PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
MATEMATIS SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II
SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang
Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Tatu Widyati
1003466
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
MATEMATIS SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
Oleh
Tatu Widyati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Tatu Widyati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak cipta dilindungi undang – undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
PERNYATAAN
Saya menyataka bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi
untuk Meningkatkan Kemamapuan Pemahaman Matematis Siswa pada Mata
Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang (Penelitian Tindakan Kelas
Dilaksanakan pada Kelas V Semester II SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole
Lembang Kabupaten Bandung Barat)” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya
adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat
dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan serta pengutipan
dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atuau
sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2014
Yang membuat pernyataan
Tatu Widyati
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG
(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Kelas V Semester II SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Tatu Widyati (1003466)
Kemampuan pemahaman matematis merupakan syarat siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan matematis lainya yang tingkatanya lebih tinggi seperti kemampuan pemecahan masalah. Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk melihat suatu proses yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman matematis peserta didik terhadap materi bangun ruang yang diakibatkan oleh metode mengajar guru yaitu ceramah dan media yang kurang mendukung. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Cibogo yang berjumlah 27 peserta didik dengan jumlah peserta didik laki-laki sebanyak 17 orang dan jumlah peserta didik perempuan sebanyak 10 orang. Tujuan dilaksanakanya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan peningkaatan kemampuan pemahaman matematis pada materi bangun ruang dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Model Kemmis & McTaggart melalui 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil temuan yang muncul menunjukan adanya peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada materi bangun ruang. Pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 72,41 dengan ketuntasan belajar siswa sebanyak 67% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 80,30 dengan sebesar ketuntasan belajar siswa sebanyak 81% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi bangun ruang kelas V. Siswa pun berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Maka terdapat rekomendasi untuk guru yaitu agar menerapakan metode demonstrasi dengan perencanaan yang matang, menyediakan media yang mencukupi kebutuhan pembelajaran, memperhatikan siswa ketika kegiatan berlangsung serta tidak lupa mengingat sasaran kegiatan demonstrasi yang hendak dicapai agar kegiatan berlangsung dengan baik dan terarah.
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The Application Of Demonstration Method To Improve Student’s Mathematical Comprehension Ability On The Mathematic Subjects Material
Of Solid Figure
Action Research of Vth Grade Semester II SDN 2 Cibogo Subdistrict Cikole Lembang Regency of Bandung Barat
Tatu Widyati (1003466)
The ability of mathematical understanding is a requirement for students to develop the ability of other mathematical higher grades such as problem-solving ability. Demonstration method is a method of learning that gives students the opportunity to see a process that is done with the use of props. The research was distributed by low comprehension of student's mathematical material of solid figure caused by the teaching method of teacher lectures and learning media are less supportive. This research was carried out in class V SDN 2 Cibogo totalling 27 students with 17 people of male students and 10 people of female students. The purpose of this research was unsettled to find out how the implementation and improvement of mathematical understanding ability on the material up the space in the learning of mathematics by applying the method of demonstration. This research uses action research methods (PTK) and Model Kemmis & McTaggart through 2 cycles. The Data collection techniques used are qualitative and quantitative. The result findings showed an increase in emerging capabilities of mathematical understanding in the solid figure material. On cycle 1 average value of students achieve a passing student learning with 72,41 as much as 67% achieving a minimum passing grad criteria (KKM). While on cycle 2 the average value of the students achieve a passing grade with 80,30 student learning by as much as 81% reached the Minimum passing grad Criteria (KKM). Based on the results of the study it can be concluded that the application of demonstration method can improve the ability of mathematical understanding of students on the solid figure material class V. Students also actively participate during the learning process. Then there are the recommendations for teachers, in order to implement the demonstration method with careful planning, providing sufficient media learning needs, pay attention to students when the activity takes place and not to forget given the demonstration activities will target achieved in order for the activity to take place with good and purposeful.
