• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SERVIS ATAS MENGGUNAKAN TARGET TERHADAP HASIL SERVIS ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI : Studi Eksperimen pada Atlet Tunas Alko Kab. Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SERVIS ATAS MENGGUNAKAN TARGET TERHADAP HASIL SERVIS ATAS DALAM CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI : Studi Eksperimen pada Atlet Tunas Alko Kab. Bandung Barat."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto ( 2006 ), Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Arstad A. (2002), Media Pembelajaran. Jakarta :Rajawali Pers

Beutelstahl D. ( 2009 ), Belajar Bermain Bola Voli . Bandung : CV. Pionir Jaya,.

Cole D. (2008), melatih bola voli remaja. Yogyakarta : PT. Citra Aji Pratama.

Harsono ( 1988 ), coaching dan aspek- aspek psikologis dalam coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma

Mahendra A. ( 2007 ), Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI

Nurhasan. Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah

Statistic. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Nuril A. ( 2007 ), Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta : Eka Pustaka Utama.

Utomo A ( 2010), Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa

Yudiana. (2010), Permainan Bola Voli. Bandung : universitas pendidikan Indonesia.

Yunus M. ( 1991 ), Olahraga pilihan bola voli. Jakarta: Depdikbud DirjenDikti proyek pembinaan tenaga kependidikan.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bola voli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat ,

khususnya masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelusuran informasi saat ini

bola voli menduduki peringkat kedua pada deretan olahraga paling digemari di

Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi

pembelajaran.Html.Diaskes pada tanggal 15Februari2011). Dengan kata lain

dapat dimaknai bahwa bola voli merupakan olahraga yang memasyarakat,

artinya bisa dimainkan oleh semua kalangan, baik masyarakat pedesaan

maupun perkotaan dari mulai masyarakat disekolah sampai perguruan tinggi.

Salah satu bukti bahwa olahraga permainan itu disenangi oleh semua kalangan

adalah sarana yang tersedia untuk bola voli dimiliki dibanyak tempat.

Dizaman sekarang ini olahraga bola voli sudah berkembang pesat

baik dari segi teknik, taktik maupun fisik. Untuk menjadi pemain bola voli

yang handal disyaratkan memiliki beberapa factor penunjang yang dimiliki.

Dalam upaya mendapatkan gerakan yang efektif dan efisien pada

cabang olahraga ini, perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik.

Teknik tersebut terbagi menjadi servis, spike, passing dan blok. Mengenai

(3)

Salah satu teknik dasar yang perlu mendapatkan perhatian baik dari

atlet maupun pelatih terkait dengan teknik servis. Teknik ini disamping

berfungsi sebagai pembuka permainan juga dapat dimanfaatkan sebagai alat

serangan pertama, teknik tersebut dilakukan baik dari atas maupun bawah.

Kedua cara tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan yang

dimiliki atlet. Namun demikian untuk memperoleh hasil yang lebih mudah

umumnya atlet menggunakan servis dari atas, karena dengan teknik ini akan

lebih mudah untuk melakukan serangan.

Penguasaan terhadap teknik servis atas ini mempunyai peran

sangat penting dalam permainan bola voli, sebab servis atas merupakan kunci

utama yang dapat menentukan serangan pertama dan strategi dalam

permainan bola voli. Keberhasilan pemain dalam olahraga ini salah satunya

ditentukan oleh keberhasilan dalam melakukan servis dan dilanjutkan dengan

teknik yang lain. Seperti yang di jelaskan dalam buku yang berjudul “

Permainan Bola Voli” oleh Subroto dan Yudiana ( 2010 : 45 ) adalah sebagai

berikut:

keterampilan teknik bermain bola voli adalah cara memainkan bola secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk dapat melaksanakan seluruh keterampilan dasar bermain voli, minimal pemain memiliki enam dasar keterampilan teknik, yaitu sikap penjagaan dan cara bergerak kearah bola, pas dan umpan, spike, bendungan, servis dan penyelamatan bola.

Dalam upaya meningkatkan hasil teknik servis atas, diperlukan

(4)

benar. Di dalam pemberian materi latihan diperlukan pendekatan praktek

yang bervariasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki.

Banyak cara atau metode dalam menyampaikan materi latihan,

sehinggga anak lebih cepat dalam menguasai materi yang diajarkan dan dapat

menerapkannya dalam situasi yang tepat. Penggunaan metode latihan yang

baik dan tepat akan sangat membantu dalam proses latihan. Metode

merupakan prosedur atau operasi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu metode

dalam proses pelatihan memiliki hubungan yang erat dengan tujuan prose

tersebut.

