• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Stupendous Borobudur, Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita Dewasa Muda dengan Inspirasi Candi Borobudur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Stupendous Borobudur, Perancangan Busana Siap Pakai untuk Wanita Dewasa Muda dengan Inspirasi Candi Borobudur."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Koleksi busana ready-to-wear berjudul ”The Stupendous Borobudur” terinspirasi dari salah satu bangunan peninggalan sejarah dan budaya terbesar di Indonesia yaitu candi Borobudur. Kata stupendous berasal dari Bahasa inggris yang artinya mengagumkan atau menakjubkan. Bangunan yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini sesungguhnya merupakan Candi Agama Buddha yang dibangun oleh pengikut aliran Buddha Mahayana, pada pemerintahan dinasti Syailendra sekitar tahun 800 Masehi. Bangunan ini memiliki arsitektur yang unik, indah dan detail. Bangunan candi terdiri dari ribuan panel relief dan ratusan patung Buddha. Pada bagian teratas candi terdapat 72 buah stupa yang berisi patung Budha.

Beberapa detail dari candi Borobudur diangkat ke dalam motif laser cut sebagai manipulating koleksi busana yaitu stupa, yang menjadi ciri khas utama serta bentuk mandala, yaitu tampak atas candi. Siluet busana berbentuk lonceng yang terinspirasi dari stupa. Warna-warna diambil dari warna batuan candi seperti abu muda, abu tua, hitam, coklat tua dan coklat muda.

Proses pembuatan busana diawali dengan pembuatan pola dan prototype. Apabila siluet busana telah sesuai, proses selanjutnya adalah pembuatan motif laser cut pada pola yang asli. Motif terinspirasi dari bentuk stupa dan mandala. Proses

selanjutnya adalah proses tracing untuk membuat vektor dan laser cutting. Proses selanjutnya adalah pemotongan kain manual, penjahitan dan finishing.

Busana ready-to-wear “The Stupendous Borobudur” memiliki target market wanita berusia berusia 23-35 tahun yang memiliki kesadaran dan kecintaan akan budaya Indonesia. Busana dapat digunakan pada acara-acara formal atau semi formal, dan dapat dipadupadankan dengan busana yang lainnya. Koleksi ini berusaha untuk menarik kembali perhatian masyarakat khususnya Indonesia terhadap keindahan dan kemegahan Candi Borobudur.

(2)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

A ready-to-wear fashion collection entitled “The Stupendous Borobudur" is inspired by one of the biggest historical and cultural heritage buildings in Indonesia, the Borobudur temple. The word ‘stupendous’ is derived from an English word which means awesome or amazing. The building which is located in

Magelang, Central Java is actually a Buddhist temple which was built by the

followers of Mahayana Buddhism, in the reign of the Sailendra dynasty around the

year 800 AD. This building has a unique, beautiful and detailed architecture. This

temple consists of relief panels and hundreds of Buddha statues. At the top of the

temple there are 72 pieces of stupas which contain the statue of Buddha.

Some details of the Borobudur Temple were appointed in laser cut motif as

manipulating fabric of a fashion collection, for example the stupa, which is the

typical of the temple and the shape of mandala, which is the upper part of the

temple. Bell-shaped silhouette dress is inspired from the stupa. The colors are taken

from temple rock like light gray, dark gray, black, dark brown and light brown.

The process begins with the manufacture of clothing pattern and prototypes.

If the dress already has the appropriate silhouette, the next process is a laser cut

pattern making on the original pattern. Motifs were inspired by the shape of stupas

and mandalas. The process for making vector tracing and laser cutting is the next

step. After that, the final steps are cutting the fabric manually, sewing and finishing.

This ready-to-wear clothing "The Stupendous Borobudur" has a target market

of woman aged 23-35 years old who has an awareness and love toward Indonesian

culture. The clothing can be used on formal or semi-formal occasions, and can be

combined with other clothing. This collection is trying to attract the attention of the

public, especially Indonesians to the beauty and grandeur of the Borobudur temple.

