Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTERS AND
CIRCLE TIME) DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI
(Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
TAOPIK RAHMAN 1103152
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCA SARJANA
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTERS AND
CIRCLE TIME) DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI
(Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Oleh
Taopik Rahman
Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar
Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini
© Taopik Rahman 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 197708282003121002
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. NIP. 19520620198021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya)
Oleh Taopik Rahman
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pondasi dalam pendidikan. Hal ini karena anak usia dini merupakan masa emas perkembangan anak. Dalam hal ini pendidikan anak usia dini dirancang untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak, pembentukan perilaku, dan pengembangan kemampuan dasar. Pendekatan BCCT atau yang biasa disebut sentra dan lingkaran dianggap mampu mengoptimalkan potensi kecerdasan anak melalui bermain. Penelitian ini dilakukan di RA Al - Muttaqin Tasikmalaya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran implementasi pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak. Lebih khusus ditujukan untuk menemukan dan mengungkap informasi empiris mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dengan pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini terkait perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan program tahunan, program semester, rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH). Pada rencana kegiatan harian (RKH) terdapat empat jenis pijakan dalam kegiatan inti sesuai pedoman Depdiknas meliputi meliputi pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main dan pijakan setelah main. Adapun komponen kegiatan harian mencakup hari/tanggal, nilai karakter dan kewirausahaan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar, penilaian perkembangan anak didik. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pembukaan (pijakan lingkungan main, ikrar, motorik kasar), kegiatan inti (pijakan sebelum main, pijakan selama main, pijakan setelah main); makan bekal bersama dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan BCCT dapat mengembangkan kecerdasan jamak yang berpusat pada berbagai sentra yaitu sentra imtaq mengembangkan kecerdasan interpersonal, kinestetis jasmani, intrapersonal; sentra seni mengembangkan kecerdasan musikal, spasial , interpersonal; sentra persiapan mengembangkan kecerdasan matematis logis, linguistik, spasial; sentra bahan alam mengembangkan kecerdasan naturalis, spasial, kinestetis, intrapersonal dan interpersonal; sentra rumah baca kecerdasan linguistik, spasial; sentra main peran kecerdasan linguistik, interpersonal, musik; dan sentra balok mengembangkan kecerdasan spasial.Penilaian pembelajaran dilakukan dengan pengamatan, percakapan/ dialog, pemeriksaan medis, penugasan, unjuk kerja dan dokumentasi hasil karya anak (portofolio).
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
APPROACH IN DEVELOPING MULTIPLE INTELLIGENCES IN EARLY CHILDHOOD development. In this case early childhood education to carry out the functions unleash the full potential of the child's intelligence, planting base value, and the development of basic skills. BCCT approach or commonly called the center and the circle is considered capable of optimizing the potential and intelligence of children through play. The research was conducted in RA Al - Muttaqin Tasikmalaya. This study was conducted to obtain an overview of the implementation of the BCCT approach in developing multiple intelligences. More specifically intended to find and uncover empirical information regarding the planning, implementation, and assessment of learning by BCCT approach in developing multiple intelligences. This study used a qualitative approach through the case study method. Data collection is done with observation techniques, interview, and studies documentation. The results of this study are compiled lesson plans and Syllabus includes the Annual Programme (Semester Program, Plan weekly activities, and plan daily activities). Learning plan includes an annual program planning, program the semester, plan weekly activities (RKM) and plan daily activities (RKH). On a daily activity plan (RKH) listed four types of scafolding in core activities include the Ministry of Education guidelines appropriate play environments scafolding, scafolding before the play, stepping over and scafolding play after play. The components of the daily activities include day / date, value and the entrepreneurial character, indicators, learning activities, tools or learning resources, assessment of students' progress. Implementation of environmental management includes learning games, children welcome, opening play, transitions, core activities, eating together, cover activity. Implementation of learning with BCCT approach to develop multiple intelligence based on various centers are centers IMTAQ develop interpersonal intelligence, Kinesthetic bodily, intrapersonal; center for arts develop musical, spatial, interpersonal; preparation centers develop logical mathematical intelligence, linguistic, spatial; centers of natural materials developed naturalist intelligence, spatial, kinesthetic, intrapersonal and interpersonal; centers read the linguistic, spatial; centers around the role of linguistic, interpersonal, musical, and centers develop spatial beam. Learning assessment was conducted on the observation, conversation / dialogue, medical examinations, assignments, performance and documentation of student work (portfolios).
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ...
BAB I PENDAHULUAN ……….…...………....…....
A. Latar Belakang Penelitian …..……...………….…………
B. Pertanyaan Penelitian ...………...……
C. Tujuan Penelitian ……….……...…………
D. Manfaat Penelitian ...……….……
E. Penjelasan Istilah ...………....……….……
F. Sistematika Penulisan...
BAB II KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDEKATAN BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME) DAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI ……...………....………..…….
A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ...………...………
B. Pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) ...
C. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……...………....……...
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...………...
B. Subjek Penelitian ...
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Teknik Pengumpulan Data ………...
E. Teknik Analisis Data ...
F. Langkah-langkah Penelitian ...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...………....……...
A.Hasil Penelitian ...………...……
1. Perencanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...
2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...
3. Penilaian Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...
B.Pembahasan Penelitian ……….………...
1. Perencanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...
2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...
3. Penilaian Pembelajaran dengan Pendekatan BCCT dalam
Mengembangkan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini ...
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...………....…
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Sejarah BCCT di Indonesia ...