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
F. Hipotesis Tindakan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Matematika ... 6
B. Pemahaman Matematis ... 7
C. Pengertian Pembelajaran dan Pembelajaran Matematika SD ... 10
1. Pengertian Pembelajaran ... 10
2. Pembelajaran Matematika SD ... 11
D. Metode Demonstrasi ... 12
1. Definisi Metode Demonstrasi ... 12
2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi ... 13
3. Kelibihan Metode Demonstrasi ... 14
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Demonstrasi ... 15
E. Materi Bangun Ruang di Kelas V SD ... 16
1. Mengidentifikasi Sifat-sifat Bangun Ruang ... 16
2. Menentukan Jaring-jaring Berbagai Bangun Ruang Sederhana ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20
B. Model Penelitian ... 21
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 24
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Pengolahan Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 1 ... 32
2. Hasil Penelitian Siklus 1 ... 36
3. Refleksi Siklus 1 ... 42
4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus 2 ... 43
5. Hasil Penelitian Siklus 2 ... 46
6. Refleksi Siklus 2 ... 51
B. Pembahasan ... 52
1. Pelaksanaan ... 52
2. Peningkatan Pemahaman Matematis Materi Bangun Ruang ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60
B. Saran... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 65
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skoring Rubik Soal Evaluasi ... 28
Tabel 3.2 Interpretasi Gain yang Ternormalisasi ... 31
Tabel 4.1 Hasil Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Materi Bangun
Ruang Sisi Datar Siklus 1 ... 37
Tabel 4.2 Data Nilai Evaluasi Siklus 1 ... 40
Tabel 4.3 Hasil Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Materi Bangun
Ruang Sisi Datar Siklus 2 ... 47
Tabel 4.4 Data Nilai Evaluasi Siklus 2 ... 49
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kubus ... 16
Gambar 2.2 Prisma Tegak ... 16
Gambar 2.3 Limas ... 17
Gambar 2.4 Jaring-jaring Kotak ... 18
Gambar 2.5 Jaring-jaring Kotak ... 18
Gambar 2.6 Jaring-jaring Balok ... 18
Gambar 2.7 Jaring-jaring Prisma Segi Tiga ... 18
Gambar 2.8 Jaring-jaring Limas Segi Empat ... 19
Gambar 2.9 Jaring-jaring Limas Segi Tiga ... 19
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus 1 ... 41
Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus 2 ... 51
Grafik 4.3 Kenaikan Nilai Rata-rata Peserta Didik ... 57
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 65
Lembar Kerja Kelompok Siklus 1 ... 75
Lembar Evaluasi Siklus 1 ... 77
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1 ... 79
Skoring Rubrik Soal Evaluasi Siklus 1 ... 83
Lembar Observasi Siklus 1 ... 84
LAMPIRAN B HASIL PENELITIAN SIKLUS 1 Lembar Kerja Kelompok Siklus 1 ... 87
Lembar Evaluasi Siklus 1 ... 94
Lembar Observasi Siklus 1 ... 100
LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 112
Lembar Kerja Kelompok Siklus 2 ... 120
Lembar Evaluasi Siklus 2 ... 123
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 2 ... 126
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar Observasi Siklus 2 ... 130
LAMPIRAN D
HASIL PENELITIAN SIKLUS 2
Lembar Kerja Kelompok Siklus 2 ... 135
Lembar Evaluasi Siklus 2 ... 141
Lembar Observasi Siklus 2 ... 150
LAMPIRAN E
DOKUMENTASI
Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 155
Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 156
LAMPIRAN F
SURAT-SURAT
Surat Keputusan Dosen Pembimbing
Surat Izin dari Fakultas
Surat Izin Penelitian dari Kabupaten
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan yang di dalamnya merupakan pembahasan
mengenai alasan yang menjadi keresahan peneliti mengenai proses pembelajaran
matematika dengan materi bangun ruang sisi datar. Oleh sebab itu dilakukanlah
penelitian pada kelas V di SDN 2 Cibogo Lembang. Maka pada Bab ini akan
dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembahasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan hipotesis.
