• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji efek antiinflamasi dekokta herba baru Cina (Artemisia vulgaris L.) pada mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin menggunakan Plethysmometer.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji efek antiinflamasi dekokta herba baru Cina (Artemisia vulgaris L.) pada mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin menggunakan Plethysmometer."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang merusak. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada gastrointestinal seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, perforasi atau pendarahan pada lambung atau duodenum. Tanaman baru cina memiliki kandungan flavonoid yang tinggi yang dapat digunakan sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dekokta herba baru cina (Artemisia vulgaris L.) sebagai antiinflamas dan dosis dekokta herba baru cina yang dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi terhadap udema pada kaki mencit terinduksi karagenin.

Mencit betina galur Swiss berjumLah 25 ekor dibagi kedalam 5 kelompok masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok I diberikan perlakuan pemberian aquadest 0,5 mL (kontrol negatif); kelompok II diberikan perlakuan pemberian kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif); kelompok III, IV dan V diberikan perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis masing-masing 1,12 mg/kgBB;1,68 mg/kg BB;2,24 mg/kgBB. Perlakuan pada setiap kelompok dilakukan secara peroral dengan menggunakan kanul.Setelah 15 menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit dilakukan injeksi karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit kemudian diukur dengan plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Data volume udema yang didapat digunakan untuk menghitung persen penghambatan inflamasi dan dianalisis dengan uji One way ANOVA secara statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows.

Dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB; 1,68 mg/kg BB; 2,24 mg/kgBB memiliki persen penghambatan inflamasi masing-masing sebesar 72,79%; 99,32%; 140,82%. Berdasarkan hasil yang didapat, disimpulkan bahwadekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi pada ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina.

(2)

ABSTRACT

Inflammation is a normal protective response to tissue injury caused by physical trauma, chemical or microbiological substances that damage. The use of long-term NSAIDS have gastrointestinal effects such as dyspepsia and abdominal pain, perforation, or bleeding in the stomach or duodenum. Baru cina plant (Artemisia vulgaris L.)has a high flavonoid content that can be used as an antioxidant and anti-inflammatory agent. This study aims to determine the effect of the baru cina herb decoction as anti-inflammatory and the dose that can be used as an anti-inflammatory agent to mice induced carrageenaan.

Swiss female mice strains amount to 25 were divided into five groups each of 5 mice. The first group was given treatment administration of 0.5 mL of distilled water (negative control); the second group was given treatment at a dose of diclofenac potassium administration of 9.1 mg / KgBW (positive control); group III, IV and V are given a new herbal treatment dekokta Award china with each dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW. Treatment in each group carried out orally using kanul.Setelah 15 minutes giving treatment to each group of mice injections karagenin 3% in subplanar. Edema in the legs of mice and then measured with plethysmometer and recorded starting at 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10. Data edema volume obtained is used to calculate the percent inhibition of inflammation and calculated statistically by using SPSS for Windows.

Baru cina herb decoction dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW had a percent inhibition of inflammatory respectively by 72.79%; 99.32%; 140.82%. Based on the results obtained, it was concluded that the baru cina herbs decoctionhave anti-inflammatory activity at dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW.

(3)

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA (Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS

TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN PLETHYSMOMETER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:

Laurensius Danang Wicaksana NIM : 128114160

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA (Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS

TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN PLETHYSMOMETER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:

Laurensius Danang Wicaksana NIM : 128114160

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

“No poison can kill a positive thinker and no medicine can heal a

negative thinker”

“Laughing is the best medicine, unless with no reason, therefore you

need a m

edicine”

Kupersembahkan skripsi ini untuk : Tuhan Yesus Kristus

Orang tua dan keluargaku Sahabat-sahabat terbaikku

Teman seperjuanganku dalam penyusunan skripsi Teman-teman seperjalanan kuliah

(8)
(9)
(10)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya selama proses penelitian hingga terselesaikannya naskah skripsi yang berjudul “UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA(Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN PLETHYSMOMETER”. Merupakan anugerah yang tidak ternilai penulis bisa memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.).

Banyak rintangan dan masalah dalam setiap saat yang dihadapi penulis dari awal hingga akhir penyusunan naskah skripsi ini. Berkat bimbingan, bantuan, dukungan dan doayang tulus dari berbagai pihak yang diberikan secara langsung ataupun tidak langsung kepada penulis, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. drh. Sugiyono, M. Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan masukan serta pengarahan selama penelitian dan penyusunan naskah skripsi ini.

2. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. dan Yohanes Dwiatmaka, M. Si.sebagai dosen

penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun demi penyelesaian penelitian dan naskah skripsi ini.

3. Prof. Soegihardjo, M. Sc., Apt., selaku dosen pembimbing terdahulu yang

telah membimbing penulis.

4. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendukung dan berdoa untuk penulis.

5. Abed, Satrio dan Mike sebagai teman seperjuangan yang telah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan penelitian.

(11)

vii DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7

KESIMPULAN ... 21

DAFTAR PUSTAKA ... 22

LAMPIRAN ... 25

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol

negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru

cina (n=5) ... 11 Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol

negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru

cina ... 12 Tabel 3. Persen (%) penghambatan inflamasi uji efek antiinflamasi pada

kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis

dekokta herba baru cina ... 13 Tabel 4. Persen (%) potensi relatif daya antiinflamasi (PRDA) uji efek

antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal. Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) uji efek antiinflamasi

pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Hal. Lampiran 1. Surat Keaslian Simplisia Tanaman Herba Baru Cina pada Uji

Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ... 26 Lampiran 2. Surat Etichal Clearance Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Herba Baru

Cina ... 27 Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik AUC dari Kelompok Uji Antiinflamasi

Dekokta Herba Baru Cina ... 28 Lampiran 4. Hasil Analisis Statistik Transform AUC dari Kelompok Uji

Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ... 29 Lampiran 5. Hasil uji ANOVA Transform AUC dari Kelompok Uji Antiinflamasi

Dekokta Herba Baru Cina ... 30 Lampiran 6. Hasil uji Post Hoch Transform AUC dari Kelompok Uji

(15)

xi ABSTRAK

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang merusak. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada gastrointestinal seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, perforasi atau pendarahan pada lambung atau duodenum. Tanaman baru cina memiliki kandungan flavonoid yang tinggi yang dapat digunakan sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dekokta herba baru cina (Artemisia vulgaris L.) sebagai antiinflamas dan dosis dekokta herba baru cina yang dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi terhadap udema pada kaki mencit terinduksi karagenin.

Mencit betina galur Swiss berjumLah 25 ekor dibagi kedalam 5 kelompok masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok I diberikan perlakuan pemberian aquadest 0,5 mL (kontrol negatif); kelompok II diberikan perlakuan pemberian kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif); kelompok III, IV dan V diberikan perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis masing-masing 1,12 mg/kgBB;1,68 mg/kg BB;2,24 mg/kgBB. Perlakuan pada setiap kelompok dilakukan secara peroral dengan menggunakan kanul.Setelah 15 menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit dilakukan injeksi karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit kemudian diukur dengan plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Data volume udema yang didapat digunakan untuk menghitung persen penghambatan inflamasi dan dianalisis dengan uji One way ANOVA secara statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows.

Dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB; 1,68 mg/kg BB; 2,24 mg/kgBB memiliki persen penghambatan inflamasi masing-masing sebesar 72,79%; 99,32%; 140,82%. Berdasarkan hasil yang didapat, disimpulkan bahwadekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi pada ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina.

