DAFTAR PUSTAKA
Arikunto ( 2006 ), Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Arstad A. (2002), Media Pembelajaran. Jakarta :Rajawali Pers
Beutelstahl D. ( 2009 ), Belajar Bermain Bola Voli . Bandung : CV. Pionir Jaya,.
Cole D. (2008), melatih bola voli remaja. Yogyakarta : PT. Citra Aji Pratama.
Harsono ( 1988 ), coaching dan aspek- aspek psikologis dalam coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma
Mahendra A. ( 2007 ), Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI
Nurhasan. Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah
Statistic. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Nuril A. ( 2007 ), Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta : Eka Pustaka Utama.
Utomo A ( 2010), Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa
Yudiana. (2010), Permainan Bola Voli. Bandung : universitas pendidikan Indonesia.
Yunus M. ( 1991 ), Olahraga pilihan bola voli. Jakarta: Depdikbud DirjenDikti proyek pembinaan tenaga kependidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bola voli merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat ,
khususnya masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelusuran informasi saat ini
bola voli menduduki peringkat kedua pada deretan olahraga paling digemari di
Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi
pembelajaran.Html.Diaskes pada tanggal 15Februari2011). Dengan kata lain
dapat dimaknai bahwa bola voli merupakan olahraga yang memasyarakat,
artinya bisa dimainkan oleh semua kalangan, baik masyarakat pedesaan
maupun perkotaan dari mulai masyarakat disekolah sampai perguruan tinggi.
Salah satu bukti bahwa olahraga permainan itu disenangi oleh semua kalangan
adalah sarana yang tersedia untuk bola voli dimiliki dibanyak tempat.
Dizaman sekarang ini olahraga bola voli sudah berkembang pesat
baik dari segi teknik, taktik maupun fisik. Untuk menjadi pemain bola voli
yang handal disyaratkan memiliki beberapa factor penunjang yang dimiliki.
Dalam upaya mendapatkan gerakan yang efektif dan efisien pada
cabang olahraga ini, perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik.
Teknik tersebut terbagi menjadi servis, spike, passing dan blok. Mengenai
Salah satu teknik dasar yang perlu mendapatkan perhatian baik dari
atlet maupun pelatih terkait dengan teknik servis. Teknik ini disamping
berfungsi sebagai pembuka permainan juga dapat dimanfaatkan sebagai alat
serangan pertama, teknik tersebut dilakukan baik dari atas maupun bawah.
Kedua cara tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan yang
dimiliki atlet. Namun demikian untuk memperoleh hasil yang lebih mudah
umumnya atlet menggunakan servis dari atas, karena dengan teknik ini akan
lebih mudah untuk melakukan serangan.
Penguasaan terhadap teknik servis atas ini mempunyai peran
sangat penting dalam permainan bola voli, sebab servis atas merupakan kunci
utama yang dapat menentukan serangan pertama dan strategi dalam
permainan bola voli. Keberhasilan pemain dalam olahraga ini salah satunya
ditentukan oleh keberhasilan dalam melakukan servis dan dilanjutkan dengan
teknik yang lain. Seperti yang di jelaskan dalam buku yang berjudul “
Permainan Bola Voli” oleh Subroto dan Yudiana ( 2010 : 45 ) adalah sebagai
berikut:
keterampilan teknik bermain bola voli adalah cara memainkan bola secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk dapat melaksanakan seluruh keterampilan dasar bermain voli, minimal pemain memiliki enam dasar keterampilan teknik, yaitu sikap penjagaan dan cara bergerak kearah bola, pas dan umpan, spike, bendungan, servis dan penyelamatan bola.
Dalam upaya meningkatkan hasil teknik servis atas, diperlukan
benar. Di dalam pemberian materi latihan diperlukan pendekatan praktek
yang bervariasi guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
Banyak cara atau metode dalam menyampaikan materi latihan,
sehinggga anak lebih cepat dalam menguasai materi yang diajarkan dan dapat
menerapkannya dalam situasi yang tepat. Penggunaan metode latihan yang
baik dan tepat akan sangat membantu dalam proses latihan. Metode
merupakan prosedur atau operasi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu metode
dalam proses pelatihan memiliki hubungan yang erat dengan tujuan prose
tersebut.