A. Latar Belakang Masalah
Dalam profesi keguruan dan kependidikan sering kali dihadapkan pada
tantangan yang berupa upaya meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
Sudah banyak upaya yang dilakukan akan tetapi masih banyak juga rasa
kekurang puasan atas pencapaian usaha yang sudah dilakukan itu. Maka hal
tersebut mendasari banyaknya kerja keras, pemikiran-pemikiran baru untuk
mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Salah satu faktor yang mendukung meningkatnya keberhasilan dalam
belajar ialah pemahaman siswa terhadap materi pembalajaran. Pemahaman
siswa berperan penting dalam proses belajar. Seseorang yang memiliki
pemahaman akan cenderung lebih mudah mencapai keberhasilan yang
diinginkan. Maka pemahaman belajar perlu ditingkatkan dalam upaya
meningkatkan keberhasilan belajar siswa.
Upaya meningkatkan pemahaman belajar dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Adapun yang menjadi tugas pendidik satu diantaranya,
pendidik atau guru dituntut mencari cara untuk meningkatkan pemahaman
belajar siswa. Peran pendidik sangatlah penting dalam proses peningkatan
hasil belajar ini. Maka dari itu sudah sepantasnya pendidik mencari cara atau
strategi untuk menciptakan suasana yang kondusif ketika proses belajar
2
siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maksimal dan hasil belajar
meningkat sesuai harapan.
Banyaknya keluhan dalam kegiatan pembalajaran matematika
merupakan hal umum yang sudah kita ketahui sebelumnya. Sering
terdengarnya keluhan-keluhan tersebut bukan hanya bersumber dari siswa
akan tetapi bersumber dari pendidik pun tidak sedikit. Sebagian dari beberapa
kesulitan yang sering dihadapi siswa diantaranya, pelajaran matematika terasa
terlalu sulit, sulit dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan proses
pembelajaran yang membosankan.
Dijenjang pendidikan manapun bahwa yang diharapkan adalah dapat
optimal, berjalan lancar, dan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Untuk mewujudkan itu semua, maka guru harus berupaya, berinisiatif dan
merealisasikanya dalam proses pembelajaran, bagaimana caranya agar siswa
dapat mencapai tujuan belajarnya. Hal tersebut membuat guru atau pendidik
harus memiliki skenario untuk mencapai arah tujuan karena di dalam kegiatan
proses belajar mengajar matematika banyak masalah atau materi yang sulit
untuk dipecahkan. Oleh karena itu guru harus menentukan atau mencari
metode yang tepat dan relevan sesuai dengan pokok bahasan yang akan
disampaikan dalam pokok bahasan yang akan disampaikan dalam kegiatan
proses belajar mengajar matematika, sebab pada umumnya orang banyak
beranggapan bahwa berhasil atau tidaknya siswa dalam proses pembelajaran
masih tergantung kepada peran guru.
Pada siswa kelas V di SD Negeri 2 Cibogo peneliti menemukan
permasalahan ketika mengadakan kegiatan siswa berupa pengamatan bentuk
bangun ruang menggunakan gambar. Siswa mengalami kesulitan untuk
memahami konsep bangun ruang yaitu kesulitan menentukan sisi, rusuk dan
titik sudut. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang pendidik atau guru harus
mempunyai metode yang dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman
belajar siswanya. Dengan kesulitan itu maka penulis ingin mencoba siswa
3
sesuai dengan penggunaan media kongkrit yang lebih mudah untuk diamati
secara langsung.
