• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MAHAROTUL KALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN MAHAROTUL KALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MAHAROTUL KALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE

TIME TOKEN

MA’RIFATUL HIDAYATI

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh penulis pada PTK yang berjudul” Meningkatkan maharotul kalam dengan model coopertative learning tipe time token”.Hal ini dikarenakan rendahnya maharotul kalam peserta didik dikelas X terutama kelas X E yang disebabkan karena sebagian peserta didik berasal dari dari Sekolah menengah pertama jadi belum mengenal bahasa Arab , kurangnya rasa percaya diri pada peserta didik ,masih malu untuk maju ataupun menjawab pertanyaan serta strategi yang monoton klasik dan berpusat pada guru.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning time token. Subjek penelitiannya pada penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X E MAN 1 Sintang yang berjumlah 35 orang.

Sedangkan data kualitatifnya adalah berasal dari data nilai pada maharotul kalam peserta didik serta kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative learning tipe

time token.

Kata Kunci :.cooperative learning ,time token,maharotul kalam.

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemeran utamanya.Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada pandangan dan konsep.Oleh karena itu perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Joyce

& Weil (dalam Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Menurut Adi (dalam Suprihatiningrum, 2013: 142) memberikan definisi model

(2)

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar hubungan timbal balik antara guru dan siswa mengandung serangkaian perbuatan edukatif ,bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Dalam proses pencapaian tujuan belajar seorang guru hendaknya

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.Dengan demikian proses belajar

mengajar merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media dengan baik.karena jika tidak tepat dalam menggunakan media pembelajaran akan mempengaruhi motivasi dan hasil yang akan dicapai

Sebenarnya ada banyak cara yang dapat ditempuh guru dalam membuat pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa arab , keterampilan berbicara merupakan keterampilan kedua yang penting setelah keterampilan menyimak.Menurut Nida (dalam Muhammad ilham dan Iva Ani Wijiati,2020,1) Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yaitu keterampilan menyimak,keterampilan berbicara ,keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Dalam hal ini,masih banyak siswa yang kurang memahami dan kurang mampu dalam keterampilan berbicara dengan menggunakan bahasa arab dan ada juga yang sulit untuk melafalkan kosakata bahasa arab. Hal ini dikarenakan latar belakang peserta didik yang banyak dari sekolah menengah pertama umum (bukan berasal dari MTs),kurangnya percaya diri dan bertanggung jawab pada diri peserta didik. Dan kemungkinan penyebab factor lain seperti factor internal yang habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi.Peserta didikyang memegang kupon harus berbicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya sampai semua anak berbicara.

6. Guru memberi sejumlah nilai berdasarkan waktu yang peserta didik contohnya factor kecerdasan,daya ingat dan factor eksternal seperti factor dari guru yang kurang memotivasi peserta didiknya, kurangnya media atau model yang digunakan dalam proses pembelajaran, atau guru yang kurang menguasai materi.

Berkaitan dengan permasalahan yang telah disebutkan diatas ,untuk meningkatkan keterampilan berbicara atau maharotul kalam peserta didik

(3)

maka diambil model pembelajaran cooperative learning tipe time token.

Pembelajaran ini merupakan struktur yang dapat digunakan untuk mengajar keterampilan sosial. Selain itu, juga untuk menghindari peserta didik mendominasi dalam proses pembelajaran atau peerta didik diam sama sekali (Zainab Aqib, 2013:33).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2011:1180), keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas; ~ bahasa Ling merupakan kecakapan seseorang untuk bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, atau berbicara.

Sedangkan menurut Hermawan(2014:135)kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide,pendapat keinginan atau perasaan kepada mitra bicara.

Kompetensi kalam berbicara yaitu mengungkapkan berbagai gagasan dan tujuan ragam nuansa makna secara lisan dalam berbagai teks lisan dengan ragam variasi tujuan komunikasi dan konteks. Sebuah pembicaraan tidak akan tercapai sebagaimana yang telah diharapkan kecuali seorang mutakalim pembicara. Kompetensi yang berkaitan dengan kalam berbicara menurut pendapat native Suja’I( 2008:1) yaitu:1) Mampu mengeluarkan bunyi arab dari makhrajnya indicator yang benar. 2) Membedakan ucapan antara harokat panjang bunyi vocal pendek 3) memperhataikan intonasi dan syllable dalam berbicara. 4) mengungkapkan ide dengan tarkib yang benar 5) mampu menggunakan isyarat gerakan non verbal 6) berbicara dengan lancar, 7) mampu berhenti pada tempat yang sesuai ditengah-tengah pembicaraan kalam 8) mampu memulai dan mengakhiri pembicaraannya secara alami 9) mampu mengungkapkan ide pemikiran dengan bahasa yang dipahami.

