• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA KERUPUK ACI DI KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA KERUPUK ACI DI KABUPATEN SUBANG."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

No. Daftar/FPEB/370/UN.40.7.D1/LT 2013

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERILAKU

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA

KERUPUK ACI DI KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomj

Oleh

RISNA KHOERUN NISAA 0906244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

RISNA KHOERUN NISAA

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA KERUPUK ACI

DI KABUPATEN SUBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002

Pembimbing II

Leni Permana., S.Pd. NIP. 19760318 200112 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(3)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

NIP. 19610420 198703 1 002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kerupuk Aci di Kabupaten Subang” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Modal Kerja dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kerupuk Aci di Kabupaten Subang

Oleh

Risna Khoerun Nisaa

Penelitian ini dilakukan karena pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kecamatan Purwadadi. Kabupaten Subang mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan pengaruh dari variabel modal kerja dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah para pengusaha kerupuk aci di Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang sebanyak 52 orang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey dan eksplanatori yang bertujuan untuk menggambarkan modal kerja, perilaku kewirausahaan dan pendapatan, juga bertujuan mengetahui hubungan antara modal kerja dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan, dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik analisisnya menggunakan regresi linier berganda, sedangkan dalam analisis data menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan bahwa secara parsial variabel modal kerja dan perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan. Artinya bahwa semakin besar modal kerja maka semakin besar pula pendapatan yang diterima. Dan semakin tinggi perilaku kewirausahaan seorang pengusaha, maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh. Sehingga pengusaha harus menambah modal kerja yang dimiliki dan meningkatkan perilaku kewirausahaan.

(5)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

Pengaruh Modal Kerja dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kerupuk Aci ABSTRACT

Effect of Working Capital and Entrepreneurship Behaviour to Aci Crackers

Business owner’s Income in Subang

By

Risna Khoerun Nisaa

This research was conducted as less income of aci crackers business owners in the Purwadadi. It decreases gradually. The purpose of this study is to know the description and the influence of variable working capital and entrepreneurial behavior on income. Subject of this research are 52 aci crackers business owners in Purwadadi, Subang.

The methods used in this research are survey and explanatory. It aimed to describe working capital, entrepreneurial behavior and income. It also aims to investigate the relationship between working capital and entrepreneurial behavior on income. The question naire was use dasa data collection tool and multiple linear regression was used as technique analysis, where asto analize the data it used SPSS 17 for Windows.

Based on there search results, it’s found that in partial analysis, working capital and entrepreneurial behavior has a positive effecton income. It means that the larger the working capital used the greater the income received and the higher entrepreneurial behavior reached the higher the income received. So the business owners should increase the working capital and increase entrepreneurial behavior to get the income increase.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8

1.3.1 Tujuan Penelitian 7

1.3.2 Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

9

2.1 Kajian Teori 9

2.1.1 Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 9 2.1.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 9 2.1.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 11

2.1.2 Struktur Pasar 13

2.1.3 Pendapatan 17

2.1.3.1 Konsep Pendapatan 17

2.1.3.2 Upaya-Upaya Meningkatkan Pendapatan 19

2.1.4 Modal kerja 20

2.1.4.1 Konsep Modal Kerja 20

2.1.4.2 Sumber Modal Kerja 23

2.1.4.3 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan 24

2.1.5 Perilaku Kewirausahaan 25

2.1.5.1 Konsep Perilaku Kewirausahaan 26

(7)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

2.1.5.3 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan

29 2.1.5.4 Upaya-Upaya Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan 30

2.2 Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian 32

2.3. Kerangka Pemikiran 34

2.4 Hipotesis 38

BAB III METODE PENELITIAN 39

3.1 Objek penelitian 39

3.2 Metode penelitian 39

3.3 Populasi dan Sampel 39

3.3.1 Populasi 39

3.3.2 Sampel 39

3.4 Operasional Variabel 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data 44

3.6 Instrumen Penelitian 44

3.7 Uji Instrumen Penelitian 45

3.7.1 Validitas 46

3.7.2 Reliabilitas 47

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 49

3.8.1 Teknik Analisis Data 49

3.8.2 Pengujian Hipotesis 50

3.8.2.1 Uji t (Uji Parsial) 50

3.8.2.2 Uji F (Uji Simultan) 51

3.8.2.3 Uji R2 51

3.8.3 Uji Asumsi Klasik 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56

4.1 Hasil penelitian 56

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 56

4.1.2 Gambaran Umum Responden 57

4.1.2.1 Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 57 4.1.2.2 Penyebaran Responden Berdasarkan Usia 58 4.1.2.3 Penyebaran Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

