• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA KELAS XI PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA KELAS XI PADA POKOK BAHASAN KOLOID."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

KELAS XI PADA POKOK BAHASAN KOLOID

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh Ranih Sriyani

0900717

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengembangan Soal Tes Open-ended

Problem untuk Mengukur Keterampilan

Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI pada

Pokok Bahasan Koloid

Oleh

Ranih Sriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Ranih Sriyani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

KELAS XI PADA POKOK BAHASAN KOLOID

Oleh: Ranih Sriyani

0900717

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002

Pembimbing II

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si NIP. 196203011987032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Soal Tes Open-ended Problem untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok

Bahasan Koloid”. Penelitian dilakukan untuk membuat soal tes open-ended problem yang mampu mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan koloid. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Soal yang dikembangkan sebanyak tujuh butir soal open-ended problem. Kualitas soal tes open-ended problem ditentukan secara kualitatif/ teoritis dan kuantitatif/ empiris. Tinjauan secara kualitatif didasarkan pada hasil pertimbangan (judgement) para ahli sedangkan secara kuantitatif berdasarkan pada hasil uji coba di lapangan meliputi nilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Penelitian pengembangan ini dilakukan sampai pada tahap uji coba terbatas, dengan tiga kali uji coba. Uji coba dilaksanakan di sekolah yang berbeda, uji coba 1 dilakukan kepada 40 siswa, uji coba 2 dilakukan kepada 37 siswa dan uji coba 3 dilakukan kepada 36 siswa program IPA. Soal dianalisis menggunakan program anates v4.05. Hasil pengukuran rata-rata keterampilan berpikir kreatif menggunakan soal tes open-ended problem yaitu indikator berpikir lancar (fluency) sebesar 54,10%, berpikir luwes (flexibility) sebesar 42,74 %, berpikir orisinil (originality) sebesar 34,05%, berpikir elaborasi (elaboration) sebesar 38,01% dan berpikir evaluatif (evaluation) sebesar 46,77%.

(5)

Abstract

The title of this research is "Development of Open-Ended Problems Test for Measuring Creative Thinking Skills of High School Students on grade XI in Colloids Topic". The purpose of this research is creating open-ended problem test that is able to measure creative thinking skills of high school students. Research and development method (R&D) is used as research method. Seven items open ended problems are developed. Quality of the test questions are determined by qualitative/theoretical and quantitative/empirical. Qualitative review seen from the judgement of the experts, while quality of the problems quantitatively seen from the results of field trials include the validity, reliability, level of difficulty and distinguishing. The research development performed until three times trials. Tests conducted at different school, first test performed to 40 students, second test performed to 37 student and third test performed to 36 students in science programs. Problems are analyzed using anates v4.05 program. Achievement of measurement creative thinking using open-ended problem test are 54.10% of fluency, 42,74 %, of flexibility, 34,05%, of originality, 38,01% of elaboration and 46,77% of evaluation indicators.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 4

F. Struktur Organisasi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Prosedur Pengembangan Tes ... ... 7

B. Kualitas Tes... ... 9

C. Open-ended Problem... ... 12

D. Berpikir Kreatif ... ... 17

E. Sistem Koloid ... ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... ... 27

C. Instrumen Penelitian ... ... 28

D. Alur Penelitian ... ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Pengembangan Soal Tes Open-ended Problem ... .35

B.Kualitas Soal Tes Open-ended Problem Secara Kualitatif dan Kuantitatif .... 46

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A.Kesimpulan ... 69

B.Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 74

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan,

karena upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui

peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya (Mardapi,

2008). Dari proses penilaian akan diperoleh informasi sejauh mana keefektifan

suatu proses pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk

memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Sesuai dengan pernyataan Arifin

(2012) bahwa hasil yang diperoleh dari penilaian dapat dijadikan umpan balik

(feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program serta

kegiatan pembelajaran.