Dalam proses pelatihan olahraga, masih banyak pelatih yang
menggunakan metode tradisional yaitu metode bagian atau part method. Pada
prakteknya metode ini dikatakan sebagai metode tradisional karena metode
ini merupakan metode yang paling tua, yang merupakan pengkristalan
gagasan-gagasan mengajar dari teori behaviorisme. Sedangkan
metode-metode baru yang didasari oleh teori baru dan penelitian empiris masih
kurang dipergunakan. Seperti yang dijelaskan dalam buku “ Teori Belajar
Motorik “ oleh Mahendra ( 2007: 275) adalah sebagai berikut :
Pada latihan ini tidak hanya dengan satu atau dua kali latihan untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka dalam setiap latihan diharuskan
melakukan secara berulang- ulang atau secara Drill supaya target yang akan
kita tuju sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya metode latihan
dengan menggunakan target atau sasaran, maka proses latihannya pun
terfokus pada satu latihan. Apabila target yang dituju sudah sesuai yang
diharapkan kita meningkat ketahap selanjutnya, yakni sasaran yang dituju
berbeda dengan sasaran yang sebelmnya. Menurut Mahendra ( 2007 : 280 )
beranggapan bahwa :
Latihan terpusat merupakan cara yang lazim dipilih. Cara ini dianggap khas karena memungkinkan siswa berlatih secara terfokus, melatih satu keterampilan berulang-ulang tanpa terganggu kegiatan lain. Cara ini tampak masuk akal karena dianggap memungkinkan anak untuk berkosentrasi penuh dan meghaluskan geraknya.
Metode latihan yang digunakan adalah metode latihan sasaran atau
target. Dalam permainan bola voli metode ini sangatlah penting dilakukan
oleh semua atlet, karena metode tersebut bisa digunakan juga pada saat
pertandingan berjalan. Menurut Beutelstahl ( 2009: 38 ) mengatakan bahwa
“segala sesuatu untuk menyempurnakan servis harus memperhatikan
keamanan, kecermatan dan kesulitan”. Berikut adalah cara melatih servis demi
menyempurnakan servis tersebut :
1. Keamanan
Untuk menjamin standar keamanan yang ada, maka sebaiknya setiap
pelatih mengharuskan suatu jadwal latihan servis yang teratur, sebelum
Misalnya : setiap pemain harus melatih serve 50 kali dari garis batas ke
belakang dengan tujuan sedikit- dikitnya 95 % dari semua servis itu harus
berhasil dilambungkan kesisi lawan.
Latihan yang sama dapat dipersulit lagi dengan menjauhkan base linenya
sepanjang delapan meter ke belakang.
2. Kecermatan
Banyak tipe latihan untuk mempertajam kecermatan pemain, antara
lain :
a) Pemain harus memukul bola ke sisi lawan pada suatu posisi
tertentu yang sudah ditentukan. Misalnya gambar suatu sasaran
atau target berbentuk lingkaran atau kotak dengan menggunakan
kapur dan sebagainya.
b) Servis harus diarahkan sedemikian hingga bola masuk kedalam
keranjang atau masuk dalam sasaran.
c) Servis harus diarahkan pada pemain- pemain tertentu yang berdiri
disisi lawan.
d) Servis harus diarahkan sampai kegaris batas belakang sisi lawan.
Servis harus diarahkan sedemikian sehingga bola jatuh didepan net
sisi lawan
e) Servis harus masuk kesuatu area tertentu disisi lawan. Setiap kali
3. Kesulitan
Yang dimaksud dengan kesulitan disini adalah kesulitan yang dihadapi
pemain pada waktu melakukan servis. Kesulitan ini relative kalau
seorang pemain sudah sanggup melakukan servis dengan cermat, maka
servis itu dapat ditingkatkan lagi mutunya. Berarti pemain akan
mendapatkan kesulitan yang baru lagi.
Semua latihan rutin yang sudah dijelaskan diatas ini dapat digunakan
untuk mempertinggi kesulitan tersebut. Pemain tidak boleh lupa bahwa
servis yang baik adalah servis yang keras sekali pukulannya atau servis
yang dapat menguasai lajunya bola, menyamping kesana kemari sesuai
dengan kehendak servisnya sendiri.
Sesungguhnya servis tak perlu dilatih bersama pemain beregu. Setiap
pemain dapat berlatih sendiri didalam ruangan maupun diudara
terbuka, dengan ataupun tanpa net. Bahkan seutas tali sebagai
pengganti net pun juga sudah cukup memadai.
Penerapan metode yang tepat dalam proses latihan akan
mempengaruhi hasil yang dicapai. Teknik servis atas yang dijelaskan
sebelumnya, merupakan salah satu teknik yang sangat penting. Proses latihan
untuk teknik ini dibutuhkan suatu gerak yang efisien. Pelaksanaan latihan
untuk servis atas dilakukan sebagai upaya untuk mengefisienkan gerak,
Variasi latihan juga harus dipahami pelatih agar gejala yang
diakibatkan yakni kurangnya metode latihan yang bervariasi yang dapat
menimbulkan rasa jenuh dalam proses pelatihan tersebut dapat dihindari.
