iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
EFEK LARVISIDA INFUSA BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP LARVA Aedes sp.
Bima Indra Permana, 2012
Pembimbing 1 : Hj. Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes., PA (K)
Pembimbing 2 : Rita Tjokropranoto, dr., Msc
Latar Belakang Nyamuk Aedes sp. merupakan vektor terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue. Selama 4 dekade, Indonesia menjadi negara dengan
kasus tertinggi di Asia Tenggara, sehingga diperlukan upaya pengendalian vektor
yang lebih baik. Temephos telah digunakan sebagai kontrol utama, namun
penggunaan yang terlalu sering telah menimbulkan resistensi, sehingga dibutuhkan
bahan alternatif sebagai pengganti kontrol. Buah delima dapat menjadi alternatif
yang baik untuk pengendalian nyamuk.
Tujuan Penelitian mengetahui efek larvisida dari infusa buah delima terhadap larva Aedes sp.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium
dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat
komparatif. Data yang diukur adalah jumlah larva yang mati setelah 24 jam
pemberian infusa.
Hasil Penelitian Hasil Uji ANOVA untuk seluruh perlakuan konsentrasi infusa
buah delima menunjukkan nilai F : 127,419 dengan nilai p = 0,000. Hasil Uji Tukey
HSD menunjukkan infusa buah delima dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 2% dan 4%
memberikan perbedaan yang sangat signifikan terhadap kelompok kontrol negatif
akuades dengan p = 0,001, dan infusa buah delima dengan konsentrasi 4% memilifi
efek yang setara dengan temephos.
Simpulan Buah delima memiliki efek larvisida terhadap larva Aedes sp
v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
LARVICIDE EFFECT OF POMEGRANATE FRUIT
(Punica granatum L.) ON Aedes sp. LARVAE
Bima Indra Permana
Tutor 1: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes
Tutor 2: Rita Tjokropranoto, dr., MSc
Background: Aedes sp. was known as a primary vector of Dengue Hemorrhagic
Fever. Indonesia was a country with highest incidence in South East Asia in four decades, thus, a better vector control is required. Temephos has been used as primary control, but repetitive uses caused resistency, thus, alternative control could be a good option. One of good option is Pomegranate.
Purpose: Finding larvicide effect of infused Pomegranate fruit on Aedes sp. larvae.
Method: The design of this research is comparative laboratory experimental
research with completely randomized design (CRD). Data measured is dead larvae after 24 hours.
Results: ANOVA results for all treatment shown p value = 0.000. Tukey HSD
test shown that 0.5%, 1%, 2% and 4% infused pomegranate was highly significant compared to negative control aquadest with p value = 0.000, and 4% infused pomegranate has commensurate effect compared to temephos.
Conclusion: Pomegranate fruit has larvicide effect on Aedes sp. larvae.
vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Cover ... i
Surat Pernyataan... ii
Lembar persetujuan ... iii
Abstrak ... iv
Abstract ... v
Kata pengantar ... vi
Daftar isi ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Identifikasi masalah ... 2
1.3 Maksud dan tujuan ... 2
1.4 Manfaat penelitian ... 2
1.5 Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian ... 3
1.6 Kerangka pemikiran ... 3
1.6 Hipotesis penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit yang disebabkan Nyamuk Aedes ... 4
2.1.1 Demam Berdarah Dengue ... 4
2.1.2 Chikungunya ... 5
2.1.3Yellow Fever ... 5
2.1.4 Zika ... 5
2.2 Penanganan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes ... 5
2.3 Upaya Pengendalian Vektor Nyamuk Aedes sp ... 6
2.3.1 Kebersihan Lingkungan ... 6
2.3.2 Larvisida ... 6
viii Universitas Kristen Maranatha
2.3.4 Indoor Residual Spray... 6
2.4 Nyamuk Aedes sp ... 7
