• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menambah devisa negara yang dengan sendirinya akanmeningkatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dapat menambah devisa negara yang dengan sendirinya akanmeningkatkan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar dan beragam untuk dapat menambah devisa negara yang dengan sendirinya akanmeningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Pemanfaatan kekayaan alam Indonesia salah satunya adalah untuk meningkatkan hasil hutan berupa non kayu.Banyaknya kekayaan hayati Indonesia menjadikan semakin berkembang ide-ide untuk meningkatkan nilai jual produk tanaman, salah satu diantaranya adalah tanaman penghasil minyak atsiri (Essential oil).Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu negara pengekspor minyak atsiri, seperti minyak nilam, sereh wangi, cendana, pala, kenanga dan daun cengkeh.

Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor non-kayu yang memiliki peluang pasar dan sangat dibutuhkan keberadaannya oleh berbagai bidang industri, maka dari itu produksi minyak atsiri mengalami perkembangan yang cukup pesat.Hal tersebut disebabkan karena kegunaan minyak atsiri yang sangat luas dan spesifik.

Secara fisik, tanaman yang menghasilkan minyak atsiri mempunyai ciri-ciri yaitu mengeluarkan bau tertentu.Pada umumnya minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman tersebut dapat diambil dari daun, ranting, bunga, buah dan kulit batang. Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan wewangian, penyedap makanan, bahanbaku kosmetik dan obat-obatan. Dengan mengenal tanaman yang mengandung minyak atsiri akan mempermudah mengidentifikasi penggunaan minyak atsiri tersebut, karena minyak yang dihasilkan dari tanaman yang berbeda akan menghasilkan kualitas dan jenis

(2)

yang berbeda pula.Kualitas minyak atsiri atau faktor-faktor yang menentukan mutu minyak atsiri adalah sifat-sifat fisik dan kimia minyak atsiri.

Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikembangkan di Indonesia adalah tanaman kenanga.Minyak yang terdapat pada kandungan bunga kenanga yaitu minyak atsiri.Pada umumnya minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman kenanga tersebut diambil dari bunganya karena bunga kenanga memiliki bau yang sangat khas dan wangi sekali. Ekstrak bunga ini biasanya akan diambil untuk bahan pembuatan parfum yang digunakan sebagai bahan wewangian yang selama ini banyak beredar dipasaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas minyak atsiri dari bunga kenanga dengan metode penyulingan uap dan air (Water and steam

distillation).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kualitas minyak atsiri dari bahan baku bunga kenanga(Cananga odorata) dengan menggunakan metode penyulingan uap dan air (Water and steam

distillation),sehingga dapat menjadi pertimbangan pemanfaatan bunga kenanga

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman atau minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang, namun secara umum mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas, maka banyak yang menyebut minyak terbang(Firdha, 2013).Molekul yang dilepaskan ke udara adalah sebagai uap yang dibawa oleh uap air. Ketika uap air yang mengandung komponen kimia tersebut dihirup, maka akan diserap oleh tubuh melalui hidung dan paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah. Bersamaan saat dihirup itu, uap air akan berjalan dengan segera ke limbik otak yang bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi perasaan, belajar, ingatan, emosi serta rangsangan fisik.

Minyak atsiri disebut juga etherial oil atau minyak eteris karena bersifat seperti eter. Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai pemberi aroma atau bau (esen).

Minyak atsiri merupakan cairan jernih dan tidak berwarna, namun bila disimpan dalam waktu lama minyak atsiri akan mengabsorpsi oksigen dari udara sehingga akan berubah warna, aroma dan kekentalan, maka sifat kimia minyak atsiri tersebut akan berubah (Ketaren, 1985).Hal tersebut terjadi karena adanya oksidasi. Untuk mencegah atau memperlambat proses oksidasi, minyak atsiri harus dilindungi dari pengaruh sinar matahari yang dapat merangsang terjadinya oksidasi. Minyak atsiri tersebut sebaiknya disimpan dalam wadah berbahan dasar kaca yang berwarna gelap untuk mengurangi sinar yang masuk.Selain itu, botol penyimpanan minyak atsiri harus terisi penuh agar oksigen udara yang ada dalam ruang udara tempat penyimpanan tersebut relatif kecil (Rusli, 2010).

(4)

Minyak atsiri berfungsi sebagai penyaring udara yang baik jika disimpan dalam ruangan, karena dapat menghilangkan logam racun dari udara. Dengan begitu minyak atsiri menghalangi perkembangan bakteri sekaligus menghilangkan bau pengap, karena itu meletakkan atau menyemprotkan minyak atsiri di ruangan bisa membuat udara lebih segar. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai perlakuan aromaterapi karena merupakan salah satu alternatif pengobatan dengan menggunakan bau-bauan atau wangi-wangian, biasanya minyak tanaman(essential oil) atau minyak aromatik sering digunakan sebagai perlakuan untuk membantu pemijatan.

Minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu dapat diambil dari daun, ranting, bunga, buah dan kulit batang.

Minyak atsiri mempunyai sifat-sifat mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air (Ketaren, 1985).

Didalam perdagangan, proses perolehan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi (bibit parfum) karena merupakan cairan asli atau minyak asli wewangian yang masih murni, tanpa campuran air dan bahan kimia.Bibit minyak wangi digunakan untuk membuat campuran parfum dengan wewangian yang dikehendaki.

B. Metode Pengolahan Minyak Atsiri

Menurut Harris (1987),pengolahan atau pengambilan minyak atsiri dari tanaman dapat diperoleh melalui 3 cara, yaitu :

(5)

1. Metode Pengempaan (Pressing)

Pengambilan minyak atsiri dengan cara pengempaan umumnya dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buahtanaman.

Pada proses pengempaan, sel-sel yang mengandungminyak akan pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan. Campuran minyak dan air disaring kemudiandilakukanpemisahan antara air terhadap minyak.

Pengambilan minyak atsiri secara pengempaan dilakukan dengan mengempa bahan tanaman pada sebuah alat pres.

2. Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut (Solvent).

Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.

Ekstraksi minyak atsiri secara komersial umumnya dilakukan dengan pelarut menguap (solvent extraction).

Prinsipekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di dalam bahan pelarut organik (bahan kimia organik mengandung karbon) yang mudah menguap dalam suatu wadah yang disebut ekstraktor.Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstrasi minyak bunga-bungaan dalam rangka mendapatkan mutu danrendemen minyak yang tinggi.Bila dipisahkan dengan metode lain, maka minyak atsiri yang terkandung akan hilang selama proses pemisahan. Pengambilan minyak atsiri menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut organik (Guenther, 1987).Pelarut yang dapat digunakan salah satunya adalahetanol (Rusli, 2010).

Pada proses pengambilan minyak atsiri dengan ekstraksi menggunakan pelarut, bahan-bahan minyak atsiri yang akan diambil

(6)

minyaknya ditambahkan dengan bahan atau zat pelarut (solvent) yang dapat mengikat minyak yang terdapat dalam bahan. Zat solvent yang bercampur dengan minyak atsiri tersebut selanjutnya akan dipisahkan untuk diambil minyak atsirinya.Metode ini relatif mahal karena menggunakan bahan-bahan pelarut kimia seperti etanol.

3. Metode Penyulingan (Distillation)

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari berbagai macam zat berdasarkan titik uapatau perbedaan kecepatan menguap bahan (Rusli, 2010).Tujuan penyulingan yaitu untuk memisahkan jenis zat yang berbeda.

Dari ketiga metode di atas, penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan.

Dalam pengolahan minyak atsiri terdapat 3 macam metode penyulingan, yaitu :

a. Penyulingan dengan air (Water distillation)

Pada metode penyulingan dengan air, bahan bakuyang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan baku yang digunakan yang mudah bergerak di dalam air dan tidak mudah rusak oleh panas uap air. Bahan dapat mengapung diatas airatau terendam secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang akan disuling.

Pada metode ini, bahan yang akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air, dengan begitu bahan bercampur langsung dengan air. Perbandingan jumlah air perebus dan bahan baku dibuat berimbang sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan baku dimasukkan ke

(7)

dalam ketel penyulingan sebelum air mendidih, dengan demikian penguapan air dan minyak atsiri berlangsung bersamaan.Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat celah yang mengakibatkan uap keluar.Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan bahan, dialirkan melalui pipa pendingin (kondensor) sehingga terjadi pengembunan

(kondensasi).Kemudian, air dan minyak ditampung dalam tangki

pemisah.Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis(Lutoni dan Rahmayati, 1994).

Metode penyulingan dengan air merupakancara yang paling sederhana, membutuhkan biaya yang paling kecil dan penyulingan dengan air juga sangat mudah dilakukan. Meskipun dari proses pengerjaannya sangat mudah, tetapi penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang (tidak tersuling) dan terjadi pula penurunan mutu minyak yang diperoleh. Penyulingan langsung juga bisa mengakibatkan bahan yang dekat dengan api akan lebih cepat hangus, sementara suhu dan tekanan udara tidak dapat diatur. b. Penyulingan dengan uap dan air(Water and steam distillation)

Penyulingan dengan cara ini mengakibatkan adanya pemisahan antara air dan bahan berupa saringan berlubang-lubang.

Prinsip kerja penyulingan dengan uap dan air yaitu bahan baku yang akan diproses ditempatkan diatas piringan berlubang yaitu saringan yang terletak beberapa sentimeter diatas permukaan air alat penyulingansehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih. Pada bagian bawah saringan diisi air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan dimana bahan ditempatkan.Saat air

(8)

direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui saringan lewat lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahanpun akan ikut bersama uap panas tersebut menuju pipakondensor (pendingin)sehingga terjadi pengembunan (uap air dan minyak akan mengembun) dan ditampung dalam tangki pemisahuntuk memisahkan antara minyak atsiri dan air.

Produk minyak yang dihasilkan dari penyulingan dengan uap dan air cukup bagus dan apabila proses kerjanya dilakukan dengan baik maka minyaknyapun dapat masuk dalam kategori ekspor.

Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi (penembusan) uap terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan, lama penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak atsiri yang dihasilkan dari sistem penyulingan dengan air.

c. Penyulingan dengan uap (Steam distillation)

Pada sistem ini, air sebagai sumber uap panas letaknya terpisah dari ketel penyulingan.Proses penyulingan dengan uap digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kulit batang maupun biji-bijian yang relatif keras.