Dalam proses pelatihan olahraga, masih banyak pelatih yang

menggunakan metode tradisional yaitu metode bagian atau part method. Pada

prakteknya metode ini dikatakan sebagai metode tradisional karena metode

ini merupakan metode yang paling tua, yang merupakan pengkristalan

gagasan-gagasan mengajar dari teori behaviorisme. Sedangkan

metode-metode baru yang didasari oleh teori baru dan penelitian empiris masih

kurang dipergunakan. Seperti yang dijelaskan dalam buku “ Teori Belajar

Motorik “ oleh Mahendra ( 2007: 275) adalah sebagai berikut :

(5)

Pada latihan ini tidak hanya dengan satu atau dua kali latihan untuk

memperoleh hasil yang maksimal, maka dalam setiap latihan diharuskan

melakukan secara berulang- ulang atau secara Drill supaya target yang akan

kita tuju sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya metode latihan

dengan menggunakan target atau sasaran, maka proses latihannya pun

terfokus pada satu latihan. Apabila target yang dituju sudah sesuai yang

diharapkan kita meningkat ketahap selanjutnya, yakni sasaran yang dituju

berbeda dengan sasaran yang sebelmnya. Menurut Mahendra ( 2007 : 280 )

beranggapan bahwa :

Latihan terpusat merupakan cara yang lazim dipilih. Cara ini dianggap khas karena memungkinkan siswa berlatih secara terfokus, melatih satu keterampilan berulang-ulang tanpa terganggu kegiatan lain. Cara ini tampak masuk akal karena dianggap memungkinkan anak untuk berkosentrasi penuh dan meghaluskan geraknya.

Metode latihan yang digunakan adalah metode latihan sasaran atau

target. Dalam permainan bola voli metode ini sangatlah penting dilakukan

oleh semua atlet, karena metode tersebut bisa digunakan juga pada saat

pertandingan berjalan. Menurut Beutelstahl ( 2009: 38 ) mengatakan bahwa

“segala sesuatu untuk menyempurnakan servis harus memperhatikan

keamanan, kecermatan dan kesulitan”. Berikut adalah cara melatih servis demi

menyempurnakan servis tersebut :

1. Keamanan

Untuk menjamin standar keamanan yang ada, maka sebaiknya setiap

pelatih mengharuskan suatu jadwal latihan servis yang teratur, sebelum

(6)

Misalnya : setiap pemain harus melatih serve 50 kali dari garis batas ke

belakang dengan tujuan sedikit- dikitnya 95 % dari semua servis itu harus

berhasil dilambungkan kesisi lawan.

Latihan yang sama dapat dipersulit lagi dengan menjauhkan base linenya

sepanjang delapan meter ke belakang.

2. Kecermatan

Banyak tipe latihan untuk mempertajam kecermatan pemain, antara

lain :

a) Pemain harus memukul bola ke sisi lawan pada suatu posisi

tertentu yang sudah ditentukan. Misalnya gambar suatu sasaran

atau target berbentuk lingkaran atau kotak dengan menggunakan

kapur dan sebagainya.

b) Servis harus diarahkan sedemikian hingga bola masuk kedalam

keranjang atau masuk dalam sasaran.

c) Servis harus diarahkan pada pemain- pemain tertentu yang berdiri

disisi lawan.

d) Servis harus diarahkan sampai kegaris batas belakang sisi lawan.

Servis harus diarahkan sedemikian sehingga bola jatuh didepan net

sisi lawan

e) Servis harus masuk kesuatu area tertentu disisi lawan. Setiap kali

(7)

3. Kesulitan

Yang dimaksud dengan kesulitan disini adalah kesulitan yang dihadapi

pemain pada waktu melakukan servis. Kesulitan ini relative kalau

seorang pemain sudah sanggup melakukan servis dengan cermat, maka

servis itu dapat ditingkatkan lagi mutunya. Berarti pemain akan

mendapatkan kesulitan yang baru lagi.

Semua latihan rutin yang sudah dijelaskan diatas ini dapat digunakan

untuk mempertinggi kesulitan tersebut. Pemain tidak boleh lupa bahwa

servis yang baik adalah servis yang keras sekali pukulannya atau servis

yang dapat menguasai lajunya bola, menyamping kesana kemari sesuai

dengan kehendak servisnya sendiri.

Sesungguhnya servis tak perlu dilatih bersama pemain beregu. Setiap

pemain dapat berlatih sendiri didalam ruangan maupun diudara

terbuka, dengan ataupun tanpa net. Bahkan seutas tali sebagai

pengganti net pun juga sudah cukup memadai.

Penerapan metode yang tepat dalam proses latihan akan

mempengaruhi hasil yang dicapai. Teknik servis atas yang dijelaskan

sebelumnya, merupakan salah satu teknik yang sangat penting. Proses latihan

untuk teknik ini dibutuhkan suatu gerak yang efisien. Pelaksanaan latihan

untuk servis atas dilakukan sebagai upaya untuk mengefisienkan gerak,

(8)

Variasi latihan juga harus dipahami pelatih agar gejala yang

diakibatkan yakni kurangnya metode latihan yang bervariasi yang dapat

menimbulkan rasa jenuh dalam proses pelatihan tersebut dapat dihindari.

