• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia selama proses kehidupan mengalami perubahan dimensi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia selama proses kehidupan mengalami perubahan dimensi."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Indikator Pertumbuhan Wajah

Tubuh manusia selama proses kehidupan mengalami perubahan dimensi.

Maturitas merupakan karakteristik dari percepatan pertumbuhan hingga masa remaja sekitar usia 20 tahun. Pertumbuhan wajah berhubungan dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Penelitian secara sefalometri menyatakan bahwa pertumbuhan wajah tidaklah konstan selama periode perkembangan.

Intensitas, permulaan dan lamanya dari masa pubertas perkembangan wajah memberikan berbagai variasi pada tiap individu.

17

Indikator untuk mengevaluasi perkembangan wajah pada pasien ortodonti yang dapat digunakan adalah maturitas dari tubuh, sexual, skeletal dan gigi geligi.

Data tentang waktu puncak kecepatan pertumbuhan pada wajah dapat digunakan

untuk melengkapi prosedur perawatan. Sebuah tanda, apakah puncak

pertumbuhan wajah sebentar lagi atau sudah komplit dapat menentukan bentuk

perawatan. Untuk pergerakan gigi aktif maka tahap pertumbuhan paling cepat

merupakan saat yang paling menguntungkan. Tahap pertumbuhan yang paling

cepat sesudah masa kanak – kanak merupakan periode pertumbuhan pubertas dan

beberapa operator menggunakan periode ini semaksimal mungkin sebagai bagian

utama dari perawatan ortodonti korektif.

9,18

Periode pertumbuhan pubertas yang

maksimal merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi dentofasial

ortopedi.

19

(2)

2.2. Maturitas Skeletal

Maturitas skeletal adalah bagian yang menyeluruh dari pola pertumbuhan dan perkembangan individu.

1

Proses tumbuh kembang manusia dikontrol oleh sistem endokrin. Sekresi hormon pertumbuhan oleh kelenjar pituitari akan mengontrol pertumbuhan fisiologis dan perkembangan tubuh manusia secara normal. Pada keadaan terjadi gangguan atau ketidakseimbangan hormonal maka dapat terjadi keterlambatan atau percepatan pertumbuhan. Pada keadaan - keadaan seperti ini maka umur kronologis tidak dapat memberikan informasi yang cukup tentang pertumbuhan seseorang secara tepat. Umur kronologis saja adakalanya tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan dan maturasi seorang pasien, sehingga perlu ditentukan umur biologisnya. Maturitas skeletal dapat diketahui dengan menggunakan radiografi pergelangan tangan dan vertebra servikalis.

1,19,20

2.2.1. Maturitas Pergelangan Tangan

Penentuan umur skeletal dapat dilihat berdasarkan tanda - tanda status

maturitas dalam sistem skeletal. Tanda - tanda maturitas dapat dilihat dari

ossifikasi pada tulang - tulang pergelangan tangan dengan menggunakan

radiografi pergelangan tangan yang memberi petunjuk mengenai status

pertumbuhan seseorang. Pada pergelangan tangan ini terdapat beberapa pusat

pertumbuhan skeletal yang mengalami perubahan pada waktu dan tingkat yang

berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat

maturasi seseorang.

20

(3)

Ada beberapa pendapat mengenai penentuan tingkat maturitas dengan menggunakan radiografi pergelangan tangan, antara lain analisa menurut Fishman, Bjork, Grave, dan Brown, Julian Singer, dan Peter Loh.

20,21

2.2.2. Maturitas Vertebra Servikalis

Tulang vertebra servikalis merupakan salah satu bagian dari tulang vertebra (tulang belakang). Tulang vertebra terdiri dari 33 buah yakni 7 tulang vertebra servikalis, 12 tulang vertebra torakalis, 5 tulang vertebra lumbal, 5 vertebra yang menyatu tulang sacrum dan 4 vertebra yang menyatu menjadi coccygeus/ tulang ekor (Gambar 1). Tulang vertebra servikalis berfungsi untuk pergerakan kepala dan leher, dimana pergerakan ini diperankan oleh beberapa tulang, mencakup tulang occipitalis, tulang vertebra servikalis pertama (atlas), tulang vertebra servikalis kedua (axis), dan lengkung tulang vertebra servikalis.

