• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Mengenai Hubungan Achievement Goal Orientation Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa IPS Kelas XI SMA "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Mengenai Hubungan Achievement Goal Orientation Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa IPS Kelas XI SMA "X" Bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini berjudul studi mengenai hubungan antara achievement goal orientation dengan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas

XI SMA “X” Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai ada tidaknya hubungan antara achievement goal orientation dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI

SMA “X”Bandung. Rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian korelasi dengan teknik korelasi. Penelitian ini menggunakan teori Achievement goal orientation dari Pintrich & Schunk, 2002.

Populasi penelitian ini adalah siswa IPS kelas XI di SMA ”X”, Bandung

sebanyak 30 orang siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ahievement goal orientation adalah alat ukur yang diciptakan oleh Elliot & McGregor (2001) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti dengan nilai validitas 0,78 ampai denan 0,91 dan niali reliabilitas 0,80 sampai dengan 0,87.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara performance avoidance goal orientation, mastery approach goal orientation, mastery avoidance goal orientation dengan nilai mata

pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung, dan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara performance approach orientation dengan nilai

mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Terdapat

faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tuntutan orangtua untuk mendapatkan prestasi tinggi, suasana kelas, dan frekwensi kehadiran di kelas berhubungan dengan tinggi-rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi.

(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………i

ABSTRAK………...……….ii

KATA PENGANTAR………..………iii

DAFTAR ISI………..….…....vii

DAFTAR TABEL………....xi

DAFTAR BAGAN………...……...xii

DAFTAR LAMPIRAN………..…....xiii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………1

1.2 Identifikasi Masalah………..8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian……….8

1.3.2 Tujuan Penelitian………..8

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis……….8

(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Kerangka Pemikiran……….9

1.6 Asumsi………19

1.7 Hipotesis Penelitian………19

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motif Berprestasi 2.1.1 Pengertian motif………..20

2.1.2 Penggolongan motif………..………..21

2.1.3 Proses motif………22

2.1.4 Prinsip dasar Motif………...………..24

2.1.5 Ciri-ciri Motif………...………..25

2.1.6 Pengertian Motif berprestasi………..26

2.1.7 Proses Motif berprestasi……….27

2.1.8 Perkembangan Motif Berprestasi Pada Masa Remaja………29

2.2 ACHIEVEMENT GOAL ORIENTATION………...30

2.2.1 Jenis-jenis Achievement Goal Orientation……….31

2.2.2 Faktorfaktor yang Mempengaruhi Achievement Goal Orientation……33

2.3 Prestasi belajar 2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar……….………39

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...40

(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha 2.4.1.1 Konteks dalam adolescence yang mempengaruhi

perkembangannya...44

2.4.1.2 Lima hal yang berkembang dalam kehidupan psikososial adolescence, dan berpotensi menimbulkan masalah...44

2.4.2 Perkembangan kognitif remaja………...47

2.4.3 Interaksi dengan guru...50

2.4.4 Interaksi dengan teman sebaya...50

2.4.5 Orang Tua dan Sekolah...51

2.5 Pentingnya Masa Remaja dalam Pencapaian Prestasi...52

2.6 Remaja dan Sekolah...52

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………..55

3.2 Bagan Rancangan Pednelitian……….55

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian………..56

3.3.2 Definisi Operasional 3.3.2.1 Definisi Operasional Achievement Goal Orientation………..56

3.3.2.2 Definisi Operasional Prestasi Belajar………..57

3.4 Alat Ukur 3.4.1 Alat Ukur Achievement Goal Orientation………..57

(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

3.4.4.1 Uji Validitas……….……58

3.4.4.2 Uji Reliabilitas……….…………61

3.5 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi Sasaran………..62

3.5.2 Karakteristik Populasi………...62

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel………...….63

3.6 Tenik Analisis data……….……….63

3.7 Hipotesis Statistik………65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...67

4.2 Hasil Penelitian...68

4.3 Pembahasan...69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...83

5.2 Saran...84

(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Survey awal……….7

Tabel 2.1 Tabel Achievement Goal orientation………..33

Tabel 3.1 Tabel Pembagian Kuesioner Achievement Goal Orientation………..57

Tabel 3.2 Tabel Skor Achievement Goal Orientation……….58

Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin……….55

Tabel 4.2 responden berdasarkan usia……….55

(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Kerangka pikir………18

Bagan 2.1 Skema Motif………..….23

(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Validasi Achievement Goal Orientation.

LAMPIRAN 2 Output SPSS untuk Pengujian Hipotesis (AGO dan nilai akuntansi) LAMPIRAN 3 Tabulasi silang data penunjang dengan nilai akuntansi.

LAMPIRAN 4 Kuesoner data penunjang

(9)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 1

Validasi Achievement Goal Orientation

Item Korelasi T-hitung T-tabel Kesimpulan

X_1 0.921 12.510 1.701 Valid X_2 0.785 6.705 1.701 Valid X_3 0.920 12.421 1.701 Valid X_4 0.844 8.327 1.701 Valid X_5 0.838 8.126 1.701 Valid X_6 0.895 10.617 1.701 Valid X_7 0.886 10.111 1.701 Valid X_8 0.931 13.496 1.701 Valid X_9 0.850 8.538 1.701 Valid X_10 0.825 7.725 1.701 Valid X_11 0.904 11.189 1.701 Valid X_12 0.837 8.094 1.701 Valid

Tabel 1.1 Tabel validitas Achievement goal orientation.

Reabilitas Achievement Goal Orientation

Dimensi Alpha

T-hitung T-tabel

X1 0.8660 9.164 1.701 Kesimpulan X2 0.8437 8.317 1.701 Reliabel X3 0.8771 9.663 1.701 Reliabel X4 0.8417 8.249 1.701 Reliabel

(10)

Universitas Kristen Maranatha Output validasi Achivement Goal Orientation.

Tabel 1.3 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe performance approach goal orientation.

Tabel 1.4 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe performance avoidance goal orientation. Correlations

1.000 .617** .871** .921**

. .000 .000 .000

30 30 30 30

.617** 1.000 .539** .785**

.000 . .002 .000

30 30 30 30

.871** .539** 1.000 .920**

.000 .002 . .000

30 30 30 30

.921** .785** .920** 1.000

.000 .000 .000 .