2.4.1 Siklus hidup Nyamuk Aedes sp. ... 7
2.4.1.1 Telur ... 8
2.4.1.2 Larva ... 8
2.4.1.3 Pupa ... 9
2.4.1.4 Nyamuk dewasa ... 10
2.5 Temephos ... 11
2.5.1 Resistensi Aedes terhadap temephos ... 11
2.6 Buah Delima... 12
2.6.1 Taksonomi Buah Delima ... 13
2.6.2 Kandungan Buah Delima ... 13
2.6.3 Buah Delima sebagai larvisida ... 14
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat,Bahan, dan Subjek Penelitian ... 15
3.1.1 Alat Penelitian ... 15
3.1.2 Bahan penelitian ... 15
3.1.3 Subjek Penelitian ... 15
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 15
3.3 Metode Penelitian... 16
3.3.1 Desain penelitian ... 16
3.3.2 Variabel penelitian ... 16
3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 16
3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 16
3.3.3 Besar Pengulangan dan Replikasi ... 17
3.4 Prosedur Penelitian... 18
3.4.1 Persiapan Bahan Uji ... 18
3.4.2 Pembuatan Infusa ... 18
3.4.3 Penghitungan Dosis ... 19
ix Universitas Kristen Maranatha
3.5.1 Hipotesis Statistik ... 19
3.5.2 Kriteria Uji ... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian... 20
4.2 Uji Hipotesis ... 23
4.3 Pembahasan ... 24
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 26
5.2 Saran ... 26
Daftar pustaka ... 27
Lampiran ... 30
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat ditemukan di daerah tropis dan
subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap
tahunnya. Terhitung dari tahun 1968-2009, World Health Organization (WHO)
mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara
(Kemenkes RI, 2010).
Angka kematian DBD di Indonesia pada awal-awal terjadinya kasus sangat
tinggi. Menurut data Kemenkes tahun 2014, provinsi dengan Angka kematian
tertinggi adalah Jawa Barat (178 kematian), Jawa Timur (159 kematian) dan Jawa
Tengah (107 kematian). Angka kematian nasional telah mengalami penurunan,
tetapi terdapat 5 provinsi dengan Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian
yang masih tinggi (>2%) yaitu Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan,
Gorontalo dan Maluku. Hal ini perlu mejadi perhatian bagi provinsi yang belum
memenuhi target agar meningkatkan upaya yang dapat menurunkan angka tersebut
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Beberapa upaya pencegahan DBD adalah program 4M (mencuci, menguras,
mengubur, dan memantau), pengendalian vektor nyamuk Aedes antara lain
penyemprotan dengan menggunakan insektisida dan penggunaan kelambu.
Sedangkan untuk pengendalian larva nyamuk digunakan larvisida dengan bahan
kimia dan kontrol biologis menggunakan ikan pemakan jentik. Kontrol secara kimia
merupakan komponen yang paling penting dalam usaha pengendalian vektor
(Sukowati, 2010).
Temephos, insektisida organofosfat, adalah larvisida yang disarankan oleh
WHO. Penggunaan temephos yang terlalu sering menimbulkan resistensi seperti
yang terjadi di Kamboja, Brazil dan beberapa negara di Asia Tenggara (Shetty, et
al 2015). Terdapatnya bukti resistensi dari larva Aedes sp., diharapkan ada usaha pemanfaatan tanaman sebagai pengganti temephos (Ghosh, et al., 2012). Salah
2 Universitas Kristen Maranatha Buah delima telah diteliti memiliki efek antiinflamasi, antioksidan,
antiaterosklerotik dan anti kanker, selain itu buah ini juga kaya akan senyawa yang
berpotensi sebagai larvisida yaitu alkaloid, tannin dan terpenoid (Sreekumar, et al.,
2014). Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa senyawa alkaloid,
tannin dan terpenoid tersebut memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp. Sehingga
diharapkan buah delima dapat menjadi larvisida alternatif pengganti temephos
(Cania & Setyanimgrum, 2013).
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah infusa buah delima (Punica granatum L.) berefek larvisida terhadap
larva nyamuk Aedes sp.
