• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN PENGARUH PENGGUNAAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI PUISI SISWA KELAS 2 SMPN 2 PILANGKENCENG MENGAPRESIASI PUISI SISWA KELAS 2 SMPN 2 PILANGKENCENG

MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI SKRIPSI

Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu Diajukan kepada IKIP PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu

Persyaratan dalam

Persyaratan dalam menyelesaikan Program menyelesaikan Program Sarjana Sarjana 11 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Oleh

WAHYU PANGRIPTO WIBOWO WAHYU PANGRIPTO WIBOWO

NPM 03.311.029 NPM 03.311.029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP

IKIP PGRI PGRI MADIUNMADIUN Juli 2007

(2)

ABSTRAK ABSTRAK

Wahyu Pangripto Wibowo. 2007.

Wahyu Pangripto Wibowo. 2007. Pengaruh Penggunaan Lagu TerhadapPengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMPN 2 Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 

Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007 . Pendidikan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP PGRI Madiun. Pembimbing Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, IKIP PGRI Madiun. Pembimbing (I) Drs. Agus Budi Santoso, M.Pd. (II) Panji Kuncoro Hadi, S.S.

(I) Drs. Agus Budi Santoso, M.Pd. (II) Panji Kuncoro Hadi, S.S.

Kata Kunci

Kata Kunci :: Penggunaan Lagu, Kemampuan Mengapresiasi PuisiPenggunaan Lagu, Kemampuan Mengapresiasi Puisi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lagu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007.

Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007.

Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh data Desain penelitian menggunakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh data secara sahih, cermat, akurat, dan lengkap. Dari data yang terkumpul kemudian secara sahih, cermat, akurat, dan lengkap. Dari data yang terkumpul kemudian diperiksa, diklasifikasikan, dianalisis, dan dideskripsikan. Populasi penelitian seluruh diperiksa, diklasifikasikan, dianalisis, dan dideskripsikan. Populasi penelitian seluruh siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007. Kemudian, sampel diambil siswa kelas 2D sebanyak 41 siswa. Teknik  2006/2007. Kemudian, sampel diambil siswa kelas 2D sebanyak 41 siswa. Teknik  pengambilan sampel menggunakan

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling random sampling.purposive sampling random sampling.

Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes. Setelah data terkumpul dianalisis Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes. Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase untuk mengetahui tingkat pengaruhnya.

dengan menggunakan rumus prosentase untuk mengetahui tingkat pengaruhnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengapresiasi makna kias Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mengapresiasi makna kias dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 5,8 atau masuk dalam kategori cukup. rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 5,8 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi irama dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kemampuan mengapresiasi irama dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,1 atau Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,1 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi gaya bahasa dalam lagu masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi gaya bahasa dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi pengimajinasian dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, mengapresiasi pengimajinasian dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 6,59 atau masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi makna keseluruhan dalam masuk dalam kategori cukup. Kemampuan mengapresiasi makna keseluruhan dalam lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata lagu siswa kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapat rata-rata nilai dari keseluruhan siswa sebesar 7,17 atau masuk dalam kategori baik.

(3)

MOTTO MOTTO

Tak akan ada kata menyerah sebelum ajal Tak akan ada kata menyerah sebelum ajal menjelang

menjelang

Kepercayaan nggak akan punah oleh Kepercayaan nggak akan punah oleh kejujuran tapi goresan kebohongan akan kejujuran tapi goresan kebohongan akan memecahkan keagungan

memecahkan keagungan

Skripsi ini kupersembahkan kepada : Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Bapak dan Ibu yang selalu membimbing Bapak dan Ibu yang selalu membimbing disetiap saat dan waktu hingga membesarkanku disetiap saat dan waktu hingga membesarkanku menjadi orang yang berguna.

menjadi orang yang berguna. Buat adikku

Buat adikku Lika yang Lika yang cantik dan cantik dan manis, manis, kuliahkuliah yang bener ya.

yang bener ya.

Buat engkau mahligai jiwa terukir indah Buat engkau mahligai jiwa terukir indah membekas di hatiku yang memujamu hingga membekas di hatiku yang memujamu hingga jauh ke angkasa, memberikan aku inspirasi jauh ke angkasa, memberikan aku inspirasi menyelesaikan skripsi ini sampai selesai, namun menyelesaikan skripsi ini sampai selesai, namun aku tak sanggup hapus kenangan terindah kita aku tak sanggup hapus kenangan terindah kita bersama. Maafkan diriku (buat adikku Eka bersama. Maafkan diriku (buat adikku Eka Krisnawati).

Krisnawati).

Buat bidadari yang pernah tinggal ataupun Buat bidadari yang pernah tinggal ataupun sekedar singgah mengisi pelataran sejarah sekedar singgah mengisi pelataran sejarah kehidupanku, tanpa kalian semua aku tak akan kehidupanku, tanpa kalian semua aku tak akan pernah mengerti arti hidup dan kehidupan ini. pernah mengerti arti hidup dan kehidupan ini. Semoga Allah ada di hati kita. Amin ya Robbal Semoga Allah ada di hati kita. Amin ya Robbal ’alamin.

(4)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, yang telah Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas dan menyusun skripsi dengan judul “

kelas dan menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Lagu TerhadapPengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMPN 2 Pilangkenceng Madiun Tahun Pelajaran 2006/2007”.

Tahun Pelajaran 2006/2007”.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan, biaya, waktu dan tenaga yang ada kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan, biaya, waktu dan tenaga yang ada pada penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pada penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca dan pemerhati.

pembaca dan pemerhati.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak sekali mendapat bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin sekali mengucapkan rasa terima dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis ingin sekali mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

kasih yang sebanyak-banyaknya kepada : 1.

1. Drs. Parji, M.Pd., Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Madiun,Drs. Parji, M.Pd., Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Madiun, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di lembaga yang dipimpinnya.

lembaga yang dipimpinnya. 2.

2. Drs. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd., Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa danDrs. Bambang Eko Hari Cahyono, M.Pd., Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Madiun.

Seni IKIP PGRI Madiun. 3.

3. Hj. Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd., Kaprodi PBSI FPBS IKIP PGRIHj. Yuentie Sova Puspidalia, S.Pd., M.Pd., Kaprodi PBSI FPBS IKIP PGRI Madiun.

Madiun. 4.

4. Drs. Agus Budi Santoso, M.Pd., Pembimbing I.Drs. Agus Budi Santoso, M.Pd., Pembimbing I. 5.

(5)

6.

6. Drs. Sumarno, M.Pd., Kepala SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun yangDrs. Sumarno, M.Pd., Kepala SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun yang telah

telah mengizinkan penulis mengizinkan penulis untuk untuk melaksanakan melaksanakan penelitian di penelitian di sekolah sekolah yangyang dipimpinnya.

dipimpinnya. 7.

7. Seluruh guru dan staf di SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun yang telahSeluruh guru dan staf di SMPN 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.

membantu dalam pengumpulan data penelitian.

Semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan Semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, pengelola dan pemerhati pendidikan.

pembaca, pengelola dan pemerhati pendidikan.

Madiun, 14 Juli 2007 Madiun, 14 Juli 2007

Penulis Penulis

(6)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Halaman Halaman HALAMAN

HALAMAN JUDUL JUDUL ... ... ... ii LEMBAR

LEMBAR PERSETUJUPERSETUJUAN AN DOSEN DOSEN PEMBIMBIPEMBIMBING NG ... ... iiii LEMBAR

LEMBAR PENGESAHAN PENGESAHAN PANITIA PANITIA PENGUJI PENGUJI SKRIPSI SKRIPSI ... ... iiiiii ABSTRAK

ABSTRAK ... ... iviv MOTTO

MOTTO DAN DAN KATA KATA PERSEMBAHPERSEMBAHAN AN ... . vv KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... vivi DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... viiiviii DAFTAR

DAFTAR TABEL TABEL ... ... xixi DAFTAR

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN ... ... xiixii BAB

BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11 A.