Tuntutan kurikulum yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa proses

pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep saja, melainkan

juga mengembangkan kemampuan berpikir secara logis, kritis, kreatif dan

inovatif secara mandiri serta memupuk sikap ilmiah. Pembelajaran IPA termasuk

mata pelajaran kimia, seharusnya mengembangkan rasa ingin tahu melalui

penemuan berdasarkan pengalaman langsung dalam kerja ilmiah, dengan kerja

ilmiah siswa dilatih untuk memanfaatkan fakta, konsep, prinsip, teori sebagai

dasar untuk berpikir kreatif, kritis dan analitis (Depdiknas, 2006).

Munandar (2002) menyebutkan saat ini pembelajaran lebih ditekankan pada

pemikiran reproduktif, hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap

soal-soal yang diberikan. Proses berpikir tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif

jarang dilatihkan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maliga (2012)

menyebutkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran

kimia masih perlu dilatih dan dikembangkan dengan membiasakan siswa untuk

menjawab soal-soal yang dapat melatih keterampilan berpikir kreatif. Akan

tetapi, soal tes yang biasanya dipakai di sekolah-sekolah kebanyakan hanya

meliputi tugas-tugas yang harus dicari satu jawaban benar (berpikir konvergen),

(9)

2

Dengan demikian, diperlukan adanya suatu instrumen yang dapat mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa.

Silver (1997) mengungkapkan pengembangan suatu instrumen yang dapat

mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran memberikan pengaruh terhadap

kemajuan proses pembelajaran. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk

mengukur keterampilan berpikir kreatif adalah soal open-ended problem atau soal

terbuka. Getzels dan Jackson (Silver, 1997) mengemukakan cara untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif, yakni dengan soal terbuka (open-ended problem).

Soal open-ended problem dirancang agar siswa menyelesaikan soal dengan

berbagai strategi pemecahan masalah tanpa terpaku pada salah satu cara yang

biasa digunakan sebelumnya. Sudiarta (2005) mengatakan pemberian

permasalahan open-ended yang dilakukan dengan baik memiliki potensi tinggi

untuk merangsang siswa berpikir kreatif dan produktif (creative and producktive

thinking), serta memiliki tingkat pemahaman tinggi (depth understanding)

terhadap pokok bahasan suatu pelajaran.

Pehkonen (1995) menyatakan bahwa jenis permasalahan yang dapat

digolongkan ke dalam open-ended problem diantaranya adalah investigasi,

problem posing (menemukan atau merumuskan masalah), situasi kehidupan

nyata (berdasarkan kehidupan sehari-hari), rancangan (penelitian besar untuk

melahirkan sesuatu, dituntut untuk bekerja sendiri) dan masalah dasar (masalah

berurutan atau permasalahan yang dihubungkan dengan kontekstual). Koloid

merupakan salah satu pokok bahasan pada pelajaran kimia di kelas XI semester

dua, yang memiliki ciri khas sebagai pokok bahasan yang aplikatif dan dekat

dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian, pokok bahasan koloid

sesuai karakteristik masalah yang dapat dikembangkan menggunakan open-ended

problem. Melalui penggunaan soal tes open-ended problem pada pokok bahasan

koloid yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, ide-ide kreatif siswa

diharapkan dapat tergali dan keterampilan berpikir kreatifnya dapat terukur dari

(10)

3

Berdasarkan pemaparan tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai

pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan

berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan koloid.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Bagaimana bentuk soal tes open-ended problem pada pokok bahasan koloid yang telah memenuhi kriteria sebagai instrumen yang dapat mengukur keterampilan

berpikir kreatif siswa SMA kelas XI?”

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan

koloid?

2. Bagaimana kualitas soal tes open-ended problem yang disusun untuk

mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok

bahasan koloid?

3. Bagaimana hasil pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa oleh soal tes

open-ended problem pada pokok bahasan koloid?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan

berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan koloid.

2. Mengetahui kualitas soal tes open-ended problem untuk mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan

koloid.

3. Mengetahui hasil pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas

(11)

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi siswa, tes yang dikembangkan dapat membantu siswa untuk mengetahui

sejauh mana keterampilan berpikir kreatifnya terutama pada pokok bahasan

koloid.

2. Bagi guru, soal tes yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif

alat ukur untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan untuk penyempurnaan penelitian

selanjutnya.