Tulang vertebra servikalis mulai terbentuk pada minggu keempat pada masa kandungan.

22

Gambar 1. Pembagian dan anatomi vertebra servikalis.22

(4)

Bentuk pertama dari tulang vertebra servikalis adalah kartilago (tulang rawan). Proses chondrification atau penghancuran tulang rawan terjadi pada minggu keenam, diikuti oleh proses ossifikasi atau pembentukan tulang keras pada minggu kesembilan. Proses ossifikasi tulang vertebra servikalis berbeda- beda satu sama lainnya.

22,23

Semua tulang vertebra mempunyai ciri-ciri tertentu.

24

Keseluruhan tulang vertebra servikalis berbentuk cembung. Tulang vertebra servikalis adalah vertebra yang terkecil di antara vertebra lainnya.

25

Tulang vertebra sevikalis ketujuh menunjukkan perbedaan di antara vertebra servikalis lainnya. Perbedaan yang khas dari vertebra servikalis yang ketujuh yakni terletak pada prosessus spinosusnya yang tidak bercabang. Selain itu, tulang vertebra servikalis pertama (atlas) dan tulang vertebra servikalis kedua (axis) juga memiliki perbedaan di antara vertebra servikalis lainnya. Perbedaan tulang atlas dengan vertebra servikalis lainnya yakni tulang atlas memiliki dua buah lengkung, sedangkan perbedaan tulang axis dengan tulang vertebra servikalis lainnya yakni tulang axis memiliki prosessus odontoid. Tulang vertebra servikalis merupakan bagian dari tulang vertebra yang paling lentur sehingga banyak gerakan yang dapat dilakukan oleh tulang vertebra servikalis.

26

Penggunaan vertebra servikalis pada sefalometri lateral untuk

memprediksi umur skeletal telah dilakukan sejak dua dekade yang lalu. Beberapa

percobaan dan penelitian telah menghasilkan suatu rumusan penentuan umur

dengan bantuan vertebra servikalis. Pertumbuhan vertebra servikalis secara

horizontal dan vertikal mengalami percepatan hingga kurang lebih 2 tahun dan

mengalami perlambatan setelah pubertal grwoth spurt baik pada laki-laki dan

(5)

perempuan. Dengan memperhatikan bentuk perubahan pertumbuhan sebagai indikator yang terjadi pada tulang vertebra servikalis maka dapat membantu penentuan umur skeletal. Indikator yang digunakan pada analisa radiografi vertebra servikalis dapat dilihat dari kecekungan tepi bawah korpus, ketinggian korpus dan bentuk vertebra servikalis.

6,9,10

Ada berbagai pendapat mengenai penentuan tingkat maturasi dengan menggunakan radiografi vertebra servikalis. Lamparski (1972) menganalisa perubahan ukuran dan bentuk korpus ke-lima tulang vertebra servikalis (mulai dari tulang vertebra servikalis kedua sampai keenam).

27

Hassel dan Farman (1995) menggunakan vertebra servikalis kedua, ketiga dan keempat dalam menentukan pengukuran maturasi vertebra servikalis. Hal ini disebabkan ketiga vertebra servikalis tersebut terlihat jelas ketika dilakukan prosedur Rontgen foto walaupun ditutupi perisai kelenjar tiroid.

27

Bacceti (2002) mengemukakan ada 5 tahap maturasi vertebra servikalis dengan menggunakan vertebra kedua,ketiga dan keempat.

11

2.2.2.1. Analisa Hassel dan Farman

Analisa ini menggunakan vertebra servikalis kedua, ketiga dan keempat

dalam menentukan pengukuran maturasi vertebra servikalis. Hal ini disebabkan,

ketiga vertebra servikalis tersebut terlihat jelas ketika dilakukan prosedur

Roentgen foto walaupun ditutupi perisai pelindung kelenjar tiroid.