A. Latar Latar Belakang Belakang Masalah Masalah ... . 11 B.

B. IdentifiIdentifikasi kasi Masalah Masalah ... ... 55 C.

C. PembataPembatasan san Masalah Masalah ... ... 55 D.

D. RumusaRumusan n Masalah Masalah ... ... ... 55 E.

E. Tujuan Tujuan PenelitiaPenelitian n ... ... ... 66 F.

F. ManfaaManfaat t Penelitian Penelitian ... ... ... 66 BAB

BAB II II KAJIAN KAJIAN TEORI TEORI DAN DAN HIPOTESIHIPOTESIS S PENELITIPENELITIAN AN ... ... 88 A.

A. Kajian Kajian Teori Teori ... ... 88 1.

1. Puisi Puisi ... ... 88 2.

2. Lagu Lagu ... ... 2525 B.

(7)

BAB

BAB III III METODE METODE PENELIPENELITIAN TIAN ... ... ... 2828 A.

A. Tempat Tempat dan dan Waktu Waktu Penelitian Penelitian ... ... 2828 B.

B. Desain Desain Penelitian Penelitian ... ... ... 2828 C.

C. Populasi, Populasi, Sampel, Sampel, dan dan Teknik Teknik Pengambilan Pengambilan Sampel Sampel ... ... 3030 D.

D. PengumPengumpulan pulan Data Data dan dan InstrumeInstrumen n PenelitiaPenelitian n ... ... 3232 E.

E. Analisis Analisis Data Data ... ... 3434 BAB

BAB IV IV HASIL HASIL PENELITIPENELITIAN AN ... ... ... 3535 A.

A. DeskripsDeskripsi i Data Data ... ... 3535 B.

B. Hasil Hasil Analisis Analisis Data Data ... ... 3838 C.

C. PenafsirPenafsiran an Hasil Hasil Analisis Analisis ... . 4141 BAB

BAB V V PENUTUP PENUTUP ... ... 4242 A.

A. Simpulan Simpulan ... ... 4242 B.

B. Saran Saran ... ... ... 4343 DAFTAR

DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ... ... 4444 PERNYATAAN

PERNYATAAN KEASLIAN KEASLIAN TULISAN TULISAN ... . 4545 LAMPIRAN-L

LAMPIRAN-LAMPIRAN AMPIRAN ... ... ... 4646 DAFTAR

(8)

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL

Halaman Halaman Tabel

Tabel 1. 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa KelasDistribusi Frekuensi Kemampuan Mengapresiasi Puisi Siswa Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/200

(9)

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Halaman Lampiran

Lampiran 1 1 Daftar NDaftar Nama Responden ama Responden Siswa Siswa Kelas Kelas II SMPII SMPN 2N 2 Pilangk

Pilangkenceng enceng Tahun Tahun PelajaraPelajaran n 2006/2007 2006/2007 ... ... 4646 Lampiran

Lampiran 2 2 Soal Soal Kemampuan Kemampuan Penggunaan Penggunaan Mengapresiasi Mengapresiasi Puisi Puisi Kelas Kelas 2D2D SMPN

SMPN 1 1 PilangkePilangkenceng nceng KabupateKabupaten n Madiun Madiun ... ... 4848 Lampiran

Lampiran 3 3 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi Skor Skor Tes OTes Objektif bjektif KemampuanKemampuan Mengapresiasi Makna Kias Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri Mengapresiasi Makna Kias Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/20

2006/2007 07 ... ... ... 4848 Lampiran

Lampiran 4 4 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi Skor Skor Tes OTes Objektif bjektif KemampuanKemampuan Mengapresiasi Irama Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Mengapresiasi Irama Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng

Pilangkenceng Kabupaten Kabupaten Madiun Madiun Tahun Tahun Pelajaran Pelajaran 2006/2007 2006/2007 5050 Lampiran

Lampiran 5 5 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi Skor Skor Tes Tes Objektif Objektif KemampuanKemampuan Mengapresiasi Gaya Bahasa Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri Mengapresiasi Gaya Bahasa Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/20

2006/2007 07 ... ... ... 5252 Lampiran

Lampiran 6 6 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi Skor Skor Tes OTes Objektif bjektif KemampuanKemampuan Mengapresiasi Pengimajinasian Dalam Lagu Siswa 2 SMP Mengapresiasi Pengimajinasian Dalam Lagu Siswa 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/20

2006/2007 07 ... ... ... 5454 Lampiran

Lampiran 7 7 Distribusi Distribusi Frekuensi Frekuensi Skor Skor Tes OTes Objektif bjektif KemampuanKemampuan Mengapresiasi Makna Keseluruhan Dalam Lagu Siswa 2 SMP Mengapresiasi Makna Keseluruhan Dalam Lagu Siswa 2 SMP

(10)

Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran Negeri 2 Pilangkenceng Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2006/20

2006/2007 07 ... ... ... 5656 Lampiran

Lampiran 8 8 Surat Surat Permohonan Permohonan Penelitian Penelitian dari dari IKIP IKIP PGRI PGRI Madiun Madiun ... . 5858 Lampiran

Lampiran 9 9 Surat Surat Keterangan dari Keterangan dari SMP SMP N N 2 2 Pilangkenceng KabupatenPilangkenceng Kabupaten Madiun

(11)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah

Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah bermacam-macam, salah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah bermacam-macam, salah satunya adalah menanamkan rasa cinta terhadap sastra kepada para siswa. satunya adalah menanamkan rasa cinta terhadap sastra kepada para siswa. Melalui pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa diharapkan dapat Melalui pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang sastra, mampu mengapresiasi karya sastra, memiliki pengetahuan tentang sastra, mampu mengapresiasi karya sastra, bersikap positif terhadap nilai sastra dan dapat mencintai karya sastra sebagai bersikap positif terhadap nilai sastra dan dapat mencintai karya sastra sebagai salah satu bagian dari budaya bangsa.

salah satu bagian dari budaya bangsa.

Guna mewujudkan hal di atas, telah ditempuh atau dilakukan beberapa Guna mewujudkan hal di atas, telah ditempuh atau dilakukan beberapa hal. Misalnya, usaha-usaha pembinaan dan pengembangan dalam bidang hal. Misalnya, usaha-usaha pembinaan dan pengembangan dalam bidang kurikulum, seminar-seminar, penataran-penataran, sarasehan-sarasehan mengenai kurikulum, seminar-seminar, penataran-penataran, sarasehan-sarasehan mengenai pengajaran sastra. Dalam pengembangan kurikulum, telah diupayakan pengajaran sastra. Dalam pengembangan kurikulum, telah diupayakan penyempurnaan dan pembaharuan. Misalnya, dalam kurikulum 1975 materi penyempurnaan dan pembaharuan. Misalnya, dalam kurikulum 1975 materi pengajaran bahasa Indonesia yang masih menekankan pada segi pengetahuan pengajaran bahasa Indonesia yang masih menekankan pada segi pengetahuan maka dalam kurikulum 1984 dan kurikulum yang berlaku setelah itu, materi maka dalam kurikulum 1984 dan kurikulum yang berlaku setelah itu, materi pengajaran bahasa Indonesia sudah menekankan pada bidang keterampilan atau pengajaran bahasa Indonesia sudah menekankan pada bidang keterampilan atau apresiasi sastra secara langsung. Kemudian, pada kurikulum tahun 2004 yaitu apresiasi sastra secara langsung. Kemudian, pada kurikulum tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pengajaran bahasa menekankan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pengajaran bahasa menekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

(12)

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai sekarang belum Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai sekarang belum diketahui secara pasti apakah harapan di atas telah tercapai atau belum. Demikian diketahui secara pasti apakah harapan di atas telah tercapai atau belum. Demikian pula dengan masalah pelaksanaan kurikulum, apakah pengajaran bahasa pula dengan masalah pelaksanaan kurikulum, apakah pengajaran bahasa Indonesia di SMP telah dilaksanakan secara efektif atau belum.

Indonesia di SMP telah dilaksanakan secara efektif atau belum.

