Dirmanti Jaya menjabat sebagai Kepala KPKNL Dumai dengan jumlah pegawai sebanyak 24 orang. Dengan jumlah pegawai yang relatif sedikit, KPKNL Dumai selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Berikut adalah struktur organisasi KPKNL Dumai:
12
Sumber: djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-dumai, 2021 Gambar 2.2
Struktur Organisasi KPKNL Dumai
KEPALA KANTOR
Dirmanti Jaya
Kasubag Umum Eko Haryono
Kasi PKN Wenny Novriani
Kasi Penilaian Sarip Hasibuan
Kasi Piutang Negara Sari Banun
Kasi Lelang Dimas Galih
Kasi Hukum Informasi Dedy Sinaga
Kasi Kepatuhan Internal Silviana O Pelaksana
- Nathasya O. S - Windy Dimitri - Katon Pamungkas
Pelaksana - Dhyta Maya
- Ikhwanul I - Zainal A
Pelaksana Benni Pardede
Pelaksana Desti M
Pelaksana Wansen S
Pelaksana - Desi Agustin
- Syarrah K - Elisa Siagian
Pelaksana Annisa
JaFung Pelelang - Zulpan effendi - Lola Vitaloka JaFung Penilaian
- Daniel Silalahi - Parsan
2.4 Job Description
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi vertikal Direktorat Jenderal kekayaan Negara, dijelaskan bahwa Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPKNL Dumai tugas melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang. Berikut susunan dan tugas organisasi pada KPKNL Dumai:
1. Subbagian Umum
Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, serta penatausahaan, pengamanan dan pengawasan barang milik negara di lingkungan KPKNL.
2. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan penetapan status penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian, penatausahaan dan akuntansi serta penyusunan daftar barang milik negara/kekayaan negara.
3. Seksi Pelayanan Penilaian
Mempunyai tugas melakukan penilaian yang meliputi identifikasi permasalahan, survei pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai, kesimpulan nilai dan laporan
14
penilaian terhadap obyek-obyek penilaian sesuai dengan ketentuan, serta penyusunan basis data penilaian.
4. Seksi Piutang Negara
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang, pemblokiran, pelaksanaan PB/PJPN, pemberian pertimbangan keringanan hutang, pengusulan pencegahan ke luar wilayah RI, pengusulan dan pelaksanaan paksa badan, penyiapan pertimbangan penyelesaian atau penghapusan piutang negara, usul pemblokiran surat berharga milik penanggung/penjamin hutang yang diperdagangkan di bursa efek, usul untuk memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah debitur, pengelolaan dan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang.
5. Seksi Pelayanan Lelang
Mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dokumen persyaratan lelang, penyiapan dan pelaksanaan lelang, serta penatausahaan minuta risalah lelang, pembuatan salinan, kutipan dan grosse risalah lelang, penatausahaan hasil lelang, penggalian potensi lelang, pelaksanaan lelang kayu kecil PT.
Perhutani (Persero) dan penatausahaan bea lelang Pegadaian.
6. Seksi Hukum dan Informasi
Mempunyai tugas melakukan penanganan perkara, pengelolaan dan pemeliharaan perangkat, jaringan, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, penyajian informasi dan hubungan kemasyarakatan,
implementasi sistem aplikasi, penyiapan bahan penyusunan rencana strategi, laporan akuntabilitas dan laporan tahunan, penatausahaan berkas kasus piutang negara, serta verifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.
7. Seksi Kepatuhan Internal
Mempunyai tugas melakukan pemantauan pengendalian intern, pengelolaan kinerja, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik, disiplin dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.5 Jaringan Usaha Kegiatan
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai memiliki jaringan usaha kegiatan wilayah kerja berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan ada lima wilayah yaitu wilayah pada Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak dan Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Bengkalis pada tahun 2009. Penambahan wilayah ini ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 263/PMK.01/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
16
2.6 Kinerja Usaha Terkini
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai selalu mengevaluasi kinerja dalam organisasi dan upaya untuk mencapai target kinerja. Beberapa Pencapaian Kinerja yang telah dihasilkan oleh KPKNL Dumai adalah tercapainya pelayanan kepada pengguna jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik administratif maupun teknis, pelayanan berkualitas yang diberikan KPKNL Dumai mencakup pelayanan di bidang pengelolaan kekayaan negara, penilaian pengurusan piutang negara dan lelang yang diselesaikan dengan tepat waktu (sesuai dengan Standard Operating Procedures) dan menghasilkan output yang diinginkan oleh stakeholder, customer, maupun pihak internal. Dalam melaksanakan pelayanan di bidang pengelolaan kekayaan negara, pengurusan piutang negara dan lelang, KPKNL Dumai memberikan kontribusi penerimaan negara dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang terdiri dari 3 komponen yaitu biaya administrasi pengurusan piutang negara, bea lelang dan pemanfaatan BMN. Beberapa penghargaan dan inovasi yang diciptakan KPKNL Dumai untuk peningkatan efektivitas, efisiensi dan kualitas dalam pelayanan kepada para stakeholder, sebagai berikut:
1. Penghargaan Kantor Pelayanan Terbaik Kedua di Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2017.
2. Penghargaan Kantor Berkinerja Terbaik Tahun 2017 di Lingkungan Kantor Wilayah DJKN Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau.
3. Penghargaan Kantor Berkinerja Terbaik Semester 1 Tahun 2018 di Lingkungan Kantor Wilayah DJKN Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau.
4. Penghargaan atas Tercapainya Hasil Penagihan Piutang Pemerintah Kabupaten Siak Lebih dari 1 Milyar Rupiah.
5. Inovasi menciptakan AP3M (Aplikasi Persiapan Penyerahan Piutang Macet), SUSILO (Sistem Penatausahaan Minuta Risalah Lelang Online), Perpustakaan Belajar Jujur, AKPAT (Aplikasi Kontrol Penggunaan Aset Tetap), BOSS PINTAR, SEROJA Desk, SEROJA E– Magazine, SEROJA Channel (Youtube channel), SEROJA Green House, SEROJA Awards.
2.7 Rencana Kegiatan
Untuk upaya dalam melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai memiliki beberapa rencana kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan inventarisasi, pengadministrasian, pendayagunaan, pengamanan kekayaan negara, registrasi, verifikasi dan analisa pertimbangan permohonan pengalihan serta penghapusan kekayaan negara.
2. Melakukan peregistrasian penerimaan berkas, penetapan, penagihan, pengelolaan barang jaminan, eksekusi, pemeriksaan harta kekayaan milik penanggung hutang/penjamin hutang.
3. Menyelenggarakan penyiapan bahan pertimbangan atas permohonan keringanan jangka waktu dan/atau jumlah hutang, usul pencegahan dan
18
penyanderaan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang serta penyiapan data usul.
4. Melakukan penghapusan piutang negara, melaksanakan pelayanan penilaian, melaksanakan pelayanan lelang, penyajian akan informasi ditiap- tiap bidang.
5. Kegiatan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau pinjaman hutang dan eksekusi barang jaminan.
6. Kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang atau penjamin hutang seta kekayaan lain.
7. Kegiatan melaksanakan bimbingan kepada Pejabat Lelang, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum pengurusan piutang negara dan lelang.
8. Melaksanakan kegiatan verifikasi dan pembukuan penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.
19 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang wajib dilakukan oleh setiap instansi dengan membuat dan melaporkan hasil dari proses akuntansi aktivitas instansi sehingga dapat mengetahui bagaimana kondisi serta kinerja keuangan instansi pada periode waktu tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai alat dalam menentukan kebijakan instansi ke depannya dalam mengambil keputusan yang tepat, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik dari kelemahan dan kekuatan. Sebagai alat informasi dalam menghubungkan instansi dengan pihak- pihak yang berkepentingan adalah salah satu fungsi dari laporan keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, laporan keuangan terdiri dari beberapa macam seperti:
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan yang menggambarkan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah, sehingga dapat terlihat perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode tertentu.
b. Laporan Neraca
Merupakan laporan yang menyajikan pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
20
c. Laporan Operasional
Laporan yang menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non-operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit- LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Menguraikan informasi kenaikan atau perubahan ekuitas pada satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya.
e. Catatan atas laporan keuangan (CaLK)
Menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Ada beberapa tujuan dibuatnya laporan keuangan pada suatu instansi pemerintah sebagai berikut:
1. Agar dapat memberikan informasi relevan yang dibutuhkan oleh para pemakai laporan.
2. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya instansi.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan serta biaya yang dikeluarkan oleh instansi pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang kinerja pengelolaan keuangan pada instansi dan berbagai informasi keuangan lainnya.
5. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada publik.