(16)

xii ABSTRACT

Inflammation is a normal protective response to tissue injury caused by physical trauma, chemical or microbiological substances that damage. The use of long-term NSAIDS have gastrointestinal effects such as dyspepsia and abdominal pain, perforation, or bleeding in the stomach or duodenum. Baru cina plant (Artemisia vulgaris L.)has a high flavonoid content that can be used as an antioxidant and anti-inflammatory agent. This study aims to determine the effect of the baru cina herb decoction as anti-inflammatory and the dose that can be used as an anti-inflammatory agent to mice induced carrageenaan.

Swiss female mice strains amount to 25 were divided into five groups each of 5 mice. The first group was given treatment administration of 0.5 mL of distilled water (negative control); the second group was given treatment at a dose of diclofenac potassium administration of 9.1 mg / KgBW (positive control); group III, IV and V are given a new herbal treatment dekokta Award china with each dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW. Treatment in each group carried out orally using kanul.Setelah 15 minutes giving treatment to each group of mice injections karagenin 3% in subplanar. Edema in the legs of mice and then measured with plethysmometer and recorded starting at 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10. Data edema volume obtained is used to calculate the percent inhibition of inflammation and calculated statistically by using SPSS for Windows.

Baru cina herb decoction dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW had a percent inhibition of inflammatory respectively by 72.79%; 99.32%; 140.82%. Based on the results obtained, it was concluded that the baru cina herbs decoctionhave anti-inflammatory activity at dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW.

(17)

1 PENDAHULUAN

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan

yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang

merusak (Mycek et al., 2001). Salah satu cara penanganan inflamasi adalah

dengan menggunakan Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS). Golongan

OAINS populer dengan menghambat sistem enzim sikkooksigenase maupun

lipooksigenase intraseluler, yang nantinya akan berpengaruh pada respon

inflamasi yang terjadi dan menurunkan produksi berbagai

komponenprostaglandin. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada

gastrointestinal seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, tidak jarang terjadi

perforasi atau pendarahan pada lambung atau duodenum (Fizgerald and Patrono,

2001). Variasi obat antiinflamasi kini telah ada banyak macamnya, namun masih

jarang ditemui obat-obatan herbal untuk antiinflamasi. Oleh karena itu perlu dicari

pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri dan

peradangan menggunakan obat yang berasal dari tumbuhan.

Salah satu tumbuhan yang banyak digunakan karena mengandung zat aktif

yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit adalah tumbuhan baru cina atau rumput

santa maria (Artemisia vulgaris L.). Tanaman ini bisa digunakan sebagai

antiinflamasi, analgesik, dan antikanker (Dalimartha, 2003). Tanaman baru cina

banyak mengandung senyawa-senyawa sesquiterpene lactone, terutama dalam

daunnya. Diantara senyawa-senyawa tersebut adalah santonin, ertemisin, vulgarin

dan teuremisin. Daun dan bunga terdapat minyak atsiri yang berwarna kuning.

Akar juga mengandung minyak atsiri (Anonim, 1978). Baru cina juga

mengandung aesculectin, aesculin, scopuletin, coumarin, carotenoid, borneol,

dan champor (Bisset, Grainger, and Max, 2001). Salah satu kandungan utama

dalam tanaman baru cina adalah kuersetin, yang diketahui memiliki aktifitas

biologis sepertiagen antiinflamasi dan antioksidan (Nikolova, Velickovic, 2007).

Kuersetin memiliki kelarutan yang sedikit larut dalam air (IARC, 1995).

Peningkatan suhu air dapat meningkatkan kelarutan kuersetin dalam air (Srinivas,

2010). Obat tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia

(18)

2

obat tradisional dengan cara merebus bahan-bahan alam. Cara ini mirip dengan

cara pembuata sediaan farmasi yaitu infusa dan dekokta. Perbedaan dari

keduannya adalah lama pemanasan. Infusa dibuat dengan pemanasan selama 15

menit, sedangkan dekokta selama 30 menit. Perbedaan lama pemanasan akan

mempengaruhi kandungan dari sediaan itu sendiri. Pemanasan yang lebih lama

pada dekokta diharapkan dapat menyari senyawa yang lebih banyak dan lebih

baik digunakan untuk senyawa-senyawa yang sukar larut dalam air. Dengan

pembuatan sediaan dekokta diharapkan dapat menyari senyawa kuersetin

sehingga dapat menimbulkan efek antiinflamasi.

Penelitian Afsar, Rajesh, Venu, dan Raveesha pada tahun 2013 mengenai

efek antiinflamasi ekstrak metanol daun baru cina pada tikus dengan metode

cotton pellet granuloma menunjukkan adanya penghambatan inflamasi secara

signifikan dengan dosis 400 mg/kgBB. Namun aktivitas antiinflamasi dalam

dekokta baru cina belum diteliti secara ilmiah. Peneliti memilih menggunakan

dekokta karena merupakan sediaan yang umum digunakan oleh masyarakat, dan

untuk membandingkan dengan penelitian Afsar, Rajesh, Venu, dan Raveesha pada

tahun 2013 apakah penggunaan dekokta tetap memberikan efek

antiinflamasi.Berdasar latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menguji

efek antiinflamasi dari dekokta herba baru cina terhadap edema pada kaki mencit,

untuk mengetahui efek antiinflamasinya dan dosisnya yang dapat memberikan

efek antiinflamasi.

METODE PENELITIAN

Jenis dan rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian

eksperimental murni dengan rancangan pola acak searah. Penelitian dilakukan di

Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, dan Laboratorium Farmakognosi

(19)

3 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas

(Pyrex-Germany), timbangan mencit, timbangan analitik, kandang mencit, tempat air

minum dan makan mencit, plethysmometer ugo basile 7141, kanul peroral dan

injeksi perkutan, corong Buchner, rotary evaporator.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, cairan

fisiologis, NaCl, kalium deklofenak, serbuk simplisia herba baru cina yang di beli

di Merapi Farma, mencit betina galur swiss umur 2-3 bulan dengan berat 20-30

gram sebanyak 25 ekor yang dibeli di LPPT UGM, karagenin yang dibeli dari

Laboratorium FMIPA UII.

Prosedur

1. Pembuatan dekokta herba baru cina

Serbuk simplisia herba baru cina diukur kadar airnya dengan moisture

belance hingga didapatkan kadar air kurang dari 10%. Serbuk kemudian diayak

dengan ayakan nomor 40 dan dilanjutkan dengan ayakan nomor 50. Serbuk yang

lolos ayakan nomor 40 tetapi tidak lolos ayakan nomor 50 ditimbang sebanyak 10

gram dipanaskan dalam 100 mL aquadest selama 30 menit pada suhu 90°C.

Kemudian campuran tersebut diperas menggunakan kain flannel dan ampasnya

dibilas dan diperas kembali menggunakan aquadest hingga didapatkan cairan

dekokta herba baru cina sebanyak 100 mL.

2. Pembuatan kalium diklofenak

Serbuk kalium diklofenak 0,5 gram dilarutkan dalam aquadest 100 mL

hingga diperoleh konsentrasi 0,5%.

3. Penentuan dosis

Dosis dekokta ditentukan dengan mengoptimasi dosis pada penelitian

(20)

4

dikonversikan kedalam dosis mencit 20 gram dan volume pemberian maksima

l0,5mL. Dosis pada tikus = 400 mg/ kgBB dikonversikan dalam dosis mencit

berdasarkan D. R. Laurance dan A. L. Bacharach : 400 x 0,14 = 0,56 mg/kgBB.

