• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanaman Nilai-Moral Pada Anak Dalam Keluarga Nelayan Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penanaman Nilai-Moral Pada Anak Dalam Keluarga Nelayan Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

viii

SARI

Wibawa, Angga Cahya. 2012. Penanaman Nilai-Moral Pada Anak Dalam

Keluarga Nelayan Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Prof. Dr. Suyahmo, M.Si, Pembimbing II : Drs. Setiajid, M.Si., 90 Hal.

Kata kunci : Penanaman Nilai Moral Anak, Keluarga Nelayan

Moral adalah hal yang paling penting bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karena moral yang tegas pasti dan tidak berubah karena keadaan, tempat dan waktu. Moral merupakan cerminan dari kehidupan manusia yang membedakan dirinya dengan hewan. Maka dari itu betapa pentingnya nilai moral dalam kehidupan manusia untuk melangsungkan hubungan secara konkrit serta dapat bekerja sama dengan manusia lainnya, atau dengan kata lain kehidupan manusia dalam bermasyarakat tak bisa lepas dari keberadaan moral. Penanaman nilai-moral yang dilakukan orang tua bertujuan agar anak selalu berbuat kebaikan dan mencegah kesalahan yang dapat menghasilkan penderitaan bagi diri sendiri dan orang lain. Penanaman nilai-moral tersebut dilakukan di lingkungan keluarga sebagai pendidikan informal. Hal demikian itu juga diterapkan di dalam keluarga nelayan di Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Terkait dengan hal tersebut terdapat permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu: 1)Bagaimanakah pelaksanaan penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan?, 2) Siapakah yang paling berperan dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan?, 3) Faktor apa sajakah yang mempengaruhi dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan?, dan 4) Hambatan apa sajakah yang dialami dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan?. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan, 2) Untuk mengetahui siapa yang paling berperan dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan, 3) Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi dalam pelaksaan penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan, dan 4) Untuk mengetahui hambatan apa sajakah yang dialami dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan.

(2)

ix

berbagai literatur-literatur atau penelitian-penelitian terdahulu dan sumber bacaan lainnya sebagai sumber data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis terhadap data hasil penelitian dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa: 1) Penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan di Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang sudah cukup baik, hal ini terbukti dari segi penanaman nilai agama kepada anak yang dapat dilihat dari madrasah di desa yang tiap sore banyak diikuti oleh anak-anak, hal tersebut menjadikan anak nelayan mengerti tentang materi-materi keislaman secara mendalam sedangkan dari segi penanaman nilai-sosial sudah cukup baik hal itu dapat dilihat dari anak-anak nelayan sering membantu temannya jika membutuhkan bantuan dan anak nelayan sering diajak oleh orang tuanya untuk menjenguk tetangga yang sakit hal ini bertujuan agar anak mengerti tentang pentingnya rasa peduli terhadap sesama. 2) Pihak yang berperan dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan di Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang adalah semua anggota keluarga nelayan dan orang terdekat dari keluarga nelayan. Alasan orang tua menitipkan anak mereka kepada orang terdekat karena selain anak-anak merasa lebih nyaman dengan orang-orang yang sudah dikenalnya, orang tua nelayan yakin dan percaya bahwa orang terdekat tersebut akan mengajarkan kebaikan pada anak mereka. 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan di Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang adalah faktor lingkungan karena lingkungan pergaulan akan sangat mempengaruhi perilaku anak. 4) Hambatan Dalam penanaman nilai-moral pada anak dalam keluarga nelayan di Dukuh Tanjungsari Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang adalah motivasi dari dalam diri anak nelayan itu sendiri, selain itu hambatan lainnya dalam penanaman nilai-moral anak adalah pesatnya ilmu pengetahuan, arus globalisasi dan canggihnya teknologi. Salah satu kecanggihan teknologi yang dapat mempengaruhi perilaku anak adalah televisi. Televisi membuat anak menjadi malas belajar dan tidak mengenal waktu.

Terkait dengan hasil penelitian ini, maka penulis dapat mengajukan saran: 1) Hendaknya orang tua nelayan setelah pulang dari bekerja dan pada saat berkumpul dengan anak sebaiknya memanfaatkan waktu yang ada secara maksimal untuk mengasuh dan mendidik anak, Hal ini dilakukan agar orang tua dapat mengetahui perkembangan moral pada anaknya. 2) Anak seharusnya patuh atas anjuran dan saran dari orang tua karena Orang tua selalu memberikan pengertian dan pengarahan kepada anak agar anaknya tidak terjebak oleh perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya masalah ini pengaplikasian media promosi pada desa Wisata Tulungrejo bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan informasi mengenai objek wisata yang

Kata konserto berasal dari bahasa Latin concertare yang berarti sebuah Persaingan, Perselisihan, perdebatan dan juga dapat diartikan untuk bekerja sama dengan orang lain yang

Bila santan didiamkan, secara perlahan akan terjadi pemisahan antara skim dan krim santan. Pemisahan ini terjadi akibat perbedaan berat jenis kedua fase dimana fase krim atau

Penelitian ini menggunakan mikrokontroller Arduino Uno sebagai chip utama. Masukan dari robot yang dibangun berasal dari masukan intensitas cahaya sensor photodioda sebagai

Osteoartritis adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa desintegrasi dan perlunakan progresif diikuti

Tapi biasanya apabila ujungnya yang besar atau pangkal dari pohon di pancangkan untuk tujuan maksud tertentu, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut

Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dengan pendekatan STEM dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.. Grafik Peningkatan Kemampuan

Lalu dielusi dengan eluen n-heksan : etil asetat (7:3) untuk arah pertama, dan n- heksan : etil asetat (8:2) untuk proses elusi yang kedua, selain itu juga