Pengajaran bahasa Indonesia yang hanya menekankan pada segi Pengajaran bahasa Indonesia yang hanya menekankan pada segi pengetahuan belum memberikan harapan tercapainya tujuan pengajaran sastra. pengetahuan belum memberikan harapan tercapainya tujuan pengajaran sastra. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya lebih menekankan pada segi Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya lebih menekankan pada segi apresiasi, yaitu agar siswa mampu memahami, menikmati dan menghayati karya apresiasi, yaitu agar siswa mampu memahami, menikmati dan menghayati karya sastra yang dibacanya, baik karya sastra jenis prosa maupun puisi. Pembinaan sastra yang dibacanya, baik karya sastra jenis prosa maupun puisi. Pembinaan apresiasi sastra dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain membaca apresiasi sastra dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain membaca karya sastra, mempelajari teori sastra, mempelajari esai dan kritik sastra, serta karya sastra, mempelajari teori sastra, mempelajari esai dan kritik sastra, serta mempelajari sejarah sastra. Berdasarkan pendapat tersebut, siswa tidak cukup mempelajari sejarah sastra. Berdasarkan pendapat tersebut, siswa tidak cukup hanya diberi pengetahuan tentang prosa dan puisi, tetapi siswa langsung hanya diberi pengetahuan tentang prosa dan puisi, tetapi siswa langsung dihadapkan pada karya sastra/cipta sastra yang akan diapresiasinya.

dihadapkan pada karya sastra/cipta sastra yang akan diapresiasinya.

Di pihak lain, banyak pihak yang menyatakan bahwa pengajaran bahasa Di pihak lain, banyak pihak yang menyatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia saat ini kurang memuaskan. Hal itu disebabkan siswa belum dibiasakan Indonesia saat ini kurang memuaskan. Hal itu disebabkan siswa belum dibiasakan akrab dengan karya sastra. Akrab atau tidaknya siswa terhadap karya sastra (baik  akrab dengan karya sastra. Akrab atau tidaknya siswa terhadap karya sastra (baik  prosa maupun puisi) tidak dapat terlepas dari peran guru. Guru memegang peran prosa maupun puisi) tidak dapat terlepas dari peran guru. Guru memegang peran yang sangat penting dalam pengajaran apresiasi sastra. Hal-hal yang harus yang sangat penting dalam pengajaran apresiasi sastra. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana ia memilih bahan atau materi diperhatikan oleh seorang guru adalah bagaimana ia memilih bahan atau materi yang cocok, bagaimana mengembangkan bahan atau materi, dan bagaimana pula yang cocok, bagaimana mengembangkan bahan atau materi, dan bagaimana pula menjelaskan materi itu kepada siswa secara efektif dan objektif. Dengan menjelaskan materi itu kepada siswa secara efektif dan objektif. Dengan demikian, pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan pengetahuan demikian, pengajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan pengetahuan

(13)

semata-mata, faktor guru sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan semata-mata, faktor guru sangat besar peranannya dalam mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

pengajaran yang diharapkan.

Menurut pengamatan peneliti ada beberapa hambatan yang muncul dalam Menurut pengamatan peneliti ada beberapa hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Pilangkenceng, pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Beberapa hambatan tersebut antara lain kurang tersedianya Kabupaten Madiun. Beberapa hambatan tersebut antara lain kurang tersedianya buku-buku panduan mengenai sastra, dan sistem evaluasi yang masih buku-buku panduan mengenai sastra, dan sistem evaluasi yang masih menitikberatkan pada segi pengetahuan atau teori sastra.

menitikberatkan pada segi pengetahuan atau teori sastra.

Dalam mengajarkan apresiasi sastra diperlukan buku-buku panduan yang Dalam mengajarkan apresiasi sastra diperlukan buku-buku panduan yang relevan sehingga buku-buku tersebut akan dapat menunjang proses belajar relevan sehingga buku-buku tersebut akan dapat menunjang proses belajar mengajar. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah, sebab di samping mengajar. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah, sebab di samping memerlukan dana yang tidak kecil juga diperlukan adanya kebijakan yang memerlukan dana yang tidak kecil juga diperlukan adanya kebijakan yang mendukung dan mendorong tercapainya tujuan itu.

mendukung dan mendorong tercapainya tujuan itu.

Pengajaran puisi merupakan bagian dari pengajaran sastra, sedangkan Pengajaran puisi merupakan bagian dari pengajaran sastra, sedangkan pengajaran di SMP dimasukkan ke dalam pengajaran bahasa Indonesia. Dalam pengajaran di SMP dimasukkan ke dalam pengajaran bahasa Indonesia. Dalam pengajaran puisi, guru hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama lebih pengajaran puisi, guru hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama lebih dahulu tentang amanat apa yang tersurat dan tersirat dalam puisi, sudah sesuaikah dahulu tentang amanat apa yang tersurat dan tersirat dalam puisi, sudah sesuaikah hal itu diajarkan kepada para siswa, serta bagaimanakah gaya dan cara hal itu diajarkan kepada para siswa, serta bagaimanakah gaya dan cara mengajarkannya. Jika menurut guru yang bersangkutan puisi itu cocok  mengajarkannya. Jika menurut guru yang bersangkutan puisi itu cocok  dibawakan di depan kelas, mulailah guru mengadakan persiapan dan dibawakan di depan kelas, mulailah guru mengadakan persiapan dan perencanaan. Setelah persiapannya matang, siswa disuruh membaca diam dan perencanaan. Setelah persiapannya matang, siswa disuruh membaca diam dan mengamat-amati puisi, serta mencatat kata-kata sulit lalu mengartikannya. mengamat-amati puisi, serta mencatat kata-kata sulit lalu mengartikannya. Setelah itu, barulah siswa diminta untuk memahami puisi dari aspek bunyi dan Setelah itu, barulah siswa diminta untuk memahami puisi dari aspek bunyi dan dari aspek makna yang terkandung di dalamnya.

(14)

Dengan demikian, kunci keberhasilan proses belajar mengajar puisi itu Dengan demikian, kunci keberhasilan proses belajar mengajar puisi itu terletak pada kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memiliki terletak pada kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman sastra. Memiliki pengalaman sastra dapat diperoleh melalui analisis pengalaman sastra. Memiliki pengalaman sastra dapat diperoleh melalui analisis dan kesediaan guru dalam memberikan peluang yang leluasa untuk menemukan dan kesediaan guru dalam memberikan peluang yang leluasa untuk menemukan masalah beserta pemecahannya. Salah satu bentuk sastra yang dapat dianalisis masalah beserta pemecahannya. Salah satu bentuk sastra yang dapat dianalisis adalah lirik dalam sebuah lagu. Di dalam lagu, dapat ditemui kata-kata yang adalah lirik dalam sebuah lagu. Di dalam lagu, dapat ditemui kata-kata yang mengandung makna baik tersirat maupun tersurat. Ada lagu yang

mengandung makna baik tersirat maupun tersurat. Ada lagu yang easy listeningeasy listening (mudah dimengerti pada saat diucapkan) dan ada yang memerlukan perenungan (mudah dimengerti pada saat diucapkan) dan ada yang memerlukan perenungan untuk dapat mengerti. Upaya guru dalam mengapresiasi lagu sebagai karya sastra untuk dapat mengerti. Upaya guru dalam mengapresiasi lagu sebagai karya sastra akan memberi pengetahuan yang berarti bagi siswa.

akan memberi pengetahuan yang berarti bagi siswa.

Sekalipun sudah ada upaya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Sekalipun sudah ada upaya demi tercapainya tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, sampai sekarang belum diketahui apakah pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, sampai sekarang belum diketahui apakah pengajaran bahasa Indonesia di sekolah benar-benar sudah memenuhi harapan sebagaimana yang Indonesia di sekolah benar-benar sudah memenuhi harapan sebagaimana yang telah ditentukan dalam kurikulum.

telah ditentukan dalam kurikulum.

Berdasarkan pada uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian Berdasarkan pada uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai “

mengenai “Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan MengapresiasiPengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran Puisi Kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007

2006/2007”. Hal itu dilakukan penulis karena selama ini belum ada pihak yang”. Hal itu dilakukan penulis karena selama ini belum ada pihak yang melakukan penelitian di lembaga tersebut dengan topik yang sama. Di samping melakukan penelitian di lembaga tersebut dengan topik yang sama. Di samping itu, penulis memilih masalah di atas sebab ada kesenangan dari siswa SMP itu, penulis memilih masalah di atas sebab ada kesenangan dari siswa SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun meskipun hanya sebagian, untuk  Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun meskipun hanya sebagian, untuk  mendendangkan lagu pada waktu senggang.

(15)

B.

