• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Katung - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Batung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Katung - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Batung."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD XIII

PERIODE TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : KATUNG KECAMATAN : KINTAMANI KABUPATEN/KOTA : BANGLI

NAMA MAHASISWA : GEDE FEBBY PRATAMA KUSUMA

NIM : 1102005088

FAKULTAS / PRODI : KEDOKTERAN / PENDIDIKAN DOKTER

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

2 HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya: Nama Mahasiswa : Gede Febby Pratama Kusuma

No. Mahasiswa : 1102005088 Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN-PPM.

Katung, 24 Agustus 2016 Mengetahui/Menyetujui Mengetahui/Menyetujui

(Ida Ayu Alit Widhiartini, Apt. M.Si )

Mengetahui/Menyetujui Kepala Desa Katung

(I Wayan Warsana) DPL KKN PPM Unud Desa Katung

(Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, MS.) NIP.195612071984031001

(3)

3 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kegiatan KK Dampingan di Desa Katung. Laporan ini merupakan salah satu perwujudan program dari kegiatan KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat) ke XIII Universitas Udayana Tahun 2016.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

 Prof. Dr. Ir. I Nyoman Wijaya, M.S. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini  Bapak I Wayan Warsana selaku Perbekel Desa Katung atas bimbingannya selama

program KKN-PPM berlangsung

 Bapak I Wayan Jonok sebagai Pengarep Desa Katung atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung

 Bapak Bilawan selaku Kelian Adat Desa Katung atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung

 Teman-teman mahasiswa Desa Katung atas dukungan dan kerjasamanya.

 Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Katung, 25 Agustus 2016

(4)

4 DAFTAR ISI

Halaman .

Halaman Sampul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan... 4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 8

2.1 Permasalahan Keluarga ... 8

2.2 Masalah Prioritas ... 10

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH ... 11

3.1 Program ... 11

3.2 Jadwal Kegiatan ... 13

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA ... 20

4.1 Jenis Kegiatan ... 20

4.2 Hasil Kegiatan ... 20

4.3 Kendala ... 21

BAB V PENUTUP ... 22

5.1 Kesimpulan ... 22

(5)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

KK Dampingan merupakan salah satu program pokok, yaitu program pokok non tema yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga prasejahtera melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Manfaat program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk dapat meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari.

Pada KKN-PPM UNUD periode XIII tahun 2016 ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang termasuk dalam kategori RTM (Rumah Tangga Miskin) yang ada di Desa Katung Kecamatan Kintamani-Bangli, yaitu keluarga Bapak I Dewa Gede Jati, dengan rekomendasi langsung dari Kepala Desa Katung (I Wayan Warsana).

Bapak I Dewa Gede Jati bertempat tinggal di Jalan Raya Katung, Desa Katung Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Keluarga I Dewa Gede Jati merupakan keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Pak Dewa merupakan seorang petani yang berusia 43 tahun. Ia tinggal di sebuah rumah sederhana bersama dengan istrinya (I Dewa Ayu Made Tagel), ibunya (I Dewa Ayu Ketut Wirya), anak ke-tiganya (I Dewa Nyoman Ariasa), serta anak pertamanya (I Dewa Gede Darmayasa) beserta keluarga anak pertamanya, yaitu menantunya (Dewa Ayu Dewantari) dan cucunya (Dewa Ayu Anggi Pratiwi).

(6)
[image:6.612.77.535.97.252.2]

2 Tabel 1. Anggota Keluarga Bapak I Dewa Gede Jati

Keluarga Bapak I Dewa Gede Jati tinggal di sebuah rumah sederhana di Desa Katung dengan lahan seluas 2 are dan luas bangunan 1 are, dimana lahan tersebut merupakan milik dirinya. Rumahnya saat ini ditempati oleh 2 KK, yaitu keluarga Pak Dewa dan keluarga anak pertamanya (I Dewa Gede Darmayasa). Rumah yang ditempatinya berupa bangunan permanen, terdiri atas 3 bangunan terpisah. Bangunan yang pertama digunakan sebagai kamar tidur, dimana dalam satu bangunan tersebut terdapat 2 kamar tidur. Dua bangunan lainnya dimanfaatkan oleh Pak Dewa sebagai dapur dan kamar mandi. Kamar tidur yang lebih kecil ditempati oleh ibu Pak Dewa (I Dewa Ayu Ketut Wirya), sedangkan kamar tidur yang lebih besar ditempati untuk 6 orang, yaitu Pak Dewa, istri Pak Dewa, anak ke-3 Pak Dewa, dan keluarga anak pertama Pak Dewa. Kamar tidur di rumah Pak Dewa tidak memiliki ventilasi udara, sehingga sirkulasi udara di kamar Pak Dewa tidak baik. Aroma kamar tidur di rumah Pak Dewa tercium tidak sedap. Jendela kamar juga tidak pernah dibuka karena jendela kamar yang digunakan oleh Pak Dewa adalah jendela yang tertutup permanen. Sirkulasi udara hanya mengandalkan sebuah pintu yang dibuka saat pagi atau siang hari dan selalu ditutup saat malam hari. Jalur cahaya masuk termasuk mencukupi apabila Pak Dewa membuka tirai jendelanya.