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.

Correlations

1.000 .584** .646** .844**

. .001 .000 .000

30 30 30 30

.584** 1.000 .630** .838**

.001 . .000 .000

30 30 30 30

.646** .630** 1.000 .895**

.000 .000 . .000

30 30 30 30

.844** .838** .895** 1.000

.000 .000 .000 .

(11)

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.5 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe mastery approach goal orientation

.

Tabel 1.6 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe mastery avoidance goal orientation. Correlations

1.000 .742** .557** .886**

. .000 .001 .000

30 30 30 30

.742** 1.000 .811** .931**

.000 . .000 .000

30 30 30 30

.557** .811** 1.000 .850**

.001 .000 . .000

30 30 30 30

.886** .931** .850** 1.000

.000 .000 .000 .

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.

Correlations

1.000 .722** .493** .825**

. .000 .006 .000

30 30 30 30

.722** 1.000 .678** .904**

.000 . .000 .000

30 30 30 30

.493** .678** 1.000 .837**

.006 .000 . .000

30 30 30 30

.825** .904** .837** 1.000

.000 .000 .000 .

X_10 X_11 X_12 X4

(12)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 2

Output SPSS untuk Pengujian Hipotesis (AGO dan nilai akuntansi)

Tabel 2.1 tabel pengujian hipotesis Achievement goal orientation dengan nilai akuntansi (output SPSS).

Hasil Pengujian Hipotesis

Dimensi Korelasi T-hitung T-tabel Kesimpulan

X1 0.3190 1.781 2.048 Tdk Signifikan X2 0.4530 2.689 2.048 Signifikan X3 0.5380 3.377 2.048 Signifikan X4 0.5410 3.404 2.048 Signifikan

Tabel 2.2 tabel pengujian hipotesis Achievement goal orientation dengan nilai akuntansi. Correlations

1.000 .120 .693** .058 .319

. .528 .000 .760 .086

30 30 30 30 30

.120 1.000 .292 .330 .453*

.528 . .118 .075 .012

30 30 30 30 30

.693** .292 1.000 .157 .538**

.000 .118 . .407 .002

30 30 30 30 30

.058 .330 .157 1.000 .541**

.760 .075 .407 . .002

30 30 30 30 30

.319 .453* .538** .541** 1.000

.086 .012 .002 .002 .

Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). **.

(13)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 3

Tabulasi silang IQ siswa dengan nilai mata pelajaran akuntansi

IQ Nilai akuntansi

IQ

TOTAL Diatas rata-rata cerdas Sanagat cerdas

Nilai rendah 3

tabel 3.1 tabel tabulasi silang IQ dengan nilai akuntansi.

Tabulasi silang data penunjang dengan nilai mata pelajaran akuntansi

Dukungan ortu

Tabel 3.2 tabel tabulasi silang dukungan orang tua terhadap pilihan sisa masuk kelas IPS dengan nilai akuntansi.

Tuntutan ortu

menuntut Sangat

menuntut

(14)

Universitas Kristen Maranatha

bantuan ortu

nilaiakuntansi

Bantuan orang tua

TOTAL Tidak

membantu

Kurang membantu

membantu Sangat

membantu

Tabel 3.4 tabel tabulasi silang bantuan orangtua terhadap anak dalam mengerjakan tugas dengan nilai akuntansi.

Suasana kelas

Tabel 3.5 tabel tabulasi silang suasana di kelas IPS dengan nilai akuntansi.

Fasilitas sekolah

(15)

Universitas Kristen Maranatha

Suasana kelas

Nilai akuntansi

Suasana kelas

TOTAL

Tidak mengerti Kurang

mengerti

Tabel 3.7 tabel tabulasi silang penghayatan siswa tentang cara guru menjelaskan materi dengan nilai akuntansi.

Bantuan teman

membantu Sangat

membantu

Tabel 3.8 tabel tabulasi silang dukungan teman dalam meraih prestasi belajar dengan nilai akuntansi.

Waktu belajar

Nilai akuntansi

Waktu belajar

TOTAL

jarang sering selalu

Nilai rendah 7

Tabel 3.9 tabel tabulasi silang penggunaaan waktu belajar secara efektif dengan nilai akuntansi.

Minat siswa Nilai akuntansi

Minat siswa pada pelajaran IPS

TOTAL

(16)

Universitas Kristen Maranatha

Minat siswa

Nilai akuntansi

Minat siswa untuk mencari materi tambahan

TOTAL Kurang tertarik Cukup tertarik Sangat tertarik

Nilai rendah 7

Tabel 3.11 tabel tabulasi silang ketertarikan mencari materi tambahan dengan nilai akuntansi.

kehadiran

Nilai akuntansi

Frekwensi siswa absen karna sakit

TOTAL

sering jarang Sangat jarang

Nilai rendah 3

Tabel 3.12 tabel tabulasi silang frekwensi tidak masuk sekolah karena sakit dengan nilai akuntansi.Ta

Kondisi fisik

Tabel 3.13 tabel tabulasi silang menjaga kondisi badan agar selalu hadir di sekolah dengan nilai akuntansi.

Daya tangkap

Nilai akuntansi

Daya tangkap

TOTAL

lambat Cukup cepat cepat

Nilai rendah 4

(17)

Universitas Kristen Maranatha

Tugas

nilaiakuntansi

Penghayatan siswa dalam mengerjakan tugas

TOTAL

Tabel 3.15 tabel tabulasi silang penghayatan siswa dalam mengerjakan tugas dengan nilai akuntansi.

usaha

Tabel 3.16 tabel tabulasi silang usaha dalam meraih prestasi dengan nilai akuntansi.

Tugas

Nilai akuntansi

Ketepatan waktu mengumpulkan tugas

TOTAL

jarang sering selalu

Nilai rendah 6

Tabel 3.17 tabel tabulasi silang ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas dengan nilai akuntansi.

Motivasi

(18)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 4

Kata pengantar

Kuesio er i i e ilki tujua se agai pe ga ila data e ge ai studi hu u ga tentang achievement goal orientation pada siswa-sis i kelas ips SMA X Ba du g de ga prestasi elajar , hal ini berkaitan dengan tugas skripsi yang dikerjakan oleh Yulina Hestiningdyah, mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

A hie e e t goal orie tatio ya g di aksudka adalah apa ya g e jadi tujua sis a dala belajar dan bagaimana memenuhi pencapaian tugas-tugas akademik di sekolah.

Pengisian kuesioner ini menggunakan skala 1 (sangat tidak menggambarkan diri saudara) sampai dengan 7 (sangat menggambarkan diri saudara). Silahkan saudara pilih dan sesuaikan nilai nya berdasarkan tingkatan kesesuaian yang ada dalam pernyataan tersebut dengan diri saudara.

Informasi yang saudara berikan sangat bermanfaat bagi penelitian ini, oleh karena itu besar harapan saya agar saudara mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh , sesuai dengan kondisi pribadi saudara, sehingga informasi yang diperoleh akan menggambarkan kondisi saudara sesungguhnya. Kerahasiaan jawaban saudara akan tetap terjaga. Atas kesediaanya saya mengucapkan terima kasih.

Bandung, Februari 2009

(19)

Universitas Kristen Maranatha

DATA PRIBADI DAN DATA PENUNJANG

IDENTITAS

Usia :

Jenis kelamin :

Nilai akhir akuntansi semester 1 :

KUESIONER I

Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan gambaran saudara dalam belajar. Berikan jawaban saudara untuk 18 pernyataan tersebut dengan pilihan jawaban yang tersedia. Jawablah apa adanya sesuai dengan apa yang saudara rasakan atau menggambarkan diri saudara. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban saudara adalah tepat apabila sesuai dengan diri saudara. Jangan samapai ada nomor yang terlewati. Cara menjawabnya adalah dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai dengan diri saudara.

Lingkungan keluarga

1. Ora g tua saya……..dala e ilih jurusa IPS.

(a). sangat mendukung. (b). cukup mendukung. (c). kurang mendukung (d). tidak mendukung.

. kedua ora g tua saya……dala e apai prestasi ya g aik di sekolah.

(a). sangat menuntut. (b). menuntut. (c). cukup menuntut. (d). tidak menuntut.

. ora g tua saya………pada saat e gala i kesulita dala e gerjaka tugas sekolah.

(a). sangat membantu. (b). membantu. (c). kurang membantu. (d). tidak membantu.

Lingkungan sekolah

. Suasa a kelas IPS…..

(20)

Universitas Kristen Maranatha 5. Menurut saya fasilitas-fasilitas di sekolah…….

(a). sangat mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik.. (b) cukup mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik. (c). kurang mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik.. (d). tidak mendukung untuk dapat berprestasi dengan baik.

6. Cara guru e jelaska di kelas e uat saya……. ateri ya g di erikan. (a). sangat mengerti

(b). mengerti (c). kurang mengerti (d). tidak mengerti

7. teman-te a saya………dala eraih prestasi di kelas. (a). sangat membantu saya.

(b). cukup membantu saya. (c). cukup membentu saya (d). tidak membantu saya.

8. Saya…….. e ggu aka aktu elajar u tuk er ai de ga te a -teman. (a). selalu.

(b). sering. (c). jarang (d). tidak pernah

Perasaan-sikap-minat

9. Masuk pada jurusa IPS adalah…………

(a). keinginan saya dan orang tua. (b). keinginan saya.

(c). keinginan orang tua (d). mengikuti teman

. Se ua ata pelajara ya g di erika pada kelas IPS……

(a). sangat saya senangi. (b). cukup saya senangi. (c). kurang saya senangi (d). tidak saya senangi.

. Saya……..u tuk mencari berbagai bahan atau materi pelajaran agar dapat lebih memahami materi pelajaran yang diberikan di kelas.

(a). sangat tertarik. (b). cukup tertarik. (c). kurang tertarik. (d). sangat tidak tertarik.

Kondisi fisik

. Saya…….tidak asuk sekolah kare a sakit.

(a). sangat tertarik. (b). sering.

(21)

Universitas Kristen Maranatha

.saya…….agar saya tidak ketinggalan pelajaran di sekolah. (a). sangat menjaga kondisi badan.

(b). cukup menjaga kondisi badan. (c). kurang menjaga kondisi badan. (d). tidak menjag kondisi badan.

Inteligensi

14. Saya………… ateri ya g di erika oleh setiap guru ya g e gajar di kelas IPS. (a). cepat untuk dapat mengerti.

(b). cukup cepat untuk dapat mengerti. (c). lambat untuk dapat mengerti. (d). sangat lambat untuk dapat mengerti.

15. Saya………saat mengerjakan tugas ataupun ujian yang diberikan oleh guru. (a). sangat kesulitan.

(b). cukup kesulitan. (c). terkadang kesulitan. (d). tidak kesulitan

Motivasi

. Saya.……….de ga giat u tuk eraih prestasi.

(a). sangat berusaha. (b). cukup berusaha. (c). kurang berusaha. (d). tidak berusaha.

. Saya………. e gu pulka tugas ya g di erika guru tepat pada aktu ya.

(a). selalu. (b). sering. (c). jarang. (d). tidak pernah.

. Saya………..apa ila e ghadapi ateri pelajara ya g sulit.

(22)

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 5

KUESIONER II

Pernyataan-pernyataan di bawah ini merupakan gambaran saudara dalam belajar. Berikan jawaban saudara untuk 12 pernyataan tersebut berdasarkan skala 1 (sangat tidak menggambarkan diri saya) dan 7 (sangat menggambarkan diri saya). Jawablah apa adanya sesuai dengan apa yang saudara rasakan atau menggambarkan diri saudara. Tidak ada jawaban yang salah, jawaban saudara adalah tepat apabila sesuai dengan diri saudara. Jangan samapai ada nomor yang terlewati. Cara menjawabnya adalah dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu angka yaitu, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 yang berada pada kolom yang paling menggambarkan diri saudara.

No pernyataan Sangat tidak sangat menggambarkan menggambarkan diri saya diri saya

1 2 3 4 5 6 7

1 Mendapatkan nilai-nilai yang lebih tinggi pada mata pelajran akuntansi daripada siswa-siswi lain di kelas penting bagi saya. 2 Berprestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswi di

kelas penting bagi saya.