(8)

4.1.2.4 Penyebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha

61 4.1.2.5 Penyebaran Responden Berdasarkan Tenaga Kerja 63

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian 64

4.1.3.1 Variabel Pendapatan 64

4.1.3.2 Variabel Modal Kerja 65

4.1.3.3 Variabel Perilaku Kewirausahaan 66

4.1.4 Hasil Analisis Data 78

4.1.5 Pengujian Asumsi Klasik 79

4.1.5.1 Multikolonieritas 79

4.1.5.2 Heteroskedastisitas 80

4.1.5.3 Autokorelasi 81

4.1.6 Pengujian Hipotesis 81

4.1.6.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (uji t) 82 4.1.6.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (uji F) 82 4.1.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) 83

4.2 Pembahasan 83

4.3 Implikasi pendidikan 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 91

5.1 Kesimpulan 91

5.2 Saran 91

(9)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil. (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM).

Keberadaan usaha kecil di Indonesia tidak bisa dipungkiri sangat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Telah kita ketahui, Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian. Pada saat itu banyak usaha besar yang kolaps bahkan bangkrut. Sedangkan UMKM tetap bisa bertahan bahkan bisa menembus pasar yang selama ini dikuasai perusahaan besar.

Peran UMKM dalam membantu perekonomian tidak hanya dirasakan di Indonesia, namun juga diberbagai Negara seperti yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan (2009:1) yaitu:

“Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di Negara maju. Di Negara maju, UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar, seperti halnya di Negara sedang berkembang, tetapi juga banyak kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.”

(10)

perekonomian nasional. Sumbangannya dalam berbagai sektor pembangunan nasional adalah wujud nyata yang tidak perlu disangsikan lagi, seperti banyak menyerap tenaga kerja, memperluas lapangan kerja dan kontribusinya terhadap pendapatan daerah.

Saat ini, jumlah usaha kecil banyak dan tersebar luas diseluruh wilayah tanah air yang disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini juga semakin berkembang karena turut didukungnya usaha ini oleh pemerintah. Begitu pula dengan Kabupaten Subang, industri kecil yang ada di Kabupaten ini mampu berkembang setiap tahun dan memberikan kontribusi yang cukup besar. Adapun perkembangan Industri kecil di Kabupaten Subang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

Perkembangan Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Kecil di Kabupaten Subang

Tahun 2008-2012

Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja

(orang)

Nilai Investasi (Rp.000)

2008 5.871 14.311 10.085.325

2009 5.910 14.519 10.173.850

2010 6.297 15.421 11.965.052

2011 6.471 16.186 12.250.294

2012 6.563 16.708 11.983.976

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Subang, Data Diolah

(11)

3

Risna Khoerun Nisaa, 2013

2008, jumlah tenaga kerja pada industri kecil ini sebanyak 14.311 orang dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga pada tahun 2012, jumlah tenaga kerja pada industri kecil ini sebanyak 16.708 orang atau bertambah 522 orang dari tahun sebelumnya. Tenaga kerja ini tersebar diberbagai jenis Industri kecil termasuk industri kerupuk aci didalamnya.

Keberadaan industri kecil di Kabupaten Subang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya, industri kecil di Kabupaten Subang ini terbagi kedalam 5 jenis diantaranya industri kimia, pangan, non pangan, hasil hutan dan industri logam mesin dan elektronika. Diantara kelima industri tersebut, industri pangan adalah salah satu industri yang terbukti mampu berkembang dengan pesat dan memberikan banyak kontribusi diantaranya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Diantara produk pangan tersebut, terdapat 19 produk pangan unggulan di Kabupaten Subang. Kerupuk aci adalah salah satu dari ke-19 produk pangan unggulan tersebut. Kerupuk aci ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Selain itu, kerupuk aci ini juga sudah memiliki segmen pasar yang cukup luas, diantaranya dipasarkan di daerah, Bandung, Purwakarta, Cirebon, dan daerah Jawa Barat lainnya. Selain itu kerupuk aci ini juga dipasarkan diluar Jawa Barat bahkan hingga keluar Pulau Jawa misalnya di kota-kota yang ada di Pulau Sumatera seperti Palembang.