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini dijabarkan sebagai

berikut:

1. Soal terbuka (open-ended problem)

Menurut Takahashi (2006) soal terbuka (open-ended problem) yaitu soal

yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Open-ended

problem memiliki tujuan utama yaitu menekankan pada cara bagaimana

sampai pada satu jawaban. Dengan demikian, tidak hanya satu metode saja

melainkan beberapa atau banyak metode yang dapat digunakan.

2. Tes

Menurut Firman (2000) tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus

dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta

kemampuan penalarannya.

3. Berpikir Kreatif

Menurut Guilford (Munandar, 2009) berpikir kreatif adalah kemampuan

untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu

masalah. Menurut William (dalam Munandar,1992) indikator berpikir kreatif

terdiri dari berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir

orisinil (originality), berpikir elaborasi (elaboration) dan berpikir evaluatif

(12)

5

4. Kualitas soal

Kualitas soal ditentukan secara kualitatif/ teoritis maupun secara kuantitatif/

empiris. Penentuan kualitas soal secara teoritis adalah dengan telaah butir soal

oleh para ahli, sedangkan penentuan kualitas butir soal secara empiris adalah

dengan menganalisis butir soal meliputi validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda dan korelasi butir soal.

F. Struktur Organisasi

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Soal Tes Open-ended Problem untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI pada Pokok

Bahasan Koloid” disusun menjadi lima Bab. Bab I merupakan bab pendahuluan

yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur organisasi. Pada latar

belakang diuraikan masalah yang menjadi latar belakang pengembangan soal tes

open-ended problem. Soal tes ini dikembangkan karena berpikir kreatif yang

menjadi tuntutan kurikulum jarang dilatihkan, salah satu cara untuk melatih siswa

berpikir kreatif adalah dengan soal open-ended problem. Rumusan masalah

menguraikan beberapa pertanyaan penelitian yang digunakan dalam penulisan

skripsi. Tujuan penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian

ini yaitu diperolehnya soal tes open-ended problem yang mampu mengukur

keterampilan berpikir kreatif. Manfaat penelitian menguraikan manfaat soal tes

open-ended problem bagi siswa, guru dan peneliti lain. Definisi operasional

merupakan definisi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian yaitu

pengertian tes, berpikir kreatif dan open-ended problem. Struktur organisasi

merupakan uraian singkat mengenai setiap sub bab pada skripsi ini, dimulai dari

pendahuluan sampai kesimpulan pengembangan soal tes open-ended problem

pada pokok bahasan koloid.

Bab II merupakan bab tinjauan pustaka yang terdiri dari prosedur

pengembangan tes, kualitas tes, open-ended problem, berpikir kreatif dan sistem

koloid. Prosedur pengembangan tes mencakup tahapan-tahapan yang harus

(13)

6

karakteristik masalah yang termasuk kedalam open-ended problem. Berpikir

kreatif mencakup pengertian, indikator-indikator berpikir kreatif yang akan

diukur yaitu mengacu pada indikator berpikir kreatif menurut Wiliam (dalam

Munandar, 2002). Pokok bahasan koloid adalah pokok bahasan yang dipilih

untuk pembuatan soal tes open-ended problem.

Bab III merupakan bab metode penelitian yang terdiri dari metode penelitian,

objek penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D), tahapan

penelitian ini sampai pada tahap uji coba terbatas. Objek penelitian menguraikan

mengenai objek yang dijadikan penelitian yaitu pokok bahasan koloid serta soal

tes open-ended untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Instrumen

penelitian menguraikan tentang alat ukur yang akan digunakan dalam

pengembangan tes open ended problem yaitu berupa soal tes open-ended dan

lembar validasi. Teknik analisis data memaparkan analisis data meliputi nilai

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, serta perhitungan

hasil berpikir kreatif.

Bab IV merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari

pengembangan soal tes open-ended problem, kualitas soal tes open- ended

problem secara kualitatif dan kuantitatif serta hasil pengukuran berpikir kreatif.