Gambar Situasi Sosial Penelitian Kualitatif ...
Jenis Sentra di RA Al-Muttaqin ...
Profil Lembaga ...
Kurikulum RA ...
Program Tahunan Kelompok A ………..
Program Tahunan Kelompok B ………..
Program Semester I dan II ...
Silabus Pembelajaran ...
Rencana Kegiatan Harian ...
Format Jaring-jaring Tema ...
Guru sedang melakukan Circle Time ...
ZR memimpin Solat Berjamaah ……….
ZR bermain plastisin ………...
DZ bermain plastisin ………..
DZ menggambar angry bird ……….
ZR sedang menggambar ……….
DI sedang bermain dengan teman-temannya ………
DZ memimpin pembacaan teks Pancasila ………..
Permainan Angka dan Huruf di sentra persiapan ………...
ZR sedang bermain pasir di sentra bahan alam …………..
DI sedang melukis ………..
DZ selesai menyusun permainan kata ………
ZR sedang bermain peran ………...
ZR berinteraksi dengan temannya ………..
Fortofolio Hasil Karya Anak ………..
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Kecerdasan Jamak
(Multiple Intelligences) untuk Anak Usia Dini ...
Jadwal Kegiatan Sentra ………... 45
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (UU
No.20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1)
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pendidikan nasional
dalam upaya memberikan pondasi bagi anak untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi, sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No.20/2003
tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.
Penyelenggaraan PAUD pada jalur formal berbentuk Taman
Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat.
Penyelenggaraan PAUD jalur nonformal mencakup Kelompok Bermain
(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan bentuk lain yang sederajat.
Sedangkan penyelenggaraan PAUD pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
Data Direktorat Pembinaan PAUD (Dirjen PAUD, Nonformal dan
Informal, 2012: 1) menunjukkan bahwa pada awal tahun 2010 dari sekitar
28,9 juta anak, ternyata hanya 25,6 % atau 7,4 juta anak yang terpenuhi
kebutuhan pendidikannya. Ini menunjukkan bahwa sekitar 74,4 % atau 21,5
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
juta anak belum terpenuhi kebutuhan pendidikannya. Hal ini memerlukan
perhatian serius agar anak mendapatkan layanan yang optimal untuk
mengembangkan segala potensi dan kecerdasan yang dimiliki.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar
hal ini dikarenakan masa usia dini merupakan masa emas perkembangan
anak, yang apabila pada masa tersebut anak diberikan stimulasi yang tepat
akan menjadi modal penting bagi perkembangan anak di kemudian hari.
Dalam hal ini pendidikan anak usia dini paling tidak mengemban fungsi
melejitkan seluruh potensi kecerdasan anak, pengembangan perilaku, dan
pengembangan kemampuan dasar.
Berkaitan dengan kecerdasan anak, pembinaan pada masa anak usia
dini merupakan momentum yang tepat dalam meningkatkan kecerdasan itu
sendiri, sehingga dibutuhkan perhatian khusus dalam menyikapi masa usia
dini ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Nuryani (2012) bahwa
perkembangan kecerdasan pada masa usia dini mengalami peningkatan dari
50% menjadi 80 %.
Kecerdasan tidak bisa hanya diidentikan dengan IQ, namun ada
berbagai kecerdasan yang lainnya. Pandangan Howard Gardner (1983)
melalui teori kecerdasan jamak (multiple intelligences) menyatakan bahwa
kecerdasan meliputi delapan kemampuan intelektual. Kecerdasan itu meliputi
kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis logis, kecerdasan spasial,
kecerdasan kinestetis-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal,
kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Teori kecerdasan jamak
ini dikembangkan oleh Gardner berdasarkan pandangannya bahwa
kecerdasan pada saat sebelumnya hanya diukur dari segi logika dan
linguistik. Padahal, ada berbagai kecerdasan yang lain yang belum
diperhatikan.
Selanjutnya Howard Gardner (Rachmani, 2003: 4) menyatakan bahwa
kecerdasan tidak dipandang hanya berdasarkan pada skor standar semata,
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang terjadi dalam kehidupan individu; (2) kemampuan untuk menghasilkan
persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan; (3) Kemampuan untuk
menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.
Anak memiliki berbagai kecerdasan yang perlu dikembangkan. Hal ini
akan terwujud apabila lembaga formal termasuk didalamnya Raudhatul
Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK) memfasilitasi kebutuhan anak.
Sebagaimana dijelaskan oleh Thomas Armstrong (2002:17) bahwa setiap
orang sebenarnya memiliki kemampuan mengembangkan kedelapan
kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi yang memadai apabila ia
memperoleh cukup dukungan, pengayaan, dan pengajaran.
Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa pada umumnya
pembelajaran di RA yang berorientasi akademik, seperi membaca, menulis
dan berhitung (Depdiknas, 2007: 2). Pembelajarannya masih didominasi oleh
guru, monoton, dan kaku. Hal ini membuat anak merasa bosan dan
pembelajaran kurang bermakna serta berbagai kecerdasan anak tidak
berkembang. Kenyataan ini bertentangan dengan pendapat Mubiar Agustin
(2006: 29) bahwa sedemikian pentingnya bermain dalam kehidupan anak,
sehingga sebagian besar sepakat bahwa kegiatan belajar anak pada
hakikatnya adalah bermain.