Berikut ini adalah data produk pangan unggulan industri kecil menengah (IKM) di Kabupaten Subang. Berikut disajikan tabelnya :

Tabel 1.2

(12)

4 Makanan Sejenis Keripik 47 155 30,000 130,000 48,000

5 Kue Basah 90 180 113,800 810,000 407,280

6 Dodol Nanas 35 140 70,000 377,500 262,500

7 Tempe 194 397 928,318 1,908,790 1,504,728

8 Tahu 90 310 752,275 5,889,005 3,533,390

9 Oncom 30 60 175,000 540,000 296,980

10 Ikan Asin 101 404 143,160 1,086,400 494,150

11 Pemindangan 196 526 98,000 2,116,900 1,002,370

12 Terasi 53 131 79,500 954,000 524,700

13 Kacang Bali 7 59 42,000 925,000 277,500

14 Gula Aren 848 1,097 144,340 2,118,738 1,007,724

15 Aci Aren 3 30 75,000 210,000 105,000

16 Kue Kering 20 50 100,000 491,260 270,190

17 Mie Aci 4 40 20,000 190,000 115,200

18 Aci Tapioka 7 14 35,000 110,700 77,557

19 Tape Ketan 80 160 20,500 37,500 27,500

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Subang

Berdasarkan tabel 1.2, dapat kita lihat bahwa industri kerupuk aci ini termasuk kedalam salah satu produk pangan unggulan di Kabupaten Subang yang memiliki nilai investasi mencapai sebesar Rp.543,792.000. Nilai investasi ini berada pada urutan ketiga setelah tempe dan tahu. Selain itu, industri kerupuk aci ini juga mampu menyerap tenaga kerja cukup banyak. Penyerapan tenaga kerja ini merupakan terbanyak ke-4 dalam produk pangan unggulan setelah gula aren sebanyak 1.097 orang, opak/rangginang sebanyak 560 orang, pemindangan sebanyak 526 orang dan kemudian kerupuk aci sebanyak 440 orang. Di Kabupaten Subang sendiri, pembuatan kerupuk aci ini berpusat di Kecamatan Purwadadi dan tersebar di lima Desa, yaitu di Desa Purwadadi, Purwadadi Barat, Purwadadi Timur, Blendung dan Pasirbungur.

(13)

5

Risna Khoerun Nisaa, 2013

dasarnya tujuan dari para pengusaha ini adalah untuk mendapatkan pendapatan dari usaha yang dijalankannya. Namun, apabila pendapatan yang diperoleh terus mengalami penurunan sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan mengalami peningkatan atau tetap, maka hal ini akan memberikan dampak yang buruk bagi pengusaha. Dengan biaya yang besar dan pendapatan yang tidak sebanding, maka para pengusaha akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya dan pada akhirnya menutup usahanya.

Bagi pengusaha, pendapatan merupakan hal yang sangat penting. Karena memperoleh pendapatan merupakan tujuan dari setiap pengusaha. Oleh karena itu, masalah pendapatan ini sangat penting untuk diperhatikan, agar masalah yang menjadi penyebab menurunnya pendapatan ini dapat dicari solusinya dan para pengusaha sejahtera dengan pendapatan yang diperolehnya.

Di Kabupaten Subang sendiri, pendapatan pengusaha kerupuk aci ini mengalami penurunan selama kurang lebih 7 bulan terakhir. Penurunan pendapatan yang tidak disertai dengan penurunan biaya produksi jelas membuat pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang ini mengalami kerugian. Melalui data yang diperoleh dari 10 perusahaan kerupuk aci yang ada di Kabupaten Subang pada bulan Juni sampai Desember 2012, terlihat adanya penurunan pendapatan para pengusaha kerupuk aci tersebut. Berikut disajikan tabelnya :

Tabel 1.3 Pendapatan Rata-Rata Pengusaha Industri Kerupuk Aci

(Periode Juni-Desember 2012)

Bulan Rata-Rata Pendapatan/Bulan

(Rupiah)

Pertumbuhan (%)

Juni 4,410,000.00 -

Juli 4,300,000.00 - 2,49

Agustus 4,185,000.00 -2,67

September 4,095,000.00 -2,15

Oktober 4,090,000.00 -0,12

November 3,870,000.00 -5,38

(14)

