PENGEMBANGAN SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA
KELAS XI PADA POKOK BAHASAN KOLOID
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh Ranih Sriyani
0900717
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengembangan Soal Tes Open-ended
Problem untuk Mengukur Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI pada
Pokok Bahasan Koloid
Oleh
Ranih Sriyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Ranih Sriyani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGEMBANGAN SOAL TES OPEN-ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA
KELAS XI PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Oleh: Ranih Sriyani
0900717
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002
Pembimbing II
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si NIP. 196203011987032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Soal Tes Open-ended Problem untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok
Bahasan Koloid”. Penelitian dilakukan untuk membuat soal tes open-ended problem yang mampu mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan koloid. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Soal yang dikembangkan sebanyak tujuh butir soal open-ended problem. Kualitas soal tes open-ended problem ditentukan secara kualitatif/ teoritis dan kuantitatif/ empiris. Tinjauan secara kualitatif didasarkan pada hasil pertimbangan (judgement) para ahli sedangkan secara kuantitatif berdasarkan pada hasil uji coba di lapangan meliputi nilai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Penelitian pengembangan ini dilakukan sampai pada tahap uji coba terbatas, dengan tiga kali uji coba. Uji coba dilaksanakan di sekolah yang berbeda, uji coba 1 dilakukan kepada 40 siswa, uji coba 2 dilakukan kepada 37 siswa dan uji coba 3 dilakukan kepada 36 siswa program IPA. Soal dianalisis menggunakan program anates v4.05. Hasil pengukuran rata-rata keterampilan berpikir kreatif menggunakan soal tes open-ended problem yaitu indikator berpikir lancar (fluency) sebesar 54,10%, berpikir luwes (flexibility) sebesar 42,74 %, berpikir orisinil (originality) sebesar 34,05%, berpikir elaborasi (elaboration) sebesar 38,01% dan berpikir evaluatif (evaluation) sebesar 46,77%.
Abstract
The title of this research is "Development of Open-Ended Problems Test for Measuring Creative Thinking Skills of High School Students on grade XI in Colloids Topic". The purpose of this research is creating open-ended problem test that is able to measure creative thinking skills of high school students. Research and development method (R&D) is used as research method. Seven items open ended problems are developed. Quality of the test questions are determined by qualitative/theoretical and quantitative/empirical. Qualitative review seen from the judgement of the experts, while quality of the problems quantitatively seen from the results of field trials include the validity, reliability, level of difficulty and distinguishing. The research development performed until three times trials. Tests conducted at different school, first test performed to 40 students, second test performed to 37 student and third test performed to 36 students in science programs. Problems are analyzed using anates v4.05 program. Achievement of measurement creative thinking using open-ended problem test are 54.10% of fluency, 42,74 %, of flexibility, 34,05%, of originality, 38,01% of elaboration and 46,77% of evaluation indicators.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 4
F. Struktur Organisasi ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Prosedur Pengembangan Tes ... ... 7
B. Kualitas Tes... ... 9
C. Open-ended Problem... ... 12
D. Berpikir Kreatif ... ... 17
E. Sistem Koloid ... ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian ... 27
B. Metode Penelitian ... ... 27
C. Instrumen Penelitian ... ... 28
D. Alur Penelitian ... ... 29
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A.Pengembangan Soal Tes Open-ended Problem ... .35
B.Kualitas Soal Tes Open-ended Problem Secara Kualitatif dan Kuantitatif .... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A.Kesimpulan ... 69
B.Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN ... 74
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan,
karena upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya (Mardapi,
2008). Dari proses penilaian akan diperoleh informasi sejauh mana keefektifan
suatu proses pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Sesuai dengan pernyataan Arifin
(2012) bahwa hasil yang diperoleh dari penilaian dapat dijadikan umpan balik
(feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program serta
kegiatan pembelajaran.