2. Apakah infusa buah delima (Punica granatum L.) dengan konsentrasi 4%
memiliki efek yang setara dengan temephos.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah buah delima dapat
bersifat sebagai larvisida.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air infusa buah
delima (Punica granatum L.) berefek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp.
dan untuk mengetahui apakah air infusa buah delima (Punica granatum L.)
memiliki efek yang setara dengan temephos.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang
efek larvisida alami dari tumbuhan yaitu Punica granatum L.
Manfaat praktisnya adalah memberitahukan kepada masyarakat bahwa buah
delima dapat digunakan sebagai salah satu terapi alternatif dalam pemutusan rantai
3 Universitas Kristen Maranatha 1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 (Mekanisme Buah Delima sebagai Larvisida) Buah delima (Punica granatum L.) memiliki beberapa senyawa yang diketahui berefek larvisida. Senyawa tersebut antara lain adalah alkaloid, tanin dan terpenoid
(Sreekumar, et al., 2014). Alkaloid bersifat toksik terhadap larva, yang bekerja
sebagai racun saraf bagi larva dengan menghambat enzim acethylcholinesterase
yang menyebabkan larva paralisis. Kematian disebabkan oleh paralisis otot
pernafasan larva (Zammit, et al., 2014).
Kandungan lain yang berefek larvisida yaitu terpenoid yang bersifat antifeedant
terhadap larva. Senyawa ini memberikan efek penurunan kemampuan untuk
mencari nutrisi pada larva yang menyebabkan kematian karena kelaparan. Senyawa
antifeedant bekerja pada sistem saraf larva yang menghambat stimulasi makan (Arivoli & Tennyson, 2013).
Tannin juga bersifat toksik dan mengganggu proses penyerapan protein larva
yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan. Tannin memiliki kemampuan untuk
menginaktivasi adenosin, enzim, dan protein sel. Selain itu senyawa ini juga
mendestruksi membran sel larva yang akhirnya menyebabkan kematian larva.
[image:8.595.112.534.133.549.2]4 Universitas Kristen Maranatha 1.5.2 Hipotesis Penelitian
1. Infusa buah delima berefek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp.
2. Infusa buah delima konsentrasi 4% memiliki efek yang setara dengan
26 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
a. Infusa buah delima memiliki efek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp.
b. Infusa dengan konsentrasi 4% memiliki efek setara dengan temephos.
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan lain dari buah delima.
b. Penelitian mengenai onset kerja dari sifat larvisida buah delima.
c. Dapat dilakukan penelitian efek larvisida buah delima dalam bentuk sediaan lain
27 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Arivoli, S., & Tennyson, S. (2013). Antifeedant activity, developmental indices and morphogenetics variations of plant extracts against Spodoptera litura (Fab (Lepidoptera : Noctuidae)). Journal of Entomogy and Zoology Studies, 1(4), 92.
Aviram, M., & Rosenblat, M. (2012, October 10). Pomegranate Protection Against Cardiovascular Disease. Evidence BAsed Complementary and Alternative Medicine.
Bhowmik, D., Gopinath, H., Kumar, B. P., Duraivel, S., G., A., & Kumar, K. P. (2013). Medicinal Uses of Punica granatum and its health benefit. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(5).
Borghetti, F., Lima, E. C., & Silva, L. d. (2012, October 8). A simple procedure for the purifications of active fractions in aqueous extracts of plant with allelopathic properties. Acta Botanica Brasilica, 27(1).
Cania, E. B., & Setyanimgrum, E. (2013, February). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Legundi (vitex trifolia) terhadap larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University, 2(4).
Centers for Disease Control and Prevention. (2013, January 24). Clinical Description for Case Definition : Dengue. Retrieved January 31, 2016, from
Centers for Disease Control and Peevention:
http://www.cdc.gov/dengue/clinicalLab/caseDef.html
Dahham, S. S., Ali, M. N., Tabassum, H., & Khan, M. (2010). Studies of Antimicrobial and Antifungal Activity of Pomegranate (Punica granatum L.). American - Eurasian Journal of Agriculture and Environment, 9(3).