Pada dasarnya pembelajaran di Raudhatul Athfal (RA) dilakukan
dengan bermain. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan esensial bagi
anak Raudhatul Athfal (RA). Melalui bermain anak akan dapat memuaskan
tuntutan dan perkembangan dimensi kognitif, motorik, bahasa, sosial
emosional, dan sikap hidup. Belajar sambil bermain atau bermain seraya
belajar memiliki kebermaknaan bagi anak. Hal ini sejalan dengan
disampaikan Berdekamp dan Rosegrant (Solehuddin dalam Agustin, 2008:
42) menyimpulkan bahwa kegiatan belajar sambil bermain yang akan
memberikan kebermaknaan bagi anak adalah hal-hal sebagai berikut
terlaksana: (1) anak merasa aman secara psikologis serta
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak
lainnya; (4) minat dan kebutuhan anak untuk mengetahui terpenuhinya dan;
(5) memperhatikan unsur variasi individual anak.
Menurut Hetherington dan Parke (Musfiroh, 2004: 34) bahwa bermain
berfungsi untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan
bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari sesuatu
dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pendekatan yang berprinsip pada kegiatan bermain adalah salah satunya
pendekatanBCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau pendekatan sentra
dan lingkaran. Pendekatan BCCT merupakan pendekatan pendidikan anak
usia dini yang dikembangkan oleh Creative Centre For Childhood Reseach
and Training (CCCRT) Florida, sebuah lembaga penyedia pelatihan dan
penelitian tentang perkembangan anak terkemuka di Amerika Serikat.
Pendekatan ini disusun berdasarkan hasil kajian teoretik dan pengalaman
empirik selama 30 tahun. Selain itu, metode yang dikembangkan sejak tahun
80 an ini bisa diterapkan pada anak normal maupun yang berkebutuhan
khusus.
Pendekatan BCCT atau yang biasa disebut sentra dan lingkaran adalah
pendekatan yang digunakan untuk mengoptimalkan potensi dan kecerdasan
anak melalui bermain. Bermain adalah aktivitas yang disukai anak dan
bersifat menyenangkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Solehuddin
(Agustin, 2008: 9) memandang bahwa pada intinya, bermain dapat dipandang
bahwa sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada
proses, memberi ganjaran pada anak secara instrinsik, menyenangkan, aktif
dan fleksibel. Semakin aktivitas tersebut memiliki ciri-ciri tersebut, berarti
aktivitas tersebut semakin merupakan bermain.
Parkhus (Masitoh, 2011: 8) mengungkapkan bahwa pendekatan BCCT
adalah kegiatan pengajaran yang disesuaikan dengan sifat dan keadaan
individu yang mempunyai tempat dan irama perkembangan yang berbeda
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bahwa pendekatan BCCT adalah pendekatan penyelenggaraan PAUD yang
berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra
main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan
(scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan
lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4)
pijakan setelah main.
Berkaitan dengan prinsip bermain di Raudhatul Athfal (RA), ada
fenomena yang berbeda di Raudathul Athfal Al-Muttaqien (RA Al-Muttaqin).
Lembaga pendidikan ini menyelenggarakan pembelajaran dengan prinsip
bermain melalui pendekatan BCCT. Adapun pembelajaran dengan pendekatan
BCCT di RA Al-Muttaqin dengan menggunakan berbagai sentra sebagai
pijakan untuk mendukung perkembangan anak. Raudhatul Athfal (RA)
Al-Muttaqin mempunyai 7 (tujuh) sentra yaitu sentra balok atau bangunan, sentra
main peran makro dan mikro, sentra alam, sentra persiapan, sentra seni, sentra
ibadah atau iman taqwa dan sentra rumah baca.
Pendekatan BCCT yang sudah dilaksanakan sejak tahun ajaran
2008/2009 diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kecerdasan jamak
(multiple intelligences). Hasil wawancara pada tanggal 16 Nopember 2012,
pukul 08.30 WIB dengan Wakasek Kurikulum yaitu Ibu Sri, S.Pd, peneliti
memperoleh informasi bahwa :
Raudhatul Athfal (RA) Al-Muttaqin menerapkan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) sejak tahun ajaran 2008/2009 sampai sekarang. Pembelajaran dengan sistem ini memberikan dampak positif yaitu anak lebih bersemangat ketika berada di sekolah dan dapat mengoptimalkan kecerdasan jamak masing-masing anak.
Mengingat pentingnya mengoptimalkan kecerdasan anak, maka
lembaga ini membuat terobosan yang inovatif dengan menerapkan pendekatan
BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil penelitian Lestari (2010) bahwa pendekatan Beyond Center and
Circle Time (BCCT) dapat merangsang potensi multiple intelligences anak
dengan melakukan kegiatan belajar sambil bermain di sentra-sentra
pembelajaran.
Adapun hasil penelitian Nuryani (2012) bahwa pendekatan BCCT dapat
mendorong anak untuk mengeksplorasi apa yang mereka temui dan dapat
menciptakan hal baru. Hal ini menjadikan proses pembelajaran
menyenangkan sehingga anak menghasilkan pengetahuan baru dan mampu
membantu menyelesaikan masalahnya.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti akan
memfokuskan kajian terhadap implementasi pendekatan BCCT (Beyond
Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak (Muliple
Intelligences) di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1.Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT (Beyond
Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak
(Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya? Dalam
penelitian ini meliputi:
a. Apa saja perangkat perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan
BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?
b. Bagaimana langkah-langkah dalam menyusun perencanaan
pembelajaran berdasarkan pendekatan BCCT di RA Al-Muttaqin Kota
Tasikmalaya?