B. Identifikasi MasalahIdentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

penelitian ini sebagai berikut. 1.

1. Pengertian kemampuan mengapresiasi puisi.Pengertian kemampuan mengapresiasi puisi. 2.

2. Kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi.Kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi. 3.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengapresiasiFaktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mengapresiasi puisi.

puisi. C.

C. Pembatasan MasalahPembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1.

1. Subjek penelitian di batasi pada siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng,Subjek penelitian di batasi pada siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007.

Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. 2.

2. Objek penelitian dibatasi pada lagu, yaitu: irama, gaya bahasa, diksi, maknaObjek penelitian dibatasi pada lagu, yaitu: irama, gaya bahasa, diksi, makna larik, makna bait, dan makna keseluruhan suatu lagu.

larik, makna bait, dan makna keseluruhan suatu lagu.

Adapun lagu yang dipilih sebagai bahan tes (yang diapresiasi) adalah Adapun lagu yang dipilih sebagai bahan tes (yang diapresiasi) adalah Surgamu, ciptaan Ungu. Lagu yang dipilih tersebut adalah lagu yang mempunyai Surgamu, ciptaan Ungu. Lagu yang dipilih tersebut adalah lagu yang mempunyai nilai moral dan nilai religius.

nilai moral dan nilai religius. D.

D. Rumusan MasalahRumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah, maka perlu Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah, maka perlu dirumuskan masalah-masalah yang akan dipakai untuk mengukur kemampuan dirumuskan masalah-masalah yang akan dipakai untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengapresiasi lagu sebagai karya sastra. Rumusan masalah tersebut siswa dalam mengapresiasi lagu sebagai karya sastra. Rumusan masalah tersebut sebagai berikut : "Bagaimana pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan sebagai berikut : "Bagaimana pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan

(16)

mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007?".

Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007?". E.

E. Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh paparan yang objektif mengenai bagaimana pengaruh penggunaan lagu terhadap paparan yang objektif mengenai bagaimana pengaruh penggunaan lagu terhadap kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007.

Kabupaten Madiun, Tahun Pelajaran 2006/2007. F.

F. Manfaat PenelitianManfaat Penelitian 1.

1. Manfaat TeoretisManfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk  Manfaat teoretis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk  mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya apresiasi puisi.

mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya apresiasi puisi. 2.

2. Manfaat PraktisManfaat Praktis

Manfaat praktis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai Manfaat praktis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

berikut : a.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guruHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru yang bersangkutan bahwa dalam mengajarkan sastra (apresiasi sastra) yang bersangkutan bahwa dalam mengajarkan sastra (apresiasi sastra) hendaknya berpedoman pada hakikat tujuan pengajaran bahasa Indonesia hendaknya berpedoman pada hakikat tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang benar.

yang benar. b.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepadaHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Kepala Sekolah di tempat penelitian ini dilaksanakan guna menentukan Kepala Sekolah di tempat penelitian ini dilaksanakan guna menentukan kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran bahasa kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah.

Indonesia di sekolah. c.

(17)

masukan dalam menentukan kebijaksanaan yang komprehensif, masukan dalam menentukan kebijaksanaan yang komprehensif, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran bahasa khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah.

(18)

BAB II BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

G.

G. Kajian TeoriKajian Teori 1.

1. PuisiPuisi a.

a. Pengertian PuisiPengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Inggris

Kata puisi berasal dari bahasa Inggris poem poetrypoem poetry atau selain ituatau selain itu puisi berasal dari bahasa Latin

puisi berasal dari bahasa Latin poiotespoiotes yang berarti pembangun,yang berarti pembangun, pembentuk, atau pembuat. Mulyana (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) pembentuk, atau pembuat. Mulyana (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.

menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.

Clive Sansom (dalam Herman J. Waluyo, 1987:23) memberikan batasan Clive Sansom (dalam Herman J. Waluyo, 1987:23) memberikan batasan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa ritmis untuk mengungkapkan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa ritmis untuk mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional.

pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional. Selanjutnya, batasan puisi yang berkaitan dengan struktur batin Selanjutnya, batasan puisi yang berkaitan dengan struktur batin dikemukakan oleh beberapa ahli sastra, antara lain Herbert Spencer, dikemukakan oleh beberapa ahli sastra, antara lain Herbert Spencer, Samuel Johnson, Thomas Carlyle. Herbert Spencer (dalam Herman J. Samuel Johnson, Thomas Carlyle. Herbert Spencer (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan Walujo, 1987:23) bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional. Puisi adalah peluapan yang spontan dari yang bersifat emosional. Puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya berpangkal pada emosi. Thomas Carlyle perasaan yang penuh daya berpangkal pada emosi. Thomas Carlyle

(dalam Herman J. Walujo, 1987:23) menyatakan bahwa puisi merupakan (dalam Herman J. Walujo, 1987:23) menyatakan bahwa puisi merupakan rekaman dari saat yang paling baik dan menyenangkan.

rekaman dari saat yang paling baik dan menyenangkan.

Herman J. Walujo (1987:25) menyatakan bahwa puisi adalah Herman J. Walujo (1987:25) menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsestrasikan semua kekuatan secara imajinatif dan disusun dengan mengonsestrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. b.

(19)

Ada banyak pendapat dari para pengamat sastra mengenai Ada banyak pendapat dari para pengamat sastra mengenai

unsur-unsur yang membangun suatu puisi. Apabila diperhatikan pada unsur yang membangun suatu puisi. Apabila diperhatikan pada

hakikatnya pendapat-pendapat tersebut mempunyai kesamaan. hakikatnya pendapat-pendapat tersebut mempunyai kesamaan.

Herman J. Waluyo (1987:29) menyatakan bahwa puisi terdiri atas Herman J. Waluyo (1987:29) menyatakan bahwa puisi terdiri atas

dua unsur pokok, yakni struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu dua unsur pokok, yakni struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu

terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat. Semua unsur itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat. Semua unsur itu

membentuk totalitas makna yang utuh. Dick Hartoko (dalam Herman J. membentuk totalitas makna yang utuh. Dick Hartoko (dalam Herman J.

Waluyo,

Waluyo, 1987:27) menyebutkan adanya 1987:27) menyebutkan adanya dua unsur dua unsur penting dalam penting dalam puisi,puisi,

yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi. yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaktik puisi.

Unsur tematik menunjuk ke arah struktur batin, sedangkan unsur Unsur tematik menunjuk ke arah struktur batin, sedangkan unsur

sintaktik menunjuk ke struktur fisik. Aminuddin (1984:41) menyatakan sintaktik menunjuk ke struktur fisik. Aminuddin (1984:41) menyatakan

bahwa bila ditinjau berdasarkan unsur instrinsik pembentuknya, puisi bahwa bila ditinjau berdasarkan unsur instrinsik pembentuknya, puisi

terdiri atas dua unsur, yakni bangun struktur dan lapis makna. terdiri atas dua unsur, yakni bangun struktur dan lapis makna.

1)

1) Struktur Lahir atau Struktur Fisik PuisiStruktur Lahir atau Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi adalah pembentuk puisi yang dapat Struktur fisik puisi adalah pembentuk puisi yang dapat

diamati secara visual. Unsur tersebut meliputi (1) bunyi, (2) kata, (3) diamati secara visual. Unsur tersebut meliputi (1) bunyi, (2) kata, (3)

larik atau baris, (4) bait, dan (5) tipografi (Aminuddin, 1984:41). larik atau baris, (4) bait, dan (5) tipografi (Aminuddin, 1984:41).

a)

a) Bunyi dalam PuisiBunyi dalam Puisi

Secara

Secara konkret konkret wujud wujud puisi puisi adalah adalah tulisan.tulisan.

Meskipun demikian, tulisan tersebut dapat diabstraksikan gejala Meskipun demikian, tulisan tersebut dapat diabstraksikan gejala

bunyi secara lisan. Berangkat dari kenyataan itu, kreasi dalam bunyi secara lisan. Berangkat dari kenyataan itu, kreasi dalam

puisi akhirnya juga memperhatikan aspek bunyi karena bunyi puisi akhirnya juga memperhatikan aspek bunyi karena bunyi

dalam puisi di samping berperan menuansakan gagasan dan dalam puisi di samping berperan menuansakan gagasan dan

suasana, juga berperan dalam memberikan keindahan. suasana, juga berperan dalam memberikan keindahan.

(20)

Berbicara masalah bunyi dalam puisi, berkaitan dengan Berbicara masalah bunyi dalam puisi, berkaitan dengan

(1) rima, (2) irama, (3) ragam bunyi. Rima adalah bunyi yang (1) rima, (2) irama, (3) ragam bunyi. Rima adalah bunyi yang

berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada

akhir larik-larik puisi (Aminuddin, 1984:44). akhir larik-larik puisi (Aminuddin, 1984:44).

Untuk mengetahui secara jelas mengenai rima perlu Untuk mengetahui secara jelas mengenai rima perlu

diperhatikan tentang jenis-jenis rima. Menurut tempatnya diperhatikan tentang jenis-jenis rima. Menurut tempatnya

persamaan bunyi, rima dapat dibedakan sebagai berikut. persamaan bunyi, rima dapat dibedakan sebagai berikut.

(1)

(1) Rima awal, yaitu rima yang terdapat awal larik sehinggaRima awal, yaitu rima yang terdapat awal larik sehingga

menimbulkan vokal-vokal atau pola konsonan-konsonan. menimbulkan vokal-vokal atau pola konsonan-konsonan.

Contoh: Contoh:

K aulahaulah k k andilandilk k emerlapemerlap

Pelita jendela di malam gelap Pelita jendela di malam gelap

Melambai pulang perlahan Melambai pulang perlahan

S

Sabar,abar, ssetiaetia sselaluelalu

(Padamu Jua:Amir Hamzah) (Padamu Jua:Amir Hamzah)

(2)

(2) Rima akhir, yaitu rima yang terdapat pada akhir larik Rima akhir, yaitu rima yang terdapat pada akhir larik 

sehingga menimbulkan pola vokal-vokal atau pola sehingga menimbulkan pola vokal-vokal atau pola

konsonan-konsonan, konsonan-konsonan,

Contoh: Contoh:

Ini kali tidak ada yang mencari cin Ini kali tidak ada yang mencari cintata di antara gudang, rumah tua, pada ceri di antara gudang, rumah tua, pada ceritata tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berta tiang serta temali. Kapal, perahu tiada bertaut ut  menghembus diri dalam mempercaya mau berta menghembus diri dalam mempercaya mau bertaut ut 

(21)

(Senja di Pelabuhan Kecil:Chairil Anwar) (Senja di Pelabuhan Kecil:Chairil Anwar)

Pada bait di atas tampak adanya paduan bunyi antara setiap Pada bait di atas tampak adanya paduan bunyi antara setiap akhir larik sehingga menimbulkan pola persajakan vokal /a/ akhir larik sehingga menimbulkan pola persajakan vokal /a/ -vokal /a/ dengan konsonan /t/ - konsonan /t/.

vokal /a/ dengan konsonan /t/ - konsonan /t/.

Sempurna tidaknya persamaan bunyi, ada rima Sempurna tidaknya persamaan bunyi, ada rima sempurna dan ada rima tidak sempurna. Rima sempurna sempurna dan ada rima tidak sempurna. Rima sempurna terjadi jika persamaan bunyi itu terdapat pada hampir seluruh terjadi jika persamaan bunyi itu terdapat pada hampir seluruh suku kata, sedangkan rima tidak sempurna jika terdapat pada suku kata, sedangkan rima tidak sempurna jika terdapat pada persamaan bunyi saja.

persamaan bunyi saja.

Contoh rima sempurna sebagai berikut. Contoh rima sempurna sebagai berikut.

Nanar aku gila sasar Nanar aku gila sasar

Sayang berulang padamu jua Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Engkau pelik menarik ingin Serupa data di balik tirai Serupa data di balik tirai (Padamu Jua:Amir Hamzah) (Padamu Jua:Amir Hamzah) Contoh rima tidak sempurna: Contoh rima tidak sempurna:

Sebelum peluit kereta pagi terjaga Sebelum peluit kereta pagi terjaga

Sebelum hari bermula dalam pesta kerja Sebelum hari bermula dalam pesta kerja

(Perempuan-perempuan Perkasa:Hartojo Andangdjaja) (Perempuan-perempuan Perkasa:Hartojo Andangdjaja) Menurut susunannya rima dibagi sebagai berikut.

Menurut susunannya rima dibagi sebagai berikut. (1)

(1) Rima berangkai, contohnya sebagai berikut.Rima berangkai, contohnya sebagai berikut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak ela Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangng menyinggung muram, desir hari lari berena

(22)

menemu bujuk pakal akanan. Tiada berger menemu bujuk pakal akanan. Tiada bergerak ak  dan kini, tanah, air tidur, hilang omb

dan kini, tanah, air tidur, hilang ombak ak  (Senja Di Pelabuhan Kecil:Chairil Anwar) (Senja Di Pelabuhan Kecil:Chairil Anwar) (2)

(2) Rima berselang, contohnya sebagai berikut.Rima berselang, contohnya sebagai berikut. Engkau cembur

Engkau cemburuu Engkau gana Engkau ganass

Mangsa aku dalam cakarm Mangsa aku dalam cakarmuu Bertukar tangkap dengan lepa Bertukar tangkap dengan lepass (Padamu Jua:Amir Hamzah) (Padamu Jua:Amir Hamzah) (3)

(3) Rima berpeluk, contohnya sebagai berikut.Rima berpeluk, contohnya sebagai berikut. Bersama-sama bunga diguba

Bersama-sama bunga digubahh Menjadi rangkaian halus pewang Menjadi rangkaian halus pewangii dan pulang kita bersuka hat

dan pulang kita bersuka hatii di kala Surya terbenam mera di kala Surya terbenam merahh (Berpisah:Walujati)

(Berpisah:Walujati)

Di samping rima-rima di atas, dikenal pula adanya istilah Di samping rima-rima di atas, dikenal pula adanya istilah asonansi dan aliterasi. Asonansi ialah persamaan bunyi vokal. asonansi dan aliterasi. Asonansi ialah persamaan bunyi vokal. Contohnya sebagai berikut.

Contohnya sebagai berikut.

... ... Lal

Laluu waktwaktuu– – bukan gilirank bukan gilirank uu Ma

Matiti hahariri– – bukan kawankubukan kawanku (Padamu Jua:Amir Hamzah) (Padamu Jua:Amir Hamzah)

Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan. Aliterasi adalah persamaan bunyi konsonan.

(23)

Contoh: Contoh:

Kaulah

Kaulah k k andilandil k k emerlapemerlap P

Pelelita jendita jendelela di maa di malalam gem gelalapp Melambai

Melambai ppulangulangpperlahanerlahan S

Sabar,abar, ssetiaetia sselaluelalu

(Padamu Jua:Amir Hamzah) (Padamu Jua:Amir Hamzah)

Jika persamaan bunyi atau perulangan bunyi itu terjadi Jika persamaan bunyi atau perulangan bunyi itu terjadi pada bunyi-bunyi yang cerah, ringan yang menunjukkan pada bunyi-bunyi yang cerah, ringan yang menunjukkan kesenangan, kegembiraan, disebut

kesenangan, kegembiraan, disebut euphonyeuphony. Menurut Herman J.. Menurut Herman J. Waluyo (1985:45),

Waluyo (1985:45), euphonyeuphony adalah salah satu ragam bunyi yangadalah salah satu ragam bunyi yang mampu menuansakan suasana keriangan, vitalitas maupun gerak. mampu menuansakan suasana keriangan, vitalitas maupun gerak. Bunyi

Bunyi euphonyeuphony umumnya berupa bunyi-bunyi vokal. Jikaumumnya berupa bunyi-bunyi vokal. Jika persamaan bunyi itu terjadi pada bunyi-bunyi yang berat, persamaan bunyi itu terjadi pada bunyi-bunyi yang berat, menekan, mencekam, mengerikan yang menunjukkan menekan, mencekam, mengerikan yang menunjukkan kesuraman, kekelaman, keseraman disebut

kesuraman, kekelaman, keseraman disebut cacophonycacophony. Ada lagi. Ada lagi ragam bunyi yang disebut onomatope, yakni bunyi dalam puisi ragam bunyi yang disebut onomatope, yakni bunyi dalam puisi yang umumnya hanya memberikan sugesti suara yang yang umumnya hanya memberikan sugesti suara yang sebenarnya. Bunyi yang disugestikan itu biasanya berupa bunyi sebenarnya. Bunyi yang disugestikan itu biasanya berupa bunyi binatang, tik-tik air hujan, gemuruh ombak, dan lain-lain.

binatang, tik-tik air hujan, gemuruh ombak, dan lain-lain.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran bunyi dalam puisi adalah (1) untuk menciptakan nilai peran bunyi dalam puisi adalah (1) untuk menciptakan nilai keindahan melalui unsur musikalitas atau kemerduan, (2) keindahan melalui unsur musikalitas atau kemerduan, (2) menuansakan makna tertentu sebagai perwujudan rasa dan sikap menuansakan makna tertentu sebagai perwujudan rasa dan sikap

(24)

penyairnya,

penyairnya, dan dan (3) (3) menciptakan menciptakan suasana suasana tertentu tertentu sebagaisebagai

perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya. perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya.

Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, Irama (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi,

kata, frasa, dan kalimat (Herman J. Waluyo, 2002:12). Dalam kata, frasa, dan kalimat (Herman J. Waluyo, 2002:12). Dalam

puisi, khususnya puisi lama, irama berupa pengulangan yang puisi, khususnya puisi lama, irama berupa pengulangan yang

teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang

menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian

keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara

berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang

memperindah puisi (Herman J. Waluyo, 2002:12). memperindah puisi (Herman J. Waluyo, 2002:12).

b)

b) Kata dalam PuisiKata dalam Puisi

Jika dipandang sepintas lalu, kata-kata yang Jika dipandang sepintas lalu, kata-kata yang

dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama saja dengan dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama saja dengan

kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Secara ilmiah kata-kata yang dipergunakan dalam puisi dan Secara ilmiah kata-kata yang dipergunakan dalam puisi dan

kehidupan sehari-hari mewakili makna yang sama, bahkan bunyi kehidupan sehari-hari mewakili makna yang sama, bahkan bunyi

ucapan pun tidak ada perbedaan. Walaupun demikian, harus ucapan pun tidak ada perbedaan. Walaupun demikian, harus

disadari bahwa penempatan serta penggunaan kata-kata dalam disadari bahwa penempatan serta penggunaan kata-kata dalam

puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih tepat (Henry puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih tepat (Henry

Guntur Tarigan, 1996:29). Guntur Tarigan, 1996:29).

c)

c) Bahasa Kias dalam PuisiBahasa Kias dalam Puisi

(1)

(25)

Menurut Gorys Keraf (1985:129), bahasa kias adalah Menurut Gorys Keraf (1985:129), bahasa kias adalah

suatu penyimpangan bahasa, terutama di bidang makna, suatu penyimpangan bahasa, terutama di bidang makna,

secara evaluatif atau secara emotif untuk memperoleh secara evaluatif atau secara emotif untuk memperoleh

kejelasan, penekanan, atau suatu efek yang lain. kejelasan, penekanan, atau suatu efek yang lain.

Sementara itu, Herman J. Waluyo (1987:83) lebih Sementara itu, Herman J. Waluyo (1987:83) lebih

condong pada istilah bahasa figuratif. Bahasa figuratif  condong pada istilah bahasa figuratif. Bahasa figuratif 

menurut Waluyo adalah bahasa yang digunakan penyair menurut Waluyo adalah bahasa yang digunakan penyair

untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa,

yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa

figuratif dapat menyebabkan puisi memancarkan banyak  figuratif dapat menyebabkan puisi memancarkan banyak 

makna atau kaya akan makna. makna atau kaya akan makna.

Ahli lain yang menggunakan bahasa kiasan untuk  Ahli lain yang menggunakan bahasa kiasan untuk 

istilah bahasa kias, yaitu Rachmat Djoko Pradopo. Adanya istilah bahasa kias, yaitu Rachmat Djoko Pradopo. Adanya

bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik  bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik 

perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama

menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan ini menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan ini

mengiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan hal lain mengiaskan atau mempersamakan suatu hal dengan hal lain

supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup

(Rachmat Djoko Pradopo, 1987:62). (Rachmat Djoko Pradopo, 1987:62).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

bahasa kias adalah wujud penggunaan bahasa yang mampu bahasa kias adalah wujud penggunaan bahasa yang mampu

mengekspresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain mengekspresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain

(26)

secara imajinatif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, secara imajinatif untuk memperoleh kejelasan, penekanan,

dan untuk menghidupkan gagasan. dan untuk menghidupkan gagasan.

(2)

(2) Jenis-jenis Bahasa KiasJenis-jenis Bahasa Kias

Sejalan dengan permasalahan yang dibahas, pada Sejalan dengan permasalahan yang dibahas, pada

bagian ini akan diuraikan jenis bahasa kias yang meliputi bagian ini akan diuraikan jenis bahasa kias yang meliputi

antara lain sebagai berikut. antara lain sebagai berikut.

(a)

(a) MetaforaMetafora

Herman J. Waluyo (1987:84) menyatakan Herman J. Waluyo (1987:84) menyatakan

metafora itu ialah kiasan langsung. Artinya, benda yang metafora itu ialah kiasan langsung. Artinya, benda yang

dikiaskan itu tidak disebutkan. Di samping itu, ada ahli dikiaskan itu tidak disebutkan. Di samping itu, ada ahli

lain yang mengemukakan bahwa metafora tidak  lain yang mengemukakan bahwa metafora tidak 

menyatakan sesuatu perbandingan secara terbuka atau menyatakan sesuatu perbandingan secara terbuka atau

eksplisit tetapi sekadar memberikan sugesti adanya suatu eksplisit tetapi sekadar memberikan sugesti adanya suatu

perbandingan (Gorys Keraf, 1985:124). perbandingan (Gorys Keraf, 1985:124).

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan

bahwa metafora adalah jenis bahasa kias yang bahwa metafora adalah jenis bahasa kias yang

membangkitkan dua hal yang sebenarnya berbeda, tetapi membangkitkan dua hal yang sebenarnya berbeda, tetapi

dipersamakan sifatnya secara langsung. dipersamakan sifatnya secara langsung.

(b)

(b) PerbandinganPerbandingan

Perbandingan atau simile juga membandingkan Perbandingan atau simile juga membandingkan

dua hal yang pada hakikatnya berlainan, namun sengaja dua hal yang pada hakikatnya berlainan, namun sengaja

dianggapnya sama. Dalam simile atau perbandingan dianggapnya sama. Dalam simile atau perbandingan

dilakukan secara langsung melalui kata hubung

(27)

serupa, laksana, bagaikan,

serupa, laksana, bagaikan, dan sebagainya (Henrydan sebagainya (Henry Guntur Tarigan, 1986:9-10). Biasanya, kata-kata Guntur Tarigan, 1986:9-10). Biasanya, kata-kata

pembanding tidak digunakan. Contoh perbandingan pembanding tidak digunakan. Contoh perbandingan

yang sudah lama ada, yaitu matanya bagai bintang timur, yang sudah lama ada, yaitu matanya bagai bintang timur,

larinya bagai anak panah, pepat kukunya bulan tiga kali, larinya bagai anak panah, pepat kukunya bulan tiga kali,

pipinya bak pauh dilayang, rambutnya mayang terurai, pipinya bak pauh dilayang, rambutnya mayang terurai,

dan sebagainya (Herman J. Waluyo, 1987:84). dan sebagainya (Herman J. Waluyo, 1987:84).

Menurut Gorys Keraf (1986:123) simile adalah Menurut Gorys Keraf (1986:123) simile adalah

perbandingan yang bersifat eksplisit. Perbandingan yang perbandingan yang bersifat eksplisit. Perbandingan yang

bersifat eksplisit ini dimaksudkan bahwa dia langsung bersifat eksplisit ini dimaksudkan bahwa dia langsung

menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Untuk itu, menyatakan sesuatu sama dengan yang lain. Untuk itu,

ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan

kesamaan itu. Misalnya

kesamaan itu. Misalnya seperti, sama, sebagai,seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana

bagaikan, laksana, dan sebagainya., dan sebagainya.