Sumber : Angket prapenelitian, Data diolah

Berdasarkan tabel 1.3 diatas, terlihat bahwa pendapatan pengusaha kerupuk aci mengalami penurunan selama periode Juni sampai Desember 2012. Mulai dari bulan Juli, pengusaha kerupuk aci mengalami penurunan pendapatan sebesar 2,49% yaitu dari Rp.4.410.000 turun menjadi Rp.4.300.000. Dengan penurunan pendapatan terbesar terjadi pada bulan Desember, yaitu turun sebesar 7,62%. Diduga penurunan pendapatan terjadi karena pengusaha kerupuk aci ini tidak memproduksi kerupuk aci dalam jumlah yang besar, karena terbatasnya modal kerja yang mereka miliki. Dengan terbatasnya modal, akhirnya produk yang diproduksi menjadi minim.

Dari hasil prapenelitian, menurut beberapa pengusaha penurunan pendapatan ini disebabkan oleh minimnya modal yang dimiliki oleh pengusaha, dengan modal yang terbatas, pengusaha tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Selain itu, penurunan pendapatan juga disebabkan oleh faktor persaingan pasar yang cukup ketat.

Persaingan yang terjadi dipasar membuat pengusaha kerupuk aci ini harus pandai dalam mencari peluang penjualan, serta menuntut pengusaha untuk lebih kreatif dan inovatif lagi. Disinilah pengusaha harus mulai membangun jiwa kewirausahaannya. Menurut Suryana (2006:2) Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sikap dan perilaku kewirausahaan ini dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya penuh rasa percaya diri, memiliki jiwa kepemimpinan dan berani mengambil resiko. Sementara itu inti dari kewirausahaan menurut Drucker dalam Suryana (2006:2) adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.

(15)

7

Risna Khoerun Nisaa, 2013

mempengaruhi pendapatan pengusaha, karena apabila seorang pengusaha memiliki jiwa wirausaha, maka ia akan mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dari produk yang dijualnya. Kemudian faktor lain yang tidak bisa dihindarkan adalah faktor promosi dan kelincahan dari pengusaha itu sendiri.

Tidak bisa dipungkiri bahwa industri kerupuk aci ini telah banyak memberikan kontribusi, baik bagi pengusahanya sendiri ataupun bagi tenaga kerjanya. Khususnya bagi masyakarat di Kabupaten Subang. Keberadaan industri ini telah mampu memberikan pendapatan sekaligus merupakan lapangan usaha bagi para pekerja. Apabila masalah penurunan pendapatan ini terus dibiarkan, maka lambat laun industri ini akan mengalami kemerosotan pendapatan dan berakhir pada kebangkrutan. Hal ini jelas merugikan pengusaha kerupuk aci serta tenaga kerjanya pun akan kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, penurunan pendapatan ini harus dapat ditemukan solusinya demi menjaga kelangsungan usaha para pengusaha kerupuk aci.

Berpijak dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik dan perlu untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang ini. Oleh sebab itu penulis mengangkat judul “Pengaruh Modal Kerja dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Pengusaha Kerupuk Aci di Kabupaten Subang”.

1.2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang, maka penulis mengidentifikasi dan membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum modal kerja, perilaku kewirausahaan dan pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang?

2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan pengusaha?

3. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha?

(16)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui gambaran umum modal kerja, perilaku kewirausahaan dan pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang.

2. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan pengusaha. 3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan

pengusaha.

4. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha.

1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat bagi perkembangan ilmu ekonomi, khususnya ekonomi mikro dalam memberikan gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan pada usaha kecil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan.

b. Bagi pemerintah daerah, dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk lebih mendorong usaha mikro, kecil dan menengah.

(17)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah produksi kerupuk aci dengan variabel penelitiannya yaitu modal kerja dan perilaku kewirausahaan. Penelitian ini dilakukan pada pengusaha kerupuk aci yang ada di Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dan explanatory. Survai adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel. (Kerlinger dalam Riduwan, 2011:49). Atau dengan kata lain, penelitian survai adalah penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sedangkan explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui hipotesa.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha kerupuk aci di Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang yang berjumlah 110 orang (laporan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Subang Tahun 2012).

3.3.2. Sampel

(18)

2,1

untuk diteliti, dan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

(Riduwan, 2011:65)

Dimana: n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan

Sehingga, jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus tersebut adalah:

1

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 52 pengusaha sebagai sampel.