Apabila dalam permasalahan tersebut tidak segera dibenahi maka

yang akan menjadi korban adalah atlet bahkan club itu sendiri. Atlet tidak

akan berkembang dengan adanya permasalahan yang ada didalam pelatihan

tersebut. Maka dengan segera mungkin pelatih harus bisa memecahkan

permasalahan yang ada dalam proses pelatihan khususnya dalam melakukan

servis atas dalam cabang olehraga bola voli.

Setelah proses pelatihan tersebut dibenahi atau sudah dipecahkan

permasalahannya, maka akan memberikan keuntungan bagi atlet ataupun

club tersebut. Dengan adanya variasi latihan yang modern akan memberikan

dampak positif bagi para atlet. Dimana atlet akan serius menjalankan prose

pelatihan yang akan diberikan atau di instuksikan oleh pelatih. Dengan tidak

sadar akan memberikan peningkatan yang signifikan dengan adanya proses

latihan modern khususnya proses pelatihan servis atas menggunakan target

nilai dalam canang olahraga bola voli terhadap hasil servis.

Mengacu pada hasil pengamatan yang penulis lakukan, khususnya

pada club tersebut yang masih menggunakan metode bagian, maka penulis

tertarik untuk mencoba menerapkan metode latihan dengan menggunakan

(9)

B. Masalah Penelitian

Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, penulis

mencoba menerapkan salah satu metode mengajar yaitu metode latihan target-

non target, yang ditunjukan untuk meningkatkan hasil servis atas pada

olahraga bola voli. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah metode latihan servis atas menggunakan target

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil servis atas

pada cabang olahraga bola voli ?

2. Apakah metode latihan servis atas tanpa target memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil servis atas pada cabang

olahraga bola voli ?

3. Apakah metode latihan servis atas menggunakan target akan

memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode

latihan tanpa target terhadap hasil servis atas dalam cabang

olahraga bola voli ?

C. Tujuan Penelitian

secara umum penelitian ini berfungsi untuk menerapkan metode

latihan dengan menggunakan target atau sasaran dalam cabang olahraga bola

voli kepada atlet bola voli khususnya yang ada dalam club Tunas Alko Kab,

(10)

Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode latihan servis atas

dengan target pada cabang olahraga bola voli.

2. Mengetahui berapa besar pengaruh metode latihan servis atas tanpa

target pada cabang olahraga bola voli.

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh metode latihan servis

atas dengan target dibandingkan latihan tanpa target pada cabang

olahraga bola voli.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara praktis

Upaya – upaya untuk meningkatkan kualitas proses pelatihan bola

voli dalam penelitian ini dapat dijadikan gambaran pemecahan suatu

masalah pengaruh latihan servis atas menggunakan target dalam

cabang olahraga bola voli terhadap hasil servis atas.

2. Secara teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan teori-teori yang

dikembangkan dalam penelitian ini dapat memperkuat teori yang

sudah ada dan menyempurnakan terkait dengan proses pelatihan bola

(11)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir dalam penelitian ini, maka penulis

membatasi istilah- istilah sebagai berikut :

a. Latihan servis menggunakan target atau sasaran adalah suatu

latihan mengarahkan servis atas pada sasaran yang ditentukan.

Yudiana ( 2010 :91 )

Penulis beranggapan bahwa latihan servis menggunakan target

nilai adalah suatu usaha latihan menempatkan bola pada sasaran

yang dituju dengan bentuk latihan servis.

b. Servis menurut beutelstahl ( 2009: 9 ) servis adalah sentuhan

pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya dianggap

sebagai permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai

perainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu

senjata yang ampuh untuk menyerang.

c. Menurut Yudiana ( 2010: 53 ) servis atas merupakan bola hasil

pukulan sevis ini dapat berbentuk topspin atau jalan bola berputar

kedepan dan floating atau jalan bola mengapung atau

mengambang. Jalan bola topspin menukik dan akan cepat turun,

sedangkan bola floating akan berubah- ubah, tidah datar sehingga

penerima sulit memprediksi arah jatuhnya bola secara tepat.

Bentuk bola hasil pukulan ini bergantung pada cara memukul bola

(12)

dengan menggunakan gerak pols pergelangan tangan bola akan

berjalan topspin. Tetapi jika bola dipukul degan pangkal tangan

yang ditegangkan dan mengenai bagian tengah bola atau pada

pentil bola, bola akan berjalan floating.

Servis atas juga dapat didefinisikan adalah suatu usaha memukul

bola dari bagian atas kepala dengan tujuan melampaui net supaya

bisa menghasilkan serangan pertama maupun pembuka suatu

permainan.

d. Hasil servis atas

Hasil servis atas adalah jumlah nilai yang dihasilkan setelah

melakukan tes, baik tes awal maupun tes akhir.

F. Variable penelitian

a. Variable Bebas

Variable bebas merupakan suatu variable yang mempengaruhi

variable lain. Variable bebas disini adalah metode latihan dengan

target.

b. Variable Terikat

Variable terikat merupakan suatu variable yang dipengaruhi oleh

(13)

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar menurut Arikunto ( 2006 : 24 ) mengatakan bahwa “

anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang

akan berfungsi sebagai hal- hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi

peneliti didalam melaksanakan penelitiannya “.

Metode yang tepat dan sesuai yang digunakan dalam proses penelitian

akan mempermudah dalam pencapaian tujuan pelatihan. Oleh karena itu,

semakin tepat metode yang dipergunakan dalam menyajikan bahan latihan

akan semakin efektif dalam pencapaian tujuan pelatihan.

Seorang pelatih yang tidak menguasai metode- metode dalam proses

pelatihan, tidak akan dapat mencapai tujuan pelatihan yang baik. Akibatnya

akan timbul proses latihan yang tidak bervariasi dan monoton. Sehingga

menimbulkan kebosanan dan kurangnya perhatian serta kesungguhan belajar

pada diri siswa atau atlet.

Dalam proses pelatihan terdapat beberapa metode yang dapat

dipergunakan untuk mencpai tujuan pelatihan, diantaranya adalah metode

latihan dengan target dan metode latihan tanpa target. Pada prinsipnya antara

metode latihan menggunakan target dan metode tanpa target memiliki

kesamaan dalam pelaksanaannya, yaitu mengacu kepada tugas-tugas yang

harus dilakukan dengan secara bertahap dan berulang- ulang.

Menurut Mahendra ( 2007 : 23 ) Latihan target merupakan cara yang

lazim dipilih. Cara ini dianggap khas karena memungkinkan siswa berlatih

(14)

kegiatan lain. Cara ini tampak masuk akal karena dianggap memungkinkan

anak untuk berkosentrasi penuh dan meghaluskan geraknya. Namun ada

perbedaan yang signifikan antara metode latihan menggunakan target dengan

metode latihan tanpa target, dimana hasil akhir yang akan membedakan dari

keduanya. Yang harus dilakukan metode latihan menggunakan target mencari

inti dari keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang dujadikan sebagai

proses latihan yang dilakukan secara berulang- ulang dengan menggunakan

target atau sasaran dalam pelaksanaannya.

Dalam proses latihan servis atas menggunakan target yang harus

diperhatihan adalah ketepatan, kecepatan dan keseimbangan saat melakukan

servis yang disebut dengan hukum speed, accuracy and trade off yang artinya

semakin tinggi kecepatan maka akurasi akan menurun, jika akurasi menjadi

naik maka speed akan turun.

Sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F

akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan

besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M.

atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.

Penulis beranggapan bahwa pengaruh metode latihan servis atas

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu menetapkan metode yang sesuai dan

dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu

penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam

penelitian tersebut.

Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu

penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Terdapat

beberapa jenis metode penelitian yang bisa dipergunakan dalam suatu

penelitian, diantaranya adalah metode historis, deskriptif dan eksperimen.

Dalam penelitian ini penulis mencari variable tertentu terhadap pariabel lain,

maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen.

Mengenai metode eksperimen Arikunto( 2006: 82 ) bahwa “ Dengan sengaja

mengusahakan timbulnya variable- variable dan dilanjutkannya dikontrol

untuk dilihat pengaruhnya “.

Hal serupa mengenai metode penelitian eksperimen dikemukakan oleh

Riduwan ( 2010: 50 ) yaitu, “ Bahwa penelitian dengan pendekatan

eksperimen merupakan suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh

variable tertentu terhadap pariabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol

(16)

Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode

eksperimen merupakan metode yang didalamnya terdapat hubungan sebab

akibat antara dua kelompok variable yang ditimbulkan melalui suatu

penelitian.

Adapun variable- variable yang menjadi pokok dalam penelitian ini

adalah :

1. Variable bebasnya adalah latihan servis atas menggunakan target .

2. Variable terikatnya adalah hasil servis atas pada cabang olahraga

bola voli.

B. Batasan Penelitian

1. Penelitian ini terbatas pada dampak latihan servis atas dengan

target nilai dalam cabang olahraga bola voli

2. Sampel yang digunakan adalah atlet TUNAS ALKO kab.

Bandung Barat ( karena servis atas, kemampuan berkonsentrasi,

dan pengalaman bertanding masih sedikit, Dikarenakan club

tersebut baru berdiri ).

3. Lama penelitian 2 bulan untuk melatih peningkatan hasil servis

atas pada cabang olahraga bola voli.

4. Hasil servis atas akan lebih maksimal menggunakan metode

latihan dengan target.

(17)

1. Pengaruh adalah “ daya kekuatan yang dating dari keadaan “.

( kamus bahasa Indonesia, 1972: 216 ). Dalam penelitian ini adalah

pengaruh latihan servis atas menggunakan target nila dalam cabang

olahraga bola voli terhadap hasil servis atas.

2. Latihan menurut Harsono ( 1988: 397) adalah “ suatu proses

aktivitas tubuh yang dilakukan secara sistematis, berulang- ulang,

bertahap, terus- menerus dan beban aktivitas yang diberikan makin

lama makin bertambah”.

3. Menurut Yudiana ( 2010: 53 ) servis atas merupakan bola hasil

pukulan sevis ini dapat berbentuk topspin atau jalan bola berputar

kedepan dan floating atau jalan bola mengapung atau

mengambang.

4. Latihan servis menggunakan target atau sasaran adalah suatu

latihan mengarahkan servis atas pada sasaran yang ditentukan.

Yudiana ( 2010 :91 )

5. Servis menurut beutelstahl ( 2009: 9 ) servis adalah sentuhan

pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya dianggap

sebagai permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai

perainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu

senjata yang ampuh untuk menyerang.

6. Hasil servis atas adalah jumlah nilai yang dihasilkan setelah

(18)

D. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2006:108) Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) populasi adalah totalitas

semua nilai yang mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, kuantitatif

maupun kualitatif mengenaikarakteristik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingindipelajari sifat-sifatnya. Jadi

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa data kuantitatif dan

kualitatif dari mengukur dan menghitung.

Populasi penelitian adalah atlet Tunas Alko kab. Bandung Barat yang

mengikuti kegiatan latihan rutin bola voli sejumlah 14 orang, sehingga

penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Arikunto ( 2006 : 107 ) bahwa “ Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik

diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Mengenai batasan sampel, sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sedangkan mengenai jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini, Arikunto ( 2006: 108 ) kebanyakan peneliti beranggapan

bahwa “ Semakin banyak sampel atau semakin besar persentase sampel dan

populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Hal ini tergantung dari sifat- sifat

atau cirri- cirri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi”.

Berdasarkan pada pendapat tersebut, maka jumlah sampel pada

(19)

population sampling.Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari

100 orang.

E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitia dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa

pelaksanaan tes awal ( pre- test ), tahap kedua adalah pelaksanaan

penelitian berupa pemberian perlakuan metode latihan ( treatmen ) dan

tahap ketiga melaksanakan tes akhir ( post- test ).

Dari ketiga pelaksanaan penelitian tersebut penulis tetapkan berlokasi

dig or KTM yang beralamat di Jl. Cihanjuang Rahayu Rw.12 Rt 01 kec.

Parongpong Kab. Bandung Barat. Untuk lebih jelas mengenai tempat

[image:19.595.126.516.181.646.2]

penelitian adalah sebagai berikut :

Table 3.1 Tempat penelitian Penelitian Tempat

Pre – test GOR KTM Parongpong

Post – test GOR KTM Parongpong

Treatmen Latihan servis atas menggunakan target nilai : GOR KTM Parongpong

2. Waktu Penelitian

Sedangkan waktu untuk latihan, penulis menetapkan 3 kali pertemuan

(20)

Tunas Alko. Sehingga total pemberian treatmen terhadap sampel adalah 24

kali pertemuan.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Harsono ( 1988: 30 )bahwa “

latihan tiga kali setiap minggu ( missal selasa, jumat, minggu ), dengan

diselingi satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk

berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut”.

Menurut Harsono ( 1988: 101) mengatakan bahwa : “ latihan adalah

suatu proses yang sistematis dari berlatih atau kerja, yang dilakukan secara

berulang- ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan

atau pekerjaannya”.

Tujuan utama dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan

keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal

itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secra

seksama oleh atlet. Antara lain : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik

dan latihan mental.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis tertuju dalam suatu latihan

teknik ( technical training ). Latihan teknik disini adalah latihan utnuk

mempermahir teknik- teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu

melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet, misal dalam cabang

olahraga bola voli seperti latihan servis, membendung, umpan dan

(21)

berisi dan padat dengan kegiatan yang bermanfaat. Kecuali waktunya

pendek, latihan harus dilakukan sesering mungkin.

Menurut Thomas ( 1979: 122 ) yang dialih bahasakan oleh CV.

Tambak Kusuma beranggapan Bahwa : “ Apabila atlet mulai sering

melakukan kesalahan- kesalahan, maka latihan harus dihentikan.

Berdasarkan pendapat tesebut, maka cukup beralasan apabila penulis

memberikan latihan ( treatment ) kepada testee selama 8 minggu, 3 kali

dalam setiap minggunya, dengan begitu memberikan kesempatan kepeda

setiap testee untuk beristirahat cukup dan menghindari kelelahan yang

berlebihan. Sehingga pertemuannya mencapai 24 pertemuan. Mengenai

[image:21.595.126.519.239.587.2]

jadwal latihan yang dilakukan setiap minggunya adalah sebagai berikut :

Table 3. 2 Jadwal Latihan

Hari Waktu Tempat

Selasa 16.30 – 18.30 GOR KTM Parongpong

Jumat 16.30 – 18.30 GOR KTM Parongpong

Minggu 16.30 – 18.30 GOR KTM Parongpong

Jadwal tersebut merupakan hasil kesepakatan penulis dengan para

testee, dan setiap latihan dilakukan kurang lebih selama 120 menit, dengan

perkiraan rincian kurang lebih 45 menit untuk teknik ( khusus teknik servis atas

dengan target atau sasaran ) supaya atlet atau testee tidak akan mengalami

(22)

latihan pelatih. Hal ini berdasarkan pendapat satriya dkk ( 2007: 53 ) mengenai

lamanya latihan teknik, yaitu :

Persyaratan utama yang harus diperhatikan oleh setiap pelatih dalam melatih teknik adalah jangan sampai ada kelelahan dalam latihan teknik, karena latihan teknik itu melibatkan kerjasama antara syaraf dan otot sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak boleh lelah karena tujuan latihan teknik itu adalah ketepatan sasaran atau gerak, sehingga dalam pelaksanaanya perlu situasi atau kondisi tubuh yang segar.

F. Desain Penelitian

Definisi desain penelitian menurut Arikunto ( 2006: 51 ) adalah

“Desain ( design ) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh

peneliti, sebagai ancar- ancar kegiatan yang akan dilaksanakan”. Kemudian

Nazir ( 1988: 99) bahwa “ Desain penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain,

penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok

masalah yang akan diungkapkan. Desain juga memudahkan kita untuk

melakukan penelitian secara sistematis dan teratur. Oleh karena itu desain

diperlukan dalam sebuah penelitian untuk mengetahui alur penelitian yang

akan dilakukan. Atas adasar hal tersebut, penulis menggunakan pre-test

post-test design sebagai desain penelitian.

Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2006: 79 ) menggambarkan

(23)
[image:23.595.129.507.168.570.2]

Tabel 3.3 Desain Penelitian

O1 X1 O2

O1 O2

Keterangan :

O1: test awal

X1 : treatment / perlakuan metode latihan dengan target

O2 : test akhir

berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka dibuat langkah-

(24)

Bagan 3.1 Langkah- langkah Penelitian

POPULASI

Sampel

Tes Awal

Kelompok kontrol Kelompok eksperimen

Tes Akhir

Pengolahan Data

(25)

G. Instrument Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan instrument penelitian yang tepat,

karena instrument merupakan suatu alat pengumpulan data dalam suatu

penelitian, dan instrument tersebut harus dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhasan ( 2007: 1 ) bahwa tes

merupakan suatu hal yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek

yang akan diukur. Jadi yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrument

penelitian adalah sebagai berikut :

a. Teknik pengambilan sampel

Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena sampel dalam

penelitian ini penulis tetapkan sebesar 100 % atau 14 orang dari populasi yang

tersedia. Untuk membagi sampel menjadi 2 kelompok untuk diberikan

perlakuan ( treatment ) adalah sebagai berikut :

1. Lakukan tes awal ( pre- test ) terlebih dahulu.

2. Setelah itu data tes awal dirangking dari 2 ke 1.

3. Setelah data tersusun, sampel dibagi menjadi 2 kelompok dengan cara

ganjil genap, sehingga kelompok yang didapat tersebut mempunyai

kemampuan yang seimbang.

4. Menentukan perlakuan ( treatmen ) untuk kelompok ganjil diberi metode

demonstrasi, sedangkan kelompok yang genap diberi metode audiovisual.

5. Masing- masing kelompok menjalani kegiatan eksperimen selama waktu

(26)

6. Setelah menjalani perlakuan ( treatmen ), kemudian lakukan tes akhir

( post – test )

7. Setelah memperoleh data mentah, maka data tersebut diolah dan dianalisis

secara statistik sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dan dijadikan sebagai

acuan dalam pengambilan kesimpulan.

b. Alat ukur pengumpulan data

Alat ukur untuk mengukur kemampuan hasil servis atas menggunakan

target nilai. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumentersebut sudah baik.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 144).

Menurut Yunus, (1992 ) tes servis atas menggunakan Volley Ball Skill

Test dalam permainan bola voli dengan Validitas 0.86 dan Reliabilitas 0. 93.

Pelaksanaan tes sebagai berikut :

a. Tujuan ini untuk mengukur kemampuan hasil servis atas seseorang.

b. Alat atau fasilitas

 Lapangan bola voli

 Net dan tiang net

 Tiang bambu 2 buah

(27)

 Bola voli 6 buah

c. Tata cara pelaksanaan tes

1. Petunjuk pelaksanaan:

a. Testee berada dalam daerah servis dan melakukan servis yang

sah sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk

servis.

b. Bentuk pukulan servis adalah servis atas.

c. Kesempatan melakukan servis sebanyak 6 kali.

2. Cara menskor :

a. Bola yang melewati jaring diantara batas atas jarring dan tali

setinggi 50 cm, skor : angka sasaran dikalikan tiga

b. Bola yang melampaui jaring diantara kedua tali yang

direntangkan,skor : angka sasaran dikalikan dua.

c. Bola yang melampaui jaring yang lebih tinggi dari tali yang

tertinggi, skor : angka sasaran.

d. Bola yang menyentuh tali batas diatas jarring, dihitung telah

melampaui ruang dengan angka perkalian yang lebih besar.

e. Bola yang menyentuh garis batas sasaran dihitung telah

mengenai sasaran dengan angka yang lebih besar.

f. Bola yang dimainkan dengan cara tidak sah atau bola

menyentuh jarring dan atau jatuh diluar bagian lapangan

(28)

Untuk lebih jelasnya mengenai lapangan tes servis atas dapat dilihat pada

gambar 3.1

3 5

2 1 4

3 5

Gambar 3.1

Diagram lapangan tes servis atas

H. Program Latihan

Program latihan merupakan pegangan yang sangat penting bagi

seorangpelatih untuk dijadikan pedoman dalam merencanakan maupun

pada saat pelaksanaan latihan.Tujuan program latihan yang direncanakan

dan diorganisir secara baik ialah untuk meningkatkan prestasi atlet secara

maksimal.Dengan demikian pelatih perlu menyusun program latihan agar

dalam membina pemain dapat terarah.

Dalam suatu penelitian, apalagi yang bersifat eksperimen lamanya

N

E

T N

a

r

a

c

o

b

[image:28.595.113.487.143.519.2]
(29)

disusun oleh penulis secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran. Di

bawah ini sistematika program latihan secara garis besar yang disusun oleh

penulis :

1. Warming- up ( pemanasan ), sangatlah penting dan besar perannya

dalam upaya pencegahan serta memperkecil kemungkinan

terjadinya cedera, oleh karena itu sebelum memasuki bagian latihan

inti pemanasan harus dilakukan dengan baik dan benar. Sasaran

lainnya adalah untuk memperlancar peredaran darah, memperluas

ruang gerak sendi, menyesuaikan suhu tubuh dan meningkatkan

kontraksi otot tubuh saat melakukan latihan inti

2. Latihan inti, kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan

program latihan yang telah penulis lampirkan.

3. Cooling down ( pendinginan ), setelah selesai melakukan latihan

inti, sampel diinstruksikan untuk melakukan pendinginan yaitu

dengan melemaskan otot-otot terutamma pada otot tungkai. Pada

pendinginan dilakukan dengan gerakan- gerakan yang bersifat

melemaskan otot-otot tubuh.

Mengenai cara pemberian volume dan pembenahan untuk kedua

bentuk latihan tersebut, penulis memperhatikan prinsip latihan yaitu

system set. Mengenai system set Harsono ( 1988: 196 ) menjelaskan : “

system yang paling popular adalah system set atau “ set system”.

(30)

latihan, disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi seperti

semula.

I. Analisis Data

Data yang diperoleh dari tes servis olahrga permaianan bola voli pada

pretest dan posttest, akan diolah dengan perhitungan statistika, dengan

menggunakan Softwere SPSS 17 windows. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan pengolahan data dengan menggunakan beberapa tahap sebagai

berikut.

1. Uji Normalitas dan Homogenitas

Peneliti melakukan uji normalitas dan homogenitas pada hasil tes

awal (pretest) dan tes akhir (posttest), untuk menentukan teknik statistik

yang akan dipakai. Menguji normalitas nilai pretest dan posttest dengan

menggunakan uji Klomogorof Smirnov.Uji Kolmogrof Smirnov

berkehendak untuk menguji hipotesis bahwa data tersebut berdistribusi

normal atau tidak. Pengolahan data statistic dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 17,0for windows, dengan

langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ini.

a) Merumuskan hipotesis

Ho: distribusi data normal

Ha: distribusi data tidak normal

(31)

c) Membuat kesimpulan

Dari data output dapat dilihat jika signifikansi >0,05, maka Ho diterima.

(Priyatno, 2009: 189)

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data yang akan diolah

memiliki kesamaan atau tidak. Uji homogenitas dengan bantuan

SoftwareSPSS versi 17,0 for windows.dengan langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ini.

2. Uji Regresi Linear

Untuk menjawab rumusan masalah satu dan dua penulis menggunakan

analisis regresi linear, dimana Analisis regresi linear dilakuan untuk

mencari atau memprediksikan pengaruh dari variable dependen apabila

nilai variable independen mengalmi kenaikan atau penurunan dan untuk

mengetahui arah hubungan antara variable bersifat positif atau

negative.Pengujian hipotesis dengan menggunakan Software SPSS 17,0

Windows.

3. Uji Independent Sampel T Test (uji t test)

Untuk menjawab rumusan masalah terakhir penulis menggunakan uji t

test dimana ui t test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara perbedaan

dua rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan..

Pengujian hipotesis dengan menggunakan Software SPSS 17,0 Windows. Uji

hipotesis dilakukan dengan uji t test (Independent Sampels T Test), adapun

(32)

1) Menentukan hipotesis

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan melakukan

servis dengan menggunakan metode latihan servis atas menggunakan

target dengan kemampuan siswa melakuan servis dengan

menggunakan metode latihan servis atas tanpa menggunakan target.

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan

melakukan servis dengan menggunakan metode latihan servis atas

menggunakan target dengan kemampuan siswa melakuan servis

dengan menggunakan metode latihan servis atas tanpa menggunakan

target.

2) Menentukan taraf signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α= 5%.

Signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan

dalam penelitian.

3) Menentukan t hitung

Untuk menentukan t hitung, dengan cara melihat hasil analisis data dengan

menggunakan Software 17,0 Windows yang berupa tabel nilai t hitung

(Equal variances assumed).

[image:32.595.126.513.224.534.2]

4) Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α=5% : 2 = 2,5%(uji 2 sisi) dengan derajat

(33)

5) Kriteria Pengujian

Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Berdasar signifikansi:

Ho diterima jika signifikansi > 0,05

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05

6) Membandingkan t hitung dengan t tabel

Nilai t hitung > t tabel dan signifikansi (0,000<0,05) maka Ho ditolak.

7) Kesimpulan

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari

hasil pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Latihan servis atas menggunakan target memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil serivis atas dalam cabang olahraga bola voli.

2. Latihan servis atas tanpa menggunakan target memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil serivis atas dalam cabang olahraga bola voli.

3. Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan servis menggunakan target

dengan tanpa menggunakan target terhadap hasil servis atas dalam cabang

olahraga bola voli. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ternyata

penerapan latihan servis menggunakan target memberikan pengaruh yang

lebih baik dibandingkan dengan latihan tanpa target terhadap hasil servis

atas dalam cabang olahraga bola voli.

B. Saran

Saran – saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan

(35)

1. Bagi para Pembina, pelatih dan pembaca umumnya agar mencoba

latihan servis atas menggunakan target dalam cabang olahraga bola

voli karena memberikan pengaruh yang positif dan efektif.

2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang

aspek – aspek teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan

penelitian yang berkenaan dengan hal- hal lainnya yang

mempengaruhi prestasi atlet bola voli

3. Bagi para Pembina, peltih dan atlet bola voli agar hasil penelitian ini

bisa dijadikan salah satu acuan dalam penelitian teknik servis atas

(36)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………. i

KATA PENGANTAR……… ii

ABSTRAK……….. vi

DAFTAR ISI... ….vii

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1

B. Masalah Penelitian……….8

C. Tujuan Penelitian………8

D. Manfaat Penelitian……….9

E. Definisi Operasional………..9

F. Variable Penelitian………11

G. Anggapan dasar………11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Permainan Bola Voli………..14

B. Hakikat Teknik Dasar Servis………24

(37)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian………..47

B. Batasan Penelitian……….48

C. Definisi Operasional……….48

D. Populasi dan Sampel……….50

E. Tempat dan Waktu Penelitian………..51

F. Desain Penelitian………..53

G. Instrumen Penelitian……….56

H. Program Latihan………59

I. Analisis Data……….61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian dan pembahasan………66

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..89

B. Saran ………... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Gambar

Table 3.1 Tempat penelitian
Table 3. 2 Jadwal Latihan
Tabel 3.3 Desain Penelitian
gambar 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan lama penguasaan bola (ball possession) sebelum dan setelah menerapkan model latihan umpan kombinasi pada

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari latihan stabilisasi terhadap peningkatan teknik double ballet leg dalam cabang olahraga

Metode latihan pass atas langsung ternyata lebih baik dibandingkan dengan metode latihan pass atas tidak langsung dalam melatih kemampuan melakukan pass atas pada permainan

Latihan yang terdiri atas lompatan dapat melatih kondisi fisik dan meningkatkan daya ledak otot tungkai yang akan diperlukan setiap pemain dalam melakukan teknik smash

Kenyataanya di lapangan kemampuan siswa peserta ekstrakurikuler dalam menerima program latihan yang diberikan oleh pelatih belum baik, pemahaman siswa peserta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui latihan menggunakan metode latihan audio visual dimana dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap keterampilan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik passing dalam permainan bola voli dengan menggunakan bentuk variasi latihan pertahanan pada atlet

Pembimbing 1. Abdul Kadir AA, M.Sc. Dalam latihan cabang olahraga prestasi, atlet khususnya cabang olahraga futsal pada divisi sepak bola di UKM UPI, tidak cukup hanya