• Tidak ada hasil yang ditemukan

jurnal mikroskop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "jurnal mikroskop"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan

Mikrobiologi ialah tela’ah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme: bakteri, protozoa, virus, serta alga dan cendawan mikroskopis. Dari lahir manusia dibekali dengan panca indra yang sama dengan makhluk lain, salah satu dari panca indra tersebut adalah mata. Mata adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem penglihatan, mata bekerja untuk mendeteksi cahaya, meneruskan sinyal tersebut ke retina dan membuat efek visual yang dikirim ke otak. Namun untuk melihat benda-benda yang berukuran relatif kecil, mata akan mengalami kesulitan. Mata tidak dapat memusatkan pandangan pada benda-benda yang jaraknya kurang dari 25 cm karena jarak tersebut adalah jarak maksimun untuk pembesaran efektif mata.

Seiring berkembangnya zaman dan peradaban yang semakin kompleks, para ilmuwan berhasil menciptakan mikroskop. Mikroskop disini berfungsi untuk membantu kita mengamati benda-benda kecil yang tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata normal. Mikroskop bekerja lebih spesifik jika dibanding cara kerja kaca pembesar, karena mikroskop sudah dilengkapi dengan 2 lensa cembung dan berbagai ukuran perbesaran. Maka dari itu, kita perlu mengetahui cara peggunaan mikroskop dengan baik dan benar, agar kita dapat mengamati benda-benda mikroorgansime.

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka alat-alat dan ruangan harus steril. Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.

Pencemaran biasanya berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme . Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi . Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan

(2)

mikroorganisme seringkali memerlukanpemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.

Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. Ada beberapa medium yang digunakan dalam metode inokulasi misalnya mixed culture, plate culture, slant culture, liquid culture, dan shake culture. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali.

(3)

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Melatih mempergunakan mikroskop untuk melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme lainya

2. Mengenal bentuk-bentuk bakteri 3. Melatih membuat preparat

4. Mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril

(4)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori

Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.

Penggunaan mikroskop pertama kalinya untuk tujuan ilmiah adalah pada abad ketujuh belas, yaitu dalam pekerjaan Cornelius Drebel (1621), Janssen bersaudara di Belanda (1608), dan Antony Van Leuwenhoek (1632-1723). Mikroskop digunakan untuk tujuan kedokteran dan ilmiah oleh Athanasius Kircher of Fulda (1602-1680), dan dia dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan mikroskop untuk menginvestigasi penyebab penyakit.

Mikroskop optik terdiri atas dua yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau sinar lampu. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dan lensa okuler dengan pembesaran sebagai berikut:

1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x 2. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x 3. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x 4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x

Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000x disebut objektif emersi, karena penggunaanya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya dengan khusus pula.

Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat umumnya adalah objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x.

Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin.

(5)

Ada beberapa jenis mikroskop yaitu : 1. Mikroskop Cahaya

Pada mikroskop cahaya, cahaya tampak melewati spesimen dan kemudian melewati lensa.

2. Mikroskop Elektron (ME)

Mikroskop elektron memfokuskan sinar elektron melalui spesimen atau ke permukaan.

3. Scanning Electron Microscope (SEM)

Scanning Electron Microscope terutama berguna untuk studi rinci topografi spesimen.

4. Transmission Electron Microscope (TEM)

Transmission electron microscope (TEM) digunakan untuk mempelajari struktur internal sel (Campbell, 2010).

Penanaman bakteri atau biasa disebut inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang samgat timggi. Pada kegiatan inokulasi ini semua alat yang berhubungan dengan medium dan mikroorganisme harus steril untuk menghindari terjadinya kontaminsi. Ada beberapa tahap yang harus disiapkan sebelum melaksanakan inokulasi yaitu, menyiapkan ruangan yang steril bisa menggunakan kotak kaca (enkas) atau laminar air flow. Pemindahan pemindahan dengan pipet dan pemindahan dengan kawat ose. Ada beberapa medium yang digunakan dalam metode inokulasi misalnya mixed culture, plate culture, slant culture, liquid culture, dan shake culture.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :

1. Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006)

(6)

2. Metode tebar/ sebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah. Metode tuang Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Metode tuang ini dilakukan dengan cara nutrien agar terlebih dahulu di tuang lalu diberi mikroba (Prescott,2009)

3. Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.