Pak Dewa masih menggunakan tungku dan kayu bakar di dapurnya untuk memasak. Sirkulasi udara di dapur Pak Dewa juga tidak baik karena tidak terdapat ventilasi dan hanya mengandalkan sebuah pintu agar asap tungku dapat keluar. Hal tersebut menyebabkan kondisi dapur Pak Dewa cukup berasap ketika memasak. Namun di dapur Pak Dewa juga terdapat kompor gas yang hanya digunakan apabila terburu-buru untuk menghemat penggunaan gas. Sehari-harinya Pak Dewa mandi di kamar mandi keluarga yang terletak di bangunan yang

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan

1 I Dewa Gede Jati Kepala

Keluarga 43 th Tamat SD Petani, Buruh 2 I Dewa Ayu Made Tagel Istri 43 th Tamat SD Petani 3 I Dewa Nyoman Ariasa Anak 8 th Belum Tamat

SD Pelajar

(7)

3 berbeda. Kamar mandi Pak Dewa cukup sempit dan penerangannya kurang. Kondisi halaman rumah Pak Dewa berdebu karena hanya berupa tanah dan tidak pernah disiram karena terbatasnya air. Rumah Pak Dewa sudah dialiri listrik yang biasanya digunakan Pak Dewa untuk penerangan dan menonton televisi. Untuk air, Pak Dewa menggunakan air yang dibelinya per tangki truk dan ditampung di tangki penampungan air miliknya. Secara umum, kondisi rumah Pak Dewa layak untuk ditempati.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Sehari-harinya, Pak Dewa bekerja sebagai petani. Pak Dewa memiliki lahan tanaman perkebunan di Desa Belancan seluas 30 are. Lahan tersebut sebagian besar ditanami dengan pohon jeruk. Selain pohon jeruk, lahan tersebut juga dimanfaatkan oleh Pak Dewa untuk menanam tanaman ubi kayu, cabe, bayam, dan kunyit. Pak Dewa juga memanfaatkan lahan tersebut untuk beternak sapi, ayam, dan bebek. Selain bertani dan beternak, Pak Dewa juga sering mengambil kerjaan tambahan sebagai buruh bangunan untuk memperoleh penghasilan tambahan. Penghasilan Pak Dewa tidak menentu, tergantung banyaknya panen dan proyek bangunan yang dikerjakannya. Untuk tahun ini, Pak Dewa sudah berhasil memanen ubi kayu sebanyak 500 Kg, cabai sebanyak 50 Kg, bayam sebanyak 5 Kg, dan jeruk sebanyak 500 Kg. Sebagian besar hasil panen tersebut dijual, dan sisanya dikonsumsi sendiri. Dalam sebulan Pak Dewa bisa mendapatkan penghasilan mulai dari Rp. 900.000 hingga Rp. 2.000.000. Namun Pak Dewa juga sering mendapatkan tunjangan dana dari anak pertamanya yang sudah bekerja, dimana anak pertama Pak Dewa memiliki penghasilan sebanyak Rp. 3.000.000 per bulan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Keluarga Pak Dewa merupakan keluarga yang hanya memfokuskan pemenuhan kebutuhannya pada pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, diantaranya adalah:

1.2.2.1 Kebutuhan Sehari - Hari

(8)