Menurut Zoltan P. Dienes (Ruseffendi, 1980:135) ada beberapa alasan
mengapa untuk memahami sesuatu anak perlu diberi beraneka ragam materi
konkrit sebagai model (representasi) konkrit dari konsep itu, diantaranya:
1. Dengan melihat bagaimana contoh siswa akan memperoleh penghayatan yang lebih benar.
2. Dengan banyak contoh itu ia akan lebih banyak dapat menerapkan konsep itu ke dalam situasi yang lain.
Kemudian adapun pengertian metode demonstrasi menurut Sanjaya
(2013:152) “metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan”. Maka
peneliti memilih metode demonstrasi sebagai upaya meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi bangun ruang.
Karena penulis akan mencoba meneliti pada mata pelajaran matematika
maka penulis lebih memfokuskan pada pemahaman matematis siswa. Maka
disini penulis akan mencoba mengadakan peneitian yang dirumuskan ke
dalam judul penelitian sebagai berikut: Penerapan Metode Demonstrasi
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada
Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang, sebagai penelitian
tindakan kelas di SD Negeri 2 Cibogo khususnya di kelas V.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis siswa?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa pada
pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan menggunakan
4
C. Tujuan
Hasil penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi pelajaran bangun
ruang.
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman
matematis siswa pada pembelajaran matematika materi bangun ruang
dengan menggunakan metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
a. Menjadi satu diantara banyaknya pengetahuan dari hasil penelitian
dibidang matematika khususnya pada materi pelajaran bangun ruang.
b. Untuk memberi informasi pada pembaca tentang proses pembelajaran
matematika pada materi pelajaran bangun ruang dengan
menggunakan metode demonstrasi.
c. Untuk memberi informasi pada pembaca tentang efektif tidaknya
penggunaan metode demonstrasi pada materi pelajaran bangun ruang
untuk meningkatkan pemahaman matematis siswa.
2. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran
bangun ruang.
3. Bagi guru
Mendapatkan pengalaman tentang penerapan metode demonstrasi
dan merupakan upaya peningkatan kemampuan dalam profesi guru.
4. Bagi sekolah
Memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam usaha
perbaikan proses pembelajaran para guru sehingga mutu pendidikan dapat
5
E. Definisi Operasional
1. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya secara tiruan.
Adapun tahapan metode demonstrasi yaitu:
a. Tahap 1. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.
b. Tahap 2. Mengingat pokok-pokok materi yang akan
didemonstrasikan agar mencapai sasaran.
c. Tahap 3. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya
mengikuti demonstrasi dengan baik.
d. Tahap 4. Menghindari ketegangan
e. Tahap 5. Evaluasi
2. Pemahaman matematis adalah kemampuan untuk dapat menyebutkan
kembali konsep dalam bentuk kata-kata atau angka atau bentuk lainya,
mengklasifikasikan objek, memberikan contoh dari konsep dan
menghubungkan konsep lama dengan konsep yang baru.
3. Bangun Ruang
Bangun ruang adalah bangun ruang sisi datar geometris tiga dimensi
yang memiliki volume. Bangun ruang yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma, dan limas.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
"Kemampuan pemahaman matematis siswa dapat meningkat apabila
materi bangun ruang pada mata pelajaran matematika dilaksanakan dengan
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III merupakan pembahasan mengenai metode penelitian. Metode
penelitian tersebut merupakan bagaimana teknis yang harus dilaksanakan pada
penelitian, alat apa yang digunakan untuk mengukur hal yang hendak menjadi
sasaran penelitian hingga teknik yang digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh. Maka pada Bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang
digunakan, model metode penelitian yang digunakan, lokasi penelitian, waktu
penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, instrument penelitian dan cara
pengolahan data.
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian banyak metode yang sudah sering digunakan, tetapi
penelitian untuk perbaikan proses pembelajaran atau perbaikan prestasi belajar
siswa. Pada penelitian ini guru perlu berperan serta aktif untuk
mengembangakan pengetahuan dan keterampilanya sendiri. Juga tidak kalah
penting bahwa pengetahuan guru sangat berpengaruh langsung dalam memacu
perubahan perilaku termasuk tindakan guru dalam mengelola pembelajaran
serta pengetahuan yang dibangun sendiri oleh guru, sehingga guru akan lebih
profesional.
Maka pada penelitian ini akan lebih tepat dengan Metode Penelitian
Tindakan Kelas/ Classroom Action Research, karena dengan Metode
Penelitian Tindakan Kelas guru selalu dipacu oleh dorongan untuk berbuat
lebih baik pada setiap tindakan, sehingga akan terlihat dampak hasilnya
21
Kasihani (Sukayati, 2008:8) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan
tindakan-tindakan.
Menurut Suyanto (Sukayati, 2008:8) secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
B. Model Penelitian
Langkah-langkah PTK menurut Model Kemmis dan Mc Taggart
(Sukayati, 2008:17) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus
spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
(observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral
berikutnya.
1. Refleksi awal
Refleksi awal ialah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan
informasi sebelum melaksanakan penelitian. Kegiatan ini berupa
pengamatan untuk mengenali situasi awal hingga bisa disimpulkan dari
kegiatan tersebut bahwa masalah yang terjadi perlu dicari solusinya. Maka
setelah dilakukan pengamatan peneliti dapat menetapkan tujuan penelitian.
2. Penyusunan perencanaan
Penyusunan perencanaan dibuat berdasarkan hasil analisis refleksi
awal. Perencanaan ini berupa tindakan yang akan dilakukan untuk
memberi solusi dari permasalahan yang dimaksud. Akan tetapi
perencanaan ini bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi yang terjadi.
22
Pelaksanaan tindakan berupa upaya yang dilakukan atau perubahan
yang dilakukan dengan pedoman rencana tindakan. Tindakan yang
dilakukan dalam PTK sebaiknya memperhatikan teori-teori yang
berhubungan dengan perencanaan agar hasil yang didapatkan meningkat
dan maksimal.
4. Observasi (pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK berupa kegiatan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian formal. Pada kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau perubahan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan
terhadap siswa. Istilah observasi dipakaikan karena data yang
dikumpulkan melalui teknik observasi.
5. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap
data-data yang didapatkan dari kegiatan pelaksanaan tindakan. Dalam
kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil
atau perubahan yang terjadi pada siswa dari pelaksanaan tindakan yang
dilakukan. Data-data yang terkumpul perlu dipelajari kaitan antara satu
dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah
ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan
yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting
dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi,
yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa
perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat-perangkat terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang
dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung
dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada
23
dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya merupakan
siklus-siklus yang berulang.
Secara mudah PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart
dapat digambarkan dengan diagram alur berikut ini.
Gambar 3.1 Diagram Alur PTK Model Kemmis dan McTaggart
(Sukayati, 2008:17)
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Cikole
Lembang Kabupatem Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
pada minggu ke-4 dan Juni minggu pertama.
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SDN
2 Cibogo Kecamatan Cikole Lembang Kabupatem Bandung Barat tahun
ajaran 2013-2014 sebanyak 27 orang siswa yang terdiri dari 17 orang siswa
24
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi yang dilakukan berupa kegiatan mengamati pembelajaran untuk
merumuskan masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika.
2. Perencanaan tindakan siklus 1 yang dilakukan berupa pembuatan RPP,
penyusunan langkah-langkah metode demonstrasi untuk materi bangun
ruang sisi datar, pembuatan media, penyusunan bahan ajar yang
disesuaikan dengan KD mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan
permasalahan yang ditemukan di kelas tersebut, pembuatan lembar kerja
siswa, pembuatan alat evaluasi dan pembuatan lembar observasi proses
pembelajaran.
3. Pelaksanaan tindakan siklus 1 yang dilakukan yaitu:
Guru melakukan demonstrasi menggunakan model bangun ruang sisi datar.