Apabila dalam permasalahan tersebut tidak segera dibenahi maka
yang akan menjadi korban adalah atlet bahkan club itu sendiri. Atlet tidak
akan berkembang dengan adanya permasalahan yang ada didalam pelatihan
tersebut. Maka dengan segera mungkin pelatih harus bisa memecahkan
permasalahan yang ada dalam proses pelatihan khususnya dalam melakukan
servis atas dalam cabang olehraga bola voli.
Setelah proses pelatihan tersebut dibenahi atau sudah dipecahkan
permasalahannya, maka akan memberikan keuntungan bagi atlet ataupun
club tersebut. Dengan adanya variasi latihan yang modern akan memberikan
dampak positif bagi para atlet. Dimana atlet akan serius menjalankan prose
pelatihan yang akan diberikan atau di instuksikan oleh pelatih. Dengan tidak
sadar akan memberikan peningkatan yang signifikan dengan adanya proses
latihan modern khususnya proses pelatihan servis atas menggunakan target
nilai dalam canang olahraga bola voli terhadap hasil servis.
Mengacu pada hasil pengamatan yang penulis lakukan, khususnya
pada club tersebut yang masih menggunakan metode bagian, maka penulis
tertarik untuk mencoba menerapkan metode latihan dengan menggunakan
B. Masalah Penelitian
Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, penulis
mencoba menerapkan salah satu metode mengajar yaitu metode latihan target-
non target, yang ditunjukan untuk meningkatkan hasil servis atas pada
olahraga bola voli. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah metode latihan servis atas menggunakan target
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil servis atas
pada cabang olahraga bola voli ?
2. Apakah metode latihan servis atas tanpa target memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil servis atas pada cabang
olahraga bola voli ?
3. Apakah metode latihan servis atas menggunakan target akan
memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan metode
latihan tanpa target terhadap hasil servis atas dalam cabang
olahraga bola voli ?
C. Tujuan Penelitian
secara umum penelitian ini berfungsi untuk menerapkan metode
latihan dengan menggunakan target atau sasaran dalam cabang olahraga bola
voli kepada atlet bola voli khususnya yang ada dalam club Tunas Alko Kab,
Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode latihan servis atas
dengan target pada cabang olahraga bola voli.
2. Mengetahui berapa besar pengaruh metode latihan servis atas tanpa
target pada cabang olahraga bola voli.
3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh metode latihan servis
atas dengan target dibandingkan latihan tanpa target pada cabang
olahraga bola voli.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara praktis
Upaya – upaya untuk meningkatkan kualitas proses pelatihan bola
voli dalam penelitian ini dapat dijadikan gambaran pemecahan suatu
masalah pengaruh latihan servis atas menggunakan target dalam
cabang olahraga bola voli terhadap hasil servis atas.
2. Secara teoritis
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan teori-teori yang
dikembangkan dalam penelitian ini dapat memperkuat teori yang
sudah ada dan menyempurnakan terkait dengan proses pelatihan bola
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir dalam penelitian ini, maka penulis
membatasi istilah- istilah sebagai berikut :
a. Latihan servis menggunakan target atau sasaran adalah suatu
latihan mengarahkan servis atas pada sasaran yang ditentukan.
Yudiana ( 2010 :91 )
Penulis beranggapan bahwa latihan servis menggunakan target
nilai adalah suatu usaha latihan menempatkan bola pada sasaran
yang dituju dengan bentuk latihan servis.
b. Servis menurut beutelstahl ( 2009: 9 ) servis adalah sentuhan
pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya dianggap
sebagai permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai
perainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu
senjata yang ampuh untuk menyerang.
c. Menurut Yudiana ( 2010: 53 ) servis atas merupakan bola hasil
pukulan sevis ini dapat berbentuk topspin atau jalan bola berputar
kedepan dan floating atau jalan bola mengapung atau
mengambang. Jalan bola topspin menukik dan akan cepat turun,
sedangkan bola floating akan berubah- ubah, tidah datar sehingga
penerima sulit memprediksi arah jatuhnya bola secara tepat.
Bentuk bola hasil pukulan ini bergantung pada cara memukul bola
dengan menggunakan gerak pols pergelangan tangan bola akan
berjalan topspin. Tetapi jika bola dipukul degan pangkal tangan
yang ditegangkan dan mengenai bagian tengah bola atau pada
pentil bola, bola akan berjalan floating.
Servis atas juga dapat didefinisikan adalah suatu usaha memukul
bola dari bagian atas kepala dengan tujuan melampaui net supaya
bisa menghasilkan serangan pertama maupun pembuka suatu
permainan.
d. Hasil servis atas
Hasil servis atas adalah jumlah nilai yang dihasilkan setelah
melakukan tes, baik tes awal maupun tes akhir.
F. Variable penelitian
a. Variable Bebas
Variable bebas merupakan suatu variable yang mempengaruhi
variable lain. Variable bebas disini adalah metode latihan dengan
target.
b. Variable Terikat
Variable terikat merupakan suatu variable yang dipengaruhi oleh
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar menurut Arikunto ( 2006 : 24 ) mengatakan bahwa “
anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang
akan berfungsi sebagai hal- hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi
peneliti didalam melaksanakan penelitiannya “.
Metode yang tepat dan sesuai yang digunakan dalam proses penelitian
akan mempermudah dalam pencapaian tujuan pelatihan. Oleh karena itu,
semakin tepat metode yang dipergunakan dalam menyajikan bahan latihan
akan semakin efektif dalam pencapaian tujuan pelatihan.
Seorang pelatih yang tidak menguasai metode- metode dalam proses
pelatihan, tidak akan dapat mencapai tujuan pelatihan yang baik. Akibatnya
akan timbul proses latihan yang tidak bervariasi dan monoton. Sehingga
menimbulkan kebosanan dan kurangnya perhatian serta kesungguhan belajar
pada diri siswa atau atlet.
Dalam proses pelatihan terdapat beberapa metode yang dapat
dipergunakan untuk mencpai tujuan pelatihan, diantaranya adalah metode
latihan dengan target dan metode latihan tanpa target. Pada prinsipnya antara
metode latihan menggunakan target dan metode tanpa target memiliki
kesamaan dalam pelaksanaannya, yaitu mengacu kepada tugas-tugas yang
harus dilakukan dengan secara bertahap dan berulang- ulang.
Menurut Mahendra ( 2007 : 23 ) Latihan target merupakan cara yang
lazim dipilih. Cara ini dianggap khas karena memungkinkan siswa berlatih
kegiatan lain. Cara ini tampak masuk akal karena dianggap memungkinkan
anak untuk berkosentrasi penuh dan meghaluskan geraknya. Namun ada
perbedaan yang signifikan antara metode latihan menggunakan target dengan
metode latihan tanpa target, dimana hasil akhir yang akan membedakan dari
keduanya. Yang harus dilakukan metode latihan menggunakan target mencari
inti dari keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang dujadikan sebagai
proses latihan yang dilakukan secara berulang- ulang dengan menggunakan
target atau sasaran dalam pelaksanaannya.
Dalam proses latihan servis atas menggunakan target yang harus
diperhatihan adalah ketepatan, kecepatan dan keseimbangan saat melakukan
servis yang disebut dengan hukum speed, accuracy and trade off yang artinya
semakin tinggi kecepatan maka akurasi akan menurun, jika akurasi menjadi
naik maka speed akan turun.
Sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F
akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan
besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M.
atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu.
Penulis beranggapan bahwa pengaruh metode latihan servis atas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu menetapkan metode yang sesuai dan
dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu
penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam
penelitian tersebut.
Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Terdapat
beberapa jenis metode penelitian yang bisa dipergunakan dalam suatu
penelitian, diantaranya adalah metode historis, deskriptif dan eksperimen.
Dalam penelitian ini penulis mencari variable tertentu terhadap pariabel lain,
maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen.
Mengenai metode eksperimen Arikunto( 2006: 82 ) bahwa “ Dengan sengaja
mengusahakan timbulnya variable- variable dan dilanjutkannya dikontrol
untuk dilihat pengaruhnya “.
Hal serupa mengenai metode penelitian eksperimen dikemukakan oleh
Riduwan ( 2010: 50 ) yaitu, “ Bahwa penelitian dengan pendekatan
eksperimen merupakan suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variable tertentu terhadap pariabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen merupakan metode yang didalamnya terdapat hubungan sebab
akibat antara dua kelompok variable yang ditimbulkan melalui suatu
penelitian.
Adapun variable- variable yang menjadi pokok dalam penelitian ini
adalah :
1. Variable bebasnya adalah latihan servis atas menggunakan target .
2. Variable terikatnya adalah hasil servis atas pada cabang olahraga
bola voli.