4. Metode tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Bakteri yang digunakan dalam proses inokulasi Escherichia coli, termasuk dalam family Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E.coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang menguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi (Mikrolibrary, 2008)

Dasar mkanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik (Dwidjoseputro,1990). Media yang digunakan dalam praktikum inokulasi ini adalah media NA(Nutrient Agar), Media PDA(Potato Dextrose Agar), Media TEA(Tauge Estrak Agar), dan Media TRS (de Man’s Rugosa Stack Agar). Mikroba yang terbentuk adalah bakteri, jamur, bakteri asam laktat, dan yeast. Pembentukan fungi (jamur) bisa juga menggunakan media BLA (Banana Leaf

(7)

Agar) digunakan untuk perbanyakan dan memacu pembentukan struktur reproduksi atau morfologinya (Wilarso. dkk, 2010). Kandungan yang terdapat pada media NA adalah : beef extract 3 gram,Tryptone 5 gram, agar 15 gram, aquades 1000 ml. Pada media PDA terdiri dari kentang 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, dan aquades 1000 ml. Pada media TEA terdiri dari tauge 200 gram, glukosa 10 gram, agar 15 gram, larutan aquades 1000 ml. Pada media MRS terdiri dari bahan-bahan khusus dan merupakan media khusus tumbuhnya hanya bakteri asam laktat saja. Bahan-bahan yang terdapat pada media tersebut mengandung Carbon (C), Hydrogen(H), Oksigen(O) dan Nitrogen(N). Ada beberapa bahan pada media tersebut yang dapat digantikan dengan bahan lain asalkan memiliki fungsi yang yang sama, seperti glucose bisa digantikan dengan Dextros karena sama-sama berfungsi sebagai Carbon. Pada media NA seharusnya tumbuh bakteri, pada media PDA dan TEA tumbuh jamur dan pada media MRS tumbuh bakteri asam laktat. Sedangkan, pada praktikum yang dilakukan pada media NA tumbuh bakteri dan yeast, pada media PDA tumbuh bakteri dan yeast, pada media MRS tumbuh bakteri, jamur, dan yeast. Terdapat kesalahan pada praktikum yang praktikan lakukan karena hasil tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, itu dikarenakan telah terkontaminasinya media ketika proses inokulasi, bisa jadi terkontaminasi oleh udara. Bentuk bakteri bulat mengkilat, bentuk yeast tak beraturan berwarna samar-samar atau memudar dan pada jamur terdapat serabut. Pernyataan tersebut digunakan untuk membedakan jenis mikroba yang tumbuh pada media (Suriawira,1983).

Untuk melakukan penginokulasian dilakukan pengenceran dari produk hasil ternak yaitu daging sapi, pengenceran dihitung sebagai pengenceran 10 min1, selanjutnya dilakukan dengan melarutkan 1ml larutan hasil pengenceran 10min1 dengan 9ml laretan garam fisiologis dan dihitung sebagai pengenceran 10 min2 . Metode pengenceran tersebut sama dengan yang telah dilakukan dalam praktikum kali ini hanya saja pada praktikum kali ini praktikan membuat pengenceran sampai 10 min3dan menggunakan aquades yang telah di swab dengan daging.

Pada hakekatnnya bakteri tumbuh karena factor lingkungan yaitu: kelembabannya, ada tidaknya udara, pH lingkungan,tekana osmotic suhu, kandungan bahan makanan, dan kandungan bahan-bahan yang merusak. Sedangkan pada jamur tumbuh karena tingkat kelembaban udara tinggi, ada senyawa karbon dan nitrogen, ada oksigen, dan

(8)

suhu lingkungan sedang (20-40 derajat C). Yeast atau ragi criteria tumbuhnya hamper sama dengan bakteri.

Inokulum yang kami gunakan adalah bakteri yang diambil dari daging dengan metode pencairan. Media sreak plate diberi ekstak 10 min3 dan menghasilkan jumlah bkteri 33.000 dan jumlah yeast 3000, pada media MRS diberi ekstrak 10 min2 dengan tekhnik pour plate menghasilkan jumlah bakteri 3200, jamur sebanyak 200 dan jumlah yeast 200, pada media PDA diberi ekstrak 10 min3 dengan tekhnik poure plate menghasilkan jumlah bakteri 17000 dan yeast sebanyak 7000, dan pada media NA juga menggunakan tekhnik pourplate dengan diberi ekstrak 10 min2 menghasilkan jumlah bakteri 2100 dan yeast sebanyak 1000.