4 pernah menghitung berapa keperluan dana yang dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya, namun diperkirakan sebulan bisa menghabiskan sampai Rp. 700.000. Sedangkan untuk papan, keluarga Pak Dewa tidak memiliki utang maupun cicilan rumah, sebab bangungan yang ditempatinya saat ini merupakan miliknya sendiri. Untuk masalah sandang, keluarga Pak Dewa tidak mempermasalahkan model pakaian yang dipergunakan. Mereka sudah merasa cukup akan pakaian yang dimiliki, asalkan mampu melindungi badan mereka dari suhu yang dingin di Desa Katung. Jika memiliki sisa uang pemenuhan kebutuhan lainnya, keluarga Pak Dewa biasanya menyimpannya di koperasi dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan lain. 1.2.2.2 Pendidikan

Pak Dewa tidak pernah mengeluarkan biaya yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya karena memperoleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Anak pertama dan keduanya disekolahkan hingga tamat SD. Saat ini anak pertamanya sudah menikah dan bekerja sebagai supir truk pengangkut pasir, sedangkan anak ke-dua nya sudah menikah ke Desa Catur. Anak ke-tiganya saat ini masih menempuh bangku pendidikan kelas 2 SD di SD Belancan. Pak Dewa tidak perlu membayar SPP berkat BOS, dan hanya perlu mengeluarkan biaya untuk membeli buku, alat tulis, dan pakaian tiap tahun ajaran baru kira-kira sebanyak Rp. 400.000.

1.2.2.3 Kesehatan

Perihal kesehatan, keluarga Pak Dewa sudah memiliki jaminan kesehatan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu menderita sakit. Biasanya jika ada anggota keluarganya yang sakit, Pak Dewa segera membawanya berobat ke Puskesmas VI Kintamani. Pak Dewa tidak pernah menggunakan jasa pengobatan alternatif ataupun pengobatan tradisional untuk mengatasi penyakit-penyakit yang dialami keluarganya karena sudah memiliki KIS, sehingga tidak perlu keluar biaya apapun untuk berobat.

1.2.2.4 Kerohanian

(9)

5 membeli bahan di Pasar Belancan untuk menghemat dana. Apabila ada upacara besar seperti Hari Raya Galungan dan Kuningan Pak Dewa memperkirakan keluar biaya sekitar Rp. 80.000. Pak Dewa Bercerita bahwa keluarganya cukup menggunakan apa yang mereka miliki dan yang mereka mampu berikan untuk dipersembahkan, serta tidak perlu bahan-bahan yang mewah.

1.2.2.5 Sosial

Pak Dewa bercerita bahwa dirinya termasuk orang yang sering mebanjar. Ikatan sosial Pak Dewa dengan warga banjar/desa cukup sangat erat, sehingga apapun yang diperlukan oleh banjar/desa Pak Dewa dan keluarganya selalu berusaha untuk membantu baik berupa tenaga maupun materi. Seperti beberapa waktu lalu, Pak Dewa ikut membantu masyarakat desa untuk gotong royong membersihkan lingkungan Pura Desa karena akan diadakan odalan di Pura tersebut. Pak Dewa juga rutin membayar iuran banjar sebanyak Rp. 100.000 per bulan dan iuran wajib untuk pembangunan pura ataupun perbaikan balai banjar sebanyak Rp. 200.000 per bulan.

1.2.2.6 Keperluan Lain

(10)

1 BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak I Dewa Gede Jati, maka penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan perkenalan dan obrolan-obrolan ringan dengan Bapak I Dewa Gede Jati dan keluarganya, sambil membantu melakukan suatu pekerjaan di rumahnya. Dalam penggalian informasi lainnya, penulis juga melakukan obervasi terhadap lingkungan tempat tinggal keluarga Pak Dewa dan berdiskusi bersama untuk memecahkan permasalahan yang dimiliki. Sosialisasi mengenai program kerja KKN-PPM dan berbagi cerita serta pengalaman juga dilakukan saat kunjungan untuk menciptakan suasana yang hangat dan akrab.

2.1 Permasalahan Keluarga

Berdasarkan pengamatan dan hasil berbincang-bincang dengan Bapak I Dewa Gede Jati dan anggota keluarga, permasalahan keluarga dapat dibagi menjadi beberapa hal menurut bidangnya.

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga

Pak Dewa untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dapat dikatakan sangat pas-pasan. Pak Dewa tidak memiliki tabungan di manapun. Jika tidak ada pengeluaran yang mendadak, keluarga Pak Dewa dapat mengimbangi antara pendapatan maupun pengeluaran. Namun jika ada suatu dan lain hal yang mendadak dan membutuhkan banyak uang, keluarga Pak Dewa biasanya meminjam uang di koperasi ataupun anak pertamanya. Namun hal tersebut masih bukanlah solusi yang terbaik karena anak pertama Pak Dewa juga memerlukan uang untuk melangsungkan kehidupan keluarganya. Pak Dewa juga terbiasa meminjam uang di koperasi, dan baru bisa mengembalikannya sedikit demi sedikit jika Pak Dewa mendapat proyek kerja sebagai buruh.