Dosis ini dioptimasi menja\di 1,12 mg/kgBB dijadikan dosis rendah (kelompok

perlakuan III). Untuk dosis tinggi (kelompok perlakuan V) diambil 2 x dosis

kelompok perlakuan III yaitu 2,24 mg/kgBB, dan dosis tengah (kelompok

perlakuan IV) diambil diantara dosis kelompok perlakuan III dan V yaitu 1,68

mg/kgBB.

Dosis karagenin 3%. Dosis karagenin 3% dihitung dengan perhitungan

sebagai berikut.

Dosis kalium diklofenak. Dosis kalium diklofenak untuk manusia adalah

50 mg untuk berat badan 50 kg, maka dosis untuk manusia 70 kg adalah sebesar

70 mg. Konversi dosis dari manusia 70 kg ke menit 20 g adalah sebesar 0,0026.

Perhitungan dosisnya sebagai berikut.

Dosis = 70 mg x 0,0026

= 0,182 mg/ 20 gBB mencit

= 9,1 mg/kg BB mencit

4. Pembuatan larutan karagenin 3%

Larutan karagenin sebagai zat penginduksi udema dibuat dengan cara

melarutkan 0,3 gram karagenin dalam larutan NaCl fisiologis (0,9 %) hingga

volume 10 mL pada labu takar 10 mL.

5. Pembuatan edema

Karagenin 3% dosis 75 mg/Kg BB diinjeksikan secara subplantar

(dibawah kulit telapak kaki) pada kaki mencit yang sebelumnya dibersihkan

(21)

5 6. Pengujian efek antiinflamasi

Mencit berjumlah 25 ekor dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Semua

mencit diaklimasi selama 1 minggu. Perlakuan pada setiap kelompok dilakukan

secara peroral dengan menggunakan kanul. Kelompok I diberi perlakuan

pemberianaquadest 0,5 mL (kontrol negatif);kelompok II diberi perlakuan

pemberian kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif);

kelompok III diberi perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis

1,12 mg/kgBB; kelompok IV diberi perlakuan pemberian dekokta herba baru cina

dengan dosis 1,68 mg/kg BB; kelompok V diberi perlakuan pemberian dekokta

herba baru cina dengan dosis 2,24 mg/kgBB. Dekokta herba baru cina

dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara mengocoknya agar senyawa yang

tekandung didalamnya tercampur merata.

Setelah 15 menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit

dilakukan injeksi karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit

kemudian diukur dengan plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.

7. Penentuan Persen Penghambatan Inflamasi (Persen Inhibisi)

Data volume udema yang didapat, kemudian digunakan untuk menghitung

luas area dibawah kurva (AUC) dengan metode trapezoid menggunakan rumus:

Keterangan :

= rata-rata kelompok kontrol negatif

= rata-rata kelompok kontrol positif

= masing-masing hewan uji yang diberi senyawa uji

(22)

6

Untuk menghitung luas area dibawah kurva (AUC- Area Under Curve)

untuk setiap mencit pada setiap rentang waktu pengukuran dengan metode

trapezoid digunakan rumus :

( ) ( )

Keterangan :

= Aera Under Curve dari jam ke-0 sampai jam ke-10

= besarnya tebal udem dari jam ke-0 sampai jam ke-10

= lamanya waktu pengukuran mulai dari jam ke-0 sampai

jam ke-10

Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan

menggunakan Software SPSS 16.0 for Windows.

Data yang didapat kemudian dihitung digunakan untuk menghitung

persentase inhibisi radang sesuaiSu, Li, and Zhu (2011) sebagai berikut:

Vt = AUC rata-rata volume udema kaki mencit pada kelompok

perlakuan dekokta dan kalium diklofenak

Vc = AUC rata-rata volume udema kaki mencit pada kelompok

kontrol negatif

8. Analisis Statistik

Data tebal udem yang didapatkan diuji dengan Saphiro-Wilk untuk

mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian

antar kelompoknya sebagau syarat analisis parametrik. Apabila didapat distribusi

data yang normal maka analisis dilanjudkan dengan analisis pola searah (One Way

ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan setiap

kelompok perlakuan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk melihat perbedaan

masing-masing antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak

(23)

7

tidak normal, maka dilakukan analisis uji Kruskal Wallis untuk mengetahui

perbedaan aktivitas efek antiinflamasi antar kelompok. Kemudian dilanjudkan

dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok kelompok

bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05).

Data dengan distribusi tidak normal dapat dinormalkan dengan mentransformasi

data tersebut menggunakan prosedur SPSS dengan fungsi log. Data yang memiliki

distribusu tidak normal setelah ditransformasi akan dilanjudkan dengan analisis

uji Kruskal Wallis (Dahlan, M.S., 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi dekokta

herba baru cina (Artemisia vulgaris L.) dan mengetahui dosis efektif dekokta

herba baru untuk menimbulkan efek antiinflamasi. Untuk mengetahui aktivitas

antiinflamasi dari dekokta herba baru cina, dilakukan pengujian menggunakan

metode induksi karagenin 3% pada kaki mencit betina galur Swiss umur 2-3

bulan. Volume udema kemudian diukur dengan plethismometer. Data yang

didapat dihitung dan dianalisis secara statistik. Kemudian dihitung persen inhibisi

inflamasinya. Inflamasi ditandai dengan terjadinya udema pada suatu bagian,

dalam penelitian ini adalah udema pada telapak kaki belakang mencit setelah

diinjeksi suspensi karagenin 3%. Senyawa yang memiliki aktifitas antiinflamasi

yaitu senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengurangi udema. Penelitian

ini meneliti adanya senyawa dengan aktivitas antiinflamasi dalam sediaan dekokta

herba baru cina.

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina galur

Swiss. Hewan uji yang digunakan memiliki keseragaman berat badan yaitu antara

20-30 gram dan keseragaman umur yaitu umur 2-3 bulan. Hal ini dilakukan untuk

memperkecil variabilitas biologis antar hewan uji yang digunakan sehingga bisa

memberikan respon yang sama (Yusuf, Agus, dan Ekardius, 2005). Sebelum

diberikan perlakuan, masing-masing hewan uji dipuasakan selama 12-24 jam dan

hanya diberikan minum air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh

(24)

8

mempengaruhi aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan sehingga bdapat

menyebabkan data yang bias.

Pengujian efek antiinflamasi dilakukan dengan membagi dua puluh lima

ekor mencit menjadi lima kelompok secara acak dengan lima ekor mencit pada

setiap kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang

diberikan aquadest sebagai pelarut sediaan dekokta herba baru cina sebelum

injeksi karagenin 3% sebagai penginduksi udema. Kelompok kedua diberikan

kalium diklofenak sebagai kontrol positif uji efek antiinflamasi dekokta herba

baru cina sebelum injeksi karagenin 3%. Kelompok ketiga, keempat, dan kelima

secara berturut-turut diberikan sediaan dekokta herba baru cina dengan dosis 1,12

mg/kgBB sebagai dosis paling rendah, sediaan dekokta herba baru cina dengan

dosis 1,68 mg/kgBB sebagai dosis tengah, sediaan dekokta herba baru cina

dengan dosis 2,24 mg/kgBB sebagai dosis paling tinggi. Perlakuan diberikan

secara peroral pada waktu 15 menit sebelum diberikan karagenin 3% sebagai

penginduksi udema.