Metode penarikan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel wilayah atau area probability sample. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi (Suharsimi Arikunto, 2010:182).

Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

 Mendata seluruh pengusaha kerupuk aci yang menjadi unit analisis.

 Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing daerah sebagai berikut:

(Riduwan, 2011 :66)

\

(19)

41

Risna Khoerun Nisaa, 2013

Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya. Ni = Jumlah populasi menurut stratum. ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Dalam penarikan sampel pengusaha dilakukan secara proporsional, yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.1.

Sampel Pengusaha Kerupuk Aci

No Desa Jumlah

Pengusaha Sampel Pengusaha

1. Purwadadi 25 ni =110

25

X 52

= 12

2. Pasirbungur 20 ni =110

20

X 52

= 9

3. Purwadadi Timur 18 ni =110

18

X 52

= 9

4. Purwadadi Barat 28 ni =110

28

X 52

= 13

5. Blendung 19 ni =110

19

X 52

= 9

(20)

3.5. Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Indikator Sumber Data

Variabel Depedent kerupuk aci dalam 7 bulan terakhir yang dinyatakan dalam rupiah. Yang dihitung melalui :

- Harga kerupuk aci

perbal

- Banyaknya output yang

dijual perbal/bulan.

1. Pembelian bahan baku

seperti aci, bumbu dapur, kayu, plastik)

2. Pembayaran upah tenaga

kerja

Jawaban responden mengenai modal kerja yang diukur dengan :

1. Dana untuk yang baru dan berbeda melalui pemikiran menunjukan jiwa, sikap dan perilaku kewirausahaan meliputi:

1. Memiliki kreativitas

tinggi, dengan indikator:

- Pandai mencari peluang

(21)

43

Risna Khoerun Nisaa, 2013

jenis/macam barang yang dihasilkan

- Memberikan pelayanan

yang lebih baik dari pengusaha lain

2. Tindakan inovatif,

dengan indikator:

- Menciptakan barang

dari ide yang dimiliki

- Selalu mewujudkan

(22)

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara, diantaranya dengan :

a. Angket

Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

b. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan dokumen-dokumen yang sudah ada serta berhubungan dnegan variabel penelitian, tujuan digunakannya teknik studi documenter ini adalah untuk meneliti, mengkaji dan menganalisa dokumen-dokumen yang ada dan berkaitan dengan penelitian.

c. Studi literatur

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data dari buku-buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang modal kerja, perilaku kewirausahaan dan pendapatan. Adapun untuk variabel perilaku kewirausahaan digunakan skala likert. Dengan menggunakan skala likert, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan positif dan negatif. Adapun ketentuan skala jawaban sebagai berikut:

Selalu : 5

Sering : 4

Kadang-Kadang : 3

Jarang : 2

(23)

45

Risna Khoerun Nisaa, 2013

Agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat diuji maka diperlukan pembuktian melalui pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada yang berupa data ordinal yaitu variabel perilaku kewirausahaan. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Untuk butir tersebut berupa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

 Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

 Tentukan proporsi kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

 Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

 Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal.

Hitung SV (Scale of Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut: SV = (Density of Lower Limit) – (Density at Upper Limit)

(Area Bellow Upper Limit) – (Area Bellow Lower Limit)

 Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus: Y = SV + (1+ |SV min|)

Dimana nilai k = 1 + |SV min|

3.8. Uji Instrumen Penelitian

(24)

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil dengan maksud digunakannya tes tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus :

(Riduwan 2011:99) Dimana :

rhitung = Koefisien korelasi n = Jumlah responden

∑ X = Jumlah skor tiap item

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: (Riduwan, 2012:98)

Dimana:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: jika t hitung> t Tabelberarti valid sebaliknya jika t hitung< t Tabeltidak valid.

(25)

47

Risna Khoerun Nisaa, 2013

Tabel 3.3

Uji Validitas Item Instrumen Penelitian No

Sumber: Kuesioner penelitian (Lampiran D)

Dari Uji validitas variabel penelitian pada Tabel 3.3 diatas, dapat diketahui bahwa 17 butir soal dinyatakan valid, yang berarti soal tersebut layak untuk dijadikan instrumen.

B. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Menurut Riduwan (2012:117) menyebutkan langkah-langkah mencari

nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut:

a) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

(26)

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

b) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

∑Si = S1 + S2 + S3……Sn

Dimana:

∑Si= Jumlah varians semua item

S1, S2, S3…Sn = Varians item ke 1,2,3…n

c) Menghitung varians total dengan rumus:

N

d) Masukan nilai alpha dengan rumus:

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan

(27)

49

Risna Khoerun Nisaa, 2013

r11 dengan r Tabel. Adapun kaidah keputusan: jika r11> r Tabel berarti reliabel dan

r11< r Tabelberarti tidak reliabel.

Berdasarkan rumus diatas, maka hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel

berikut ini:

Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Kewirausahaan

∑ Var item 9,77

Var Total 22,14

Realibilitas 0,59

r tab. 0,23

Sumber: Kuesioner penelitian (Lampiran D)

Pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil dari perhitungan koefisien korelasi beserta uji signifikansi dengan mengambil perbandingan r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel untuk α = 0,05 dan derajat bebas (df) yaitu 0,23, artinya instrumen penelitian pada variabel-variabel penelitian reliabel, dengan kata lain semua item masing-masing variabel dalam penelitian ini merupakan instrumen yang dapat dipercaya.

3.9. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan analisis regresi berganda (multiple regression). Tujuan Analisis Regresi Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat. Sedangkan alat bantu untuk mengolah data yang digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0.

(28)

Y = β0+ β1X1+ β2X2 + e

Dimana :

Y = pendapatan usaha X2 = perilaku kewirausahaan

β0 = konstanta regresi e = faktor pengganggu

β1 = koefisien regresi X1

β2 = koefisien regresi X2 X1 = modal kerja

Persamaan regresi berganda diatas dapat diartikan:

β0 = Artinya, jika modal kerja dan perilaku kewirausahaan tidak ada (0), maka pendapatan pengusaha sebesar β0.

β1X1 = Artinya, jika ada modal kerja, maka pendapatan pengusaha sebesar β1.

β2X2 = Artinya, jika ada perilaku kewirausahaan, maka pendapatan pengusaha sebesar β2.

3.8.2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t) dan uji koefisien determinasi majemuk (R2).

1. Uji t (Uji Hipotesis Parsial)

Uji t bertujuan untuk menguji tingkat signifikasi dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain konstan/tetap. tingkat kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 (5%) pada taraf signifikasi 95%. Pengujian secara parsial dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis dengan langkah sebagai berikut :

1. Membuat hipotesis statistik

H0: β1≤ 0, artinya modal kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan Ha : β1 > 0, artinya modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan

H0: β1 ≤ 0, artinya perilaku kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap pendapatan

(29)

51

Risna Khoerun Nisaa, 2013

 

2. Kriteria uji t adalah:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima

2. Uji F (Uji Simultan)

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap variabel terikat Y untuk diketahui seberapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Mencari F hitung dengan formula sebagai

Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya bandingkan dengan F tabel berdasarkan besarnya  dan df dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).

2. Kriteria Uji F

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

3. Uji R2 (Koifisien Determinasi Majemuk)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen (X1, X2, X3) terhadap variabel dependen (Y). Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :

(30)

2

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.

Rumus yang digunakan adalah:

R2 =

3.8.3. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini data yang digunakan bersifat parametrik. Dalam menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS dan data parametrik, maka data harus bebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, heteroskedatis dan autokorelasi.

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas diartikan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Multikolinieritas merupakan salah satu bentuk pelanggaran terhadap asumsi model regresi linier klasik karena bisa mengakibatkan estimator OLS memiliki :

1) Kesalahan baku sehinggan sulit mendapatkan estimasi yang tepat

2) Akibat poin satu, maka interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel indevenden secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel independent.

3) Walaupun secara individu variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji statistic t, namun nilai koefisien determinasi masih relatif tinggi.

(31)

53

Risna Khoerun Nisaa, 2013

1) Dapat diduga model terkena multikolinieritas pada saat nilai R2 tinggi tetapi hanya sedikit variabel independen yang signifikan.

2) Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila koefisiennya rendah maka tidak terdapat multikolinieritas.

3) Dengan Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila VIF > 10 maka ini menunjukan kolinearitas tinggi atau adanya multikolinieritas. Jika data terkena multikolinieritas, maka dapat disembuhkan dengan 2 cara yaitu:

1. Tanpa ada perbaikan, masalah mutikolinieritas terkait dengan masalah sampel, jadi untuk menyembuhkannya bisa dengan cara menambah jumlah sampel, maka ada kemungkinan data akan terbebas dari masalah multikolinieritas.