Jadi, dengan adanya laporan keuangan suatu instansi, maka kondisi/kinerja keuangan pada instansi tersebut dapat diketahui secara menyeluruh, kemudian dapat dilakukannya analisis keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang sering dilakukan seperti dengan cara membandingkan angka-angka (pos) pada laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Perbandingan ini dikenal dengan analisis rasio keuangan.
3.2 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Hery (2016:138) Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Pada hasil perbandingan antara perkiraan-perkiraan (pos) laporan keuangan harus menunjukkan hubungan yang sistematis, relevan dan signifikan agar hasil dapat diinterpretasikan.
Analisis rasio merupakan bagian dari analisis keuangan. Salah satu alat menganalisis keuangan pada suatu instansi/perusahaan yang paling populer dan banyak digunakan oleh para akuntan publik adalah analisis rasio. Rasio yang digunakan dalam menganalisis keuangan harus sebuah rasio yang dapat mengacu pada hubungan ekonomis yang penting, sehingga rasio dapat diinterpretasi secara hati-hati. Agar perhitungan rasio dapat dilakukan secara bermanfaat, rasio dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya, atau dengan standar yang ditentukan sebelumnya.
22
Menurut Hery (2016:139) Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka dalam menilai atau mengukur kinerja instansi digunakan beberapa rasio secara bersamaan. Beberapa rasio keuangan pada penelitian ini dapat digunakan untuk perusahaan yang tidak mencari keuntungan/ laba atau dapat disebut juga instansi pemerintah adalah rasio aktivitas, rasio efektivitas dan rasio pertumbuhan.
3.2.1 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan dalam menganalisis keuangan pada instansi pemerintah untuk menilai alokasi dana belanja dalam anggaran, baik belanja rutin dan belanja modal apakah sudah optimal atau tidak. Menurut Halim (2011:72) dalam pengukuran aktiva yang dimiliki perusahaan apakah sudah efektivitas, maka rasio yang digunakan adalah rasio aktivitas. Persentase belanja modal yang digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat semakin kecil berarti persentase dana pada pengalokasian dana rutin semakin tinggi. Agar dapat menghitung rasio aktivitas maka berikut formula pada rasio aktivitas menurut Kasmir (2011).
Rasio Belanja Rutin (operasional) adalah:
Total Belanja Rutin (Belanja Pegawai + Belanja Barang) × 100%
Total Belanja Sumber: Kasmir, 2011
Rasio Belanja Pembangunan (Modal) adalah:
Total Belanja Modal × 100%
Total Belanja Sumber: Kasmir, 2011
Tabel 3.1
Perhitungan Rasio Aktivitas Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai Tahun 2018-2020
(dalam Rupiah) Tahun Total
Belanja Rutin
Total Belanja
Modal
Total Belanja
Rutin
%
Modal
% 2018 214.532.626 188.650.000 3.403.182.626 94,45% 5,54%
2019 3.088.409.641 116.040.495 3.204.450.136 96,37% 3,62%
2020 2.284.005.615 0 2.284.005.615 100% 0%
Sumber: KPKNL Dumai, 2021 dengan pengolahan 3.2.2 Rasio Efektivitas
Rasio efektivitas adalah gambaran hubungan antara target atau suatu sasaran yang harus dicapai dengan pencapaian hasil program. Sederhananya, efektivitas adalah perbandingan outcome dengan output. Rasio efektivitas dihitung dengan cara membandingkan realisasi penerimaan/pendapatan dengan target penerimaan/pendapatan yang telah dianggarkan sebelumnya. Pengukuran kemampuan dalam rasio efektivitas memiliki bermacam-macam tergantung terhadap sasaran yang akan dicapai. Kegiatan operasi yang memiliki produk akhir telah mencapai tujuannya dilihat dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja maupun batas waktu yang ditargetkan.
Menurut Beni (2016:69) efektivitas juga berhubungan dengan tingkat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga kegiatan dapat dikatakan efektif ketika kegiatan tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap kekuatan dalam penyediaan layanan untuk masyarakat atas target yang telah ditentukan.
Apabila suatu instansi telah mencapai tujuan maka instansi tersebut telah berjalan dengan efektif. Dalam menganalisis diperlukan data realisasi penerimaan dan
24
target penerimaan. Semakin besar persentase yang dicapai maka semakin tinggi tingkat efektivitas pengelolaan keuangan instansi tersebut. Berikut formula dalam menghitung analisis efektivitas:
Rasio Efektivitas :
Realisasi Penerimaan
× 100%
Target (Anggaran) Penerimaan Sumber: Mahmudi, 2015
Adapun kriteria penilaian efektivitas kinerja keuangan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Kinerja Keuangan (Efektivitas)
Persentase Kriteria
> 100% Sangat Efektif
90% - 100% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif
60% - 80% Kurang Efektif
< 60% Tidak Efektif
Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327 Tabel 3.3
Perhitungan Rasio Efektivitas Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai Tahun 2018-2020
(dalam Rupiah) Tahun Realisasi
Penerimaan
Target Penerimaan
Rasio Efektivitas
Kriteria Penilaian 2018 1.206.139.731 944.890.000 128% Sangat Efektif 2019 931.206.634 552.340.000 169% Sangat Efektif 2020 2.050.537.785 872.217.000 235% Sangat Efektif Sumber: KPKNL Dumai, 2021 dengan pengolahan
3.2.3 Rasio Pertumbuhan
Analisis pertumbuhan dapat digunakan untuk melihat perkembangan dan kecenderungan seperti kenaikan atau penurunan dari kinerja keuangan selama kurun waktu tertentu. Rasio pertumbuhan mengukur kemampuan instansi pemerintah dengan meningkatkan keberhasilan dan mempertahankan atas apa yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Agar lebih terperinci dalam menganalisis rasio pertumbuhan, maka pada rasio pertumbuhan dibagi menjadi dua rasio dalam menganalisis, yang pada masing-masing rasio pertumbuhan memiliki manfaat yang berbeda yaitu:
1. Rasio Pertumbuhan Pendapatan
Rasio pertumbuhan pendapatan bermanfaat agar dapat mengetahui kinerja anggaran pada instansi pemerintah tersebut mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif atau negatif. Ketika kinerja anggarannya mengalami pertumbuhan pendapatan menandakan hasil negatif maka terjadinya penurunan kinerja pendapatan. Sebaliknya jika hasil kinerja anggaran mengalami pertumbuhan positif maka adanya peningkatan atas kinerja pendapatan. Adapun rumus rasio pertumbuhan pendapatan sebagai berikut:
Rasio Pertumbuhan Total Pendapatan
Pendapatan Tahun Th t – Pendapatan Tahun Th (t-1)
× 100%
Pendapatan Tahun Th (t-1) Sumber: Mahmudi, 2016
26
2. Rasio Pertumbuhan Belanja
Rasio pertumbuhan belanja bermanfaat untuk mengetahui perkembangan belanja dari tahun ke tahun pada suatu instansi pemerintah. Pertumbuhan belanja pada umumnya cenderung mengalami kenaikan, karena kenaikan belanja dikaitkan dengan penyesuaian terhadap inflasi, perubahan nilai mata uang dan penyesuaian faktor makro ekonomi. Adapun rumus rasio pertumbuhan belanja sebagai berikut:
Rasio pertumbuhan belanja:
Belanja Tahun Th t – Belanja Tahun Th (t-1)
× 100%
Belanja Tahun Th (t-1) Sumber: Mahmudi, 2016
Keterangan: Th t = tahun yang dihitung, Th (t-1) = tahun sebelumnya Tabel 3.4
Perhitungan Rasio Pertumbuhan Pendapatan dan Belanja Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai
Tahun 2018-2020 (dalam Rupiah) Tahun Realisasi
Penerimaan
Realisasi Belanja
Rasio Pertumbuhan
Penerimaan
Rasio Pertumbuhan
Belanja 2018 1.206.139.731 3.403.182.626 -1,05% 5,51%
2019 931.206.634 3.204.450.136 -22,79% -5,83%
2020 2.050.537.785 2.284.005.615 120% -28,72%
Sumber: KPKNL Dumai 2021 dengan pengolahan 3.3 Kinerja Pengelolaan Keuangan
Menurut Mahsun (2012;25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planing suatu organisasi. Kinerja adalah suatu keluaran atau hasil dari
kegiatan atau program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kualitas dan kuantitas terukur (Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan gambaran hasil dari pencapaian tujuan suatu organisasi terhadap kegiatan atau program yang telah direncanakan. Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka dapat dikatakan kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Namun apabila pencapaian tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau kurang dari apa yang direncanakan, maka kinerjanya kurang baik.
Kinerja pada suatu organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kinerja pengelolaan keuangan dan kinerja non keuangan. Pada kinerja pengelolaan keuangan digambarkan dengan berdasarkan ukuran angka dalam satuan nilai uang, yaitu dengan cara membandingkan realisasi keuangan berdasarkan anggarannya. Contoh dari kinerja keuangan adalah ketika tercapainya realisasi pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan anggaran pendapatan yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja non keuangan adalah pengukuran yang dilakukan dalam satuan fisik dan lebih terfokus pada salah satu aspek kinerja.
Agar dapat menentukan apakah kinerja pengelolaan keuangan pada suatu instansi berjalan dengan baik maka dilakukan pengukuran kinerja pengelolaan keuangan.
28
3.3.1 Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan
Pengukuran kinerja pengelolaan keuangan dilakukan untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan kepada publik yang lebih baik. Adapun tujuan dari dilakukannya pengukuran kinerja pengelolaan keuangan adalah untuk membantu memperbaiki kinerja yang berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja; digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan; dan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Selain dari tujuan dilakukannya pengukuran kinerja pengelolaan keuangan, ada beberapa manfaat dari mengukur kinerja pengelolaan keuangan instansi pemerintah yaitu:
a. Sebagai monitor dan bahan evaluasi kinerja dengan membandingkan skema kerja dan pelaksanaannya.
b. Membantu mengungkapkan dan memecahkan masalah yang ada.
c. Menunjukkan arah pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan.
Agar dapat mengukur kinerja pengelolaan keuangan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai tahun 2018-2020, maka dapat dilakukan dengan menganalisis rasio aktivitas, rasio efektivitas dan rasio pertumbuhan.
Berikut hasil perhitungan peneliti berdasarkan rasio aktivitas, rasio efektivitas dan rasio pertumbuhan terhadap laporan realisasi anggaran KPKNL Dumai tahun 2018-2020.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Rasio Kinerja Pengelolaan Keuangan KPKNL Dumai Tahun 2018-2020
Keterangan Tahun Anggaran Rata-rata %
2018 2019 2020
Rasio Aktivitas - Belanja Rutin - Belanja Modal
94,45%
5,54%
96,37%
3,62%
100%
0%
96,94%
3,05%
Rasio Efektivitas 128% 169% 235% 177,3%
Rasio Pertumbuhan - Penerimaan - Belanja
-1,05%
5,51%
-22,79%
-5,83%
120%
-28,72%
32,05%
-9,68%
Sumber: Peneliti, 2021
Pada tabel 3.5 dapat diketahui bahwa rasio aktivitas belanja rutin Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai, di setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dimulai dari tahun 2018 dengan rasio aktivitas belanja rutin sebesar 94,45% kemudian pada tahun 2019 naik menjadi 96,37% dan di tahun 2020 meningkat menjadi 100% dan rata-rata selama 3 tahun rasio aktivitas belanja rutin tersebut sebesar 96,94%. Sedangkan jika dilihat dari rasio aktivitas belanja modal mengalami penurunan di setiap tahunnya, dari tahun 2018 rasio aktivitas belanja modal sebesar 5,54%, kemudian tahun 2019 menurun menjadi 3,62% dan di tahun 2020 menurun drastis bahkan sampai 0%, dan rata-rata selama 3 tahun rasio aktivitas belanja modal sebesar 3,05%. Rasio aktivitas belanja rutin KPKNL Dumai sangat tinggi jika dibandingkan dengan rasio aktivitas belanja modal pada tiga tahun terakhir.
30
Dari data di atas dapat peneliti simpulkan bahwa KPKNL Dumai lebih memprioritaskan belanja rutin dibanding belanja modal, yang berarti bahwa sebagian dana yang dimiliki oleh instansi masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja rutin seperti belanja pegawai dan belanja barang, sehingga belanja modal yang digunakan sebagai dana penyediaan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat menjadi relatif semakin kecil di setiap tahunnya. Sehingga dapat dikatakan belanja rutin dan belanja modal tidak stabil dari tahun ke tahun. Namun menurut Halim (2012) bahwa sampai saat ini belum ada pedoman yang ideal tentang besarnya rasio belanja rutin dan belanja modal, karena sangat dipengaruhi oleh dinamika pembangunan dan kebutuhan investasi (sarana dan prasarana) yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan.
Rasio efektivitas KPKNL Dumai berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bagaimana keadaan peningkatan yang baik di setiap tahunnya. Pada tahun 2018 rasio efektivitas adalah 128% (sangat efektif), meningkat pada tahun 2019 menjadi 169% (sangat efektif) dan pada tahun 2020 meningkat drastis menjadi 235% (sangat efektif). Tiga tahun terakhir, realisasi terhadap penerimaan/pendapatan pada KPKNL Dumai sangat efektif karena melebihi dari target penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena target penerimaan/pendapatan yang telah direncanakan terlalu rendah dibanding dengan realisasi pendapatan di setiap tahun, sehingga hal ini sangat mempengaruhi hasil rasio efektivitas yang mana hasilnya lebih dari 100% yang artinya sangat efektif.
Rata-rata rasio efektivitas KPKNL Dumai selama tiga tahun anggaran adalah 177,3% (sangat efektif). Kinerja KPKNL Dumai dalam merealisasikan
pendapatan yaitu PNBP (biaya administrasi pengurusan piutang negara; sewa tanah, gedung, bangunan; bea lelang pegadaian; pendapatan jasa lainnya;
pendapatan anggaran lainnya; pemindahtanganan BMN lainnya; dan pendapatan lain-lainnya) dianggap sangat baik jika dilihat dari rasio efektivitas.
Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa rasio pertumbuhan KPKNL Dumai selama tiga tahun mengalami fluktuasi, baik dari rasio pertumbuhan pendapatan maupun rasio pertumbuhan belanja. Pada tahun 2018 persentase rasio pertumbuhan pendapatan bernilai negatif yaitu -1,05%, kemudian pada tahun 2019 mengalami penurunan yang sangat drastis sehingga persentase rasio pertumbuhan pendapatan pada tahun 2019 yaitu -22,79%. Namun pada tahun 2020 rasio pertumbuhan pendapatan mengalami kenaikan yang sangat mengejutkan sehingga persentase rasio pertumbuhan pendapatan tahun 2020 menjadi bernilai positif yaitu 120%. Walaupun selama dua tahun rasio pertumbuhan pendapatan bernilai negatif, namun rata-rata rasio pertumbuhan pendapatan selama tiga tahun anggaran tersebut tetap bernilai positif yaitu sebesar 32,05%.
Sedangkan pada rasio pertumbuhan belanja KPKNL tahun 2018 sampai tahun 2020 mengalami penurunan di setiap tahunnya, tahun 2018 persentase rasio pertumbuhan belanja sebesar 5,51%, kemudian pada tahun 2019 menurun menjadi -5,83%, dan puncaknya mengalami penurunan yang drastis terjadi pada tahun 2020 sehingga rasio pertumbuhan belanja menjadi -28,72%. Berbeda dengan rasio pertumbuhan pendapatan yang memiliki rata-rata rasio bernilai positif, rata-rata
32
rasio pertumbuhan belanja selama tiga tahun anggaran bernilai negatif yaitu - 9,68%.
Bernilai negatifnya rasio pertumbuhan pendapatan pada tahun 2019 dapat dilihat dari realisasi pendapatan yang diterima pada tahun 2019 berada jauh di bawah realisasi pendapatan tahun 2018. Realisasi pendapatan tahun 2019 menurun disebabkan kurangnya pengoptimalan dalam hal lelang sehingga pendapatan bea lelang pejabat lelang kelas I di tahun 2019 sangat mempengaruhi pendapatan tahun anggaran tersebut. Namun pada tahun 2020 realisasi pendapatan mengalami kenaikan karena dilakukan pengoptimalan dalam lelang dan terealisasinya pendapatan yang pada tahun sebelumnya tidak ada, seperti pendapatan dari pemindahtanganan BMN, pendapatan dari penjualan peralatan mesin dan pendapatan anggaran lainnya.
Penurunan rasio pertumbuhan belanja dari tahun 2018 sampai tahun 2020 dikarenakan menurunnya pula realisasi belanja tiap tahun dan hal ini dipengaruhi oleh Anggaran/target belanja yang ditetapkan di tiap tahun mengalami penurunan.
Terlebih pada belanja barang pada tahun 2019 sangat menurun dibanding dengan belanja barang tahun 2018. Di tahun 2020, belanja pegawai dan belanja barang mengalami kontraksi sangat dalam, karena dampak dari Pandemi Covid-19 sehingga perjalanan dinas, pertemuan dan lain-lainnya merosot dan bahkan tidak ada, begitu juga pada belanja modal di tahun 2020 tidak memiliki anggaran maupun realisasi karena dampak dari Pandemi sehingga anggaran pada belanja modal dialihkan untuk belanja pegawai dan belanja barang.