B. Batasan Penelitian
1. Penelitian ini terbatas pada dampak latihan servis atas dengan
target nilai dalam cabang olahraga bola voli
2. Sampel yang digunakan adalah atlet TUNAS ALKO kab.
Bandung Barat ( karena servis atas, kemampuan berkonsentrasi,
dan pengalaman bertanding masih sedikit, Dikarenakan club
tersebut baru berdiri ).
3. Lama penelitian 2 bulan untuk melatih peningkatan hasil servis
atas pada cabang olahraga bola voli.
4. Hasil servis atas akan lebih maksimal menggunakan metode
latihan dengan target.
1. Pengaruh adalah “ daya kekuatan yang dating dari keadaan “.
( kamus bahasa Indonesia, 1972: 216 ). Dalam penelitian ini adalah
pengaruh latihan servis atas menggunakan target nila dalam cabang
olahraga bola voli terhadap hasil servis atas.
2. Latihan menurut Harsono ( 1988: 397) adalah “ suatu proses
aktivitas tubuh yang dilakukan secara sistematis, berulang- ulang,
bertahap, terus- menerus dan beban aktivitas yang diberikan makin
lama makin bertambah”.
3. Menurut Yudiana ( 2010: 53 ) servis atas merupakan bola hasil
pukulan sevis ini dapat berbentuk topspin atau jalan bola berputar
kedepan dan floating atau jalan bola mengapung atau
mengambang.
4. Latihan servis menggunakan target atau sasaran adalah suatu
latihan mengarahkan servis atas pada sasaran yang ditentukan.
Yudiana ( 2010 :91 )
5. Servis menurut beutelstahl ( 2009: 9 ) servis adalah sentuhan
pertama dengan bola. Mula-mula servis ini hanya dianggap
sebagai permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai
perainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu
senjata yang ampuh untuk menyerang.
6. Hasil servis atas adalah jumlah nilai yang dihasilkan setelah
D. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2006:108) Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, kuantitatif
maupun kualitatif mengenaikarakteristik tertentu dari semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingindipelajari sifat-sifatnya. Jadi
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa data kuantitatif dan
kualitatif dari mengukur dan menghitung.
Populasi penelitian adalah atlet Tunas Alko kab. Bandung Barat yang
mengikuti kegiatan latihan rutin bola voli sejumlah 14 orang, sehingga
penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arikunto ( 2006 : 107 ) bahwa “ Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Mengenai batasan sampel, sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sedangkan mengenai jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini, Arikunto ( 2006: 108 ) kebanyakan peneliti beranggapan
bahwa “ Semakin banyak sampel atau semakin besar persentase sampel dan
populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Hal ini tergantung dari sifat- sifat
atau cirri- cirri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi”.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, maka jumlah sampel pada
population sampling.Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari
100 orang.
E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitia dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama berupa
pelaksanaan tes awal ( pre- test ), tahap kedua adalah pelaksanaan
penelitian berupa pemberian perlakuan metode latihan ( treatmen ) dan
tahap ketiga melaksanakan tes akhir ( post- test ).
Dari ketiga pelaksanaan penelitian tersebut penulis tetapkan berlokasi
dig or KTM yang beralamat di Jl. Cihanjuang Rahayu Rw.12 Rt 01 kec.
Parongpong Kab. Bandung Barat. Untuk lebih jelas mengenai tempat
[image:19.595.126.516.181.646.2]penelitian adalah sebagai berikut :
Table 3.1 Tempat penelitian Penelitian Tempat
Pre – test GOR KTM Parongpong
Post – test GOR KTM Parongpong
Treatmen Latihan servis atas menggunakan target nilai : GOR KTM Parongpong
2. Waktu Penelitian
Sedangkan waktu untuk latihan, penulis menetapkan 3 kali pertemuan
Tunas Alko. Sehingga total pemberian treatmen terhadap sampel adalah 24
kali pertemuan.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Harsono ( 1988: 30 )bahwa “
latihan tiga kali setiap minggu ( missal selasa, jumat, minggu ), dengan
diselingi satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk
berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut”.
Menurut Harsono ( 1988: 101) mengatakan bahwa : “ latihan adalah
suatu proses yang sistematis dari berlatih atau kerja, yang dilakukan secara
berulang- ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan
atau pekerjaannya”.
Tujuan utama dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan
keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal
itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secra
seksama oleh atlet. Antara lain : latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik
dan latihan mental.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis tertuju dalam suatu latihan
teknik ( technical training ). Latihan teknik disini adalah latihan utnuk
mempermahir teknik- teknik gerakan yang diperlukan untuk mampu
melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet, misal dalam cabang
olahraga bola voli seperti latihan servis, membendung, umpan dan
berisi dan padat dengan kegiatan yang bermanfaat. Kecuali waktunya
pendek, latihan harus dilakukan sesering mungkin.
