• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penyakit Atrial Septal Defect Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Penyakit Atrial Septal Defect Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 2007-

31 DESEMBER 2009

Renaldy, 2010 Pembimbing I :dr. Sri Nadya Saanin M.Kes Pembimbing II :dr. Evi Yuniawati, MKM

Atrial Septal Defect adalah salah satu kelainan jantung kongenital dengan penderita dewasa terbanyak mencapai 6 dari 10000 penduduk. Kelainan ini jarang memberi gejala sebelum bertambah berat sehingga diperlukan pemeriksaan dini untuk penegakan diagnosisnya.

Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi Atrial Septal Defect di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung tahun 2007-2009, persentase jenis kelainan jantung kongenital dan karakteristik distribusi menurut golongan umur, jenis kelamin, persentase antara tipe Atrial Septal Defect.

Metode penelitian dilakukan secara survey deskriptif dengan rancangan penelitian retrospektif terhadap data rekam medis pasien rawat inap penderita Atrial Septal Defect di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Januari 2007- 31 Desember 2009.

Hasil yang diperoleh menunjukkan pada tahun 2007-2009, terdapat 56 kasus Atrial Septal Defect dan merupakan 10% dari kelainan jantung kongenital dengan prevalensi kelompok umur tertinggi bayi sedangkan pada Atrial Septal Defect terisolasi kelompok umur terbanyak terdapat pada dewasa berumur 21-30 tahun, pada pria 31% kasus dan wanita terjadi pada 69% kasus, didominasi oleh Atrial Septal Defect ostium sekundum (90%) dan pada 41% kasus terjadi bersamaan dengan kelainan kongenital lainnya.

(2)

v ABSTRACT

THE CHARACTERISTIC OF ATRIAL SEPTAL DEFECT IN HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG PERIOD 1 JANUARY 2007 – 31 DESEMBER 2009

Renaldy, 2010 Tutor I :dr. Sri Nadya Saanin M.Kes Tutor II :dr. Evi Yuniawati, MKM

Atrial Septal Defect represents the most common congenital heart defect found in adults, up to 6 of 10000 individuals. This anomaly usually asymptomatic until later in life, so early detection is needed.

The objective of this study is to determine the prevalence of Atrial Septal Defect in Hasan Sadikin Hospital, the percentage of congenital heart defects, and the characteristics of distribution according to age, gender, and the types of Atrial Septal Defect.

This research is a retrospective descriptive study. The data was collected from medical record of overnight staying Atrial Septal Defect patients in Hasan Sadikin Hospital, Bandung period 1 January 2007 – 31 December 2009

The result of study revealed that, in 2007-2009 there were 56 Atrial Septal Defect cases, which was 10% of congenital heart defect. The highest prevalence occurs in babies and in isolated Atrial Septal Defect the highest prevalence occurs in adult of age 21-30 years old, Atrial Septal Defect occurs in 31% men and 69% women, dominated by ostium secundum Atrial Septal Defect (90%) and other congenital anomalies were found in 41% cases

(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.5 Landasan Teori ... 4

1.6 Metodologi ... 5

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Jantung ... 6

2.1.1 Anatomi ... 7

2.1.2 Perkembangan Sistem Kardiovaskuler ... 8

2.1.3 Histologi ... 12

2.1.4 Fisiologi ... 14

2.2 Kelainan Jantung Kongenital ... 14

2.2.1 Lesi Asianotik ... 18

(4)

ix

2.3 Atrial Septal Defect ... 19

2.3.1 Insidensi ... 19

2.3.2 Etiologi ... 20

2.3.3 Faktor Resiko ... 20

2.3.4 Kelainan Kongenital yang Menyertai ASD... 21

2.3.5 Klasifikasi ... 21

2.3.6 Patofisiologi ... 22

2.3.7 Gejala Klinik ... 24

2.3.8 Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang ... 25

2.3.9 Komplikasi ... 28

2.3.10 Penatalaksanaan ... 28

2.3.11 Prognosis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1 Bentuk Penelitian ... 30

3.2 Bahan Penelitian ... 30

3.3 Pengambilan Sampel ... 30

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Distribusi Kasus Kelainan Jantung Kongenital di Rumah Sakit 31 Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Januari 2007–31 Desember 2009 4.2 Distribusi Kasus ASD Menurut Jenis Kelamin di Rumah Sakit 32

Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Januari 2007– 31 Desember 2009 4.3 Distribusi Kelompok Umur Penderita saat Gejala Timbul pada 33

(5)

x

4.4 Distribusi Kasus ASD Berdasarkan Kelainan Kongenital yang . 34 Menyertai di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode 1

Januari 2007 – 31 Desember 2009

4.5 Distribusi Kelompok Umur Penderita saat Gejala Timbul pada 36

Kasus ASD Terisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009 4.6 Distribusi Tipe Kasus Defek Septum Atrial di Rumah Sakit .. 38

Hasan Sadikin Bandung Periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Simpulan ... 39

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Berbagai penyakit jantung kongenital ... 15 Tabel 4.1 Distribusi kasus kelainan jantung kongenital di RSHS ... 31

Bandung periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009

Tabel 4.2 Distribusi Kasus ASD Menurut Jenis Kelamin di RSHS ... 32 Bandung Periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009

Tabel 4.3 Distribusi Kelompok Umur Penderita Saat Gejala Timbul .. 33 pada ASD di RSHS Bandung periode1 Januari 2007 –

31 Desember 2009

Tabel 4.4 Distribusi Kasus ASD Berdasarkan Kelainan Kongenital .... 34 yang Menyertai di RSHS Bandung Periode 1 Januari 2007-

31Desember 2009

Tabel 4.5 Tabel Kelainan Jantung kongenital yang Menyertai Kasus ... 35 ASD di RSHS Bandung Periode 1 Januari 2007 – 31

Desember 2009

Tabel 4.6 Tabel sindroma akibat kelainan kromosom yang menyertai .. 35 kasus ASD di RSHS Bandung Periode 1 Januari 2007 – 31

Desember 2009

Tabel 4.7 Distribusi Kelompok Umur Penderita Saat Gejala Timbul .. 36 pada Kasus ASD Terisolasi di RSHS Bandung Periode

1 Januari 2007 – 31 Desember 2009

(7)

xii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Jantung manusia ... 6

Gambar 2.2 Letak jantung manusia ... 8

Gambar 2.3 Pembentukan septum jantung ... 9

Gambar 2.4 Skema yang menggambarkan katup seperti flap pada 10

foramen ovale Gambar 2.5 Sirkulasi pada fetus ... 11

Gambar 2.6 Histologi otot jantung ... 13

Gambar 2.7 Bayi yang mengalami sianosis ... 18

Gambar 2.8 Berbagai tipe ASD ... 22

Gambar 2.9 Skematis aliran jantung normal ... 22

Gambar 2.10 Skema yang menggambarkan ASD ... 23

Gambar 2.11 Gambaran EKG pada penderita Defek Septum Atrial .... 26

Gambar 2.12 Gambaran jantung yang membesar pada foto toraks ... 26

Gambar 2.13 Gambaran ASD pada USG Doppler ... 27

(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Data Jumlah Kelainan Jantung Kongenital diRSHS ... 43

Bandung Periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009

Lampiran 2 Data Rekam Medis ASD di RSHS Bandung Periode ... 44

1 Januari 2007 – 31 Desember 2009

Lampiran 3 Daftar Singkatan ... 46 Lampiran 4 Surat Keputusan Komite Etik Fakultas Kedokteran ... 47

(9)

43

(10)

44

Lampiran 2 Data Rekam Medis ASD di RSHS Bandung Periode 1 Januari 2007 – 31 Desember 2009