3 Saya memilki target untuk mendapatkan nilai dalam mata pelajaran akuntansii yang lebih baik daripada kebanyakan siswa lain.

4 Saya khawatir bahwa saya mungkin tidak dapat mempelajari materi pelajaran akuntansi yang diajarkan di kelas.

5 Kadang-kadang saya takut bahwa saya mungkin tidak dapat memahami materi pelajaran akuntansi yang diajarkan di kelas sedalam yang saya inginkan.

6 Saya sering berpikir bahawa saya mungkin tidak dapat mempelajari materi pelajaran akuntansi yang diberikan di kelas.

7 Saya ingin belajar mata pelajran akuntansi sebanyak mungkin daripada yang diajarkan di kelas.

8 Memahami mata pelajaran akuntansi yang diajarkan di kelas sedalam mungkin penting untuk saya.

9 Saya berkeinginan untuk menguasai sepenuhnya materi pada mata pelajaran akuntansi yang diberikan di kelas ini.

10 Saya belajar mata pelajaran akuntansi hanya karena saya ingin menghindari mendapatkan nilai-nilai yang jelek.

11 Salah satu tujuan saya belajar mata pelajaran akuntansi di kelas ini adalah untuk menghindari nilai-nilai yang jelek.

(23)

Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 6

Sejarah

Berdiri sejak tahun 1953 SMA Negeri ”X” Bandung dikenal dengan sebutan SMA Belitung karena berlokasi di jalan Belitung No. 8 Bandung.

Sejarah dan Fungsi Bangunan

Bangunan sekolah ini merupakan gedung tua yang dibangun pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda (tahun 1916), dirancang oleh arsitek C. P Schoemaker. Yang berfungsi sebagai gedung HBS (Hoogere Burgerschool) yaitu sekolah untuk anak-anak belanda golongan menengah.

Adapun sejarah dan fungsi bangunan adalah sebagai berikut: Zaman Belanda (1916 - 1942)

Berfungsi sebagai gedung HBS setaraf dengan SMA Zaman Jepang (1941-1945)

Berfungsi sebagai markas (tangsi/asrama) tentara Jepang. (Ken Petai) Zaman Peralihan (1947-1950)

Pagi hari berfungsi sebagai Sekolah VHO (Voortgezet Hoger Onderwys) berbahasa Belanda dan sore hari sebagai VHO berbahasa Indonesia..

Tahun 1950

VHO berbahasa Indonesia diganti menjadi SMA 1 B/C. sedangkan VHO berbahasa Belanda (ex HBS) menjadi SMA 2 B/C

Tahun 1952

Terjadi pemekaran sekolah, SMA 1 B/C menjadi SMA 1 B dan SMA C sedangkan SMA 2 B/C menjadi SMA 2 B

Tahun 1953

Pada pagi hari digunakan untuk SMA Negeri 2 (SMA B) dan SMA Negeri 5 (SMA C), sedangkan pada sore hari digunakan oleh SMA Negeri 3 (SMA B)

Tahun 1966

(24)

Universitas Kristen Maranatha Visi dan Misi

Visi:

Unggul dalam Prestasi

Pelopor dalam Iptek dan Imtaq

Teladan dalam bersikap dan bertindak

Misi:

Mewujudkan peningkatan kualitas lulusan

Membentuk generasi yang cerdas, terampil, kreatif, berdedikasi dan cinta almamater

Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, memiliki sikap gotong royong, kekluargaan dan

cinta tanah air

Meningkatkan semangat dan prestasi kerja yang dilandasi dengan kekeluargaan dan

keteladanan

Menciptakan keselarasan, keseimbangan emosi dan intelektual dalam mewujudkan situasi yang

(25)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada umumnya seorang individu, memasuki dunia pendidikan atau masa sekolah formal semenjak masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, sampai dengan Perguruan Tinggi. Pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada taraf Sekolah Menengah Atas dan Perguruan tinggi individu mendapatkan materi pengajaran yang lebih spesifik pada satu bidang tertentu. Pada Sekolah Menengah Atas terbagi menjadi tiga jurusan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa sedangkan pada Perguruan tinggi terbagi menjadi beberapa fakultas yang lebih spesifik lagi misalnya fakultas Teknik, Ekonomi dan lain-lain.

Sekolah Menengah Atas (SMA) “X” terbagi menjadi dua kelas yaitu IPA dan

IPS. Jurusan IPA lebih diminati oleh siswa SMA, berdasarkan wawancara kepada salah satu siswa kelas X salah satu alasannya adalah dengan memilih jurusan IPA,

siswa akan mempunyai lebih banyak pilihan jurusan untuk melanjutkan ke

perguruan tinggi dibandingkan jika memilih jurusan IPS. Di SMA “X”, kelas IPA

tersedia lebih banyak dibandingkan kelas IPS, yaitu sembilan kelas IPA dan satu

(26)

2

Universitas Kristen Maranatha

penjurusan yaitu kenaikan ke kelas XI guru BP selalu mendapatkan masalah

mengenai keengganan untuk masuk jurusan IPS baik dari orang tua siswa maupun

dari siswa yang bersangkutan..

Siswa IPS kelas XI di SMA “X” Bandung yang berjumlah 30 siswa pada

tahun 2009, 14 diantaranya (48,66%) menolak untuk masuk jurusan IPS, 16

(53,33%) siswa bersedia untuk masuk jurusan IPS. Dari 14 siswa yang menolak

tersebut terdapat lima siswa yang sebenarnya memenuhi syarat untuk masuk pada

jurusan IPA namun oleh guru BP disarankan untuk masuk jurusan IPS karena nilai

yang dicapai pada mata pelajaran IPS tergolong tinggi dan hasil psikotes

menunjukkan bahwa siswa tersebut disarankan untuk masuk jurusan IPS. Selebihnya

terdapat enam siswa yang memang tidak memenuhi syarat untuk dapat masuk

jurusan IPA dan selaras dengan hasil psikotesnya. Tiga siswa tidak memenuhi syarat

untuk masuk jurusan IPA namun dari hasil psikotes siswa tersebut disarankan untuk

masuk jurusan IPA, sehingga siswa tersebut merasa mampu untuk masuk jurusan

IPA.

