• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTERS AND

CIRCLE TIME) DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI

(Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

TAOPIK RAHMAN 1103152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTERS AND

CIRCLE TIME) DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI

(Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Oleh

Taopik Rahman

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar

Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini

© Taopik Rahman 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 197708282003121002

Pembimbing II,

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. NIP. 19520620198021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

(4)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

Oleh Taopik Rahman

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pondasi dalam pendidikan. Hal ini karena anak usia dini merupakan masa emas perkembangan anak. Dalam hal ini pendidikan anak usia dini dirancang untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak, pembentukan perilaku, dan pengembangan kemampuan dasar. Pendekatan BCCT atau yang biasa disebut sentra dan lingkaran dianggap mampu mengoptimalkan potensi kecerdasan anak melalui bermain. Penelitian ini dilakukan di RA Al - Muttaqin Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran implementasi pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak. Lebih khusus ditujukan untuk menemukan dan mengungkap informasi empiris mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dengan pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini terkait perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan program tahunan, program semester, rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH). Pada rencana kegiatan harian (RKH) terdapat empat jenis pijakan dalam kegiatan inti sesuai pedoman Depdiknas meliputi meliputi pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main dan pijakan setelah main. Adapun komponen kegiatan harian mencakup hari/tanggal, nilai karakter dan kewirausahaan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar, penilaian perkembangan anak didik. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pembukaan (pijakan lingkungan main, ikrar, motorik kasar), kegiatan inti (pijakan sebelum main, pijakan selama main, pijakan setelah main); makan bekal bersama dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan BCCT dapat mengembangkan kecerdasan jamak yang berpusat pada berbagai sentra yaitu sentra imtaq mengembangkan kecerdasan interpersonal, kinestetis jasmani, intrapersonal; sentra seni mengembangkan kecerdasan musikal, spasial , interpersonal; sentra persiapan mengembangkan kecerdasan matematis logis, linguistik, spasial; sentra bahan alam mengembangkan kecerdasan naturalis, spasial, kinestetis, intrapersonal dan interpersonal; sentra rumah baca kecerdasan linguistik, spasial; sentra main peran kecerdasan linguistik, interpersonal, musik; dan sentra balok mengembangkan kecerdasan spasial.Penilaian pembelajaran dilakukan dengan pengamatan, percakapan/ dialog, pemeriksaan medis, penugasan, unjuk kerja dan dokumentasi hasil karya anak (portofolio).

(5)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

APPROACH IN DEVELOPING MULTIPLE INTELLIGENCES IN EARLY CHILDHOOD development. In this case early childhood education to carry out the functions unleash the full potential of the child's intelligence, planting base value, and the development of basic skills. BCCT approach or commonly called the center and the circle is considered capable of optimizing the potential and intelligence of children through play. The research was conducted in RA Al - Muttaqin Tasikmalaya. This study was conducted to obtain an overview of the implementation of the BCCT approach in developing multiple intelligences. More specifically intended to find and uncover empirical information regarding the planning, implementation, and assessment of learning by BCCT approach in developing multiple intelligences. This study used a qualitative approach through the case study method. Data collection is done with observation techniques, interview, and studies documentation. The results of this study are compiled lesson plans and Syllabus includes the Annual Programme (Semester Program, Plan weekly activities, and plan daily activities). Learning plan includes an annual program planning, program the semester, plan weekly activities (RKM) and plan daily activities (RKH). On a daily activity plan (RKH) listed four types of scafolding in core activities include the Ministry of Education guidelines appropriate play environments scafolding, scafolding before the play, stepping over and scafolding play after play. The components of the daily activities include day / date, value and the entrepreneurial character, indicators, learning activities, tools or learning resources, assessment of students' progress. Implementation of environmental management includes learning games, children welcome, opening play, transitions, core activities, eating together, cover activity. Implementation of learning with BCCT approach to develop multiple intelligence based on various centers are centers IMTAQ develop interpersonal intelligence, Kinesthetic bodily, intrapersonal; center for arts develop musical, spatial, interpersonal; preparation centers develop logical mathematical intelligence, linguistic, spatial; centers of natural materials developed naturalist intelligence, spatial, kinesthetic, intrapersonal and interpersonal; centers read the linguistic, spatial; centers around the role of linguistic, interpersonal, musical, and centers develop spatial beam. Learning assessment was conducted on the observation, conversation / dialogue, medical examinations, assignments, performance and documentation of student work (portfolios).

(6)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ...

BAB I PENDAHULUAN ……….…...………....…....

A. Latar Belakang Penelitian …..……...………….…………

B. Pertanyaan Penelitian ...………...……

C. Tujuan Penelitian ……….……...…………

D. Manfaat Penelitian ...……….……

E. Penjelasan Istilah ...………....……….……

F. Sistematika Penulisan...

BAB II KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME) DAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI ……...………....………..…….

A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ...………...………

B. Pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) ...

C. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……...………....……...

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...………...

B. Subjek Penelitian ...

(7)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data ………...

E. Teknik Analisis Data ...

F. Langkah-langkah Penelitian ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...………....……...

A.Hasil Penelitian ...………...……

1. Perencanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...

2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...

3. Penilaian Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...

B.Pembahasan Penelitian ……….………...

1. Perencanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...

2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...

3. Penilaian Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam

Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...………....…

(8)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Sejarah BCCT di Indonesia ...

Gambar Situasi Sosial Penelitian Kualitatif ...

Jenis Sentra di RA Al-Muttaqin ...

Profil Lembaga ...

Kurikulum RA ...

Program Tahunan Kelompok A ………..

Program Tahunan Kelompok B ………..

Program Semester I dan II ...