Dari hasil rasio pertumbuhan ini KPKNL Dumai dapat lebih bekerja keras dalam meningkatkan dan mengoptimalkan setiap program atau tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat mencapai target dan mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar untuk periode ke periode berikutnya.
34 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
1. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai lebih memprioritaskan belanja rutin dibanding belanja modal, yang berarti bahwa sebagian dana yang dimiliki oleh instansi masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja rutin seperti belanja pegawai dan belanja barang, sehingga belanja modal yang digunakan sebagai dana penyediaan sarana dan prasarana ekonomi masyarakat menjadi relatif semakin kecil di tiap tahunnya. Maka dapat dikatakan belanja rutin dan belanja modal tidak stabil dari tahun ke tahun.
2. Kinerja pengelolaan keuangan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai dalam merealisasikan pendapatannya yaitu PNBP dapat dikatakan sangat efektif atau sangat baik karena telah melebihi dari target penerimaan/pendapatan yang telah ditetapkan sebelumnya di tiap tahun periode 2018 sampai 2020 dan selama tahun tersebut selalu mengalami kenaikan.
3. Kinerja pengelolaan keuangan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Dumai tidak cukup baik, karena berdasarkan rasio pertumbuhan pendapatan dan belanja selama tiga tahun, dari segi pertumbuhan pendapatan KPKNL Dumai mengalami ketidakstabilan yang diakibatkan dalam pelaksanaan kegiatan atau program yang ada kurang optimal dalam dua tahun yaitu 2018 dan 2019. Dan dari segi pertumbuhan belanja, KPKNL
Dumai tidak mengalami pertumbuhan setiap tahunnya bahkan mengalami penurunan yang dapat dilihat dari hasil rata-rata tingkat rasio selama tiga tahun bernilai negatif.
4.2 Saran
1. Kepada KPKNL Dumai untuk dapat mempertahankan kinerja yang sudah sangat efektif serta meningkatkan pengoptimalan program yang sudah direncanakan sebelumnya, agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar untuk periode ke periode berikutnya.
2. KPKNL Dumai juga sebaiknya mulai mengurangi prioritas terhadap belanja rutin dan memfokuskan untuk belanja modal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama dalam melayani masyarakat publik.
3. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan analisis lebih banyak dan sesuai dengan analisis rasio yang berkembang ke depannya nanti, agar hasil yang diperoleh dapat lebih tepat dan absah dalam mengukur kinerja pengelolaan keuangan instansi sektor publik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Beni, Pekei. 2016. Konsep Dan Analisis Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Di Era Otonomi. Buku 1. Jakarta Pusat: Taushia.
Cicilia V, M Sri, Engka D. 2019. Analisis Efisiensi Dan Efektivitas Serta Kemandirian Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Minahasa Utara.
Ejurnal UNSRAT.
Fidelius. 2013. Analisis Rasio Untuk Mengukur Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Manado. Jurnal EMBA, Vol. 1 No.4, Desember 2013, 2088- 2096.
Halim, Abdul. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
---2012. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Daerah Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Hanik F, Karyanti T. 2014. Analisis Rasio Keuangan Daerah Sebagai Penilaian Kinerja. JABPI, Vol.22 No.2, Juli 2014, 143-156.
Hery. 2015. Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service)
---2016. Analisis Laporan Keuangan: Integrated and Comprehensive Edition.
Jakarta: Grasindo.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mahsun, Mohamad. 2012. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
---2013. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
---2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
kemenkeu.go.id/kpknl-dumai/2021/ 30 Juli 2021/20.30 WIB.
