• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATUS KEDUDUKAN HARTA YANG DIBERIKAN PADA SAAT "TEH PAI" DALAM PROSESI ADAT TIONGHOA DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1974.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STATUS KEDUDUKAN HARTA YANG DIBERIKAN PADA SAAT "TEH PAI" DALAM PROSESI ADAT TIONGHOA DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1974."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

STATUS KEDUDUKAN HARTA YANG DIBERIKAN PADA SAAT ”TEH PAI” DALAM PROSESI ADAT TIONGHOA DITINJAU DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NO. 1

TAHUN 1974 Futu Erwin Rayadi

110110090038

Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan dalam masyarakat kita, yang diatur oleh aturan-aturan tertulis (Hukum Positif) maupun yang tidak tertulis (Hukum Adat). Menurut masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa, terdapat prosesi adat Teh Pai dalam perkawinan. Dalam prosesi tersebut terdapat pemberian harta dari pihak keluarga kepada kedua mempelai. Pada beberapa kasus, harta yang diberikan pada saat Teh Pai menjadi perdebatan ketika terjadi sengketa mengenai harta bersama (gono-gini) setelah perceraian. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis bertujuan meneliti 2 (dua) pokok permasalahan, yaitu status kedudukan harta yang diberikan pada saat Teh Pai ditinjau dari KUH Perdata dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 serta penyelesaian sengketa harta bersama dalam adat Tionghoa dihubungkan dengan KUH Perdata dan Undang-Undang Perkawinan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis, dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Penelitian dilakukan dengan dua tahapan, yaitu penelitian kepustakaan dengan cara meneliti data sekunder berupa peraturan perundang-undangan (KUH Perdata & UUP), literatur, serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian dan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer melalui wawancara dan selanjutnya dianalisis secara yuridis kualitatif.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa harta yang diberikan pada saat

Teh Pai merupakan harta bawaan menurut Pasal 35 ayat (2)

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas, penyusunan skripsi ini memfokuskan pada harta apa yang dapat dibagikan kepada ahli waris menurut hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum

Hasil penelitian yang dapat di simpulkan adalah pembagian waris menurut hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sangat berbeda baik itu secara prinsip maupun

Kedudukan ahli waris dalam Pasal 852 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kaitannya dengan ilustrasi kasus tersebut, bahwa ahli waris adalah keturunan dari si pewaris yang

Melihat hal tersebut bahwa Angeline yang berdasarkan Pasal 832 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata sendiri Angeline bukan termasuk ke dalam golongan I (pertama) ahli

62 Pasal 863 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata... laki-laki dan perempuan atau keturunan mereka, maka mereka mewarisi setengah dari warisan; dan jika hanya sanak saudara dalam

Hasil penelitian yang dapat di simpulkan adalah pembagian waris menurut hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sangat berbeda baik itu secara prinsip maupun

Pada Pasal 37 Undang-Undang Perkawinan menyatakan bahwa bila perkawinan putus karena perceraian harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing. Jika diperhatikan maka Pasal 37