Dari berbagai pendapat tersebut dapat Dari berbagai pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa simile adalah jenis gaya bahasa kias disimpulkan bahwa simile adalah jenis gaya bahasa kias

yang membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda, yang membandingkan dua hal yang sebenarnya berbeda,

tetapi dipersamakan secara tidak langsung dengan tetapi dipersamakan secara tidak langsung dengan

menggunakan tanda hubung, seperti, serupa, laksana, menggunakan tanda hubung, seperti, serupa, laksana,

bagaikan, dan sebagainya. bagaikan, dan sebagainya.

(c)

(c) HiperbolaHiperbola

Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan

(Herman J. Waluyo, 1987:85). Gorys Keraf (1986:127) (Herman J. Waluyo, 1987:85). Gorys Keraf (1986:127)

(28)

menyatakan bahwa hiperbola adalah semacam gaya menyatakan bahwa hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu. berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu. Hiperbola ini dipakai penyair karena dirasa perlu guna Hiperbola ini dipakai penyair karena dirasa perlu guna melebih-lebihkan hal yang dibandingkan itu agar melebih-lebihkan hal yang dibandingkan itu agar mendapatkan perhatian yang lebih saksama dari para mendapatkan perhatian yang lebih saksama dari para pembacanya.

pembacanya.

Dari pendapat-pendapat tadi jelaslah kiranya Dari pendapat-pendapat tadi jelaslah kiranya bahwa hiperbola merupakan bahasa kias yang bahwa hiperbola merupakan bahasa kias yang mengandung suatu pernyataan yang berlebih-lebihan. mengandung suatu pernyataan yang berlebih-lebihan. (d)

(d) SinekdoceSinekdoce

Herman J. Waluyo (1987:85) menyatakan bahwa Herman J. Waluyo (1987:85) menyatakan bahwa sinekdoce adalah menyebutkan sebagian untuk maksud sinekdoce adalah menyebutkan sebagian untuk maksud seluruhnya, atau menyebutkan keseluruhan untuk  seluruhnya, atau menyebutkan keseluruhan untuk  maksud sebagian. Sejalan dengan pendapat di atas, maksud sebagian. Sejalan dengan pendapat di atas, Gorys Keraf (1986:126) menyatakan bahwa sinekdoce Gorys Keraf (1986:126) menyatakan bahwa sinekdoce adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan ((pars pro totopars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk ) atau mempergunakan keseluruhan untuk  menyatakan sebagian (

menyatakan sebagian (totem pro partetotem pro parte).). (3)

(3) Fungsi Bahasa KiasFungsi Bahasa Kias

Bahasa kias merupakan bahasa yang mampu Bahasa kias merupakan bahasa yang mampu mengekspresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain mengekspresikan makna dasar ke asosiasi pengertian lain

(29)

secara imajinatif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, secara imajinatif untuk memperoleh kejelasan, penekanan, dan untuk menghidupkan gagasan. Dengan penggunaan dan untuk menghidupkan gagasan. Dengan penggunaan bahasa kias secara tepat dapat menolong pembaca untuk  bahasa kias secara tepat dapat menolong pembaca untuk  melihat apa yang dilihat atau merasakan apa yang dirasakan melihat apa yang dilihat atau merasakan apa yang dirasakan penyairnya. Di samping itu, dengan bahasa kias penyair penyairnya. Di samping itu, dengan bahasa kias penyair dapat atau mampu mencurahkan kreativitasnya dengan dapat atau mampu mencurahkan kreativitasnya dengan cermat dan sekonkret-konkretnya.

cermat dan sekonkret-konkretnya. 2)

2) Struktur Batin PuisiStruktur Batin Puisi

Dalam puisi, kata-kata, frase atau kalimat mengandung Dalam puisi, kata-kata, frase atau kalimat mengandung makna tambahan atau konotatif. Proses mencari makna dalam puisi makna tambahan atau konotatif. Proses mencari makna dalam puisi merupakan proses pergulatan terus-menerus. Bahasa puisi adalah merupakan proses pergulatan terus-menerus. Bahasa puisi adalah bahasa figuratif yang bersusun-susun. Sebuah kata memiliki bahasa figuratif yang bersusun-susun. Sebuah kata memiliki kemungkinan bermakna ganda. Kata-kata dalam puisi tidak tunduk  kemungkinan bermakna ganda. Kata-kata dalam puisi tidak tunduk  pada aturan logis sebuah kalimat, tetapi tunduk kepada ritme larik  pada aturan logis sebuah kalimat, tetapi tunduk kepada ritme larik  puisi. Hal ini disebabkan kesatuan kata-kata itu bukanlah kalimat, puisi. Hal ini disebabkan kesatuan kata-kata itu bukanlah kalimat, melainkan larik-larik puisi. Kata-kata tidak terikat oleh struktur melainkan larik-larik puisi. Kata-kata tidak terikat oleh struktur kalimat, tetapi lebih terikat pada larik-larik puisi. Kata-kata dalam kalimat, tetapi lebih terikat pada larik-larik puisi. Kata-kata dalam puisi lebih menyimpang maknanya daripada makna yang biasa. puisi lebih menyimpang maknanya daripada makna yang biasa. Sering sebuah kata memperoleh makna lain karena pengaruh Sering sebuah kata memperoleh makna lain karena pengaruh konteksnya, namun sering pula penyair memberikan makna baru konteksnya, namun sering pula penyair memberikan makna baru pada kata-kata yang dipergunakannya. Dengan adanya bahasa kiasan, pada kata-kata yang dipergunakannya. Dengan adanya bahasa kiasan, pembaca puisi harus mencari makna yang hendak disampaikan pembaca puisi harus mencari makna yang hendak disampaikan penyair, yang caranya lebih sulit daripada mencari makna di dalam penyair, yang caranya lebih sulit daripada mencari makna di dalam

(30)

bahasa prosa. Pengetahuan tentang latar belakang penyair akan bahasa prosa. Pengetahuan tentang latar belakang penyair akan mempermudah mengungkapkan makna yang bersifat khas itu.

mempermudah mengungkapkan makna yang bersifat khas itu. c.

c. Ciri-ciri Kebahasaan PuisiCiri-ciri Kebahasaan Puisi

Herman J. Walujo (2002:2) memaparkan ciri-ciri puisi dari segi Herman J. Walujo (2002:2) memaparkan ciri-ciri puisi dari segi kebahasaan atau bentuk sebagai berikut.

kebahasaan atau bentuk sebagai berikut. 1)

1) Pemadatan BahasaPemadatan Bahasa

Bahasa dipasatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu Bahasa dipasatkan agar berkekuatan gaib. Jika puisi itu dibaca deretan kaca-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi dibaca deretan kaca-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas daripada kalimat biasa.

yang lebih luas daripada kalimat biasa. 2)

2) Pemilihan Kata KhasPemilihan Kata Khas

Kata-kata yang dipilih dipertimbangkan betul dari dari Kata-kata yang dipilih dipertimbangkan betul dari dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. Seringkali kata-kata berbagai aspek dan efek pengucapannya. Seringkali kata-kata tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat mewakili tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat mewakili pikiran dan suara hati penyair.