Silabus Pembelajaran ...

Rencana Kegiatan Harian ...

Format Jaring-jaring Tema ...

Guru sedang melakukan Circle Time ...

ZR memimpin Solat Berjamaah ……….

ZR bermain plastisin ………...

DZ bermain plastisin ………..

DZ menggambar angry bird ……….

ZR sedang menggambar ……….

DI sedang bermain dengan teman-temannya ………

DZ memimpin pembacaan teks Pancasila ………..

Permainan Angka dan Huruf di sentra persiapan ………...

ZR sedang bermain pasir di sentra bahan alam …………..

DI sedang melukis ………..

DZ selesai menyusun permainan kata ………

ZR sedang bermain peran ………...

ZR berinteraksi dengan temannya ………..

Fortofolio Hasil Karya Anak ………..

(9)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 4.1

Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Kecerdasan Jamak

(Multiple Intelligences) untuk Anak Usia Dini ...

Jadwal Kegiatan Sentra ………... 45

(10)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU

No.20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1)

Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pendidikan nasional

dalam upaya memberikan pondasi bagi anak untuk melanjutkan ke jenjang

yang lebih tinggi, sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No.20/2003

tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia

dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lebih lanjut.

Penyelenggaraan PAUD pada jalur formal berbentuk Taman

Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat.

Penyelenggaraan PAUD jalur nonformal mencakup Kelompok Bermain

(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan bentuk lain yang sederajat.

Sedangkan penyelenggaraan PAUD pada jalur pendidikan informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh

lingkungan.

Data Direktorat Pembinaan PAUD (Dirjen PAUD, Nonformal dan

Informal, 2012: 1) menunjukkan bahwa pada awal tahun 2010 dari sekitar

28,9 juta anak, ternyata hanya 25,6 % atau 7,4 juta anak yang terpenuhi

kebutuhan pendidikannya. Ini menunjukkan bahwa sekitar 74,4 % atau 21,5

(11)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

juta anak belum terpenuhi kebutuhan pendidikannya. Hal ini memerlukan

perhatian serius agar anak mendapatkan layanan yang optimal untuk

mengembangkan segala potensi dan kecerdasan yang dimiliki.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar

hal ini dikarenakan masa usia dini merupakan masa emas perkembangan

anak, yang apabila pada masa tersebut anak diberikan stimulasi yang tepat

akan menjadi modal penting bagi perkembangan anak di kemudian hari.

Dalam hal ini pendidikan anak usia dini paling tidak mengemban fungsi

melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, pengembangan perilaku, dan

pengembangan kemampuan dasar.

Berkaitan dengan kecerdasan anak, pembinaan pada masa anak usia

dini merupakan momentum yang tepat dalam meningkatkan kecerdasan itu

sendiri, sehingga dibutuhkan perhatian khusus dalam menyikapi masa usia

dini ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Nuryani (2012) bahwa

perkembangan kecerdasan pada masa usia dini mengalami peningkatan dari

50% menjadi 80 %.

Kecerdasan tidak bisa hanya diidentikan dengan IQ, namun ada

berbagai kecerdasan yang lainnya. Pandangan Howard Gardner (1983)

melalui teori kecerdasan jamak (multiple intelligences) menyatakan bahwa

kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual. Kecerdasan itu meliputi

kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis logis, kecerdasan spasial,

kecerdasan kinestetis-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal,

kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Teori kecerdasan jamak

ini dikembangkan oleh Gardner berdasarkan pandangannya bahwa

kecerdasan pada saat sebelumnya hanya diukur dari segi logika dan

linguistik. Padahal, ada berbagai kecerdasan yang lain yang belum

diperhatikan.

Selanjutnya Howard Gardner (Rachmani, 2003: 4) menyatakan bahwa

kecerdasan tidak dipandang hanya berdasarkan pada skor standar semata,

(12)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang terjadi dalam kehidupan individu; (2) kemampuan untuk menghasilkan

persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan; (3) Kemampuan untuk

menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.

Anak memiliki berbagai kecerdasan yang perlu dikembangkan. Hal ini

akan terwujud apabila lembaga formal termasuk didalamnya Raudhatul

Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK) memfasilitasi kebutuhan anak.

Sebagaimana dijelaskan oleh Thomas Armstrong (2002:17) bahwa setiap

orang sebenarnya memiliki kemampuan mengembangkan kedelapan

kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi yang memadai apabila ia

memperoleh cukup dukungan, pengayaan, dan pengajaran.

Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa pada umumnya

pembelajaran di RA yang berorientasi akademik, seperi membaca, menulis

dan berhitung (Depdiknas, 2007: 2). Pembelajarannya masih didominasi oleh

guru, monoton, dan kaku. Hal ini membuat anak merasa bosan dan

pembelajaran kurang bermakna serta berbagai kecerdasan anak tidak

berkembang. Kenyataan ini bertentangan dengan pendapat Mubiar Agustin

(2006: 29) bahwa sedemikian pentingnya bermain dalam kehidupan anak,

sehingga sebagian besar sepakat bahwa kegiatan belajar anak pada

hakikatnya adalah bermain.

Pada dasarnya pembelajaran di Raudhatul Athfal (RA) dilakukan

dengan bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan esensial bagi

anak Raudhatul Athfal (RA). Melalui bermain anak akan dapat memuaskan

tuntutan dan perkembangan dimensi kognitif, motorik, bahasa, sosial

emosional, dan sikap hidup. Belajar sambil bermain atau bermain seraya

belajar memiliki kebermaknaan bagi anak. Hal ini sejalan dengan

disampaikan Berdekamp dan Rosegrant (Solehuddin dalam Agustin, 2008:

42) menyimpulkan bahwa kegiatan belajar sambil bermain yang akan

memberikan kebermaknaan bagi anak adalah hal-hal sebagai berikut

terlaksana: (1) anak merasa aman secara psikologis serta

(13)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak

lainnya; (4) minat dan kebutuhan anak untuk mengetahui terpenuhinya dan;

(5) memperhatikan unsur variasi individual anak.