(3)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Metode Perancangan ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 Kerangka Teori ... 7

2.1 Teori Fashion ... 7

2.1 Teori Busana ... 8

2.2.1 Fungsi Busana ... 9

2.2.2 Jenis Busana ... 9

2.2.3 Prinsip Desain Busana ... 10

2.3 Teori Pola dan Jahit ... 11

2.3.1 Metode Pembuatan Pola ... 11

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.3.3 Ragam Kampuh ... 14

2.4 Teori Reka Bahan Tekstil ... 15

2.5 Teori Warna ... 16

2.5.1 Teori Brewster ... 16

2.5.2 Teori Warna Newton ... 17

2.5.3 Psikologi Warna (Arti Warna) ... 17

BAB 3 DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 19

3.1 Candi Borobudur Sebagai Sumber Inspirasi Busana ... 19

3.2 Sagacity-Courteous Sebagai Trend Fashion ... 22

3.3 Target Market (STP) ... 23

3.3.1 Segmenting ... 23

3.3.2 Targetting ... 24

3.3.2 Positioning ... 24

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN ... 25

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 PENUTUP ... 36

5.1 Kesimpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38

DATA PENULIS ... 39

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Dasar Depan ... 12

Gambar 2.2 Pola Dasar Belakang ... 13

Gambar 2.3 Aplikasi teknik laser cut pada busana ... 16

Gambar 2.4 Color Wheel ... 16

Gambar 2.5 Color Scale ... 18

Gambar 3.1 Patung Buddha dalam stupa ... 19

Gambar 3.2 Bangunan Candi Borobudur ... 20

Gambar 3.3 Tiga susun teras melingkar ... 20

Gambar 3.4 Mandala Borobudur ... 22

Gambar 3.5 detail Susunan Candi Borobudur ... 22

Gambar 3.6 Color Charts Sagacity ... 23

Gambar 3.7 Gaya busana Courteous ... 23

Gambar 4.1 Image board ... 25

Gambar 4.2 Koleksi Desain “The Stupendous Borobudur” ... 26

Gambar 4.3 Ilustrasi Busana I ... 27

Gambar 4.4 Ilustrasi Busana II ... 28

Gambar 4.5 Illustrasi Busana III ... 29

Gambar 4.6 Illustrasi Busana IV ... 30

Gambar 4.7 Trasformasi motif busana I ... 31

Gambar 4.8 Transformasi motif dari Mandala dan susunan Stupa ... 32

Gambar 4.9 Transformasi Motif dari Stupa ... 32

Gambar 4.10 Proses penggambaran Motif pada pola ... 33

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.12 Proses positioning untuk efisiensi material. ... 34

Gambar 4.13 Proses Laser cut pada kain Thai Silk ... 34

Gambar 4.14 Kain Thai Silk beragam warna ... 35

Gambar 4.15 Kain Taffeta hitam ... 35

Gambar 4.16 Kain Georgette ... 35

Gambar 4.17 Kain Visline ... 35

(8)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Pola Kecil ... 40

LAMPIRAN B Ukuran Model ... 51

LAMPIRAN C Material ... 53

LAMPIRAN D Foto Busana ... 54

LAMPIRAN E Technical Drawing ... 58

LAMPIRAN F Fashion Ilustrasi ... 65

LAMPIRAN G Manipulating Fabrik ... 69

LAMPIRAN H Foto Proses ... 70

LAMPIRAN I Perincian Harga ... 75

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya, nusantara terdiri dari kerajaan-kerajaan besar yang jaya pada masanya. Kerajaan yang terdiri dari kerajaan Hindu, Buddha dan Islam dikenal dunia sebagai pusat peradaban dan memiliki harta yang tidak terhitung jumlahnya. Selain memiliki hasil tambang seperti emas, minyak, timah dan lainnya, kekayaan kita juga terletak pada rempah-rempah yang tumbuh tanah yang subur. Oleh karena itu, orang asing datang dari berbagai belahan dunia, berusaha untuk menguasai, memonopoli dan menjarah hasil alam tersebut. Tidak hanya itu masyarakat pun ikut dijadikan sebagai budak, dipaksa bekerja, dianggap kelas bawah dan ditindas. Pada masa penjajahan, praktek adu domba membuat peperangan antar kerajaan tidak terhindarkan. Banyak peninggalan kerajaan yang hilang dicuri maupun terkubur dalam tanah. Seiring berjalannya waktu, kerajaan-kerajaan mulai dewasa dan memberontak untuk mengejar kemerdekaan. Tak hanya itu, mereka pun mendapat bekal pengetahuan dari penjajah, nusantara itu bersatu dan berusaha merebut kembali apa yang awalnya menjadi milik mereka.