(31)

3)

3) Kata KonkretKata Konkret

Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair dirasa lebih Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan maknanya.

ditafsirkan maknanya. 4)

4) PengimajinasianPengimajinasian

Penyair menciptakan pengimajinasian (pencitraan) dalam Penyair menciptakan pengimajinasian (pencitraan) dalam puisinya. Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang puisinya. Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajinasian, apa yang digambarkan seolah-olah penyair. Melalui pengimajinasian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (

dapat dilihat (imaji visualimaji visual), didengar (), didengar (imaji auditif imaji auditif ), atau dirasa), atau dirasa ((imaji taktilimaji taktil))

d.

d. Pengajaran Apresiasi PuisiPengajaran Apresiasi Puisi

Dalam bagian ini akan dibahas mengenai (1) tujuan pengajaran Dalam bagian ini akan dibahas mengenai (1) tujuan pengajaran puisi, (2) kegiatan belajar-mengajar apresiasi puisi, (3) metode puisi, (2) kegiatan belajar-mengajar apresiasi puisi, (3) metode pengajaran puisi, dan (4) evaluasi pengajaran puisi.

pengajaran puisi, dan (4) evaluasi pengajaran puisi. 1)

1) Tujuan Pengajaran Apresiasi PuisiTujuan Pengajaran Apresiasi Puisi

Pengajaran puisi hanyalah sebagian dari pengajaran sastra, Pengajaran puisi hanyalah sebagian dari pengajaran sastra, sedangkan pengajaran sastra di sekolah lanjutan dimasukkan ke sedangkan pengajaran sastra di sekolah lanjutan dimasukkan ke dalam pengajaran bahasa. Kesusastraan atau seni sastra hanyalah dalam pengajaran bahasa. Kesusastraan atau seni sastra hanyalah sebagian kecil dari kesenian, sedangkan kesenian merupakan bagian sebagian kecil dari kesenian, sedangkan kesenian merupakan bagian kecil dari kebudayaan. Ketika mengajarkan puisi, akan memasuki kecil dari kebudayaan. Ketika mengajarkan puisi, akan memasuki daerah kesenian, sedangkan unsur-unsur yang utama dalam kesenian daerah kesenian, sedangkan unsur-unsur yang utama dalam kesenian adalah keindahan atau estetika.

(32)

Secara umum, cakupan pengajaran apresiasi sastra itu Secara umum, cakupan pengajaran apresiasi sastra itu meliputi apresiasi prosa fiksi dan puisi. Pada hakikatnya, tujuan meliputi apresiasi prosa fiksi dan puisi. Pada hakikatnya, tujuan pengajaran sastra adalah menanamkan rasa peka terhadap hasil pengajaran sastra adalah menanamkan rasa peka terhadap hasil sastra, agar anak didik mendapat keharuan yang diperoleh karena sastra, agar anak didik mendapat keharuan yang diperoleh karena apresiasi sastra. Jadi, yang paling utama dalam pengajaran sastra itu apresiasi sastra. Jadi, yang paling utama dalam pengajaran sastra itu adalah menanamkan rasa cinta sastra sehingga kelak setelah anak  adalah menanamkan rasa cinta sastra sehingga kelak setelah anak  didik itu dewasa, dewasa pula sikapnya terhadap hasil-hasil sastra. didik itu dewasa, dewasa pula sikapnya terhadap hasil-hasil sastra. Dengan demikian, pengajaran sastra itu tidak hanya mempunyai Dengan demikian, pengajaran sastra itu tidak hanya mempunyai aspek-aspek latihan teori dan praktik, tetapi mempunyai nilai aspek-aspek latihan teori dan praktik, tetapi mempunyai nilai pembentukan watak dan sikap, di samping adanya unsur-unsur pembentukan watak dan sikap, di samping adanya unsur-unsur kesenangan dan kenikmatan artistik.

kesenangan dan kenikmatan artistik.

Sejalan dengan masalah penelitian ini, tujuan pengajaran Sejalan dengan masalah penelitian ini, tujuan pengajaran apresiasi puisi di sekolah lanjutan yaitu siswa mampu mengapresiasi apresiasi puisi di sekolah lanjutan yaitu siswa mampu mengapresiasi (1) struktur fisik puisi yang meliputi (a) bunyi dalam puisi, (b) kata (1) struktur fisik puisi yang meliputi (a) bunyi dalam puisi, (b) kata dalam puisi, (c) larik dalam puisi, (d) bait dalam puisi, dan dalam puisi, (c) larik dalam puisi, (d) bait dalam puisi, dan (e) tipografi puisi; (2) lapis makna puisi yang meliputi:(a) tema (e) tipografi puisi; (2) lapis makna puisi yang meliputi:(a) tema dalam puisi, (b)

dalam puisi, (b) perasaan dalam puisi, perasaan dalam puisi, (c) nada (c) nada dan suasana, dandan suasana, dan (d) amanat atau pesan dalam puisi.

(d) amanat atau pesan dalam puisi. 2)

2) Kegiatan Belajar Mengajar Apresiasi PuisiKegiatan Belajar Mengajar Apresiasi Puisi

Suatu mata pelajaran dapat ditanamkan kepada anak didik  Suatu mata pelajaran dapat ditanamkan kepada anak didik  jika diikuti

jika diikuti dengan dengan metode metode pengajaran dengan pengajaran dengan tepat. Tanpa tepat. Tanpa metodemetode dan teknik yang tepat kemungkinan besar hasilnya tidak akan dan teknik yang tepat kemungkinan besar hasilnya tidak akan

(33)

memuaskan. Di samping itu, pengetahuan ilmu jiwa juga merupakan memuaskan. Di samping itu, pengetahuan ilmu jiwa juga merupakan

bekal seorang guru dalam proses belajar mengajar. bekal seorang guru dalam proses belajar mengajar.

Apabila puisi itu hendak dibacakan dengan bersuara, guru Apabila puisi itu hendak dibacakan dengan bersuara, guru

lebih dahulu menyuruh siswa membaca puisi itu. Dengan langkah lebih dahulu menyuruh siswa membaca puisi itu. Dengan langkah

tersebut, guru dapat mengetahui dan mendengarkan cara siswa itu tersebut, guru dapat mengetahui dan mendengarkan cara siswa itu

dalam membacakan puisi, sudah sempurna atau belum. Apabila dalam membacakan puisi, sudah sempurna atau belum. Apabila

menyimpang dari harapan, guru harus memberi contoh membaca menyimpang dari harapan, guru harus memberi contoh membaca

puisi dengan bersuara secara baik dan benar. Demikian seterusnya puisi dengan bersuara secara baik dan benar. Demikian seterusnya

sampai siswa benar-benar mampu membaca puisi sesuai dengan sampai siswa benar-benar mampu membaca puisi sesuai dengan

yang diharapkan. yang diharapkan.

Dengan demikian, dapatlah dirumuskan bahwa kunci Dengan demikian, dapatlah dirumuskan bahwa kunci

keberhasilan proses belajar mengajar puisi terletak pada kesempatan keberhasilan proses belajar mengajar puisi terletak pada kesempatan

yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman sastra yang diberikan kepada siswa untuk memiliki pengalaman sastra

melalui proses respon dan analisis, serta kesediaan guru memberikan melalui proses respon dan analisis, serta kesediaan guru memberikan

peluang yang leluasa kepada para siswa untuk menemukan masalah peluang yang leluasa kepada para siswa untuk menemukan masalah

dan pemecahannya melalui pemanfaatan strategi individu. dan pemecahannya melalui pemanfaatan strategi individu.

3)

3) Metode Pengajaran PuisiMetode Pengajaran Puisi

Dalam uraian kegiatan belajar mengajar, secara tersirat sudah Dalam uraian kegiatan belajar mengajar, secara tersirat sudah

disinggung mengenai metode pengajaran puisi. Sejalan dengan disinggung mengenai metode pengajaran puisi. Sejalan dengan

tujuan dan materi pengajaran yang dikembangkan dalam kegiatan tujuan dan materi pengajaran yang dikembangkan dalam kegiatan

belajar mengajar, metode pengajaran yang efektif adalah metode belajar mengajar, metode pengajaran yang efektif adalah metode

ceramah, pemberian tugas, dan diskusi. ceramah, pemberian tugas, dan diskusi.

Gambar

tabel berikut.

Referensi

Dokumen terkait

This research construct a causal relationship model using secondary data such as ∆ E, Hue, discoloration of indicator label, and product quality changes;

YAYAN HIKMAYANI. Evaluasi Program Rasionalisasi Perikanan Tangkap di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dibimbing oleh ARI PURBAYANTO dan DARMAWAN. Salah satu kebijakan

 Inflasi terjadi terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga, dimana kenaikan IHK (inflasi) terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar

Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan di Kabupaten Pakpak Bharat.. Kondisi Rumah

perkembangan tanah pada kejadian longsorlahan di daerah penelitian yang meliputi :.. mengetahui sebaran longsorlahan pada setiap

[r]

Definisi Operasional : pada penelitian ini dilakukan analisis kadar zat gizi abon ikan kembung dengan subtitusi rumput laut merah pada produk Bakpao, dengan melihat

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat1. lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja