• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Keracunan Gadar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Keracunan Gadar"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan

Gawat Darurat

Gawat Darurat

Klien denganKeracunan

Klien denganKeracunan

(2)
(3)

Pendahuluan

Pendahuluan

 Racun adalahRacun adalah substansi yang substansi yang menyebabkanmenyebabkan kerusakan, kesakitan, atau kematian bagi

kerusakan, kesakitan, atau kematian bagi mahlukmahluk hidup, seringkali disebabkan oleh reaksi kimia atau hidup, seringkali disebabkan oleh reaksi kimia atau aktivitas molekul saat mengsbsorbsi sejumlah zat aktivitas molekul saat mengsbsorbsi sejumlah zat  berbahaya

 berbahaya 

 Racun secara umum didefinisikan sebagai substansi2Racun secara umum didefinisikan sebagai substansi2 yang diserap atau diabsorbsi membran epitelial

yang diserap atau diabsorbsi membran epitelial seperti kulit dan saluran cerna

seperti kulit dan saluran cerna 

 Di bidang kedokteran, racun disebut juga toksin Di bidang kedokteran, racun disebut juga toksin dandan venom

(4)

Toksin

Toksin

 Toksin atau racun adalah substansi yang diproduksiToksin atau racun adalah substansi yang diproduksi

melalui beberapa fungsi biologis

melalui beberapa fungsi biologis alamialami

 Contohnya :Contohnya :

 Protein bakteri penyebab tetanusProtein bakteri penyebab tetanus

 Substansi berbahaya. Seperti zat korosif, karsinogen, danSubstansi berbahaya. Seperti zat korosif, karsinogen, dan  polutan

 polutan

 Secara kimia dan fisik, Secara kimia dan fisik, substansi ini menyebabkansubstansi ini menyebabkan

obstruksi atau menghambat reaksi contohnya obstruksi atau menghambat reaksi contohnya menghambat terikatnya katalis

(5)

Venom

Venom

Racun dari binatang masuk ke dalam tubuh

Racun dari binatang masuk ke dalam tubuh

secara subkutan, yang biasa disebut venom/

secara subkutan, yang biasa disebut venom/

 bisa

 bisa

Venom adalah sering didefinisikan sebagai

Venom adalah sering didefinisikan sebagai

toksin biologis yang dimasukkan melalui

toksin biologis yang dimasukkan melalui

gigitan atau sengatan

gigitan atau sengatan



 EFEK

 EFEK

Organisme yang beracun

Organisme yang beracun



 Buruk untuk

 Buruk untuk

dkonsumsi, namun…

dkonsumsi, namun…

Organisme ttt menggunakan venom (bisa)

Organisme ttt menggunakan venom (bisa)

sebagai pertahanan diri agar bertahan hidup

(6)

Penggunaan Racun atau Zat

Berbahaya

Mengontrol wabah (pestisida) atau sumber

 penyakit seperti nyamuk, kecoa, tikus, dll

Pengakhiran hidup: hukuman mati, upaya

 bunuh diri, membunuh dengan racun

Pembuatan substansi2 sintetis

Pembangunan

(7)

Cara masuknya toksin ke dalam

tubuh

Melalui makanan

 ingesti

Melalui inhalasi

 seperti karbon monoksida,

karbon dioksida, hidrogen sianida,dll

(8)

Keracunan Biologis

 Keracunan akut  terpapar dengan zat beracun

dalam periode yang singkat.

 Gejala: gejala timbul b.d ekposur/ paparan dgn racun  Penyerapan racun  sistemik

 Ada jenis racun yang tidak diabsorbsi  sifatnya korosif,

contoh HCL pekat, pembersih lantai

 Keracunan kronik  terpapar dengan zat beracun

dalam periode yang lama atau terus terus-menerus namun gejala tidak langsung timbul atau tidak

muncul setiap kali terpapar.

 Pasien biasanya jatuh sakit setelah terpapar cukup lama  Keracunan kronik seringkali timbul karena terpapar racun

(9)

Kontak atau mengabsorbsi racun

 kerusakan

 jaringan atau kematian

 Neurotoksin

 sistem saraf

 paralisis

Inhalasi atau ingesti sianida

 biasa

digunakan dalam mengeksekusi tahanan

menguras energi dalam tubuh

Potasium klorida

 menghentikan segera

kerja jantung dengan mengurangi potensial sel

yang digunakan dalam kontraksi otot

Sebagian besar pestisida, selain membasmi

wabah juga dapat mempengaruhi manusia

(10)

Manajemen Keracunan

 Segera hubungi gawat darurat pada kejadian dugaan

keracunan

 Manajemen inisial

 Digunakan secara umum pada seluruh kasus keracunan

 Meliputi pengakjian dan stabilisasi fungsi kardio-pulmonar

dan mengatasi gejala seperti kejang, syok, dan nyeri

 Dekontaminasi

 Jika racun terlanjur masuk ke dalam tubuh 

dekontaminasi gaster

 Dekontaminasi gaster melalui: lavase lambung (bilas

lambung), irigasi bowel, atau aspirasi nasogastrik

(11)

Antidot

 Setiap racun memiliki antidot (lawan/konteraksi) terhadapo kerja racun

Poison/Drug Antidote

paracetamol (acetaminophen) N-acetylcysteine vitamin K anticoagulants, e.g.

warfarin

vitamin K

opioids naloxone

iron (and other heavy metals) desferrioxamine, Deferasirox or Deferiprone

Cyanide amyl nitrite, sodium nitrite & sodium thiosulfate

(12)

Poison/Drug Antidote

Organophosphates Atropine & Pralidoxime

 Atropine & Pralidoxime

Magnesium Calcium Gluconate

Calcium Channel Blockers ( Verapamil, Diltiazem) Calcium Gluconate Beta-Blockers (Propranolol, Sotalol) Calcium Gluconate and/or Glucagon Isoniazid Pyridoxine  Atropine  AtropinePhysostigmine

(13)

Pengkajian

 Primary survey:

 A: sumbatan karena edema (inflamasi) laring karena keracunan gas

(inhalasi) atau reaksi alergi berat

 B : cepat atau lambat  tanda syok, keracunan asetaminofen dapat

menyebabkan depresi pusat nafas

 C: reaksi perdarahan lambung karena keracunan zat korosif atau zat

racun lain yang teringesti; mual-muntah; tanda dehidrasi; diare/GE

 D: GCS, penurunan kesadaran akibat racun, reaksi pupil terhadap

cahaya, dilatasi pupil

 E: ada luka atau lesi luar akibat terpapar racun (mis tersiram zat kimia)  F: observasi output urin jika terdapat dehidrasi atau tanda2 syok (Urin

output: 1-2 cc/kgBB/jam)

 G: lakukan bilas lambung segera untuk mengeliminasi racun  H: monitoring kerja jantung jika keracunan asetaminopen

(14)

Sambil Primary Survey, lengkapi juga data

Wawancara tentang:

 Riwayat kejadian

 Sumber keracunan atau penyebab  Waktu kejadian

(15)

Diagnosa Keperawatan

Jalan nafas tidak efektif

Pola nafas tidak efektif, henti nafas

Resiko henti jantung

Syok, resiko perdarahan

 Nyeri

Penurunan kesadaran

Resiko cedera b.d penurunan kesadaran

Resiko amputasi b.d nekrosis jaringan

(16)

Intervensi

Sesuai dengan primary survey

Pertahankan jalan nafas

Pemberian oksigen: canal nasal, sungkup

sederhana (tergantung kondisi klien)

Pertahankan asupan cairan

Bilas lambung

(17)

Bilas Lambung

 Indikasi

 Dilakukan jika jumlah racun mengancam kehidupan  Prosedur dilakukan dalam 60 menit setelah ingesti racun

 Kontraindikasi

 Pasien dengan jalan nafas tidak terproteksi

 Pasien dengan resiko perdarahan GIT atau perforasi

 KI relatif ketika racun merupakan substansi korosif, hidrokarbon, atau racun2

yang mempunyai antidot

 Komplikasi

 Pneumonia Aspirasi  sering terjadi pada keracunan hidrokarbon atau pada

 pasien dengan jalan nafas tidak terproteksi

 Spasme laring  Hipoksia  Bradikardi  Epistaksis  Hiponatremi, hipokloremi  Intoksikasi air

(18)

Perhatikan Tanda Berikut sebagai

indikasi keracunan

 Luka bakar di sekeliling mulut  Berkeringat

 Perubahan warna kulit, RR, kedalaman pernafasan  Perubahan diameter pupil

 Injuri yang menyertai

 Tingkat kesadaran dan perilaku  Bekas injeksi, blister, dll

 Hidrasi

 Bau pernafasan

(19)

Tatalaksana Saluran Nafas

Keracunan Akut

Periksa refleks buka mulut, keluarkan gigi

 palsu.

Bersihkan orofaring.

Tidur miring, rendahkan kepala.

Tak ada refleks batuk, pasang pipa endotrakea.

Beri oksigen bila hipoksia.

(20)

Tatalaksana Fungsi Kardiovaskuler

dan Ginjal

Periksa TD dan nadi.

Bila TD sistolik<80 (dewasa muda) atau <90

(orang tua), tinggikan kaki.

Bila tak efektif berikan cairan koloid.

Monitor produksi urin. Bila ada overload dan

oliquria, berikan dopamine dosis rendah

(5μg/kg/

menit).

(21)

Tatalaksana Lain Keracunan AKUT

 Periksa suhu rektal, bila <360C, selimuti, hangatkan

udara pernafasan dan cairan IV.

 Kejang: obati dengan diazepam atau fenitoin.

 Gangguan cairan dan elektrolit: cairan oral/IV/CVP,

obati hipokalemia.

 Periksa bahan dari lambung, urin, atau darah (obat,

elektrolit, gas).

 Emesis: dgn ipecac, apomorfin, atau colokan faring

(22)

Pencegahan Penyerapan Lanjut Zat

Racun

 Keracunan kurang dari 60 menit, kesadaran tak turun.

Kontraindikasi: keracunan zat korosif, penderita koma, keracunan CNS stimulant, keracunan minyak

tanah/bensin.

 Bilas lambung: selang orogaster, bilas dgn air/garam

faal, sesegera mungkin, setelah pertahankan fungsi vital, kontraindikasi sama spt emesis, rudapaksa di

mulut/ esofagus/lambung sebagai komplikasi. Sisakan cairan bilasan utk analisis kimiawi. Jumlah bilasan: 12 kali, total 1,5-4 L.

(23)

Snake Bite

A

snakebite

, or snake bite, is a bite inflicted

 by a snake.

Snakes often bite their prey when feeding, but

occasionally, they bite humans.

People can avoid and treat snakebites by

knowing their etiology, along with prevention

tips, and first-aid and hospital treatment.

(24)

Symptoms

 The most common symptoms of all snakebites are :  Panic

 Fear and emotional instability, which may cause symptoms such as

 nausea and vomiting, diarrhea, vertigo, tachycardia, and cold, clammy

skin

 Anaphylaxis, in certain people, and the saliva and fangs of the snake may harbor many dangerous microbial contaminants, including

Clostr idi um tetani . If neglected, an infection may spread and  potentially even kill the victim

 Television, literature, and folklore are in part responsible for

the hype surrounding snakebites, and a victim may have unwarranted thoughts of imminent death

(25)

 Most snakebites, whether by a venomous snake or

not, will have some type of local effect.

 Usually there is minor pain and redness, but this

varies depending on the site.

 Bites by vipers and some cobras may be extremely

 painful, with the local tissue sometimes becoming tender and severely swollen within 5 minutes. This area may also bleed and blister .

 Some Australian elapids and most viper

envenomations will cause coagulopathy, sometimes so severe that a person may bleed spontaneously from the mouth, nose, and even old, seemingly-healed

wounds. Internal organs may bleed, including the  brain and intestines and will cause ecchymosis

(bruising) of the victim's skin. If the bleeding is left unchecked the victim may die of blood loss.

(26)

Treatment

 Remove all jewelry.

 DO NOT WASH THE SNAKE BITE!

 Apply suction using an extractor device without incising the

wound if less than 15 minutes have elapsed from the initial  bite and the person who has been bitten is more than 1 hour

from medical attention.

 Apply a constricting band above the bite if less than 30

minutes have passed from the initial bite. Wrap the band tight enough to slow circulation but not to stop pulses. Use the

 pressure immobilization technique.

 Immobilize the limb below the heart.

 Cool the limb for pain control, but do not apply ice directly to

the wound.

 Give 100% oxygen, if available.

(27)

First Aids

 Protect the patient (and others, including yourself) from further bites. While identifying the species is desirable in certain regions, do not risk further bites or delay proper medical treatment by attempting to capture or kill the snake. If the snake has not

already fled, carefully remove the patient from the immediate area.

 Keep the patient calm and call for help to arrange for transport to the nearest hospital emergency

room, where antivenin for snakes common to the area will often be available.

 Make sure to keep the bitten limb in a functional  position and below the victim's heart level so as to

minimize blood returning to the heart and other organs of the body.

(28)

Do not give the patient anything to eat or

drink. This is especially important with

consumable alcohol, a known vasodilator 

which will speedup the absorption of venom.

Do not administer stimulants or pain

medications to the victim, unless specifically

directed to do so by a physician.

Remove any items or clothing which may

constrict the bitten limb if it swells (rings,

 bracelets, watches, footwear, etc.)

Keep the patient as still as possible.

Do not incise the bitten site.

(29)

Pengkajian

Primary Survey

 A: edema jalan nafas, reaksi alergi berat  B: peningkatan RR, sesak

 C: edema, perdarahan, dehidrasi  D: GCS turun, reaksi pupil (-)

 E: blister, kemerahan pada seluruh tubuh (tgt

(30)

Intervensi

Sesuai dengan hasil pengkajian di primary

surver

Penatalaksanaan dilaksanakan setiap data

 primary didapatkan:

Contoh:

 Airway ada masalah  bebaskan jalan nafas

 Breahing ada masalah  atasi dengan Oksigen,

(31)

KERACUNAN GAS

KERACUNAN AKUT KARBON

MONOKSIDA

(32)

Health History

What? When? How much?