Setelah ratusan tahun dijajah dan ditindas, negeri kepulauan ini mulai menyatukan diri dan menyatakan kemerdekaannya, Indonesia. Tentu saja tidak mudah bagi negara muda untuk menjadi sebuah negara yang makmur. Timbul berbagai macam halau dan rintangan baik dari dalam maupun dari luar yang akhirnya meruntuhkan semangat persatuan bangsa. Krisis ekonomi terjadi di kalangan masyarakat. Hal ini membuat beberapa orang berpikir pendek dan menghalaukan segala cara untuk dapat tetap bertahan hidup. Masyarakat melakukan tindakan yang merugikan, salah satunya adalah dengan mencuri dan menjual benda-benda peninggalah sejarah ke pasar gelap.

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha berkunjung ke sana. Patung-patung Buddha yang kehilangan kepalanya, bagian tembok yang dicoret-coret oleh serta beberapa lorong yang ditutup karena hilang atau rusak akibat bencana alam. Candi Borobudur mulai kehilangan daya tariknya.

Fakta yang sangat mengejutkan juga dinyatakan oleh pihak UNESCO bahwa candi berusia ratusan tahun ini sebenarnya hanya diakui sebagai warisan budaya dunia sejak 1991 dengan nomor urut 592. Predikat 7 keajaiban sejak awal memang bukan predikat resmi karena pernyataan tersebut kebanyakan hanya ditulis oleh warga Indonesia sendiri, Saat ini Indonesia telah membukukan Borobudur sebagai tujuh warisan dunia (world heritage) UNESCO.

Oleh karena itu, berdasarkan buku Trend Forecast 2014 masyarakat dunia diperkirakan akan mengarahkan matanya pada kekayaan dan kebudayaan Asia, maka desainer mengambil tema Saga City, dengan subtema Couteous. Courteous menggambarkan kemewahan dari konstruksi arsitektural suatu bangunan atau monumen tertentu. Desainer merancang sebuah koleksi busana ready-to-wear yang diharapkan dapat meningkatkan kembali kepedulian masyarakat terhadap salah satu peninggalan budaya terbesar negaranya, bangunan Candi Borobudur.

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, seperti yang telah dibahas di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan dalam perancangan koleksi “The Stupendous Borobudur” adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana merancang koleksi busana ready-to-wear yang menggambarkan dan mencitrakan bangunan arsitektur bersejarah terbesar di Indonesia, yaitu Candi Borobudur.

2. Bagaimana menghasilkan desain busana yang berbeda dan unik dengan benttuk geometris serta siluet kerah tinggi sehingga memberi karakter yang elegan dan megah.

3. Membuat busana ready-to-wear yang dapat dipadupadankan dengan busana lain dan digunakan oleh wanita usia 23-35 tahun dalam acara formal atau semi formal.

4. Bagaimana menciptakan motif yang menggambarkan candi Borobudur, terutama dari bentuk stupa dan mandala, yang kemudian diterapkan pada kain dengan teknik laser cut, sehingga menambah nilai jual kain.

1.3 Batasan Masalah

Batasan-batasan dibuat untuk memberi kesatuan dari sebuah koleksi dan menjaga agar desain busana menjadi tepat sasaran. Batasan masalah untuk koleksi busana “The Stupendous Borobudurs” adalah sebagai berikut.

1. Siluet busana terinspirasi dari bentuk stupa yang menggembung seperti lonceng pada bagian bawah dan mengerucut pada bagian atas, dalam hal ini siluet body fitted.

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha 3. Gaya busana clean sesuai dengan trend yang diangkat yaitu Sagacity-Courteous. Busana memberi kesan elegan dan ekslusif.

4. Motif-motif pada busana mengambil inspirasi dari bentuk stupa dan mandala Borobudur, yang kemudian diterapkan pada kain melalui motif laser cut.

5. Warna-warna yang digunakan dalam koleksi diambil dari warna batu-batu yang menyusun candi Borobudur, terutama warna batuan stupa. Warna yang berbeda dipengaruhi oleh perbedaan usia batuan serta perubahan akibat alam sendiri. Warna yang diambil adalah abu muda, abu tua, hitam, coklat tua dan muda.

1.4 Tujuan Perancangan

Koleksi busana ready-to-wear “The Stupendous Borobudur” dibuat untuk menjawab masalah yang timbul akibat isu masa kini yaitu hilangnya daya tarik candi agama Buddha terbesar di dunia sebagai warisan budaya dunia. Adapun tujuan perancangan sebagai berikut:

1. Menciptakan busana ready-to-wear yang berbeda dan unik dengan bentukan geometris serta siluet stupa dengan kerah tinggi, dengan gaya desain yang clean.

2. Membuat busana yang mencitrakan keindahan dan kemegahan arsitektural candi Borobudur sebagai salah satu warisan budaya dunia (world heritage). 3. Menciptakan motif khas baru yang terinspirasi dari keindahan bangunan Candi Borobudur terutama dari stupa sebagai ciri utama dan mandala. Penerapan motif laser cut bertujuan memberi kesan elegan, megah dan ekslusif.

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Metode Perancangan

Adapun metode perancangan yang digunakan dalam membuat koleksi busana ready-to-wear bertema “The Stupendous Borobudur adalah sebagai berikut:

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

Memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai latar belakang terciptanya “The Stupendous Borobudur”, identifikasi masalah yang ditemukan dalam perancangan koleksi busana, batasan masalah dan tujuan dirancangnya koleksi busana.

BAB 2 Kerangka Teori

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha BAB 3 Deskripsi Objek Studi

Berisi penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan atau menjadi sumber inpirasi dari perancangan konsep dan produksi koleksi busana Tugas Akhir “The Stupendous Borobudur”.

BAB 4 Konsep Perancangan

Berisi penjelasan secara detailmengenai konsep koleksi busana dan penjelasan detail desain yang telah disusun sebagai koleksi Tugas Akhir “The Stupendous Borobudur”.

BAB 5 Penutup

(15)

36 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

“The Stupendous Borobudur” adalah koleksi busana ready-to-wear yang dibuat berdasarkan tren fashion tahun 2014, Sagacity-Courteous, yaitu suatu gaya yang terinpirasi dari karya arsitektur tertentu. Dalam busana, Courteous memiliki gaya desain yang clean dengan siluet dan warna-warna modern seperti coklat, krem, abu dan lain-lain.

Candi Borobudur menjadi sumber inspirasi utama dalam koleksi ini. Bagian yang menjadi ciri khas bangunan bersejarah ini yaitu stupa, serta bentuk tampak atas khas candi yang disebut Mandala menjadi unsur desain yang diangkat ke dalam motif pada busana. Teknik reka bahan laser cut menghasilkan lubang-lubang pada kain yang membentuk motif baru. Lubang terawang pada Candi Borobudur menginspirasi penggunaan teknik ini.

Busana “The Stupendous Borobudur” memiliki keunikan yang berbeda dari busana ready-to-wear lain, yaitu motif yang menggambarkan kemegahan Candi Borobudur, yang dibuat menggunakan teknik laser cut. Karakter yang tercipta dalam motif busana adalah megah dan elegan. Warna-warna yang digunakan diambil dari warna-warna batu andesit penyusun candi yaitu abu muda, abu tua, coklat tua dan coklat muda. Perbedaan warna batu dikarenakan perbedaan usia serta sebagai akibat perubahan kondisi alam. Warna-warna tersebut memberi kesan modern dan elegan.

Busana ready-to-wear ini memiliki target market wanita berusia 23-35 tahun, dan dapat digunakan pada acara-acara formal atau semi-formal. Wanita memiliki penghasilan yang cukup dan berasal dari kalangan menengah ke atas. Ia pun tentu saja memiliki karakter cinta dan menghargai budaya Indonesia.