Tuntutan kurikulum yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa proses
pembelajaran tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep saja, melainkan
juga mengembangkan kemampuan berpikir secara logis, kritis, kreatif dan
inovatif secara mandiri serta memupuk sikap ilmiah. Pembelajaran IPA termasuk
mata pelajaran kimia, seharusnya mengembangkan rasa ingin tahu melalui
penemuan berdasarkan pengalaman langsung dalam kerja ilmiah, dengan kerja
ilmiah siswa dilatih untuk memanfaatkan fakta, konsep, prinsip, teori sebagai
dasar untuk berpikir kreatif, kritis dan analitis (Depdiknas, 2006).
Munandar (2002) menyebutkan saat ini pembelajaran lebih ditekankan pada
pemikiran reproduktif, hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap
soal-soal yang diberikan. Proses berpikir tingkat tinggi termasuk berpikir kreatif
jarang dilatihkan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maliga (2012)
menyebutkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran
kimia masih perlu dilatih dan dikembangkan dengan membiasakan siswa untuk
menjawab soal-soal yang dapat melatih keterampilan berpikir kreatif. Akan
tetapi, soal tes yang biasanya dipakai di sekolah-sekolah kebanyakan hanya
meliputi tugas-tugas yang harus dicari satu jawaban benar (berpikir konvergen),
2
Dengan demikian, diperlukan adanya suatu instrumen yang dapat mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa.
Silver (1997) mengungkapkan pengembangan suatu instrumen yang dapat
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran memberikan pengaruh terhadap
kemajuan proses pembelajaran. Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif adalah soal open-ended problem atau soal
terbuka. Getzels dan Jackson (Silver, 1997) mengemukakan cara untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif, yakni dengan soal terbuka (open-ended problem).
Soal open-ended problem dirancang agar siswa menyelesaikan soal dengan
berbagai strategi pemecahan masalah tanpa terpaku pada salah satu cara yang
biasa digunakan sebelumnya. Sudiarta (2005) mengatakan pemberian
permasalahan open-ended yang dilakukan dengan baik memiliki potensi tinggi
untuk merangsang siswa berpikir kreatif dan produktif (creative and producktive
thinking), serta memiliki tingkat pemahaman tinggi (depth understanding)
terhadap pokok bahasan suatu pelajaran.
Pehkonen (1995) menyatakan bahwa jenis permasalahan yang dapat
digolongkan ke dalam open-ended problem diantaranya adalah investigasi,
problem posing (menemukan atau merumuskan masalah), situasi kehidupan
nyata (berdasarkan kehidupan sehari-hari), rancangan (penelitian besar untuk
melahirkan sesuatu, dituntut untuk bekerja sendiri) dan masalah dasar (masalah
berurutan atau permasalahan yang dihubungkan dengan kontekstual). Koloid
merupakan salah satu pokok bahasan pada pelajaran kimia di kelas XI semester
dua, yang memiliki ciri khas sebagai pokok bahasan yang aplikatif dan dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian, pokok bahasan koloid
sesuai karakteristik masalah yang dapat dikembangkan menggunakan open-ended
problem. Melalui penggunaan soal tes open-ended problem pada pokok bahasan
koloid yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, ide-ide kreatif siswa
diharapkan dapat tergali dan keterampilan berpikir kreatifnya dapat terukur dari
3
Berdasarkan pemaparan tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai
pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan
berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan koloid.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana bentuk soal tes open-ended problem pada pokok bahasan koloid yang telah memenuhi kriteria sebagai instrumen yang dapat mengukur keterampilan
berpikir kreatif siswa SMA kelas XI?”
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan
koloid?
2. Bagaimana kualitas soal tes open-ended problem yang disusun untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok
bahasan koloid?
3. Bagaimana hasil pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa oleh soal tes
open-ended problem pada pokok bahasan koloid?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan
berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan koloid.
2. Mengetahui kualitas soal tes open-ended problem untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas XI pada pokok bahasan
koloid.
3. Mengetahui hasil pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa SMA kelas
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi siswa, tes yang dikembangkan dapat membantu siswa untuk mengetahui
sejauh mana keterampilan berpikir kreatifnya terutama pada pokok bahasan
koloid.
2. Bagi guru, soal tes yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif
alat ukur untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa.
3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan untuk penyempurnaan penelitian
selanjutnya.
E. Definisi Operasional
Beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut:
1. Soal terbuka (open-ended problem)
Menurut Takahashi (2006) soal terbuka (open-ended problem) yaitu soal
yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Open-ended
problem memiliki tujuan utama yaitu menekankan pada cara bagaimana
sampai pada satu jawaban. Dengan demikian, tidak hanya satu metode saja
melainkan beberapa atau banyak metode yang dapat digunakan.
2. Tes
Menurut Firman (2000) tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus
dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta
kemampuan penalarannya.
3. Berpikir Kreatif
Menurut Guilford (Munandar, 2009) berpikir kreatif adalah kemampuan
untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
masalah. Menurut William (dalam Munandar,1992) indikator berpikir kreatif
terdiri dari berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir
orisinil (originality), berpikir elaborasi (elaboration) dan berpikir evaluatif
5
4. Kualitas soal
Kualitas soal ditentukan secara kualitatif/ teoritis maupun secara kuantitatif/
empiris. Penentuan kualitas soal secara teoritis adalah dengan telaah butir soal
oleh para ahli, sedangkan penentuan kualitas butir soal secara empiris adalah
dengan menganalisis butir soal meliputi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda dan korelasi butir soal.
F. Struktur Organisasi
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Soal Tes Open-ended Problem untuk Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA Kelas XI pada Pokok
Bahasan Koloid” disusun menjadi lima Bab. Bab I merupakan bab pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, definisi operasional serta struktur organisasi. Pada latar
belakang diuraikan masalah yang menjadi latar belakang pengembangan soal tes
open-ended problem. Soal tes ini dikembangkan karena berpikir kreatif yang
menjadi tuntutan kurikulum jarang dilatihkan, salah satu cara untuk melatih siswa
berpikir kreatif adalah dengan soal open-ended problem. Rumusan masalah
menguraikan beberapa pertanyaan penelitian yang digunakan dalam penulisan
skripsi. Tujuan penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian
ini yaitu diperolehnya soal tes open-ended problem yang mampu mengukur
keterampilan berpikir kreatif. Manfaat penelitian menguraikan manfaat soal tes
open-ended problem bagi siswa, guru dan peneliti lain. Definisi operasional
merupakan definisi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian yaitu
pengertian tes, berpikir kreatif dan open-ended problem. Struktur organisasi
merupakan uraian singkat mengenai setiap sub bab pada skripsi ini, dimulai dari
pendahuluan sampai kesimpulan pengembangan soal tes open-ended problem
pada pokok bahasan koloid.
Bab II merupakan bab tinjauan pustaka yang terdiri dari prosedur
pengembangan tes, kualitas tes, open-ended problem, berpikir kreatif dan sistem
koloid. Prosedur pengembangan tes mencakup tahapan-tahapan yang harus
6
karakteristik masalah yang termasuk kedalam open-ended problem. Berpikir
kreatif mencakup pengertian, indikator-indikator berpikir kreatif yang akan
diukur yaitu mengacu pada indikator berpikir kreatif menurut Wiliam (dalam
Munandar, 2002). Pokok bahasan koloid adalah pokok bahasan yang dipilih
untuk pembuatan soal tes open-ended problem.
Bab III merupakan bab metode penelitian yang terdiri dari metode penelitian,
objek penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D), tahapan
penelitian ini sampai pada tahap uji coba terbatas. Objek penelitian menguraikan
mengenai objek yang dijadikan penelitian yaitu pokok bahasan koloid serta soal
tes open-ended untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Instrumen
penelitian menguraikan tentang alat ukur yang akan digunakan dalam
pengembangan tes open ended problem yaitu berupa soal tes open-ended dan
lembar validasi. Teknik analisis data memaparkan analisis data meliputi nilai
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, serta perhitungan
hasil berpikir kreatif.
Bab IV merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
pengembangan soal tes open-ended problem, kualitas soal tes open- ended
problem secara kualitatif dan kuantitatif serta hasil pengukuran berpikir kreatif.
Pengembangan soal tes open-ended memaparkan tahapan pengembangan soal tes
sampai tahapan uji coba 1, uji coba 2 dan uji coba 3. Kualitas soal tes open-ended
problem memaparkan kualitas soal tes secara kualitatif dengan penentuan
validitas isi dan kuantitatif dengan penentuan validitas secara empiris berupa
hasil analisis butir soal dari setiap tahapan uji coba.
Bab V merupakan bab kesimpulan dan saran. Kesimpulan memaparkan hasil
penelitian untuk menjawab rumusan masalah pada bab I, saran memaparkan
saran penulis untuk perbaikan penelitian pengembangan soal tes open-ended
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Objek Penelitian
Uji coba soal tes open-ended problem melibatkan responden siswa SMA
kelas XI IPA di sekolah yang berbeda. Untuk uji coba 1 dan uji coba 2
melibatkan siswa salah satu SMA Negeri di Bandung, sedangkan untuk uji coba
3 melibatkan siswa salah satu MA Negeri di Majalengka.
Objek dalam penelitian ini adalah soal tes open-ended problem untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif pada pokok bahasan koloid.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D). Menurut Sukmadinata (2010) metode penelitian dan
pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan. Menurut Mulyatiningsih (2012) produk penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan dapat berupa model, media, peralatan,
modul, buku, alat evaluasi dan perangkat pembelajaran.
Sukmadinata (2010) mengemukakan bahwa terdapat tiga tahap dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, hasil dari modifikasi langkah-langkah
penelitian dan pengembangan dari Gall dan Borg yaitu:
1. Studi pendahuluan yang meliputi studi literatur, studi lapangan dan
penyusunan draft awal produk.
2. Pengembangan model yang meliputi uji coba dengan sampel terbatas (uji
coba terbatas) dan uji coba dengan sampel lebih luas (uji coba lebih luas).
3. Uji coba model yang meliputi uji produk melalui eksperimen dan sosialisasi
28
Pada penelitian ini, pelaksanaan penelitian dan pengembangan dilakukan
sampai tahap pengembangan model yaitu sampai langkah uji coba terbatas. Dalam
penelitian dan pengembangan ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode
deskriptif, evaluatif dan eksperimental (Sukmadinata, 2010). Metode penelitian
dan pengembangan yang digunakan yaitu metode evaluatif. Metode penelitian
evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu
produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan setiap kegiatan
uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.
Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan.
C. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang dapat menjawab rumusan masalah pada Bab I,
instrumen yang digunakan adalah soal tes dan lembar validasi. Berikut ini adalah
rincian instrumen yang digunakan:
1. Kurikulum kimia SMA yang meliputi SK dan KD
SK dan KD kemudian disusun menjadi indikator materi koloid yang
digunakan pada saat pengembangan soal tes open-ended problem.
2. Buku kimia SMA
Buku kimia SMA digunakan sebagai acuan kedalaman materi dalam
pengembangan soal tes open-ended problem.
3. Soal Tes
Soal tes yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis
open-ended problem pada pokok bahasan koloid. Soal tes ini kemudian ditentukan
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Hasil tes
digunakan untuk menentukan pencapaian hasil berpikir kreatif siswa.
4. Lembar Validasi
Lembar validasi berupa kesesuaian antara indikator materi, indikator berpikir
kreatif dengan soal tes yang dikembangkan. Lembar validasi ini digunakan
untuk menentukan kualitas soal tes secara kualitatif atau penentuan validitas
29
D. Alur Penelitian
Alur penelitian adalah rancangan atau gambaran bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan. Alur penelitian digambarkan sebagai berikut:
v
Studi kepustakan tentang open-ended problem dan prosedur pengembangan tes
Penyusunan indikator materi
Penyusunan kisi-kisi soal
Penyusunan butir soal
Validasi isi oleh ahli
Uji coba 1
Evaluasi dan Revisi 2
Uji coba 2
Pengolahan dan analisis data
Pembahasan
Revisi 1 Analisis konsep pada materi koloid
Kesimpulan Evaluasi dan Revisi 3
Uji coba 3
Studi kepustakan tentang kreativitas
30
Penjelasan mengenai alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan studi kepustakaan mengenai prosedur pengembangan tes uraian
dan menganalisis sumber-sumber tentang tes yang dapat mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa berdasarkan bentuk instrumen yang akan
dikembangkan yaitu open-ended problem.
2. Menganalisis pokok bahasan koloid yang akan dijadikan soal tes untuk
mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa. Analisis ini digunakan untuk
menentukan indikator pada pokok bahasan koloid yang selanjutnya
digunakan dalam penyusunan soal open-ended problem untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa.
3. Menyusun kisi-kisi tes open-ended problem pada pokok bahasan koloid.
Peyusunan kisi-kisi didasarkan pada indikator materi dan indikator berpikir
kratif.
4. Mengembangkan soal tes open-ended problem pada pokok bahasan koloid
dari kisi-kisi yang telah dibuat.
5. Melakukan uji validitas tes (awal) untuk meminta judgement para ahli
sebelum dilakukan uji coba 1.
6. Melakukan revisi terhadap tes yang dikembangkan berdasarkan saran
perbaikan dari para ahli.
7. Melakukan uji coba 1.
8. Melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas tes secara empiris,
dengan melakukan analisis butir soal uji coba 1.
9. Melakukan revisi terhadap tes yang dikembangkan berdasarkan hasil pada uji
coba 1.
10.Soal yang telah diperbaiki kemudian diujikan kembali atau tahap uji coba 2.
11.Melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas tes secara empiris.
12.Menganalisis data hasil uji coba 2 meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran
dan koefisien korelasi tiap butir soal
13.Melakukan revisi terhadap tes yang dikembangkan berdasarkan hasil uji coba
2.
31
15.Melakukan perhitungan untuk mengetahui validitas tes secara empiris.
16.Menganalisis data hasil uji coba 3 yaitu meliputi daya pembeda, tingkat
kesukaran dan koefisien korelasi setiap butir soal.
17.Hasil uji coba 1, uji coba 2 dan uji coba 3 kemudian dibahas dalam
pembahasan dan ditarik kesimpulan.
E. Teknik Analisis Data
Langkah penelitian dan pengolahan data tertulis dalam penelitian ini adalah:
1. Data hasil validitas isi ditentukan dari kesesuaian soal dengan indikator
berpikir kreatif. Butir tes dinyatakan valid jika % kecocokannya dengan
indikator mencapai lebih besar dar 50%.
f = validator yang menyatakan cocok
2. Menilai hasil jawaban soal tertulis yang diujikan berdasarkan skor yang
diperoleh. Skor butir soal ditentukan berdasarkan indikator berpikir kreatif
yang diukur.
3. Menganalisis pokok uji meliputi analisis validitas butir soal, reliabilitas,
daya pembeda dan tingkat kesukaran.
a. Uji Validitas
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto,
2005). Uji validitas tes yang digunakan adalah validitas logis (logical
validity) menyangkut soal secara keseluruhan dan validitas empiris (empirical
validity). Untuk menentukan validitas logis dilakukan dengan uji validitas isi
tes, yaitu dengan meminta judgement terhadap butir-butir soal oleh dosen.
Validitas empiris ditentukan oleh validitas butir soal yang dihitung
berdasarkan hasil uji coba. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor
total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain, sebuah item memiliki
32
total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi. Dengan demikian,
untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji
statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu :
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah
dengan melihat tabel nilai r product moment (Arikunto, 2005).
Tabel 3.1 Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria validitas
0,80 <rxy 1,00 Sangat tinggi
Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat ukur
yang digunakan. Arikunto (2005) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk
pada tingkat keterandalan sesuatu (tes). Suatu tes dapat mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Untuk mencari reabilitas soal keseluruhan perlu dilakukan analisis butir
soal seperti halnya soal objektif. Rumus yang digunakan adalah rumus alpha
sebagai berikut:
33
Keterangan : r11 :Reliabilitas yang dicari
2
: Jumlah varians skor tiap item
2
: Varians total
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
adalah dengan melihat tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 r 1,00 Sangat tinggi
Menurut Firman (2000) taraf kemudahan suatu butir soal adalah proporsi
dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat
kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat
kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut.
Tingkat kesukaran butir soal dapat ditentukan dengan rumus:
JS
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
34
d. Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal adalah bagaimana keterampilan butir soal
untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas (upper group)
dengan siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group).
Untuk menentukan daya pembeda, seluruh siswa diranking dari nilai
tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil 50% skor teratas sebagai
kelompok atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
B
BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
JA : Jumlah testee kelompok atas
BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JB : Jumlah testee kelompok bawah
Berdasarkan Arikunto (2005), klasifikasi dari daya pembeda adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
0,00 D 0,20 Jelek
0,20 D 0,40 Cukup
0,40 D 0,70 Baik 0,70 D 1,00 Baik sekali
4. Menghitung ketercapaian pengukuran berpikir kreatif oleh
masing-masing soal, dengan cara membandingkan skor keterampilan berpikir kreatif
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengembangan soal tes open-ended problem untuk mengukur keterampilan
berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan koloid dilakukan melalui beberapa
tahapan. Tahapan pengembangan soal tes open-ended problem dimulai
dengan analisis kebutuhan yaitu dengan melakukan analisis standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk menyusun indikator materi koloid,
kemudian penyusunan kisi-kisi soal, kisi-kisi soal tidak hanya didasarkan
pada indikator materi koloid, tetapi juga berdasarkan pada indikator berpikir
kreatif, dari kisi-kisi yang telah dibuat kemudian dikembangkan menjadi butir
soal tes open-ended problem. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas
isi dan validitas empiris. Validitas isi ditentukan dengan meminta
pertimbangan (judgment) para ahli, kemudian melakukan tahapan uji coba.
Uji coba dilaksanakan 3 kali dengan objek penelitian sebanyak 113 orang
siswa program IPA di tiga sekolah yang berbeda.
2. Kualitas soal ditentukan secara kualitaif/teoritis dan kuantitatif/empiris.
Secara teoritis ada beberapa indikator yang tidak cocok dengan butir soal.
Secara empiris, berdasarkan hasil uji coba 1 soal tes memiliki nilai validitas
sebesar 0,66; termasuk dalam kategori tinggi; reliabilitas 0,79 yang termasuk
kedalam kategori tinggi. Daya pembeda soal ada pada kategori baik, cukup
dan jelek serta tingkat kesukaran semuanya ada pada kategori sedang. Pada
uji coba 2 soal tes memiliki nilai validitas sebesar 0,82 yang termasuk dalam
kategori sangat tinggi; reliabilitas 0,90 yang termasuk kedalam kategori
sangat tinggi. Daya pembeda soal termasuk pada kategori cukup dan jelek,
tingkat kesukaran termasuk pada kategori mudah, sedang dan sukar. Pada uji
coba 3 soal tes memiliki nilai validitas sebesar 0,83 yang termasuk dalam
kategori sangat tinggi; reliabilitas 0,91 yang termasuk kedalam kategori
70
3. Hasil pegukuran keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi koloid
ditentukan dengan menghitung rata-rata ketercapaian setiap indikator berpikir
kreatif. Hasil yang diperoleh yaitu ketercapaian berpikir lancar (fluency)
sebesar 54,10%, berpikir luwes (flexibility) sebesar 42,74%, berpikir orisinil
(originality) sebesar 34,05%, berpikir elaborasi (elaboration) sebesar 38,01%
dan berpikir evaluatif (evaluation) sebesar 46,77%.
B. Saran
1. Untuk guru:
- Untuk mengimbangi penggunaan soal tes open-ended problem
sebaiknya dilakukan juga kegiatan pembelajaran yang membiasakan
siswa berpikir secara kreatif.
- Mengurangi penggunaan soal pilihan ganda yang menuntut hafalan saja
pada pokok bahasan koloid, karena pokok bahasan ini cukup aplikatif
dan dekat dengan kehidupan siswa.
- Soal tes open-ended problem ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat
ukur alternatif yang berfungsi melatih kemampuan berpikir kreatif
siswa.
2. Peneliti lain
- Penelitian pembuatan soal tes open-ended problem untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif ini masih pembuatan awal produk,
diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan yang mampu mengukur
setiap indikator berpikir kreatif.
- Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini diharapakan
melakukan revisi lagi terhadap soal tes yang dikembangkan yaitu
dengan mengikuti setiap tahapan open-ended, sehingga diperoleh soal
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.
Erlianingsih, T. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan Tipe JIGSAW untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Dinamika Rotasi. Tesis pada PPs UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Firman, H. (2000). Penilian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI.
HAM, Mulyono. (2002). Ilmu Kimia 2 Untuk SMU/ MA Kelas 2. Bandung: Arca Media Utama.
Kuswana, W. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lynch, C. et al. (2000). Tutorial Of Optimizing and Documenting Open-Ended
Probleme Solving Skill. [Online]. Tersedia:
http://home.apex.net/~leeheaven. [8 juli 2013].
Mahmudi, A. (2010). Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Maliga, I. (2012). Pengembangan dan Analisis Soal Larutan Penyangga Berdasarkan Open-ended Problem untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Tidak diterbitkan
Mardapi, D. (2008). Tenik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non-Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Jogjakarta.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
72
. (2002).Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Pehkonen, E. (1995). The State-of-Art in Mathematical Creativity. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volum 29. Juni. 1997.No 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. [20 Mei 2013].
Purba, M. (2007). Kimia Untuk Sma Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Saefudin, A. (2012) Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Universitas PGRI Yogyakarta: Yogyakarta.
Shimada, S, Dan Becker J.P. (1997). The Open-Ended Approach: A New Proposal For Teaching Mathematics. Virginia : National Council Of Teachers Of Mathematics.
Silver, EA. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich In Mathematical Problem Solving And Thinking In Problem Posing. Tersedia: Http://Www.Fiz.Karlsruhe.De/Fiz/Publications/Zdm.volume 29. Juni 1997. No. 3. Electronic Edition ISSN. 1615-679x [5 Januari 2012].
Sudiarta, P. (2006). Penerapan Pembelajaran Berorientasi Masalah "Open Ended" Berbantuan Lkm Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika Semester Ganjil Tahun 2004/2005. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja. Tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta
Suherman, E . (2003). Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sunarya, Y. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Depdiknas.
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: CV Cakra.
73
Syukur, M. (2004). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. Tesis PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Takahashi, A (2008). Communication As A Process For Student To Learn Mathematical. [Online]. Tersedia: Http://www.Criced Tsukuba. Ac. Jp/ Math/ Apec/ Apec2008/ Papers. Pdf/14.Akihiko_Takahashi_USA.Pdf [4 Januari 2012].
Whitten. (2003). General Chemistry Seventh Edition. Amerika: Brooks Cole