Menurut Thomas ( 1979: 122 ) yang dialih bahasakan oleh CV.
Tambak Kusuma beranggapan Bahwa : “ Apabila atlet mulai sering
melakukan kesalahan- kesalahan, maka latihan harus dihentikan.
Berdasarkan pendapat tesebut, maka cukup beralasan apabila penulis
memberikan latihan ( treatment ) kepada testee selama 8 minggu, 3 kali
dalam setiap minggunya, dengan begitu memberikan kesempatan kepeda
setiap testee untuk beristirahat cukup dan menghindari kelelahan yang
berlebihan. Sehingga pertemuannya mencapai 24 pertemuan. Mengenai
[image:21.595.126.519.239.587.2]jadwal latihan yang dilakukan setiap minggunya adalah sebagai berikut :
Table 3. 2 Jadwal Latihan
Hari Waktu Tempat
Selasa 16.30 – 18.30 GOR KTM Parongpong
Jumat 16.30 – 18.30 GOR KTM Parongpong
Minggu 16.30 – 18.30 GOR KTM Parongpong
Jadwal tersebut merupakan hasil kesepakatan penulis dengan para
testee, dan setiap latihan dilakukan kurang lebih selama 120 menit, dengan
perkiraan rincian kurang lebih 45 menit untuk teknik ( khusus teknik servis atas
dengan target atau sasaran ) supaya atlet atau testee tidak akan mengalami
latihan pelatih. Hal ini berdasarkan pendapat satriya dkk ( 2007: 53 ) mengenai
lamanya latihan teknik, yaitu :
Persyaratan utama yang harus diperhatikan oleh setiap pelatih dalam melatih teknik adalah jangan sampai ada kelelahan dalam latihan teknik, karena latihan teknik itu melibatkan kerjasama antara syaraf dan otot sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak boleh lelah karena tujuan latihan teknik itu adalah ketepatan sasaran atau gerak, sehingga dalam pelaksanaanya perlu situasi atau kondisi tubuh yang segar.
F. Desain Penelitian
Definisi desain penelitian menurut Arikunto ( 2006: 51 ) adalah
“Desain ( design ) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh
peneliti, sebagai ancar- ancar kegiatan yang akan dilaksanakan”. Kemudian
Nazir ( 1988: 99) bahwa “ Desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain,
penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok
masalah yang akan diungkapkan. Desain juga memudahkan kita untuk
melakukan penelitian secara sistematis dan teratur. Oleh karena itu desain
diperlukan dalam sebuah penelitian untuk mengetahui alur penelitian yang
akan dilakukan. Atas adasar hal tersebut, penulis menggunakan pre-test
post-test design sebagai desain penelitian.
Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2006: 79 ) menggambarkan
Tabel 3.3 Desain Penelitian
O1 X1 O2
O1 O2
Keterangan :
O1: test awal
X1 : treatment / perlakuan metode latihan dengan target
O2 : test akhir
berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka dibuat langkah-
Bagan 3.1 Langkah- langkah Penelitian
POPULASI
Sampel
Tes Awal
Kelompok kontrol Kelompok eksperimen
Tes Akhir
Pengolahan Data
G. Instrument Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan instrument penelitian yang tepat,
karena instrument merupakan suatu alat pengumpulan data dalam suatu
penelitian, dan instrument tersebut harus dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhasan ( 2007: 1 ) bahwa tes
merupakan suatu hal yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek
yang akan diukur. Jadi yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrument
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Teknik pengambilan sampel
Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena sampel dalam
penelitian ini penulis tetapkan sebesar 100 % atau 14 orang dari populasi yang
tersedia. Untuk membagi sampel menjadi 2 kelompok untuk diberikan
perlakuan ( treatment ) adalah sebagai berikut :
1. Lakukan tes awal ( pre- test ) terlebih dahulu.
2. Setelah itu data tes awal dirangking dari 2 ke 1.
3. Setelah data tersusun, sampel dibagi menjadi 2 kelompok dengan cara
ganjil genap, sehingga kelompok yang didapat tersebut mempunyai
kemampuan yang seimbang.
4. Menentukan perlakuan ( treatmen ) untuk kelompok ganjil diberi metode
demonstrasi, sedangkan kelompok yang genap diberi metode audiovisual.
5. Masing- masing kelompok menjalani kegiatan eksperimen selama waktu
6. Setelah menjalani perlakuan ( treatmen ), kemudian lakukan tes akhir
( post – test )
7. Setelah memperoleh data mentah, maka data tersebut diolah dan dianalisis
secara statistik sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dan dijadikan sebagai
acuan dalam pengambilan kesimpulan.
b. Alat ukur pengumpulan data
Alat ukur untuk mengukur kemampuan hasil servis atas menggunakan
target nilai. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumentersebut sudah baik.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 144).
Menurut Yunus, (1992 ) tes servis atas menggunakan Volley Ball Skill
Test dalam permainan bola voli dengan Validitas 0.86 dan Reliabilitas 0. 93.
Pelaksanaan tes sebagai berikut :
a. Tujuan ini untuk mengukur kemampuan hasil servis atas seseorang.
b. Alat atau fasilitas
Lapangan bola voli
Net dan tiang net
Tiang bambu 2 buah
Bola voli 6 buah
c. Tata cara pelaksanaan tes
1. Petunjuk pelaksanaan:
a. Testee berada dalam daerah servis dan melakukan servis yang
sah sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk
servis.
b. Bentuk pukulan servis adalah servis atas.
c. Kesempatan melakukan servis sebanyak 6 kali.
2. Cara menskor :
a. Bola yang melewati jaring diantara batas atas jarring dan tali
setinggi 50 cm, skor : angka sasaran dikalikan tiga
b. Bola yang melampaui jaring diantara kedua tali yang
direntangkan,skor : angka sasaran dikalikan dua.
c. Bola yang melampaui jaring yang lebih tinggi dari tali yang
tertinggi, skor : angka sasaran.
d. Bola yang menyentuh tali batas diatas jarring, dihitung telah
melampaui ruang dengan angka perkalian yang lebih besar.
e. Bola yang menyentuh garis batas sasaran dihitung telah
mengenai sasaran dengan angka yang lebih besar.
f. Bola yang dimainkan dengan cara tidak sah atau bola
menyentuh jarring dan atau jatuh diluar bagian lapangan
Untuk lebih jelasnya mengenai lapangan tes servis atas dapat dilihat pada
gambar 3.1
3 5
2 1 4
3 5
Gambar 3.1
Diagram lapangan tes servis atas
H. Program Latihan
Program latihan merupakan pegangan yang sangat penting bagi
seorangpelatih untuk dijadikan pedoman dalam merencanakan maupun
pada saat pelaksanaan latihan.Tujuan program latihan yang direncanakan
dan diorganisir secara baik ialah untuk meningkatkan prestasi atlet secara
maksimal.Dengan demikian pelatih perlu menyusun program latihan agar
dalam membina pemain dapat terarah.
Dalam suatu penelitian, apalagi yang bersifat eksperimen lamanya
N
E
T N
a
r
a
c
o
b
[image:28.595.113.487.143.519.2]disusun oleh penulis secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran. Di
bawah ini sistematika program latihan secara garis besar yang disusun oleh
penulis :
1. Warming- up ( pemanasan ), sangatlah penting dan besar perannya
dalam upaya pencegahan serta memperkecil kemungkinan
terjadinya cedera, oleh karena itu sebelum memasuki bagian latihan
inti pemanasan harus dilakukan dengan baik dan benar. Sasaran
lainnya adalah untuk memperlancar peredaran darah, memperluas
ruang gerak sendi, menyesuaikan suhu tubuh dan meningkatkan
kontraksi otot tubuh saat melakukan latihan inti
2. Latihan inti, kedua kelompok melaksanakan latihan sesuai dengan
program latihan yang telah penulis lampirkan.
3. Cooling down ( pendinginan ), setelah selesai melakukan latihan
inti, sampel diinstruksikan untuk melakukan pendinginan yaitu
dengan melemaskan otot-otot terutamma pada otot tungkai. Pada
pendinginan dilakukan dengan gerakan- gerakan yang bersifat
melemaskan otot-otot tubuh.
Mengenai cara pemberian volume dan pembenahan untuk kedua
bentuk latihan tersebut, penulis memperhatikan prinsip latihan yaitu
system set. Mengenai system set Harsono ( 1988: 196 ) menjelaskan : “
system yang paling popular adalah system set atau “ set system”.
latihan, disusul dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi seperti
semula.
I. Analisis Data
Data yang diperoleh dari tes servis olahrga permaianan bola voli pada
pretest dan posttest, akan diolah dengan perhitungan statistika, dengan
menggunakan Softwere SPSS 17 windows. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengolahan data dengan menggunakan beberapa tahap sebagai
berikut.
1. Uji Normalitas dan Homogenitas
Peneliti melakukan uji normalitas dan homogenitas pada hasil tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest), untuk menentukan teknik statistik
yang akan dipakai. Menguji normalitas nilai pretest dan posttest dengan
menggunakan uji Klomogorof Smirnov.Uji Kolmogrof Smirnov
berkehendak untuk menguji hipotesis bahwa data tersebut berdistribusi
normal atau tidak. Pengolahan data statistic dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 17,0for windows, dengan
langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ini.
a) Merumuskan hipotesis
Ho: distribusi data normal
Ha: distribusi data tidak normal
c) Membuat kesimpulan
Dari data output dapat dilihat jika signifikansi >0,05, maka Ho diterima.
(Priyatno, 2009: 189)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data yang akan diolah
memiliki kesamaan atau tidak. Uji homogenitas dengan bantuan
SoftwareSPSS versi 17,0 for windows.dengan langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ini.
2. Uji Regresi Linear
Untuk menjawab rumusan masalah satu dan dua penulis menggunakan
analisis regresi linear, dimana Analisis regresi linear dilakuan untuk
mencari atau memprediksikan pengaruh dari variable dependen apabila
nilai variable independen mengalmi kenaikan atau penurunan dan untuk
mengetahui arah hubungan antara variable bersifat positif atau
negative.Pengujian hipotesis dengan menggunakan Software SPSS 17,0
Windows.
3. Uji Independent Sampel T Test (uji t test)
Untuk menjawab rumusan masalah terakhir penulis menggunakan uji t
test dimana ui t test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara perbedaan
dua rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan..
Pengujian hipotesis dengan menggunakan Software SPSS 17,0 Windows. Uji
hipotesis dilakukan dengan uji t test (Independent Sampels T Test), adapun
1) Menentukan hipotesis
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan melakukan
servis dengan menggunakan metode latihan servis atas menggunakan
target dengan kemampuan siswa melakuan servis dengan
menggunakan metode latihan servis atas tanpa menggunakan target.
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
melakukan servis dengan menggunakan metode latihan servis atas
menggunakan target dengan kemampuan siswa melakuan servis
dengan menggunakan metode latihan servis atas tanpa menggunakan
target.
2) Menentukan taraf signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α= 5%.
Signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan
dalam penelitian.
3) Menentukan t hitung
Untuk menentukan t hitung, dengan cara melihat hasil analisis data dengan
menggunakan Software 17,0 Windows yang berupa tabel nilai t hitung
(Equal variances assumed).
[image:32.595.126.513.224.534.2]4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada α=5% : 2 = 2,5%(uji 2 sisi) dengan derajat
5) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasar signifikansi:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
6) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel dan signifikansi (0,000<0,05) maka Ho ditolak.
7) Kesimpulan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari
hasil pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Latihan servis atas menggunakan target memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil serivis atas dalam cabang olahraga bola voli.
2. Latihan servis atas tanpa menggunakan target memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil serivis atas dalam cabang olahraga bola voli.
3. Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan servis menggunakan target
dengan tanpa menggunakan target terhadap hasil servis atas dalam cabang
olahraga bola voli. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ternyata
penerapan latihan servis menggunakan target memberikan pengaruh yang
lebih baik dibandingkan dengan latihan tanpa target terhadap hasil servis
atas dalam cabang olahraga bola voli.
B. Saran
Saran – saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan
1. Bagi para Pembina, pelatih dan pembaca umumnya agar mencoba
latihan servis atas menggunakan target dalam cabang olahraga bola
voli karena memberikan pengaruh yang positif dan efektif.
2. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang
aspek – aspek teknik, penulis menganjurkan untuk melakukan
penelitian yang berkenaan dengan hal- hal lainnya yang
mempengaruhi prestasi atlet bola voli
3. Bagi para Pembina, peltih dan atlet bola voli agar hasil penelitian ini
bisa dijadikan salah satu acuan dalam penelitian teknik servis atas
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………. i
KATA PENGANTAR……… ii
ABSTRAK……….. vi
DAFTAR ISI... ….vii
DAFTAR TABEL……….. ix
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1
B. Masalah Penelitian……….8
C. Tujuan Penelitian………8
D. Manfaat Penelitian……….9
E. Definisi Operasional………..9
F. Variable Penelitian………11
G. Anggapan dasar………11
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Hakikat Permainan Bola Voli………..14
B. Hakikat Teknik Dasar Servis………24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian………..47
B. Batasan Penelitian……….48
C. Definisi Operasional……….48
D. Populasi dan Sampel……….50
E. Tempat dan Waktu Penelitian………..51
F. Desain Penelitian………..53
G. Instrumen Penelitian……….56
H. Program Latihan………59
I. Analisis Data……….61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian dan pembahasan………66
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..89
B. Saran ………... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN