• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembelajaran Sains Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Tahun Ajaran 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pembelajaran Sains Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Kelompok B TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Tahun Ajaran 2018/2019"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PEMBELAJARAN SAINS TERHADAP

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

MARLINA WIJAYANTI A520150022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

3

PENGARUH PEMBELAJARAN SAINS TERHADAP

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

Abstrak

Berdasarkan pada observasi awal di PAUD Aisyiyah Pabelan, proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sarana dan prasarana yang kurang memadai serta pembelajaran sains anak masih belum diberikan stimulasi dengan baik. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif anak pada kelompok B di PAUD Aisyiyah Pabelan Tahun Ajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen, dengan desain penelitian Pre-Experimental Design.

(nondesign) yaitu dengan menggunakan One-Grub Pretest-Posttest. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi, sehingga dapat diperoleh data yang lebih akurat. Tektik analisis data yang digunakkan yaitu t-test menggunakan program SPSS 15.0 for wundows. Dari hasil analisis data didapat thitung < -ttabel =-27,250≤-2,228. Maka H0 ditolak yang berarti ada Pengaruh

Pembelajaran Sains Terhadap Perkembangan Kognitif anak pada Kelompok B di PAUD Aisyiyah Pabelan Tahun Ajaran 2018/2019.

Kata kunci: pembelajaran sains, perkembangan kognitif.

Abstract

Based on preliminary observations in Pabelan Aisyiyah PAUD, the learning process is still teacher-centered, inadequate facilities and infrastructure and child science learning are still not well stimulated. So that the authors are interested in conducting research on science learning on cognitive development. This study was conducted to determine the effect of science learning on cognitive development of children in group B in Aisyiyah Early Childhood Education in Academic Year 2018/2019. This type of research is quantitative experiments, with Pre-Experimental Design research design. (non-design) that is by using One-Grub Pretest-Posttest. Data collection is done using observation and documentation techniques, so that more accurate data can be obtained. The tectic of data analysis used is the t-test using the SPSS 15.0 for wundows program. From the results of data analysis obtained tcount <ttable = -27,250≤-2,228. Then H0 is rejected, which means there is the Effect of Science Learning on Cognitive Development of children in Group B in Aisyiyah PAUD in Academic Year 2018/2019.

Keywords: science learning, cognitive development. 1. PENDAHULUAN

Pendidikan itu penting dalam perkembangan dan mewujudkan setiap diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung

(6)

4

pada anak yang mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM). Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang N0.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 1 ayat 1), tercantum pengertian pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi diri sehingga memiliki kekuasaan speritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian individu, kecerdasan, aklak mulia serta keterampilan dan krativitas yang dipererolah individu dari masyarakat, bangsa dan negara bagi generasi mendatang.

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan, jasmani, dan rohani anak diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu lembaga PAUD untuk anak usia 0-6 tahun. Usia ini dilakukan upaya anak usia 0-6 tahun lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Termasuk ditaman kanak-kanak usaha dalam membantu memecahkan masalah, membantu pembuatan perencanaan, menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki.

Menurut Yusuf Syamsu (2001:15) dalam Ahmad Susanto(2011:19), perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangan (maturation) yang berlansung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyakut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).

Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuan secara natural tentang apa yang ia lihat, dengar, rasa, raba atau indra penciuman melalaui panca indra anak yang dimilikinya perkembangan kognitif juga dimaksud perkembangan daya pikir anak untuk berfikir secara logis anak.

Menurut Fadillah (2014:23) Istilah pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan pengukuhkan kepribadian. Melalui pembelajaran ini harapannya ilmu akan bertambah, ketrampilan meningkat, dapat membentuk aklak mulia bagi bangsa negara indonesia dan generasi kedepan.

Pengembangan pembelajaran sains merupakan suatu keharusan, karena rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat

(7)

5

ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan. Dengan pentingnya pembelajaran sains adalah membantu pemahaman anak tentang konsep sains, membantu aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains. Sains sebagai salah satu alat pengungkap keberadaan dan rahasia alam jagat raya dan isinya atau sebagai salah satu sarana mencapai tujuan hidup manusia sangat penting dipahami dan dikuasai.

Sains adalah ilmu alam yang mempelajari tentang lingkungan alam sekitar antara lain. Hewan, air, tanah, tanaman, batu, pasir benda alam yang ada di lingkungan. Mengenalkan anak untuk belajar sains dalam kehidupan sehari-hari suatu proses mengembangkan kecerdasan kognitif anak secara alamiah dan menyeluru.

Pengembangan pembelajaran sains pada anak, termasuk bidang pengembangan lainnya memiliki peran yang sangat penting dalam meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Amien (dalam Nugraha, 2005:3), mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang lingkup zat dan energy, baik yang terdapat pada makhluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam (natural science) seperti fisika, kimia dan biologi. Jadi dalam pembelajaran sains terdapat berbagai bidang ilmu, diantaranya fisika, kimia, biologi, dan sebagian besar membahas tentang alam.Semua pembelajaran sains di TK Aisyiyah Pabelan Kartasura cukup baik akan tetapi ada pengaruh dalam pembelajaran sains dalam kemampuan perkembangan kognitif anak masih perlu variasi dan inovasi hal ini dilihat dari pembelajaran LKS yang sering guru lakukan.

Metode dan pembelajarannya, kurang menarik minat bakat terhadap peserta didik maka dari itu peneliti ingin mengetahui melalui pembelajaran sains apakah dapat mempengaruhi kemampuan perkembangan kognitif anak. Permaianan sains ini nantinya akan membantu anak dalam memecahkan masalah, pembuatan perencanaan, pengelolaan kegiatan, maupun melaksanakan evaluasi sederhana.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Aisyiyah Pabelan Kartasura Tahun Ajaran 2018/2019.

(8)

6 2. METODE

Jenis metode penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif ekspreimen. Menurut Suguyono (2014:72) metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dapat kondisi yang terkendalikan.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Mullawan (2014:79) metode eksperimen disebut juga metode percobaan. Metode eksperimen ini dilakukan sesuai dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, terhadap tiga bentuk penelitian eksperimen, yaitu ekperimen penemuan, perencanaan, dan tindakkan.

Metode eksperimen adalah salah satu metode yang ada pada penelitian jenis kuantitatif. Metode eksperimen ini dilakukan untuk mencari pengaruh dari suatu perlakuan tertentu yang diberikan terhadap yang lain pada kondisi yang terkendalikan.

Desain penelitian yang digunakan yaitu, Pre-Expresimental Design (Non

Design) Menurut Sugiyono (2014:73) Desain ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh, desain ini terdapat berbagai macam, pada penelitian ini penulis menggunakan desains One-Groub Pre-test Post- test Design penulis memberikan skor kepada anak didik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketaui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan penelitian eksperimen One-Groub.

Pre-test Post-test menurut Sugiyono (2014:74) dapat dilihat dengan bantuan komputer SPSS 15.0 for windows dengan mengunakan Uji t-test adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

2.1 Membuat Hipotesis dalam uraian kalimat.

H0 : Tidak ada pengaruh pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif.

Ha : Ada pengaruh pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif.

2.2 Menentukan taraf signifikan

(9)

7

Taraf signifikan dalam penelitian ini adalah α : 0.05, karena Uji t-test dibagi menjadi 2, maka digunakan analisis untuk dua arah ( two tail) sehingga nilai α:0,001.

2.3 Menentukan kriteria penilaian

a. Berdasarkan perbandingan antara thitung dengan ttabel

thitung>ttabel atau thitung< -ttabel maka Ho ditolak

-ttabel ≤thitung ttabel maka Ho diterima

b. Berdasarkan perbandingan nilai probabilitas (sig) Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Observasi sebelum diberikan perlakuan

Saat penulis melakukan observasi awal sebelum diberikan perlakuan pada anak didik, data yang didapat belum signifikan, sehingga penulis memiliki rancangan pemberian perlakuan berupa metode pembelajaran sains. Penulis melakukan observasi dengan menggunakan intrumen penelitian berupa lembar observasi.

3.2 Perencanaan pemberian penilaian pembelajaran sains

Pada penelitian ini, penulis memberikan pelakuan berupa pembelajaran sains sebanyak 7 kali kepada anak didik. Perlakuan yang diberikan adalah permainan terjadinya gunung meletus dari bahan play doug, dan bubuk soda ditambah pewarna makanan.

3.3 Observasi sesudah diberikan perlakuan

Setelah diberikan perlakuan sebanyak 7 kali berupa pemberian kegiatan pembelajaran sains tentang gejala alam, seperti membuat terjadinya gunung meletus dari bahan air, pewarna makanan, play doug, bubuk soda, air cuka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif anak di PAUD Aisyiyah Pabelan Kartasura Tahun Ajaran 2018/2019.