No. Jenis Kelamin

Umur Memberi Gejala

Jenis Defek Septum

Atrial Kelainan Kongenital yang Menyertai Keterangan

1 perempuan 23 tahun sekundum - dekompensatio kordis peripartum

2 laki-laki 2 bulan sekundum sindrom Meckel Gruber, dextrocardi -

3 perempuan 1 tahun - - TB paru

4 perempuan 25 tahun sekundum atresia pulmonal CAP

5 perempuan 34 tahun - - dekompensatio kordis peripartum,

CAP

6 perempuan 44 tahun sekundum - -

7 perempuan 48 tahun - - -

8 perempuan 27 tahun sekundum - HAP

9 perempuan 19 tahun - - anemia aplastik

10 laki-laki 45 tahun - - -

11 laki-laki 36 tahun sekundum - -

12 laki-laki 26 hari - TAPVD

13 perempuan 15 tahun - - -

14 perempuan 28 tahun - - -

15 perempuan Hari 3 sekundum dextrokardi, PDA, VSD, pulmonal atresia -

16 perempuan 4 tahun - trikuspid atresia, pulmonal stenosis, TGA

17 laki-laki 7 bulan sekundum sindrom down -

18 perempuan 17 tahun defek sinus venosus - sepsis

19 perempuan 6 tahun sekundum - -

20 laki-laki 2 tahun - TGA, PDA -

21 laki-laki 2 tahun - - CAP

22 laki-laki 9 tahun sekundum sindrom marfan TB paru

23 perempuan 1 tahun - kelainan kromosom, PDA CAP

24 perempuan 7 bulan sekundum pulmonal stenosis TB paru

25 laki-laki 44 tahun sekundum - -

(11)

45

27 perempuan 9 bulan sekundum pulmonal stenosis kelainan darah

28 perempuan 0 tahun sekundum - sepsis, CAP

29 perempuan Hari 8 - PDA sepsis

30 perempuan 26 tahun - - -

31 perempuan 22 tahun sekundum - rencana operasi

32 perempuan 3 hari - mitral stenosis sepsis

33 perempuan 7 bulan - - demam dengue

34 perempuan 16 tahun sekundum kelainan kromosom, pulmonal stenosis -

35 laki-laki 4 bulan sekundum - -

36 laki-laki 5 tahun primum - anemia

37 laki-laki 12 tahun sekundum - tumor lysis syndrome, leukemia

38 perempuan 5 tahun - TAPVD -

(12)

47

(13)

48

RIWAYAT HIDUP

Nama : Renaldy Faizal Sobarna

Nomor Pokok Mahasiswa : 0710057

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 23 Januari 1989

Alamat : Jl. Kopo Bihbul no. 18, Bandung

Riwayat Pendidikan :

1995 – 2001 : SD St. Angela Bandung

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung adalah organ yang sangat vital bagi manusia, jantung merupakan pompa muskular yang menggerakan darah untuk membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ, serta membawa produksi akhir metabolik keluar dari jantung. Kelainan pada jantung dapat menyebabkan gangguan pada bagian tubuh lainnya. (Sloane, 2003)

Penyakit jantung kongenital merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan abnormalitas dari jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir.

Kemajuan yang terjadi pada pembedahan defek struktural jantung menyebabkan pada tahun 2020 diperkirakan akan terdapat setidaknya 750.000 orang dewasa dangan penyakit jantung kongenital yang memerlukan perlakuan khusus secara medis, psikologi dan sosial (Schoen, 2005).

Salah satu kelainan jantung kongenital yang banyak terjadi adalah Atrial Septal Defect (ASD) yang ditandai dengan adanya lubang yang persisten pada septum

antara atrial setelah lahir yang menyebabkan adanya hubungan antara atrium kanan dan atrium kiri (Chen, 2003). ASD terisolasi merupakan kelainan ASD yang tidak terjadi bersamaan dengan kelainan kongenital lainnya. Insidensi terjadinya penyakit jantung kongenital secara global di dunia adalah 0,5-0,8% dari semua kelahiran hidup, dan umumnya pasien terdeteksi pada saat bayi atau anak. ASD merupakan kelainan kedua tersering (6-10%) setelah (Ventricular Septal Defect) VSD (25-30%) dan merupakan kelainan jantung kongenital utama pada

