• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI PERNYATAAN ... ABSTRAK ... PRAKATA ... PERSEMBAHAN ………... MOTTO ………..

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ………...

BAB I. PENDAHULUAN ...

A Latar Belakang Masalah ...

BIdentifikasi Masalah ...

C Batasan Masalah ...

DRumusan Masalah ...

E Tujuan Penelitian ...

F Manfaat Penelitian ...

G Penjelasan Judul Penelitian ...

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...

A Belajar dan Pembelajaran ...

B Unsur-Unsur Belajar ...

C Pinsip-Prinsip Belajar ...

D Hasil Belajar ...

E Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...

F Model pembelajaran...

G Pembelajaran Kooperatif ...

H Jigsaw ...

(2)

Isabela, 2012

A Rencana Penelitian ...

BMetode Penelitian ...

CDesain Penelitian ...

DProsedur Penelitian ...

E Teknik Pengumpulan Data ...

F Intrumen Penelitian ...

G Analisis Data ...

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ...

B. Pembahasan ...

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ... 27

27

28

30

32

33

39

40

40

72

76

76

76

79

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Ulangan Semester Ganjil………...

Tabel 2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ………..

Tabel 3 Katagori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar………...

Tabel 4 Kriteria Normalized Gain ………...

Tabel 5Konversi Nilai Pembelajaran………...

Tabel 6 Pembagian Kelompok Asal (expert group)………...

Tabel 7 Nilai Hasil Kerja Kelompok LKS Siklus I ………...

Tabel 8Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ………...

Tabel 9 Hasil Observasi Siklus I………...

Tabel 10Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam LKS Siklus II ………...

Tabel 11Data AktivitasBelajar Siswa Siklus II ………...

Tabel 12Hasil Observasi Siklus II ………...

Tabel13 Nilai Hasil Kerja Kelompok dalam LKS Siklus III …………...

Tabel 14Data AktivitasBelajar Siswa Siklus III ………...

Tabel 15Hasil Observasi Siklus III ………...

Tabel 16 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ………

Tabel 17NGain (Peningkatan Hasil Belajar Siswa)...

Tabel 18Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ……...

(4)

Isabela, 2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur pembelajaran kooperatif jigsaw ……….

Gambar 2. Diagram alir penelitian tindakan kelas...……….

25

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus III Lampiran 1.

Lampiran 2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa dan Guru

Lampiran 3. Daftar Nilai Siswa

Lampiran 4. Uji Validitas Butir Soal

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

(6)

Isabela, 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

pembangunan suatu bangsa dan negara. Dengan adanya pendidikan maka akan tercipta

suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

dengan adanya pendidikan akan tercipta pula suatu sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara (Undang-undang Pendidikan Nomor 20/2003, pasal 1 ayat 1). Oleh karena itu,

pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang

baik.

Pendidikan yang baik adalah dimana pendidikan tersebut dapat menghasilhkan suatu

peserta didik yang berdaya saing tinggi dan juga dapat menghasilkan peserta didik yang

berkualitas dan kreatif. Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan pendidikan, dapat

kita lihat melalui hasil belajar siwa. Pendidikan bisa dikatakan berhasil apabila para

peserta didiknya memperoleh hasil belajar yang baik.

Pada umumnya di sekolah-sekolah pada saat ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan keterlibatan aktif antara guru dan siswa dalam

proses belajar mengajar. Dalam KTSP menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh

siswa. jadi kegiatan belajar terpusat pada siswa, guru hanya sebagai motivator dan

(7)

Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah

mengalami aktivitas belajar (Anni, 2007:5). Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor kesehatan, minat, bakat,

motivasi, perhatian, kematangan, tingkat intelegensi, cara belajar, dan kesiapan.

Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor keluarga, faktor sekolah, faktor

metode pembelajaran, faktor masyarakat dan lingkungan.

Pada observasi awal yang dilakukan di SMK Negeri 2 Cilaku tahun pelajaran

2009/2010 dan 2010/2011 yaitu kelas XII ATU (Agribisnis Ternak Unggas) diperoleh data

yang menunjukan masih banyak nilai siswa kurang dari ketuntasan yaitu 75,00. Berikut

tabel nilai siswa pada mata pelajaran budidaya ayam petelur semester ganjil tahun ajaran

2009/2010 dan 2010/2011.