5.2 Saran

(16)

37 Universitas Kristen Maranatha dalamnya. Setiap detail memiliki makna yang dalam dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Masih banyak bagian lain dari Candi Borobudur yang bisa diangkat dan dikembangkan. Motif laser cut pun masih dapat diperdalam, sesuai dengan kebutuhan.

Kendala yang terjadi dalam pembuatan karya Tugas Akhir cukup terdapat pada proses laser cut. Kota Bandung belum memiliki jasa laser cut khusus untuk tekstil dengan kapasitas mesin yang besar. Karena itu disarankan mencari jasa laser cut khusus kain yang akan meminimalisasi kesalahan-kesalahan seperti salah pemotongan serat kain, salah perhitungan ukuran dan lain-lain.

Dalam proses penjahitan, proses paling sulit adalah penjahitan bis berbentuk sudut siku-siku. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kemampuan menjahit yang handal agar dapat menghasilkan sudut yang sempurna dan tidak mengerut. Apabila hendak mempercayakan pekerjaan kepada orang lain (tukang jahit), komunikasi menjadi hal yang penting. Setiap bagian harus dijelaskan dengan detil dan jelas untuk meminimalisir kesalahan.

Time management juga menjadi hal yang sangat penting dalam mengolah

sebuah koleksi busana dengan waktu yang terbatas. Usahakan untuk tidak pernah menunda pekerjaan yang bisa dikerjakan hari itu juga. Gunakanlah kesempatan yang ada karena kita tidak pernah tahu hal apa yang akan terjadi esok hari.

(17)

38 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Trend Forecasting 2014. Jakarta: BD+A

Barnard, Malcolm. 2007. Fashion Sebagai Komunikasi. Jakarta: Distributor Jalasutra

Boedijono S,Pd.,Yogi. 2013. Panduan Lengkap Menjahit. Jakarta: Kawan Pustaka

Knight, Lorna. 2007. The Sewing Stitch And Textile Bible. Singapura: Page One

Kobayashi, Shigenebu. 1990. Color Image Scale. New York: Kondansha International

Schwaab, Catherine.2011 .Talk About Fashion. New York: Random House

Soekarna. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. 2012. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Soekmono.1990. Borobudur-Prayer in stone. Songapore: Archipelago Press

Poespo, Goet. 2009. A to Z istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Welters, Linda & Lillethun, Abby.2007. The Fashion Readers. New York: British library Catalouging-in- Publication Data

Anonim. 2009. Understanding the Meaning of Colors in Color Psychology, http://www.empower-yourself-with-color-psychology.com/meaning-of-colors.html (diakses 28 Maret 2014)

Anonim. 2011. Candi Borobudur, www.konservasiBorobudur.org (diakses 3 Maret 2014)

Anonim. 2013. Laser Cutting Theory, http://cnclanka.com/doc/laser-cut-theory.pdf (Diakses 20 Mei 2014)

Chandra,V. 2011. Teori Newton (1642-1727),

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25178/4/Chapter%20II.pdf (diakses tanggal 12 April 2014 jam 20.00WIB)

Susanto, Gatot .2013. Desain Busana dan Teori,

Referensi

Dokumen terkait

Mengonsumsi jamur tiram ternyata bukan hanya untuk memuaskan lidah dan menenyangkan perut karena jamur tiram merupakan bahan makanan yang mempunyai

Struktur mikro hasil quenching- partitioning baja pegas daun yang di quenching pada temperatur 180°C selama 6 detik kemudian di panaskan kembali dalam salt bath

Dapat berkunjung ke Jogjakarta bagi anggota kontingen dari DKI Jakarta menjadi hal yang sangat menyenangkan.. Di sela-sela latihan gambus yang mereka lakukan untuk

1) Debitur melakukan permintaan informasi secara luring dan daring kepada OJK. 2) OJK berwenang menetapkan penyesuaian penyampaian cakupan informasi laporan debitur

Motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul dalam diri seseorang atau pegawai untuk melakukan sesuatu atau bekerja, karena adanya rangsangan dari luar

kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori. yang diperoleh dalam semester-semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Perancangan

Keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan yang diukur melalui pertumbuhan pelanggan Dengan demikian bahwa