(15)

2

kongenital dengan 19,7% menderita ASD (Ganesja M.Harimurti, 2000). Dengan banyaknya kasus ASD yang terjadi di masyarakat saat ini, terlebih lagi seperti dikatakan dr. Mahrus A. Rachman, SpA(K): “Dua tahun terakhir ini, terdapat peningkatan dua kali lipat penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak” (Fatichatun Nadhiroh, 2007), sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut. Gejala klinik dari ASD dapat berupa dispnea saat beraktifitas berat, fatigue dan Infeksi Saluran Pernafasan Bawah (ISPB) berulang. Gejala jantung dan paru-paru meningkat pada pasien yang lebih tua. Setelah dekade ke empat, jumlah pasien yang mengalami aritmia atria, hipertensi pulmoner, shunt bidirectional dan dari kanan ke kiri dan gagal jantung meningkat secara signifikan. (Park, 2002, Bernstein, 2004; Child, 2005)

Secara umum, ASD terjadi jauh lebih sering pada wanita dibandingkan pria di dunia dengan perbandingan dua banding satu sampai tiga banding 1(Benstein,2004; Park, 2002) Di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai rumah sakit rujukan di Jawa Barat, belum ada data yang jelas tentang perbandingan ini. Selain itu, belum ada data yang jelas tentang prevalensi dan hal-hal yang berhubungan dengan ASD.

Sekitar 25-40% ASD terjadi bersama kelainan kongenital lainnya, baik yang berhubungan dengan jantung maupun tidak. Sekitar 7-26% kasus terjadi bersama trisomi 21. Abnormalitas kromosom yang menyebabkan berbagai sindrom dilaporkan terdapat pada 6-14% kasus ASD. Investigasi lain juga menyebutkan, 20% kasus terdapat delesi kromosom 22q11 yang berhubungan dengan DiGeorge Syndrome, Velo-Cardio-Facial syndrome, dan beberapa sindrom lainnya (Texas

department of state health services, 2005).

(16)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

Berapa prevalensi ASD yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

Berapa persentase ASD pada penyakit jantung kongenital yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009. Berapa persentase pria dan wanita yang menderita ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

Kapan gejala pertama timbul pada penderita ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

Berapa persentase ASD yang terjadi bersamaan dengan kelainan kongenital lain, baik di jantung maupun kelainan lainnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

Kapan gejala pertama timbul pada penderita ASD yang terisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009. Bagaimana perbandingan tipe ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui prevalensi ASD di di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 januari 2007- 31 Desember 2009.

Untuk mengetahui persentase kasus ASD pada penyakit jantung kongenital yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 januari 2007- 31 Desember 2009.

(17)

4

Untuk mengetahui prevalensi distribusi kelompok umur gejala pertama timbul pada penderita ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

Untuk mengetahui persentase kelainan kongenital yang menyertai ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 januari 2007- 31 Desember 2009. Untuk mengetahui prevalensi distribusi kelompok umur gejala timbul pada penderita ASD yang terisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 Januari 2007 - 31 Desember 2009.

Untuk mengetahui persentase berbagai tipe ASD yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin periode 1 januari 2007- 31 Desember 2009.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat penelitian ini di bidang akademik adalah untuk menambah wawasan tentang penyakit jantung kongenital dan memberikan data tentang kejadian ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin Periode 1 Januari 2007- 31 Desember 2009.

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah agar masyarakat pada umumnya dan paramedis pada khususnya, diharapkan dapat memotivasi usaha untuk mewaspadai ASD sedini mungkin.

1.5 Landasan Teori

ASD yang ditandai dengan adanya lubang yang persisten pada septum antara atrial setelah lahir yang menyebabkan adanya hubungan antara atrium kanan dan atrium kiri (Chen, 2003). Sedangkan, ASD terisolasi merupakan kelainan ASD yang tidak terjadi bersamaan dengan kelainan kongenital lainnya Gejala utama dari atrial ASD adalah mudah lelah dan palpitasi serta ISPB berulang.