18,28

Analisa

Hassel dan Farman ada enam tingkatan maturasi vertebra servikalis (Gambar

2).

11,18

(6)

Gambar 2. Tingkat maturasi vertebra servikalis manurut analisa Hassel dan Farman.11,18

Enam tingkatan maturasi vertebra servikalis menurut Hassel dan Farman adalah sebagai berikut:

11,18

Kategori pertama disebut Initiation (tahap awal). Pada tahap ini, pertumbuhan baru saja dimulai dan 80 % sampai 100 % dari proses pertumbuhan masih diharapkan. Sisi bawah korpus vertebra servikalis kedua (axis), vertebra servikalis ketiga dan vertebra servikalis keempat masih berbentuk datar. Sisi atas korpus vertebra meruncing mulai dari belakang sampai depan (Gambar 3) .

11,18

Gambar 3. Tahap initiation.11,18

(7)

Kategori kedua disebut Acceleration (tahap percepatan). Percepatan pertumbuhan terjadi dan 65 % sampai 85 % dari proses pertumbuhan masih diharapkan. Kecekungan sisi bawah korpus vertebra servikalis kedua dan ketiga telah terbentuk. Sisi bawah korpus vertebra servikalis keempat masih datar.

Korpus vertebra servikalis ketiga dan keempat hampir berbentuk empat persegi panjang(Gambar 4) .

11,18

Gambar 4. Tahap acceleration.11,18

Kategori ketiga disebut Transition (tahap peralihan). Pada tahap ini, fase percepatan masih berlangsung menuju fase puncak pertumbuhan dan 25 % sampai 65 % dari proses pertumbuhan masih diharapkan. Kecekungan terlihat jelas pada sisi bawah korpus vertebra servikalis kedua (axis) dan vertebra servikalis ketiga.

Perkembangan kecekungan sisi bawah korpus vertebra servikalis keempat dimulai pada tahap ini. Korpus vertebra servikalis ketiga dan vertebra servikalis keempat sudah berbentuk empat persegi panjang (Gambar 5) .

11,18

Gambar 5. Tahap transition.11,18

(8)

Kategori keempat disebut Deceleration (tahap perlambatan). Pada tahap ini, pertumbuhan mengalami perlambatan dan 10 % sampai 25 % dari proses pertumbuhan masih diharapkan. Kecekungan telah terjadi pada sisi bawah korpus vertebra servikalis kedua, ketiga dan keempat. Korpus vertebra servikalis kedua, ketiga dan vertebra servikalis keempat menjadi lebih berbentuk persegi (Gambar 6) .

11,18

Gambar 6. Tahap deceleration

.

11,18

Kategori kelima disebut Maturation (tahap maturasi). Maturasi akhir vertebra terjadi dan 5 % sampai 10 % dari proses pertumbuhan masih diharapkan.

Kecekungan terlihat lebih jelas pada sisi bawah korpus vertebra servikalis kedua, ketiga dan vertebra servikalis keempat. Korpus vertebra servikalis ketiga dan keempat telah berbentuk persegi (Gambar 7) .

11,18

Gambar 7. Tahap maturation

.

11,18

(9)

Kategori keenam disebut Completion (tahap komplit). Pertumbuhan telah terjadi secara sempurna pada tahap ini. Hanya sedikit proses pertumbuhan terjadi.

Kecekungan yang dalam terlihat jelas pada sisi bawah korpus vertebra servikalis kedua, ketiga dan vertebra servikalis keempat. Korpus vertebra servikalis ketiga dan keempat berbentuk persegi, dengan dimensi vertikal lebih besar daripada dimensi horizontal (Gambar 8) .

11,18

Gambar 8. Tahap completion.11,18

2.3. Maturitas Gigi Geligi

Usia gigi geligi diprediksi dengan menggunakan dua metode yaitu waktu erupsi dan maturasi gigi. Erupsi gigi adalah gerakan gigi menuju ke dataran oklusal, dimulai sejak pembentukan akar gigi. Waktu erupsi merupakan indeks maturasi klinis. Gigi pada rahang bawah biasanya erupsi terlebih dahulu daripada rahang atas dan pada umumnya pada anak perempuan lebih cepat erupsi daripada anak laki-laki.

