• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

80  

                                                 

1. PENDAHULUAN

PT. Borneo Alam Semesta adalah Perusahaan Kontraktor Tambang Batubara yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. PT. Borneo Alam Semesta melakukan kegiatan penambangan batubara dengan menggunakan sistem tambang terbuka (Surface Mining).

Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang sangat mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya akan semakin cepat. Sesuai dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan produksi setiap tahunnya, maka pengupasan lapisan tanah penutup, juga selalu dilakukan sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang dipakai.

Dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, PT. Borneo Alam Semesta menggunakan rangkaian kerja alat gali-muat dan alat angkut (backhoe) dan alat

angkut (dumptruck) untuk memindahkan material dari loading point ke waste dump dengan sasaran produksi pengupasan lapisan tanah penutup sebesar 280.000 BCM/bulan, Produksi nyata pengupasan lapisan tanah penutup saat ini hanya 220.007 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan produksi sebesar 49.993 BCM/bulan.

Penelitian ini dibatasi didaerah yang sedang ditambang yaitu di Pit UW yang menggunakan alat muat masing-masing 2 unit Loader. Loader yang digunakan adalah komatsuPC 400 LC dan caterpillar 345Dyang melayani Alat angkut dump truck Nissan CWB 45 Patria dan Volvo FM 370.

Perusahaan menghadapi permasalahan dengan waktu kerja dari alat mekanis yang digunakan sehingga dengan kemampuan kerja saat ini, produksi alat mekanis yang dioperasikan belum mampu untuk mencapai sasaran produksi sebesar 270.000 BCM/bulan. Penelitian tidak membahas tentang kondisi jarak pengangkutan.

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK

MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM SEMESTA KECAMATAN JORONG KABUPATEN

TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Eko Rahmad Hadi, Inmarlinianto, Ketut Gunawan

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia

ABSTRAK

PT. Borneo Alam Semesta adalah Perusahaan Kontraktor Tambang Batubara yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. PT. Borneo Alam Semesta melakukan kegiatan penambangan batubara dengan menggunakan sistem tambang terbuka (Surface Mining).

Proses penambangan terdiri dari pembersihan lahan, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan serta kegiatan pendukung lainnya. Salah satu kegiatan vital dari seluruh kegiatan penambangan adalah pengangkutan batubara.

Hal ini dikarenakan pada proses pengangkutan akan besar pengaruhnya terhadap produksi. Untuk mengantisipasi waktu yang terbuang saat pengangkutan akibat hambatan-hambatan saat bekerja, maka diperlukan perencanaan pengangkutan setiap harinya untuk memenuhi sasaran produksi.

Dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, PT. Borneo Alam Semesta menggunakan rangkaian kerja alat gali-muat (backhoe) dan alat angkut (dumptruck) untuk memindahkan material dari loading point ke disposal dengan sasaran produksi pengupasan lapisan tanah penutup sebesar 270.000 BCM/bulan, Produksi nyata pengupasan lapisan tanah penutup saat ini hanya 220.007 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan produksi sebesar 49.993 BCM/bulan.

Pencapaian target produksi dilakukan dengan meningkatkan waktu kerja efektif dengan melakukan pencegahan atau pengurangan terhadap waktu hilang karena hambatan–hambatan yang terjadi pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan, sehingga produksi alat angkut dari 251.852,99 BCM/bulan menjadi 255.444,06 BCM/bulan..

Karena peningkatan waktu kerja efektif tidak mencapai target produksi maka diperlukan penambahan curah, sehingga produksi alat angkut dari 255.444,06 BCM/bulan menjadi 298.018,07 BCM/bulan. Upaya untuk meningkatkan produksi alat angkut ialah dengan melakukan penambahan jam kerja pada alat angkut , sehingga produksi alat angkut dari 255.444,06 BCM/bulan menjadi 270.569,04 BCM/bulan. Upaya untuk meningkatkan produksi alat muat ialah dengan melakukan penambahan jam kerja pada alat muat , sehingga produksi alat muat dari 265.477,47 BCM/bulan menjadi 281.196,53 BCM/bulan.