(18)

5

ASD, ostium primum terjadi pada sekitar 50-70% kasus, ostium primum pada sekitar 30% kasus dan defek sinus venosus pada sekitar 10% kasus. (Park, 2002) Pada banyak kasus, ASD tidak memberikan gejala, pada saat bayi dan anak-anak hanya ditemukan murmur saat pemeriksaan rutin. Pada umumnya kelainan ini baru memberi gejala pada saat remaja dan dewasa. Gejalanya dapat berupa dispnea saat beraktifitas berat, fatigue dan infeksi saluran pernafasan bawah berulang. (Park, 2002)

Sekitar 25-40% ASD terjadi bersama kelainan kongenital lainnya, baik yang berhubungan dengan jantung maupun tidak. Sekitar 7-26% kasus terjadi bersama trisomi 21. Abnormalitas kromosom dilaporkan terdapat pada 6-14% kasus ASD. (Texas department of state health services, 2005)

1.6 Metodologi

Penelitian ini bersifat observasi dengan rancangan penelitian retrospektif yang dianalisis secara univariat terhadap data rekam medik penderita penyakit jantung kongenital di bagian rekam medik Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung periode Januari 2007 – Desember 2009.

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

(19)

39 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa:

o Prevalensi ASD di Rumah Sakit Hasan Sadikin pada periode 1 Januari 2007- 31 Desember 2009 adalah 56 kasus.

o ASD terjadi pada 10 % kasus kelainan jantung kongenital dari Rumah Sakit Hasan Sadikin pada periode 1 Januari 2007- 31 Desember 2009. o ASD ditemukan pada 31% pria dan 69% wanita.

o Gejala awal ASD terdapat pada hampir semua golongan umur, golongan umur yang tidak menunjukkan gejala awal ASD adalah pada lansia, sedangkan terbanyak adalah pada bayi dengan 12 kasus (30 %).

o ASD yang terisolasi terdapat pada 59 % kasus, bersamaan dengan kelainan jantung kongenital lainnya 28% kasus dan bersamaan dengan sindroma akibat kelainan kromosomal pada 13% kasus.

o Gejala klinik awal pada ASD terisolasi muncul pada neonatus sampai dewasa, dengan golongan umur terbanyak adalah dewasa muda dengan usia 21 - <31 tahun dengan 6 kasus (26%).

(20)

40

5.2 Saran

o Untuk Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Hasan Sadikin agar data pasien dibuat lebih lengkap dan tepat sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan bagi tenaga medis dan paramedik.

o Meningkatkan kewaspadaan dokter terhadap gejala dini ASD.

o Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASD melalui penyuluhan dan penerangan sehingga dapat mengetahui gejala dini serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berobat.

(21)

41

DAFTAR PUSTAKA

Atrial Septal Defect. www.manbit.com 1 Juli 2010

Bashore, Thomas. Atrial Septal Defect [Internet]. Version 14. Knol. 2008 Jul 22.

http://knol.google.com/k/thomas-bashore/atrial-septal-defect/m8O9GE8W/t187fQ. 30 Mei 2010

Bernstein, Daniel. Congenital Heart Disease. In: Behrman, Richard E.; Kliegman, Robert M.; Jenson, Hal B.2004. Nelson: Textbook of Pediatrics.17th ed. New York:Saunders

Chen, YI-Bin; Liberthson, Richard R.; Freed, Michael D. Congenital Heart Disease. In: Lilly, Leonard S. 2003. Pathophysiology of Heart Disease: Acollaborative Project of Medical Students and Faculty. 3rd ed. Baltimore: LW&W. p.347-370

Child, John S.; Friedman, William F. Congenital Heart Disease in Adult. In: Kasper, Dennis L.; Braunwald, Eugene; Fauci, Anthoni S.; Hauser, Stephen L.; Longo Dan L.; Jameson, J. Larry.2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. New York:McGraw and Hill Inc. P.1381-1403