Metode yang digunakan dalam uji efek antiinflamasi herba baru cina

dalam penelitian ini adalah metode pengukuran volume udema dengan

menggunakan pletismometer. Metode ini merupakan salah satu metode yang

sering digunakan selain metode pengukuran tebal udema dengan jangka sorong.

Metode ini relatif sederhana dan proses perlakuan, pengamatan, dan pengukuran,

hingga pengolahan hasil lebih objektif. Alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pletismometer yang digunakan untuk mengukur volume udema yang

dihasilkan. Sebelum digunakan, pletismometer dikalibrasi terlebih dahulu untuk

memastikan kelayakan, akurasi, dan presisi dari alat tersebut dalam melakukan

pengukuran.

Konsentrasi karagenin yang digunakan adalah 3% supaya didapatkan

penurunan yang terlihat signifikan atau mudah diamati tanpa merusak jaringan

pada kaki mencit agar pengamatan dan analisis hasil yang didapat bisa dilakukan

lebih mudah. Rentang waktu pemberian karagenin yaitu waktu jeda antara

pemberian zat uji secara peroral dengan pemberian injeksi karagenin secara

(25)

9

dapat memberikan efek antiinflamasi secara optimal. Penginduksian udema

dengan menggunakan karagenin tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan kaki

mencit dan hanya menginduksi cedera sel sehingga sel yang cedera melepaskan

mediator yang mengawali proses inflamasi akut seperti histamin, serotonin,

bradikinin dan prostaglandin (Necas dan Bartosikova, 2013). Udema yang

terbentuk berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam setelah injeksi

karagenin. Lama waktu pengukuran udema 10 jam setelah pemberian karagenin.

Dosis kalium diklofenak untuk mencit dengan berat badan 20 gram adalah 9,1

mg/kgBB berdasarkan dosis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat

(Manurung, 2013).

Serbuk simplisia herba baru cina yang didapat dari Merapi Farma di ayak

pada ayakan nomor 40 dan dilanjutkan dengan ayakan nomor 50. Hal ini

dilakukan untuk menghomogenkan serbuk simplisia herba baru cina. Pengayakan

juga bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada didalam serbuk

simplisia, kotoran yang berukuran besar tidak akan tersaring pada ayakan nomor

40, sedangkan debu atau kotoran yang berukuran sangat kecil akan lolos ayakan

nomor 50. Serbuk yang didapat ditetapkan kadar airnya dengan moisture belance.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui serbuk yang digunakan telah memenuhi

persyaratan serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jendral

Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).

Dekokta herba baru cina dibuat dengan cara memanaskan serbuk simplisia

herba baru cina sebanyak 10 gram pada panci enamel (panci bertingkat) dengan

akuades sebanyak 100 mL. Panci bertingkat kemudian dipanaskan diatas heater

hingga suhu 90oC selama 30 menit sambil diaduk sesekali. Suhu didalam panci

harus dijaga agar tetap konstan dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan atau

suhu kamar dengan cara menutup panci selama pemanasan berlangsung.

Campuran disaring dengan menggunakan kain flanel selagi panas dan dibilas

ampasnya dengan air panas hingga didapatkan volume dekokta sebanyak 100 mL

dan didapatkan dekokta dengan konsentrasi 10%. Sediaan dekokta dibuat dengan

menggunakan penyari air agar senyawa-senyawa glikosida dan flavonoid yang

(26)

10

sehingga dapat menghambat aktifitas inflamasi pada hewan uji yang telah

terinduksi karagenin 3%.Tiga tingkat dosis yang berbeda digunakan untuk melihat

keterkaitan dosis dengan efek antiinflamasi yang ditimbulkan dan melihat

tingkatan dosis yang paling efektif dalam memberikan efek antiinflamasi.

Pengukuran volume udema menggunakan plethysmometer dilakukan

dengan memberikan tanda pada pergelangan kaki mencit yang akan diukur. Hal

ini dilakukan agar pengukuran besar udema konsisten dan lebih valid. Efek

antiinflamasi ditunjukkan dengan penurunan volume udema pada kaki mencit tiap

satuan waktu setelah pemberian karagenin 3% secara subkutan yang digambarkan

dari peurunan nilai AUC (mL.jam), selain itu efek antiinflamasi juga dilihat dari

kemampuan penghambatan inflamasi masing-masing kelompok perlakuan

terhadap kontrol. Selisih volume udema kaki mencit menunjukkan adanya udema

dari pengukuran jam ke-0 hingga jam ke-10. Hasil ini digunakan untuk

menghitung luas area bawah kurva atau AUC dari setiap kelompok. Hasil yang

didapat kemudian digunakan untuk menghitung rata-rata AUC dari setiap

kelompok. Semakin besar nilai rata-rata AUCnya, maka semakin kecil penurunan

selisih volume udema kaki mencit. Maka dari itu diharapkan senyawa yang

diduga memiliki efek antiinflamasi memiliki nilai rata-rata AUC yang kecil dan

berbeda secara signifikan terhadap kontrol negatif. Data rerata AUC uji efek

antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat

dosis dekokta herba baru cina yang didapatkan memiliki distribusi yang tidak

normal, sehingga ditransformasi dalam bentuk log untuk menormalkan data

tersebut. Hasil transformasi data rerata AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok

kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru

cinamemiliki nilai p>0,05 pada uji normalitas dan uji variansi sehingga dapat

diartikan bahwa data rerata transformasi AUC uji efek antiinflamasi pada

kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta

herba baru cina memiliki distribusi data yang normal dan variansinya homogen.

Hasil rata-rata AUC pada setiap kelompok uji efek antiinflamasi dekokta herba

(27)

11

Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina (n=5)

Kelompok Rata-rata AUC (X ± SE) (mL.jam)

Nilai p

Kontrol negatif aquadest 0,842 ± 0,01558 0,290 (N)

Kontrol positif kalium

N = Distribusi data normal (p>0,05)

Hasil transformasi rata-rata AUC pada masing-masing kelompok uji

dianalisis statistik menggunakan uji Shapiro Wilk dan didapatkan hasil kelompok

uji antiinflamasi memiliki distribusi data normal dan variansi data homogen

dengan nilai p>0,05.Analisis dilanjutkan dengan analisis One Way ANOVA dan

didapatkan probabilitasnya 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan paling tidak

terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna,

yang selanjutnya dilakukan analisis Post Hocmenggunakan uji LSD dengan

diperoleh nilai p<0,05 maka diartikan terdapat perbedaan rerata yang bermakna

antara dua kelompok data (Dahlan, 2008). Hasil analisis Post Hoc dapat dilihat

(28)

12

Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol

negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina

Kelompok Nilai p

Kontrol negatif aquadest Kontrol positif diklofenak 0,001 (BB)

Dekokta herba baru cina

BB = Berbeda bermakna (p<0,05)

TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Hasil perhitungan AUC dari masing-masing kelompok digunakan untuk

menentukan persen penghambatan inflamasi. Persen (%) inhibisi inflamasi

didapatkan dengan membandingkan selisih rata-rata AUC kelompok kontrol

negatif dan AUC pada masing-masing kelompok perlakuan dengan rata-rata AUC

kontrol negatif. Persen inhibisi inflamasi dihitung untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan senyawa uji untuk menurunkan udema pada kaki belakang

mencit terinduksi karagenin 3% dibandingkan kelompok kontrol negatif. Rata-rata

(29)