Pada sistem ini, bahan baku tidak kontak langsung dengan api dan air namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak.

Prinsip kerja penyulingan dengan uap yaitumembuat uap bertekanan tinggi didalam boiler kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk pada ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari

(9)

ketel dihubungkan dengan kondensor atau alat pendingin.Didalam alat pendingin itu terjadi proses pengembunan sehingga uap yang bercampur minyak akan mengembun dan mencair kembali.Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan alat separator.

Penyulingan dengan uap biasanya dilakukan oleh perusahaan atau perorangan kaya karena membutuhkan modal besar untuk peralatan yang digunakan.Walaupun memerlukan modal besar, kualitas minyak atsiri yang dihasilkan jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kedua cara lainnya, sehingga harga jualnyapun lebih tinggi.

C. Kualitas Minyak Atsiri

Mutu minyak atsiri didasarkan atas kriteria atau bahasan yang dituang di dalam standar mutu.Dari sifat fisik dapat diketahui keaslian minyak atsiri tersebut dan dapat dilihat dari penampakan warna serta bau atau aroma, sedangkan dari sifat kimianya dapat diketahui secara umum komponen kimia yang terdapat didalamnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak atsiri, yaitu : 1. Mutu bahan baku

2. Proses pengolahan (metode dan kondisi proses) 3. Penanganan bahan baku

4. Penanganan minyak hasil olah yang mencakup pengemasan, penyimpanan dan perlakuan minyak atsiri sebelum disimpan, misalnya penjernihan dan pemurnian.

Komposisi kimia minyak atsiri akan menentukan nilai harga dan kegunaan minyak tersebut(Wendrawan, 2010).

(10)

Mutu minyak atsiri meliputi : 1. Bau

Minyak atsiri berbau khas tanaman penghasilnyadan bau dari minyak atsiri tersebut cepat berinteraksi saat dihirup.

2. Warna

Minyak atsiri yang baru disuling umumnya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuninganmuda.Penyimpanan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan minyak menjadi berwarna mulai dari kuning tua hingga coklat dan apabila dibiarkan lama diudara dan terkena sinar matahari maka warna minyak dapat menjadi gelap, bau berubah dan minyak menjadi lebih kental(Ketaren, 1985).

Warna minyak atsiri dipengaruhi oleh jenis bahan yang diekstrak serta metode penyulingannya. Minyak dengan kualitas yang bagus memiliki tingkat kecerahan warna yang cukup tinggi.Pengujian warna minyak dilakukan dengan pengamatan melalui indera mata.

3. Rendemen

Harris, R. (1987), menyatakan bahwa rendemen minyak atsiri adalah perbandingan antara hasil minyak atsiri dengan bahan baku yang diolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen, yaitu : jenis bahan baku, ukuran dan mutu bahan baku, peralatan yang digunakan serta ketelitian dalam pelaksanaan penyulingan.

4. Berat atau Bobot Jenis

Nilai berat jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatan minyak pada suhu 150

C terhadap kerapatan air pada suhu yang sama.

(11)

Berat jenis ditentukan dengan menggunakan alat picnometer20 ml.

Picnometer sering digunakan dalampenetapan berat jeniskarena selain praktis

dan tepat penggunaannya juga hanya menggunakan sejumlah kecil contoh minyak.

Berat atau bobot jenis minyak atsiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain berat atau bobot bahanbaku yang disuling dan lama penyulingan.Semakin lama waktu penyulingan, maka semakin besar berat atau bobot jenisnya.

Penentuan berat atau bobot jenis minyak adalah salah satu cara analisa yang dapat menggambarkan kemurnian minyak (Ketaren, 1985). 5. Kelarutan Dalam Alkohol

Prinsip ini didasarkan pada kelarutan minyak dalam alkohol atau etanol.Menurut Guenther (1990), kelarutan minyak dalam alkohol ditentukan dengan mengamati daya larut minyak dalam alkohol. Uji kelarutan alkohol adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui derajat keaslian dari minyak atsiri yang diuji.Minyak atsiri dapat larut dalam alkohol pada perbandingan dan konsentrasi tertentu.Dengandemikiandapat diketahui jumlah dan konsentrasi alkohol yang dibutuhkan untuk melarutkansejumlah minyak atsiri secara sempurna.Selain larut dalam alkohol, minyak atsiri juga dapat larut di dalam pelarut organik lainnya (Wendrawan, 2010).

6. Indeks bias

Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya didalam udara dengan kecepatancahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu.Alat untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer.

(12)

Penentuan indeks bias dapat digunakan untuk menentukan kemurnian minyak (Ketaren,1985). Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin kecil nilai indeks biasnya. Ini disebabkan karena sifat dari air yang mudah untuk membiaskan cahaya yang datang. Jadi, minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkanminyak atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil.

7. Pemurnian minyak atsiri

Mutu minyak atsiri antaralain terletak pada kemurniannya. Pemurnian merupakan suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas minyak agar mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Penilaian kemurnian minyak atsiri dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk menyerap logam-logam pengotor minyak atsiri.