Fatichatun Nadhiroh. 2007. 80 Bayi Terkena Penyakit Jantung Bawaan Tiap Bulan. http://surabaya.detik.com/read/2007/09/27/080808/834939/466/80-bayi-terkena-penyakit-jantung-bawaan-tiap-bulan. 9 Juli 2010

Foster, Elyse; Cheitlin, Melvin D. Recognition and Management of Adults with Congenital Heart Disease. In: Braunwald, Eugene; Goldman, Lee.2003. Primary Cardiology. 2nd ed. Philadelpia: Elsevier

Ganesja M.Harimurti. 2000. Congenital Heart Disease in Newborn Infants in Several Hospital in Indonesia.http://lib.itb.ac.id.14desember2009

Geneser, Finn. 2007. Atlas Berwarna Histologi. Terjemahan Dr. Jan Tambajong. Jakarta; Binarupa Aksara

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/18134.htm 16 juni 2010

http://www.medtech1.com/attack/heart_anatomy.cfm 16 juni 2010

Heart Circulation in Fetus. http://www.childrenshospital.orgazSite 636mainpageS636P0.html1 Juli 2010

Junqueira, L.Carlos; Carneiro, José; Kelley, Robert O. 1995. Histologi Dasar. Terjemahan dr. Jan Tamboyong. EGC: jakarta. hal.198-204

Moore, Keith L.; Dalley, Arthur F.1999. Clinically Oriented Anatomy. 4th ed. Baltimore: LW&W. p.114-157

(22)

42

R Smitha; SC Karat; D Narayanappa; B Krishnamurthy; SN Prasanth; NB Ramachandra. 2006. Prevalence of Congenital Heart Disease in Mysore.

http://www.ijhg.com/text.asp?2006/12/1/11/25296. 13 desember 2009

Rachmat. 2010. Kelainan Kongenital.

http://www.angelfire.com/ga/RachmatDSOG/ congenital.html. 9 Juli 2010

Schoen, Frederick J. The Heart. In: Kumar, Vinay; Abbas, Abul K.; Fausto, Nelson. 2005. Robbins and Cotran: Pathologic basis of Disease. 7th ed. Philadelpia: Elsevier Inc. p.556-560; 564-571

Sheard, Physick PW; Maxie MG; Palmer NC; Gaul C.1985. Atrial Septal Defect of the Persistent Ostium Primum type with Hypoplastic Right Ventricle in a Welsh Pony Foal. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4075243 9 Juli 2010

Sloane, Ethel.2003. Anatomi dan Fsiologi untuk Pemula. Terjemahan James Veldman. Jakarta: EGC. p.218-247

Texas department of state health services.Birth Defect Risk Factor Series: Atrial Septal Defect. http:www//dshs.state.tx.us. 13 desember 2009 Tikkanen, J.; Heinonen, O.P.1992. Risk Factors for Atrial Septal Defect. https://springerlink.metapress.com 30 mei 2010

Referensi

Dokumen terkait

Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dibandingkan dengan dua kerajaan lainnya di periode pertengahan yaitu kerajaan Syafawi di Persia dan Turki Usmani, maka

Menurut penelitian Suminar di Desa Patra Sengon Kecamatan Patrang Kabupaten Jember tahun 2008, didapatkan bahwa faktor tingkat pendidikan dan motivasi ibu, dukungan

HUTAGALUNG,

Figure 5 shows the empirical cumulative distribution function of the PIT of the autoregressive model forecasts (dark, solid line) together with the uniform cumulative

Potensi longsor di daerah ini memang cukup besar, hal ini disebabkan kondisi geologi sebagai faktor penyebab sangat berperan, seperti litologi vulkanik muda, yang berada pada

Mengorganisir di sini adalah mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan konstruksi yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana dan Iain-lain, dalam suatu gerak

For example, the += operator reads the value of the left variable, adds the value of the right operand to it, stores the sum back into the left variable as a side effect, and

Area kerja duty manager adalah front office dan seluruh hotel yang ada hubungan dengan tamu di hotel. Ringkasan pekerjaan Duty Manager adalah mendukung pekerjaan operasional