 Information from witnesses or regular medication  consider access to other trauma

 alcoholic intoxication very commonly co-exists  does the history suggest other causes of coma?

(33)

Penyebab

Usaha pembunuhan/bunuh diri, gas dari

knalpot mobil, ikat Hb bentuk carboxyHb yang

tak bawa O2 dan ganggu oksigenasi jaringan,

ganggu fungsi otak dan jantung.

•45% are self-poisoning and suicide •33% are domestic heater accidents •20% are related to fire and smoke

(34)

Patofisiologi

Carbon monoxide dapat larut di dalam plasma

tanpa berikatan dengan Hb

Carbon monoxide mengikat protein darah di

mitokondria sel otak dan sel jantung

menurunkan respirasi selular dan menghambat

 pembentukan ATP

(35)

Kadar CO meningkat sampai 40%

 indikasi

normal pasien membutuhkan terapi

Jika kadar CO dalam darah mencapai 65%

 biasanya fatal jika tidak dilakukan terapi.

Hyperbaric oxygen therapy

 tujuannya is to

get rid of the CO by mass action and to treat

the hypoxic cells etc.

(36)

Clinical

Onset often

insidious

. Acute exposure leads to

collapse, chronic exposure similar to influenza

or food poisoning.

Many present with unexplained headaches,

chest pains and muscular weakness. Or GI

upset (sickness, diarrhoea and abdo pain).

Occasionally "postural" dizziness and general

lethargy

(37)

Tanda dan Gejala

 Tanda:  Kabur  Bingung  Sakit kepala  Gejala:

 gangguan psikomotor kejang  Syok

 depresi nafas.

 Timbulkan: takikardi, sinkope, takipnea, koma kerusakan

(38)

Symtoms

Signs

Headache 90% Cherry red skin (rarely seen)

Nausea & vomiting 50% Neurological signs (may be subtle)

Vertigo 50% Altered

consciousness 30%

Check - finger nose, Rhomberg's, heel toe gait

Subjective weakness 20% Check - Mini mental exam, short term memory

(39)

Tatalaksana

Terapi: resusitasi nafas dengan oksigen

Monitoring TTV: nadi, RR

Monitoring kesadaran

(40)

Flow diagram management Carbon Monoxide poisoning

(41)

Keracunan

(42)

Toxic levels of carbon dioxide

 At levels above 5%, concentration CO2 is directly

toxic

 At lower levels we may be seeing effects of a

reduction in the relative amount of oxygen rather than direct toxicity of CO2

 Symptoms of high or prolonged exposure to carbon

dioxide include headache, increased heart rate,

dizziness, fatigue, rapid breathing, visual and hearing dysfunctions. Exposure to higher levels may cause unconsciousness or death within minutes of exposure

(43)

High CO

2

 or Low oxygen levels O

2 100 ml udara 20.9 liters of oxygen (20.9%) 0.04 liters of CO2 (0.04%)

add 1.4 liters of CO2

(1.4 + 0.04) / 101.4 = 0.014 = 1,4 % CO2

20.9 / 101.4 = 0.206 = 20.6 % oxygen

Referensi

Dokumen terkait

Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan golongan organofosfat pada umumnya sama yaitu racun ini menyebabkan kelainan biokimiawi sebagai akibat inhibisi daripada kolinesierase yang

Jika tidak menyebabkan kematian, sepsis puerperalis dapat menyebabkan masalah – masalah kesehatan menahun seperti penyakit radang panggul kronis (pelvic

Gangguan rasa nyaman: Nyeri yang berhubungan dengan potensial kerusakan  jaringan jalan lahir ditandai dengan : DO: klien memasuki kala II DS : klien tampak  mengerang kesakitan

Tanda-tanda keracunan racun tikus antikoagulan adalah mual, muntah dan diare, perdarahan yang menyebabkan luka lambat sembuh, gusi atau hidung berdarah, feses dan

$enurut #atticaca%&amp;''() stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi  penyebab kesakitan dan kematian nomor &amp; di *ropa serta nomor + di Amerika

Tanda-tanda keracunan racun tikus antikoagulan adalah mual, muntah dan diare, perdarahan yang menyebabkan luka lambat sembuh, gusi atau hidung berdarah, feses dan

Senyawa arsen yang paling sering digunakan untuk meracuni orang adalah Arsen trioksida (As2O3). Arsen bersifat sitotoksik, karena menyebabkan efek racun pada protoplasma

Yang dimaksud dengan toksis ( racun ) dari suatu zat pada dasarnya merupakan kemampuan zat yang dapat menyebabkan kerusakan atau kerugian pada organisme hidup.. Zat