Mata pelajaran inti jurusan IPS adalah Ekonomi, Akuntansi, Geografi dan

Sejarah. Empat nilai mata pelajaran ini akan menentukan apakah siswa layak untuk

naik kelas. Setiap mata pelajaran memiliki nilai ketuntasan (nilai minimal yang

harus dicapai siswa) yang berbeda-beda. Misalnya untuk Ekonomi 65, Akuntansi 60,

(27)

3

Universitas Kristen Maranatha

Menurut Wali kelas XI IPS SMA “X”, pada mata pelajaran Akuntansi

semester 1, sebanyak 14 siswa dinyatakan tidak mencapai nilai ketuntasan sehingga

harus mengikuti remedial. Jumlah siswa terbanyak yang harus mengikuti remedial,

ada pada mata pelajaran Akuntansi. Hal ini juga terlihat dalam daftar nilai ujian

tengah semester tahun 2009 pelajaran Akuntansi, yaitu sebanyak 14 siswa mendapat

nilai di bawah 60, lima siswa mendapat nilai 60, enam siswa mandapat nilai 70, dua

siswa mendapat nilai 90, dan tiga orang mendapat nilai 100.

Guru Akuntansi yang mengajar di kelas XI IPS SMA “X” berpendapat bahwa

terdapat kesenjangan nilai antara siswa yang mendapatkan nilai yang tinggi dan

yang rendah, guru yang bersangkutan mengemukakan bahwa perilaku siswa yang

beragam saat diberikan materi. Hal ini dapat terlihat saat sedang diberikan latihan

soal terdapat siswa yang rajin mengerjakan soal meskipun tidak dinilai, aktif

bertanya, dan ada pula siswa yang hanya mengerjakan latihan soal apabila

dikumpulkan.

Menurut Steinberg (2002), prestasi sangat penting bagi remaja karena mereka

ingin membanggakan hasil usaha mereka. Prestasi juga adalah sebuah kebutuhan

dalam diri remaja. Prestasi yang tinggi dapat memberikan kepuasan pribadi dan

ketenaran diantara kelompok sebaya. Terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi

(28)

4

Universitas Kristen Maranatha

lingkungan keluarga dan sekolah, sedangkan faktor internal adalah taraf kecerdasan,

perasaan-sikap-minat, keadaan fisik dan motivasi belajar (W.S Winkel 1987).

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi

belajar. Motivasi belajar yang dimiliki siswa akan memberikan arah berlangsungnya

kegiatan belajar agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal (W.S Winkel

1987). Memberikan arah dalam perilaku belajar dalam pencapaian prestasi belajar

merupakan karakteristik dari Achievement Goal Orientation.

Achievement goal orientation dalam dunia pendidikan didefinisikan sebagai

tujuan berprestasi yang menggambarkan tujuan siswa dalam belajar. Achievement

goal orientation secara umum dibagi menjadi dua orientasi, yaitu Mastery

orientation dan Performace orientation (Eliot, 1997;Pintrich 2000). Mastery

orientation didefinisikan sebagai belajar untuk menguasai pelajaran sampai dengan

mencapai pemahaman atau insight. Misalnya seorang siswa IPS di SMA “X”

Bandung yang mendalami pelajaran Akuntansi dan dapat menerapkan pelajaran

tersebut dalam mengumpulkan informasi atau pengetahuan tentang pelajaran

akuntansi di luar materi yang diberikan di kelas. Sedangkan performance orientation

didefinisikan sebagai usaha untuk memamerkan atau memperlihatkan kompetensi

dan kemampuan yang dimiliki untuk dinilai oleh orang lain, misalnya ingin

mendapatkan ranking karena setiap siswa yang mendapat ranking akan diumumkan

(29)

5

Universitas Kristen Maranatha

Masing-masing Achievement goal orientation tersebut memiliki dua tipe yaitu

approach dan avoidance. Pada tipe approach siswa memiliki tujuan yang jelas untuk

meraih prestasi, sedangkan dalam avoidance tujuan siswa adalah untuk menghindari

sesuatu, seperti menghindari mendapatkan nilai yang rendah. (Eliot and

Harackiewiez 2000). Dengan demikian Achievement Goal Orienttation dapat dibagi

menjadi 4 tipe Acchievement Goal Orientation yaitu Mastery-approach goal

orientation, Mastery-avoidance goal orientation, performance-approach goal

orientation dan performance-avoidance goal orientation. Semua tipe Achievement

Goal Orientation bisa dimiliki oleh setiap siswa namun yang membedakanya adalah

setiap siswa memiliki derajat Achievement Goal Orientation yang berbeda-beda

tetapi tetap bertujuan untuk pencapaian prestasi belajar.

Siswa yang berkeinginan untuk fokus dalam belajar dan memahami pelajaran

serta berusaha mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan materi

pelajaran akuntansi dikatakan memiliki mastery-approach goal orientation. Ketika

siswa berkeinginan untuk menghindari kegagalan dalam menguasai materi pelajaran

di sekolah, maka siswa tersebut dikatakan memilki mastery-avoidance goal

orientation. Siswa yang berkeinginan untuk mengerjakan tugas yang diberikan

dengan hasil yang lebih baik dari siswa yang lain dan saat ujian siswa tersebut akan

berusaha mendapatkan nilai paling tinggi dibandingkan dengan siswa yang lain,

(30)

6

Universitas Kristen Maranatha

berkeinginan untuk menghindari mendapatkan nilai yang paling rendah di dalam

kelas sehingga siswa tersebut terhindar dari penilaian negatif dari guru dan siswa

lain, dikatakan memilki performance-avoidance goal orientation.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut

mengenai hubungan antara Achievement goal Orientation dengan prestasi belajar

untuk mata pelajaran akuntansi siswa IPS kelas XI SMA “X” Bandung. Dari survei

awal yang dilakukan kepada tiga puluh siswa yang mengambil jurusan IPS kelas XI

SMA “X” Bandung, sebanyak sebelas siswa (36,66%) mengatakan bahwa mereka

berusaha memahami materi yang diberikan oleh guru akuntansi dengan sering

mengerjakan latihan soal yang diberikan dan bertanya kepada guru apabila mereka

mengalami kesulitan dengan tujuan untuk melengkapi pemahaman mengenai mata

pelajaran akuntansi(mastery-approach goal orientation). 11 siswa tersebut

mendapatkan nilai ujian tengah semester pelajaran akuntansi di atas rata-rata kelas.