2.1.2 Masalah Kesehatan Keluarga

(11)

2 penting karena berperan sebagai sumber energi sebelum beraktifitas di pagi hari. Pak Dewa juga bercerita bahwa sebelum makan dirinya tidak pernah mencuci tangan dengan menggunakan sabun karena menganggap dengan membasahi tangannya dengan air saja sudah cukup untuk membuat nasi yang dimakan tidak menempel di tangannya. Keluarga Pak dewa terbiasa mandi satu kali sehari dikarenakan terbatasnya air dan kondisi cuaca tempat tinggalnya yang dingin. Bahkan terkadang saat cuaca sangat dingin mereka dapat tidak mandi seharian penuh. Berdasarkan pengamatan penulis, Pak Dewa beserta anaknya nampak memiliki gangguan pada kulitnya, namun tidak sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Pak Dewa awalnya bercerita bahwa dirinya tidak memiliki hipertensi, namun setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah, penulis mendapatkan tekanan darah Pak Dewa mencapai 150/90 mmHg. Pak Dewa kemudian baru mengingat bahwa dirinya dulu pernah dikatakan memiliki hipertensi saat memeriksakan diri ke Puskesmas, namun karena Pak Dewa tidak merasa sakit, Pak Dewa tidak pernah memeriksakan kesehatannya lagi ke Puskesmas. Pak Dewa tidak pernah memeriksakan masalah tekanan darah tersebut ke pusat pelayanan kesehatan di daerahnya karena kurangnya informasi yang dimiliki. Pak Dewa juga memiliki kebiasaan merokok, dimana satu bungkus rokok bisa dihabiskannya dalam waktu satu hari. Pak Dewa bercerita bahwa dirinya memang ingin berhenti merokok, namun saat tidak merokok Pak Dewa merasa bibir nya agak aneh sehingga Pak Dewa kembali merokok. Ibu dari Pak Dewa, yaitu I Dewa Ayu Ketut Wirya juga saat diperiksa oleh penulis ternyata memiliki katarak, sehingga tidak bisa melihat. Ibu Pak Dewa diceritakan sudah tidak bisa melihat sejak setahun yang lalu, namun tidak dicarikan pengobatan karena Pak Dewa menganggap kebutaan tersebut dikarenakan usia Ibunya yang sudah tua. Hal tersebut menyebabkan Ibu Pak Dewa lebih sering diam sendirian di kamar, dan tidak keluar kamar. Ibu Pak Dewa memanggil menantu Pak Dewa jika ingin makan, minum, dan mandi.

2.1.3 Masalah Penataan dan Pemanfaatan Bangunan Keluarga

(12)

3 Pak Dewa, istri Pak Dewa, anak ke-3 Pak Dewa, dan keluarga anak pertama Pak Dewa. Kamar tidur di rumah Pak Dewa tidak memiliki ventilasi udara, sehingga sirkulasi udara di kamar Pak Dewa tidak baik. Aroma kamar tidur di rumah Pak Dewa tercium tidak sedap. Jendela kamar juga tidak pernah dibuka karena jendela kamar yang digunakan oleh Pak Dewa adalah jendela yang tertutup permanen. Sirkulasi udara hanya mengandalkan sebuah pintu yang dibuka saat pagi atau siang hari dan selalu ditutup saat malam hari. Banyaknya jumlah orang yang istirahat dalam sebuah kamar ditambah dengan buruknya sirkulasi udara dapat berdampak buruk pada kualitas istirahat keluarga Pak Dewa. Hal tersebut sangat buruk untuk keluarga Pak Dewa karena udara yang segar di kamar tidur sangatlah dibutuhkan untuk menimbulkan suasana nyaman, sehingga momen istirahat di rumah tidak terganggu. Jalur cahaya masuk termasuk mencukupi apabila Pak Dewa membuka tirai jendelanya.

Pak Dewa masih menggunakan tungku dan kayu bakar di dapurnya untuk memasak. Sirkulasi udara di dapur Pak Dewa juga tidak baik karena tidak terdapat ventilasi dan hanya mengandalkan sebuah pintu agar asap tungku dapat keluar. Hal tersebut menyebabkan kondisi dapur Pak Dewa cukup berasap ketika memasak. Namun di dapur Pak Dewa juga terdapat kompor gas yang hanya digunakan apabila terburu-buru untuk menghemat penggunaan gas. Sehari-harinya Pak Dewa mandi di kamar mandi keluarga yang terletak di bangunan yang berbeda. Kamar mandi Pak Dewa cukup sempit dan penerangannya kurang. Kondisi halaman rumah Pak Dewa berdebu karena hanya berupa tanah dan tidak pernah disiram karena terbatasnya air.

2.2 Masalah Prioritas

Adapun daftar prioritas masalah yang terdapat pada keluarga Bapak I Dewa Gede Jati adalah sebagai berikut:

2.2.1 Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi yang terjadi pada keluarga ini adalah:

- Kurangnya pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan keluarga Pak Dewa.

- Keluarga Pak Dewa tidak memiliki tabungan di lembaga penyimpan uang. 2.2.2 Masalah Kesehatan

(13)

4 - Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit hipertensi.

- Ibu Pak Dewa menderita Katarak dan tidak dicarikan pengobatan. - Kurang menjaga kebersihan kulit sehingga terkena penyakit kulit. - Tidak pernah mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. - Kesulitan untuk berhenti merokok.

- Keluarga Pak Dewa tidak pernah sarapan pagi. 2.2.3 Masalah Penataan Bangunan

Masalah penataan bangunan yang terjadi pada keluarga ini adalah: - Tidak adanya ventilasi udara di kamar tidur keluarga Pak Dewa.

- Asap tungku yang mengepul di dapur ketika memasak karena tidak ada ventilasi udara.

(14)

1 BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

3.1.1 Melakukan Edukasi Mengenai Pentingnya Membuka Usaha Baru untuk Memperoleh Pendapatan Lebih dan Menabung

Penulis melakukan edukasi terhadap Pak Dewa dan istrinya mengenai peluang-peluang usaha yang dapat dilakukan oleh mereka untuk menambah pendapatan yang diperolehnya. Pak Dewa memiliki beberapa potensi yang masih belum dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan yang lebih banyak. Pak Dewa saat ini memiliki 1 ekor sapi, 2 ekor ayam, dan 7 ekor bebek untuk diternak. Ternak Pak Dewa sebenarnya dapat dikembangkan lagi dengan cara membeli bibit-bibit ayam ataupun bebek dengan cara menjual sapi miliknya sebagai modal. Jika dihitung-hitung, dengan menjual sapi yang digemukkan hanya bisa memperoleh pendapatan tiap 2-3 tahun sekali, dibandingkan dengan menjual telur-telur yang dihasilkan dari beternak ayam ataupun bebek yang dapat memberikan pendapatan setiap hari. Selain itu, Pak Dewa juga memiliki lahan di Belancan yang dapat dimanfaatkan untuk beternak ayam ataupun bebek.

(15)

2 Buah-buah jeruk yang dihasilkan oleh kebun jeruk Pak Dewa tahun ini hanya dihargai Rp. 2.000 per Kg. Anjloknya harga jeruk menyebabkan pendapatan yang diperoleh oleh Pak Dewa dari berjualan jeruk juga menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pak Dewa beserta istrinya dapat menekuni usaha pengolahan jeruk menjadi sirup untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari produksi buah di kebun jeruknya. Dengan mengolah jeruk menjadi sirup, Pak Dewa dapat menyulap buah jeruk yang hanya dihargai Rp. 2.000 per Kg menjadi sebotol sirup jeruk yang dapat dihargai pada kisaran Rp. 15.000 per botol. Penulis menyarankan Pak Dewa untuk melakukan usaha tersebut karena tidak setiap saat Pak Dewa mendapat proyek buruh bangunan ataupun panen jeruk. Dengan beternak dan membuka usaha baru, diharapkan Pak Dewa bisa mendapatkan penghasilan yang tetap bahkan mampu meningkat.