Pengembangan soal tes open-ended memaparkan tahapan pengembangan soal tes

sampai tahapan uji coba 1, uji coba 2 dan uji coba 3. Kualitas soal tes open-ended

problem memaparkan kualitas soal tes secara kualitatif dengan penentuan

validitas isi dan kuantitatif dengan penentuan validitas secara empiris berupa

hasil analisis butir soal dari setiap tahapan uji coba.

Bab V merupakan bab kesimpulan dan saran. Kesimpulan memaparkan hasil

penelitian untuk menjawab rumusan masalah pada bab I, saran memaparkan

saran penulis untuk perbaikan penelitian pengembangan soal tes open-ended

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian

Uji coba soal tes open-ended problem melibatkan responden siswa SMA

kelas XI IPA di sekolah yang berbeda. Untuk uji coba 1 dan uji coba 2

melibatkan siswa salah satu SMA Negeri di Bandung, sedangkan untuk uji coba

3 melibatkan siswa salah satu MA Negeri di Majalengka.

Objek dalam penelitian ini adalah soal tes open-ended problem untuk

mengukur keterampilan berpikir kreatif pada pokok bahasan koloid.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and

Development (R&D). Menurut Sukmadinata (2010) metode penelitian dan

pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Mulyatiningsih (2012) produk penelitian dan

pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan,

modul, buku, alat evaluasi dan perangkat pembelajaran.

Sukmadinata (2010) mengemukakan bahwa terdapat tiga tahap dalam

pelaksanaan penelitian dan pengembangan, hasil dari modifikasi langkah-langkah

penelitian dan pengembangan dari Gall dan Borg yaitu:

1. Studi pendahuluan yang meliputi studi literatur, studi lapangan dan

penyusunan draft awal produk.

2. Pengembangan model yang meliputi uji coba dengan sampel terbatas (uji

coba terbatas) dan uji coba dengan sampel lebih luas (uji coba lebih luas).

3. Uji coba model yang meliputi uji produk melalui eksperimen dan sosialisasi

(15)

28

Pada penelitian ini, pelaksanaan penelitian dan pengembangan dilakukan

sampai tahap pengembangan model yaitu sampai langkah uji coba terbatas. Dalam

penelitian dan pengembangan ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode

deskriptif, evaluatif dan eksperimental (Sukmadinata, 2010). Metode penelitian

dan pengembangan yang digunakan yaitu metode evaluatif. Metode penelitian

evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu

produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan setiap kegiatan

uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.

Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan

penyempurnaan-penyempurnaan.

C. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang dapat menjawab rumusan masalah pada Bab I,

instrumen yang digunakan adalah soal tes dan lembar validasi. Berikut ini adalah

rincian instrumen yang digunakan:

1. Kurikulum kimia SMA yang meliputi SK dan KD

SK dan KD kemudian disusun menjadi indikator materi koloid yang

digunakan pada saat pengembangan soal tes open-ended problem.

2. Buku kimia SMA

Buku kimia SMA digunakan sebagai acuan kedalaman materi dalam

pengembangan soal tes open-ended problem.

3. Soal Tes

Soal tes yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis

open-ended problem pada pokok bahasan koloid. Soal tes ini kemudian ditentukan

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Hasil tes

digunakan untuk menentukan pencapaian hasil berpikir kreatif siswa.

4. Lembar Validasi

Lembar validasi berupa kesesuaian antara indikator materi, indikator berpikir

kreatif dengan soal tes yang dikembangkan. Lembar validasi ini digunakan

untuk menentukan kualitas soal tes secara kualitatif atau penentuan validitas

(16)

29

D. Alur Penelitian

Alur penelitian adalah rancangan atau gambaran bagaimana suatu penelitian

dilaksanakan. Alur penelitian digambarkan sebagai berikut:

v

Studi kepustakan tentang open-ended problem dan prosedur pengembangan tes

Penyusunan indikator materi

Penyusunan kisi-kisi soal

Penyusunan butir soal

Validasi isi oleh ahli

Uji coba 1

Evaluasi dan Revisi 2

Uji coba 2

Pengolahan dan analisis data

Pembahasan

Revisi 1 Analisis konsep pada materi koloid

Kesimpulan Evaluasi dan Revisi 3

Uji coba 3

Studi kepustakan tentang kreativitas

(17)

30

Penjelasan mengenai alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan studi kepustakaan mengenai prosedur pengembangan tes uraian

dan menganalisis sumber-sumber tentang tes yang dapat mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa berdasarkan bentuk instrumen yang akan

dikembangkan yaitu open-ended problem.