2.Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT (Beyond
Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak
(Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya? Dalam
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Apa saja kecerdasan jamak yang muncul pada tiap sentra berdasarkan
pendekatan BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?
b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan pendekatan
BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?
3.Bagaimanakah penilaian pembelajaran dengan pedekatan BCCT (Beyond
Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan Jamak
(Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya? Dalam
penelitian ini meliputi:
a. Apa saja jenis penilaian dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan
BCCT di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?
b. Bagaimana cara menilai pembelajaran berdasarkan pendekatan BCCT di
RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
sejauhmana implementasi BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam
mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) di RA
Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hal tersebut dan mengacu kepada
fokus penelitian, tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengungkap
informasi secara empiris yaitu:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT
(Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan
Jamak (Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan pedekatan BCCT
(Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan
Jamak (Muliple Intelligences) di RA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.
3. Untuk mengetahui penilaian pembelajaran dengan pedekatan BCCT
(Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik
secara langsung meupun tidak langsung. Adapun manfaat yang dimaksud
adalah:
1. Manfaat Keilmuan
Secara keilmuan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
berupa pengembangan kecerdasan jamak (multiple intelligences) pada
anak usia dini melalui pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle
Time). Temuan-temuan penelitian juga dapat digunakan dalam
pengembangan teoritis, atau untuk mengkaji konsep baru dalam
pengembangan pembelajaran pendidikan anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan bahan masukan
berupa pengembangan kecerdasan jamak yang lebih spesifik berbasis
sentra kepada kepala sekolah dan guru Raudhatul Athfal (RA)
Al-Muttaqin dalam rangka peningkatan serta perbaikan pelayanan pendidikan.
E. Penjelasan Istilah
Penelitian ini memfokuskan kajian pada implementasi pendekatan
BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam mengembangkan kecerdasan
jamak (Multiple Intelligences) anak usia dini.
Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam dalam menafsirkan
konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan
istilah dalam penelitian ini.
1. Pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) adalah pendekatan
penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum
main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main.
2. Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) adalah kemampuan untuk
menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau
beberapa lingkungan budaya masyarakat.
a. Kecerdasan linguitik
Kecerdasan linguistic merupakan kemampuan menggunakan kata
secara efektif baik secara lisan maupun tulisan.
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
1) Menyukai pantun, puisi, dan permainan kata
2) Lebih menonjol dalam mebaca dan menulis
3) Menuturkan atau mengarang cerita
4) Memiliki kosakata yang lebih banyak dan luas dari anak seusianya
5) Mengeja kata-kata dengan mudah
b. Kecerdasan Matematis Logis
Kecerdasan matematis logis merupakan kemampuan menggunakan
angka secara baik dan melakukan penalaran yang benar.
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
1) Suka menyusun permainan yang sifatnya hierarki
2) Menjelaskan masalah dengan logis
3) Menyenangi pelajaran Matematika dan IPA
4) Suka bekerja dan bermain dengan angka
5) Menghitung secara cepat dan benar
c. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan ini merupakan kemampuan mempersepsi dunia
spasial-visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
1) Mudah memahami gambar dan ilustrasi daripada teks
2) Senang bermain teka-teki silang, “maze” dan kegiatan visual lainnya
3) Menonjol dalam mata pelajaran seni
4) Menggambar sesuatu yang mendekati atau persis dengan aslinya
5) Mudah membaca peta, grafik atau diagram
6) Memiliki kemampuan membanyangkan sesuatu dan melahirkan ide
secara visual
7) Peka terhadap warna dan tekstur
d. Kecerdasan Kinestetis jasmani
Kemampuan kinestetis jasmani ini merupakan keahlian
menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan
serta keterampilam menggunakan tangan untuk mencipta atau mengubah
sesuatu.
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
1) Unggul dalam olah raga
2) Sering terlibat dalam kegiatan fisik: permainan dan olahraga
3) Senang menyentuh barang-barang dan membongkar barang serta
mainan
4) Memiliki koordinasi tubuh yang baik, gerakan yang seimbang dan
cekatan
5) Cenderung suka bergerak, tidak bisa diam berlama-lama dan suka
meniru gerkana orang lain
6) Suka bekerja dengan tanah liat atau plastisin
e. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musical merupakan kemampuan menangani
bentuk-bentuk musical, dengan cara mepersepsi, membedakan, mebggubah dan
mengekspresikannya.
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2) Senang bernyanyi
3) Peka terhadap suara-suara di lingkungan sekitar
4) berprestasi dalam seni musik di sekolah
5) Mudah mengikuti irama suatu melodi
6) Memiliki suara yang bagus untuk bernyanyi
7) Senang belajar jika ada iringan music
f. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memersepsi dan
mebedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
1) Memiliki banyak teman
2) Tampak memiliki kemampuan memimpin
3) Mampu menjalin komunikasi dengan temannya
4) Kemampuan berempati pada teman-temannya
5) Tampak sangat mengenali lingkungannya
g. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan memahami diri
sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
Kecerdasan ini mempunyai indikator yaitu:
1) Memperlihatkan kemauan yangkeras dan sikap bebas
2) Pekerja keras dalam melakukan kegiatan
3) Mempunyai sikap mandiri
4) Mempunyai sikap realistis terhadap kelebihan dan kekurangan diri
sendiri
5) Terarah pada penciptaan tujuan
6) Mampu berekspresi dengan tepat
h. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis meupakan keahlian mengenali dan
mengategorikan flora dan fauna di lingkungan sekitar.