Menurut Hetherington dan Parke (Musfiroh, 2004: 34) bahwa bermain

berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan

bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari sesuatu

dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pendekatan yang berprinsip pada kegiatan bermain adalah salah satunya

pendekatanBCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau pendekatan sentra

dan lingkaran. Pendekatan BCCT merupakan pendekatan pendidikan anak

usia dini yang dikembangkan oleh Creative Centre For Childhood Reseach

and Training (CCCRT) Florida, sebuah lembaga penyedia pelatihan dan

penelitian tentang perkembangan anak terkemuka di Amerika Serikat.

Pendekatan ini disusun berdasarkan hasil kajian teoretik dan pengalaman

empirik selama 30 tahun. Selain itu, metode yang dikembangkan sejak tahun

80 an ini bisa diterapkan pada anak normal maupun yang berkebutuhan

khusus.

Pendekatan BCCT atau yang biasa disebut sentra dan lingkaran adalah

pendekatan yang digunakan untuk mengoptimalkan potensi dan kecerdasan

anak melalui bermain. Bermain adalah aktivitas yang disukai anak dan

bersifat menyenangkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Solehuddin

(Agustin, 2008: 9) memandang bahwa pada intinya, bermain dapat dipandang

bahwa sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada

proses, memberi ganjaran pada anak secara instrinsik, menyenangkan, aktif

dan fleksibel. Semakin aktivitas tersebut memiliki ciri-ciri tersebut, berarti

aktivitas tersebut semakin merupakan bermain.

Parkhus (Masitoh, 2011: 8) mengungkapkan bahwa pendekatan BCCT

adalah kegiatan pengajaran yang disesuaikan dengan sifat dan keadaan

individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan yang berbeda

(14)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahwa pendekatan BCCT adalah pendekatan penyelenggaraan PAUD yang

berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra

main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan

(scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan

lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4)

pijakan setelah main.

Berkaitan dengan prinsip bermain di Raudhatul Athfal (RA), ada

fenomena yang berbeda di Raudathul Athfal Al-Muttaqien (RA Al-Muttaqin).

Lembaga pendidikan ini menyelenggarakan pembelajaran dengan prinsip

bermain melalui pendekatan BCCT. Adapun pembelajaran dengan pendekatan

BCCT di RA Al-Muttaqin dengan menggunakan berbagai sentra sebagai

pijakan untuk mendukung perkembangan anak. Raudhatul Athfal (RA)

Al-Muttaqin mempunyai 7 (tujuh) sentra yaitu sentra balok atau bangunan, sentra

main peran makro dan mikro, sentra alam, sentra persiapan, sentra seni, sentra

ibadah atau iman taqwa dan sentra rumah baca.

Pendekatan BCCT yang sudah dilaksanakan sejak tahun ajaran

2008/2009 diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kecerdasan jamak

(multiple intelligences). Hasil wawancara pada tanggal 16 Nopember 2012,

pukul 08.30 WIB dengan Wakasek Kurikulum yaitu Ibu Sri, S.Pd, peneliti

memperoleh informasi bahwa :

Raudhatul Athfal (RA) Al-Muttaqin menerapkan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) sejak tahun ajaran 2008/2009 sampai sekarang. Pembelajaran dengan sistem ini memberikan dampak positif yaitu anak lebih bersemangat ketika berada di sekolah dan dapat mengoptimalkan kecerdasan jamak masing-masing anak.

Mengingat pentingnya mengoptimalkan kecerdasan anak, maka

lembaga ini membuat terobosan yang inovatif dengan menerapkan pendekatan

BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan

(15)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil penelitian Lestari (2010) bahwa pendekatan Beyond Center and

Circle Time (BCCT) dapat merangsang potensi multiple intelligences anak

dengan melakukan kegiatan belajar sambil bermain di sentra-sentra

pembelajaran.

Adapun hasil penelitian Nuryani (2012) bahwa pendekatan BCCT dapat

mendorong anak untuk mengeksplorasi apa yang mereka temui dan dapat

menciptakan hal baru. Hal ini menjadikan proses pembelajaran

menyenangkan sehingga anak menghasilkan pengetahuan baru dan mampu

membantu menyelesaikan masalahnya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti akan

memfokuskan kajian terhadap implementasi pendekatan BCCT (Beyond

Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak (Muliple

Intelligences) di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1.Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT (Beyond

Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak

(Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya? Dalam

penelitian ini meliputi:

a. Apa saja perangkat perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan

BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?

b. Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun perencanaan

pembelajaran berdasarkan pendekatan BCCT di RA Al-Muttaqin Kota

Tasikmalaya?

2.Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT (Beyond

Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak

(Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya? Dalam

(16)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Apa saja kecerdasan jamak yang muncul pada tiap sentra berdasarkan

pendekatan BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?

b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan pendekatan

BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?

3.Bagaimanakah penilaian pembelajaran dengan pedekatan BCCT (Beyond

Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak

(Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya? Dalam

penelitian ini meliputi:

a. Apa saja jenis penilaian dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan

BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?

b. Bagaimana cara menilai pembelajaran berdasarkan pendekatan BCCT di

RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

sejauhmana implementasi BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam

mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) di RA

Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hal tersebut dan mengacu kepada

fokus penelitian, tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengungkap

informasi secara empiris yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT

(Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan

Jamak (Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT

(Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan

Jamak (Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui penilaian pembelajaran dengan pedekatan BCCT

(Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan

(17)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik

secara langsung meupun tidak langsung. Adapun manfaat yang dimaksud

adalah:

1. Manfaat Keilmuan

Secara keilmuan penelitian ini dapat memberikan sumbangan

berupa pengembangan kecerdasan jamak (multiple intelligences) pada

anak usia dini melalui pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle

Time). Temuan-temuan penelitian juga dapat digunakan dalam

pengembangan teoritis, atau untuk mengkaji konsep baru dalam

pengembangan pembelajaran pendidikan anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan bahan masukan

berupa pengembangan kecerdasan jamak yang lebih spesifik berbasis

sentra kepada kepala sekolah dan guru Raudhatul Athfal (RA)

Al-Muttaqin dalam rangka peningkatan serta perbaikan pelayanan pendidikan.

E. Penjelasan Istilah

Penelitian ini memfokuskan kajian pada implementasi pendekatan

BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan

jamak (Multiple Intelligences) anak usia dini.

Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam dalam menafsirkan

konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan

istilah dalam penelitian ini.

1. Pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) adalah pendekatan

penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses

pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran

(18)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum

main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main.

2. Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) adalah kemampuan untuk

menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau

beberapa lingkungan budaya masyarakat.

a. Kecerdasan linguitik

Kecerdasan linguistic merupakan kemampuan menggunakan kata

secara efektif baik secara lisan maupun tulisan.

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

1) Menyukai pantun, puisi, dan permainan kata

2) Lebih menonjol dalam mebaca dan menulis

3) Menuturkan atau mengarang cerita

4) Memiliki kosakata yang lebih banyak dan luas dari anak seusianya

5) Mengeja kata-kata dengan mudah

b. Kecerdasan Matematis Logis

Kecerdasan matematis logis merupakan kemampuan menggunakan

angka secara baik dan melakukan penalaran yang benar.

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

1) Suka menyusun permainan yang sifatnya hierarki

2) Menjelaskan masalah dengan logis

3) Menyenangi pelajaran Matematika dan IPA

4) Suka bekerja dan bermain dengan angka

5) Menghitung secara cepat dan benar

c. Kecerdasan Spasial

Kecerdasan ini merupakan kemampuan mempersepsi dunia

spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia

(19)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

1) Mudah memahami gambar dan ilustrasi daripada teks

2) Senang bermain teka-teki silang, “maze” dan kegiatan visual lainnya

3) Menonjol dalam mata pelajaran seni

4) Menggambar sesuatu yang mendekati atau persis dengan aslinya

5) Mudah membaca peta, grafik atau diagram

6) Memiliki kemampuan membanyangkan sesuatu dan melahirkan ide

secara visual

7) Peka terhadap warna dan tekstur

d. Kecerdasan Kinestetis jasmani

Kemampuan kinestetis jasmani ini merupakan keahlian

menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan

serta keterampilam menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah

sesuatu.

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

1) Unggul dalam olah raga

2) Sering terlibat dalam kegiatan fisik: permainan dan olahraga

3) Senang menyentuh barang-barang dan membongkar barang serta

mainan

4) Memiliki koordinasi tubuh yang baik, gerakan yang seimbang dan

cekatan

5) Cenderung suka bergerak, tidak bisa diam berlama-lama dan suka

meniru gerkana orang lain

6) Suka bekerja dengan tanah liat atau plastisin

e. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musical merupakan kemampuan menangani

bentuk-bentuk musical, dengan cara mepersepsi, membedakan, mebggubah dan

mengekspresikannya.

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

(20)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2) Senang bernyanyi

3) Peka terhadap suara-suara di lingkungan sekitar

4) berprestasi dalam seni musik di sekolah

5) Mudah mengikuti irama suatu melodi

6) Memiliki suara yang bagus untuk bernyanyi

7) Senang belajar jika ada iringan music

f. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memersepsi dan

mebedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

1) Memiliki banyak teman

2) Tampak memiliki kemampuan memimpin

3) Mampu menjalin komunikasi dengan temannya

4) Kemampuan berempati pada teman-temannya

5) Tampak sangat mengenali lingkungannya

g. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami diri

sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.

Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:

1) Memperlihatkan kemauan yangkeras dan sikap bebas

2) Pekerja keras dalam melakukan kegiatan

3) Mempunyai sikap mandiri

4) Mempunyai sikap realistis terhadap kelebihan dan kekurangan diri

sendiri

5) Terarah pada penciptaan tujuan

6) Mampu berekspresi dengan tepat

h. Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis meupakan keahlian mengenali dan

mengategorikan flora dan fauna di lingkungan sekitar.

(21)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Cenderung menyukai alam terbuka

2) Akrab dengan hewan peliharaan dan menghabiskan waktu dengan

tempat-tempat hewan

3) Menunjukan kesadaran ekologi yang tinggi

4) Gemar mengoleksi mainan hewan atau tumbuhan

5) Tidak takut menyentuh hewan

6) Memilki perhatian yang besar terhadap hewan dan tumbuhan

3. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai dengan

6 tahun. Pada penelitian ini difokuskan pada usia 4 sampai 6 tahun di

Raudhatul Athfal (RA) Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari 5 (lima) bab. Bab

pertama yaitu pendahuluan berisi latar latar belakang penelitian, rumusan dan

pertanyaan penelitian, tujuan tenelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah

dan sistematika penulisan. Bab kedua yaitu membahas tentang konsep

pendidikan anak usia dini, pendekatan BCCT dan kecerdasan jamak. Bab

ketiga yaitu metode penelitian, bagian ini diuraikan tentang metode penelitian

yang dipakai, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, dan langkah-langkah penelitian. Bab keempat yaitu hasil

penelitian dan pembahasannya. Bab kelima terdiri dari simpulan dan

(22)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

(23)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi RA Al Muttaqin

Lokasi Raudhatul Athfal (RA) Al Muttaqin terletak di Jalan Sutisna

Senjaya No. 233 Kelurahan Cikalang Kecamatan Tawang Kota

Tasikmalaya. Sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Muttaqin ini

mempunyai luas tanah 1.000 m2 yang dilengkapi dengan gedung permanen

sendiri dengan luas bangunan 485 m2 dan ruang belajar sebanyak 8 ruang

kelas serta alat-alat permainan.

2. Sejarah RA Al Muttaqin

Taman Kanak-kanak Islam atau Raudhatul Athfal (RA) Al

Muttaqin adalah salahsatu lembaga pendidikan islam swasta pra sekolah

dibawah yayasan Al Muttaqin yang berdiri pada tanggal 14 Agustus 1988,

sekaligus cikal bakal lembaga pendidikan tersebut.

Yayasan Al Muttaqin, saat ini memiliki 2 (dua) kampus yang

berlokasi di Jalan Sutisna Senjaya (Depan Rumah Hj. Siti Muniroh

Mahpud) yang ditempati oleh TK/ RA dan SD seluas kurang lebih 1

Hektar dan lokasi kedua di Jalan Jendral Ahmad Yani yang ditempati oleh

SMP dan SMA.

Sebelum resmi mengadakan TK/ RA, kegiatan yang secara rutin dilaksanakan adalah pengajian (Majelis Ta’lim) yang sampai sekarang masih dilaksanakan tiap hari sabtu sore diikuti oleh kurang lebih 750

ibu-ibu dan hari ahad pagi diikuti oleh kurang lebih 200 orang bapak-bapak

(Mengaji Kitab Jalalen) dan minggu malam diikuti oleh kurang lebih 200

(24)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dipelopori oleh seorang SGI Majalengka Bapak H. Anang Lukman yang

sekarang menjadi Wakil Ketua Yayasan Al Muttaqin ini.

Kegiatan ini bertempat di Mesjid Al Muttaqin bersebelahan dengan

sekolah TK/ RA Al Muttaqin wakaf dari Keluarga Besar Mayasari Bakti,

selain itu Yayasan Al Muttaqin juga mempunyai Panti Asuhan sebanyak

60 orang yang pengelolaannya dititipkan kepada Pondok Pesantren Subhanul Wathon yang dipimpin oleh KH. Ma’sum yang berlokasi di belakang Mesjid Al Muttaqin Tasikmalaya.

Yayasan Al Muttaqin setiap bulan Muharram mengadakan

Khitanan Massal sebanyak 200-300 orang yang dilaksanakan di Rumah

Sakit Islam Tamansari Tasikmalaya yang didirikan oleh Yayasan Al

Muttaqin.

Kegiatan yang semula dimaksudkan sebagai upaya untuk

meningkatkan pemahaman ajaran islam dikalangan masyarakat umumnya

dan Keluarga Besar Mayasari Bakti khususnya ternyata telah mengilhami

berdirinya sekolah-sekolah dengan cakupan kegiatan dan jangkauan

sasaran yang lebih luas.

Langkah awal guna mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan

mendirikan Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal dengan terlebih dahulu menyekolahkan 2 guru (TK ke IGTKI Darul Mu’min Jakarta) kemudian pada tahun 1990 didirikan TKA/TPA pada sore harinya.

Nama Al Muttaqin diambil dari nama berdirinya Mesjid Al

Muttaqin (Merenovasi mesjid lama yang didirikan oleh Alm. H. Badrudin

ayahanda dari Hj. Siti Muniroh Mahpud) yang diresmikan oleh salah

seorang Ulama Besar dari Bandung Alm. KH. EZ Muttaqin, dan nama

inilah menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjalanan sejarah

Yayasan Al Muttaqin, dimana pada saat itu, Ibu Hj. Siti Muniroh setelah

resmi Yayasan Al Muttaqin berdiri, ia mengamalkan secara luas ajaran

(25)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bersamaan dengan itu, maka dibentuklah Pengurus Al Muttaqin

yang bernotaris Suryana, SH tanggal 13 Oktober 1988 yang di ketuai oleh

beliau sendiri. Selanjutnya didirikanlah TK/ RA Al Muttaqin yang

menginduk pada Departemen Agama, karena pada waktu itu salah seorang

Pengurus Yayasan Al Muttaqin adalah pegawai Departemen Agama yaitu

Alm. Wasma Kusuma yang juga Ketua RW di Cicurug Bata Tasikmalaya.

Setelah berjalan kurang lebih 5 tahun, atas usulan dorongan orang

tua murid tentang kelanjutan pendidikan tersebut maka pada bulan Juni

1996 didirikanlah SD Al Mutaqin dengan memakai sistem Fullday School

yaitu belajar sepanjang hari dari pukul 07.30 s.d. 16.00 WIB.

Tahun 2000 didirikan sekolah lanjutan (SLTP) yang beralokasi di

Jl. Jend. Ahmad Yani dengan mesjid yang megah. Yang dinamai Mesjid

Sirojam Muniro sebagai kenang-kenangan dari nama pengelolaannya yang

juga memakai sistem Fullday School Tasikmalaya.

Sampai saat ini TK Al Muttaqin telah meluluskan alumni sebanyak

kurang lebih 1250 anak, 90% masuk SD Al-Muttaqin, sedangkan SD Al

Muttaqin pada tahun 2002 baru memilki alumni sebanyak 6000 orang dan

60% masuk SLTP Al Muttaqin Tasikmalaya.

3. Visi dan Misi

a. Visi : Membentuk generasi yang berakhlak mulia, cerdas, terampil,

modern, dan kreatif

b. Misi:

1) Membentuk pribadi yang cerdas, kreatif dan mandiri

2) Mewujudkan pengamalan agama dan pembiasaan

3) Mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas dan variatif

4) Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional

(26)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bekerja dengan ikhlas, professional dan mementingkan kepuasan

pelanggan.

d. Strategi

1) Menanamkan pembiasaan perilaku islami seluruh siswa-siswi dan

tenaga pendidik dan kependidikan

2) Membiasakan diri berperilaku mandiri, berani dan pandai

bersosialisasi

3) Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan

sarana prasarana, perbaikan metode dan strategi mengajar yang

variatif dan inovatif dengan sistem Beyond Centers and Circle

Time (BCCT)

4) Meningkatkan profesionalisasi guru dengan pendidikan dan

pelatihan baik internal maupun eksternal

B. Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif menggunakan istilah subjek bukan populasi.

Spradley dalam Sugiyono (2010) mengatakan sebagai situasi sosial.

Situasi sosial ini terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, orang, dan aktivitas.

Berikut gambar situasi sosial penelitian kualitatif.

Tempat

Orang Aktivitas

Gambar 3.1. Gambar Situasi Sosial Penelitian Kualitatif (Sugiyono, 2010 : 297)

(27)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain itu, hasil kajian kualitatif tidak akan diberlakukan kepada

populasi, melainkan kepada tempat lain yang memiliki kesamaan situasi

sosial. Senada dengan pernyataan Sugiyono (2010 : 298) bahwa

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan kepada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan yang dipelajari. Sampel tidak dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian.

Pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel yang

bersifat nonprobability sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih dengan sampel. Tekniknya purposive

sampling yaitu subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan dan tujuan

tertentu dan lebih bersifat selektif dimana peneliti memilih narasumber

yang dianggap lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang tepat dan

berdasarkan pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai

implementasi pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam

mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) anak usia dini

di RA Al-Muttaqin. Maka yang menjadi subjek penelitiannya berjumlah

tujuh orang yaitu satu orang kepala sekolah, satu orang wakil kepala

sekolah, dua orang guru dan tiga orang anak.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode studi

kasus. Metode studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang digunakan

untuk menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata. Sebagaimana

dijelaskan Yin (2008) bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang

menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana

batas-batas antara antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan

(28)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan

deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan

mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu

dengan daerah atau subjek yang sempit.

Alasan pemilihan metode studi kasus ini adalah, pertama metode studi

kasus diawali dari fakta yang ada di lapangan untuk mengungkap pemahaman

tentang fenomena yang terjadi. Fenomena yang diungkap dan dipahami ini

adalah mengenai pembelajaran dengan pendekatan BCCT dalam

mengembangkan kecerdasan jamak di RA Al-Muttaqin. Kedua metode studi

kasus digunakan untuk memotret, mendeskripsikan, dan menganalisis proses

pembelajaran lebih mendalam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang ada dalam penelitian kualitatif terdiri dari catatan-catatan

hasil observasi secara langsung, wawancara, dan studi dokumentasi dengan

tujuan menganalisis perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran di RA

Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.

Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini

yaitu:

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat dengan cermat

pelaksanaan pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam

mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences). Observasi

dilakukan kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan siswa untuk

mengetahui pengembangan kecerdasan jamak dengan menggunakan

instrumen yang dikonstruk oleh Mubiar Agustin (2010) dengan

persetujuan pembuat.

(29)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data secara lisan

dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang akan diteliti dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam. Wawancara yang digunakan adaah wawancara tidak

terstruktur. Wawancara ini juga dilakukan kepada guru untuk mengetahui

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta hambatan dalam

melaksanakan pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam

mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences).

c. Studi dokumentasi

Dokumen yang akan digunakan bertujuan untuk memperoleh data-data

yang diperlukan seperti dokumen tertulis, foto dan rekaman dalam

implementasi pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam

mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences).

Pada penelitian kualitatif, instrument penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Nasution (1988) dalam Sugiyono (2010: 306) menyatakan bahwa

dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus, prosedur,

hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak

dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih

perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak

pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri

sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. (Sugiyono, 2010 : 306)

Untuk menunjang keakuratan data penelitian, maka peneliti merinci

aspek-aspek yang diteliti sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) untuk Anak Usia Dini

(30)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Aspek Indikator

Kecerdasan

Linguistik

Selalu terlihat gembira ketika bermain dengan alat

permainan bahasa

Selalu ingin yang pertama bila guru mengetengahkan

kegiatan dengan permainan kata

Mengajukan keinginan untuk bermain dengan

menggunakan kata-kata

Menunjukan minat yang tinggi terhadap cerita dalam

buku

Mampu menceritakan kembali suatu cerita dengan benar

Senang bercerita pada teman/ orang lain tentang sesuatu

peristiwa

Menyukai permainan kata

Menunjukan sikap yang antusias ketika dibacakan cerita

oeh guru di kelas

Memiliki kosakata yang banyak untuk anak seusianya

Mampu berkomunikasi dengan orang lain secara verbal

Mampu menyebutkan kata-kata yang sulit diucapkan

(mis: syarat, abstrak dll)

Banyak bertanya tentang cara kerja suatu hal

(31)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kecerdasan

Matematis-Logis

Menunjukan minat yang tinggi terhadap permainan

dengan bentuk membuat kategori, hierarki, atau pola logis

lain

Mampu menyampaikan pendapat dengan konsep yang

jelas

Menunjukan minat yang tinggi terhadap permainan yang

menggunakan angka-angka

Mampu bertahan lama dalam kegiatan yang melibatkan

angka-angka

Cepat memahammi aturan permainan yang berkaitan

dengan angka-angka

Mudah menghitung angka-angka lewat permainan

Menunjukan minat pada kegiatan yang berhubungan

dengan bahan alam

Mampu bertahan lama dalam kegiatan yang berhubungan

dengan bahan alam

Kecerdasan Spasial Dapat menunjukan bayangan visual dengan jelas

Tekun dalam kegiatan puzzle atau maze (mencari jejak)

Menunjukan semangat yang tinggi dalam kegiatan

pengembangan seni

Pandai menggambar yang terkadang mendekati/ persis

aslinya

(32)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu cerita

Mudah membedakan jenis-jenis tekstur

Mampu menyebutkan jenis jenis warna dengan benar

Suka mengerjakan puzzle, labirin atau kegiatan visual

lainnya

Dapat membangun konstruksi tiga dimensi yang menarik

(misalnya bangunan LEGO)

Menunjukan sikap antusias ketika guru menjelaskan

sesuatu dengan media gambar

Sering membuat gambar-gambar di buku atau kertas

Mampu bertahan lama dalam kegiatan-kegiatan yang

menggunakan media gambar

Kecerdasan

Kinestetis-Jasmani Menunjukan kemampuan dalam bidang fisik/ olahraga

Sangat suka bergerak, tidak bisa diam, mengetuk-ngetuk

atau gelisah ketika duduk lama di suatu tempat

Menunjukan minat yang tinggi terhadap permainan yang

melibatkan aktifitas fisik motorik

Tekun dalam membongkar pasang barang/ mainan yang

konstruktif

Suka berlari, melompat, gulat atau kegiatan semacam

Memiliki koordinasi motorik halus yang baik dalam

(33)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pandai meniru gerakan isyarat atau tingkah laku orang

lain

Suka bekerja dengan tanah liat/ plastisin atau pengalaman

yang melibatkan sentuhan tangan lain

Senang menghabiskan waktu luang dengan beraktivitas di

ruang terbuka

Kecerdasan

Musikal Dapat menunjukan nada lagu yang salah

Sering bersenandung ketika sedang melakukan/

mengerjakan sesuatu

Peka terhadap bunyi-bunyian semisal rintik hujan diatas

genting

Menunjukan minat yang tinggi ketika diperdengarkan

suara musik dalam suatu kegiatan

Senang memainkan alat music

Sering menyanyikan lagu-lagu yang telah dikuasainya

Mengetuk-ngetuk meja saat mengerjakan sesuatu/ belajar

Memiliki suara yang merdu

Bersemangat ketika musik dimainkan

Cepat menghafal lagu-lagu baru

Senang bernyanyi baik individual atau kelompok

(34)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Interpersonal

Berbakat menjadi pemimpin

Memberi saran kepada teman-temannya yang mempunyai

masalah

Suka bergaul/ berteman

Mempunyai dua atau lebih teman dekat

Memiliki empati atau perhatian yang baik kepada orang

lain

Banyak disukai teman

Mudah beradaptasi terhadap lingkungan yang ramai

dengan orang-orang

Sering bermain ke rumah teman

Menyukai kegiatan bermain yang melibatkan orang lain

Kecerdasan

Intrapersonal

Menunjukan sikap mandiri atau kemauan yang cukup

keras

Menunjukan sikap pantang menyerah terhadap sesuatu

yang belum berhasil

Tidak mudah menangis apabila belum berhasil dalam

mengerjakan sesuatu

Tidak bergantung pada orang lain dalam mengerjakan

sesuatu

(35)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sesuatu yang disenangi

Mampu menyebutkan apa yang akan dilakukan esok hari

Mampu menunjukan suasana hati dengan baik

Menujukan sikap percaya pada diri sendiri

Tidak mengalami masalah jika ditinggalkan bermain atau

belajar sendirian

Menunjukan sikap yang konsisten walaupun harus

mengerjakan sesuatu sendiri

Kecerdasan

Naturalis

Berbicara/ bercerita banyak tentang binatang kesayangan

atau lokasi alam yang favorit

Menunjukan minat yang tinggi terhadap cerita-cerita

kealaman atau kehidupan binatang

Dapat menunjukan gambar-gambar gunung, danau ,

lautan atau hutan

Bersemangat ketika aktivitas menyiram tanaman

Dapat menceritakan kembali cerita yang berkaitan dengan

flora dan fauna

Menunjukan sikap menyayangi hewan peliharaan

Menunjukan minat yang tinggi terhadap gambar-gambar

binatang

Tidak menunjukan sikap takut terhadap binatang

(36)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kelas

Menasihati teman yang berperilaku negative terhadap

hewan dan alam

Mampu menegur teman lain yang menunjukan sikap tidak

menyukai/ melukai binatang

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data berpedoman pada model yang disampaikan oleh

Nasution (1988:128) yang berpendapat bahwa ‘analisis data meliputi kegiatan

atau langkah-langkah yaitu reduksi data, display data, mengambil kesimpulan atau verifikasi’.

Adapun tahapan analisis data selama proses dilapangan bersamaan dengan

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Display Data

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah

mendisplay data atau menyajikan data. Menurut Miles dan Huberman

(Sugiyono, 2005: 95) bahwa dalam penelitian kualitatif penyajian data

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart, dan sejenisnya.

3. Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusion/ Verification)

Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang

(37)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Maka dari ketiga tahapan kegiatan analisis data yang dikemukakan

diatas, adalah saling berhubungan satu sama lainnya dan berlangsung

secara kontinu selama penelitian.

F. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan yang dijadikan dasar dalam

menentukan fokus penelitian

b. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi

awal dan merumuskan masalah.

c. Berangkat dari rumusan masalah, peneliti menentukan dan menyusun

instrument

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Peneliti memasuki situasi sosial untuk memperoleh data melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi

b. Peneliti akan mereduksi seluruh data yang didapat dari penelitian yang

telah dilakukan untuk kemudian dilakukan analisis dan penarikan

kesimpulan.

c. Mengadakan triangulasi data yang bertujuan untuk membandingkan

tingkat kesahihan data dengan keadaan sebenarnya.

3. Tahap Pelaporan

Setelah data terkumpul peneliti mengolah data dan informasi yang

didapat sehingga menjadi sebuah data yang koheren untuk kemudian

(38)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan dan analisis hasil penelitian mengenai implementasi

pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam mengembangkan

kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) di RA Al-Muttaqin, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan program tahunan, program

semester, rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH).

Ada perbedaan pada rencana kegiatan harian (RKH) yaitu tercantum empat jenis

pijakan dalam kegiatan inti terdiri dari pijakan lingkungan main, pijakan sebelum

main, pijakan selama main dan pijakan setelah main. Adapun komponen kegiatan

harian mencakup hari/ tanggal, nilai karakter dan kewirausahaan, indikator,

kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar, penilaian perkembangan anak

didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pembukaan (pijakan lingkungan

main, ikrar, motorik kasar), kegiatan inti (pijakan sebelum main, pijakan selama

main, pijakan setelah main); makan bekal bersama dan penutup. Pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan BCCT dapat mengembangkan kecerdasan jamak

yang berpusat pada berbagai sentra yaitu sentra imtaq mengembangkan

kecerdasan interpersonal, kinestetis jasmani, intrapersonal; sentra seni

mengembangkan kecerdasan musikal, spasial , interpersonal; sentra persiapan

mengembangkan kecerdasan matematis logis, linguistik, spasial; sentra bahan

alam mengembangkan kecerdasan naturalis, spasial, kinestetis, intrapersonal dan

interpersonal; sentra rumah baca kecerdasan linguistik, spasial; sentra main peran

kecerdasan linguistik, interpersonal, musik; dan sentra balok mengembangkan

kecerdasan spasial.

3. Penilaian pembelajaran yang dilakukan meliputi pengamatan, percakapan/ dialog,

pemeriksaan medis, penugasan, unjuk kerja dan dokumentasi hasil karya anak

(39)

Taopik Rahman, 2013

Implementasi Pendekatan Bcct (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Rekomendasi

Merujuk pada hasil temuan dan analisis penelitian terhadap implementasi

pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak, maka peneliti

memberikan rekomendasi yang ditujukan untuk: (1) sekolah; (2) guru; dan (3)

peneliti selanjutnya.

1.Bagi Sekolah

a. Memberikan dukungan dan motivasi bagi guru dan anak dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan BCCT agar berjalan dengan optimal.

b. Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan secara

menyeluruh dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan

kompetensinya.

c. Memfasilitasi para guru dengan berbagai sumber rujukan dalam rangka

meningkatkan wawasan keilmuannya.

2.Bagi Guru

a. Memfasilitasi anak dalam berbagai aktivitas terutama dalam mengembangkan

kecerdasan jamak.

b. Melakukan aktualisasi diri dalam melayani pendidikan anak melalui

pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak baik secara teori

maupun praktek.

c. Memfasilitasi anak dengan memanfaatkan alat peraga edukatif yang murah

dan ramah lingkungan guna mendukung terlaksananya pendekatan BCCT

dalam mengembangkan kecerdasan jamak

3.Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan BCCT dalam

mengembangkan kecerdasan jamak, maka dapat melakukan penelitian dengan

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Kecerdasan Jamak
Gambar 3.1. Gambar Situasi Sosial Penelitian Kualitatif (Sugiyono, 2010 : 297)
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul Analisis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini yang Menggunakan Model Beyond Center and Circle Time (BCCT) ini dilatarbelakangi dengan

Dalam penelitian ini, “ pendekatan Beyond Centers And Circle Time (BCCT) sentra bermain perannaik kendaraan ” merupakan variabel bebas atau variabel penyebab, variabel bebas

Dari hasil analisis data hal tersebut menunjukkan bahwa hasil korelasi tertinggi pada penerapan metode BCCT (Beyond Centers And Circle Time) dengan

Data selanjutnya yang membuktikan bahwa tingkat hubungan antara Penerapan Metode BCCT (Beyond Centers And Circle Time) dengan perkembangan motorik kasar anak di

Prinsip-prinsip sentra dalam Beyond Center and Circle Time(BCCT), meliputi: 1) keseluruhan proses pembelajaran berdasarkan pada teori dan empiris,2) setiap jenis

Kata kunci: manajemen, pembelajaran BCCT, multiple intelligences. Pendidikan anak usia dini memiliki peran sangat penting dalam pengembangan sumber daya

Implementasi Model Pembelajaran Beyond Center and Circle Time ( BCCT) Dalam Mengembangkan Nilai Agama dan Moral Anak Di Paud Terpadu Aisyiyah Kota Cirebon” ini

METODE PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME BCCT UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1Nurul Husna, Institut Agama Islam Darussalam Martapura Nurulhusna753@gmail.com1 Received: 10