Penulis juga mendapatkan bahwa keluarga Bapak I Dewa Gede Jati belum memiliki tabungan di lembaga penyimpanan manapun. Pak Dewa hanya menyimpan kelebihan uangnya secara pribadi di rumahnya. Uang tersebut digunakan jika sewaktu-waktu ada keperluan yang memerlukan uang secara mendadak. Dikatakan kelebihan uang tersebut cepat habis karena digunakan untuk membeli suatu dan lain hal. Penulis menyarankan agar keluarga Pak Dewa membuat tabungan di lembaga penyimpanan seperti bank, LPD ataupun koperasi desa. Selain bisa mendapatkan bunga, dengan menabung di tempat tersebut, Pak Dewa juga bisa lebih berpikir dalam menghabiskan uangnya dan tidak mudah membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkannya.

3.1.2 Melakukan Edukasi tentang Cara Mengatasi Hipertensi dan Pentingnya Mencegah Komplikasi dari Hipertensi

(16)

3 adalah salah satu penyakit yang paling umum diderita oleh manusia di seluruh dunia dan berperan sebagai faktor risiko maupun komplikasi dari berbagai penyakit kronis, terutama

penyakit kardiovaskuler. Hipertensi dijuluki sebagai “the silent killerkarena penyakit ini tidak

menimbulkan gejala dan keluhan yang khas, sehingga sulit disadari oleh penderita. Jika dibiarkan, hipertensi akan menyebabkan rusaknya organ-organ penting seperti: otak, jantung, ginjal, retina mata, bahkan organ seksual. Oleh karena itu penulis mengedukasi Pak Dewa mengenai apa itu hipertensi atau tekanan darah tinggi, bahaya penyakit-penyakit akibat komplikasi dari hipertensi yang tidak terkontrol, dan cara mencegah terjadinya penyakit-penyakit berbahaya akibat komplikasi dari hipertensi yang tidak terkontrol. Berdasarkan Kemenkes RI cara untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan perilaku “CERDIK” serta kepatuhan

minum obat. Untuk perilaku “CERDIK”, terdiri atas cek kesehatan secara berkala, enyahkan

asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat, istirahat cukup, dan kendalikan stress, serta didukung juga dengan kepatuhan minum obat. Dengan menerapkan perilaku tersebut, diharapkan Pak Dewa mampu lebih memahami mengenai cara menangani hipertensi dan bahaya komplikasi akibat penyakit hipertensi jika tidak terkontrol dan cara mencegahnya.

3.1.3 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Mengobati Katarak yang Diderita Ibu Pak

Dewa untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

(17)

4 katarak gratis dari pemerintah dan RS Indera Provinsi Bali tersebut dilaksanakan di Desa Demulih pada tanggal 20 Agustus 2016, dan penulis juga ikut mengantar Ibu Pak Dewa bersama Pak Dewa untuk operasi katarak gratis di Desa Demulih.

3.1.4 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Merawat Kebersihan Kulit dan Mencuci Tangan dengan Sabun Sebelum Makan

Pak Dewa bercerita bahwa sebelum makan dirinya tidak pernah mencuci tangan dengan menggunakan sabun karena menganggap dengan membasahi tangannya dengan air saja sudah cukup untuk membuat nasi yang dimakan tidak menempel di tangannya. Keluarga Pak Dewa juga terbiasa mandi satu kali sehari dikarenakan terbatasnya air dan kondisi cuaca tempat tinggalnya yang dingin. Bahkan terkadang saat cuaca sangat dingin mereka dapat tidak mandi seharian penuh. Berdasarkan pengamatan penulis, Pak Dewa beserta anaknya nampak memiliki gangguan pada kulitnya, namun tidak sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Merawat kebersihan kulit merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan. Kulit yang nampak muncul bercak-bercak putih merupakan salah satu tanda adanya jamur yang tumbuh di kulit. Bercak-bercak putih tersebut nampak muncul pada lipatan lengan bawah Pak Dewa dan juga pada wajah anak ke-tiga Pak Dewa. Penulis memberikan edukasi kepada Pak Dewa dan keluarga, walaupun kondisi cuaca saat itu dingin dan air yang terbatas, Pak Dewa dan keluarga masih tetap dapat menjaga kebersihan kulitnya dengan memasak air panas untuk mandi, ataupun dengan cukup mencuci muka serta daerah yang berkeringat dan menyikat gigi saat di malam hari, sehingga tidak banyak menghabiskan air namun tetap menjaga kebersihan kulit. Penulis juga mengedukasi Pak Dewa untuk terbiasa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk mencegah masuknya kuman penyakit melalui tangan yang kotor, serta mengedukasi tentang 6 langkah mencuci tangan yang baik dan benar.