Kata Kunci : waktu kerja efektif, penambahan curah, jam kerja

(2)

Secara administrasi PT. Borneo Alam Semesta terletak di desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lokasi penambangan terletak di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut. Secara geografis lokasi penambangan PT. Borneo Alam Semesta terletak pada (3045’07’’ – 4000’15’’) Lintang Selatan dan (114045’23’’ – 114050’53’’) Bujur Timur.

2. ANALISIS Sifat Fisik Material

Faktor pengembangan material

Dari hasil pengamatan di lapangan diperoleh data density bank dan density loose maka dapat dicari besarnya nilai faktor pengembangan material (Swell Factor). Lapisan tanah penutup di pit UW terdiri dari material Sandstonedan Claystone

a. Sandstone

Density untuk material dalam keadaan terbongkar (Loose) adalah 1,52 ton/m3 dan density untuk material dalam keadaan aslinya (Bank) adalah 2,52 ton/m3, sehingga faktor pengembanganmaterial yang ada sebesar 0,603.

b. Claystone

Density untuk material dalam keadaan terbongkar (Loose) adalah 1,5 ton/m3 dan density untuk material dalam keadaan aslinya (Bank) adalah 1,85 ton/m3, sehingga faktor pengembanganmaterial yang ada sebesar 0,8108.

Tinjauan Terhadap Keadaan Lokasi Penambangan

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan beda tinggi pada jalan tambang lurusdan untuk beda tinggi pada jalan tikungan (lihat Tabel 1).

Tabel 3.1Geometri Jalan Angkut

Segmen

Beda Tinggi

(m)

Kemiringan (%)

Jarak (m)

Lebar Jalan (m)

Jari-jari Tikungan

(m)

1 10 6,19 161,62 18 -

2 0 0 115,9 20 -

3 10 10.61 86,11 27 -

4 0 0 38,9 30 -

5 10 6,78 147,4 63 -

6 0 0 - - 55

7 10 9,6 103,3 20 -

8 0 0 11 21 -

9 10 9,6 103,5 20 -

10 0 0 31 20 -

11 0 0 77,9 20 -

12 0 0 67 11 -

13 0 0 - - 27

14 0 0 59 11 -

Waktu edar (Cycle time)

Kegiatan pengamatan waktu edar dilakukan pada saat alat muat berproduksi melayani alat angkut di front penambangan. Waktu yang diperoleh merupakan waktu edar rata-rata pada saat alat muat melayani alat angkut. Waktu edar alat muat adalah waktu edar rata-

rata yang ditempuh oleh alat muat mulai dari saat menggali sampai pada posisi mulai menggali kembali, sedangkan untuk waktu edar alat angkut adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh oleh alat angkut mulai dari waktu menunggu untuk dimuati oleh alat muat sampai pada posisi mulai menunggu untuk dimuati kembali. Waktu edar alat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Waktu Edar Alat

No Lokasi Jenis Alat Waktu Edar (menit)

Excavator

Dump Truck

1 Pit UW Backhoe 0.43 15,38

Kom PC400 ex 49

melayani

6Dump Truck

Nissan CWB 45

2 Pit UW 1 Back Hoe 0.38 15.22

Caterpillar 345D ex 08

melayani

6 Dump Truck

Volvo FM 370

Posisi Pemuatan dan Cara Pemuatan

Metode pemuatan berdasarkan posisi pemuatannya yang diterapkan adalah top loading dimana posisi alat muat berada di atas jenjang (bench), sedangkan alat angkut (Dump Truck) berada di bawah jenjang dan bottom loading dimana alatmuat berada satu leveldengan Dump Truck. Cara ini dipakai pada alat muat dengan jenis excavators (backhoe).