37 LAMPIRAN 1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun 2018-2020
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2018
NO Kode Akun| Jenis Pendapatan
Setoran
Potongan SPM Pengembalian Realisasi
MPN BI
Pajak Non Pajak Pajak Non Pajak
1 425785 | Pendapatan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara 0 23,729,405 0 0 0 0 23,729,405
2 425131 | Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 0 5,554,000 0 0 35,849,350 0 41,403,350
3 425995 | Pendapatan Penyetoran Kelebihan Hasil Bersih Lelang yang Tidak Diambil oleh yang Berhak 0 4 0 0 0 0 4
4 425699 | Pendapatan Jasa Lainnya 0 26,100,000 0 0 0 0 26,100,000
5 425784 | Pendapatan Bea Lelang Pegadaian 0 295,917,584 0 0 0 0 295,917,584
6 425782 | Pendapatan Bea Lelang Pejabat Lelang Kelas I 0 818,989,388 0 0 0 0 818,989,388
GRAND TOTAL 01,170,290,381 0 0 35,849,350 01,206,139,731
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI
38
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2019
NO Kode Akun| Jenis Pendapatan
Setoran
Potongan SPM Pengembalian Realisasi
MPN BI
Pajak Non Pajak Pajak Non Pajak
1 425785 | Pendapatan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara 0 20,878,402 0 0 0 0 20,878,402
2 425131 | Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 0 0 0 0 28,091,100 0 28,091,100
3 425995 | Pendapatan Penyetoran Kelebihan Hasil Bersih Lelang yang Tidak Diambil oleh yang Berhak 0 265 0 0 0 0 265
4 425699 | Pendapatan Jasa Lainnya 0 13,359,000 0 0 0 0 13,359,000
5 425784 | Pendapatan Bea Lelang Pegadaian 0 320,003,952 0 0 0 0 320,003,952
6 425782 | Pendapatan Bea Lelang Pejabat Lelang Kelas I 0 548,873,915 0 0 0 0 548,873,915
GRAND TOTAL 0 903,115,534 0 0 28,091,100 0 931,206,634
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2020
REALISASI PENDAPATAN PER AKUNNO
Kode Akun| Jenis Pendapatan
Setoran
Potongan SPM Pengembalian Realisasi
MPN BI
Pajak Non Pajak Pajak Non Pajak
1 425785 | Pendapatan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara 0 20,924,556 0 0 0 0 20,924,556
2 425129 | Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 0 3,921,569 0 0 0 0 3,921,569
3 425131 | Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 0 65,566,380 0 0 13,801,725 0 79,368,105
4 425699 | Pendapatan Jasa Lainnya 0 7,287,994 0 0 0 0 7,287,994
5 425784 | Pendapatan Bea Lelang Pegadaian 0 239,582,424 0 0 0 0 239,582,424
6 425999 | Pendapatan Anggaran Lain-lain 0 13,205,872 0 0 0 0 13,205,872
7 425782 | Pendapatan Bea Lelang Pejabat Lelang Kelas I 0 1,614,169,184 0 0 0 0 1,614,169,184
8 425122 | Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin 0 72,078,081 0 0 0 0 72,078,081
GRAND TOTAL 0 2,036,736,060 0 0 13,801,725 0 2,050,537,785
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI
40
Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2018
REALISASI BELANJA SATKER PER JENIS BELANJA
NO Kode | Nama Satker Keterangan
Jenis Belanja
Total
Pegawai Barang Modal Beban Bunga Subsidi Hibah BanSos LainLain Transfer
1
506461 | KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI
PAGU REALISASI
1,202,741,000
1,140,802,627 (94.85%)
2,123,277,000
2,073,729,999 (97.67%)
192,600,000
188,650,000 (97.95%)
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
3,518,618,000
3,403,182,626 (96.72%)
SISA 61,938,373 49,547,001 3,950,000 0 0 0 0 0 0 115,435,374
GRAND TOTAL
PAGU REALISASI
1,202,741,000
1,140,802,627 (94.85%)
2,123,277,000
2,073,729,999 (97.67%)
192,600,000
188,650,000 (97.95%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
3,518,618,000
3,403,182,626 (96.72%)
SISA 61,938,373 49,547,001 3,950,000 0 0 0 0 0 0 115,435,374
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI
Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2019
REALISASI BELANJA SATKER PER JENIS BELANJA
NO Kode | Nama Satker Keterangan
Jenis Belanja
Total
Pegawai Barang Modal Beban Bunga Subsidi Hibah BanSos LainLain Transfer
1
506461 | KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI
PAGU REALISASI
1,438,052,000
1,424,186,133 (99.04%)
1,708,436,000
1,664,223,508 (97.41%)
116,167,000
116,040,495 (99.89%)
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
0 0.00%
3,262,655,000
3,204,450,136 (98.22%)
SISA 13,865,867 44,212,492 126,505 0 0 0 0 0 0 58,204,864
GRAND TOTAL
PAGU REALISASI
1,438,052,000
1,424,186,133 (99.04%)
1,708,436,000
1,664,223,508 (97.41%)
116,167,000
116,040,495 (99.89%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
0 (0.00%)
3,262,655,000
3,204,450,136 (98.22%)
SISA 13,865,867 44,212,492 126,505 0 0 0 0 0 0 58,204,864
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG DUMAI