Salah satu masalah penting yang perlu mendapatkan pengawasan terhadap komuditas minyak atsiri yaitu mengenai praktek pemalsuan.Sekitar tahun 1976 pernah adanya berita pemalsuan minyak atsiri Indonesia yang dipasarkan ke luar negeri.Akibat pemalsuan itu volume ekspor minyak atsiri Indonesia sangat menurun karena pada waktu itu pihak importir lebih selektif membeli minyak atsiri dan harga mahal tidak menjadi masalah asalkan barang yang dibeli tidak palsu (Lutony dan Rahmayati, 1994).

D. Risalah Kenanga (Cananga odorata) Klasifikasi tanaman kenanga adalah sebagai berikut : Suku : Annonaceae

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

(13)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Magnoliales Famili : Annonaceae Genus : Cananga

Spesies : Cananga odorata

Kenanga merupakan tanaman yang mudah ditemukan dan merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri.

Tanaman kenanga (Cananga odorata) pada umumnya berbatang besar sampai diameter ±70 cm dengan tinggi mencapai 25 meter up.Meski begitu, bunga kenanga juga bisa diusahakan sebagai tanaman hias dalam pot dengan ketinggian maksimal 3 meter.Tanaman kenanga mempunyai batang yang getas (mudah patah) pada waktu mudanya.

Secara morfologis, bunga kenangaberbentuk bintang majemuk, pendek, menggantung dan berwarna hijau ketika masih muda dan menjadi kuning setelah masak.Bunganya memancarkan aroma harum.Bunga kenanga yang baik dan tepat untuk dipanen adalah bunga yang warnanya sudah mulai kuning. Bunga yang masihberwarna hijau masih kurang wangi sehingga tidak dianjurkanuntuk dipanen dan bunga kenanga yang masih muda menghasilkan minyak atsiri yang bermutu jelek, harganya pun akan jatuh.

Sebagai tanaman asli Indonesia, bunga kenanga sudah tersohor sebagai bunga yang menghasikan wewangian alami.Tanaman kenanga termasuk jenis tanaman yang memiliki akar tunggang yang dalam. Apabila akar tunggang tersebut mengenai tanah yang keras, maka perkembangan tumbuhnya akan

(14)

terhambat. Oleh karena itu, tanaman kenanga tidak menghendaki tanah yang keras dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh cuaca serta ketinggian sekitar 20-700 m dpl.

Budidaya tanaman kenanga praktis tidakmembutuhkan perawatan, namun setiap hari bisa dipetik bunganya karena tanaman kenanga berbunga setiap saat tanpa mengenal musim.Agar menghasilkan minyak atsiri yang banyak, maka bunga kenanga yang digunakan haruslah bunga kenanga yang memiliki ketinggian pohon 5-10 m dengan umur tanaman sekitar 5 tahun.

Minyak atsiriyang terkandung dalam bunga kenanga digunakan sebagai bahan minyak wangi atau parfum dan banyak juga digunakan untuk industri kosmetik,farmasi, sabun dan aromaterapi.

Minyak kenanga (Cananga oil)merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan tanaman bunga kenanga dan memiliki aroma yang khas (Ketaren, 1985).Minyak kenanga mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi di pasaran dunia.Selain bernilai ekonomis, pohon kenanga juga bernilai ekologis, dimana pohon ini dapat digunakan untuk stabilitas lereng karena tipe perakarannya yang kuat dan dalam.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisa dihasilkan minyak kenanga yang bermutu baik, yaitu :

1. Bunga kenanga yang akan disuling harus sudah benar-benar masak warnanya sudah kuning.

2. Pemetikan bunga kenanga diusahakan pagi-pagi sekali sebelum matahari terbit. Pemetikan bunga pada saat suhu rendah (pagi) berarti belum banyak minyak yang menguap.

(15)

3. Cara pemetikan, pengemasan dan pengangkutan bunga harus dilakukan hati-hati agar helaian bunga tidak rusak (patah, sobek). Apabila bunga rusak, minyak dapat keluar dengan sendirinya dan hal ini akan berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan.

4. Peralatan yang digunakan selama penyulingan harus dibuat dari bahan yang tidak berkarat. Demikian pula dengan kemasan minyak, selain tidak berkarat atau bereaksi juga harus berwarna gelap agar tidak dapat ditembus sinar (Lutony dan Rahmayati, 1994).

Untuk mengetahui kualitas minyak atsiri kenanga, dilakukan karakterisasi sifat fisik berdasarkan SNI 06-3949-1995 yang meliputi warna, bau, berat jenis, indeks bias dan kelarutan dalam etanol 95%.

E. Standar Mutu Minyak Atsiri

Standar mutu merupakan panduan penting dalam menentukan kualitas suatu bahan berdasarkan persyaratan tertentu.

Standar mutu minyak kenanga (Cananga oil)dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Standar MutuMinyak Kenanga (Cananga oil)

No Jenis Uji Standar

1 Warna Kuning muda sampai kuning tua

2 Bau Khas bunga kenanga

3 Berat Jenis 0,904 – 0,950

4 Indeks Bias 1,493 – 1,503

5 Kelarutan Dalam Etanol 95% 1 :0,5 jernih. Seterusnya jernih Sumber : Standar Nasional Indonesia 06-3949-1995

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 5 - 29 Maret 2013dan dilanjutkan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 19 Juli 2013 yang terdiri dari persiapan bahan baku, proses pengeringan selama 2 minggu, proses penyulingan dan pengolahan data.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sifat Kayu dan Analisis Produk Program Studi Teknologi Hasil Hutan Jurusan Teknologi Pertanian.