2. Menganalisis pokok bahasan koloid yang akan dijadikan soal tes untuk

mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa. Analisis ini digunakan untuk

menentukan indikator pada pokok bahasan koloid yang selanjutnya

digunakan dalam penyusunan soal open-ended problem untuk mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa.

3. Menyusun kisi-kisi tes open-ended problem pada pokok bahasan koloid.

Peyusunan kisi-kisi didasarkan pada indikator materi dan indikator berpikir

kratif.

4. Mengembangkan soal tes open-ended problem pada pokok bahasan koloid

dari kisi-kisi yang telah dibuat.

5. Melakukan uji validitas tes (awal) untuk meminta judgement para ahli

sebelum dilakukan uji coba 1.

6. Melakukan revisi terhadap tes yang dikembangkan berdasarkan saran

perbaikan dari para ahli.

7. Melakukan uji coba 1.

8. Melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas tes secara empiris,

dengan melakukan analisis butir soal uji coba 1.

9. Melakukan revisi terhadap tes yang dikembangkan berdasarkan hasil pada uji

coba 1.

10.Soal yang telah diperbaiki kemudian diujikan kembali atau tahap uji coba 2.

11.Melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas tes secara empiris.

12.Menganalisis data hasil uji coba 2 meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran

dan koefisien korelasi tiap butir soal

13.Melakukan revisi terhadap tes yang dikembangkan berdasarkan hasil uji coba

2.

(18)

31

15.Melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas tes secara empiris.

16.Menganalisis data hasil uji coba 3 yaitu meliputi daya pembeda, tingkat

kesukaran dan koefisien korelasi setiap butir soal.

17.Hasil uji coba 1, uji coba 2 dan uji coba 3 kemudian dibahas dalam

pembahasan dan ditarik kesimpulan.

E. Teknik Analisis Data

Langkah penelitian dan pengolahan data tertulis dalam penelitian ini adalah:

1. Data hasil validitas isi ditentukan dari kesesuaian soal dengan indikator

berpikir kreatif. Butir tes dinyatakan valid jika % kecocokannya dengan

indikator mencapai lebih besar dar 50%.

f = validator yang menyatakan cocok

2. Menilai hasil jawaban soal tertulis yang diujikan berdasarkan skor yang

diperoleh. Skor butir soal ditentukan berdasarkan indikator berpikir kreatif

yang diukur.

3. Menganalisis pokok uji meliputi analisis validitas butir soal, reliabilitas,

daya pembeda dan tingkat kesukaran.

a. Uji Validitas

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu

instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto,

2005). Uji validitas tes yang digunakan adalah validitas logis (logical

validity) menyangkut soal secara keseluruhan dan validitas empiris (empirical

validity). Untuk menentukan validitas logis dilakukan dengan uji validitas isi

tes, yaitu dengan meminta judgement terhadap butir-butir soal oleh dosen.

Validitas empiris ditentukan oleh validitas butir soal yang dihitung

berdasarkan hasil uji coba. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor

total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain, sebuah item memiliki

(19)

32

total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi. Dengan demikian,

untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji

statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu :

  

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah

dengan melihat tabel nilai r product moment (Arikunto, 2005).

Tabel 3.1 Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria validitas

0,80 <rxy 1,00 Sangat tinggi

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur

yang digunakan. Arikunto (2005) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk

pada tingkat keterandalan sesuatu (tes). Suatu tes dapat mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Untuk mencari reabilitas soal keseluruhan perlu dilakukan analisis butir

soal seperti halnya soal objektif. Rumus yang digunakan adalah rumus alpha

sebagai berikut:

(20)

33

Keterangan : r11 :Reliabilitas yang dicari

2

: Jumlah varians skor tiap item

2

: Varians total

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh

adalah dengan melihat tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81  r  1,00 Sangat tinggi

Menurut Firman (2000) taraf kemudahan suatu butir soal adalah proporsi

dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat

kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat

kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut.

