• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mikrobiologi Biakan Murni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Mikrobiologi Biakan Murni"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, ada beberapa diantaranya Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, ada beberapa diantaranya  bermanfaat

 bermanfaat dan dan ada ada pula pula yang yang merugikan. merugikan. Mikroorganisme Mikroorganisme terdapat terdapat dimana-manadimana-mana didalam lingkungan, mereka ada pada tubuh, di dalam tubuh dan di sekeliling, didalam lingkungan, mereka ada pada tubuh, di dalam tubuh dan di sekeliling, contohnya pada air (Dwidjoseputro, 2005).

contohnya pada air (Dwidjoseputro, 2005).

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar ini sangatlah besar dan cukup Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh manusia. Mereka kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh manusia. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali bersin dapat terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar, baik itu tanah, air, maupun menebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Alam di sekitar, baik itu tanah, air, maupun udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai udara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan  populasi

 populasi campuran campuran yang yang rumit rumit ini, ini, atau atau yang yang biasanya biasanya dikenal dikenal dengan dengan istilah istilah biakanbiakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).

sel induk (Pelczar, 1986).

Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai Di alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang, metode sebar dan metode goresan.

metode goresan.

Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) bisa dikatakan tidak ada bakteri yang hidup Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) bisa dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Bakteri patogen biasanya ada bersama tersendiri dan terlepas dari spesies lainnya. Bakteri patogen biasanya ada bersama dengan suatu bakteri yang ada. Ada juga yang disebut penyerang yang mengikut dengan suatu bakteri yang ada. Ada juga yang disebut penyerang yang mengikut

(2)

( secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang mengikut. Untuk menentukan siapa penyerang dan siapa yang mengikut diberikan pedoman, siapa yang berada ditempat tersebut lebih dulu, dan siapa yang datang kemudian (Dwidjoseputro, 2005).

Yang melatarbelakangi percobaan pembuatan biakan murni ialah untuk menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara pembuatan biakan murni. Untuk  memudahkan pemeriksaan perlu diadakan pemiaraan, sehingga sewaktu diperlukan  bakteri selalu tersedia.

1.2 Tujuan Percobaan

a. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan petri.

 b. Mengetahui prinsip pembuatan biakan murni dan prinsip pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Persyaratan utama bagi isolasi dan pembuatan biakan murni adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteri yang paling baik dan paling utama adalah dari inang. Sebagai contoh bakteri  E. coli yang dijumpai di dalam  pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Anonim, 2010).

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari bahan nutrien. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada banyak faktor  seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk   pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat

makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan  pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi  biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembang biakan mikroba (Pelczar, 1986).

Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu: 1. Dengan pengenceran

Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piaraan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil  pengenceran ini kemudian di ambil kira-kira 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika

(4)

dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan  piaraan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.

2. Dengan penuangan

Robert Koch mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.

3. Dengan penggesekan

Metode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya sayang, dengan ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian ujung itu setelah disentuhkan suatu medium, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium, jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni.

4. Dengan mengucilkan satu sel

Alangkah baiknya jika kita mempunyai alat yang dapat menyangkut suatu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Alat semacam itu ada, meskipun cara menggunakannya tidak gampang. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada tangan-tangan suatumicromanipulator . Dengan mikropipet dibuat  beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan maksud supaya bakteri tersebut berbiak 

(5)

dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula micromanipulator itu sangat mahal.

5. Dengan inokulasi hewan

Metode ini didasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri  saprobe yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil TBC saja. Piaraan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi yang dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di  bawah kulit ( subcutaneous), dapat di dalam otot (intrainuscular ), dapat di dalam

rongga tubuh atau tempat lainnya. 6. Penanaman pada agar 

Tidak seperti sel-sel dalam medium cair, sel-sel dalam atau pada medium gel dibuat menetap. Oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium gel, tiap sel akan tumbuh menjadi kloni yang terpisah. Bahan gel ideal untuk  kebanyakan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang ekstrak dari alga merah tertentu. Suspensi 1,5 - 2% dalam air yang dilarutkan pada suhu 100oC, membentuk larutkan jernih yang memadat pada suhu 45oC. Karenanya, larutan agar  steril dapat dibandingkan pada suhu 50oC, sel bakteri atau mikroba lainnya ditambahkan, dan kemudian larutan segera didinginkan di bawah 45oC untuk  membentuk gel meskipun kebanyakan sel mikroba mati pada suhu 50oC, waktu untuk proses mematikan cukup cukup sampai dipanaskan di atas 80oC, sehingga setiap suhu yang sesuai untuk inkubasi biakan mikroorganisme dapat digunakan  berikutnya. Pada metode pour plate, suspensi sel dicampur dengan agar cair pada suhu 50oC dan dituang ke dalam cawan petri. Ketika agar memadat, sel-sel tidak  dapat bergerak dalam agar dan tumbuh menjadi koloni. Jika suspensi sel cukup diencerkan koloni akan terpisah dengan baik, sehingga masing-masing memiliki kemungkinan tinggi diturunkan dari sel tunggal. Dengan mengulangi prosedur ini  beberapa kali menjamin untuk memperoleh biakan murni

(6)

Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan dicawan petri diantaranya adalah:

1. Metode cawan gores

Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber  isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk  menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Metode cawan gores yang dilakukan dengan  baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Ada beberapa cara menggores yang biasa digunakan dalam cara penggoresan, yaitu: a. Goresan T

 b. Goresan kuadran c. Goresan radian d. Goresan sinambung 2. Metode cawan tuang

Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan-cawan tersebut mengandung koloni-koloni terpisah baik di atas  permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau  pemurniaan dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme memerlukan suatu  populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

3. Metode cawan sebar 

Metode cawan sebar adalah suatu teknik didalam menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau

(7)

menghapuskanya diatas media agar yang telah memadat. Sedangkan pada metode agar tuang kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata  pada bagian permukaan media agar.

4. Teknik dilusi (pengenceran)

Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air, sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode penelitian dari penghitungan  jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti: TPC (Total Plate Counter ) (Aini, 2010).

Beberapa metode dalam teknik inokulasi, antara lain: 1. Biakan agar cawan

Kultur mikroba dibiakkan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana  penyebaran kultur dilakukan dengan goresan diatas agar. Ada beberapa cara untuk 

menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu: goresan langsung, goresan kuadran, dan goresan radian.

2. Biakan agar tuang

Digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar.

3. Biakan agar miring dan agar tegak 

Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar  miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen. Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat baberapa cara, yaitu:  penanaman dengan penggoresan dan penanaman lapangan biakan agar tabung.

(8)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2013 pukul 08.00 – 10.00 WITA dan pengamatan yang dilakukan hari Jum’at 25 April 2013 pukul 14.00 – 14.30 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan bertempat di Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat 1. Tabung reaksi 2. Lampu bunsen 3. Cawan petri 4. Kawat ose 5. Inkubator  6. Tisu 7. Rak tabung 3.2.2 Bahan-bahan 1. Air bersih 2. Kertas label 3. Media Nutrient Agar (NA) 4. Bakteri 5. Alkohol 70% 6.  Aluminium foil  7. Sabun pencuci

(9)

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Metode cawan gores pada cawan petri

1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering. 2. Dipanaskan kawat ose dengan bunsen hingga memerah, lalu diangin-anginkan

hingga cukup dingin.

3. Dipanaskan dengan bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.

4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.

5. Dipanaskan dengan bunsen cawan petri yang berisi media NA dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.

6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri pada cawan petri yang berisi media NA secara perlahan sesuai dengan urutan penggoresan.

7. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara rapat pada goresan pertama ( first   streak ) pada cawan petri yang berisi media NA.

8. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara agak jarang pada goresan kedua ( second streak ) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung dengan goresan pertama ( first streak ).

9. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara jarang pada goresan ketiga (third   streak ) pada cawan petri yang berisi media NA dan digoreskan menyambung

dengan goresan kedua ( second streak ).

10. Diinkubasi didalam inkubator selama 24 jam.

3.3.2 Metode cawan gores pada tabung reaksi (media NA miring)

1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hin gga kering. 2. Dipanaskan kawat ose dengan bunsen hingga memerah, lalu diangin-anginkan

hingga cukup dingin.

3. Dipanaskan dengan bunsen cawan petri yang berisi bakteri dibagian pinggirnya dengan diputar-putar.

4. Diambil sampel bakteri dengan menggunakan ujung kawat ose tadi.

5. Dibuka penutup tabung reaksi lalu, dipanaskan mulut tabung reaksi yang berisi media NA dengan bunsen.

(10)

6. Digoreskan kawat ose yang berisi bakteri secara zig-zag pada media NA yang ada dalam tabung reaksi.

7. Dipanaskan lagi mulut tabung reaksi tadi, lalu ditutup dengan aluminium foil.

(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Streak yang Terbentuk 

No Gambar Keterangan

1 Media NA tegak 1. Hasil streak 

2. Media

3. Kontaminan

2 Media NA miring 1. Hasil streak 

2. Media

(12)

4.2 Pembahasan

Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu jenis mikroba yang semuanya  berasal dari satu sel induk. Prinsip biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies)

mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran  bermacam-macam mikroba. Pertumbuhan biakan murni adalah memisahkan satu jenis spesies dengan spesies lainnya, hanya mengambil satu spesies saja. Teknik biakan murni ini biasanya dengan media buatan, dengan membuat suatu media agar yang diberi nutrisi dan protein sebagai makanan mikroba agar mikroba yang ditumbuhkan tetap hidup.

Metode yang digunakan untuk membuat biakan murni pada media agar ada beberapa  jenis yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, dan metode cawan sebar. Pada  percobaan kali ini digunakan metode cawan gores untuk membuat biakan murni. Pada metode cawan gores mempunyai prinsip yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar  terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Dengan terjadinya proses penggoresan ini diharapkan zat-zat atau mikroba-mikroba pengganggu akan terasingkan dan didapatkan biakan murni. metode ini dilakukan dengan cara membagi 3  –  4 bagian pada cawan petri. Kawat ose yang steril telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian digoreskan kawat ose tersebut pada cawan  petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali, goresan ini dibuat secara zig-zag. Cara menggoresnya pun ada beberapa jenis yaitu, goresan T, goresan kuadran, goresan radian, dan goresan sinambung.

Goresan T Goresan Kuadran Goresan Radian Goresan Sinambung

Metode cawan gores ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng,

(13)

 bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari  pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Kesulitan dari metode ini yaitu proses penggoresan yang cukup lama dan sulit, sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan.

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan biakan murni dengan metode cawan gores dengan jenis goresannya goresan T. Langkah pertama adalah siapkan media NA yang sudah steril dan mikroba yang akan digunakan untuk pembuatan biakan murni. Lalu siapkan juga kawat ose yang disterilisasi dengan cara memanaskannya dilampu bunsen hingga memerah, pemanasan ini merupakan proses sterilisasi untuk kawat ose. Lalu didinginkan sebentar karena jika masih panas mikroba yang akan dibuat biakan murninya pasti tidak akan bisa hidup atau mati sehingga tidak didapatkan biakan murni. Cawan petri yang berisi mikroba yang akan dibuat biakan murninya dipanaskan dekat lampu bunsen terutama bagian pinggirnya, lalu diambil satu ose dengan cara mengenakan ujung kawat ose tadi pada media yang berisi mikroba tadi. Kemudian digores menggunakan goresan T dicawan petri yang berisi media NA yang digunakan sebagai tempat biakan murni. Sebelumnya cawan petri tempat biakan murni ini dipanaskan terlebih dahulu didekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya. Penggoresannya dilakukan sebanyak 3 kali, penggoresan pertama ( first streak ) digores rapat, penggoresan kedua ( second streak ) digores agak jarang, dan penggoresan ketiga (third streak ) digores jarang. Semua goresan ini harus terhubung satu sama lain dari goresan pertama hingga ketiga. Selama proses ini berlangsung kita harus melakukannya dibelakang bunsen, hal ini bertujuan agar tidak ada mikroba atau zat pengganggu yang ikut masuk kedalam biakan murni sehingga terbentuknya kontaminan. Selain itu pada saat penggoresan jangan sampai media NA menjadi rusak karena akan mengakibatkan mikroba tidak dapat tumbuh. Pada metode ini, goresan disisi pertama diharapkan koloni tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan pada goresan sisi kedua, koloni mulai tampak   jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh

terpisah dengan koloni lain. Selain itu, goresan satu dan lainnya harus saling terhubung agar didapatkannya koloni bakteri yang baik.

(14)

Pada percobaan yang dilakukan pada cawan petri dengan metode gores, berhasil dibuat  biakan murninya. Biakan murni ini terlihat dengan adanya koloni-koloni bakteri yang

muncul diatas media yang berwarna putih dan nampak seperti titik-titik kecil serta sesuai dengan goresan yang dilakukan. Namun adanya kontaminan yang juga ikut masuk kedalamnya sehingga tidak semua koloni bakteri terbentuk dari tiga goresan yang dilakukan. Kontaminan ini ada dikarenakan proses pengerjaan yang tidak aseptik  sehingga zat atau mikroba yang tidak diharapkan ikut masuk kedalam cawan petri membentuk kontaminan.

Selain itu, dilakukan juga pembuatan biakan murni pada media agar miring yang ditempatkan pada tabung reaksi. Langkah pengerjaannya pun hampir sama, kawat ose yang digunakan terlebih dulu dipanaskan dilampu bunsen hingga memerah lalu diangin-anginkan sebentar. Lalu cawan petri yang berisi mikroba yang akan dibuat biakan murninya dipanaskan dekat lampu bunsen pada bagian pinggirnya, dan ujung kawat ose dikenakan pada cawan petri tadi untuk mengambil mikroba yang akan dibuat biakan murninya. Lalu panaskan mulut tabung reaksi yang telah berisi media NA, dan dilakukan penggoresan secara zig-zag pada media tersebut. Pengerjaannya pun juga harus dilakukan dibelakang lampu bunsen.

Pada pembuatan biakan murni untuk media agar miring dihasilkan biakan murninya. Biakan ini nampak diatas media sesuai dengan goresan yang dilakukan (zig-zag), membentuk koloni bakteri yang terlihat seperti titik-titik kecil yang berwarna putih.

Faktor kesalahan yang biasa terjadi yaitu praktikan yang salah dalam menggoreskan misalnya penggoresan yang terlalu dalam atau penggoresan yang membuat media rusak  dan kurangnya ketelitian, sehingga pertumbuhan biakan murni tidak didapatkan. Lalu apabila praktikan langsung menggunakan kawat ose yang masih panas sehingga membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati. Serta pengerjaanya yang tidak aseptik  atau tidak dilakukan dibelakang lampu bunsen sehingga mengakibatkan masuknya zat atau mikroba lain yang mengganggu pertumbuhan biakan murni.

(15)

Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai biakan murni. Selain itu dengan adanya biakan murni dari suatu jenis mikroba, maka pada saat mikroba itu dibutuhkan sewaktu-waktu maka dengan mudah didapatkan tak perlu mencari dan mengisolasinya lagi.

(16)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Metode-metode yang biasa digunakan dalam pembuatan biakan murni pada cawan  petri yaitu, metode cawan gores, metode cawan tuang, metode cawan sebar, dan

metode pengenceran.

 b. Prinsip dari biakan murni ialah memisahkan satu jenis (spesies) mikroba (bakteri dan jamur) dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Prinsip metode cawan gores yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar  terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.

c. Manfaat biakan murni, yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis, dan dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat murni.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya digunakan metode-metode dan teknik-teknik  lain untuk pembuatan biakan murni, misalnya metode gores kuadran atau metode sebar.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aini, Feny. 2010.  Pembuatan Biakan Murni. http://feni-mikrobiologi.blogspot.com/2010/12/desinfektan.html, diakses tanggal 24 April  pukul 15.35 WITA.

2. Anonim. 2010. Teknik Membuat Biakan Murni.

http://teknikmembuatbiakanmurni.blogspot.com, diakses tanggal 24 April pukul 16.16 WITA.

3. Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Malang. Djambatan.

4. Maulida, Andri. 2012.  Pembuatan Biakan Murni.

http://maulidafarmasi.blogspot.com/2012/02/pembuatan-biakan-murni.html, diakses tanggal 16 April 2013 pukul 19.00 WITA.

5. Pelczar, Michael. 1986. Dasar 

 – 

Dasar Mikrobiologi. Jakata. U dan D.

6. Trie, Ita. 2012.  Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni.

(18)

Gambar

Tabel Hasil Pengamatan Streak yang Terbentuk 

Referensi

Dokumen terkait

Suatu tempat yang terdiri campuran zat- zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme

Biakan murni Jamur tiram putih( Pleurotus ostreatus var. florida ) merupakan pembibitan tahap pertama yang berperan sangat penting dalam budidaya jamur tiram. Pertumbuhan

Medium TSA 25 ml dicairkan, kemudian menuangkan medium pada cawan petri yang sudah berisi 0,1 ml biakan strain bakteri tertentu campuran dihomogenkan dengan cara

Hasil menunjukan bahwa medium Corn cob Ekstrak Agar (CCEA) merupakan jenis medium yang paling tepat untuk menunjang pertumbuhan biakan murni jamur tiram putih sebaik

Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri cultural,

Biakan murni Jamur tiram putih(Pleurotus ostreatus var. florida) merupakan pembibitan tahap pertama yang berperan sangat penting dalam budidaya jamur tiram. Pertumbuhan miselium

Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja... mikroorganisme

Percobaan ini dilakukan untuk memperoleh biakan murni dan medium yang digunakan adalah medium NA untuk biakan bakteri, jumlah bakteri terbanyak sampai