B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan :

a. Bunga kenanga(Cananga odorata) b. Air

c. Alkohol d. Aquadest e. Minyak tanah

f. Magnesium Sulfat (MgSO4)

2. Alat : a. Perlengkapan penyulingan b. Erlenmenyer c. Timbangan listrik d. Kompor e. Ember f. Gayung g. Botol vial

(17)

h. Pisau atau cutter i. Picnometer j. Separator k. Kondensor l. Refraktometer m. Beaker glass n. Tabung reaksi o. Pipet p. Tissue q. Alat tulis C. Prosedur Penelitian : 1. Persiapan bahan baku

Bahan bakuyang dijadikan contoh uji berupa bunga kenanga yang diperoleh dari areal Teluk Dalam L4 Kecamatan Tenggarong Seberang.

Bunga kenanga yang diambil yaitu bunga yang sudah kuning dan hijau kekuning-kuningan atau yang sudah masak.

2. Perlakuan bahan baku

Pada penelitian ini, bahan baku diperlakukan dengan 2 macam cara yaitu :

a. Bahan baku kering udara

Bahan baku dikeringkan dengan cara kering udara, yaitu pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan sampai bahan baku menjadi kering. Bahan baku bunga ditempatkan diatas karung dan ditempatkan pada ruangan selama 2 minggu.

(18)

b. Bahan baku segar.

Bunga kenanga dipetik dari pohon kenanga dan langsung dilakukan proses pengolahan minyak atsiri tanpa melalui proses pengeringan.

Menurut Ketaren (1985), bahan berupa bunga dan daun dapat disuling langsung tanpa dirajang terlebih dahulu. Perajangan juga akan menurunkan mutu minyak. Jadi sebaiknya bahan tidak perlu dirajang terlebih dahulu apalagi kalau tidak segera disuling.

3. Pelaksanaan Penyulingan

Cara pengambilan minyak atsiri dari bunga kenanga dilakukan dengan metode penyulingan uap dan air (Water and steam distillation).

Tahap-tahap penyulingan uap dan air yaitu :

a. Mempersiapkan alat penyulingan uap air yaitu ketel untuk bahan baku dan kondensor.

b. Menimbang berat bahan baku. c. Mengalirkan air ke pipa kondensor.

d. Menyalakan kompor yang telah diisi oleh minyak gas. e. Meletakkan ketel bahan baku diatas kompor.

f. Ketel diberi air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan dimana bahan ditempatkan.

g. Bahan baku yang akan di proses ditempatkan diatas piringan berlubang yaitu saringan yang terletak beberapa sentimeter diatas permukaan air alat penyulingansehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih.

(19)

h. Memasang tutup ketel pada mulut alat penyulingan dan dikaitkan dengan baut. Pemasangan tutup ketel dilakukan dengan hati-hati agar tidak terdapat celah yang dapat menyebabkan keluarnya uap.

i. Saat air direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan lewat melalui saringan lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahanpun akan ikut bersama uap panas tersebut menuju kondensor (pendingin) sehingga terjadi pengembunan (uap air dan minyak akan mengembun) dan ditampung dalam tangki pemisah untuk memisahkan minyak atsiri dan air.

j. Selama ±1 jam, keluar embun pada kondensor yang diikuti dengan tetesan air yang bercampur minyak kemudian pada ujung kondensor diletakkan erlenmeyer untuk menampung air beserta minyak yang keluar dan pada mulut tabung erlenmeyer diberi tissue supaya tidak ada celah untuk menguapnya minyak atsiri.

Penyulingan dilakukan sampai bahan baku tidak menghasilkan minyak dan lamanya penyulingan dihitung dari ketika minyak keluar pertama kali sampai minyak tidak keluar lagi.

4. Proses pemisahan air dan minyak atsiri

Proses pemisahan air dan minyak atsiri menggunakan alat separator yang berfungsi sebagai pemisah antara air dan minyak.Minyak atsiri ditampung menggunakan botol vial.

5. Perhitungan berat minyak atsiri

Berat minyak dapat ditentukan ketika telah dipisahkan dari air yaitu dengan cara :

(20)

a. Menimbang berat botol vial kosong yang digunakan untuk menampung minyak atsiri.

b. Menimbang lagi berat botol vial yang sudah terisi dengan minyak atsiri. 6. Proses pemurnian minyak atsiri

Minyak atsiri yang diperoleh dibebaskan dari sisa air.Pemurnian minyak atsiri menggunakan bahan kimia MgSO4 (Magnesium sulfat)yang berfungsi sebagai pengikat air dan kotoran yang masih tercampur dengan minyak.

Cara memurnikan minyak yaitu minyak yang telah dipisahkan dari air kemudian dimasukkan ke dalam botol vial dan diberi bahan kimia MgSO4(Magnesium sulfat)secukupnya sampai minyak tersebut terlihatan murni (tidak ada air).

D. Perhitungan dan Pengolahan Data 1. PerhitunganData

a. Menghitung data berat minyak atsiri dengan perhitungan rumus :

BMA = BBm – BB0

Keterangan :

1) BMA = Berat Minyak Atsiri 2) BBm= Berat Botol dan Minyak

3) BB0= Berat Botol Kosong

b. Menghitung rendemen minyak atsiri.

Menurut Cenmark dan Ruhedi (1976) dalam Hermitono(1998) menyatakan bahwa rendemen dihitung berdasarkan perbandingan antara

(21)

output dan input dalam persen (%). Pengertian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rendemen = !"#$"#

%&$"# x 100%

Keterangan :

1) Output = berat minyak atsiri yang dihasilkan

2) Input = berat bahan baku sebelum dilakukan penyulingan 2. Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan rendemen dapat diketahui hasil rata-rata rendemen.Menetukan rata-rata rendemen minyak atsiri dengan perhitungan rumus:

M =

∑ (

&

Keterangan :

a. M = rendemen rata-rata b. ∑ ) = jumlah rendemen total c. n = jumlah proses penyulingan

E. Pengujian Kualitas 1. Uji warna

a. Contoh uji dimasukkan kedalam tabung reaksi b. Kemudian dilihat warnanya

2. Uji bau

a. Contoh uji dimasukkan kedalam tabung reaksi

b. Dekatkan mulut tabung reaksi kehidung kemudian dicium sampai tercium bau atau aroma khas minyak kenanga.

(22)

3. Berat jenis

a. Timbang berat picnometer kosong

b. Isi picnometer kosong dengan minyak kenanga sampai penuh c. Timbang picnometer yang sudah terisi minyak atsiri

d. Timbang picnometer yang sudah terisi dengan aquades 4. Indeks bias

a. Uji indeks bias menggunakan alat refraktometer b. Teteskan contoh uji diatas kaca preparat c. Kemudian dibaca hasilnya

5. Kelarutan dalam etanol 95%

a. Memasukkan minyak atsiri kedalam pipet

b. Tambahkan etanol kedalam pipet yang telah berisi minyak atsiri menggunakan micropipet

c. Pada setiap penambahan etanol kemudian dikocok dan diamati kejernihannya.

(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil penelitian dan perhitungan rendemen minyak atsiri dari bunga kenanga dengan metode penyulingan uap dan air dengan dua perlakuan dan dua kali ulangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai Rendemen Minyak Atsiri Bunga Kenanga.

Selanjutnya hasil penelitian tentang sifat fisik minyak atsiri dari bunga kenanga yang meliputi warna, bau, berat jenis, indeks bias dan kelarutan dalam etanol, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Hasil Pengujian Minyak Atsiri Bunga Kenanga

No Karakteristik Hasil Standar Mutu

Minyak Kenanga 06-3949-1995

Kering udara Segar

1 Warna Jernih agak kuning tua Jernih kuning muda Kuning muda sampai kuning tua

2 Bau Khas bunga kenanga Khas bunga kenanga Khas bunga

kenanga 3 Berat Jenis 0,93 0,89 0,904-0,950 4 Indeks Bias 200 C 1,495 1,496 1,493-1,503 5 Kelarutan dalam etanol 95% 1:0,5>jernih 1:0,5>keruh 1:1 > keruh 1:1,5>keruh 1:2 >keruh 1:2,5 > keruh 1:3 > keruh 1:3,5 > keruh 1:4 >jernih 1:0,5 jernih. Seterusnya jernih

No Perlakuan Rendemen Jumlah Rata-rata

(%) Ulangan I Ulangan II 1 Kering Udara 1,97 2,68 4,65 2,33 2 Segar 0,48 0,60 1,08 0,54

(24)

B. Pembahasan

Dalam pengujian mutu minyak kenanga ini menggunakan 2 macam perlakuan bahan yang berbeda, yaitu minyak kenanga yang dihasilkan dari perlakuan bunga kering udara selama 2 minggu dan minyak kenanga yang dihasilkan dari perlakuan bunga segar.

Dari tabel. 2 terlihat bahwa rendemen minyak atsiri bunga kenanga yang dihasilkan dari perlakuan kering udara adalah sebesar 2,33% dan perlakuan bunga segar sebesar 0,54%. Berarti menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri yang didapat dari perlakuan bunga kenanga kering udara lebih besar dibandingkan dengan rendemen yang didapat dari bahan baku bunga kenanga segar. Hal ini disebabkan karena bunga kenanga yang sudah dikering udarakan, sebagian air sudah menguap dalam proses kering udara tersebut sehingga minyak yang dihasilkan lebih banyak pula. Sedangkan bunga kenanga segar masih mengandung air yang cukup besar yang terlihat pada saat proses penyulingan sedangkan kandungan minyaknya sedikit dan dapat diduga karena perbedaan daerah pertumbuhan bunga kenanga, waktu petik bunga dan kematangan bunga sehingga mempengaruhi hasil rendemen yang diperoleh. faktor rendahnya rendemen juga disebabkan karena lama penyulingan serta kepadatan bahan baku dengan kapasitas ketel.

Pengujian kualitas minyak atsiri bunga kenanga yang disajikan dalam tabel 3 menunjukkan beberapa karakteristik, seperti :

1. Uji Warna

Uji warna dilakukan dengan caraorganoleptik, yaitu dengan cara dilihat menggunakan indera penglihatan (mata).

(25)

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa sampel minyak kenanga baik yang dihasilkan dari kering udara maupun yang dihasilkan dari bunga segar memiliki warna khas minyak kenanga yaitu kuning muda sampai kuning tua sesuai dengan standar SNI 06-3949-1995.

Gambar 1.Minyak Kenanga Gambar 2. Minyak Kenanga Kering Udara Bunga Segar 2. Uji Bau

Uji bau dilakukan dengan cara organoleptik, yaitu dicium menggunakan indera penciuman (hidung).

Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa minyak atsiri yang dihasilkan dari bunga kenanga kering udara dan bunga kenanga segar adalah berbau khas bunga kenanga.

Berdasarkan SNI 06-3949-1995 untuk parameter uji bau minyak kenanga dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diketahui minyak kenanga sesuai dengan standar yang ditentukan.

(26)

3. Berat Jenis

Nilai berat jenis minyak atsiri didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatan minyak pada suhu 150 C terhadap kerapatan air pada suhu yang sama.

Perhitungan berat jenis dengan rumus :

Berat jenis = *+,-# $%.&!/+#+, & /%&0-12*+,-# $%.&!/+#+, 1!3!&4 *+,-# $%.&!/+#+, &-5"-6+3#2*+,-# $%.&!/+#+, 1!3!&4 Berikut adalah data hasil pengujian berat jenis (lihat pada tabel dibawah ini). Tabel 4. Nilai Hasil Pengujian Berat Jenis.

Perlakuan Penyulingan Berat Minyak Berat Air Berat Jenis Rata-rata

Kering udara I Ulangan 1 9,5132 10,2348 0,93

0,93 0,93 Ulangan 2 9,5059 10,2348 II Ulangan 1 9,5958 10,2348 0,94 0,94 0,94 Ulangan 2 9,5949 10,2348 Segar I Ulangan 1 0,4429 0,4964 0,89 0,89 0,89 Ulangan 2 0,4453 0,4964 II Ulangan 1 0,4431 0,4964 0,89 0,89 Ulangan 2 0,4460 0,4964 0,89

Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa berat jenis minyak kenanga yang dihasilkan dari kering udara adalah 0,93% dan 0,94% sedangkan minyak kenanga yang dihasilkan dari bunga segar adalah 0,89%.

Berdasarkan standar mutu untuk berat jenis minyak kenanga adalah antara 0,904% sampai 0,950%. Dari penelitian yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan persyaratan SNI 06–3949-1995 maka berat jenis minyak kenanga yang dihasilkan dari kering udara sesuai dengan standar yang telah ditentukan, sedangkan minyak kenanga yang dihasilkan dari bunga segar tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan karena rendemen yang dihasilkan hanya 0,54%.

(27)

4. Indeks Bias

Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya didalam zat tersebut pada suhu tertentu. Pengujian indeks bias ini menggunakan alat refraktometer.

Dari hasil penelitian dan perhitungan dapat diketahui indeks bias dari minyak kenanga yang dihasilkan dari kering udara adalah 1,495 dan indeks bias untuk minyak kenanga yang dihasilkan dari bunga segar adalah 1,496.

Berdasarkan SNI 06-3949-1995 untuk parameter indeks bias minyak kenanga adalah antara 1,493-1,503 dan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan SNI 06-3949-1995 maka dapat diketahui indeks bias minyak kenanga sesuai dengan standar yang ditentukan.

5. Kelarutan Dalam Etanol 95%

Pengujian kelarutan minyak kenanga dilakukan dengan menggunakan etanol 95% dengan perbandingan tertentu.Berdasarkan SNI 06–3949-1995 pengujian kelarutan minyak kenanga dilakukan dengan menggunakan etanol 95% dengan perbandingan 1:0,5 ml.

Proses penambahan etanol dilakukan dalam tabung reaksi yang telah berisi minyak kenanga 1ml dan setiap penambahan etanol dikocok, kemudian diamati kejernihannya. Minyak kenanga hasil kering udara menggunakan perbandingan 1:0,5 ml dan minyak larut jernih, sedangkan minyak kenanga hasil bunga segar menggunakan perbandingan 1:4 ml karena jika hanya menggunakan perbandingan etanol 0,5 ml,minyak kenanga masih menunjukkan kekeruhan, sehingga pemurnian minyak kenanga hasil dari penyulingan bunga kenanga segar dilakukan penambahan etanol 95% sampai terlihat jernih hingga mencapai perbandingan 1 : 4 ml.

(28)

Banyaknya minyak atsiri yang larut dalam etanol dan jarang yang dapat larut dalam air, maka kelarutannya dapat mudah diketahui dengan menggunakan etanol pada berbagai tingkat konsentrasi tertentu.

Berdasarkan SNI 06-3949-1995 untuk parameter kelarutan dalam etanol 95% dapat diketahui kelarutan dalam etanol 95% minyak kenanga sesuai dengan standar yang ditentukan.