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1) Cenderung menyukai alam terbuka
2) Akrab dengan hewan peliharaan dan menghabiskan waktu dengan
tempat-tempat hewan
3) Menunjukan kesadaran ekologi yang tinggi
4) Gemar mengoleksi mainan hewan atau tumbuhan
5) Tidak takut menyentuh hewan
6) Memilki perhatian yang besar terhadap hewan dan tumbuhan
3. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 sampai dengan
6 tahun. Pada penelitian ini difokuskan pada usia 4 sampai 6 tahun di
Raudhatul Athfal (RA) Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari 5 (lima) bab. Bab
pertama yaitu pendahuluan berisi latar latar belakang penelitian, rumusan dan
pertanyaan penelitian, tujuan tenelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah
dan sistematika penulisan. Bab kedua yaitu membahas tentang konsep
pendidikan anak usia dini, pendekatan BCCT dan kecerdasan jamak. Bab
ketiga yaitu metode penelitian, bagian ini diuraikan tentang metode penelitian
yang dipakai, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, dan langkah-langkah penelitian. Bab keempat yaitu hasil
penelitian dan pembahasannya. Bab kelima terdiri dari simpulan dan
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi RA Al Muttaqin
Lokasi Raudhatul Athfal (RA) Al Muttaqin terletak di Jalan Sutisna
Senjaya No. 233 Kelurahan Cikalang Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya. Sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan Al-Muttaqin ini
mempunyai luas tanah 1.000 m2 yang dilengkapi dengan gedung permanen
sendiri dengan luas bangunan 485 m2 dan ruang belajar sebanyak 8 ruang
kelas serta alat-alat permainan.
2. Sejarah RA Al Muttaqin
Taman Kanak-kanak Islam atau Raudhatul Athfal (RA) Al
Muttaqin adalah salahsatu lembaga pendidikan islam swasta pra sekolah
dibawah yayasan Al Muttaqin yang berdiri pada tanggal 14 Agustus 1988,
sekaligus cikal bakal lembaga pendidikan tersebut.
Yayasan Al Muttaqin, saat ini memiliki 2 (dua) kampus yang
berlokasi di Jalan Sutisna Senjaya (Depan Rumah Hj. Siti Muniroh
Mahpud) yang ditempati oleh TK/ RA dan SD seluas kurang lebih 1
Hektar dan lokasi kedua di Jalan Jendral Ahmad Yani yang ditempati oleh
SMP dan SMA.
Sebelum resmi mengadakan TK/ RA, kegiatan yang secara rutin dilaksanakan adalah pengajian (Majelis Ta’lim) yang sampai sekarang masih dilaksanakan tiap hari sabtu sore diikuti oleh kurang lebih 750
ibu-ibu dan hari ahad pagi diikuti oleh kurang lebih 200 orang bapak-bapak
(Mengaji Kitab Jalalen) dan minggu malam diikuti oleh kurang lebih 200
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipelopori oleh seorang SGI Majalengka Bapak H. Anang Lukman yang
sekarang menjadi Wakil Ketua Yayasan Al Muttaqin ini.
Kegiatan ini bertempat di Mesjid Al Muttaqin bersebelahan dengan
sekolah TK/ RA Al Muttaqin wakaf dari Keluarga Besar Mayasari Bakti,
selain itu Yayasan Al Muttaqin juga mempunyai Panti Asuhan sebanyak
60 orang yang pengelolaannya dititipkan kepada Pondok Pesantren Subhanul Wathon yang dipimpin oleh KH. Ma’sum yang berlokasi di belakang Mesjid Al Muttaqin Tasikmalaya.
Yayasan Al Muttaqin setiap bulan Muharram mengadakan
Khitanan Massal sebanyak 200-300 orang yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Islam Tamansari Tasikmalaya yang didirikan oleh Yayasan Al
Muttaqin.
Kegiatan yang semula dimaksudkan sebagai upaya untuk
meningkatkan pemahaman ajaran islam dikalangan masyarakat umumnya
dan Keluarga Besar Mayasari Bakti khususnya ternyata telah mengilhami
berdirinya sekolah-sekolah dengan cakupan kegiatan dan jangkauan
sasaran yang lebih luas.
Langkah awal guna mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan
mendirikan Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal dengan terlebih dahulu menyekolahkan 2 guru (TK ke IGTKI Darul Mu’min Jakarta) kemudian pada tahun 1990 didirikan TKA/TPA pada sore harinya.
Nama Al Muttaqin diambil dari nama berdirinya Mesjid Al
Muttaqin (Merenovasi mesjid lama yang didirikan oleh Alm. H. Badrudin
ayahanda dari Hj. Siti Muniroh Mahpud) yang diresmikan oleh salah
seorang Ulama Besar dari Bandung Alm. KH. EZ Muttaqin, dan nama
inilah menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjalanan sejarah
Yayasan Al Muttaqin, dimana pada saat itu, Ibu Hj. Siti Muniroh setelah
resmi Yayasan Al Muttaqin berdiri, ia mengamalkan secara luas ajaran
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bersamaan dengan itu, maka dibentuklah Pengurus Al Muttaqin
yang bernotaris Suryana, SH tanggal 13 Oktober 1988 yang di ketuai oleh
beliau sendiri. Selanjutnya didirikanlah TK/ RA Al Muttaqin yang
menginduk pada Departemen Agama, karena pada waktu itu salah seorang
Pengurus Yayasan Al Muttaqin adalah pegawai Departemen Agama yaitu
Alm. Wasma Kusuma yang juga Ketua RW di Cicurug Bata Tasikmalaya.
