• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DALAM AKTIVITAS SOSIAL (STUDY BMT HIDAYATULLAH BALIKPAPAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DALAM AKTIVITAS SOSIAL (STUDY BMT HIDAYATULLAH BALIKPAPAN)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1

FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH DALAM AKTIVITAS SOSIAL (STUDY BMT HIDAYATULLAH BALIKPAPAN)

Alias Candra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (IAIN) Samarinda alias.candra@gmail.com

Muhammad Ridho Muttaqim

Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (IAIN) Samarinda m.ridho muttaqim@gmail.com

Lembaga Keuangan syariah khususnya BMT terbagi atas dua yaitu Tamwil dan Mal. Tamwil bergerak pada bidang bisnis, sedangkan Mal bergerak di bidang sosial, Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan ingin melihat antara teori dan praktik yang ada di lapangan : 1. Untuk mengetahui peran BMT terhadap aktivitas sosial di masyarakat pada BMT Hidayatullah, 2. Untuk mengetahui hambatan yang di hadapi dalam peran BMT terhadap aktivitas sosial di masyarakat pada BMT Hidayatullah, 3. Untuk mengetahui solusi BMT terhadap aktivitas sosial di masyarakat pada BMT Hidayatullah.

Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut diatas, maka desain penelitian yang digunakan ini, adalah desain deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggambarkan secara kualitatif yang ada di lapangan secara aplikasi BMT terhadap aktivitas sosial di masyarakat di BMT Hidayatullah, yang di dukung dengan metode wawancara bersama pihak Mal BMT dan penerima dana qardul hasan sebanyak 24 orang , kemudian didukung data dokumentasi dan studi pustaka dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian di analisis secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis data digunakan ada empat tahap yaitu reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan. Adapun teknis pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan metode.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya BMT bagian mal dengan program charitas atau ekonomi produktif seperti angkringan, penjual sayur, sabun melin, budidaya ikan dan lain-lain yang di ambilkan dari dana qardul hasan sangat membantu masyarakat yang ingin membuka usaha produktif yang memiliki kendala di modal, dapat juga membantu masyarakat terlepas dari keterbatasan ekonomi dan mampu memotong para rentenir yang ada meskipun belum bisa menghapuskan pergerakan semua rentenir, setidaknya bisa mengurangi para rentenir yang ada sekitar para pengusaha yang kekurangan modal dan dari penemuan charity ada dua yang di temukan di lapangan yaitu pendidikan dan kesehatan.

Kata Kunci: Stakeholder, Stewardship, Qardul hasan, charitas dan carity.

(2)

2 A. Pendahuluan

Di Zaman yang maju dan berkembang saat ini, banyak pertumbuhan lembaga keuangan syariah di Nusantara. Dengan muncul pertumbuhan ini bisa menaikan taraf hidup ekonomi masyarakat. Masyarakat kelas atas, menengah maupun masyarakat kelas bawah bisa merealisasikan kebutuhannya dari segi materi kepada lembaga keuangan syariah yang berupa bank maupun non-bank.

Sekarang ini kita harus siap melihat dalam kondisi sekitar kita dan berkomitmen terhadap rakyat kecil dalam berjuang mengubah sistem perekonomian yang selama ini kurang baik dan diubah dengan saling bahu- membahu dan bersama- sama masyarakat, sesuai dengan agenda reformasi yang menyatakan bahwa kebijakan pembangunan nasional akan di arahkan pada masyarakat bahwa di prioritaskan pada pengusaha kecil agar dapat mandiri dan mampu melepaskan dirinya dari belenggu kemiskinan. Yakni sebuah lembaga keuangan syariah dalam hal ini bank maupun lembaga keuangan non Bank syariah seharusnya tidak hanya berorientasi pada bisnis tetapi juga sosial, lembaga ini tidak melakukan hanya fokus pada pemusatan kekayaan atau hanya mencari sebuah keuntungan semata pada sebagian kecil dari pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada mayoritas orang yang mempunyai modal saja, tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi secara merata dan adil.

BMT ini terlahir dari kesadaran umat dan mempunyai misi dan visi untuk menolong kaum mayoritas dalam hal ini masyarakat yang kekurangan modal

(3)

3

untuk membuka usaha, yakni pengusaha kecil/mikro. BMT ini tidak terjebak pada permainan bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan atau pun ukhuwah islamiyah untuk mencapai kemakmuran bersama dalam hal ini ada juga program pemberdayaan bagi masyarakat kecil.

Disamping itu, lembaga ini tidak terjebak pada pikiran pragmatis tetapi memiliki konsep idealis dan istiqomah. Lembaga tersebut adalah Baitul Mal Wa Tamwil (BMT).1

BMT ialah sebuah organisasi kelompok yang dibangun oleh Masyarakat atau sekumpulan orang yang membentuk suatu wadah demi menciptakan solusi bagi masyarakat yang ingin membuka usaha akan tetapi memiliki keterbatasan modal. (Pra Koperasi) atau berbadan hukum koperasi, dalam bentuk kelompok simpan pinjam atau serba usaha.2 Berbadan hukum koperasi, maka BMT harus tunduk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang per-koperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 Tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi.3 Hal ini dipertegas oleh KEPMEN Nomor 91 Tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam dalam koperasi khusus diperuntukkan bagi anggota koperasi saja, sedangkan di dalam BMT, pembiayaan yang diberikan tidak hanya kepada anggota tetapi juga untuk di luar anggota, karena disini ada juga dana qardul hasan yang di kelola oleh baitul tamwil yang diperuntukkan buat dana kebajikan untuk pemberdayaan masyarakat bagi yang membutuhkan dana buat usaha atau

1M. Dawan Rahrjo, Islam dan Transpormasi Sosial-Ekonomi,(Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 431.

2Ibid., hlm. 73.

3Jazuli dan Yadi Janwari, Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm 183-184.

(4)

4

aktivitas sosial seperti akibat bencana alam, terkadang disitu juga dana disalurkan buat bantuan bagi masyarakat membutuhkan bantuan peralatan dan lain-lain.4

Salah satu tujuan BMT ada untuk memberikan solusi bagi masyarakat dan dapat membantu untuk melebarkan dari usaha kecil. Dan itu merupakan bagian dari upaya memperkokoh struktur penggerak perekonomian Indonesia yang selama ini masih abu-abu. Kebijakan pembangunan ekonomi yang selama ini lebih menekankan pertumbuhan dari pada pemerataan telah melahirkan struktur masyarakat mayoritas kelas menengah ke bawah hanya mendapatkan sebagian kecil.

Masalah kemiskninan merupakan faktor utama yang telah menjauhkan masyarakat dari kesejahteraan. Kemiskinan telah menyebabkan banyak rakyat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, karena lembaga perbankan belum mampu mengakomodir bagi masyarakat kecil yang khususnya di pedesaaan, disamping perbankan dalam hal transaksi masih relatif tinggi, Maka di sini salah satu peran seperti modal usaha produktip, santunan , sembako, chek up, beasiswa dan bantuan lainya yang di ambilkan dalam bentuk dana qardul hasan, BMT dapat membantu anggota dari segi permodalan agar masyarakat bisa mandiri dengan cara berwirausaha dengan melalui mengambil dana di BMT. Karena untuk memajukan suatu pertumbuhan ekonomi di mulai dari sektor pedesaan, sebagai lumbung ekonomi jika di pedesaan ekonominya bagus otomatis akan membantu perputaran ekonomi di perkotaaan.