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian minyak atsiri bunga kenanga dengan perlakuan kering udara dan segar dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai rendemen minyak atsiri dari bunga kenanga kering udara yaitu 2,33% dan nilai rendemen minyak atsiri dari bunga kenanga segar yaitu 0,54%. 2. Nilai rendemen minyak atsiri yang dihasilkan dari kering udara lebih besar

dibandingkan minyak kenanga yang dihasilkan dari bunga segar.

3. Perlakuan bunga kering udara lebih baik apabila digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri bunga kenanga dibandingkan dari bunga segar.

4. Hasil pengujian kualitas minyak atsiri yang meliputi uji bau, uji warna, berat jenis, indeks bias dan kelarutan dalam etanol 95%, semua sudah memenuhi standar yang ditentukan yaitu berdasarkan SNI 06-3949-1995.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian kualitas minyak atsiri dari bunga kenanga, ada beberapa saran yang penulis sampaikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan untuk mendapatkan rendemen minyak atsiri yang lebih baik, maka disarankan menggunakan bahan baku kering udara. 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengujian minyak atsiri

yang dihasilkan oleh bunga kenanga berdasarkan SNI 06-3949-1995 yaitu meliputi putaran optik, bilangan asam dan bilangan ester.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1985. Perkembangan Ekspor Minyak Atsiri Indonesia Indonesia. Carakit4.blogspot.com/2012/05/Pengertian-dan-jenis-parfum.html

Guenter Ernest, 1987. ‘’Minyak tasiri Jilid I’’. Universitas Indonesia press. Jakarta.

Harris, R. 1987. “Tanaman Minyak Atsiri”. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hermitono, 2002.Pengaruh Perlakuan Bahan Baku kering Udara dan Segar

Terhadap Rendemen Minyak Atsiri Daun Cengkeh ( Eugina aromatica O.K. ) dengan metode penyulingan Uap dan Air ( Water and Steam distillation ).

Kardinan A. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi Penuh Potensi. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Ketaren, S. 1985. ” Pengantar Teknologi Minyak Atsiri”, Balai Pustaka. Jakarta Luthony, T.L. dan Rahmayati, Y. 1994.Produksi dan Perdagangan Minyak

Atsiri.PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rusli, M.S. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri.PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sunanto, H. 1993. Budidaya Kenanga. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Tanganpetani.blogspot.com/2012/10/budidaya-bunga-kenanga-cananga-odorata.html

Vhyerda, 2013.pengertian,alasan,kandungan,khasiat,dan proses minyak atsiri kenanga

(31)
(32)

Tabel 5.Nilai Hasil Perhitungan Rendemen Sampel yang diuji Ulangan Output

(gr) Input (gr) Rendemen (%) Rendemen rata-rata (%) Kering udara I 13,4 681 1,97 2,33 II 20 746 2,68 Bunga segar I 10,7 2215 0,48 0,54 II 13,9 2308 0,60

(33)

Gambar 4. Bunga Kenanga muda (hijau) Gambar 5. Bunga Kenanga Masak (Kuning)

(34)

Gambar 8.Alat Separator

Gambar 9 .Hasil Minyak Kenanga Gambar 10. Hasil Minyak Kenanga Bunga Kering Udara Bunga Segar

(35)

Gambar 11.Piknometer Gambar 12. Berat Piknometer Kosong

Gambar 13.Berat Piknometer Gambar 14. Berat Piknometer & & Minyak Atsiri Aquades

(36)

Gambar 15.Kelarutan Dalam Etanol Gambar 16. Kelarutan Dalam Etanol 95% 1:0,5 ml 95% 1:4 ml

(37)

Gambar

Tabel 1. Standar MutuMinyak Kenanga (Cananga oil)
Tabel 3. Hasil Pengujian Minyak Atsiri Bunga Kenanga
Gambar 1.Minyak Kenanga  Gambar 2. Minyak Kenanga   Kering Udara           Bunga Segar  2
Tabel 4. Nilai Hasil Pengujian Berat Jenis.
+6

Referensi

Dokumen terkait

ini menunjukkan bahwa genus Acinetobacter mampu menghasilkan enzim amilase dan enzim katalase, serta memanfaatkan karbohidrat sukrosa dan sitrat sebagai

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Dilihat dari sisi Akhlak: alhamdulillah sudah baik, artinya memang kalo di sekolah ini yang saya rasakan anak-anak disini itu seakan-akan dari rumah itu malampiaskan diri disini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi yang tepat dalam menghadapi persaingan pegadaian pada Kantor Pegadaian Nusukan Surakarta. Permasalahan dalam

Terdapat sebuah paribasan yang mengajarkan hal ini yaitu paribasan ”kacang mangsa ninggala lanjaran”. Paribasan Jawa ini hampir serupa dengan peribahasa Indonesia

Analisis komponen utama (AKU) terhadap rataan spektrum inframerah yang dihasilkan dari kombinasi segitiga kisi 6 ekstrak SDSBL menghasilkan jumlah proporsi kumulatif KU 1 dan KU

Hasil dari pembuatan sistem ini adalah halaman-halaman informasi yang nantinya dijalankan dengan web browser. Adapun sub-menu yang terdapat di dalam sistem pada

3) Peneliti selanjutnya dapat menggali lagi keterkaitan antara compassion dengan pola asuh orangtua, untuk mengetahui apakah orangtua dengan tingkar compassion