Setelah berjalan kurang lebih 5 tahun, atas usulan dorongan orang
tua murid tentang kelanjutan pendidikan tersebut maka pada bulan Juni
1996 didirikanlah SD Al Mutaqin dengan memakai sistem Fullday School
yaitu belajar sepanjang hari dari pukul 07.30 s.d. 16.00 WIB.
Tahun 2000 didirikan sekolah lanjutan (SLTP) yang beralokasi di
Jl. Jend. Ahmad Yani dengan mesjid yang megah. Yang dinamai Mesjid
Sirojam Muniro sebagai kenang-kenangan dari nama pengelolaannya yang
juga memakai sistem Fullday School Tasikmalaya.
Sampai saat ini TK Al Muttaqin telah meluluskan alumni sebanyak
kurang lebih 1250 anak, 90% masuk SD Al-Muttaqin, sedangkan SD Al
Muttaqin pada tahun 2002 baru memilki alumni sebanyak 6000 orang dan
60% masuk SLTP Al Muttaqin Tasikmalaya.
3. Visi dan Misi
a. Visi : Membentuk generasi yang berakhlak mulia, cerdas, terampil,
modern, dan kreatif
b. Misi:
1) Membentuk pribadi yang cerdas, kreatif dan mandiri
2) Mewujudkan pengamalan agama dan pembiasaan
3) Mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas dan variatif
4) Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bekerja dengan ikhlas, professional dan mementingkan kepuasan
pelanggan.
d. Strategi
1) Menanamkan pembiasaan perilaku islami seluruh siswa-siswi dan
tenaga pendidik dan kependidikan
2) Membiasakan diri berperilaku mandiri, berani dan pandai
bersosialisasi
3) Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan
sarana prasarana, perbaikan metode dan strategi mengajar yang
variatif dan inovatif dengan sistem Beyond Centers and Circle
Time (BCCT)
4) Meningkatkan profesionalisasi guru dengan pendidikan dan
pelatihan baik internal maupun eksternal
B. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif menggunakan istilah subjek bukan populasi.
Spradley dalam Sugiyono (2010) mengatakan sebagai situasi sosial.
Situasi sosial ini terdiri dari tiga elemen yaitu tempat, orang, dan aktivitas.
Berikut gambar situasi sosial penelitian kualitatif.
Tempat
Orang Aktivitas
Gambar 3.1. Gambar Situasi Sosial Penelitian Kualitatif (Sugiyono, 2010 : 297)
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu, hasil kajian kualitatif tidak akan diberlakukan kepada
populasi, melainkan kepada tempat lain yang memiliki kesamaan situasi
sosial. Senada dengan pernyataan Sugiyono (2010 : 298) bahwa
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan kepada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan yang dipelajari. Sampel tidak dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian.
Pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel yang
bersifat nonprobability sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih dengan sampel. Tekniknya purposive
sampling yaitu subjek penelitian dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu dan lebih bersifat selektif dimana peneliti memilih narasumber
yang dianggap lebih dipercaya untuk menjadi sumber data yang tepat dan
berdasarkan pertimbangan untuk menemukan jawaban mengenai
implementasi pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam
mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) anak usia dini
di RA Al-Muttaqin. Maka yang menjadi subjek penelitiannya berjumlah
tujuh orang yaitu satu orang kepala sekolah, satu orang wakil kepala
sekolah, dua orang guru dan tiga orang anak.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode studi
kasus. Metode studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang digunakan
untuk menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata. Sebagaimana
dijelaskan Yin (2008) bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana
batas-batas antara antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan
deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu
dengan daerah atau subjek yang sempit.
Alasan pemilihan metode studi kasus ini adalah, pertama metode studi
kasus diawali dari fakta yang ada di lapangan untuk mengungkap pemahaman
tentang fenomena yang terjadi. Fenomena yang diungkap dan dipahami ini
adalah mengenai pembelajaran dengan pendekatan BCCT dalam
mengembangkan kecerdasan jamak di RA Al-Muttaqin. Kedua metode studi
kasus digunakan untuk memotret, mendeskripsikan, dan menganalisis proses
pembelajaran lebih mendalam.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang ada dalam penelitian kualitatif terdiri dari catatan-catatan
hasil observasi secara langsung, wawancara, dan studi dokumentasi dengan
tujuan menganalisis perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran di RA
Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya.
Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini
yaitu:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati dan mencatat dengan cermat
pelaksanaan pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam
mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences). Observasi
dilakukan kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan siswa untuk
mengetahui pengembangan kecerdasan jamak dengan menggunakan
instrumen yang dikonstruk oleh Mubiar Agustin (2010) dengan
persetujuan pembuat.
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data secara lisan
dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang akan diteliti dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Wawancara yang digunakan adaah wawancara tidak
terstruktur. Wawancara ini juga dilakukan kepada guru untuk mengetahui
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta hambatan dalam
melaksanakan pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam
mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences).
c. Studi dokumentasi
Dokumen yang akan digunakan bertujuan untuk memperoleh data-data
yang diperlukan seperti dokumen tertulis, foto dan rekaman dalam
implementasi pendekatan BCCT (Beyond Center and Circle Time) dalam
mengembangkan kecerdasan jamak (Multiple Intelligences).
Pada penelitian kualitatif, instrument penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Nasution (1988) dalam Sugiyono (2010: 306) menyatakan bahwa
dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus, prosedur,
hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak
dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih
perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak
pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri
sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. (Sugiyono, 2010 : 306)
Untuk menunjang keakuratan data penelitian, maka peneliti merinci
aspek-aspek yang diteliti sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Pengembangan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) untuk Anak Usia Dini
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Aspek Indikator
Kecerdasan
Linguistik
Selalu terlihat gembira ketika bermain dengan alat
permainan bahasa
Selalu ingin yang pertama bila guru mengetengahkan
kegiatan dengan permainan kata
Mengajukan keinginan untuk bermain dengan
menggunakan kata-kata
Menunjukan minat yang tinggi terhadap cerita dalam
buku
Mampu menceritakan kembali suatu cerita dengan benar
Senang bercerita pada teman/ orang lain tentang sesuatu
peristiwa
Menyukai permainan kata
Menunjukan sikap yang antusias ketika dibacakan cerita
oeh guru di kelas
Memiliki kosakata yang banyak untuk anak seusianya
Mampu berkomunikasi dengan orang lain secara verbal
Mampu menyebutkan kata-kata yang sulit diucapkan
(mis: syarat, abstrak dll)
Banyak bertanya tentang cara kerja suatu hal
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kecerdasan
Matematis-Logis
Menunjukan minat yang tinggi terhadap permainan
dengan bentuk membuat kategori, hierarki, atau pola logis
lain
Mampu menyampaikan pendapat dengan konsep yang
jelas
Menunjukan minat yang tinggi terhadap permainan yang
menggunakan angka-angka
Mampu bertahan lama dalam kegiatan yang melibatkan
angka-angka
Cepat memahammi aturan permainan yang berkaitan
dengan angka-angka
Mudah menghitung angka-angka lewat permainan
Menunjukan minat pada kegiatan yang berhubungan
dengan bahan alam
Mampu bertahan lama dalam kegiatan yang berhubungan
dengan bahan alam
Kecerdasan Spasial Dapat menunjukan bayangan visual dengan jelas
Tekun dalam kegiatan puzzle atau maze (mencari jejak)
Menunjukan semangat yang tinggi dalam kegiatan
pengembangan seni
Pandai menggambar yang terkadang mendekati/ persis
aslinya
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu cerita
Mudah membedakan jenis-jenis tekstur
Mampu menyebutkan jenis jenis warna dengan benar
Suka mengerjakan puzzle, labirin atau kegiatan visual
lainnya
Dapat membangun konstruksi tiga dimensi yang menarik
(misalnya bangunan LEGO)
Menunjukan sikap antusias ketika guru menjelaskan
sesuatu dengan media gambar
Sering membuat gambar-gambar di buku atau kertas
Mampu bertahan lama dalam kegiatan-kegiatan yang
menggunakan media gambar
Kecerdasan
Kinestetis-Jasmani Menunjukan kemampuan dalam bidang fisik/ olahraga
Sangat suka bergerak, tidak bisa diam, mengetuk-ngetuk
atau gelisah ketika duduk lama di suatu tempat
Menunjukan minat yang tinggi terhadap permainan yang
melibatkan aktifitas fisik motorik
Tekun dalam membongkar pasang barang/ mainan yang
konstruktif
Suka berlari, melompat, gulat atau kegiatan semacam
Memiliki koordinasi motorik halus yang baik dalam
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pandai meniru gerakan isyarat atau tingkah laku orang
lain
Suka bekerja dengan tanah liat/ plastisin atau pengalaman
yang melibatkan sentuhan tangan lain
Senang menghabiskan waktu luang dengan beraktivitas di
ruang terbuka
Kecerdasan
Musikal Dapat menunjukan nada lagu yang salah
Sering bersenandung ketika sedang melakukan/
mengerjakan sesuatu
Peka terhadap bunyi-bunyian semisal rintik hujan diatas
genting
Menunjukan minat yang tinggi ketika diperdengarkan
suara musik dalam suatu kegiatan
Senang memainkan alat music
Sering menyanyikan lagu-lagu yang telah dikuasainya
Mengetuk-ngetuk meja saat mengerjakan sesuatu/ belajar
Memiliki suara yang merdu
Bersemangat ketika musik dimainkan
Cepat menghafal lagu-lagu baru
Senang bernyanyi baik individual atau kelompok
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Interpersonal
Berbakat menjadi pemimpin
Memberi saran kepada teman-temannya yang mempunyai
masalah
Suka bergaul/ berteman
Mempunyai dua atau lebih teman dekat
Memiliki empati atau perhatian yang baik kepada orang
lain
Banyak disukai teman
Mudah beradaptasi terhadap lingkungan yang ramai
dengan orang-orang
Sering bermain ke rumah teman
Menyukai kegiatan bermain yang melibatkan orang lain
Kecerdasan
Intrapersonal
Menunjukan sikap mandiri atau kemauan yang cukup
keras
Menunjukan sikap pantang menyerah terhadap sesuatu
yang belum berhasil
Tidak mudah menangis apabila belum berhasil dalam
mengerjakan sesuatu
Tidak bergantung pada orang lain dalam mengerjakan
sesuatu
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sesuatu yang disenangi
Mampu menyebutkan apa yang akan dilakukan esok hari
Mampu menunjukan suasana hati dengan baik
Menujukan sikap percaya pada diri sendiri
Tidak mengalami masalah jika ditinggalkan bermain atau
belajar sendirian
Menunjukan sikap yang konsisten walaupun harus
mengerjakan sesuatu sendiri
Kecerdasan
Naturalis
Berbicara/ bercerita banyak tentang binatang kesayangan
atau lokasi alam yang favorit
Menunjukan minat yang tinggi terhadap cerita-cerita
kealaman atau kehidupan binatang
Dapat menunjukan gambar-gambar gunung, danau ,
lautan atau hutan
Bersemangat ketika aktivitas menyiram tanaman
Dapat menceritakan kembali cerita yang berkaitan dengan
flora dan fauna
Menunjukan sikap menyayangi hewan peliharaan
Menunjukan minat yang tinggi terhadap gambar-gambar
binatang
Tidak menunjukan sikap takut terhadap binatang
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kelas
Menasihati teman yang berperilaku negative terhadap
hewan dan alam
Mampu menegur teman lain yang menunjukan sikap tidak
menyukai/ melukai binatang
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data berpedoman pada model yang disampaikan oleh
Nasution (1988:128) yang berpendapat bahwa ‘analisis data meliputi kegiatan
atau langkah-langkah yaitu reduksi data, display data, mengambil kesimpulan atau verifikasi’.
Adapun tahapan analisis data selama proses dilapangan bersamaan dengan
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Display Data
Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah
mendisplay data atau menyajikan data. Menurut Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2005: 95) bahwa dalam penelitian kualitatif penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya.
3. Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusion/ Verification)
Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Maka dari ketiga tahapan kegiatan analisis data yang dikemukakan
diatas, adalah saling berhubungan satu sama lainnya dan berlangsung
secara kontinu selama penelitian.
F. Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Tahap Pra Lapangan
a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan yang dijadikan dasar dalam
menentukan fokus penelitian
b. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi
awal dan merumuskan masalah.
c. Berangkat dari rumusan masalah, peneliti menentukan dan menyusun
instrument
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Peneliti memasuki situasi sosial untuk memperoleh data melalui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi
b. Peneliti akan mereduksi seluruh data yang didapat dari penelitian yang
telah dilakukan untuk kemudian dilakukan analisis dan penarikan
kesimpulan.
c. Mengadakan triangulasi data yang bertujuan untuk membandingkan
tingkat kesahihan data dengan keadaan sebenarnya.
3. Tahap Pelaporan
Setelah data terkumpul peneliti mengolah data dan informasi yang
didapat sehingga menjadi sebuah data yang koheren untuk kemudian
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan BCCT (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan temuan dan analisis hasil penelitian mengenai implementasi
pendekatan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dalam mengembangkan
kecerdasan jamak (Multiple Intelligences) di RA Al-Muttaqin, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan program tahunan, program
semester, rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH).
Ada perbedaan pada rencana kegiatan harian (RKH) yaitu tercantum empat jenis
pijakan dalam kegiatan inti terdiri dari pijakan lingkungan main, pijakan sebelum
main, pijakan selama main dan pijakan setelah main. Adapun komponen kegiatan
harian mencakup hari/ tanggal, nilai karakter dan kewirausahaan, indikator,
kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar, penilaian perkembangan anak
didik.
2. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pembukaan (pijakan lingkungan
main, ikrar, motorik kasar), kegiatan inti (pijakan sebelum main, pijakan selama
main, pijakan setelah main); makan bekal bersama dan penutup. Pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan BCCT dapat mengembangkan kecerdasan jamak
yang berpusat pada berbagai sentra yaitu sentra imtaq mengembangkan
kecerdasan interpersonal, kinestetis jasmani, intrapersonal; sentra seni
mengembangkan kecerdasan musikal, spasial , interpersonal; sentra persiapan
mengembangkan kecerdasan matematis logis, linguistik, spasial; sentra bahan
alam mengembangkan kecerdasan naturalis, spasial, kinestetis, intrapersonal dan
interpersonal; sentra rumah baca kecerdasan linguistik, spasial; sentra main peran
kecerdasan linguistik, interpersonal, musik; dan sentra balok mengembangkan
kecerdasan spasial.
3. Penilaian pembelajaran yang dilakukan meliputi pengamatan, percakapan/ dialog,
pemeriksaan medis, penugasan, unjuk kerja dan dokumentasi hasil karya anak
Taopik Rahman, 2013
Implementasi Pendekatan Bcct (Beyond Centers And Circle Time) Dalam Mengembangkan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) Anak Usia Dini (Studi Kasus di Raudathul Athfal (RA) AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/ 2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Rekomendasi
Merujuk pada hasil temuan dan analisis penelitian terhadap implementasi
pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak, maka peneliti
memberikan rekomendasi yang ditujukan untuk: (1) sekolah; (2) guru; dan (3)
peneliti selanjutnya.
1.Bagi Sekolah
a. Memberikan dukungan dan motivasi bagi guru dan anak dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan BCCT agar berjalan dengan optimal.
b. Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan secara
menyeluruh dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya.
c. Memfasilitasi para guru dengan berbagai sumber rujukan dalam rangka
meningkatkan wawasan keilmuannya.
2.Bagi Guru
a. Memfasilitasi anak dalam berbagai aktivitas terutama dalam mengembangkan
kecerdasan jamak.
b. Melakukan aktualisasi diri dalam melayani pendidikan anak melalui
pendekatan BCCT dalam mengembangkan kecerdasan jamak baik secara teori
maupun praktek.
c. Memfasilitasi anak dengan memanfaatkan alat peraga edukatif yang murah
dan ramah lingkungan guna mendukung terlaksananya pendekatan BCCT
dalam mengembangkan kecerdasan jamak
3.Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan BCCT dalam
mengembangkan kecerdasan jamak, maka dapat melakukan penelitian dengan