4Baihaki Abd Majid dan Syaifuddin A. Rasid, Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan system Syar’iah, hlm. 85-91.

(5)

5

Upaya ini melihatkan fungsi BMT sangat berarti bagi masyarakat karena BMT merupakan suatu lembaga mikro syariah yang mampu memecahkan permasalahan fundamental seperti kemiskinan yang dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah khususnya di bidang permodalan. Memberikan pengetahuan bisnis dengan cara mengelola bisnis yang baik, BMT tidak hanya befungsi dalam penyaluran modal, menghimpun modal atau mencari sebuah keuntungan tetapi juga berfungsi untuk menangani kegiatan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan modal, bantuan santunan, chek up, beasiswa dan bantuan lainya.

Kegiatan BMT mengembankan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha menengah dan kecil antara lain dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaaan kegiatan ekonominya, sedangkan kegiatan Baitul Mal menerima titipan dari dana Zakat, infak, Sedekah menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya akan disalurkan nanti bagi masyarakat yang berhak menerima bantuan dana untuk bisnis atau bantuan santunan bagi masyarakat demi kemaslahatan umat.

BMT sebagai lembaga keuangan salah satu perananya mempunyai aktivitas sosial masyarakat dalam rangka membantu masyarakat. BMT juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat, secara sederhana BMT dapat di pahami bagi akademisi, masyarakat bahwa BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah yang memiliki fungsi untuk memberdayakan ekonomi ummat demi kemaslahatan dan memiliki pungsi sosial dengan turut pula sebagai institusi yang mengelola dana zakat, infak, dan sedekah sehingga institusi BMT memiliki peran yang penting dalam memberdayakan ekonomi ummat agar

(6)

6

masyarakat kecil juga bisa merasakan bantuan dana untuk membuat usaha.

Keberadaan BMT sebagai pendukung usaha ekonomi rakyat kecil, dengan melakukan semua kegiatannya berdasarkan konsep dan sistem syariah, memiliki peranan sebagai berikut:

1. Sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat lapisan bawah 2. Sebagai ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi syariah

3. Sebagai penghubung antara agniya’ dengan du’afa’.

Serta memiliki fungsi yaitu:

1. Menaikan kwalitas SDM anggota menjadi lebih profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam beribadah menghadapi tantangan global.

2. Melaksanakan tanggung jawab bersama sehingga dana berkembang dan berputar di masyarkat lapisan bawah

3. Menberikan kesempatan lapangan kerja.

4. Ikut menata dan memadukan program pembangunan di masyarakat lapisan bawah dan membangun ukhuwa islamiya antara mitra BMT.

5. Memperkokoh usaha anggota, memeberikan atau sharing pengetahuan tentang bisnis yang bagus di buka pada kondisi pasar seperti ini dan sharing tentang manajemen usaha.

Maka di sini peneliti tertarik untuk mengkaji, ingin melihat atau mengkonfirmasi antara teori dan praktik di lapangan bagi BMT yang berada di Balikpapan. BMT bukan hanya mengejar keuntungan akan tetapi melihat juga dari segi aspek sosial, ingin melihat bagaimana mendongkrak ekonomi rakyat dalam hal ini pemberdayaan bagi masyarakat menengah kebawah yang disalurkan. Menurut data yang saya dapatkan dari observasi BMT Hidayatullah ini termasuk memiliki maal karna tidak semua BMT memiliki Maal.5

(7)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Fungsi BMT Hidayatullah terhadap aktivitas sosial?

2. Bagimana hambatan, Fungsi BMT Hidayatullah terhadap aktivitas sosial?

3. Bagaimana solusi terhadap BMT Hidayatullah dalam pemberdayaan anggota dalam bentuk dana qardul hasan?

C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Apabila dilihat dari jenisnya penelitian ini termasuk kedalam penelitian lapangan (Field research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk melakukan studi mendalam mengenai suatu unit sosial, ekonomi, sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.11Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa (ekonomi, pendidikan dan kesehatan), kejadian yang terjadi pada saat sekarang.12 Penelitian ini memusatkan perhatiannya kepada pemecahan masalah- masalah aktual antara teori dan praktik sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan dan apa yang ada terjadi aplikatif dilapangan.

10M. Yasir Yusuf,” Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris Pembiayaan Mikro Baitulmal Aceh”: Jurnal Ekonomi Islam La_Riba. Vol. 4, No.2, des. 2010, hal. 199.

11Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm.8.

12Nana Sujana, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm.65.

(8)

8

Sekitar dari BMT dengan menggunakan alat dengan beberapa cara lain. Dua data ini bisa saja ditulis secara terpisah, namun keduanya yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan peran aktiviitas sosial terhadap masyarakat.13 Manfaat adanya BMT terhadap masyarakat sekitar atau di pedesaan agar masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dan bisa keluar dari belenggu kemiskinan.

D. Hasil Penelitian

1. Peran BMT Terhadap Aktivitas Sosial

Baitul Maal Watamwil (BMT) berasal dari penggabungan dua unsur yaitu Baitul Maal dan Watamwil. BMT merupakan sebuah usaha bisnis yang dikelola secara profesional untuk mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertentu, demi mewujudkan kesejahteraan anggota, sebagai penguatan kelembagaan BMT dan maysarakat. Dari sudut pandang sosial, BMT, dalam hal ini unsur Baitul Maal berorientasi pada peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin dijangkau dengan prinsip bisnis. Stimulus melalui dana ZIS akan mengarahkan anggota untuk mengembangkan usahanya, untuk pada akhirnya mampu mengembangkan dana bisnis. Peran BMT sebenarnya bukan hanya mencari sebuah keuntungan yang kita kenal sebagai pungsi Tamwil akan tetapi ada pula peran pemberdayaan terhadap masyarakat kecil dalam bentuk sosial yang kita kenal sebagai fungsi Maal yang bertujuan membantu masyarakat yang membutuhkan modal untuk membuat usaha atau ingin mengembankan usaha. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.

Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu

(9)

9

kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memiliki memutuskan serta melakukan suatu yang di pandang tepat mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif,dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut

Dengan demikian untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan berupa sumber daya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, konatif, psikomotorik, afektif dan sumber daya lainnya yang bersifat fisik material. Pemberdayaan masyarakat hendaklah mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang atau masyarakat dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan. Kondisi afektif adalah merupakan sense yang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat di intervensi untuk mencapai pemberdayaan dalam sikap perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya pendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas pembangunan.

Terjadinya pemberdayaan pada empat aspek tersebut (kognitif, konatif, afektif dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan karena dengan demikian dalam masyarakat yang dicita-citakan terjadi kecukupan wawasan yang dilengkapi dengan kecakapan keterampilan yang memadai. Memerlukan pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhan tersebut. Adanya pemberdayaan yang diberikan oleh pendamping BMT

(10)

10

bagian maal semoga akan tercipta kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses, agar nantinya bisa menjadi mandiri agar dapat keluar dari segi masalah- masalah ekonomi yang ada. Proses belajar tersebut akan diperoleh kemampuan daya dari waktu ke waktu. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantar kemandirian mereka dalam menjalankan sebuah usaha bisnis.