Guru dan siswa bertanya jawab mengenai sifat-sifat bangun ruang sisi datar dan benda-benda yang berbentuk bangun ruang sisi datar.
Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan demonstrasi.
Guru membagikan alat dan bahan peraga bangun ruang sisi datar kepada setiap kelompok.
Guru membimbing siswa untuk memeriksa kembali alat dan bahan peraga dari masing masing bangun ruang sisi datar.
25
Guru meminta siswa berdiskusi secara berkelompok mengerjakan soal-soal yang relevan.
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya bergiliran.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Memberikan penghargaan kepada kelompok yang unggul.
Guru memberikan evaluasi akhir untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran.
4. Observasi saat tindakan siklus 1 dilakukan berupa kegiatan mengamati
kegiatan pembelajaran, kegiatan peneliti dan kegiatan siswa.
5. Refleksi
Refleksi siklus 1 yang dilakukan merupakan perumusan kekurangan dan
kendala yang dialami pada saat pelaksanaan tindakan siklus 1. Ketika hasil
belum mencapai yang diharapkan maka dilakukan perbaikan pada siklus
selanjutnya.
6. Perencanaan tindakan siklus 2 yang dilakukan merupakan perbaikan dari
hasil refleksi siklus sebelumnya berupa pembuatan RPP, penyusunan
langkah-langkah metode demonstrasi untuk materi jaring-jaring bangun
ruang sisi datar, pembuatan media, penyusunan bahan ajar yang
disesuaikan dengan KD menentukan jaring-jaring bangun ruang dan
permasalahan yang ditemukan di kelas tersebut, pembuatan lembar kerja
siswa, pembuatan alat evaluasi dan pembuatan lembar observasi proses
pembelajaran.
26
Guru melakukan demonstrasi membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar menggunakan model bangun ruang sisi datar dengan
membongkar bangun ruang sisi datar hingga menjadi jaring-jaring.
Guru dan siswa bertanya jawab mengenai jaring-jaring bangun ruang sisi datar.
Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan demonstrasi.
Guru membagikan alat dan bahan peraga bangun ruang sisi datar kepada setiap kelompok.
Guru membimbing siswa untuk memeriksa kembali alat dan bahan peraga dari masing masing bangun ruang sisi datar.
Siswa melakukan demonstrasi membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar bergiliran dengan bimbingan guru.
Siswa melakukan demonstrasi melipat jaring-jaring bangun ruang sisi datar.
Guru meminta siswa berdiskusi secara berkelompok mengerjakan soal-soal yang relevan.
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya bergiliran.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang unggul.
Guru memberikan evaluasi akhir untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran.
8. Observasi saat tindakan siklus 2 dilakukan berupa kegiatan mengamati
kegiatan pembelajaran, kegiatan peneliti dan kegiatan siswa.
9. Refleksi siklus 2 yang dilakukan merupakan perumusan kekurangan dan
kendala yang dialami pada saat pelaksanaan tindakan siklus 2. Ketika hasil
belum mencapai yang diharapkan maka dilakukan perbaikan pada siklus
27
E. Instrumen Penelitian
1. Test
a. LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar Kerja Siswa berupa pertanyaan-pertanyaan atau
masalah-masalah yang bersangkutan dengan materi sesuai dengan KD untuk
mengarahkan siswa dalam pengerjaan tugas.
b. Lembar Evaluasi
Lembar Evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah
yang bersangkutan dengan materi sesuai dengan KD untuk sebagai
instrumen pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan siswa
pada akhir pembelajaran.
2. Non Test
a. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru berfungsi sebagai alat ukur untuk menentukan
arah pembelajaran menuju pada RPP yang digunakan oleh guru
pelaksana penelitian.