(9)

keluarkan mikroskop dengan hati-hati dan tempatkan di meja kerja putar skrup penetapan kasar hingga tabung mikroskop naik 2cm

tempatkan preparat di tengah-tengah mikroskop dan cengkramkan dengan jepitan naikkan kondensor dan buka diaphragmanya

lihatlah melalui okuler dan putar tabung pelan-pelan ke atas dengan sekrup penetapan kasar

setelah selesai memakai mikroskop, kondensor putar ke bawah revolver di putar hingga lensa terkecil, kemudian lensa mikroskop dibersihkan

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

 Mikroskop  Kawat ose

Object glass dan cover glass 3.1.2 Bahan

 Biakan bakteri  Ragi (yeast)

Methylen blue 0,1%

 Aquades steril 3.2 Skema Prosedur Kerja

3.2.1 Prosedur Kerja 1: Mempersiapkan Mikroskop

Gambar 3.1 Skema mempersiapkan mikroskop 3.2.2 Prosedur Kerja 2: mempersiapkan preparat

(10)

phenol kristal dilarutkan dalam aquades

teteskan lacthopenol diatas objek glass yang bersih

dengan ose steril ambil mold jamur dari substrat dan dimasukkan pada tetesan lacthopenol di objek glass tadi

ratakan dengan ose sampai semuanya basah dengan larutan lacthopenol tadi

tutup dengan cover glass dan periksalah dibawah mikroskop dengan pembesaran 450x

(11)

teteskan ragi yang telah di larutkan dalam methylene blue 0,1% pada kaca obyek yang bersih

tutup dengan deck glass, lalu periksa di bawah mikroskop

periksa dengan perbesaran ± 100x

bedakan antara sel mati dengan sel hidup

amati dan gambarlah bentuk sel ragi tersebut b. Mengamati sel ragi dengan “methylene blue” 0,1%

Gambar 3.3 Skema mempersiapkan preparat

3.2.3 Prosedur kerja mengamati bentuk-bentuk bakteri c. Mengamati bentuk-bentuk bakteri

(12)

siapkan kaca obyek yang bersih

dengan ose steril, ambil suspensi bakteri dan taruhlah di pusat kaca obyek

tutup dengan deck glass, tambahkan oil immersion di atas deck glass. lalu periksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000x

turunkan perlahan objektif pelan-pelan sampai mengenai immersion oil pada preparat tersebut

Gambar 3.4 Skema mengamati bentuk-bentuk bakteri 3.3 Gambar Alat dan Bahan

(13)

Gambar 3.7 object glass Gambar 3.8 cover glass

Campbell, A. Neil. Dkk. 2010. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta Winarni, D. 1997. Diklat Teknik Fermentasi. Program D3 Teknik Kimia FTI-ITS: Surabaya

Iriato Kus. 2006. Buku Pegangan Kuliah Patologi Klinik I Jilid. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Semarang

Prescott. 2009. Comprehensive Tutorial and Reference. Prentice Hall: New Jersey

Mikrolibrary. 2008. Molecular and Biotechnological Aspects of Microbial Proteases Microb. Mol. Biol.Rev.62

(14)

Wilarso, sri. Dkk. 2010. Identifikasi Jenis-Jenis Fungsi Yang Potensial Terhadap Pembentukan. Angkasa: Bandung

Gambar

Gambar 3.1 Skema mempersiapkan mikroskop 3.2.2 Prosedur Kerja 2: mempersiapkan preparat
Gambar 3.2 Skema mempersiapkan preparat
Gambar 3.3 Skema mempersiapkan preparat
Gambar 3.4 Skema mengamati bentuk-bentuk bakteri 3.3 Gambar Alat dan Bahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ketika pada tahap kultur murni isolat, hasil sebenarnya yang akan didapatkan adalah pertumbuhan koloni bakteri pada satu lokasi saja di medium. Tetapi pada kenyataannya yang terjadi

Pada praktikum kali ini, Anda akan mempelajari tentang dasar-dasar elektronika digital yang merupakan salah satu dari dasar-dasar teknik elektronika yang sangat penting..

Kultur antera merupakan salah satu teknik kultur in vitro yang dapat mempercepat perolehan galur murni melalui tanaman dihaploid (DH) yang dihasilkan langsung pada generasi

Kultur antera merupakan salah satu teknik kultur in vitro yang dapat mempercepat perolehan galur murni melalui tanaman dihaploid (DH) yang dihasilkan langsung pada generasi

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mempelajari teknik kultur murni pakan alami, faktor-faktor yang perlu diperhatikan, hambatan yang muncul dalam