3.1.5 Melakukan Edukasi tentang Tips dan Trik untuk Berhasil Berhenti Merokok

(18)

5 berhenti merokok, seperti mengganti rokok dengan permen mint, alihkan keinginan untuk merokok dengan kegiatan/ kesibukan lain, jangan terjebak perangkap “hanya satu batang per

hari”, dan yang terpenting adalah bulatkan niat dan tekad untuk benar-benar berhenti merokok.

Dengan berhenti merokok, diharapkan Pak Dewa dapat menekan pengeluaran untuk membeli rokok dan tetap menjaga kesehatannya.

3.1.6 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Sarapan Pagi Sebelum Beraktifitas

Keluarga Pak Dewa merupakan keluarga yang tidak pernah sarapan pagi dikarenakan memang tidak terbiasa. Padahal sarapan pagi sangat diperlukan oleh tubuh dan penting untuk kesehatan karena saat tidur tubuh sudah berpuasa selama 8 jam. Selain itu sarapan pagi juga penting karena berperan sebagai sumber energi sebelum beraktifitas di pagi hari. Penulis mengedukasi Pak Dewa dan Keluarga untuk mengonsumsi sesuatu sebelum beraktifitas, seperti nasi dan telur, buah pisang, ataupun umbi-umbian yang dapat diperoleh dari kebunnya. Diharapkan dengan rutin sarapan, Pak Dewa dan keluarganya bisa beraktifitas di pagi hari dengan lebih bertenaga. Anak Pak Dewa juga dengan memiliki kebiasaan untuk sarapan diharapkan lebih bisa menyerap pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah.

3.1.7 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Pengadaan Ventilasi serta Penghijauan di

Halaman Rumah

(19)

6 ventilasi di kamar tidur dan dapur Pak Dewa agar sirkulasi udara pada ruangan tersebut bisa berjalan dengan baik sehingga suasana ruangan terasa lebih segar.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Bapak I Dewa Gede Jati yang berlokasi di Banjar Katung Desa Katung Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Dalam waktu 5 minggu, dilakukan kunjungan sebanyak lebih dari 15 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut:

No Tanggal Waktu Kegiatan

1. 23 Juli 2016 09.00-11.00 Koordinasi dengan kepala desa Katung untuk menentukan pembagian KK dampingan.

2. 24 Juli 2016 09.00-14.30 Mencari alamat KK dampingan, berkenalan, dan membuat janji pertemuan selanjutnya dengan KK dampingan.

3. 25 Juli 2016 16.00-18.00 Berdiskusi dengan Bapak I Dewa Gede Jati terkait silsilah keluarga dan pekerjaan keluarganya. 4. 26 Juli 2016 16.00 – 19.00 Berdiskusi tentang pendapatan dan pengeluaran

keluarga Bapak I Dewa Gede Jati.

5. 28 Juli 2016 16.00 – 19.00 Berdiskusi tentang permasalahan perekonomian dan kesehatan keluarga Bapak I Dewa Gede Jati, serta melakukan pemeriksaan kesehatan sederhana. 6. 29 Juli 2016 17.00 – 19.30 Berdiskusi tentang permasalahan penataan dan

pemanfaatan bangunan keluarga.

7. 31 Juli 2016 17.00 – 20.00 Melakukan Edukasi Mengenai Pentingnya Membuka Usaha Baru untuk Memperoleh Pendapatan Lebih dan Menabung.

8. 2 Agustus 2016

17.00 – 20.00 Melakukan Edukasi tentang Cara Mengatasi Hipertensi dan Pentingnya Mencegah Komplikasi dari Hipertensi.

(20)

7 2016 Katarak yang Diderita Ibu Pak Dewa untuk

Meningkatkan Kualitas Hidup 10. 9 Agustus

2016

18.00-21.00 Melakukan sensus penduduk ke keluarga Pak Dewa dan anaknya, serta melakukan pemeriksaan

kesehatan 11. 11 Agustus

2016

16.00 – 19.00 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Merawat Kebersihan Kulit dan Mencuci Tangan dengan Sabun Sebelum Makan.

12. 12 Agustus 2016

17.00 – 20.00 Melakukan Edukasi tentang Tips dan Trik untuk Berhasil Berhenti Merokok.

13. 15 Agustus 2016

16.00 – 18.00 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Sarapan Pagi Sebelum Beraktifitas.