Menurut Arsjad dan Mukti (1988: )terdapat dua factor yang harus diperhatikan oleh pembicara dalam memperoleh keterampilan berbicara dengan efektif dan baik,yaitu factor kebahasaan dan factor non kebahasaan.

Model pembelajaran time token adalah salah satu model pembelajaran cooperative yang mengunggulkan kerjasama antar peserta didik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Menurut Arends (2008: 29) bila guru memiliki kelompok- kelompok cooperative learning dengan beberapa orang mendominasi pembicaraan dan beberapa orang pemalu serta tidak mengatakan apa-apa, time token dapat membantu mendistribusi partisipasi lebih merata

Time token adalah salah satu pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan meningkatkan perolehan hasil akademik. Model pembelajaran ini sebagai alternatif untuk mengajarkan keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari atau mendominasi siswa atau siswa yang diam sama sekali dan

(4)

menghendaki siswa saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif dari pada individ Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut shoimin(2014) adalah sebagai berikut:1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 2. Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning/CL) Cooperative learning merupakan pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk social yang penuh ketergantungan dengan orang lain,mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,pemberian tugas, dan rasa senasib.Dengan memanfaatkan kenyataan itu,dalam belajar kelompok secara kooperatif,peserta didik dilatih dan dibiasakan saling berbagi pengetahuan,pengalaman,tugas dan tanggung jawab.Kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sana saling membantu mengontruksi konsep,menyelesaikan persoalan dengan anggota kelompok 4-5 orang peserta didik 3. Guru memberi tugas kepada peserta didik 4. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik perkupon pada tiap siswa. 5. Guru meminta peserta didik menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon.peserta didik dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan peserta didik lainnya. Peserta didik digunakan tiap siswa dalam berbicara.u (Amien, 2004).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan kelas dan meningkatkan hasil dan keterampilan peserta didik terutama ketrampilan berbicara yang dibahas pada artikel ini. Penelitian ini dilakukan setelah refleksi diri yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru dan hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru-guru yang terlibat sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan metode baru dalam pembelajaran. Selain itu juga dapat mengetahui masalah pembelajaran di kelas dan upaya untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

Dalam Penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (Action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

(5)

Metode penelitian kelas yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.yaitu metode penelitian yang menjawab permasalahan dengan data- data. Proses analisis dalam penelitian deskriptif yaitu menyajikan,

menganalisis, dan menginterpretasikan. Metode penelitiannya menggunakan metode penelitian deskriftif kualitatif dan deskriftif kuantitatif. Metode penelitian deskriftif kualitatif penelitiannya menggunakan data fakta sedangkan metode deskriftif kuantitatif menggunakan data numerik .

Deskriptif maksudnya data dalam PTK akan dideskripsikan/ diuraikan/

dijelaskan dengan tujuan untuk memberi gambaran tentang proses

tindakanyang telah dilaksanakan.(Sutoyo:2021:41)Kritis maksudnya dalam menganalisis data penelitian harus dikaji secara detail, dengan mengaitkan pertanyaan bagaimana dan mengapa.(Sutoyo:2021:41)Komparatif maksudnya hasil penelitian harus membandingkan antara data sebelum tindakan dan data setelah dilakukan.(Sutoyo:2021:41).

Pengumpulan data diperoleh dari data hasil belajar siklus I dan siklus II yang diterapkan peneliti untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam menerapkan model belajar cooperative learning tipe time token.

Hasil penelitian yang diperoleh dibandingkan dengan data sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

HASIL PENELITIAN

Keterampilan berbicara atau maharotul kalam peserta didik kelas X terutama kelas X E MAN 1 Sintang masih rendah hal ini dikarenakan sebagian peserta didik kelas X E berasal dari sekolah menengah pertama,masih malu dalam mengemukakan materi terutama materi Attahiyatu watta’arufu , pembelajaran masih berpusat pada guru,belum ada rasa percaya diri dalam menjawab atau mengemukakan pendapat didalam kelas, dan takut salah pada sebagian peserta didik.Untuk meningkatkan maharotul kalam atau keterampilan berbicara pada peserta didik supaya maharotul kalamnya bisa meningkat secara merata.karena selama ini yang bisa untuk berbicara dalam bahasa arab didalam kelas hanya beberapa peserta didik kita saja dan jika tidak diambil tindakan maka keadaan peserta didik dikelas akan menjadi tidak aktif.

Oleh karena itu peneliti mengambil tindakan supaya dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dan penilaian didalam kelas Dengan menggunakan model cooperative learning tipe time token dan menggunakan dua siklus dan empat kali pertemuan. Pada penelitian ini,peneliti berhasil meningkatkan maharotul kalam peserta didik dengan materi Attahiyatu watta’arufu .Dengan model yang digunakan peneliti. Pada setiap pertemuan ,peneliti menggunakan kelompok dan penugasan baik secara lisan maupun

(6)

tulisan yang dapat meningkatkan maharotul kalam peserta didik.Pada proses pembelajaran guru memberikan kupon atau token kepada peserta didik dan setiap peserta didik yang sudah berbicara wajib mengembalikan kuponnya sehingga peserta didik akan bergantian atau bergiliran dalam berbicara. Peserta didik yang belum berbicara maka harus berbicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya sampai semua kupon habis. Dalam model cooperative learning time token mempunyai kelebihan yaitu :1.Mendorong peserta didik untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi 2. Peserta didik tidak dapat mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali 3.Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran 4. Meningkatkan komunikasi peserta didik 5. Melatih peserta didik dalam mengungkapkan pendapatnya 6. Menumbuhkan kebiasaan pada peserta didik untuk saling mendengarkan, berbagi dan memberikan masukan dan keterbukaan terhadap kritikan 7. Mengajarkan peserta didik untuk menghargai pendapat orang lain 8. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama 9. Tidak memerlukan banyak media pembelajaran

Pada siklus I guru memberikan perintah untuk melakukan diskusi dengan model time token akan tetapi perubahannya tidak banyak karena peserta didik belum cukup memahami dengan menggunakan model tersebut.Akan tetapi pada pertemuan kedua siklus I peserta didik mulai memahami bagaimana yang harus dilakukan dalam model pembelajaran tersebut.

sehingga pada pertemuan pertama siklus II peserta didik sudah mulai paham dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam model tersebut. Hasil analisis terbukti bahwa model pembelajara cooperative learningtipe time token dapat meningkatkan maharotul kalam peserta didik dalam proses

pembelajaran karena dapat meningkatkan kreatifitas dan kinerja guru dan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik Hal ini didapatkan data dari pengambilan nilai hiwar pada mata pelajaran bahasa arab pra siklus nilai rata- rata mencapai 60.nilai tersebut dibawah nilai kreteria ketuntasan minimal (KKM). Oleh karena itu diambil tindakan supaya nilai pada materi ini menjadi lebih baik lagi.

Setelah diambil tindakan pada pertemuan pertama hasilnya masih belum terlihat adanya perubahan.Hal ini dikarenakan peserta didik masih bingung dan belum paham akan model yang digunakan.Kemudian setelah pertemuan kedua siklus I sudah mulai terlihat adanya perubahan akan tetapi belum banyak .

Kemudian diambil tindakan lagi untuk membuktikan bahwa model pembelajaran cooperative learning tipe time token bisa meningkatkan nilai

(7)

maharotul kalam peserta didik dan pada tabel 4.3 menerangkan bahwa keikut sertaan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa arab hasil observasi kegiatan belajar siswa siklus I selama dua pertemuan, perolehan total skor

pertemuan pertama sebanyak 30 dengan skor rata-rata 3 kategori baik, pertemuan kedua sebanyak 46 dengan rata-rata 4,6 kategori baik.Sedangkan untuk penilaian hiwar masih ada 10 orang peserta didik yang belum mencapai nilai kreteria tetuntasan maksimal(KKM).Oleh karena itu diambil lagi tindakan untuk memperbaiki nilai yang belum maksimal hasilnya.karena masih ada yang belum tuntas.

Pada siklus dua pertemuan pertama diambil lagi tindakan yang sama menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe time token agarpeserta didik bisa berbicara semua untuk mengemukakan pemikirannya dengan kosakata dan ungkapan melalui tema attahiyatu watta’arofu .

Pada siklus II ini setelah pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.6 hasil observasi kegiatan belajar peserta didik siklus II selama dua pertemuan, perolehan total skor pertemuan pertama sebanyak 43dengan skor rata-rata 3,8 kategori sangat baik, pertemuan kedua sebanyak 44 dengan rata-rata 4 kategori baik.Dan untuk penilaian hiwar pada materi attahiyatu watta’arufu sudah tuntas semua dan mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Berdasarkan hasil data diatas ,nilai rata-rata bahasa arab pada maharotul kalam melalui materi Attahiyatu watt’arufu yang dihasilkan peserta didik pra siklus rata-rata 60,siklus I rata-rata 64 dan siklus II rata-rata 78. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pembelajaran bahasa arab pada maharotul kalam dengan menggunakan model cooperative learning time token meningkat dan dinyatakan berhasil.Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul”

PENINGKATAN MAHAROTUL KALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIME TOKEN MENINGKAT”. Dinyatakan berhasil.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada proses pembelajaran materi Attahiyatu Watta’rufu dengan menggunakan model cooperative learning tipe time token diperoleh kesimpulan : 1.Kemampuan maharotul kalam melalui model cooperative learning time token dikelas X E MAN 1 SINTANG KALIMANTAN BARAT masih sangat rendah,hal ini dikarenakan penggunaan model atau strategi pembelajaran masih monoton dan berpusat pada guru, masih menggunakan metode ceramah yang menjadikan siswa

(8)

merasa bosan dan ngantuk atau sibuk dengan pikirannya masing-masing sehingga berakibat tidak memperhatikan guru dan pelajaran yang sedang diampunya.sebagian peserta didik berasal dari sekolah menengah pertama,yang tidak ada mata pelajaran bahasa arabnya bukan dari Madrasah Tsanawiyah dan kurangnya rasa percaya diri dan masih malu atau takut salah apabila berbicara.Seorang guru harus kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.Dan model pembelajaran yang digunakan tentunya menyesuaikan dengan materi . Hal ini akan dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. Data yang diambil adalah data yang telah dipaparkan diatas yaitu mulai dari pra siklus yang diambil datanya sebelum dilaksanakannya tindakan.

Pada pra siklus nilai yang diambil untuk tes hasilnya masih banyak yang belum mecapai kkm yaitu sebanyak 17 orang dari 35 orang peserta didik

.Nilai KKM nya adalah 70. Sedangkan disiklus I yang tidak tuntas sebanyak 10 orang peserta didik dari 35 orang peserta didik.Dan disiklus II tuntas semua 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning time token dapat meningkatkan maharotul kalam peserta didik kelas X E MAN 1 Sintang.

DAFTAR PUSTAKA

Rusman(2012);133 Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru,Bandung, CV.Alfabeta

Suprihatiningrum(2013);14 ,Strategi pembelajaranteori dan aplikasi,Yogyakarta,Arruz Media

Iva,ilham(2020):1,Keterampilan berbicara pengantar keterampilan berbahasa Indonesia: Lembaga akademik dan reseach institute

Aqib,Zainab,(2013):33,Model-model media dan strategi pembelajaran konstektual (inovatif), Bandung:Yrama Widya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia,2011:1180 edisi ketiga, Balai pustaka.

Hermawan,Acep 2014 Metodologi pembelajaran bahasa Arab.Bandung:Remaja Rosdakaarya

Arends,Richard(2008):29 Learning to teach.Jogjakarta

Suja’I (2008): 17 Inovatif pembelajaran Bahasa Arab dan metode

(9)

Arsyad dan Mukti(1988) Pembinaan kemampuan berbicara bahasa Indonesia ,Jakarta Erlangga

Shoimin,Aris 2013:216 Model pembelajaran Inovatif dalam kurikulum,Yogyakarta: ArRuzz Media

Sutoyo. (2021). Teknik Penulisan Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta:UNISRI Press Suwandi,Sarwij,(2010), Model assesmen dalam pembelajaran

,Surakarta,Yuna Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan yang berbentuk kelompok pengembangan menurut Mikkelsen (2003: 97), memiliki beberapa tujuan antara lain: (1) tujuan utama kegiatan partisipasi adalah agar

 Koordinasi dengan demikian merupakan Koordinasi dengan demikian merupakan g g p p upaya untuk menghasilkan pembangunan upaya untuk menghasilkan pembangunan yang efisien

Rekening yang disertakan / Account to be included Rekening yang tidak disertakan / Account to be excluded Berikut adalah perubahan rekening perusahaan (termasuk rekening

The reason brand name is used by consumers to “infer” quality of an unfamiliar product is because that brand name has built, based on its association with other quality

Menurut temuan terbaru WHO, lebih dari 1,1 milyar orang pada wilayah pedesaan dan perkotaan kini kekurangan akses terhadap air minum dari sumber yang berkembang dan 2,6 milyar

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Pada Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan

Karena selama ini dapat kita lihat, bahwa di pulau jawa sendiri, bahan bakar batu bara yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik masih tergantung pada daerah lain yang

Oleh karena itu, dalam merencanakan bangunan di daerah gempa, gaya gempa yang terjadi harus diperhitungkan dan digunakan dalam mendesain supaya struktur tetap memiliki kekakuan