Tiga siswa (10%) mengatakan bahwa mereka merasa tidak yakin dan tidak

dapat memahami mata pelajaran akuntansi (mastery-avoidance goal orientation).

Ketiga siswa tersebut mendapatkan nilai akuntansi di bawah rata-rata kelas.

Sebanyak sepuluh siswa (33,33%) mengatakan bahwa mereka berusaha dan

memiliki keinginan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dalam pelajaran akuntansi,

karena pelajaran akuntansi dirasakan salah satu pelajaran yang sulit, sehingga

(31)

7

Universitas Kristen Maranatha

kebanggaan tersendiri (performance-approach goal orientation). Lima siswa

mendapatkan nilai akuntansi di bawah rata-rata kelas, dan lima lainya mendapatkan

nilai rata-rata kelas. Enam siswa (20%) mengatakan bahwa mereka akan berusaha

untuk tidak mendapatkan nilai terendah di kelas pada seluruh mata pelajaran

termasuk pelajaran akuntansi (performance-avoidance goal orientation). Enam

siswa ini mendapatkan nilai di bawah rata-rata kelas.

Guna memperjelas hasil survey awal di atas akan dijelaskan dengan tabel

sebagai berikut.

Tabel 1.1 Tabel survey awal

ACHIEVEMENT GOAL ORIENTATION

Mastery Orientation Performance Orientation

MAP MAV PAP PAV

Bandung memiliki tipe achievement goal orientation yang berbeda-beda dan prestasi

belajar pada mata pelajaran akuntansi yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu

(32)

8

Universitas Kristen Maranatha orientation yang dimilki oleh siswa XI IPS SMA “X” Bandung dengan prestasi

belajar pada mata pelajaran akuntansi.

1.2 Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

pada penelitian ini ingin diketahui apakah terdapat hubungan antara Achievement

goal orientation dengan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS

kelas XI SMA “X” Bandung. Dalam hal ini Achievement goal orientation yang

terbagi menjadi, mastery approach goal orientation, mastery avoidance goal

orientataion, performance approach goal orientation, dan performance avoidance

goal orientation.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian.

1.3.1 Maksud Penelitian.

(33)

9

Universitas Kristen Maranatha Mengetahui gambaran mengenai ada tidaknya hubungan antara achievement goal

orientation (mastery approach, mastery avoidance,performance approach, dan

performance avoidance) dengan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi pada

siswa IPS kelas XI SMA “X”Bandung. 1.4Kegunaan Penelitian.

1.4.1 Kegunaan Teoritis.

1. Menambah informasi pada bidang Psikologi Pendidikan mengenai hubungan antara prestasi belajar pada mata pelajaran Akuntansi dan Achievement goal

orientation,

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti lain yang akan mengadakan atau melanjutkan penelitian mengenai

Achievement goal orientation dan prestasi belajar pada mata pelajaran

akuntansi pada siswa SMA khususnya kelas IPS. 1.4.2 Kegunaan Praktis.

1. Sebagai pertimbangan bagi guru atau unit bimbingan konseling dalam lingkungan SMA untuk mengadakan konseling atau bimbingan pada siswa maupun Orangtua mngenai prestasi belajar dan Achievement goal orientation. 2. Memberikan informasi pada siswa kelas IPS mengenai hubungan antara

(34)

10

Universitas Kristen Maranatha pelajaran Akuntansi dalam upaya membantu siswa untuk meningkatkan prestasi.

1.5 KerangkaPemikiran.

Di masa remaja terjadi perubahan cara berpikir yaitu dari cara berpikir yang kongkrit ke arah cara berpikir yang abstrak sehingga membuat remaja menjadi lebih kritis (Santrock, 2002). Begitu pun yang terjadi pada siswa kelas XI SMA “X”yang dibagi menjadi kelas IPA dan IPS sehingga fokus terhadap bidang yang diminati agar dapat meraih prestasi belajar yang optimal. Cara meningkatkan kemampuan intelektual tersebut adalah dengan belajar. (W.S Winkel, 1987)

(35)

11

Universitas Kristen Maranatha Winkel (1987) mengatakan prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri dan dalam diri. Faktor yang berasal dari luar diri meliputi faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah sedangkan faktor dari dalam diri meliputi taraf intelegensi, motivasi belajar, perasaan-sikap-minat, dan keadaan fisik.

(36)

12

Universitas Kristen Maranatha kurang baik karena siswa tersebut kurang mendapatkan dukungan positif dari orang tua saat menghadapi kesulitan di dalam kelas.

Faktor luar diri selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah menyangkut fasilitas belajar yang memadai dan efektivitas guru dalam mengajar (teacher effectiveness). Fasilitas belajar yang tersedia di SMA ”X” Bandung khususnya untuk kelas IPS adalah perpustakaan, lab bahasa, dan lab komputer yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Pada lingkungan sekolah terdapat pula teman sebaya yang memiliki pengaruh besar dikarenakan siswa cenderung menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan sikap dan perilaku teman sebayanya. Misalnya, bila siswa kelas XI IPS SMA ”X” Bandung bersikap positif terhadap

kegiatan belajar maka akan berpengaruh pada siswa lainya, dan begitupun sebaliknya jika kebanyakan siswa bersikap negatif terhadap kegiatan belajar maka akan berpengaruh pada siswa lainya.

(37)

13

Universitas Kristen Maranatha memilki IQ di atas rata-rata diharapkan dapat mengangkap materi pelajaran dengan baik sehingga mendapatkan prestasi yang optimal. Terdapat faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seperti motivasi belajar, keyakinan diri, faktor sikap-minat.