14. 18 Agustus 2016

17.00 – 19.00 Melakukan Edukasi tentang Pentingnya Pengadaan Ventilasi serta Penghijauan di Halaman Rumah. 15. 19 Agustus

2016

16.00 – 18.30 Mengedukasi Ibu Pak I Dewa Gede Jati untuk mau dioperasi katarak, dan membantu menyiapkan kelengkapan untuk dioperasi.

16. 20 Agustus 2016

07.00 – 13.00 Mengantar Pak Dewa beserta Ibunya ke Desa Demulih untuk operasi katarak gratis.

17. 21 Agustus 2016

16.00 – 18.30 Melakukan pemeriksaan kepada keluarga Pak Dewa dan berbincang-bincang terkait dilaksanakannya program yang diberikan.

18. 22 Agustus 2016

16.00 – 19.00 Memberikan bantuan sembako untuk keluarga Pak Dewa

19. 23 Agustus 2016

08.00 – 20.00 Menyusun laporan KK Dampingan

20. 24 Agustus 2016

13.00 – 18.00 Menyusun laporan KK Dampingan

21. 26 Agustus 2016

(21)
(22)

1 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Jenis Kegiatan

Adapun pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM UNUD ke XIII tahun 2016 di Desa Katung Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, dimana untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal dua hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan.

4.1.1 Waktu

Adapun waktu yang digunakan untuk kegiatan KK dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan.

4.1.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Sedangkan secara spesifik lokasi KK Dampingan dari keluarga Keluarga Bapak I Dewa Gede Jati adalah di Banjar Katung, Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

4.2 Hasil Kegiatan

Adapun hasil yang diharapkan setelah pendampingan keluarga ini adalah agar keluarga Bapak I Dewa Gede Jati dapat meningkatkan kesadaran mereka mengenai kesejahteraan hidup khususnya di bidang ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan. Pak Dewa sudah mampu rutin untuk kontrol dan mengendalikan tekanan darah tingginya, mampu memahami apa itu katarak dan mengajak ibunya berobat, dan mampu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

4.3 Kendala

(23)
(24)

1 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

a.Masalah utama keluarga Bapak I Dewa Gede Jati adalah dalam hal ekonomi, kesehatan dan penataan serta pemanfaatan bangunan. Kepemilikan usaha baru untuk menunjang pendapatan per bulan, serta kepemilikan tabungan merupakan hal yang diperlukan untuk memajukan tingkat ekonomi Pak Dewa. Selain itu, tingkat pengetahuan mengenai beberapa penyakit masih kurang, sehingga diperlukan edukasi untuk meningkatkan pemahaman mengenai penyakit tersebut, dan dapat mengatasi serta mencegah penyakit tersebut di kemudian hari. Ketidakadaan ventilasi dan jendela dalam bangunan rumah keluarga ini juga menjadi bahan perhatian dan akan memperparah kondisi kesehatan keluarga Bapak I Dewa Gede Jati jika tidak ditanggulangi.

b.Observasi dan wawancara dilakukan saat kunjungan untuk mengamati dan menganalisa permasalahan lain serta kebutuhan yang diperlukan oleh keluarga dampingan (Bapak I Dewa Gede Jati). Penulis melakukan diskusi dan edukasi untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Pemberian informasi yang bersifat persuatif juga dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga Bapak I Dewa Gede Jati.

5.2 Rekomendasi

(25)

2 Dokumentasi Pendampingan Keluarga

Gambar

Tabel 1. Anggota Keluarga Bapak I Dewa Gede Jati

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan masalah yang sudah dibahas di atas, maka hasil – hasil yang akan dicapai melalui laporan tugas akhir ini adalah membuat inovasi baru dengan

[r]

Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat banyak diciptakan peralatan-peralatan yang dapat membantu untuk memudahkan pekerjaan manusia, seperti pada perusahaan cat

[r]

لصدما يذلا ختسي مد ثحابلا و لصدما يفيكلا يعي ءازجأا يذلا جحنت تانايبلا ةيفصولا ةروصتما وأ ةلوقما نع فاصوأ دارفأا ثداو او بابسأا نم عومجا نعما.. امأ نم ثيدح

analisis regresi berganda sebesar 0.721, yang berarti H 0 diterima karena nilai signifikan dari elemen consumer-brand characteristic nilainya > 0.05 sehingga.. 59

Aplikasi ini kemudian dapat menyimpan data calon pelamar yang sudah mendaftarkan diri, calon pelamar dapat mencari lowongan pekerjaan yang ditampilkan dalam website yang

[r]