(10)

8

Menurut Widiyanto (2016:46) dalam analisis statistik paramtetrik, persyaratan normalitas data harus dipenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Sebab itu, penulis melakukan uji dapat dilihat pada gambar 4.5 hasil uji, hasil analisis uji adalah sebagai berikut :

3.3.1 Dasar pengambilan keputusan

a. Jika nilai signifikan <0,05 maka data berdistribusi tidak normal b. Jika nilai sigifikan >0,05 maka data berdistribusi normal

Dikarena data berdistribusi normal, maka uji hipotesis dilanjutkan dengan statistik parametrik yaitu Paired Simple T test. Menurut Widiyanto (2016:61) uji

Paired Simple T test digunakan untuk menguji ada tidaknya mean untuk untuk dua simple bebas (Indenpendent) yang berpasangan, yang dimaksud berpasangan adalah data sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari data sampel pertama atau dengan kata lain sampel dengan sybjek sama mengalami dua perlakuan. Dari analisis Paired Simple T test diperoleh dari lampiran 9 hasil uji T tes, hasil analisis data diperoleh sebagai berikut :

a. Hipotesis

1) H0 : Tidak ada pengaruh pembelajaran sains pada perkembangan

kognitif

2) Ha : Ada pengaruh pembelajaran sains pada perkembangan kognitif

b. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan thitung dengan ttabel.

1) Jika thitung > ttabel atau thitung > -ttabel, maka H0 ditolak.

2) Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima.

Hasil analisis data menggunakan thitung sebesar -27,250. Sedangkan ttabel

dapat diperoleh melalui tabel nilai kritik sebaran t dengan nilai df atau db =14 dan a/2 atau 0,050/2=0,025 yang menunjukkan ttabel sebesar 2,228. Berdasarkan

perbandingan antara thitung dan ttabel, dapat diketahui bahwa nilai thitung

-27,250≤ -ttabel yaitu -2,228 dan diperoleh nilai signifikansi 0,001<0,05 maka Ho

ditolak H1 diterima serta dijabarkan pada gambar 4.6 bahwa thitung terletak pada

daerah Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran

sains terhadap perkembangan kognitif anak.

(11)

9

c. Dasar pengambilan keputusan probabilitas (Signifikan) 1) Jika probablilitas > 0,05, maka H0 diterima

2) Jika probablilitas < 0,05, maka H0 diteolak

Data penelitian yang telah dilakukan penulismenunjukkan rata-rata skor observasi awal sebesar 15,2(mean=15,2,SD=1,521) sedangkan rata-rata skor observasi akhir sebesar 22,467(mean=22,467,SD=0,834). perhitungan t-testpada tabel korelasi antara dua variabel menghasilkan angka 0,766 dengan nilai probabilitas (signifikan) 0,001. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara observasi awal dan observasi akhir berhubungan secara nyata, karena nilai probabilitas <0,05.

Ada pengaruh pada penggunaan metode pembelajaran sains terhadap

perkembangan kognitif anak pada kelompok B di PAUD Aisyiyah Pabelan tahun 2019 teruji kebenarannya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Hasil Pengujian Hipotesis Daerah Kritis

Tabel 1. Tabulasi Perbandingan Skor Observasi Awal dan Observasi Akhir

No Nama Anak Awal Akhir

Skor Skor 1. Nares 15 22 2. Riski I 16 22 Daerah H0 ditolak 7 Daerah H0 ditolak -27.250 -2,228 2,228 Daerah H0 diterima

(12)

10 3. Mila 13 21 4. Pur 16 23 5. Naswa 14 22 6. Rifka 15 22 7. Tyas 14 22 8. Shakira 14 22 9. Wahyu 17 23 10. Shafira 15 22 11. Sultan 18 24 12. Danes 15 22 13. Zafron 14 23 14. Aviko 18 24 15 Riski B 14 23

Pembelajaran sains adalah salah satu jenis pembelajaran alam yang didalammya banyak menggunakan penalaran dan percobaan. Stimulasi perkembangan kognitif anak dapat dijadikan bahan percobaan (Musfiroh, 2005:61) dari pendapat tersebut, peneliti memahami bahwa untuk memberikan stimulasi serta mengembangkan kognitif anak dapat dilakukan melalui memberikan permainan sain, melalui pembelajaran sains dapat mengembangkan pengetahuan anak tentang konsep pemecahan masalah, sebab-akibat, mengkaji fenomena alam sekitar anak serta menjelaskan fenomena tersebut dengan nalar yang dapat diterima oleh anak, hal tersebut sesuai dengan indikator yang terdapat pada perkembangan kognitif anak yang selaras dengan tujuan pembelajaran sains.

Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Futrianur Fadzilah (2018) bahwa permainan sains terdapat pengaruh yang sangat signifikan terdapat kecerdasan logika matematika anak pada kelompok B. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sujiono (2013:10-8) manfaat sains pada perkembangan kognitif untuk memecahkan masalah, bahasa pada saat mereka mengamati, matematika, memprediksi, menguji, menyatakan jumlah, dan berkomumikasi yang mana disebut penalaran, mengamati,

(13)

11

dan bahasa anak. Berdasarkan pendapat diatas bahwa pembelajaran sains berpengaruh untuk perkembangan kognitif anak.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan Uji t-test didapatkan nilai thitung -27,250 < -2,228 maka H0 ditolak yang berarti Ha

diterima, sehingga dapat membuktikan bahwa hipotesis dari penelitian yang berbunyi “Ada pengaruh pada penggunaan metode pembelajaran sains terhadap perkembangan kognitif anak pada kelompok B di PAUD Aisyiyah Pabelan Kartasura tahun 2019” teruji sebenarnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sains dapat berpengaruh perkembangan kognitif anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto, 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Pengatar Dalam Berbagai Aspeknya.Jakarta

Angela,Wilkes. 2003. Ensiklopedia Mini Dunia Kita. Erlangga For Kids.PT Gelora Aksara Pratama.

Chris,Oxlade. 2003. Ensiklopedia Mini Sains. Erlangga For Kids. PT Gelora Aksara Pratama

Djoko Susilo, 2006. Gaya Belajar Menjadi Makin Pintar. Yogyakarta: Penerbit Pinus

Fitrianur Fadzilah, 2017. Pengaruh Permainan Sains Terhadap Kecerdasan Logika Matematika Anak Kelompok B di Paud Semata Hati School Tahun

Ajaran 2017/2018.Skripsi.Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Musfiroh, Takdirotun. 2005. Bermain Sambil Belajar Dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014. 2015. Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Sit, Masganti. 2017. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Depok. Kencana. Sugiono, 2013. Metode Perkembangan Kognitif.Universitas terbuka.2006

(14)

12

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Widyakto. 2013. Pengaruh Permainan Sains Terhadap Perkembangan Kognitif

Anak TK B di TK Aisyiyah 20 Pajang Tahun Pelajaran 2012/2013.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Gambar 1. Hasil Pengujian Hipotesis Daerah Kritis

Referensi

Dokumen terkait

Lisni’matu Zahra (2003) dalam skripsinya yang berjudul “ Pendidikan Islam Luar Sekolah Bagi Anak Tukang Kayu di Desa Mireng Kecamatan. Trucuk Kabupaten Klaten ” yang

The use of Poker Aid in developing Think Pair Share Model: an Effort of Improving senior high school Students’ Interest in Learning History in Palu. The

Gumawa ng tula tungkol sa sarili mong karanasan ng epekto nang wasto at hindi wastong pamamahala ng emosyon sa iyong sarili at pakikipagkapwa.. I-post ito sa iyong

Pada hari ini Rabu tanggal Empat bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Belas, Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Kegiatan Bidang Cipta Karya Tahun Anggaran 2012, telah melakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan usia remaja, keberfungsian agama, dan interaksi teman sebaya akan menyebabkan peningkatan religiusitas remaja Jenis

de Europese Economische Gemeenschap de goederen voor rekening van de Republiek Indonesie in bewaring ; de kosten in ver- band hiermede komen ten laste van de

ajat 1 hanja diberikan bagi satu kendaraan untuk tiap tenaga ahli atau tiap keluarga. b) Pemcrintah negara penerima al&lt;:an memberikan pembebasan dan/atau me

Penelitian ini dilakukan (1) Untuk mengetahui apakah Economic Order Quantity dalam pengadaan beras pada Gudang Bulog Baru 303 Kartasura layak diimplementasikan,