13

Tabel 3. Persen (%) penghambatan inflamasi uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta

herba baru cina

Dari hasil persen inhibisi inflamasi yang telah diperoleh pada kelompok

uji antiinflamasi kemudian dihitung nilai potensi relatif daya antiinflamasinya

(PRDA). Tujuannya adalah untuk membandingkan kemampuan bahan uji dalam

menghambat inflamasi terhadap kontrol positif. Persen PRDA didapatkan dari

hasil perbandingan antara persen penghambatan inflamasi kelompok perlakuan uji

antiinflamasi dengan kelompok kontrol positif kalium diklofenak. Hasil persen

PRDA masing-masing kelompok uji dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Persen (%) potensi relatif daya antiinflamasi (PRDA) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat

dosis dekokta herba baru cina

Padakelompok kontrol negatif yang diberi perlakuan injeksi aquadest

(30)

14

lokal yang merupakan inflamasi akut. Besar udema pada masing-masing

kelompok dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan kurva volume udema tiap

satuan waktu pada masing-masing kelompok uji antiinflamasi (Gambar 1), terlihat

bahwa kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest dan diinjeksi karagenin

3% tidak terjadi penurunan udema yang signifikan dibandingkan dengan

kelompok uji lainnya dan menghasilkan besar udema yang paling tinggi.

Penurunan kecil volume udema yang terjadi disebabkan karena respon alami

tubuh terhadap inflamasi, berupa antioksidan endogen yang berupaya memulihkan

keadaan tubuh menjadi normal terhadap peradangan yang terjadi, namun respon

tersebut belum dapat mengatasi udema yang bisa dibandingkan dengan kelompok

uji lainnya. Fase awal terjadi pada beberapa jam pertama menunjukkan karagenin

telah melewati fase ini dengan merangsang keluarnya mediator prostaglandin

yang menyebabkan udema yanng bertahan hingga 10 jam pada fase akhir.

Karagenin mengakibatkan cidera sel sehingga mediator inflamasi akan dilepaskan

dan mengawali kejadian inflamasi akut. Karagenin menginduksi udema dengan 2

fase. Fase awal ditandai dengan pelepasan histamin dan serotonin dan fase kedua

ditandai dengan pelepasan prostaglandin yang akan meningkatkan COX. Setalah

pelepasan mediator inflamasi maka udema akan bertahan selama 6 jam dan

berangsur-angsur turun dalam waktu 24 jam (Suleyman dkk., 2004).

Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat

(31)

15

Hasil pengujian terhadap nilai AUC pada setiap kelompok menunjukkan

bahwa pada kelompok kontrol negatif menghasilkan rata-rata AUC yang paling

besar yaitu 0,842 ± 0,01558 mL.jam. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok

kontrol negatif tidak memiliki efek antiinflamasi dan terlihat dari persen inhibisi

inflamasinya sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa karagenin dapat

menimbulkan inflamasi yang terjadi dengan penambahan volume udema pada

kaki mencit sedangkan pelarut aquadest yang dipakai untuk melarutkan kalium

diklofenak sebagai kontrol positif dan dekokta baru cina tidak memiliki efek

dalam menurunkan udema pada kaki mencit atau tidak memiliki efek

antiinflamasi.

Pada kelompok kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak, rata-rata

AUC yang dihasilkan adalah sebesar 0,724 ± 0,00716 mL.jam, yang relatif kecil

dibandingkan kelompok uji kontrol negati, dekokta herba baru cina dosis 1,12

mg/kgBB, dan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB. Namun lebih besar

dari nilai rata-rata AUC dari kelompok uji dekokta herba baru cina dosis 2,24

mg/kgBB. Nilai persen inhibisi inflamasi pada kelompok kontrol positif adalah

sebesar 13,97% dan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif.

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kalium diklofenak telah terbukti memiliki

potensi penghambatan inflamasi. Kalium diklofenak merupakan obat

antiinflamasi non steroid (OAINS) yang memiliki efek menurunkan udema yang

terbentuk akibat induksi karagenin. Mekanisme diklofenak meliputi reduksi

sintesis prostaglandin dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX).

Kemampuan sediaan dekokta herba baru cina dalam memberikan efek

antiinflamasi dapa dilihat dengan adanya penurunan volume udema pada kaku

mencit yang ditunjukkan dengan penurunan rata-rata nilai AUC (mL.jam),

peningkatan persen inhibisi inflamasi, dan persen potensi relatif daya

antiinflamasi.

Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB dapat

memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,756 ± 0,01586 mL.jam. yang lebih

kecil dibandingkan dengan nilai rata-rataAUC kontrol negatif (0,842±

(32)

16

mg/kgBB memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 10,17%, dan nilai

persen potensi relatif daya antiinflamasi sebesar 72,79%. yang memiliki nilai

persen inhibisi inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%,

dan memiliki nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari

kelompok kontrol negatif sebesar 0%. Berdasarkan analisis statistik One Way

ANOVA kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB

memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis

1,12 mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan

udema pada kaki mencit yang terinduksi karagenin.

Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB

memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata

AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUCsebesar0,724±

0,00716mL.jam, sedangkan memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen

potensi daya antiinflamasi yang lebih kecil dari kontrol positif yang memiliki nilai

inhibisi inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi

sebesar 100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA

menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12

mg/kgBB memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol

positif.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta

herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan

inflamasi dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, tetapi

efek yang dihasilkan lebih rendah daripada kontrol positif yang diberikan kalium

diklofenak sebagai obat antiinflamasi.

Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB dapat

memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,725± 0,00954 mL.jam. yang lebih kecil

dibandingkan dengan nilai rata-rata AUC kontrol negatif (0,842±

0,01558mL.jam). Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68

mg/kgBB memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 13,88%, dan nilai

(33)

17

persen inhibisi inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%,

dan memiliki nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari

kelompok kontrol negatif sebesar 0%. Berdasarkan analisis statistik Oneway

ANOVA kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB

memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68

mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan udema

pada kaki mencit yang terinduksi karagenin.

Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB

memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata

AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,724 ± 0,00716

mL.jam, sedangkan memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen potensi daya

antiinflamasi yang lebih kecil dari kontrol positif yang memiliki nilai inhibisi

inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi sebesar

100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan

bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB

memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol positif.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba

baru cina dosis 1,68 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan inflamasi

dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, tetapi efek yang

dihasilkan lebih rendah daripada kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak

sebagai obat antiinflamasi.

Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB dapat

memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,676 ± 0,00742 mL.jam. yang lebih

kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata AUC kontrol negatif (0,842 ± 0,01558

mL.jam). Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB

memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 19,67%, dan nilai persen potensi

relatif daya antiinflamasi sebesar 140,82%. yang memiliki nilai persen inhibisi

inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%, dan memiliki

nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari kelompok kontrol

(34)

18

perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki perbedaan yang

signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa

kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki efek

penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan udema pada kaki mencit yang

terinduksi karagenin.

Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB

memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata

AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,724 ± 0,00716

mL.jam, serta memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen potensi daya

antiinflamasi yang lebih besar dari kontrol positif yang memiliki nilai inhibisi

inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi sebesar

100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan

bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB

memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p<0,05) terhadap kontrol positif.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba

baru cina dosis 2,24 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan inflamasi

dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, dan memiliki efek

yang lebih tinggi daripada kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak

sebagai obat antiinflamasi.

Berdasarkan tingkatan dosis kelompok perlakuan dekokta herba baru cina

menunjukkan nilai rata-rata AUC yang berbeda-beda. Kelompok perlakuan herba

baru cina dosis 1,12 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata AUC paling tinggi yaitu

sebesar 0,756± 0,01586 mL.jam dan kelompok perlakuan herba baru cina dosis

2,24 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata AUC paling rendah yaitu sebesar 0,676 ±

0,00742 mL.jam, sedangkan kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,68

mg/kgBB memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,725 ± 0,00954 mL.jam. Jika

diurutkan dengan nilai rata-rata AUC yang paling tinggi ke yang paling rendah

adalah nilai dari kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB,

kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB, kelompok perlakuan

(35)

19

herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB > kelompok perlakuan herba baru cina dosis

1,68 mg/kgBB > kelompok perlakuan herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB).

Pada penelitian ini, kelompok perlakuan dekokta herba baru cina pada

ketiga peringkat dosis memiliki efek antiinflamasi ditunjukkan dengan adanya

nilai persen penghambatan inflamasi.

Berdasarkan nilai persen inhibisi inflamasi dari kelompok perlakuan

dekokta herba baru cina ketiga peringkat dosis didapatkan bahwa nilai persen

inhibisi kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB adalah

yang paing rendah yaitu sebesar 10,17%, dan nilai persen inhibisi kelompok

perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB adalah yang paing tinggi

yaitu sebesar 10,67%, sedangkan nilai persen inhibisi kelompok perlakuan

dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB adalah sebesar 13,88%. Jika

diurutkan dari nilai persen inhibisi inflamasi yang paling rendah ke yang paling

tinggi dari ketiga perinkat dosis dekokta herba baru cina adalah nilai dari

kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB, kelompok perlakuan

herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB, kelompok perlakuan herba baru cina dosis

2,24 mg/kgBB (nilai persen inhibisi inflamasi kelompok perlakuan herba baru

cina dosis 1,12 mg/kgBB < kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,68

mg/kgBB< kelompok perlakuan herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB). Hasil

tersebut menunjukkan bahwa sediaan dekokta herba baru cina menunjukkan

aktifitas antiinflamasi yang dilihat dari kemampuan sediaan dekokta herba beru

cina dalam menghambat laju inflamasi.

Penghambatan inflamasi pada kelompok perlakuan dekokta herba baru

cina dosis 1,12; 1,68; 2,24 mL/kgBB, berturut-turut sebesar 10,17; 13,88; 19,67%.

Hasil yang didapat menunjukkan penghambatan kelompok perlakuan dekokta

herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki penghambatan inflamasi yang

tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besarnya dosis dekokta herba baru

cina menghasilkan efek penghambatan inflamasi yang besar pula. Penghambata

inflamasi tertinggi pada kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24

(36)

20

antiinflamasi, dosis yang paling efektif untuk menghambat inflamasi adalah dosis

2,24 mg/kgBB.

Nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi dari ketiga peringkat dosis

sediaan dekokta herba baru cina dosis 1,12; 1,68; 2,24 mL/kgBB, berturut-turut

sebesar 72,79; 99,32;, 140,82%. Berdasarkan nilai persen potensi relatif daya

antiinflamasi kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB

adalah yang paling tinggi dan lebih tinggi daripada nilai persen potensi relatif

daya antiinflamasi kelompok kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak

(100%). Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis 2,24 mg/kgBB dekokta herba

baru cina memiliki aktifitas antiinflamasi yang lebih besar dan memberikan efek

penghambatan inflamasi yang lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol

kalium diklofenak. Penelitian lebih lanjut mengenai efek antiinflamasi pada

dekokta herba baru cina dapat dilakukan untuk melihat toksisitas terhadap

pemberian dekokta herba baru cina yang digunakan dalam jangka panjang (dosis

berulang). Uji toksisitas ini bertujuan untuk pengembangan sediaan dekokta yang

digunakan untuk melihat keamanan pemakaiannya.

Inflamasi disebabkan karena kerusakan sel yang akan memicu pelepasan

asam arakidonat dan dapat diuraikan menjadi prostaglandin yang merupakan

mediator inflamasi dengan diperantarai oleh enzin siklooksigenase (COX) (Rang

et al., 2007). Oksidan reaktif seperti radikal bebas yang relatif tidak stabil (reaktif)

dihasilkan pada daerah peradangan yang berkontribusi pada kerusakan jaringan.

Ketika terjadi kerusakan jaringan tubuh mengeluarkan antioksidan endogen yang

jumlahnya terbatas untuk menstabilkan radikal. Apabila jumlah radikal bebas

semakin banyak, antioksidan endogen tidak mampu mengatasinya secara efektif

dan membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) (Wulandari dan Hendra, 2011).

Efek antiinflamasi dekokta herba baru cina diduga karena adanya senyawa

glikosida kuersetin. Kuersetin memiliki kemampuan dalam menangkap oksidan

reaktif seperti radikal bebas. Adanya aktifitas antioksidan ini disuga juga mampu

memberikan efek antiinflamasi yang membantu menghambat pembentukan

prostaglandin dengan menangkap radikal bebas yang membentuk inflamasi.

(37)

21

menginaktifkan radikal bebas untuk menghentikan kerusakan yang diakibatkan

oleh adanya radikal bebas (Ardhie, 2011). Kelarutan kuersetin kecil pada air

sehingga senyawa kuersetin yang tersari dalam sediaan juga kurang optimal. Hal

ini menyebabkan efek aktifitas antiinflamasi yang ditimbulkan dalam dekokta

herba baru cina pada mencit terinduksi karagenin juga kurang. Nilai keberbedaan

kontrol positif kalium diklofenak dengan dekokta herba baru cina menunjukkan

nilai keberbedaan yang tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena kelarutan

kuersetin yang kecil dalam sediaan dekokta. Maka dari itu perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut terhadap efek antiinflamasi herba baru cina dalam sediaan

dengan pelarut yang sesuai.

Flavonoid memiliki kemampuan larut dalam air (Astuti, 2001), namun

tidak semuanya memiliki kelarutan yang baik dalam air (Kumar, Pandey, 2003).

Flavonoid juga berperan menghambat netrofil sehingga akan mengurangi

pelepasan asam arakidonat oleh netrofil. Mekanismenya dengan menutup jalur

siklooksigenase yang akan menghambat biosintesis eikosanoid sehingga

menurunkan kadar prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi sehingga

menghambat inflamasi pada jaringan. Flavonoid juga menstabilkan Reactive

Oxygen Species (ROS) sehingga akan menginaktifkan kerusakan jaringan pada sel

(Hidayati, Listyawati, dan Setyawan, 2005).

Penelitian ini merupakan skrining awal farmakologi untuk mengetahui

efek antiinflamasi dari dekokta herba baru cina pada mencit betina galur Swiss.

Hasil yang didapat membuktikan bahwa dekokta herba baru cina memiliki

aktivitas antiinflamasi pada ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina.

KESIMPULAN

Dekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi dengan dosis1,12

(38)

22

DAFTAR PUSTAKA

Afsar, S.K., Rajesh Kumar, K., Venu Gopal J., Raveesha P., 2013, Assesssment of

Anti-inflamatory Activiti of Artemisia vulgaris Leaves by Cotton Pellet

Granuloma Method in Wistar Albino Rats, Journal of Pharmacy Research,

Vol.7, pp. 463-467.

Anonim, 2004, Mugwort-aka The Dreaming Herb,

http://www.herbs2000.com/herbs/herbs_mugwort.htm, diakses pada tanggal

19 Desember 2015.

Anonim, 1978, Tumbuhan Obat, Bogor, Lembaga Biologi Nasional LIPI, hal.114,

115.

Ardhie, A. M., 2011, Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah

Penuaan, Medicinus, 24(1), hal. 4-9.

Astruti, M., 2001, Radikal Bebas dan Antioksidan dalam Kesehatan Dasar

Aplikasi dan Pemanfaatan Bahan, Bag. Biokimia, FKUI, Jakarta, hal. 1-15. Arisandi, Y., Andriani, Y., 2006 Khasiat berbagai tanaman untuk pengonbatan

berisi 158 jenis tanaman obat, Jakarta: Eska Media, hal. 23-25.

Bisset, Grainger, N., and Max, W., 2001, Herba Drugsand Phytopharmaceuticals, Medpharm GmbH Scientific Publisher, Germany, pp. 88-89.

Corwin, Elizabeth J., 2008, Handbook of Phatophysiology 3th edition, Lippincort

William & Wilkins, Philadelphia, pp. 138-143.

Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba

Medika, Jakarta, hal. 53-58, 85-105.

Dalimartha, S., 2002, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya,

Jakarta, hal.7-12.

Dalimartha, S., 2003, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Kanker, Seri Agrisehat, Jakarta, hal. 20.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,

Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 7-9, 46.

Dyatmiko, W., 2003, Efek Antiinflamasi Perasan Kering Buah Morinda Citrifolia

Linn Secara Peroral Pada Tikus Putih, Berk. Penel. Hayati, Vol. 9, 53-55.

Fitzgerald, G., Patrono, C., 2001, The Coxibs, Selective Inhibitors of

Cyclooxygenase-2, N Engl. J Med., Vol. 345, hal. 6.

Gunawan, S. G., 2008, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen

Farmakologi dan Terapuetik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, hal. 231. Gryglewski, R. J., 1977, Some Experimental Models for the Study of Inflamation

and Anti-Inflamatory Drugs, Agent Action Suppl, Birkhaueser Verlag Basel,

Rotterdam, pp. 19-21, 59.

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Jakarta: Badan litbang departemen kehutanan indonesia, hal.1842-1843.

Hidayati, N. A., Listyawati, S., dan Setyawan, A. D., 2005, Kandungan Kimia dan

Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L. pada Tikus Putih

(Rattus norvegicus L.) Jantan, Bioteknologi, 5(1), hal. 10-17. IARC Monograph, Quercetin, Volume 73, p. 497.

Ignatius, G. E., Zarraga, M. D., dan Ernest, R. S., 2007, Coxibs and Heart

(39)

23

Ikawaty, Z., Suparjan, A., dan Asmara, L. S., 2007, Coxibs and Heart Disease,

Journal of The American College of Cardiology, Vol. 49, pp. 1-14.

Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Dripa,

S., Salemba Medika, Jakarta, hal. 449-471.

Khanna, N., dan Sarma, S.B., 2001, Antiinflammatory and Analgesic Effect of

Herbal Preparation Septilin, Indian J. Med. Sci, 55(4), pp. 195-202.

Kee, J.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC, hal.

45-47.

Kumar, S., Pandey, A.K., 2003, Chemistry and Biological Activities of

Flavonoids: An Overview, The Scientific World Journal, pp. 3, 4.

Laurance, D. R., Bacharach, A. L., 1964, Evaluation of Drug Activities: Pharmacometrics, Volume 1, Academic Press, London and New York, p. 161.

Lee, E., H. Y., Chung, I. K., Lee, S. U., Oh, and I. D., Yoo., 2000, Phenolic with Inhibitory Activity on Mouse Brain Monoamin Oxide (MAO) from Whole

Part of Artemisia vulgaris, Food Sci, Biotechnol, Vol. 9, 179-182.

Manurung, D.Y.S., 2013, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria

ternatea L.) pada udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin

dengan Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Mitchel, R, dkk 2008, Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan Cotran, Penerbit EGC, Jakarta, pp. 48-50, 265.

Mycek, M. J., Harvey, R. A., Champe, P. C., 2001, Farmakologi Ulasan

Bergambar, Widya Medika, Jakarta, hal. 407-415.

Necas, J., and Bartosikova, L., 2013, Carrageenan: a Review, Veterinarni

Medicina, 58(4), pp. 187-205.

Nikolova, M., Velickovic, D., 2007, Phenological Variation in The Surface

Flavonoids of Artemisia vulgaris L. and Artemisia absinthium L., Turk J

Bot, Bulgaria, pp. 459-462.

Price, S. A., and Wilson, L. M., 1995, Clinical Concept of Desease Processes, 4th

Edition, Diterjemahkan oleh Anugerah, P., EGC, Jakarta, hal. 35 -50.

Rang, H. P., Dale, M. M.,Ritter, J. M., and Moore, P. K., 2007, Pharmacology,

5th ed., Churchill Livingstone, London, pp. 231-237, 244-250, 262-267. Rowe, C. R., Sheskey, J. P., dan Quinn, M. E., 2009, Handbook of Pharmaceutical

and Excipients, 6th ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 122-125.

Rowe, C. R., Sheskey, J. P., dan Weller, J. W., 2003, Handbook of Pharmaceutical and Excipients, Edisi IV, Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical, London, pp. 101-103.

Singh, S., Kaur, M., Singh, A., and Kumar, B., 2014, Pharmacological Evaluation of Anti-Inflamatory and Anti-Ulcer Potencial of Heartwood of Santalum

Album in Rats, Vol 4, Research Article, Issue I.

Siswanto,A., dan Nurulita, N. A., 2005, Daya Antiinflamasi Infus Daun Mahkota

Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl) pada Tikus Putih (Rattus

(40)

24

Srinivas, K., Howard, L., King, J.W., 2010, Solubility and Solution Thermodinamic Properties of Quercetin and Quercetin Dihydrat in Subcritical Water, Journal of Food Engineering, Unitad State, pp. 208-218. Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., and Ozta, N., 2004, Antiinflamatory

Effect of Selective COX-2 Inhibitors, J. Pharmacol, 56(6), pp. 775-780.

Tan, R.X., Zhang, W.F., Tang, H.Q., 1998, Biologically active substances from the genus artemisia, planta med 64, hal. 295-302.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002a, Obat-obat Penting, Edisi V, Elex Media

Komputindo, Jakarta, hal. 202-302.

Tjay, T. H., danRahardja, K., 2002b, Obat-obatPenting, KhasiatdanPenggunaan, danEfek-efekSamping, edisi ke-5, PT. Gramedia, Jakarta, hal. 160-171, 313.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M. G. H., 2011, Phytochemical Screening and

Extraction, International Pharmaceutical Science, Vol I Issue I, pp. 99-106.

Turner, R. A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Volume I, Academic

Press, New York, pp. 11-107, 160.

Vogel, H. G., 2002, Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays, 2nd edition, Springer, New York, pp. 669-691, 725, 761.

Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,

hal. 186.

Wulandari, D., dan Hendra, P., 2011, Efek Analgesik Infusa Macaranga tanarius

L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Jurnal Bionatura, 13(2), hal. 108-117.

Yoshikawa, M., H. Shimada, J., Yamahara, and N., Murakami, 1996, Bioactive

Constituents of Chinese Natural Medicines, Chem. Pharm. Bull, Vol. 44,

1656-1662.

Yusuf, Y., Agus, S., dan Ekardius, 2005, Penilaian Viabilitas Iskema Usus Intra

Operatif dengan Angiografi Fluoreseince, Majalah Kedokteran Andalas,

(41)

25

(42)

26

(43)

27

Lampiran 2. Surat Etichal Clearanceuji efek antiinflamasi dekokta herba baru

(44)

28

Lampiran 3. Hasil analisis statistik AUC dari kelompok uji antiinflamasi dekokta herba baru cina

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

,174 25 ,050 ,902 25 ,020

(45)

29

Lampiran 4. Hasil analisis statistik Transform AUCdari kelompok uji antiinflamasi dekokta herba baru cina

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

transAUC 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

transAUC Mean -,1298 ,00788

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound -,1460

Upper Bound -,1135

5% Trimmed Mean -,1313

Median -,1445

Variance ,002

Std. Deviation ,03940

Minimum -,20

Maximum -,04

Range ,15

Interquartile Range ,05

Skewness ,818 ,464

Kurtosis ,293 ,902

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

transAUC ,165 25 ,076 ,925 25 ,066

(46)

30

Lampiran 5. Hasil uji ANOVATransformAUC dari kelompok uji antiinflamasi

dekokta herba baru cina

Test of Homogeneity of Variances

transAUC

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,598 4 20 ,067

ANOVA

transAUC

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,024 4 ,006 9,093 ,000

Within Groups ,013 20 ,001

Total ,037 24

Descriptives

transAUC

N Mean Std. Deviation Std. Error

Kontrol Aquadest 5 -,0759 ,03484 ,01558

Kontrol Ka Diklofenak 5 -,1404 ,01600 ,00716

DBC 1,12 mg/kg BB 5 -,1224 ,03323 ,01486

DBC 1,68 mg/kg BB 5 -,1401 ,02134 ,00954

DBC 2,24 mg/kg BB 5 -,1702 ,01660 ,00742

(47)

31

Lampiran 6. Hasil uji Post HochTransformAUC dari kelompok uji antiinflamasi

dekokta herba baru cina

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

transAUC

LSD

(I) KELOMPOK (J) KELOMPOK Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

Kontrol Aquadest Kontrol Ka Diklofenak ,06447* ,01626 ,001

DBC 1,12 mg/kg BB ,04648* ,01626 ,010

DBC 1,68 mg/kg BB ,06418* ,01626 ,001

DBC 2,24 mg/kg BB ,09427* ,01626 ,000

Kontrol Ka Diklofenak Kontrol Aquadest -,06447* ,01626 ,001

DBC 1,12 mg/kg BB -,01799 ,01626 ,282

DBC 1,68 mg/kg BB -,00029 ,01626 ,986

DBC 2,24 mg/kg BB ,02980 ,01626 ,082

DBC 1,12 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,04648* ,01626 ,010

Kontrol Ka Diklofenak ,01799 ,01626 ,282

DBC 1,68 mg/kg BB ,01770 ,01626 ,289

DBC 2,24 mg/kg BB ,04779* ,01626 ,008

DBC 1,68 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,06418* ,01626 ,001

Kontrol Ka Diklofenak ,00029 ,01626 ,986

DBC 1,12 mg/kg BB -,01770 ,01626 ,289

DBC 2,24 mg/kg BB ,03009 ,01626 ,079

DBC 2,24 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,09427* ,01626 ,000

Kontrol Ka Diklofenak -,02980 ,01626 ,082

DBC 1,12 mg/kg BB -,04779* ,01626 ,008

DBC 1,68 mg/kg BB -,03009 ,01626 ,079

(48)

32 Multiple Comparisons

transAUC

LSD

(I) KELOMPOK (J) KELOMPOK 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Aquadest Kontrol Ka Diklofenak ,0306 ,0984

DBC 1,12 mg/kg BB ,0126 ,0804

DBC 1,68 mg/kg BB ,0303 ,0981

DBC 2,24 mg/kg BB ,0604 ,1282

Kontrol Ka Diklofenak Kontrol Aquadest -,0984 -,0306

DBC 1,12 mg/kg BB -,0519 ,0159

DBC 1,68 mg/kg BB -,0342 ,0336

DBC 2,24 mg/kg BB -,0041 ,0637

DBC 1,12 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,0804 -,0126

Kontrol Ka Diklofenak -,0159 ,0519

DBC 1,68 mg/kg BB -,0162 ,0516

DBC 2,24 mg/kg BB ,0139 ,0817

DBC 1,68 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,0981 -,0303

Kontrol Ka Diklofenak -,0336 ,0342

DBC 1,12 mg/kg BB -,0516 ,0162

DBC 2,24 mg/kg BB -,0038 ,0640

DBC 2,24 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,1282 -,0604

Kontrol Ka Diklofenak -,0637 ,0041

DBC 1,12 mg/kg BB -,0817 -,0139

(49)

33 BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “UJI EFEK

ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERB BARU

CINA (Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT

BETINA GALUR SWISS TERINDUKSI

KARAGENIN MENGGUNAKAN

PLETHYSMOMETER” adalah Laurensius Danang

Wicaksana. Lahir di Rembang pada tanggal 14 Juli

1994, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

dari pasangan Nurcahyo Sapto Nugroho dan

Purworini Hesti Kenconowati. Penulis menempuh pendidikan formal dari TK

Rimbani Rembang (1999-2000), SD Santa Maria Rembang (2000-2002), SDN

Sendangadi 1 Mlati (2002-2006), SMP N 3 Sleman (2006-2009), SMA Kolese De

Britto Yogyakarta (2009-2012). Penulis kemudian melanjudkan pendidikan strata

satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Selama masa kuliah penulis aktif dalam kegiatan Cosmetic Student Club

(CSC), PSF Veronika, Desa Mitra 2013, Pengobatan Gratis dalam rangka Dies

Natalis XIX Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Donor Darah “Blood for Others Life” yang diselenggarakan oleh JMKI Universitas Sanata Dharma,

Pharmacy Days 2012, panitia Seminar Nasional Interprofesional Health Care

“Take Care Your Miraculuos Filter Perfectly”. Kegiatan lain yang diikuti oleh penulis adalah seminar “Motivasi dan Inspirasi Untuk Meningkatkan Leadership Competencies”, dan Seminar Nasional Interprofesional Health Care “Take Care

Gambar

Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) uji efek antiinflamasi
Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pada sampel sedimen ditemukan jenis dan warna. dari PSM yang paling mendominasi adalah jenis film dengan warna

From data of village office of Singapadu Tengah (2007), happened function change of agricultural land become industry and settlement functions that is increasing every year. This

Sebuah mikroskop sederhana terdiri atas lensa objektif dengan jarak fokus 0,8 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 2,5 cm. Bayangan nyata dari objek berada 16 cm dari

Hasil pengamatan minggu 1, 2, 3, dan 4 jumlah daun tertinggi tanaman sawi dengan perlakuan pupuk kotoran kelinci yakni, pada dosis 17,5 gr rata-rata 6,5 helai

[r]

Lapangan Sepak Bola Gede Bage yang akan di analisis yaitu analisis mengenai material yang digunakan dalam sistem drainase bawah permukaan pada lapangan sepak

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK

NEGARA &amp;WARGA NEGARA SEBAGAI HUKUM DASAR (GRUNDNORM) SEBAGAI SUMBER BANGUNAN KETATANEGARAAN SEBAGAI KONSENSUS UNTUK MENGATUR HIDUP &amp; KEPENTINGAN