2. Dengan perbaikan

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan apabila terdapat multikolinieritas serius yaitu :

- Informasi Apriori

- Menghilangkan Variabel Independen

- Menggabungkan Data Cross- Section dan Data Time Series - Transformasi Variabel

2. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok lain dalam model regresi linier klasik ialah bahwa varian dari setiap kesalahan pengganggu Ɛi untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan suatu bilangan konstan dengan symbol 2. Inilah yang disebut sebagai asumsi homoskeditas, (Yana Rohmana, 2010 : 158).

Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastis adalah menjadi tidak efisiennya estimator OLS akibat variansnya tidak lagi minimum. Pada akhirnya dapat menyesatkan kesimpulan, apalagi bila dilanjutkan untuk meramalkan.

(32)

white, uji heteroskedastis berdasarkan residual OLS atau model ekonometrika linier.

Apabila data kita terkena penyakit heteroskedastisitas, maka estimator yang d5iperoleh tidak akan BLUE lagi. tapi hanya akan bersifat LUE (linier unbiased estimator). hal ini bisa disembuhkan antara lain dengan cara :

- Metode WLS (whighted least square), metode ini dilakukan dengan cara membagi persamaan OLS biasa dengan .

- Metode White, penyembuhan dengan metode ini sudah disediakan oleh aplikasi eviews.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode grafik atau scatterplot dengan bantuan SPSS 17.0. Dilakukan pengujian dengan melihat diagram scatter apakah menyebar secara acak atau membentuk suatu pola tertentu.

3. Uji Autokorelasi

Asumsi penting lainnya yang akan diuji dalam penelitian ini adalah uji autokorelasi. Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Ada beberapa penyebab munculnya autokorelasi, diantaranya adalah :

1) Kelembaman (Inertia)

2) Terjadi bias dalam spesifikasi 3) fenomena sarang laba-laba 4) Beda kala (time lags)

5) Kekeliruan memanipulasi data

6) Data yang dianalisis tidak bersifat stasioner

Konsekuensi adanya autokorelasi menyebabkan hal-hal berikut:

1) Parameter yang diestimasi dalam model regresi OLS menjadi bias dan varian tidak minim lagi sehingga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat dan tidak efisien.

(33)

55

Risna Khoerun Nisaa, 2013

3) Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari variabel bebas tertentu.

4) Uji t tidak akan berlaku, jika uji t tetap disertakan maka kesimpulan yang diperoleh pasti salah.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi pada model regresi antara lain dengan uji Durbion Watson (Durbin Watson d test), uji Breusch-Godfrey (Breusch-Godfrey test) untuk autokorelasi berorde tinggi.

Uji Durbin Watson bisa digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1.

Statistika d Durbin- Watson

Keterangan: dL = Durbin Tabel Lower dU = Durbin Tabel Up

H0 = Tidak ada autkorelasi positif H*0 = Tidak ada autkorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji LM test dengan bantuan software Eviews. Yaitu dengan cara membandingkan nilai X2tabel dengan X2hitung (Obs* R-squared). Kalau X2hitung < X2tabel maka dapat disimpulkan model estimasi berada pada hipotesa nol atau tidak ditemukan korelasi.

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis tentang pengaruh modal kerja dan perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang umumnya berada pada kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang masih memiliki pendapatan rendah. Sedangkan modal kerja berada pada kategori sedang dan perilaku kewirausahaan berada pada kategori tinggi. Meskipun perilaku kewirausahaan terbilang tinggi namun dalam tahap inovasi masih sangat rendah.

2. Modal kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang. Artinya semakin besar modal kerja yang dimiliki oleh pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang, maka pendapatan yang diperoleh pengusaha tersebut akan semakin besar.

3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang. Artinya semakin tinggi atau semakin baik perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang, maka pendapatan yang diperoleh pengusaha tersebut akan semakin besar.

4. Modal kerja dan perilaku kewirausahaan secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang.

5.2.Saran

(35)

92

Risna Khoerun Nisaa, 2013

1. Para pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang seharusnya memiliki modal kerja yang lebih besar lagi untuk menunjang kelangsungan usaha. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengajukan pinjaman atau bantuan dana kepada pihak-pihak terkait agar pengusaha tidak kekurangan dalam hal permodalan.