Tingkat kesukaran butir soal dapat ditentukan dengan rumus:

JS

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar

(21)

34

d. Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal adalah bagaimana keterampilan butir soal

untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas (upper group)

dengan siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group).

Untuk menentukan daya pembeda, seluruh siswa diranking dari nilai

tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil 50% skor teratas sebagai

kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:

B

BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

JA : Jumlah testee kelompok atas

BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

JB : Jumlah testee kelompok bawah

Berdasarkan Arikunto (2005), klasifikasi dari daya pembeda adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

0,00  D  0,20 Jelek

0,20 D  0,40 Cukup

0,40  D  0,70 Baik 0,70  D  1,00 Baik sekali

4. Menghitung ketercapaian pengukuran berpikir kreatif oleh

masing-masing soal, dengan cara membandingkan skor keterampilan berpikir kreatif

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan

berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan koloid dilakukan melalui beberapa

tahapan. Tahapan pengembangan soal tes open-ended problem dimulai

dengan analisis kebutuhan yaitu dengan melakukan analisis standar

kompetensi dan kompetensi dasar untuk menyusun indikator materi koloid,

kemudian penyusunan kisi-kisi soal, kisi-kisi soal tidak hanya didasarkan

pada indikator materi koloid, tetapi juga berdasarkan pada indikator berpikir

kreatif, dari kisi-kisi yang telah dibuat kemudian dikembangkan menjadi butir

soal tes open-ended problem. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas

isi dan validitas empiris. Validitas isi ditentukan dengan meminta

pertimbangan (judgment) para ahli, kemudian melakukan tahapan uji coba.

Uji coba dilaksanakan 3 kali dengan objek penelitian sebanyak 113 orang

siswa program IPA di tiga sekolah yang berbeda.

2. Kualitas soal ditentukan secara kualitaif/teoritis dan kuantitatif/empiris.

Secara teoritis ada beberapa indikator yang tidak cocok dengan butir soal.

Secara empiris, berdasarkan hasil uji coba 1 soal tes memiliki nilai validitas

sebesar 0,66; termasuk dalam kategori tinggi; reliabilitas 0,79 yang termasuk

kedalam kategori tinggi. Daya pembeda soal ada pada kategori baik, cukup

dan jelek serta tingkat kesukaran semuanya ada pada kategori sedang. Pada

uji coba 2 soal tes memiliki nilai validitas sebesar 0,82 yang termasuk dalam

kategori sangat tinggi; reliabilitas 0,90 yang termasuk kedalam kategori

sangat tinggi. Daya pembeda soal termasuk pada kategori cukup dan jelek,

tingkat kesukaran termasuk pada kategori mudah, sedang dan sukar. Pada uji

coba 3 soal tes memiliki nilai validitas sebesar 0,83 yang termasuk dalam

kategori sangat tinggi; reliabilitas 0,91 yang termasuk kedalam kategori

(23)

70

3. Hasil pegukuran keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi koloid

ditentukan dengan menghitung rata-rata ketercapaian setiap indikator berpikir

kreatif. Hasil yang diperoleh yaitu ketercapaian berpikir lancar (fluency)

sebesar 54,10%, berpikir luwes (flexibility) sebesar 42,74%, berpikir orisinil

(originality) sebesar 34,05%, berpikir elaborasi (elaboration) sebesar 38,01%

dan berpikir evaluatif (evaluation) sebesar 46,77%.

B. Saran

1. Untuk guru:

- Untuk mengimbangi penggunaan soal tes open-ended problem

sebaiknya dilakukan juga kegiatan pembelajaran yang membiasakan

siswa berpikir secara kreatif.

- Mengurangi penggunaan soal pilihan ganda yang menuntut hafalan saja

pada pokok bahasan koloid, karena pokok bahasan ini cukup aplikatif

dan dekat dengan kehidupan siswa.

- Soal tes open-ended problem ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat

ukur alternatif yang berfungsi melatih kemampuan berpikir kreatif

siswa.

2. Peneliti lain

- Penelitian pembuatan soal tes open-ended problem untuk mengukur

kemampuan berpikir kreatif ini masih pembuatan awal produk,

diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan yang mampu mengukur

setiap indikator berpikir kreatif.

- Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini diharapakan

melakukan revisi lagi terhadap soal tes yang dikembangkan yaitu

dengan mengikuti setiap tahapan open-ended, sehingga diperoleh soal

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Erlianingsih, T. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan Tipe JIGSAW untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Dinamika Rotasi. Tesis pada PPs UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Firman, H. (2000). Penilian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI.

HAM, Mulyono. (2002). Ilmu Kimia 2 Untuk SMU/ MA Kelas 2. Bandung: Arca Media Utama.

Kuswana, W. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lynch, C. et al. (2000). Tutorial Of Optimizing and Documenting Open-Ended

Probleme Solving Skill. [Online]. Tersedia:

http://home.apex.net/~leeheaven. [8 juli 2013].

Mahmudi, A. (2010). Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.

Maliga, I. (2012). Pengembangan dan Analisis Soal Larutan Penyangga Berdasarkan Open-ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Tidak diterbitkan

Mardapi, D. (2008). Tenik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non-Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Jogjakarta.

Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(25)

72

. (2002).Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Pehkonen, E. (1995). The State-of-Art in Mathematical Creativity. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29. Juni. 1997.No 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. [20 Mei 2013].

Purba, M. (2007). Kimia Untuk Sma Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Saefudin, A. (2012) Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Universitas PGRI Yogyakarta: Yogyakarta.

Shimada, S, Dan Becker J.P. (1997). The Open-Ended Approach: A New Proposal For Teaching Mathematics. Virginia : National Council Of Teachers Of Mathematics.

Silver, EA. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich In Mathematical Problem Solving And Thinking In Problem Posing. Tersedia: Http://Www.Fiz.Karlsruhe.De/Fiz/Publications/Zdm.volume 29. Juni 1997. No. 3. Electronic Edition ISSN. 1615-679x [5 Januari 2012].

Sudiarta, P. (2006). Penerapan Pembelajaran Berorientasi Masalah "Open Ended" Berbantuan Lkm Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika Semester Ganjil Tahun 2004/2005. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja. Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta

Suherman, E . (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV Cakra.

(26)

73

Syukur, M. (2004). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Takahashi, A (2008). Communication As A Process For Student To Learn Mathematical. [Online]. Tersedia: Http://www.Criced Tsukuba. Ac. Jp/ Math/ Apec/ Apec2008/ Papers. Pdf/14.Akihiko_Takahashi_USA.Pdf [4 Januari 2012].

Whitten. (2003). General Chemistry Seventh Edition. Amerika: Brooks Cole

Gambar

Gambar 3.1 Alur penelitian
Tabel 3.1 Interpretasi Validitas
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Kesukaran
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis pada aspek fluency, flexibility, dan originality dalam menyelesaikan soal open ended

Dari tabel 2 terlihat bahwa pada field test siswa yang mendapat ketuntasan adalah 71,9%, Dari hasil tersebut maka dapat dikategorikan pemberian soal open-ended pokok

Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk soal open-ended pokok bahasan segitiga dan segiempat untuk siswa kelas VII SMP yang valid dan praktis.. Berdasarkan proses

Dewi Fortuna Rohmayudrani (59461187) :“Pengembangan Tes Diagnostik untuk Mengukur Miskonsepsi Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Regulasi Manusia untuk Siswa Kelas

Serta kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir orisinil ( originality ) termasuk dalam kategori sangat

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis pada aspek fluency dalam menyelesaikan soal open ended Persamaan Linear Satu

Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada aspek berpikir lancar (fluency)

Indikator Kebaruan novelty Berikut adalah hasil dari tes kemampuan berpikir kreatif soal open-ended subjek BFI untuk indikator kebaruan novelty: Gambar 17 Hasil Tes BFI Untuk Soal