Salah satu peran BMT di sini menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syari’ah, aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti pentingnya sistem Ekonomi Islam. Hal ini bisa di lakukan dengan pelatihan- pelatihan mengenai cara transaksi Islami, melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan pembinaan, pendampingan, pengawasan terhadap usaha-usaha binaan. Memberikan cara pengelolaan bisnis dan cara memasarkan suatu produk atau melestarikan usaha kearifan lokal bagi masyarakat setempat.

BMT merupakan bentuk aplikasi dari konsep ekonomi yang berbasis syari’ah dalam bentuk lembaga keuangan yang di tunjukan untuk mengakomodasi keberpihakan terhadap masyarakat kecil. Sesuai literature lembaga keuangan Islam kontemporer, BMT adalah lembaga keuangan mikro yang di operasikan dengan prinsip bagi hasil (lost and profit sharing), di kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir dan miskin.2

Kehadiran BMT (Baitul Maal Wa Tamwil), sebagai pendatang baru dalam pemberdayaan masyarakat melalui sistem pinjam syari’ah dimaksudkan untuk

(11)

11

menjadi alternatif yang lebih inovatif dalam jasa keuangan. Istilah nama Baitul Maal berarti lembaga sosial sejenis BAZIS (Badan Amil zakat) sedangkan Baitul Tamwil berarti lembaga bisnis, oleh karenanya, BMT secara nama telah melekat dua ciri sosial dan bisnis.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan manager BMT Hidayatullah sebagai berikut:

Manager BMT Hidayatullah mengatakan:

“Di BMT Hidayatullah ada 2 bentuk dana disalurkan di BMT yaitu charitas dan charity. Charitas adalah dana produktif yang disalurkan bagi masyarakat yang mempunyai skill akan tetapi dia tidak mempunyai modal untuk menjalankan sebuah usaha sedangkan charity adalah dana yang disalurkan kepada masyarakat miskin tetapi dalam bentuk barang atau uang yang sifatnya sekali habis (komsumtif). BMT Hidayatullah konsentrasinya lebih kepada ekonomi produktif sesuai dengan misi dan visi yang ada di BMT, jadi di sini terbagi atas dua yaitu program ekonomi produktif lebih banyak di banding ekonomi konsumtif. Begitupun dalam program pemberdayaan produktif seperti, angkringan Simba Harjo, Sahabat Ikhtiar Mandiri, Sahabat Mudharabah Kebajikan, Petas Unggul, Binary atau Bina Mitra (bring loyal, bring prioritas dan bring Family). Program yang ada di BMT Hidayatullah berupa konsumtif seperti bapak becak Kompak Harjo, Buruh Kindom, Tebar Senyum.Berbagai sesama, tebar hewan kurban.

Selanjutnya pola yang diaplikasikan BMT bagian Maal di anggap mampu memberikan pelayanan bagi calon pebisnis, dan memberikan solusi bagi masyarakat yang hidup dalam keterbatasan modal yang membuat usaha atau orang yang mau mengembangkan usaha agar dapat masyarakat mandiri dan mengurangi kemiskinan karena adanya pemberdayaan yang diprogramkan oleh BMT yang ada.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan para penerima dana qardul hasan sebagai berikut:

Penerima dana Qardul hasan BMT Hidayatullah:

“Saya merasakan makin tenang, tenteram, bisa menabung sedikit-sedikit dan didampingi untuk di ajar mengaji dan diberikan pengetahuan wirausaha untuk dapat mengembankan usaha yang saya miliki.”.7

Peran BMT terhadap masyarakat untuk melakukan pemberian pendanaan dan pembinaan yang berdasarkan syariah, khususnya dana qardul hasan yang ada di

(12)

12

unsur mal. Dengan kata lain al qard adalah pemberian pinjaman tanpa mengharapkan imbalan tertentu. Dalam fikih, transaksi al qard adalah transaksi kebajikan dan tabarru. Al qard dikembangkan oleh BMT seiring dengan upaya pengembangan Baitul Maal. Kondisi ini yang paling ideal, hal ini sekaligus dalam rangka menyeimbangkan antara sisi bisnis dan sosial BMT (Tamwil dan Maal).

Keadaan ini, al Qard dapat dikembangkan lagi menjadi al Qardu Hasan, yakni pinjaman kebajikan yang sumber dananya semata-mata dari zakat, infak atau sedekah.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan para manager dana qardul hasanr sebagai berikut:

Manager BMT Beringharjo mengatakan:

“Sumber dana Qardul hasan yang di salurkan kepada binaan atau masyarakat yang diperdayakan bersumber dari Zis dari karyawan, mitra, orang umum yang tertarik dengan kegiatanya BMT Hidayatullah dan ada pula dana yang disalurkan bentuk charity atau CSR

Dari tiga wawancara diatas dapat disimpulkan dana qardul hasan ini di peruntukan dalam pengembangan usaha bagi calon mitra atau binaan Maal yang termasuk di dalam golongan delapan asnaf. mengelolanya harus dipola sedemikian rupa sehingga penerima tidak membuat ketergantungan atau penerima inginya instan dan membuat dia jadi malas akibatnya ingin bergantung terus menerus. Di sinilah dituntut supaya manajemen mal ditata secara profesional, kreatif agar binaannya nanti itu dapat berubah menjadi dari mustahik menjadi musakki.

Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syari’ah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syari’ah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba kekurangannya dalam hal ilmu pengetahuan dan meteri, maka BMT mempunyai tugas penting

(13)

13

dalam,mengemban misi ke Islaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat yaitu menyalurkan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat kecil bagi yang membutuhkan bantuan modal, dalam hal ini lebih dikenal sebagai binaan.

persyaratannya bagi calon penerima dana qardul hasan hanya, persyaratan yang harus di penuhi hanya KTP, Kartu Keluarga, Staf BMT nantinya akan mensurvei rumah calon penerima dana qardul hasan dan lain-lain untuk mengajukan permintaan dana qardul hasan di BMT bagian baitulmaal.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan para penerima dana qardhul hasan sebagai berikut:

Penerima dana qardul hasan BMT Hidayatullah:

“Hanya fotocopy KTP, Kartu Keluarga dan nantinya pihak staf bagian akan menyurvei rumah bagi calon penerima dana qardhul hasan dan nantinya akan di isi form yang disediakan BMT”.14

Pihak BMT pun memperhatikan permasalahan-permasalahan yang dia hadapi terhadap binaannya yang berhubungan dengan pendanaan usaha kecil maupun berupa pembinaan yang di butuhkan oleh binaan, tidak saja dalam aspek ekonomi saja, tetapi dari segi aspek kemasyarakatan juga.

Dari penelitian lapangan terhadap BMT Hidayatullah dapat di jelaskan bahwa BMT ini telah sesuai dengan tujuan BMT sebagai lembaga ekonomi yang berbasis masyarakat dan pemberdayaan.

1. Adapun BMT Hidayatullah, melakuakan fokus aktivitas sosial dalam dua bentuk yaitu, charitas dan charity. Adapun sumber dana charity dan charitas adalah zakat, infak, sedekah, sedekah dan ada juga dana yang diambilkan dari yang tertarik dari program kegiatan BMT seperti cimb niaga, Amikom, Permata bank syariah. dana lain-lainya. Adapun penyaluran

(14)

14

dalam bentuk charity ditujukan kepada orang yang kurang mampu dalam bentuk (Komsumsi) artinya tidak ada pengembalian, yang membedakan antara dari charity dan charitas hanyalah penyaluran saja, charity membentuk dana produktif sementara charity berbentuk komsumtif.

Adapun sumber dananya sama.

B. Hambatan BMT terhadap aktivitas sosial

Lembaga keuangan syariah, yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu BMT dipercaya sebagai salah satu lembaga yang mempunyai peluang untuk berkembang dibanding dengan lembaga keuangan lain yang beroperasi secara konvensional, ada beberapa poin penting yang mendukung perkembangan BMT, antara lain:

1. Pelaksanaan lembaga keuangan syariah telah diupayakan dijalankan dengan prinsip keadilan, wajar dan rasional, di mana keuntungan yang diberikan kepada nasabah penyimpan adalah benar berasal dari keuntungan penggunaan dana oleh para pengusaha lembaga keuangan syariah.

2. Misi yang dijunjung lembaga keuangan syariah mempunyai misi yang sejalan dengan program pemerintah, yaitu pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga berpeluang menjalin kerja sama yang saling bermanfaat dalam upaya pencapaian masing-masing tujuan.

3. Peminjaman dan nasabah pengguna nasabah selama taat mentaati mekanisme pelaksanaan sistem peminjaman, maka sistem tahan uji atas gelombang ekonomi. Lembaga keuangan syariah tidak mengenal pola eksploitasi oleh pemilik dana kepada pengguna dana kepada pengguna dana bentuk beban bunga tinggi sebagaimana berlaku pada sistem konvensional.

(15)

15

Dengan demikian, dalam hal ini dapat kita memahami bahwa BMT memiliki peluang cukup besar dalam berperan mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan, BMT yang ditegakkan diatas prinsip syariah yang lebih memberikan kesejukan dalam memberikan ketenangan baik bagi para pemilik dana maupun kepada para pengguna dana.

Dan selain itu, Baitul Mal Watamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan, dan amanatnya nanti akan di salurkan dalam bentuk ekonomi produktif agar masyarakat mampu mandiri dan tidak merasa ketergantungan oleh bantuan.

Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis berpandangan produktif, tidak menunggu, tetapi menjemput nasabah, baik sebagai penyetor dana maupun sebagai penerima pembiayaan usaha. BMT juga aktif, menjemput bola barang jang sana, berprakarsa, proaktif, menemukan masalah yang di hadapi binaan atau nasabah, dan sebagaimana dia bisa menemukan masalah yang di hadapi binaan atau nasabah dengan tajam dan mampu menyelesaikan masalah dengan bijak, bijaksana, yang menyenangkan semua pihak.

BMT memiliki banyak model dari segi program pemberdayaan tergantung BMT masing-masing, seperti grameen bankyang hanya modal nyawa atau kepercayaan orang sudah bisa di berikan kucuran dana, dana qardul hasan untuk membantu masyarakat dalam melakukan bisnis ada pula seperti di perbankan yang dimana masyarakat di berikan dana santunan dalam bentuk CSR sifatnya sekali abis. Karena, sifatnya yang tidak memiliki jaminan dari pinjaman yang diterima oleh nasabah sehingga memungkinkan nasabah untuk berbuat tidak sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu si binaan dengan pihak BMT. Dari si

(16)

16

peminjam kadangkala masih sering terjadi dengan ketidak sesuaian dengan kesepakatan seperti terlambat angsuran akibat sakit dan adapula yang malas mengangsur dan ada juga yang macet, yang di berikan dana qardul hasan mengalami kemacetan nanti akan di berikan sebuah sangsi sosial, jika mau meminjam ke dua kalinya tidak bakalan di kucurkan lagi dana qardul hasan.

Sistem durasi pembayaran bermacama-macam tergantung dari kesepakatan awal antara kedua belah pihak, ada yang membayar dua pekan sekali dan ada pula sebulan sekali tergantung kesepakatan antara pihak maal dengan binaan.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan para penerima dana qardhul hasan sebagai berikut:

“Penerima dan qardul hasan BMT Hidayatullah mengatakan:

“Hanya membayar pokoknya saja, ada dana infak tetapi tidak di wajibkan bagi binaan”.

Selanjutnya, masalah yang ditimbulkan di sini adalah integritas untuk berkomitmen membayar oleh mitra, karena kadangkala sering bermalas-malasan untuk membayar. Hal ini menjadi pemasalahan yang dihadapi oleh beberapa lembaga keuangan termasuk BMT sendiri. Upaya mengimplementasikan dalam bentuk pemberdayaan di Indonesia belum optimal, khususnya di BMT tingkat keberhasilannya dalam binaan, dalam bentuk charitas belum optimal dan kegagalan yang sering terjadi atau masih tidak sesuai harapan karena kegagalan atau kekurangan.

Hambatan yang di hadapi secara internal disebabkan ada beberapa hal seperti modal, dana terkumpul dari qardul hasan yang akan di salurkan atau SDM yang kurang. Keterbatasan kemampuan program yang di hadapi meliputi dari segi manajemen, kelembagaan, organisasi atau keterbatasan penyaluran kepada orang

(17)

17

yang di salurkan hanya segmen tertentu dalam masyarakat. Hampir dalam organisasi atau lembaga berbagai program pemberdayaan secara konsep tidak terancang dengan baik, dan dalam implementasinya masih ada beberapa kelemahan atau hambatan yang dihadapi. Salah satu niat pihak BMT yaitu untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kecil, dan memotong aktivitas para rentenir yang ada di lingkungan sekitar masyarakat, agar masyarakat bisa lebih mudah mengembankan usahanya tanpa memikir bunga dari hasil pokok pinjaman yang dia pakai untuk usaha.

Adapun kendala yang dihadapi pihak Maal BMT dalam pemberdayaan terhadap aktivitas sosial masyarakat, seperti yaitu kurangnya SDM bagian Maal, kurangnya dana qardul hasan yang di kelola, semangat, konsisten binaan juga kadang mengalami pasang surut dalam menjalankan pendampingan kepada masyarakat. Pendamping kadang mengalami hambatan dalam bidang binaan sudah berhasil, mau di pindahkan ke tamwil kadang juga di sini hambatan yang di hadapi karena masyarakat kadang tidak mengerti atau tidak mau di alihkan ke mal.

Kendala eksternal yang dihadapi seperti binaan yaitu kurangnya kucuran modal yang diberikan kepada bagian Mal kepada masyarakat untuk binaan agar mengembangkan usaha. Kurangnya pendampingan bagi binaan, secara administrasi ribet bagi masyarakat yang dimana binaannya itu dari segi pendidikannya berbeda, adapula binaan pendidikannya rendah dan dia merasa kewalahan dari segi administrasi yang agak ribet bagi dia, di sini dipengaruhi oleh dari segi pendidikan yang berbeda setiap binaan ada yang pendidikannya hanya SD, SMP dan SMA.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan para penerima dana qardhul hasan sebagai berikut:

(18)

18

Penerima dana qardul hasan BMT Hidayatullah mengatakan:

“Kalau di pemberdayaan yang kami fokuskan di sini adalah kaum dhuafa, apabila para itu disuruh mengubah mindset karena yang namanya dhuafa itu yang kami hadapi maunya langsung instan. Kita ada program apa yang banyak dia lupa itu di dalamnya harus ada proses sehingga disitu salah satu proses. Di sini susah untuk mengubah mindset hidup mandiri tanpa adanya ketergantungan dengan yang lainya”.

Hal ini pula masih banyak beberapa hambatan yang dihadapi maupun bagian- bagian internal sendiri ataupun eksternal. Kegagalan ini disebabkan karena nasabah yang tidak mematuhi akad kerjasama yang telah disepakati dari awal. Berbagai hal yang didapati dilapangan dari hasil survey dan wawancara cara, kronologinya antara lain:

a. Polemik organisasi yang dihadapi oleh nasabah peminjam atas usaha yang dikembangkan sebagai rintisan dengan bantuan pinjaman qardhul hasan oleh anggota kelompok usaha yang tergabung kedalamnya kadangkala semangat kebersamaan untuk melakukan usaha kadang ada yang malas- malasan dan mempengaruhi anggota lain. Sehingga dengan demikian berimbas dengan jalannya usaha yang dibangun bersama, tentunya usaha akan mengalami kegagalan apalagi dalam pengembalian dana.

b. Inkonsistensi nasabah dengan usaha yang didaftarkan oleh nasabah dengan kongkritnya tidak sesuai dengan usaha yang dijalankan. Sehingga akan memunculkan morald hazard dari binaan. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam pembuatan pelaporan karena tidak sesuainya apa yang diusulkan, implementasi nya, dengan pelaporan.

c. Nasabah yang menjadi binaan yang sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk menjadi binaan Mal dipindahkan menjadi binaan Tamwil. Hal ini disebabkan karena menurut mereka kemungkinan akan kesulitan dalam

(19)

19

pengembalian dana. Hal ini alasannya seperti binaan Mal dana pinjaman Qardul hasan tidak memiliki administrasi, bagi hasil, sehingga dana yang dipinjam itupun yang dikembalikan, persepsi demikian menurutnya lebih memudahkan untuk pengembalian dana pinjaman.

d. Dana bantuan pinjaman yang diperuntukkan kepada binaan yang memiliki kualitas kemampuan usaha produktif, sehingga masyarakat yang ingin menjadi binaan secara tidak langsung memaksakan diri untuk membuat usaha, sebaliknya sebagian masyarakat dalam mindset berpikir untuk berusaha kurang. Hal ini menjadi kesulitan bagi BMT tersendiri untuk mengimplementasikan dana dari BMT.

e. Masyarakat sebagian masih konsumtif dengan hanya mengandalkan usulan bantuan, sehingga Masyarakat yang meminjam kesulitan dalam pengembalian dana, kreativitas dalam melakukan usaha yang seharusnya diupayakan untuk dikembangkan agar masyarakat menjadi produktif.

Demi mencapai masyarakat yang mandiri keluar dari rantai kemiskinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kita memahami bahwa masalah yang paling urgent yang dihadapi oleh Negara adalah kemiskinan, dengan upaya untuk memotong rantai kemiskinan di Indonesia peranan lembaga keuangan, khususnya dalam penelitian ini adalah BMT, sangat dibutuhkan peran BMT terhadap aktivitas sosial agar BMT memberikan pemberdayaan bagi masyarakat kecil atau mensupport yang ingin berusaha calon binaan yang kekurangan modal maka dari itu di sinilah peran maal BMT , agar dapat memotong rantai kemiskinan bagi masyarakat kecil dan nantinya dapat mandiri dari segi ekonomi bagi masyarakat yang kesulitan dari

(20)

20 segi ekonomi .

f. Dengan ada nya baitul maal di BMT di harapkan masyarakat kecil mengetahui dan dapat memanfaatkan dana qardul hasan yang diberikan bagi masyarakat kecil yang ingin membuka usaha akan tetapi mengalami keterbatasan modal, di sinilah salah satu fungsi maal yang ada di BMT menyalurkan dana bagi masyarakat yang berhak menerima sesuai dengan kriteria masing-masing BMT, agar nantinya masyarakat harus peka adanya program baitul maal dan dapat memanfaatkan dengan sebaik mungkin agar kiranya nanti dia bisa terlepas dari keterbatasan ekonomi.

Secara umum ketiga BMT itu adalah hambatan yang umum terjadi pada semua BMT di indonesia. Hampir semua BMT masalah hambatan permodalan. Hal ini disebabkan karena BMT belum terlalu diminati oleh masyarakat kurangnya minat, tersebut di kerenakan BMT memiliki kepercayaan yang tinggi dimata masyarakat. Masyarakat lebih mempercayai perbankan dari pada BMT. Itulah menjadi masalah utama setiap BMT di indonesia dan khususnya di jogyakarta. Dari fakta di lapangan di temukan masing-masing hambatan yang di alami setiap BMT sebagai berikut:

a. Hambatan BMT Hidayatullah,

orang yang penerima dana qardul hasan semangatnya tidak sama kadang mempengaruhi semangat penerima yang satu untuk berwirausaha, Dhuapa BMT yang di hadapi maunya langsung instan, tidak mau mengalami sebuah proses.

(21)

21

C. Solusi terhadap hambatan yang dihadapi BMT

Peran akan keberadaan BMT agar dalam melakukan pemberdayaan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh anggotanya, maka peranan BMT sangat diperlukan dalam pemberdayaaan masyarakat yang membutuhkan dana namun masih kesulitan dalam hal mengakses dana disebabkan dana dari lembaga keuangan lain yang mempersyaratkan sejumlah dana tambahan. Peranan BMT di sini sangat terlihat karena dapat langsung memberikan dana kepada masyarakat yang cukup dirasa ringan bila dibandingkan dengan sejumlah lembaga keuangan lainnya. Hal ini menjadi peluang bagi BMT untuk bermitra kepada Masyarakat khususnya memberdayakan masyarakat miskin.

Pihak BMT juga sudah tepat sasaran karena lebih memprioritaskan program ekonomi produktif bagi masyarakat dari pada CSR, karena kalau dana produktif dapat memberikan manfaat jangka panjang dan membuat orang mandiri, agar lepas dari belenggu kesusahan dari segi ekonomi keluarga dan memberikan manfaat yang dulunya, orang itu sebagai muztahiq (penerima zakat, dana qardul hasan) akan menjadi musakki baru (pemberi zakat) itu juga sebagai salah satu solusi dari BMT dalam upaya pengentasan kemiskinan yang ada atau membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil memberikan bantuan modal bagi masyarakat kecil yang punya skill tetapi dia kekurangan modal untuk membuka usaha, di sinilah salah satu berperan BMT bagian maal.

Salah satu ditekankan pada titik pendamping di BMT Hidayatullah.

Pendamping harus ada ukuran-ukuran mereka untuk mengupayakan memberi progres kepada binaannya dari sahabat ikhtiar mandiri ke musyarakah, mudharabah kebajikan dari hasil binaan itu biasanya penerima dana qardul hasan

(22)

22

mampu mengubah dari mal ke tamwil tiap pendamping itu mereka punya kewajiban menaikan omset 20%, 20 %.

Kenaikan omset itu bagian keuntungan yang di peroleh binaan atau orang yang di mentoring, sahabat mentoring sama perusahaan tidak ada hubungannya, nantinya binaan juga yang merasakannya dan itu mereka wajib di penuhi, karena tidak mungkin namanya suatu anjustment atau ikatan yang kuat, itu hanya pada satu orang, satu lembaga yang mempertahankan hubungan anjustment yaitu 2 orang selalu saling berkomunikasi. Pendamping melihat binaannya berhasil, di BMT ini punya rapor yang akan dilihat setiap harinya oleh pendamping, nantinya binaan disuruh catat perhari pemasukan, nantinya pendamping bisa melihat hasil rapornya 2 pekan sekali dari catatan rapor, omsetnya berapa yang di dapatkan oleh binaannya yang penerima dana qardul hasan

Menjadi staf pendamping di maal BMT Hidayatullah yang dihadapi hambatan yaitu masyarakat binaan di sini sudah merasa ketergantungan menerima dana qardul hasan sehingga dia sudah layak untuk dialihkan ke tamwil tapi binaan tidak mau di alihkan ke maal, jadi di sini pihak maal dia memberikan rapor atau kartu prestasi usaha yang nantinya jadi kartu pantauan bagi pendamping, dia memantau dengan cara melihat beberapa pendapatan binaan perhari, nantinya pendamping akan memonitoring dengan cara melalui melihat kartu rapor tiap hari catatan pendapatan untuk mengetahui pemasukan binaannya yang sebenarnya, sebagaimana juga tanggung jawab staf untuk mengubah mindset berpikir masyarakat agar mau mengerti prosedur yang ada di BMT khususnya di maal.

Hambatan yang di hadapi lagi karena kadang juga ada yang mengajukan untuk ini, tetapi ternyata secara kenyataan berbeda yang dijalankan, harusnya bayar angsuran

(23)

23

dengan tepat waktu akan tetapi di sini dia lambat karena persoalan pendapatan dia dapatkan sehingga dana qardhul hasan yang telah dikucurkan macet angsurannya, mungkin di sini pendamping salah satunya kurang teliti maka solusinya program akhir-akhir ini fokus pada dana macet dengan cara melalui pendekatan silatuhrahmi tetap berjalan dengan binaan yang macet, melihat keadaan binaan apa dia masih punya progres ingin memperbaiki lagi dana yang dipinjam, memberikan solusi terhadap apa masalah yang di hadapi binaan, bagaimana bisa mengubah mindset berpikir masyarakat supaya tidak tergantung dengan dana qardul hasan kalau memang sudah layak di alihkan tamwil disini harus tegas staf untuk mengalihkan.

Menambahkan SDM maal agar lebih efektif lagi pendampingan, pendamping itu harus lebih inovatif memberikan dari pendampingan atau solusi, pendamping lebih progres lagi mencari calon penerima dana qardul hasan. Kendala yang di hadapi bagi penerima dana qardul hasan disini yaitu kurangnya kucuran modal bagi yang diberikan kepada bagian maal kepada masyarakat untuk binaan mengembangkan usaha, kurangnya pendampingan bagi binaan. Secara administrasi ada beberapa binaan mengeluh merasakan agak sulit karn disini para penerima dana qardul hasan itu dari segi pendidikannya rendah dan kadang yang pendidikannya rendah merasa kewelahan, atau ribet dari segi administrasi bagi dia rasakan munkin karna paktor pengalaman pendidikan karna disni bermacam-macam pendidikannya yang menerima dana qardul hasan ada yang SD, SMP dan SMA, maka solusinya disini yang diberikan oleh pihak BMT Hidayatullah pendamping harus menjelaskan kepada binaan bahwa pemberian modal dana qardul hasan untuk charity atau produktif memiliki minimal dan maksimal karna disini dari segi modal juga mengalami keterbatasan modal, pihak pendamping harus intens memberikan

(24)

24

pendampingan kepada si binaan dan bagi si binaan mengalami kewelahan dari segi administrasi, pendamping akan mendampingi atau mengontrol agar mudah prosesnya administrasi berjalan.

D. Aplikasi teori freadman Hilton tentang stakeholder dan Donaldson tentang stewardship.

Hubungan manager (Stakeholder) adalah terdiri banyak kelompok baik yang mempengaruhi perusahaan maupun yang dipengaruhi oleh perusahaan.

Diantaranya adalah pemegang saham, karyawan, mitra, masyarakat sosial mengah ke bawah, pemerintah dan lain sebagainya. Masyarakat menikmati nilai-nilai dari perusahaan termasuk pemangku kepentingan yang perlu mendapatkan perhatian.

Keberlanjutan BMT seyogyanya bermanfaat bagi anggota masyarakat ataupun mitra.

Batasan stakeholder tersebut di atas mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder.

Salah satu aspek penting dalam suatu kebijakan adalah strakeholders atau pemangku kepentingan dalam sebuah suatu kebijakan terdapat sebuah pihak yang disebut dengan stakeholders. Pihak stakeholders ini merupakan pihak pemangku kepentingan dalam suatu kebijakan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari pelaksanaan program secara keseluruhan.

Perusahaan tidak hanya sekedar bertanggung jawab terhadap para pemilik (shareholder) sebagaimana terjadi selama ini. Tanggung jawab perusahaan yang semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi (economic focused) dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor

(25)

25

sosial (social dimentions) terhadap stakeholders, baik internal maupun eksternal Teori Priedman Hilton tentang stakeholder menjelaskan bahwa semua orang yang ada disekitar perusahaan tersebut harus menerima dan memberikan manfaat secara bersama. Ketiga penerima tersebut adalah:

1) Stakeholder utama (primer), 2)Stakeholder pendukung, 3)Stakeholder kunci. Stakeholder primer pada BMT Hidayatullah adalah masyarakat. Stakeholder mendukung adalah pemerintah yang secara tidak langsung memiliki pengaruh dan kepentingan terhadap keberlangsungan dan eksistensi BMT di Balikpapan.

Stakeholder kunci adalah pengurus BMT Hidayatullah

Berdasarkan fakta lapangan ditemukan bahwa masyarakat adalah penerima manfaat kehadiran BMT. Bukti pemberdayaan tersebut terlihat dari aktivitas sosial tiap BMT dengan penyalurkan bantuan yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini telah sesuai dengan amanat dasar yang menjadi prinsip BMT sebagai lembaga mikro yang dapat dijangkau oleh masyarakat akar rumput. Sebagai lembaga mikro finance, BMT adalah suatu realisasi pandangan Islam tentang pentingnya ekonomi dibangun berdasarkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat banyak. Masyarakat sebagai stakeholder utama BMT Hidayatullah telah merasakan manfaat tersebut melalui pembiayaan caritas dan charity. Masalah ini sendiri telah operasionalisasikan oleh BMT, seperti dikatakan oleh manajer, bahwa BMT ini telah berupaya untuk menjadi suatu BMT yang ideal sebagaimana tujuan awalnya dalam Islam sebagai lembaga yang memang tujuan utamanya adalah kesejahteraan masyarakat. Sekalipun dari sisi optimalisasi, masih terkendala dengan banyak masalah, seperti soal tanggung jawab masyarakat dalam dana produktif, masih ada di antara mereka yang tidak kredit macet tanpa alasan

(26)

26

yang jelas.Sementara dana produktif dari penyaluran karitas dilakukan oleh BMT Hidayatullah dengan sasaran, angrikan, penjual kue ringan, penjual gorengan.

Tabel data peneriman bantuan produktif dan konsumtif

DATA PENERIMA DANA

Produktif (KARITY) Konsumtif (CHARITY)

BMT Bringharjo Bina BU

BMT BF BMT BH

BMT BU BMT BIF

320 orang 100 110 150 85 80

Besarnya bantuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : DATA JUMLAH DANA YANG TERSALURKAN

Produktif (KARITY) Konsumtif (CHARITY)

BMT BMT BMT BMT BMT BMT

480 juta 260 juta 150 juta 200 120 juta 250 juta

Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat besarnya jumlah penerima bantuan produktif dan konsumtif dari tiap BMT. Demikian juga hal dengan dana yang tersalurkan dari ketiga BMT tersebut memperlihatkan bahwa ketiga BMT ini telah melakukan sesuatu yang cukup berati terhadap kondisi sosial masyarakat yang berada diwilyah sekitarnya. Kebermanfataan tersebut dapat dikatakan sebagai keterkaitan teori stakeholder primer, dimana disebutkan bahwa masyarakat di sekitar hadirnya perusahaan,harus menerima manfaat terhadap kehadiran suatu perusahaan (BMT) tersebut.

Teori tentang stewardship adalah kepercayaan dan kebersamaan terhadap pelayanan. Berdasarkan prinsip stewardship:

Pertama, perusahaan diharapkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang tidak hanya baik untuk perusahaan tetapi juga baik untuk lingkungan sekiranya.

Sebagai pihak yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola berbagai sumber

(27)

27

daya, perusahaan diharapkan dapat menghasilkan produk yang berguna bagi para konsumen serta bisa memberikan dampak positif bagi para pemangku kepentingan.

Kedua, Para manajer memiliki kewajiban untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai konstituen utama perusahaan. Mereka juga bertindak sebagai koordinator yang melakukan rekonsiliasi atas beragam tuntutan yang diajukan berbagai kelompok terhadap perusahaan. Dalam kaitan ini operational responsibilities dan citizenshipresponsibilities dapat dipandang sebagai berbagai standar yang harus dicapai oleh perusahaan dalam pelaksanaan usahanya secara normal. Hal tersebut mencakup berbagai tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan yang adil, dan sebagainya. Sedangkan citizenship responsibilities mencakup berbagai tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat seperti memelihara lingkungan hidup, menyediakan produk berkualitas dengan harga terjangkau, membayar pajak, dll.

Ketiga, manajer memiliki tanggung jawab untuk melayani masyarakat. Dalam hal ini terdapat suatu keyakinan bahwa manajer berkewajiban untuk melaksanakan serangkaian program social dalam rangka memberikan manfaat bagi masyarakat.

Menurut JJ. Davis, yang dikutip oleh Muhammad, tujuan dari stewardship theory (teori pelayanan) yang memandang mereka sebagai pelayanan dapat dimotivasi untuk bertindak menurut kepentingan terbaik para pemilik modal dalam spirit kemitraan demi kebaikan perusahaan agar dapat membangun kepercayaan dengan mitra, masyarakat dan lain-lain.

Ketiga BMT telah melakukan prinsip aktivitas yang baik untuk lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan ekonomi masyarakat akar rumput. Ketiga BMT tersebut telah

(28)

28

melakukan aktivitas sosial. Sebagai prinsip lembaga mikro keaungan masyarakat, BMT adalah persekutuan masyarakat, yang memilki hak usaha pengembangan dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Jika diperhatikan peranan tersebut, maka ketiga BMT tersebut telah berjasa bagi masyarakat sekitarnya.

Prinsip kedua dari teori stewardship adalah manajer berkewajiban menyeimbangkan kepentingan perusahaan dan menjadi mediator atas berbagai masalah yang timbul dalam suatu perusahaan. Peran manajer dalam BMT Hidayatullah, misalnya telah menjalankan fungsi teori ini dengan melakukan suatu langka tindakan yang menengahi masalah-masalah yang timbul dari konsekuensi penyaluran dana produktif. Masalah kredit macet, misalnya suatu kasus yang terjadi di BMT Hidayatullah; penerima dana produktif mengalihkan dana tersebut kepengobatan karena sipenerima dana sakit, membuat kewajiban pengembalian dananya tidak normal.

Kebijakan dari manajer pada kasus ini adalah, memberikan waktu tambahan sampai nasabah sakit tersebut sehat kembali. Masalah ini bisa saja menjadi konflik antara nasabah dan perusahaan, sehingga berpengaruh pada BMT serta aktivitas sosial yang sedang berlangsung, Peran manajer sebagai mediasi penyeimbang kepentingan perusahaan dengan fihak lain telah berjalan sesuai dengan teori stewardship pada prinsip kedua.

Prinsip ketiga dalam teori stewardship dalam BMT terjadi secara langsung, karena prinsip dasar dari BMT adalah pelayanan masyarakat. Peran BMT dalam aktivitas sosial adalah peran dasar yang harus dijalankan. Jadi tidak ada dikotomi antara maksud mencari untung dengan aktivitas sosial seperti yang terjadi pada perusahaan besar. Peran ini berjalan secara prinsipil sebagaimana tujuan dari

(29)

29 pendirian suatu lembaga BMT.

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa apa yang terjadi pada tiga BMT tersebut telah mencerminkan aktivitas sosial, tanggung jawab sosial pada masyarakat Balikpapan. Teori yang digunakan betul-betul kompatibel dengan lembaga semacam BMT yang akarnya berada dimasyarakat banyak.

(30)

30 E. Kesimpulan

Uraian diatas peneliti mendapatkan beberapa data di lapangan bahwa, ada beberapa yaitu.

Dari segi peran BMT diantara lain:

BMT Hidayatullah ada 2 dalam bentuk yang disalurkan di BMT Hidayatullah yaitu charitas dan charity, charitas adalah dana produktif yang disalurkan bagi masarakat yang mempunyai skill akan tetapi dia tidak mempunyai modal untuk menjalankan sebuah usaha. Charity adalah dana yang disalurkan kepada masarakat miskin tetapi dalam bentuk barang atau uang yang sipatnya sekali habis. BMT Hidayatullah kosenterasinya lebih kepada ekonomi produktif sesuai dengan misi dan visi yang ada di BMT, jadi disini terbagi atas dua yaitu program produktif lebih banyak dibanding ekonomi komsumtif. Begitupun dalam program pemberdayaan produktif seperti, angkringan simba harjo, sahabat ikhtiar mandiri, sahabat mudharabah kebajikan, petas unggul, binary atau bina mitra (bring loyal, bring prioritas dan bring pamili). Program yang ada di BMT Hidayatullah berupa komsumtif seperti bapak becak kompak harjo, buruh kindom, tebar senyum berbagai sesama, tebar hewan kurban, LKS (layanan kesehatan Cuma-Cuma), dana dari komsumtif ini ada beberapa sumber dana eksternal yang ikut berpatisipasi atau bekerja sama yaitu dompet dhuapa, rumah sakit gigi dan mulut.

Dari segi hambatan dialami BMT Hidayatullah

BMT Hidaytullah kalau di pemberdayaan yang kami pokuskan disini adalah kaum dhuafa, apabila para itu disuruh mengubah mindset berpikirnya karena yang namanya dhuapa itu yang kami hadapi maunya maunya instan. Kita ada program tersendiri bagi dhuapa karna kadang dia lupa bahwadi dalamnya harus ada proses.

sehingga disitu salah satu proses dan hamabatan sebagai staff pendamping. Disini

(31)

31

susah untuk mengubah mindset hidup mandiri tanpa dhuapa dan masyarakat yang menerima dana qardul hasan semangatnya berbeda-beda.

Solusi yang di berikan BMT

BMT Hidayatullah ditekankan kepada pendamping harus mampu memberikan pendampingan agar binaan progres dari sahabat ikhtiar mandiri, ke muysrakah dan mudharabah, karna staf punya kewajiban menaikan omsetnya sampai 20% bagi

binaan, mampu memberikan motivasi kepada binaan agar semagat wirausahanya baik, terjaga.dan dapat menubah mindesetberpikir masyrakat yang dulunya mau instan sekaran, jadi mandiri segala sesuatu itu harus melalui proses.

Rekomendasi

Untuk BMT Hidayatullah dari segi pelayanan yang ada saat ini tetap di pertahankan dan ditingkatkan, agar binaan semakin merasa dimanjakan dan dibutuhkan. Dengan demikian akan ada rasa tanggung jawab dan amanah terhadap kerjasama tersebut anatara pihak BMT dengan binaan.

Untuk Masyarakat calon penerima agar dapat memaksimalkan program pemberdayaan yang di berikan oleh BMT bagian maal, untuk masyarakat kecil penerima bantuan agar memaksimalkan dana charitas untuk usaha produktif agar memotong rantai kemiskinan dalam keluarganya, sebaiknya jangan mengandalkan dana konsumtif sehingga ketergantungan dari BMT bagian maal dan masyarakat penerima bantuan tidak menyalahgunakan sebagaimana mestinya (permohonan bantuan usaha sesuai dengan praktiknya).

Bagi peneliti selanjutnya lebih mengeksplorasi data-data bagi penerima dana qardul hasan dalam hal charitas dan charity karna disini peneliti hanya mendeskripsikan peran aktivitas sosial BMT di masyarakat secara umum yang ada.

(32)

32

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Mirakhor dan Zamir Iqbal, An Introduction to Islamic finance: Theory and Practice (Singapura: John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd, 2007).

Abdullah, Mal AnCorporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, (Jogyakarta: Ar-Russ Media Group, 2010).

Al Arif, M. Nurianto, Lembaga Keuangan Syariah suatu Kajian Teoritis Praktis,(Cet I: Bandung; Pustaka Setia, 2002).

Al- Quran dan Terjemahanya

Alma, Buchar dkk, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan nilai dan Praktik Syariah dalam bisnis Kontenporer, (Bandung: AlfaBeta,2014),

Amirin, Tatang M, Menyusun Rencana Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:

Gadjah Mada Press).

Arifin, Z,Memahami bank syariah, lingkup, peluang, tantangan dan prospek, (Jakarta: Alva Bet, 1999).

Arikunto, Suharsismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998).

Arjianto, Agus Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis cara cerdas dalam memahami konsep dan factor-faktor etika bisnis dengan beberapa contoh praktis, (Cet I: Jakarta;

Rajawali Press, 2011).

Arjinti, Agus, Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis cara cerdas dalam memahami konsep dan factor-faktor etika bisnis dengan beberapa contoh praktis.

Azheri, Busyar, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary MenjadiMendatory, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2012).

Aziz, M. Amin, Pedoman pendirian BMT (Baitul Maal wat Tamwil), (Jakarta:

Pinbuk Press, 2004).

Azwar,Saifuddin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999).

Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis, Edisi Revisi (Cet III: Jogyakarta; Kanisisus, 2013).

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebiajakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007)

contoh praktis, (Bandung: Alfa Beta, 2011).

(33)

33

Djazuli, A dkk, Lembaga-Lembaga perekonomian Ummat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Effendi, Muh. Arief The Power Of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi ,(Jakarta: Salemba Empat, 2009).

Effendi, Muh. Arief, The Power Of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2009).

Ernawan, Erni R, Business Ethics etika Bisnis secara komprehensif menuntun anda untuk memahami definisi, konsep, serta beberapa paktor yang terakait, termasuk beberapa

Ibrahim, Nana Sujana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,1989).

Jazuli Yadi Janwari, Jasuli, Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),

Kartini, V Dwi, Corporate Social Responbility Manangement dan implementasi di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama; 2009).

Moleong, Lexy ,jMetodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009).

Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro syariah pergaulatan melawan kemiskinan &

penetrasi ekonomi global ( yogyakarta: graha ilmu, 2009).

Muhammad, Manajemen Bank Syaria (EdsII: Cet II; Yogyakarta, 2011).

Mursyid, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infak dan Shadaqah (Menurut Hukum Syara’

dan Undang-Undang), (Cet I: Yogyakarta; Magistra Insani Press, 2006).

Pemerintah Kota Serang Dalam Kebijakan Pengembangan Pasar Tradisional The Role Of City Goverment Serang in Developing traditional Market Policy.

Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil, Pedoman Cara Pembentukan BMT (Jakarta: Pinbuk;

1996).

Rahrjo, M. Dawan,Islam Transpormasi Sosial-Ekonomi, (Yogyakarta: Pustka Pelajar, 1999).

Ridwan, Muhamammad, Manajamen Bitul Maal Wat Tamwil (Jogyakarta:UII Press, 2004).

Ritonga, Hardianto, Peranan Baitul Maal Wat Tamwil Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Dan Kecil Menengah: Thesis (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015)

Rizki, Awali, BMT Fakta dan Prosepek Baitul Maal Tamwil (Jogyakarta:UCY Press,

Gambar

Tabel data peneriman bantuan produktif dan konsumtif

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengasumsikan lokasi PLTN adalah di Ujung Lemahabang, Kabupaten Jepara, dilakukan kajian untuk mempelajari dampak pembangunan PLTN tersebut terhadap pola

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa modifikasi metode ekstraksi yaitu dengan perlakuan alkali dingin sebelum ekstraksi dapat menghasilkan karaginan

No Uraian Pekerjaan Sat Material Spek.Ringkas Harga Satuan Halaman

Hasil analisa stabilitas dan kekuatan memanjang (Gambar 14 Rekapitulasi analisa stabilitas dan kekuatan memanjang pada setiap kondisi pemuatan dari desain FSO optimum)

Meskipun sebagian besar dari pembahasan e-cigarette di bidang kesehatan telah berkonsentrasi pada produk itu sendiri, potensi toksisitasnya, dan penggunaan

Adi Satria Abadi dengan melakukan analisa sistem seperti penyesuaian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah produksi sarung tangan, penyesuaian

Sedangkan menurut Wijayanto dikutip Priyanthi and dkk (2017: 3) Modul elektronik atau e-modul merupakan tampilan informasi dalam format buku yang disajikan

Hal ini berkaitan dengan bahwa, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan adalah dengan memperkuat peran lembaga keuangan islam dalam