Siswa yang memiliki sikap yang positif dalam belajar akan berpikir bahwa kesulitan dan kegagalan dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan merupakan suatu kesempatan untuk mengubah strategi belajar agar lebih efektif dan belajar lebih tekun sehingga selanjutnya siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Siswa yang memilki sikap yang negatif dalam belajar, kemungkinan ia akan menyerah apabila menghadapi kesulitan dalam belajar dan tidak berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi (Winkel, 1987). Bagi siswa XI IPS SMA ”X” Bandung yang memiliki sikap yang positif dalam belajar mata pelajaran

akuntansi yang dirasakan sulit, maka siswa tersebut akan lebih tekun belajar dan menganggapnya sebagai suatu tantangan, sedangkan bagi siswa yang bersikap negatif akan merasa tidak mampu dan menjadi malas belajar.

Siswa kelas XI IPS SMA ”X” Bandung yang memiliki minat yang tinggi

(38)

14

Universitas Kristen Maranatha Faktor dalam diri berikutnya yaitu keadaan fisik. Keadaan fisik menunjuk salah satnya pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, dan keadaan alat-alat indra. Keadaan-keadaan itu dapat baik, dapat juga kurang baik. Hal penting disini bukan keadaan itu sendiri melainkan kondisi fisik yang telah timbul sebagai akibat keadaan itu. Misalnya keadaan kesehatan yang terus-menerus terganggu meciptakan kondisi fisik yang menghambat dalam belajar. Siswa yang seringkali tidak masuk sekolah karena sakit akan senantiasa ketinggalan dalam mengikuti pelajaran di sekolah, sebaliknya siswa yang memilki kondisi fisik yang sehat akan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah dengan baik.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berusaha memahami materi pelajaran dan berusaha mencari materi-materi pelajaran yang lain untuk membantu dirinya lebih memahami materi pelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan cenderung malas belajar dan prestasi belajarnya rendah.

Motivasi belajar memberikan arah dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar agar mencapai prestasi belajar yang optimal. Memberikan arah dalam perilaku belajar dalam pencapaian prestasi belajar merupakan karakteristik dari Achievement

Goal Orientation. Achievement Goal Orientation adalah bagian dari teori motivasi

(39)

15

Universitas Kristen Maranatha seorang siswa merupakan suatu belief atau keyakinan yang dapat memotivasi dan menggerakan siswa untuk melakukan tingkah laku belajar (Elliot,1999,2005; Pintrich & Schunk, 2002). Achievement goal orientation secara umum dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu mastery goal orientation dan performance goal orientation.

Mastery goal orientation adalah goal orientation yang berfokus dalam

menguasai pelajaran, mengembangkan kompetensinya, atau mencoba menyelesaikan beberapa tantangan dan standar yang dimilikinya adalah standar pribadi. Siswa yang digerakan oleh mastery goal akan berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang dan menggunakan strategi belajar, mengerti secara mendalam pelajaran maupun tugas yang diberikan (Ames,1992;Dweck dan Leggett,1998;Midgley,1998).

Bagi siswa yang memiliki Achievement goal orientation tipe mastery yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan diri akan lebih memfokuskan pada penguasaan materi dibandingkan nilai akhir. Oleh karena itu siswa yang memiliki tipe mastery akan memiliki usaha yang lebih besar untuk dapat menguasai materi pelajaran. Tipe mastery goal dengan penilaian dari self-efficacy dan kompetensi berhubungan positif. Dweck dan Legget(1988), menyimpulkan pada suatu penelitian bahwa pelajar yang berorientasi pada masery dan learning sanggup untuk memelihara efficiency secara positif dan adaptif terhadap keyakinan, persepsi dan kompetensinya saat berhadapan denagn tugas yang sulit. Maka siswa dengan

(40)

16

Universitas Kristen Maranatha menganggap kegagalan atau feedback sebagai cara untuk meningkatkan keyakinan diri mereka untuk dapat meraih prestasi.

Performance goal orientation adalah goal orientation yang berfokus pada

menampilkan kemampuan dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan orang lain sehingga siswa yang memilki performance goal orientation akan menggunakan standar sosial (akan merasa berprestasi bila mendapatkan nilai tertinggi di dalam kelas) untuk membedakan kompetensi, berjuang untuk menjadi yang terbaik pada kelompok dalam menyelesaikan tugas, menghindari penilaian bahwa dirinya berkemampuan rendah atau terlihat bodoh dan mencari pengakuan dari orang lain pada level performance yang lebih tinggi serta lebih banyak menggunakan strategi belajar menghafal (Ames,1992;Dweck dan Leggett,1998;Midgley,1998).

Siswa yang memiliki Achievement goal orientation tipe performance memiliki tujuan untuk menunjukan kemampuan diri, sehingga nilai merupakan faktor yang penting. Siswa yang memiliki tipe performance, hal yang dapat memacu diri untuk berprestasi adalah untuk menjadi yang lebih baik dibandingkan teman-teman sekelasnya. Cara yang dilakukan untuk meraih prestasi bukan hanya dengan belajar atau mendalami materi, dapat juga dengan cara lain misalnya mendekati guru untuk mendapatkan nilai yang tinggi.

Mastery goal orientation dan performance goal orientation memiliki dua

(41)

17

Universitas Kristen Maranatha tipe yaitu, mastery-approach goal orientation, mastery-avoidance goal orientation,

performance-approach goal orientation, dan performance-avoidance goal orientation.

Tipe yang pertama adalah mastery-approach goal orientation yaitu tujuan siswa untuk dapat menguasai kemampuan tertentu. Siswa yang digerakan oleh

mastery-approach goal orientation cenderung ingin menggali kemampuannya dan

belajar lebih dalam dari apa yang diberikan oleh guru di sekolah. Misalnya siswa mencari informasi tambahan di perpustakaan, mengikuti les tambahan, atau browsing informasi mengenai materi pelajaran melalui internet. Tipe yang kedua adalah

performance-approach goal orientation yaitu tujuan siswa untuk memiliki

kemampuan melebihi orang lain. Siswa yang digerakan oleh performance-approach

goal orientation berusaha belajar dengan tujuan agar mereka lebih baik daripada

siswa lain. Mereka tidak mengutamakan kompetensi diri, tetapi lebih mengutamakan pada persaingan dengan kelompok sosialnya (teman sebaya), misalnya siswa belajar dengan giat karena ingin meraih nilai yang paling tinggi pada mata pelajaran akuntansi di kelasnya.