Faktor Pengisian

Faktor pengisian (fill factor) merupakan suatu faktor yang menunjukkan besarnya kapasitas nyatabucket dengan kapasitas bucket menurut spesifikasi (bucket toeritis) alat muat. Kapasitas bucket berdasarkan spesifikasinya untuk back hoeCATERPILLAR 345 D adalah 2.7 m3, back hoeKomatsu PC 400 adalah 2.8m3.Besarnya faktor pengisianuntuk alat muat adalah sebagai berikut:

a. BackhoeKomatsu PC 400LC-8 = 90.7%

b. BackhoeCaterpillar 345D = 89.5 % Waktu Kerja Efektif Alat Muat dan Alat Angkut Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang benar- benar digunakan oleh alat mekanis untuk produksi.

Adapun hambatan yang terjadi terdiri dari hambatan yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat dihindari dari alat muat maupun alat angkut yaitu : A. Hambatan Yang Dapat Dihindari.

Hambatan ini disebabkan adanya penyimpangan- penyimpangan terhadap waktu kerja yang telah dijadwalkan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain :

a. Stand by wait operator/truck.

b. Waktu yang terbuang disebabkan karena tidak adanya operator atau truck sehingga alat muat/alat angkut tidak dapat melakukan pekerjaannya.

c. Keterlambatan datang karyawan.

d. Waktu yang terbuang disebabkan kurang disiplinnya karyawan dalam mematuhi waktu yang sudah ditentukan (waktu masuk kerja).

(3)

82  

e. Waktu istirahat lebih awal.

f. Waktu yang terbuang disebabkan pekerja sudah menghentikan pekerjaannya di lokasi kerja sebelum waktu istirahat yang sudah terjadwal.

g. Terlambat kerja setelah istirahat.

h. Waktu yang terbuang disebabkan oleh operator dan alat belum mulai bekerja kembali tepat setelah jam istirahat selesai.

i. Berhenti sebelum akhir kerja.

j. Waktu yang terbuang disebabkan karena berhentinya aktifitas kerja sebelum waktu yang ditentukan (waktu akhir kerja).

B. Hambatan Yang Tidak Dapat Dihindari

Hambatan ini disebabkan oleh kegiatan atau kejadian yang memang harus terjadi dan tak dapat dihindari.

Hambatan-hambatan tersebut antara lain:

a. Pemeriksaan dan Pemanasan Alat.

b. Waktu yang digunakan untuk pengecekan ringan terhadap kerusakan-kerusakan kecil serta pemanasan terhadap alat.

c. Pengisian bahan bakar.

d. Waktu yang digunakan untuk pengisian bahan bakar terhadap alat agar alat tersebut siap untuk dioperasikan.

e. Safety talk meeting.

f. Waktu yang digunakanuntuk pengarahan kepada semua karyawan mengenai safety dan Keselamatan kerja.

g. Gangguan Cuaca.

h. Disebabkan karena adanya hujan, sehingga dapat dapat mempengaruhi efisiensi kerja (berkurang).

i. Kerusakan dan perbaikan alat.

j. Disebabkan karena adanya kerusakan alat saat alat dioperasikan. Misalnya: ban bocor, kerusakan mesin dan lain-lain yang memerlukan waktu untuk perbaikan terhadap alat.

k. Pindah posisi penempatan alat

l. Waktu yang digunakan untuk memindahkan alat dari suatu tempat ke tempat lain dalam operasi penambangan. Dimana pindah posisi disebabkan karena adanya perintah dari pengawas .

m. Loading Point.

n. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Perbaikan / membersihkan/ mempersiapkan pada area kerja front penambangan.

o. Pit Maintenance.

p. Waktu yang dibutuhkan dimana dilakukan perbaikan jalan atau perbaikan jenjang pada pit.

q. Keperluan Operator.

r. Waktu yangdigunakan untuk istirahat dan minum, serta keperluan operator lainnya, misalnya buang air, mengambil air minum dan lain-lain.

s. Prayer.

t. Waktu yang digunakan untuk menjalankan shalat jumat.

Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja digunakan untuk mengetahui sejauh mana efisiensi alat dan efektifitas penggunaan waktu.

Efisiensi kerja alat muat dan alat angkut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Efisiensi Kerja Alat No Lokasi Efisiensi Kerja (%)

Excavator Dump Truck

1 Pit UW 71,01 72,092

2 Pit UW 78,49 79,606

KemampuanProduksi Alat-Alat Mekanis

Pada perhitungan produksi terdapat dua macam kemampuan alat, yaitu kemampuan alat secara nyata dan kemampuan teoritis (seharusnya) alat. Produksi nyata lapisan tanah penutup mulai tanggal 30 Januari sampai dengan 27 Februari 2014 sebesar 220.007,00 BCM/bulan. Target produksi yang diinginkan oleh perusahaan sebesar 270.000 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 49.993,0 BCM/bulan.

Tabel 4. Kemampuan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut Pada Saat Ini

No Lokasi Jenis Alat Produksi (BCM/bulan)

Excavator

Dump Truck

1 Pit UW Backhoe

Kom PC400 ex 49 119.642,89 122.136,58

melayani

6Dump Truck

Nissan CWB 45

2 Pit UW 1 Back Hoe

Caterpillar 345D ex 08 140.910,39 129.716,40

melayani

6 Dump Truck

Volvo FM 370

Total 260.553,29 251.852,99

Keserasian Kerja (Match Factor)

Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan waktu edar dan jumlah alat yang digunakan, maka besarnya harga faktor keserasian kerja alat muat dan alat angkut dapat dilihat pada Tabel 5.

(4)

Tabel 5. Keserasian Kerja Alat Muat dan Alat Angkut Pada Saat Ini

No Jenis Alat

Waktu Edar

(menit) Jumlah Curah

Match Factor Exca

vator

Dump Truck 1 1 Backhoe

Kom PC400 ex 49 melayani 6 Dump Truck

Nissan CWB 45

0,43 15,38 6

kali 1,01

2 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08 melayani 6 Dump Truck

Volvo FM 370

0,38 15,22 6

kali 0,91

3. PEMBAHASAN

Peningkatan Waktu Kerja Efektif

Produksi peralatan mekanis merupakan tolak ukur yang dapat dipakai untuk menilai kerja alat mekanis, dengan semakin besarnya jam kerja efektif maka produksi akan semakin besar.

Upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan waktu kerja efektif sebagai adalah dengan melakukan perbaikan waktu kerja terhadap hambatan yang dapat dihindari. Perbaikan terhadap hambatan yang dapat dihindari adalah sebagai berikut :

a. Stand by wait operator/truck

Waktu yang terbuang disebabkan karena tidak adanya operator atau truck setelah diupayakan dari 9,65 menit/shift menjadi 3 menit/shift sesuai dengan data minimum rata-rata hasil

pengamatan.

b. Keterlambatan datang karyawan.

Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta sudah masuk kerja biasanya ada yang datang terlambat dan ada juga yang disiplin.

c. Waktu istirahat lebih awal.

Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta sudah melakukan istirahat tepat pada waktunya.

d. Terlambat kerja setelah istirahat.

Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta tidak terlambat kerja setelah istirahat.

e. Berhenti bekerja sebelum waktunya.

Hambatan ini tidak perlu diperbaiki karena karyawan PT. Borneo Alam Semesta sudah sesuai dengan data berhenti kerja minimum rata- rata hasil pengamatan.