12

Metode waktu erupsi gigi memiliki kekurangan antara lain : sulit

menentukan waktu erupsi yang sebenarnya karena kejadiannya berlangsung cepat,

penilaiannya secara klinis dan dipengaruhi faktor lokal, penyakit sistemik serta

pola makan sehingga reliabilitasnya masih dipertanyakan.

(10)

Maturasi gigi geligi dapat ditentukan dari tahapan erupsi atau kalsifikasi gigi. Kalsifikasi gigi merupakan gambaran yang sangat jelas dalam menentukan maturasi gigi geligi. Gambaran kalsifikasi gigi dapat diobservasi melalui radiografi. Cara ini akan memberikan estimasi usia gigi geligi yang lebih akurat.

12

Tahap kalsifikasi gigi geligi berdasarkan radiografis yang secara luas digunakan dalam pemeriksaan adalah metode Demirjian (Gambar 9) yaitu :

28

Tahap A : Kalsifikasi titik-titik oklusal tanpa disertai fusi dari kalsifikasi pada

bagian lain

Tahap B : Fusi dari titik-titik mineralisasi, kontur permukaan oklusal sudah terlihat

Tahap C : Kalsifikasi mahkota gigi selesai dan dimulai proses deposisi dentin.

Tahap D : Pembentukan mahkota sudah selesai

Tahap E : Panjang akar gigi lebih pendek daripada tinggi mahkotanya.

Tahap F : Panjang akar gigi melebihi tinggi mahkota

Tahap G : Pembentukan akar telah selesai , tetapi foramen apikalnya masih terbuka

Tahap H : Foramen apikal sudah tertutup.

(11)

A B C

D E F

G H

Gambar 9. Tahapan kalsifikasi gigi geligi (Demirjian dkk).28

Metode Demirjiyan dkk dipilih pada penelitian ini karena kriteria

tiap tahapnya jelas berdasarkan bentuk dan proporsi panjang akar,menggunakan

nilai relatif terhadap tinggi mahkota daripada panjang sebenarnya. Elongasi tidak

akan mempengaruhi reliabilitas pemeriksaan.

28

(12)

2.4. Kerangka Teori

Waktu dan tahapan pertumbuhan aktif

Umur Kronologis

Hand wrist

Servikal vertebralis

Kalsifikasi Gigi geligi

 Laki-laki

 Perempuan Umur biologis/tingkat

maturasi

(13)

2.5. Kerangka Konsep

Pasien Ortodonti Usia 8-15 tahun Laki-laki dan perempuan

Maturasi gigi Maturasi

Vertebra

Kalsifikasi gigi

Premolar 2 Kalsifikasi

gigi Kaninus

Kalsifikasi gigi Premolar 1 Roentgen Panoramik

Roentgen Foto Sefalometri Lateral

Vertebra servikalis

ketiga

Gambar

Gambar 9. Tahapan kalsifikasi gigi geligi (Demirjian dkk). 28

Referensi

Dokumen terkait

berencana akan memberlakukan larangan merokok di dalam ruangan // Namun saat ini / pemkot telah membuat ruangan khusus perokok aktif yang berada tepat disamping kantor walikota

Pengaruh Sikap Mental Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Xii Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian Smk Negeri 1 Cibadak.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari ekologi kontaminasi pestisida pada pakan ternak akibat perubahan iklim yang dikaitkan dengan residu pestisida di dalam produk

Verifikasi soal adalah proses penelahaan terhadap soal-soal yang dibuat oleh dosen mata kuliah, yang mencakup aspek kesesuaian dengan GBPP (kesesuain TIK dan ranah), tingkat

dalam kurun waktu 1 Januari 2017 sampai dengan 30 Juni 2017. ● Perkiraan waktu presentasi dan tanya jawab adalah

Victor Andres Ochoa Correa

Adapaun batas lokasi penelitian pada SMP Negeri 4 Takengon yaitu Sebelah timur berbatasan dengan SMP Negeri 2 takengon, dan Sebelah barat dibatasi jalan