Tabel 1. Nilai Ulangan Semester Ganji Tahun Ajaran 2009/2010 dan 2010/2011

Angkatan

Nilai

Frekuensi Nilai

rata-rata XII ATU Persentase

(%)

2009/2010 9,5 – 10 0 0

56,78 9,0 – 9,4 0 0

8,5 – 8,9 0 0 8,0 – 8,4 2 8,8 7,5 – 7,9 3 13,2

< 7,5 11 88 Jumlah 16 100 2010/2011 9,5 – 10 0 0

62,50 9,0 – 9,4 0 0

8,5 – 8,9 0 0 8,0 – 8,4 2 8 7,5 – 7,9 3 12

< 7,5 8 80 Jumlah 13 100

Sumber: Data Nilai Ulangan Semester Ganjil Budidaya Ayam Petelur Kelas XII ATU

(8)

Isabela, 2012

Nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Cilaku sebesar 75. Dilihat dari tabel 1 nilai hasil ulangan siswa pada

mata pelajaran Budidaya Ayam Petelur semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 dan

2010/2011 menunjukkan nilai yang belum memenuhi ketuntasan. Nilai hasil ulangan

tahun ajaran 2009/2010 hanya 22 % yang memenuhi ketuntasan dan sisanya 88% yang

belum memenuhi ketuntasan. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 hanya 20% nilai

yang memenuhi ketuntasan dan 80% nilai yang belum memenuhi ketuntasan.

Pembelajaran budidaya ayam petelur yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran

yang bersifat kreatif dan juga inovatif, sehingga siswa dapat terlibat aktif di dalam proses

belajar mengajar. keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan

merasa senang dan tertarik dalam pembelajaran. Sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat semakin baik. Namun, tidak hanya itu pembelajaran yang dapat menimbulkan

atau meningkatkan kerjasama, sifat menghargai pendapat orang lain juga diperlukan.

Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan, peneliti

memandang perlu untuk meneliti tentang “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Budidaya

Ayam Petelur Di SMK Negeri 2 Cilaku“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, muncul beberapa masalah yang

memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat. Adapun identifikasi masalah

dari judul yang penulis pilih adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman dan penguasaan siswa pada materi yang disampaikan masih sangat

kurang karena pencapaian nilai siswa yang memenuhi kriteria kelulusan minimum

(9)

2. Keaktifan siswa dikelas sangat kurang, sehingga minat untuk bertanya dan

mengungkapkan pendapat masih sangat kurang.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan untuk menghindari penyimpangan tujuan serta

penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

pada kelas XI ATU (Agribisnis Ternak Unggas).

2. Hasil belajar siswa pada penelitian ini ialah nilai pre test dan post test siswa dari setiap

siklus pembelajaran Budidaya Ayam petelur.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas XI ATU pada pembelajaran budidaya ayam petelur di

SMK Negeri 2 Cilaku ?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas XI ATU pada pembelajaran budidaya ayam petelur di SMK

(10)

Isabela, 2012

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian.

Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah untuk memberikan sebuah alternatif pada

pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru di SMK pertanian. Tujuan

khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI ATU pada pembelajaran

budidaya ayam petelur setelah digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw .

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa XI ATU pada pembelajaran budidaya

ayam petelur setelah digunakannya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw .

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah:

1. Manfaat bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsawpada kegiatan pembelajaran budidaya ayam petelur serta dapat mengatahui

tingkat keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Manfaat bagi siswa

a. Memudahkan siswa menyerap pelajaran,

b. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan,

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa,

d. Meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai siswa.

3. Manfaat bagi guru atau sekolah

a. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran,

(11)

G. Penjelasan Judul Penelitian

Guna menghindari salah penafsiran dalam penelitian, maka penulis menjelaskan

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penggunaan

Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian (KBBI

Depdikbud, 2001). Penggunaan disini adalah cara belajar kelompok pada mata

pelajaran budidaya ayam petelur dengan jigsaw.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memanfaatkan

pengelompokkan siswa untuk bekerjasama selama proses pembelajaran. Sehingga

didapatkan hasil yang maksimal, karena dengan pengelompokkan ini, diharapkan

siswa dapat saling membantu dalam tugas akademiknya.

3. Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk

mencapai prestasi yang maksimal Jigsaw dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran dimana siswa di bagi-bagi dalam kelompok kecil yang memiliki

kemampuan yang berbeda, di sini mereka dilatih untuk menyelesaikan permasalahan

dengan cara setiap kelompok saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang

optimal, dan juga mereka dapat memahami apa yang telah mereka kerjakan.

4. Hasil Belajar

Menurut Rifa’i (2009:85) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh

peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini

adalah mampu memperoleh perubahan nilai dan sikap yang baik setelah

(12)

Isabela, 2012

5. Budidaya ayam petelur

Budidaya ayam petelur adalah kegiatan yang dilakukan di usaha peternakan yang

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cilaku

Kabupaten Cianjur.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI ATU SMK N 2 Cilaku yang berjumlah 10

orang.

B. Metode Penelitian

Metode dan pendekatan penelitian merupakan cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan, menyusun serta menganalisis data sehingga diperoleh makna yang

sebenarnya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) Model Kemmis

dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah

kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvemen oriented).

Metode penelitian harus memiliki rancangan penelitian tertentu yang menggambarkan

prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan

dengan cara apa data tersebut dihimpun dan diolah. Metode dan rancangan yang relevan

dengan suatu kegiatan akan menunjang keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan.

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari data secara

(14)

Isabela, 2012

C. Desain Penelitian

Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang dibahas dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Ebbut dalam Wiriatmadja (2005:12) mengatakan:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sajian sistimatika dari upaya perbaikan

pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan

tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari

tindakan-tindakan tersebut.

Beberapa alasan pemilihan metode penelitian dengan menggunakan PTK adalah:

1) PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap

dinamika pembelajaran di kelasnya.

2) PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional dalam kegiatan

proses KBM.

3) Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses

pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

4) Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang pengajar (guru), karena

tidak perlu meninggalkan kelas pada saat KBM berlangsung.

Tujuan pelaksanaan PTK pengajar menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut

untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori

dan taknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipahaminya. Rancangan penelitian yang

akan digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart

(15)

Sumber : Kemmis dan Mc. Taggart (1988), dalam Wiriatmadja (2005)

Gambar 2. Diagram alir penelitian tindakan kelas

D. Prosedur Penelitian

a. Penetapan Fokus Permasalahan

Sebelum melakukan penelitian, maka perlu adanya penetapan masalah untuk dapat

mengetahui karakteristik dari masalah yang diteliti. Hal ini dimaksudkan agar dapat

memungkinkan untuk mencari dan mengidentifikasi faktor penyebab masalah. Faktor

penyebab tersebut akan menjadi dasar dan landasan dalam menentukan alternatif solusi

(Kemendiknas, 2010).

b. Perencanaan tindakan

Perencanakan tindakan dilakukan setelah masalah dirumuskan secara operasional.

Adapun perencanaan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas

adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tempat pelaksanaan penelitian,

2) Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas serta guru-guru kelas yang lain

(16)

Isabela, 2012

3) Mengadakan pengamatan sebelum penelitian untuk memperoleh data awal terhadap

kelas yang akan diteliti.

4) Memperkenalkan model pembelajaran dalam hal ini metode pencatatan yang

dianggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

5) Menyusun rencana pembelajaran dengan metode pembelajaran dan pengelompokkan

belajar dengan tipe jigsaw.

6) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

7) Menyusun format observasi untuk memantau berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar di kelas.

8) Menyusun format angket untuk mengetahui tingkat ketertarikan siswa terhadap cara

pembelajaran dan pencatatan yang diperkenalkan.

9) Menganalisis data yang diperoleh selama melakukan kegiatan penelitian.

10)Merencanakan tindakan perbaikan yang akan dilakukan jika terdapat permasalahan

pada siklus pertama berdasarkan hasil evaluasi dan analisis data.

c. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas dengan

metode kooperatif menggunakan cara jigsaw pada mata pelajaran budidaya ayam petelur.

Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada tahap atau siklus pertama, maka

dilanjutkan pada tahap atau siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan merupakan

implementasi dari berbagai rencana dan kegiatan praktis yang telah dirancang pada tahap

perencanaan.

d. Pengamatan / observasi dan pengumpulan data

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

(17)

atau guru yang bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua

hal yang diperlukan untuk memperoleh data penelitian.

Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif berupa nilai hasil evaluasi siswa

sebagai parameter ketercapaian indikator keberhasilan pembelajaran. Selain itu juga data

kualitatif yang menggambarkan tingkat kreatifitas, keaktifan, dan antusias siswa. Hasil

observasi dan pengambilan data ini akan menjadi dasar dalam tindakan refleksi untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

e. Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan, berdasarkan data yang sudah terkumpul. Dalam tahap ini, peneliti akan

menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil observasi dan evaluasi. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai target

yang telah ditentukan atau belum, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam

menyempurnakan tindakan berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik dokumentasi, observasi, dan test. Teknik tersebut diperlukan untuk mendapatkan

data–data yang berhubungan dengan penelitian.

a. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan data–data kurikulum, materi

pelajaran, dan RPP Kompetensi Dasar Budidaya Ayam Petelur di SMK N 2 Cilaku.

Data ini diperlukan dalam pembuatan bahan ajar pada Mata Pelajaran Budidaya Ayam

(18)

Isabela, 2012

b. Teknik Observasi

Teknik observasi diperlukan untuk mendapatkan data–data keadaan awal pembelajaran

peserta didik, keadaan proses KBM (bentuk foto). Data ini diperlukan untuk

memperoleh gambaran proses KBM dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

a. Teknik Tes (pre tes dan post tes)

Teknik test dilakukan untuk mendapatkan data–data hasil belajar peserta didik. Hasil

belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari hasil pre tes

dengan post tes pada KBM. Bentuk yang digunakan adalah berbentuk pilihan ganda

berjumlah 30 soal.

F. Instrumen Penelitian

Keberhasilan suatu penelitian ditentukan pula oleh alat pengambilan data yang

digunakan, sebab data yang diperlukan menjawab pertanyaan peneliti dan menguji

hipotesis diperoleh melalui instrumen. Oleh karena itu, Instrumen sebagai alat pengumpul

data harus betul-betul dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan data

empirik sebagaimana mestinya.

1. Instrumen tes objektif

Instrumen tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa pretes dan postes.

Pretes (tes awal) digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa, sedangkan postes

digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah diberikan

treatment. Tipe tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe tes pilihan ganda.

Kelebihan penggunaan tes objektif (Arikunto, 2007:164) yaitu:

a. Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya lebih representatif mewakili

isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur

(19)

b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes

bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

c. Pemeriksanya dapat diserahkan kepada orang lain.

d. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

Setiap soal memiliki bobot skor yang sama. Skor diolah dengan menggunakan rumus

(Arikunto, 2007:172):

Keterangan:

S = skor yang diperoleh (Raw Score)

R = jawaban yang betul

Instrumen tes objektif yang berupa tes pilihan ganda, terlebih dahulu akan

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran di sekolah.

Setelah data hasil uji coba terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas

dan reliabilitasnya. Selain itu, setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui indeks

kesukaran dan daya pembeda.

a. Uji validitas

Uji validitas alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui valid tidaknya suatu

instrumen tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas instrumen, setelah diujicobakan

kemudian dihitung koefisien korelasi antara nilai hasil uji coba dengan nilai

rata-rata harian. Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus produk momen dari

Pearson sebagai berikut:

(20)

Isabela, 2012

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = banyaknya peserta tes

X = nilai hasil ujicoba

Y = nilai rata-rata ulangan harian

Untuk mengetahui tinggi, sedang, atau rendahnya validitas instrumen, nilai

koefisien diinterpretasikan dengan klasifikasi menurut Arikunto (2007:75)

sebagai berikut:

0,800 ≤ rxy≤ 1,00 korelasi sangat tinggi

0,600 ≤ rxy< 0,800 korelasi tinggi

0,400 ≤ rxy< 0,600 korelasi sedang

0,200 ≤ rxy< 0,400 korelasi rendah

0,00 ≤ rxy≤ 0,200 korelasi sangat rendah

b. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel apabila hasil tes tersebut tetap apabila diteskan

berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen atau alat evaluasi

dilakukan dengan cara menghitung koefisien reliabilitas instrumen. Perhitungan

koefisien reliablitas ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown

(21)

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas

2 1 2 1

r = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guliford (Suherman, 2003

: 139) sebagai berikut:

r11< 0,20 derajat reliablitas sangat rendah

0,20 ≤ r11< 0,40 derajat reliablitas rendah

0,40 ≤ r11< 0,70 derajat reliablitas sedang

0,70 ≤ r11< 0,90 derajat reliablitas tinggi

0,90 ≤ r11< 1,00 derajat reliablitas sangat tinggi

c. Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran menyatakan sukar atau mudahnya sebuah soal. Rumus yang

digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut

(Arikunto,2007:208):

Keterangan:

P = indeks kesukaran butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes JS

(22)

Isabela, 2012

Untuk mengetahui interpretasi indeks kesukaran tiap butir soal yang

digunakan adalah sebagai berikut (Arikunto,2007:210):

1,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah

d.Daya Pembeda

Arikunto (2007: 211), menyatakan daya pembeda soal adalah kemampuan suatu

soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap

butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

Pb Pa Jb Bb Ja Ba

D   

Keterangan :

D = Daya Pembeda

Ja = banyaknya peserta kelompok atas

Jb = banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = banyaknya kelompok peserta atas yang menjawabsoal dengan

benar

Bb = banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawabsoal dengan

benar

Pa = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

(23)

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah sebagai

berikut (Arikunto,2007:218) :

0,00 < DP ≤ 0,20 jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 baik

0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik

2. Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan oleh observer untuk menganalisis setiap

tindakan pembelajaran dan memberikan komentar ketika pembelajaran berlangsung..

Tujuan dari penggunaan pedoman observasi ini adalah untuk mengetahui aktivitas

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw.

G. Analisis Data

Data diperoleh melalui tes hasil belajar, lembar observasi yang kemudian dilakukan

analisis data. Adapun analisis data yang digunakan yaitu:

1. Analisis tes hasil belajar

Data yang diperoleh dari tes yang dilakukan kemudian diolah dengan memberi

skor, menilai setiap siswa, kemudian menghitung rata-rata dari niai yang diperoleh

siswa.

Nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus (Sukardi,2008:146)

Nilai = � � � � ℎ � �

(24)

Isabela, 2012

Rata-rata nilai siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:

= � � ℎ � �� �� � � � �

Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel dibawah

ini:

Tabel 3. Katagori tafsiran rata-rata hasil belajar siswa terhadap materi

Nilai rata-rata Keterangan

40-55 Sangat rendah

56-65 Rendah

66-75 Sedang

76-85 Tinggi

86-100 Tinggi sekali

Sumber:(Sukardi,2008)

Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat pemahaman siswa tentang materi

pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk mengetahui efektifitas peningkatan

hasil belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalized Gain.

Normalized Gain dihitung dengan rumus:

N-Gain = � post test−skor pre test � � � −

Skala nilai yang digunakan pada data N-gain terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Kriteria Normalized Gain

Skor N-gain Kriteria N-gain

(25)

0,30 ≤ N-gain < 0,70 Sedang

N-gain , 0,30 Rendah

2. Analisis observasi

Data observasi diperoleh dengan melihat data pada lembar observasi. Sudjana

(2006:77-78). Skala penilaian yang digunakan yaitu dengan rentang nilai dalam bentuk

angka 1,2,3, dan 4. Angka tersebut memiliki arti:

1 = kurang 3 = baik

2 = cukup 4 = baik sekali

Data yang diperoleh akan dihitung dengan rumus (Sudjana,2006:78):

N = � �� � � � ℎ

� �� � � � 100

Hasil yang diperoleh kemudian dikonfersikan pada tabel dibawah:

Tabel 5. Konversi nilai keterlaksanaan pembelajaran oleh guru

Nilai Keterangan

10-29 Sangat kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik

90-100 Baik sekali

(26)

Isabela, 2012

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan berkaitan

dengan penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe jigsaw terhadap peningkatan hasil

belajar pada mata pelajaran Budidaya Ayam Petelur di SMK Negeri 2 Cilaku yang

dilakukan pada peserta didik kelas XI ATU.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe jigsaw pada mata pelajaran dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran budidaya ayam petelur.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperaif tipe jigsaw pada mata pelajaran

budidaya ayam petelur memberikan pengaruh berupa peningkatan terhadap hasil

belajar peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan hasil kajian terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw. Peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

1. Pembuatan kelompok kerja siswa ketika menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw diusahakan seheterogen mungkin, karena penempatan siswa-siswa yang

aktif pada setiap kelompok dengan adil akan mempermudah proses pembelajaran.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat diterapkan untuk meningkatkan

aktivitas belajar dan hasil belajar siswa serta melatih pola berfikir siswa untuk lebih

aktif dalam pembelajaran.

3. Pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

(27)

panjang, sebaiknya guru dapat mengatur waktu maupun siswa dengan tepat agar

setiap tahap dapat terselesaikan dengan sempurna.

4. Diharapkan penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipr jigsaw ini dapat

terus dikembangkan dengan menambah indikator penelitian yang diteliti dan

(28)

Isabela, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anni. (2007). Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk meningkat-

Kan Penguasaan Operasi PecahanDi SDN Paseh Kabupaten Sumedang[Online].Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/07/16/medi a-pembelajaran-berbasis-komputer/(9 Mei 2012)

Arikunto. (2007). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Artama, Arya. (2010). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan

Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil BelajarIPS Kelas VIIIdi SMPN 1

Mendoyo”. JPE-Volume 1, Nomor 1, 2010.

Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Persero Balai Pustaka.

Digital Class. (2010). Pengertian jigsaw. [online]. Tersedia:

http://www.digital-class.com/program-berguna/jigsaw-1-pengertian-dan-kegunaan-program-freemind/. [12 April 2012]

Handayani, Sri. (2009).Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis ma- Salah Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (coope- ratif leraning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di

SMA Negeri 2 Malang. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JPE), No.1 Vol.2.Hal 38-52

Kardi,S. dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan

Kelas “Materi Pelatihan Penguatan Pengawas Sekolah”. Jakarta: Kemendiknas.

Kemmis, S. & McTaggart, R. 1988. The action research planner (3rded).

Nasution,S. 1995. Asas-asas kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Rifa’i. (2009). Model Jigsaw. [online]. Tersedia: http://ebookbrowse.com/

penelitian- penerapan-model-pembelajaran-tipe-jigsaw-pada-mata-pelajaran-ipa-kelas-3-pdf-d324600557[3 Juni 2012]

Sagala. (2003). Skripsi Jigsaw. [online]. Tersedia: file:///E:/bahan%20proposal%20skripsi/bagus%205.htm[2 Mei 2012]

(29)

Suherman (2007) KooperatifJigsaw . [online]. Tersedia:

http://eprints.unsri.ac.id/802/1/Jigsaw_dan_Ket_berpikir_Kreatif.pdf

[4 Mei 2012]

Slameto . (2010). Studi Komparasi antara Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Metode Ceramah Bervariasi terhadap Hasil Belajar Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa Kelas Xi Ips Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Tahun

Ajaran2010/2011[online].Tersedia:http://www.scribd.com/doc/51704402/10/A-Jenis-Penelitian (30 April 2012)

Slavin. 2003. Pengertian Model Kooperatif. [online]. Tersedia:

http://asosiasi-smd-unsoed.blogspot.com/2009/02/teknologi-model-pembelajaran- tipe-jigsaw.htmlv.[21 April 2012]

Universitas Pendidikan Indonesia, 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Univesity Press UPI

Wiriatmadja (2005:12). Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 2. Diagram alir penelitian tindakan kelas...........................……….
tabel nilai siswa pada mata pelajaran budidaya ayam petelur semester ganjil tahun ajaran
Gambar 2. Diagram alir penelitian tindakan kelas
Tabel 4. Kriteria Normalized Gain
+2

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, data yang ada belum dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam kegiatan budidaya, seperti periode pemijahan alaminya, tingkat mortalitas larva

Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan

Peradangan ringan ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang neutrofil sedikit dan deskuamasi epitel hingga peradangan berat yang ditandai dengan penebalan mukosa

Universitas Kristen Maranatha

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak alga coklat ( Sargassum sp ) 2% dalam pelembab pada kulit kering. Tujuan : Menganalisa efektivitas

Asam asetat adalah golongan asam lemah yang dapat terionisasi sebagian yang dapat menghanntarkan listrik dengan lemah, sedangkan asam asetat glasial

Tambahan sawah itu sangat di perlukan tetapi tentu saja kita harus melihat terlebih dahulu airnya dari mana jangan seperti saya lihat sekarang, ada di papua sudah di