2. Para pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang ini hendaknya lebih mewujudkan inovasi dalam usahanya. Karena perilaku kewirausahaan tanpa diikuti oleh tindakan inovasi tidak akan menghasilkan produk yang baru dan berbeda. Dengan kata lain pengusaha kerupuk aci ini harus memiliki inovasi yang tinggi.

3. Para pengusaha kerupuk aci di Kabupaten Subang sebaiknya lebih peka terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya pendapatan yang diperoleh, baik dari faktor modal kerja, perilaku kewirausahaan ataupun faktor-faktor lain yang pernah diteliti seperi upah tenaga kerja, persaingan dan lokasi usaha yang diduga dapat mempengaruhi pendapatan usaha, dengan cara memenuhi kebutuhan atau permintaan dari masyarakat, menyesuaikan diri dengan tentutan perubahan zaman dan memberikan terobosan-terobosan baru dalam menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen guna mempertahankan kelangsungan usaha dan memperoleh pendapatan yang tinggi.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Ahman, Eeng. dan Rohmana, Yana. 2007. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Budiwati, Neti. dan Suzanti, Lizza. 2010. Manajemen Keuangan Koperasi. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi

Faizal Noor, Henry. 2007. Ekonomi Manajerial, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mankiw, Gregory. 2006. Principles of Economics, Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta : Salemba Empat

Riduwan.2011. Belajar Mudah Penelitian, Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran. Yogyakarta : FEUGM Rohmana, Yana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.

Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhous. 1995. Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.

Sukirno, Sadono. 2005. Mikroekonomi, Teori Pengantar; Edisi Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.

(37)

Risna Khoerun Nisaa, 2013

SUMBER LAIN

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2012. Data Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Subang Tahun 2012. Disperindag - Kabupaten Subang

Jurnal analisis sosial vol 9 No.2. 2004. Usaha kecil dan masa depan perekonomian Indonesia. Bandung : Akatiga Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

Hot BR, Santi. 2012. Pengaruh Perilaku Kewirausahaan, Modal Kerja dan Upah Tenaga Kerja Terhadap Laba Pengusaha Kerupuk Dorokdok di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Skripsi FPEB UPI.

Mirah, Yeni. 2009. Pengaruh Kredit Permodalan, Perilaku Kewirausahaan dan Pengalaman Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Kecil (Studi Penerima Kredit Modal Kerja di PD. Bank Perkreditan Rakyat Batujajar). Skipsi FPEB UPI.

(38)

LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian Lampiran B Data Pengusaha

Lampiran C Jawaban Responden Sebelum MSI Lampiran D Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Lampiran E Hasil MSI

Lampiran F Data Variabel X dan Y Lampiran G Tabel Penolong

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi
Tabel 1.2 Produk Pangan UnggulanIKM Kabupaten Subang
Tabel 1.3  Pendapatan Rata-Rata
Tabel 3.1.   Sampel Pengusaha Kerupuk Aci
+6

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempermudah perhitungan jalur komunikasi radio dapat digunakan beberapa perangkat lunak yang sudah biasa digunakan. Salah satu perangkat lunak yang sering digunakan adalah

berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang “ Analisis Hasil Praktek Kebaya Pada Peserta Didik SMK Negeri 2 Baleendah” pada peserta didik program.. keahlian tata

sejumlah mobil tangki air / hari minggu kamarin memberikan suplai air kepada 4 pedukuhan diwilayah gunungkidul // bantuan yang menjadi program social bank Indonesia ini /

Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan mangrove perlu ditingkatkan dengan menambah kegiatan yang melibatkan masyarakat serta menambah intensitas

Dengan metode yang akhirnya dicontoh oleh masyarakat sekitar / akhirnya dimusim kamarau seperti saat inipun / wilayahnya tidak kekurangan air dan kelihatan lebih hijau

Kajian Pengelolaan Ekosistem Mangrove pada Kawasan Hutan Lindung di Desa Dabong Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.. Bogor: Tesis Institut

Sebagai alternative penarik wisata yang baru di wilayah pantai gunungkidul / jetski kemungkinan besar akan mengundang penasaran wisatawan // Namun sayangnya tidak setiap

Gambar rangkaian Arduino. Universitas