Department of Defense USA. (2016, March 2). Aedes Msoquito Vector Control. Armed Forces Vest Management Board Technical Guide, 47, 19-25.
Doliba, N. M., Qin, W., Vinogradov, S. A., Wilson, D. F., & Matschinsky, F. M. (2010, September). Palmitic acid acutely inhibits acetylcholine-but not GLP-! stimulated insulin secretion in most pancreatic islets. American Jounal of Physiology Endocrinology and Metabolism, 299(3).
Fischer, M. (2015). Dengue, Chikungunya and Other Mosquito-Borne Disease. CDC Pulic Health Grand Grounds, 3.
28 Universitas Kristen Maranatha Grisales, N., Poupardin, R., Gomez, S., Fonseca-Gonzalez, I., Renson, H., &
Lenhart, A. (2013, September 13). Temephos Resistance in Aedes aegypti in Colombia Compromises Dengue Vector Control. PLOS Neglected Tropical Disease, 7(9), 1-2.
Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan Percobaan Aplikatif.
Kalu, I. G., Ofoegbu, U., Oreogbusi, J., Nwachukwu, C. U., & Ibeh, B. (2011, March 18). Larvicidal activities of ethanol extracts of Aliium sativum (garlic bulb) against the filarial vector, Culex quinquefasciatus. Journal of MEdicinal Plants Research, 4(6), 496-498.
Kemenkes RI. (2010, August). Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI, 2, 1.
Kementerian Kesehatan RI. (2015, January 8). Demam Berdarah Biasanya Meningkat di Bulan Januari. p. 2.
Kementrian Kesehatan RI. (2015, September). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Health Statistics, 154.
Kulkarni, A. P. (2010). Bioactive Molecules from Pomegranate Fruit Wast (Pith with Capillary Membrane). Central Food Tenchnological Research Institutes.
Laihad, F. J., Harijanto, P., & Poespoprodjo, J. R. (2011). Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Triwulan I, 11.
Lestari, B. D., Gama, Z. P., & Rahardi, B. (2010). Identifikasi Nyamuk di Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.
Lumowa, T., & Nova, P. (2015). Larvicidal Activity of Syzygium plyanthum W. leaf extracts against Aedes Aegypti L Larvae. Program Health Science, 5(1), 103.
Mulyatno, K. C., Yamanaka, A., Ngadino, & Konishi, E. (2012, January). Resistance of Aedes aegypti Larvae to Temephos in Surabaya, Indonesia. South East Asian Journal Tropical Medical Public Health, 43(1), 2-3.
Nugroho, A. D. (2013). Perbedaan Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti Setelah Pemberian Abate Dibandingkan Dengan Pemberian Serbuk Serai (Andropogon nardus). 2.
29 Universitas Kristen Maranatha Rahimi, H. R., Arastoo, M., & Ostad, S. N. (2011, October). A Comprehensve
Review of Punica granatum (Pomegranate) Properties in Toxicological, Pharmacological, Cellular and Molecular Biology Research. Iranian Journal of Pharmaceutical Research, 11(2).
Shetty, V., Sanil, D., & Shetty, N. (2015, January 5). Inheritance Pattern of Temephos Resistance, an Organophospate Insecticide, in Aedes aegypti (L.). Genetics Research International, 2.
Sreekumar, S., Sithul, H., Muraleedharan, P., Azeez, J. M., & Sreeharshan, S. (2014, April 10). Pomegranate Fruit as a Rich Source of Biologically Active Compounds. Biomed Research International.
Sukowati, S. (2010, August). Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Penegendaliannya di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi, 2.
Tikar, S. N., Mendki, M. J., Sharma, A. K., Sukuraman, D., Veer, V., Prakash, S., & Parashar, B. D. (2011). Resistence status of the malaria vector mosquitoes Anoheles stephensi and Anopheles subpictus towards adulticides and larvicides in arid and semi-arid areas of India. Journal of Insect Science, 11(85), 2-6.
World Health Organization. (2010). Temephos. WHO Specifications and Evaluations For Public Health Pesticides.