(42)

18

Universitas Kristen Maranatha

orientation yaitu tujuan siswa untuk menghindari penilaian orang lain yang

beranggapan bahwa siswa tersebut kurang mampu atau tidak ingin dinilai bodoh oleh orang lain serta tidak mendapatkan nilai yang buruk.

Siswa yang berfokus pada performance-approach goal orientation memiliki

self-efficacy yang tinggi, sepanjang mereka secara relatif memperoleh keberhasilan

dan menjadi lebih baik dari yang lain. Sebaliknya, siswa yang berorientasi pada

performance-avoidance goal orientation memiliki persepsi yang rendah pada

self-efficacy. Pada kenyataanya siswa tersebut memiliki keraguan yang konsisten pada

diri.

(43)

19

Universitas Kristen Maranatha Skema 1.1.1 Kerangka Pikir

Siswa kelas XI

Achievement Goal

Orientation

Nilai mata pelajaran akuntansi

FAKTOR EKSTERNAL

Lingkungan keluarga

Lingkungan Sekolah

FAKTOR INTERNAL

Taraf Intelegensi

Perasaan-sikap-minat

Keadaan fisik

Motivasi belajar Proses belajar

Mastery Approach Goal Orientation

Mastery Avoidance Goal Orientation

Performance Approach Goal Orientation

(44)

20

(45)

21

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian.

Dari uraian di atas maka dapat diambil asumsi sebagai berikut :

1. Prestasi belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan siswa yang berada pada masa sekolah.

2. Prestasi belajar dipengaruhi oleh taraf inteligensI, motivasi belajar, minat, keadaan fisik, lingkungan keluarga dan sekolah.

3. Achievement goal orientation yang terbagi menjadi mastery approach goal

orientation, mastery avoidance goal orientation, performance approach goa

orientation, dan performance avoidance goal orientation adalah salah satu bentuk

motivasi belajar yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar. 1.7 Hipotesis penelitian.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara mastery approach goal orientation dengan nilai mata

pelajaran akuntansi.

2. Terdapat hubungan antara mastery avoidance goal orientation denagn nilai mata pelajaran akuntansi.

(46)

22

Universitas Kristen Maranatha 4. Terdapat hubungan antara performance avoidance goal orientation dengan nilai

(47)

83

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara achievement goal

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas X) SMA “X”

Bandung. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara performance avoidance goal

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada sisa kelas XI SMA “X”

Bandung. Hubungan tersebut bersifat positif, yang artinya semakin siswa memiliki tujuan dan standar evaluasi belajar dengan menggunakan performance

avoidance goal orientation siswa tersebut akan mendapatkan nilai akuntansi

yang semakin tinggi.

2. Tredapat hubungan yang signifikan antara mastery approach goal orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA “X”

Bandung. Hubungan ini bersifat positif, artinya semakin siswa menggunakan

mastery approach goal orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi

belajar maka akan semakin tinggi nilai akuntansi yang diperoleh

(48)

84

Universitas Kristen Maranatha

mastery avoidance goal orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi

belajar maka akan semakin tinggi nilai akuntansi yang diperoleh.

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara performance approach

orientation dengan nilai mata pelajaran akuntansi pada siswa IPS kelas XI SMA

“X” Bandung. Tinggi-rendhnya nilai akuntansi yang dicapai oleh siswa tidak

berhubungan dengan siswa yang menggunakan performance approachgoal

orientation sebagai tujuan belajar dan standar evaluasi belajar.

5. Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar selain

achievement goal orientation. Pada penelitian ini ditemukan bahwa tuntutan

orangtua untuk mendapatkan prestasi tinggi, suasana kelas, dan kehadiran di kelas berhubungan dengan tinggi-rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi. 5.2 Saran.

5.2.1. Saran bagi penelitian lanjutan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peniliti memberikan saran pada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian achievement goal

orientation untuk :

1. Saran untuk peneliti yang akan mengadakan penelitian sejenis.

(49)

85

Universitas Kristen Maranatha 2. saran guna laksana.

- Kepada Guru yang mengajar pada kelas IPS agar memberi masukan kepada siswa untuk dapat meningkatkan motivasi siswa miliki sehingga siswa dapat memiliki semangat untuk masuk sekolah karena kehadiran siswa cukup berhubungan dengan nilai atau prestasi belajar.

- Memberikan informasi pada pihak sekolah bahwa menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kondusif dapat meningkatakan prestasi siswa SMA “X” Bandung.

(50)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Gage, N.L;Berliner. 1979. Educational Psycholog., 2nd ed. Chicago : Ran Mc Nally

College Publishinh Company.

Pintrich, Paul R & Schunk, Dale H. 2002. Motivation In Education : Theory,

Research, and Applications. Upper Saddle River. New Jersey : Merril

Prentice Hall.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology. 6th edition. The Mc.Graw-Hill

Companies, Inc All rights reserved, inc 1221.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta : PT Gramedia.

Gambar

Tabel 1.4 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe performance avoidance goal orientation
Tabel 1.5 outout validasi Achievement goal orientation pada tipe mastery approach goal orientation
Tabel 2.1 tabel pengujian hipotesis Achievement goal orientation dengan nilai akuntansi (output SPSS)
tabel 3.1 tabel tabulasi silang IQ dengan nilai akuntansi.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud untuk

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.. Jakarta: Departemen Kesehatan

Widjaja Martokusumo yang sedang menjabat Ketua Prodi Magister dan Doktor Arsitektur dan Ketua Prodi Magister Rancang Kota telah diangkat sebagai Waki' Dekan

Penelitian ini dirancang untuk dilaksanakan dalam beberapa siklus. Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang.. dikembangkan oleh Kemmis

Tidak perlu diminta pernyataan batal (nietig verklaring). Risiko kerugian dibagi dua antara pihak yang menyewakan dengan pihak si penyewa. Segera setelah musnahnya seluruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa pada Telkomsel Selaku penyelenggara operator seluler kartu Simpati berdasarkan

[r]

Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gayamsari Kota Semarang Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 1, Nomor 2, Tahun