Tabel 6. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Pada Shift Siang (06.00-18.00)

No

Jenis Alat

Waktu Kerja Efektif

Excavator Dump Truck

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 1 Backhoe Kom PC400 ex

49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45

455,23 455,28 469,49 469,77

2 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08

melayani 6 Dump Truck Volvo FM 370

512,34 528,48 525,90 534,29

Tabel 7. Peningkatan Waktu Kerja Efektif Pada Shift Malam (18.00-06.00)

No

Jenis Alat

Waktu Kerja Efektif

Excavator Dump Truck

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1

1 Backhoe Kom PC400 ex

49 melayani 6 Dump Truck Nissan CWB 45

482.,3 488,78 482,13 489,17

2

1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08

melayani

523,7 537,55 524,89 537,98

 

Pengaruh Perbaikan Waktu Kerja Efektif Terhadap Efisiensi Kerja

Pengaruh perubahan waktu kerja efektif terhadap efisiensi kerja alat muat dan alat angkut pada setiap harinya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Efisiensi Kerja Alat Muat Dan Alat Angkut Setelah Perbaikan Waktu Kerja Efektif

No

Jenis Alat

Efisiensi Kerja (%)

Excavator Dump Truck

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1

1 Backhoe Kom PC400 ex

49 melayani 6Dump Truck Nissan CWB 45

71,012 71,51 72,092 72,64

2

1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08

melayani 6 Dump Truck

78,48 80,76 79,606 81,23

(5)

84  

Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Waktu Kerja Efektif

Setelah dilakukan perbaikan terhadap waktu kerja efektif, produksi lapisan tanah penutup yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Kemampuan Produksi Alat Muat Dan Alat Angkut Setelah Perbaikan Waktu Kerja Efektif

No

Jenis Alat

Produksi (BCM/bulan)

Excavator Dump Truck

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1

1 Backhoe Kom PC400 ex

49 melayani

6Dump Truck Nissan CWB 45

71,012 71,51 72,092 72,64

2

1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08

melayani 6 Dump

Truck

78,48 80,76 79,606 81,23

Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Penambahan Curah

Upaya lain yang dilakukan untuk mengoptimalkan kerja dari alat-alat mekanis dengan penambahan jumlah curah. Penambahan jumlah curah sebanyak 1 kali ke masing-masing alat angkut dilakukan guna memenuhi target produksi yang diinginkan.

Tabel 10. Kemampuan Produksi Alat Angkut Setelah Penambahan Curah

No Jenis Alat Produksi (BCM/bulan)

Dump Truck

Sebelum Sesudah

1 1 Backhoe Kom PC400ex 49

melayani 123.076,52 143.589,27 6 Dump Truck

Nissan CWB 45 2 1 Backhoe

Caterpillar 345D ex 08

melayani 132.367,54 154.428,79 6 Dump Truck

Volvo FM 370

Total 255.444,06 298.018,079

Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Penambahan Jam kerja

Upaya lain yang dilakukan untuk mengoptimalkan kerja dari alat-alat mekanis dengan penambahan jam kerja. Penambahan jam kerja sebanyak 1 jam ke masing-masing alat angkut dilakukan guna memenuhi target produksi yang diinginkan.

Tabel 11. Kemampuan Produksi Alat Angkut Setelah Penambahan Jam Kerja

No Jenis Alat Produksi (BCM/bulan)

Dump Truck

Sebelum Sesudah

1 1 Backhoe Kom PC400ex 49

melayani 123.076,52 130.363,95 6 Dump Truck

Nissan CWB 45 2 1 Backhoe Caterpillar 345D ex 08

melayani 132.367,54 140.205,09 7 Dump Truck

Volvo FM 370

Total Total 255.444,06

Kemampuan Produksi Alat-Alat Mekanis Setelah Perbaikan Penambahan Jam kerja

Upaya lain yang dilakukan untuk mengoptimalkan kerja dari alat-alat mekanis dengan penambahan jam kerja. Penambahan jam kerja sebanyak 1 jam ke masing-masing alat muat dilakukan guna memenuhi target produksi yang diinginkan.

Tabel 12. Kemampuan Produksi Alat Muat Setelah Penambahan Jam Kerja

No Jenis Alat Produksi (BCM/bulan)

Excavator

Sebelum Sesudah

1 1 Backhoe

Kom PC400ex 49 120.490,46 127.624,76 melayani

6 Dump Truck Nissan CWB 45

2 1 Backhoe

Caterpillar 345D ex 08 144.987,01 153.571,77 melayani

6 Dump Truck Volvo FM 370

Total 265.477,47 281.196,53

4 KESIMPULAN

Hasil dari perhitungan dan pembahasan uraian materi yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Kemampuan produksi alat secara teoritis pada saat ini, untuk 2 unit alat muat produksinya sebesar 260.548,28 BCM/bulan dan untuk 12 unit alat angkut produksinya sebesar 251.852,99 BCM/bulan berarti kemampuan produksi alat angkut saat ini belum mampu mencapai target produksi 270.000 BCM/bulan.

b. Upaya yang dilakukan agar target produksi dapat tercapai yaitu dengan cara mengurangi dan menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat dihindari sehingga waktu kerja efektif meningkat dan efisiensi kerja meningkat pula.

Setelah peningkatan efisiensi kerja, kemampuan produksi alat muat meningkat menjadi 265.477,47 BCM/bulan dan

(6)

kemampuan produksi alat angkut meningkat menjadi 255.444,06 BCM/bulan,

c. Perkiraan produksi nyata setelah penambahan curah untuk alat angkut sebesar 298.018,07 BCM/bulan sehingga target produksi sebesar 270.000 BCM/bulan sudah tecapai.

d. Perkiraan produksi nyata setelah penambahan jam kerja untuk alat angkut sebesar 270.569,04 BCM/bulan sehingga target produksi sebesar 270.000 BCM/bulan sudah tecapai.

e. Perkiraan produksi nyata setelah penambahan jam kerja untuk alat angkut sebesar 281.196,53 BCM/bulan sehingga target produksi sebesar 270.000 BCM/bulan sudah tecapai.

5. DAFTAR PUSTAKA

Kaufiman, W. Walter (1979), Design Of Surface Mine Haulage Road Manual.

Partanto P. (1983), Pemindahan Tanah Mekanis, Departemen Tambang, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

RL. Peurifoy (1988), Perencanaan, Peralatan dan Metode Kontruksi, Jakarta.

Sukandarrumidi. (1995), Batubara Dan Gambut, Fakultas teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Silvia Sukiman (1994), Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, NOVA, Bandung.

Yanto Indonesianto. (2012), Pemindahan Tanah Mekanis, Program Studi Teknik Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.

(1991), Caterpilar, Caterpillar Performance Handbook.

(2002), Komatsu Specification & Application Handbook, 27th edition, Komatsu Japan.

(1984), Manajemen Alat-Alat Besar, PT. United Tractors.

Referensi

Dokumen terkait

Selepas meneliti dan menganalisa kesemua maklumat yang telah diperoleh dan dikumpul semasa penyelidikan ini dijalankan, risiko penyakit gastritis ini lebih mudah

Universitas Diponegoro Hibah Bersaing RISET TERAPAN Selesai AHMAD SULAEMAN.

Jadi walau saya dari Gangnam, tapi jika saya kerap kali berkata saya orang Gangnam, itu adalah hal yang berkebalikan.” “Saya tidak bisa mengatakan hal ini adalah

Profil BUMP sebagai lembaga ekonomi petani dapat dilihat dari. sejarah berdirinya BUMP, modal atau aset yang dimiliki serta

Asisten Pembangunan dan Ling- kungan Hidup Jakbar, Asril Marzuki, men- jelaskan lahan yang telah dibebaskan untuk pelebaran Jalan Raya Joglo sudah lebih dari 85 persen. Dari

Terdapat dua faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pembinaan Koperasi oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Pekanbaru yakni faktor intern yaitu sumber

Verifikator PPK melakukan pengecekan dan penilaian terhadap keabsahan peserta Jamkesmas yang telah dilegalisasi oleh PT Askes dalam bentuk Surat Keabsahan Peserta (SKP). Peserta

Kedua orang tua, Bapak Syahlan IS dan Ibu Entin Kartini yang menjadi motivasi terbesar untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan yang selalu menantikan