F. Pengolahan Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif dan kuantitatif .
28
Analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi dan penilaian
RPP dengan tringulasi. Menurut Ruswandi (2010: 202), triangulasi dapat
diartikan suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data dengan
menggunakan berbagai cara/prosedur/metode agar data yang diperoleh
dapat dipercaya kebenarannya. Pada penelitian ini, kebenaran tersebut
diperoleh dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai
peneliti dan sudut pandang mitra peneliti yang sebagai observer. Sudut
pandang guru sebagai peneliti melalui catatan anekdot, dan sudut pandang
mitra peneliti melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil tes kemampuan
pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat dengan statistika
deskriptif.
a. Penyekoran hasil tes
Skala poin untuk setiap butir soal memiliki bobot yang
berbeda. Oleh karena itu, dibuat skoring rubrik sebagai pedoman
penyekoran hasil tes sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skoring Rubrik Soal Evaluasi
No Skor Keterangan
1. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
2. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
3. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
4. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
5. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
6. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
7. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
29
9. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
10. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
11. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
12. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
13. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
14. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
15. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
16. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
17. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
18. 1 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
19. 2 Menjawab 2 point sesuai dengan kunci jawaban
20. 4 Menjawab 4 point sesuai dengan kunci jawaban
21. 1 Menjawab 1 point sesuai dengan kunci jawaban
22. 1 Menjawab 1 point sesuai dengan kunci jawaban
23. 5 Menggambar jaring-jaring kubus tetapi tidak rapih dan atau
ukuran ada yang berbeda.
10 Menggambar jaring-jaring kubus dengan rapih dan ukuran sesuai
24. 5 Menggambar jaring-jaring balok tetapi tidak rapih dan atau ukuran
ada yang berbeda.
10 Menggambar jaring-jaring balok dengan rapih dan ukuran sesuai
25. 5 Menggambar jaring-jaring prisma segi tiga tetapi tidak rapih dan
atau ukuran ada yang berbeda.
10 Menggambar jaring-jaring prisma segi tiga dengan rapih dan
ukuran sesuai
26. 5 Menggambar jaring-jaring limas segi empat tetapi tidak rapih dan
atau ukuran ada yang berbeda.
10 Menggambar jaring-jaring limas segi empat dengan rapih dan
ukuran sesuai
27. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
30
29. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
30. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
31. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
32. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
33. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
34. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
35. 10 Menjawab sesuai dengan kunci jawaban
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus (Riana, 2013:50):
X = ∑�
Keterangan:
∑N = total nilai yang diperoleh siswa N = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
dengan rumus (Riana, 2013:50):
TB = ∑�≥63 x 100 % Keterangan:
∑S ≥ 63 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 63
n = banyak siswa
100 % = bilangan tetap
TB = ketuntasan belajar
d. Menghitung peningkatan kemampuan siswa
Dari data hasil tes kemampuan pemahaman matematis
ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai berikut menurut
Prabawanto (Riana, 2013:50):
g = (skor tes siklus ke-i + 1) – (skor tes siklus ke-i)
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman
31
berdasarkan efektivitas pembelajaran menurut Prabawanto (Riana,
2013:50):
<g> = � �� � �−�+1− − ( � � �−�)
( � � �−�)
Berikut kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake (Riana,
2013:51) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Gain yang Ternormalisasi
Nilai <g> Interpretasi
0,00 – 0,30 Rendah
0,31 – 0,70 Sedang
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran untuk
tindak lanjut pembelajaran yang akan lebih memperbaiki kendala-kendala yang
ditemui pada saat pelaksanaan penelitian. Maka pada Bab ini penulis membuat
kesimpulan berdasarkan analisis dan memberikan beberapa masukan agar proses
pembelajaran dapat terus menuju kualitas yang lebih baik agar mencapai tujuan
pembelajaran dan tujuan pendidikan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang penerapan
metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis
materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo, diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan metode
demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis
materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo telah terlaksana
dengan kondusif sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi
yaitu tahap 1. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa,
tahap 2. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan
agar mencapai sasaran, Tahap 3. Memperhatikan keadaan siswa, apakah
semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik, tahap 4. Menghindari
ketegangan dan tahap 5. Evaluasi. Adapun kegiatan siswa diantaranya
memperhatikan demonstrasi guru, mencoba melakukan demonstrasi,
berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi, menarik kesimpulan dan
melakukan evaluasi.
2. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis materi bangun ruang
61
dengan penerapan metode demonstrasi terjadi secara cukup signifikan
dalam setiap siklusnya. Hal tersebut terbukti dari selisih skor rata-rata
suatu siklus dengan siklus sebelumnya serta persentase siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peningkatan pada
kemampuan pemahaman matematis siswa terlihat dari perolehan nilai
rata-rata pada siklus 1 mencapai 72,41 dengan persentase 61% peserta
didik mencapai KKM yaitu sebanyak 18 siswa. Kemudian meningkat
pada siklus 2, nilai rata-rata mencapai 80,30 dengan 81% siswa mencapai
KKM yaitu sebanyak 22 siswa.
B. Saran
Melalui penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru sebaiknya menerapkan metode demonstrasi pada
pembelajaran khususnya Matematika karena metode ini ini terbukti
efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis materi
bangun ruang pada siswa. Selain itu, perencanaan pembelajaran perlu
dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran berlangsung dengan efektif.
Selain itu penerapan metode demonstrasi juga membutuhkan dukungan
media yang menunjang dan langkah-langkah pengerjaan yang tidak
menyulitkan siswa dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh
dan mendapat hasil yang diharapkan. Guru juga harus meningkatkan
profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.
2. Bagi Sekolah
Sekolah perlu mendukung guru untuk menerapkan metode
demonstrasi pada pembelajaran agar guru dapat lebih profesional lagi
agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Sekolah juga perlu
menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran
62
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan metode demonstrasi
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis khususnya
dalam materi bangun ruang pada siswa kelas V SDN 2 Cibogo perlu
dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya untuk dapat memperoleh hasil yang
Tatu Widyati, 2014
Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Apiati, Vepi (2012). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Melalui Metode Inkuiri Model Alberta.
Tesis UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Dimyati. Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Heruman (2008). Hakikat Matematika dan Pembelajaran di SD halaman
25-27. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/HAKIKA T_MATEMATIKA.pdf [27 November 2013 pukul 12.22 WIB].
Karso. dkk (2008). Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kesuma, Dharma (Tim Work Shop SSP) (2010). Indikator Capaian
Kompetensi Pedoman dan Teori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bandung: Tidak diterbitkan.
Kurniawan, Rudy. (2010) Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan
Pemecaham Masalah Matematis Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
Disertasi UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Lisdianti, Tina (2011). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/ interest_matematika_2011//pp-pemahaman-matematis-tina-lisdianti. [12 Maret 2014].
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2003). Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
Riana, Hana Permatasari (2013). Penerapan Pendekatan Problem Solving
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV A SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang). Skripsi UPI. Bandung:
Tidak diterbitkan.
Ruseffendi, E.T (1980). Pengantar Kepada Mengembangkan Kompetensi
Guru Matematika untuk Meningkatkan CBSA Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG.
64
Ruswandi et al. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press.
Sagala, Syaiful (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.
Sanjaya, Wina (2013). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Setiawan, Iwan (2012). Penerapan Metode Demonatrasi untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Sukamenak pada Pembelajaran IPA Tentang Peristiwa Alam. Skripsi UPI. Bandung: Tidak
diterbitkan.
Simamora, Roymond H. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suherman, Erman (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sukayati (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarata: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Sunaryo, R. J. (2008) Matematika 5 SD dan MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Zainal, Muhamad Abidin (2013). Pemahaman Matematis. [Online]. Tersedia:
http://www.masbied.com/2013/04/09/artikel-pemahaman-matematis. [16 Maret 2014, pukul 20.29 WIB].