• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian digunakan sebagai data untuk mengidentifikasi genus isolat

bakteri tanah yang ditemukan, yakni dengan mencocokkan data dengan data genus

bakteri dari buku identifikasi yang digunakan. Hasil penelitian berupa data jumlah

isolat bakteri, data morfologi koloni dan sel bakteri, serta data uji biokimia bakteri.

4.1.1 Isolat Bakteri

Isolat bakteri diambil dari pembiakan di media nutrient agar (NA) pada

pengenceran ke-11. Hasil biakan yang digunakan adalah biakan yang ditumbuhi

30-300 koloni bakteri (Brown, 2001:93). Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada

pengenceran ke-11 sebanyak 83 koloni bakteri. Berdasarkan pengamatan terhadap

masing-masing morfologi koloni bakteri, diperoleh sebanyak 12 koloni yang berbeda

(tabel 4.1). Isolat bakteri dibuat dari ke 12 koloni bakteri tersebut. Isolat bakteri diberi

kode nama B-1, B-2, B-3, B-4, B-5, B-6, B-7, B-8, B-9, B-10, B-11, dan B-12.

(2)

4.1.2 Pengamatan Morfologi dan Uji Biokimia Bakteri 4.1.2.1Morfologi Bakteri

Pengamatan karakteristik morfologi bakteri merupakan langkah paling awal

dalam proses identifikasi bakteri. Hasil pengamatan morfologi bakteri yang dilakukan

berupa ciri koloni bakteri (bentuk, warna, dan pinggiran koloni bakteri ) dan ciri sel

bakteri (bentuk sel dan gram bakteri). Data morfologi koloni dan pewarnaan gram

masing-masing isolat bakteri tanah disajikan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kode Isolat

Bakteri

Ciri Koloni Bakteri

Bentuk Warna Permukaan Pinggiran/ Tepi

B-1 Irregular Kuning Raised Entire

B-2 Irregular Putih susu Flat Undulate

B-3 Circular Putih susu Flat Undulate

B-4 Circular Putih susu Convex Entire

B-5 Irregular Putih Convex Undulate

B-6 Irregular Putih susu Flat Undulate

B-7 Irregular Putih Raised Lobate

B-8 Irregular Putih Raised Undulate

B-9 Circular Putih Flat Serrate

B-10 Circular Putih susu Raised Entire

B-11 Irregular Putih Raised Undulate

B-12 Irregular Putih Raised Undulate

Keterangan:

Irreguler : tidak beraturan Undulate : berombak

Circular : bulat Filamen : berupa helaian

Lobate : bergelombang Raised : menonjol

Entire : utuh Flat : datar

(3)

Tabel 4.2 Bentuk Koloni Bakteri pada Bentuk Koloni Circular Irregular Rhizoid Permukaan Koloni Flat Raised Convex Umbonate

Sumber: Cappuccino dan Sherman, 1987 Tabel 4.3 Hasil Pewarnaan Gram

No. Kode Isolat

Bakteri

1. B-1

2. B-2

Tabel 4.2 Bentuk Koloni Bakteri pada Media Agar Padat

Gambar Pinggiran Koloni

Entire Lobate Undulate Serrate Gambar Filamentous

ccino dan Sherman, 1987

Hasil Pewarnaan Gram dari masing-masing Isolat Bakteri Foto Pewarnaan Gram

(Perbesaran 1000x) Gram Negatif Negatif Bersambung ke halaman 3 Gambar Gram Bentuk Negatif Monokokus Negatif Monokokus Bersambung ke halaman 38

(4)

Sambungan Tabel 4.3 3. B-3 4. B-4 5. B-5 6. B-6 Positif Positif Negatif Negatif Bersambung ke halaman 3 Positif Monobasil Positif Monobasil Negatif Monobasil Negatif Monokokus Bersambung ke halaman 39

(5)

Sambungan Tabel 4.3 7. B-7 8. B-8 9. B-9 10. B-10 Positif Positif Negatif Negatif Bersambung ke halaman 40 Positif Monobasil Positif Monokokus Negatif Monobasil Negatif Diplokokus Bersambung ke halaman 40

(6)

Sambungan Tabel 4.3

11. B-11

12. B-12

4.1.2.2 Uji Biokimia Bakteri

Pengamatan karakter fisiologis bakteri atau kemampuan metabolisme bakteri

adalah langkah berikutnya dalam proses identifikasi bakteri. Uji kemampuan

metabolisme bakteri berguna untuk identifikasi bakteri lebih lanjut hingga ke tingkat

genus. Terdapat 12 uj

pengamatan uji biokimia

Tabel 4.4.

Negatif

Negatif

Uji Biokimia Bakteri

Pengamatan karakter fisiologis bakteri atau kemampuan metabolisme bakteri

adalah langkah berikutnya dalam proses identifikasi bakteri. Uji kemampuan

metabolisme bakteri berguna untuk identifikasi bakteri lebih lanjut hingga ke tingkat

genus. Terdapat 12 uji metabolisme bakteri atau uji biokimia yang dilakukan.

pengamatan uji biokimia terhadap masing-masing isolat bakteri disajikan dalam

Negatif Diplobasil

Negatif Diplobasil

Pengamatan karakter fisiologis bakteri atau kemampuan metabolisme bakteri

adalah langkah berikutnya dalam proses identifikasi bakteri. Uji kemampuan

metabolisme bakteri berguna untuk identifikasi bakteri lebih lanjut hingga ke tingkat

i metabolisme bakteri atau uji biokimia yang dilakukan. Hasil

(7)

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Uji Biokimia Bakteri Kode Isolat Bakteri Uji Biokimia H id ro li si s A m il u m H id ro li si s G el at in U ji K at al as e Fermentasi Karbohidrat P ro d u k si H 2 S Tes IMViC D en it ri fi k as i S u k ro sa D ek st ro sa L a k to sa P ro d u k si In d o l M et il en M er ah V o g es P ro sk ae u r P em an fa at an S it ra t B-1 ‒ ‒ + +g ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ + +g B-2 + ‒ + +g ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ + ‒ B-3 + ‒ + +g +g +g ‒ ‒ ‒ ‒ + ‒ B-4 + ‒ + ‒ ‒ ‒ + + ‒ ‒ + +g B-5 + ‒ + + ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ + ‒ B-6 ‒ ‒ + +g ‒ ‒ + ‒ ‒ ‒ + +g B-7 ‒ ‒ + +g ‒ ‒ + ‒ ‒ ‒ + ‒ B-8 + + + +g ‒ ‒ + ‒ ‒ ‒ + +g B-9 + + + +g ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ + +g B-10 + + + +g +g +g ‒ ‒ ‒ + + +g B-11 + + + +g ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ ‒ + +g B-12 ‒ ‒ + +g ‒ ‒ + ‒ ‒ ‒ + ‒

Keterangan: (+) menunjukkan reaksi positif

(+g) menunjukkan terbentuk gelembung gas (‒) menunjukkan reaksi negatif

4.1.3 Genus Bakteri Tanah

Identifikasi genus bakteri mengacu pada buku Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology tahun 1974. Identifikasi dilakukan berdasarkan data pengamatan morfologi koloni dan sel bakteri serta data uji biokimia bakteri. Hasil

(8)

Tabel 4.5 Genus Bakteri dari masing-masing Isolat

No. Kode Isolat Bakteri Genus Bakteri

1. B-1 Paracoccus 2. B-2 Nitrosococcus 3. B-3 Bacillus 4. B-4 Cellulomonas 5. B-5 Acinetobacter 6. B-6 Paracoccus 7. B-7 Bacillus 8. B-8 Micrococcus 9. B-9 Pseudomonas 10. B-10 Azotobacter 11. B-11 Pseudomonas 12. B-12 Zymomonas 4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil identifikasi terhadap 12 isolat bakteri tanah dari kebun

botani Biologi FKIP Universitas Jambi diperoleh 9 genus bakteri, seperti yang terlihat

pada Tabel 4.5. Berikut ini uraian masing-masing genus bakteri yang diperoleh.

1. Genus Paracoccus

Isolat bakteri yang tergolong genus Paracoccus ada 2, yakni isolat B-1 dan

isolat B-6. Genus Paracoccus berasal dari famili Rhodobacteraceae dari kelompok

bakteri kokus dan kokobasil gram negatif (Bergey dkk, 1974:439). Sel bakteri kedua

isolat ini berbentuk kokus dengan gram negatif. Koloni bakteri isolat B-1 dan B-6

(9)

berbentuk entire, dan isolat B

berbentuk undulate

(a) Gambar

Berdasarkan data

katalase, fermentasi sukrosa, uji pemanfaatan sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kedua isolat dari genus ini mampu mengurai hidrogen

peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen. Menurut Cappuccino dan

(1987:315) hal tersebut disebabkan bakteri menghasilkan enzim katalase, yakni

enzim katalisator pengurai hidrogen peroksida yang ditunjukkan dengan terbentuknya

gelembung udara pada permukaan media

uji katalase. Genus ini juga mampu mereduksi nitrat menjadi nitrogen bebas (N

yang ditunjukkan dengan terbentuknya gelembung udara pada uji denitrifikasi.

Gelembung udara dihasilkan oleh bakteri yang mereduksi ka

media nitrate broth

1987:171).

, dan isolat B-6 berwarna putih susu, permukaan datar, pinggiran

(a) (b)

Gambar 4.2. Bentuk sel bakteri genus Paracoccus (a) isolat B dan (b) isolat B-6, perbesaran 1000x

Berdasarkan data uji biokimia, kedua isolat ini bereaksi positif terhadap uji

katalase, fermentasi sukrosa, uji pemanfaatan sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kedua isolat dari genus ini mampu mengurai hidrogen

) menjadi air dan oksigen. Menurut Cappuccino dan

:315) hal tersebut disebabkan bakteri menghasilkan enzim katalase, yakni

enzim katalisator pengurai hidrogen peroksida yang ditunjukkan dengan terbentuknya

gelembung udara pada permukaan media yang disiram hidrogen peroksida 3% pada

uji katalase. Genus ini juga mampu mereduksi nitrat menjadi nitrogen bebas (N

yang ditunjukkan dengan terbentuknya gelembung udara pada uji denitrifikasi.

Gelembung udara dihasilkan oleh bakteri yang mereduksi kandungan nitrat pada

(Seeley dan Vandemark, 1971:156; Cappuccino dan Sherman, 6 berwarna putih susu, permukaan datar, pinggiran

(b) isolat B-1

uji biokimia, kedua isolat ini bereaksi positif terhadap uji

katalase, fermentasi sukrosa, uji pemanfaatan sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kedua isolat dari genus ini mampu mengurai hidrogen

) menjadi air dan oksigen. Menurut Cappuccino dan Sherman

:315) hal tersebut disebabkan bakteri menghasilkan enzim katalase, yakni

enzim katalisator pengurai hidrogen peroksida yang ditunjukkan dengan terbentuknya

yang disiram hidrogen peroksida 3% pada

uji katalase. Genus ini juga mampu mereduksi nitrat menjadi nitrogen bebas (N2),

yang ditunjukkan dengan terbentuknya gelembung udara pada uji denitrifikasi.

ndungan nitrat pada

(10)

Kedua isolat bakteri dari genus Paracoccus ini menggunakan senyawa

sukrosa dan sitrat sebagai sumber energi. Pada uji fermentasi sukrosa terlihat bahwa

pada media terbentuk gelembung gas yang merupakan gas karbondioksida hasil

fermentasi oleh bakteri. Warna media yang berubah menjadi kuning dari merah

menunjukkan peubahan pH pada media menjadi lebih asam. Menurut Cappuccino

dan Sherman (1987:133-135) serta Lay (1991:82) kemampuan fermentasi karbohidrat

berguna sebagai penghasil energi dalam keadaan anaerob. Genus Paracoccus

menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi, yang ditunjukkan dengan

perubahan warna media dari hijau menjadi biru karena peningkatan pH media pada

uji pemanfaatan sitrat. Menurut Lay (1991:99) bakteri menggunakan kandungan sitrat

sebagai sumber energi pada media simmon’s sitrate agar sehingga pH media menjadi

meningkat.

Kedua isolat tidak mampu menghidrolisis amilum dan gelatin, tidak mampu

memfermentasikan dektrosa dan laktosa, serta bereaksi negatif pada uji produksi

indol, metilen merah, dan voges proskaeur. Perbedaannya pada uji produksi H2S

dimana isolat B-1 tidak memproduksi H2S dan isolat B-6 memproduksi H2S. Bakteri

isolat B-6 mampu menghasilkan hidrogen sulfida (H2S) dari reduksi belerang

organik, yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan hitam pada media SIM agar

pada uji produksi H2S. Endapan hitam terbentuk dari senyawa ferrous ammonium

sulfate atau Fe(NH4)2SO4 dalam media SIM agar yang bereaksi dengan hidrogen

(11)

Genus Paracoccus berperan sebagai pelarut fosfat dalam tanah. Hal tersebut

dibuktikan oleh Marista dkk (2013:93) dimana genus Paracoccus berperan

melarutkan fosfat ke dalam tanah. Fosfat diketahui berfungsi untuk pertumbuhan

akar, transfer energi pada tumbuhan, perkembangan buah dan biji, dan ketahanan

batang tanaman dari penyakit. Bakteri pelarut fosfat memiliki peranan penting dalam

memperbaiki tanaman budidaya yang mengalami defisiensi fosfor (Rao, 1994:274).

Berikut adalah klasifikasi bakteri genus Paracoccus menurut Euzéby (2015). Kingdom : Bacteria Division : Proteobacteria Class : Alphaproteobacteria Order : Rhodobacterales Family : Rhodobacteraceae Genus : Paracoccus 2. Genus Nitrosococcus

Isolat bakteri B-2 diidentifikasi sebagai genus Nitrosococcus. Genus

Nitrosococcus berasal dari kelompok bakteri kemolitotrofik gram negatif (Bergey dkk, 1974:454). Isolat bakteri B-2 ini memiliki sel bakteri berbentuk kokus dan gram negatif. Koloni bakteri isolat B-2 berbentuk irregular, berwarna putih susu,

permukaan datar, dan pinggiran undulate.

Data dari uji biokimia yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa genus

Nitrosococcus berekasi positif pada uji hidrolisis amilum, uji katalase, fermentasi sukrosa, dan uji pemanfaatan sitrat. Amilum bereaksi terhadap pemberian lugol,

(12)

1991:103-104). Isolat bakteri yang mampu menghidrolisis atau memecah amilum menghasilkan

zona bening disekitar bakteri yang diinokulasi di atas media starch. Menurut Brown

(2001:170) reaksi positif hidrolisis amilum atau starch pada bakteri menunjukkan

bakteri menghasilkan enzim amilase yang berguna untuk memecah amilum menjadi

molekul yang lebih sederhana. bakteri menghasilkan enzim katalase. Kedua isolat

bakteri ini menggunakan senyawa sukrosa dan sitrat sebagai sumber energi.

Isolat tidak mampu menghidrolisis gelatin, tidak mampu memfermentasikan

dektrosa dan laktosa, tidak mampu mereduksi nitrat, serta bereaksi negatif pada

produksi H2S, uji produksi indol, metilen merah, dan voges proskaeur. Genus ini

tergolong bakteri kemolitrofik obligat, yang mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan

menggunakan CO2 sebagai sumber energi dan karbon bakteri.

Genus Nitrosococcus mempunyai peranan sebagai bakteri nitrifikasi, yakni

bakteri yang mampu mengoksidasi nitrogen ke dalam tanah sehingga dapat diserap

oleh tanaman. Penelitian Kiding dkk (2015:17) membuktikan bahwa genus

Nitrosococcus mempunyai kemampuan nitrifikasi. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Purwoko (2009:163) bahwa genus Nitrosococcus mempunyai

kemampuan mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Berikut klasifikasi bakteri genus

Nitrosococcus menurut Euzéby (2015). Kingdom : Bacteria Division : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Order : Chromatiales Family : Chromatiaceae Genus : Nitrosococcus

(13)

3. Genus Bacillus

Isolat bakteri yang tergolong genus

B-7. Sel bakteri dari kedua genus ini berbentuk basil dengan gram positif. Genus

Bacillus berasal dari famili pembentuk endospora

memiliki persamaan, yakni isolat B

putih susu, permukaan datar, dan pinggiran

koloni bakteri irregular

(a) Gambar

Hasil uji biokimia menunjukkan bahwa genus bakteri ini mampu menghidrolisis amilum, menyintesis sitrat, menghasilkan enzim katalase, mampu memfermentasikan karbohidrat, dan tidak mampu menghidrolisis gelatin. Genus Bacillus tergolong bakteri aerob atau fak

Berdasarkan data uji biokimia, isolat bakteri B

terhadap uji katalase, uji fermentasi sukrosa, dan uji pemanfaatan sitrat. Menurut Isolat bakteri yang tergolong genus Bacillus ada 2, yakni isolat B

7. Sel bakteri dari kedua genus ini berbentuk basil dengan gram positif. Genus

berasal dari famili Bacillaceae dari kelompok bakteri batang dan kokus

pora (Bergey dkk, 1974:529). Morfologi koloni kedua isolat tidak

memiliki persamaan, yakni isolat B-3 koloni bakterinya berbentuk

putih susu, permukaan datar, dan pinggiran undulate. Sedangkan isolat B

irregular, berwarna putih, permukaan raised, dan pinggiran

(a) (b)

Gambar 4.3. Bentuk sel bakteri genus Bacillus (a) isolat B dan (b) isolat B-7, perbesaran 1000x

uji biokimia menunjukkan bahwa genus bakteri ini mampu menghidrolisis amilum, menyintesis sitrat, menghasilkan enzim katalase, mampu memfermentasikan karbohidrat, dan tidak mampu menghidrolisis gelatin. Genus

tergolong bakteri aerob atau fakultatif anaerob (Bergey dkk Berdasarkan data uji biokimia, isolat bakteri B-3 dan B

terhadap uji katalase, uji fermentasi sukrosa, dan uji pemanfaatan sitrat. Menurut ada 2, yakni isolat B-3 dan isolat

7. Sel bakteri dari kedua genus ini berbentuk basil dengan gram positif. Genus

dari kelompok bakteri batang dan kokus

. Morfologi koloni kedua isolat tidak

3 koloni bakterinya berbentuk circular, berwarna

Sedangkan isolat B-7 bentuk

dan pinggiran lobate.

(b) isolat B-3

uji biokimia menunjukkan bahwa genus bakteri ini mampu menghidrolisis amilum, menyintesis sitrat, menghasilkan enzim katalase, mampu memfermentasikan karbohidrat, dan tidak mampu menghidrolisis gelatin. Genus

dkk, 1974:529). 3 dan B-7 bereaksi positif

(14)

Cappuccino dan Sherman (1987:133,146,171) hal tersebut menunjukkan bahwa

bakteri genus Bacillus dari kedua isolat ini menghasilkan enzim katalase dan

menggunakan senyawa sukrosa dan senyawa sitrat sebagai sumber energi

kehidupannya. Kedua isolat bereaksi negatif pada uji hidrolisis gelatin, uji produksi

indol, uji metilen merah, uji voges proskaeur, dan uji denitrifikasi.

Perbedaannya karakter fisiologis isolat B-3 dan isolat B-7 adalah, hanya pada

isolat B-3 yang bereaksi positif pada uji amilum, serta uji fermentasi dekstrosa dan

laktosa, sedangkan hanya pada isolat B-7 menunjukkan reaksi positif pada uji

produksi H2S. Hal ini menunjukkan bahwa isolat B-3 mampu menghasilkan enzim

amilase dan menggunakan senyawa dektrosa serta sukrosa sebagai sumber energi.

Sama halnya dengan uji fermentasi sukrosa, pada uji fermetasi dekstrosa dan laktosa,

asam yang terbentuk serta gas yang terperangkap dalam tabung durham merupakan

gas karbondioksida (CO2) hasil fermentasi karbohidrat (Cappuccino dan Sherman,

1987:133-135; Lay, 1991:82; Brown, 2001:170).

Perbedaan morfologi dan beberapa uji biokimia pada isolat B-3 dan B-7 juga

terjadi pada isolat bakteri lain. Seperti isolasi bakteri pada tanah rizosfer tanaman

pisang yang dilakukan oleh Marista dkk (2013:97), bahwa diperoleh 4 isolat genus

Bacillus yang memiliki karakter biokimia berbeda. Salah satu isolat genus Bacillus mampu memfermentasikan karbohidrat sukrosa, dekstrosa, dan laktosa, sedangkan 2

lainnya hanya mampu memfermentasikan karbohidrat sukrosa. Hal tersebut sesuai

dengan Bergey dkk (1974:529-542) yang memaparkan bahwa terdapat beberapa

(15)

morfologi koloni genus Bacillus juga diperlihatkan oleh Stoica (2015:1) yang

menunjukkan bahwa dalam satu genus bakteri bisa terdapat beragam morfologi

koloninya. Tidak hanya genus Bacillus, genus Rhizobium juga memiliki beragam

bentuk koloni. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian Simanungkalit dkk

(2005:120) yang menunjukkan 6 macam bentuk koloni genus Rhizobium.

Genus Bacillus mempunyai banyak peranan dalam bidang agrikultur.

Beberapa diantaranya yakni sebagai bakteri pelarut fosfat, penambat nitrogen, dan

pemupukan nitrogen ke dalam tanah. Marista dkk (2013:93) membuktikan bahwa

genus Bacillus mampu melarutkan fosfat dalam tanah. Purwoko (2009:163)

mengatakan bahwa genus Bacillus berfungsi sebagai penambat nitrogen ke dalam

tanah, dan Rao (1994:10) menambahkan bahwa genus Bacillus memiliki proses

mikrobiologis pemupukan nitrogen atau penambatan nitrogen ke dalam tanah.

Adapun klasifikasi bakteri genus Bacillus menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Firmicutes Class : Firmibacteria Order : Bacillales Family : Bacillaceae Genus : Bacillus 4. Genus Cellulomonas

Isolat bakteri B-4 diidentifikasi sebagai genus Cellulomonas. Genus

(16)

Isolat B-4 memiliki sel berbentuk basil dengan gram positif. Koloni bakteri isolat B-4

berbentuk circular, berwarna putih susu, permukaan cembung, dan pinggiran entire.

Berdasarkan data uji biokimia, isolat B-4 bereaksi positif pada uji hidrolisis

amilum, uji katalase, uji produksi H2S, uji produksi indol, pemanfaatan sitrat, dan uji

denitrifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa genus Nitrosococcus mampu menghasilkan

enzim amilase dan enzim katalase, mampu menghasilkan hidrogen sulfida,

menggunakan sitrat sebagai sumber energi, dan mampu mereduksi nitrat menjadi

nitrogen bebas (N2), dan menghasilkan enzim tryptophanase. Menurut Lay (1991:92)

dan Brown (2001:172) uji produksi indol menunjukkan bahwa bakteri memiliki

kemampuan dalam menghidrolisis asam amino triptofan oleh enzim tryptophanase

menjadi senyawa indol. Keberadaan senyawa indol dilihat dengan pemberian reagen

erlich pada media SIM agar yang telah ditumbuhi bakteri.

Isolat B-4 bereaksi negatif pada uji hidrolisis gelatin, uji fermentasi

karbohidrat, uji metilen merah, dan uji voges proskaeur. Genus bakteri ini tidak

menggunakan karbohidrat sebagai sumber energinya (Cappuccino dan Sherman,

1987:139-171). Genus Cellulomonas tergolong bakteri kemoorganotrofik, yakni

bakteri yang metabolisme utamanya menggunakan molekul oksigen sebagai terminal

akseptor elektron (Bergey dkk, 1974:629).

Genus Cellulomonas banyak ditemukan dalam tanah, dan berperan sebagai

bakteri pelarut fosfat dalam tanah. Fosfat berfungsi untuk pertumbuhan akar, transfer

energi pada tumbuhan, perkembangan buah dan biji, dan ketahanan batang tanaman

(17)

Adapun klasifikasi bakteri genus Cellulomonas menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Actinobacteria Class : Actinobacteria Order : Actinomycetales Family : Cellulomonadaceae Genus : Cellulomonas 5. Genus Acinetobacter

Isolat B-5 diidentifikasi sebagai genus Acinetobacter. Genus Acinetobacter

berasal dari kelompok bakteri kokus dan kokobasil gram negatif. Bentuk sel bakteri

isolat B-5 basil dengan gram negatif. Koloni bakteri berbentuk irregular, berwarna

putih, permukaan cembung, dan pinggiran undulate.

Berdasarkan data uji biokimia, isolat bakteri B-5 bereaksi positif pada uji

hidrolisis amilum, uji katalase, uji fermentasi sukrosa, dan uji pemanfaatan sitrat. Hal

ini menunjukkan bahwa genus Acinetobacter mampu menghasilkan enzim amilase dan enzim katalase, serta memanfaatkan karbohidrat sukrosa dan sitrat sebagai sumber energinya (Cappuccino dan Sherman, 1987:139-171).

Isolat B-5 berekasi negatif pada uji hidrolisis gelatin, uji fermentasi laktosa

dan dekstrosa, uji produksi H2S, uji produksi indol, uji metilen merah, uji voges

proskaeur, dan uji denitrifikasi. Genus bakteri Acinetobacter ini tidak menggunakan laktosa dan dekstrosa sebagai sumber energinya (Cappuccino dan Sherman,

(18)

1987:139-171). Genus ini tergolong bakteri kemoorganotrofik yang menggunakan

komponen organik sebagai sumber karbon dan energi (Bergey dkk, 1974:436).

Genus Acinetobacter mempunyai peranan sebagai pendegradai selulosa dan

penghasil enzim protease. Khairiah dkk (2013:87) membuktikan bahwa genus

Acinetobacter mampu mendegradasi selulosa, dimana selulosa perlu didegradasi atau diurai terlebih dahulu sebelum dapat digunakan oleh tumbuhan. Puspitasari dkk

(2009:1) membuktikan bahwa genus Acinetobacter menghasilkan enzim protease,

yakni enzim yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses dekomposisi protein.

Adapun klasifikasi bakteri genus Acinetobacter menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Order : Pseudomonadales Family : Moraxellaceae Genus : Acinetobacter 6. Genus Micrococcus

Isolat B-8 diidentifikasi sebagai genus Micrococcus. Genus Micrococcus

berasal dari famili Micrococcaceae dari kelompok bakteri kokus gram positif. Isolat

B-8 mempunyai bentuk sel kokus dengan gram positif. Koloni bakterinya berbentuk

irregular, berwarna putih, permukaan raised, dan pinggiran undulate.

Berdasarkan data uji biokimia, isolat B-8 bereaksi positif pada uji hidrolisis

(19)

pemanfaatan sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa genus

Micrococcus mampu menghasilkan enzim amilase dan enzim katalase, menghasilkan hidrogen sulfida, mampu mereduksi nitrat menjadi nitrogen bebas (N2),

menggunakan sukrosa dan sitrat sebagai sumber energinya, serta mampu

menghidrolisis gelatin. Menurut Lay (1991:100) zat gelatin terhidrolisis karena

aktivitas biokimia bakteri yang menghasilkan eksoenzim gelatinase. Cappuccino dan

Sherman (1987:128) mengatakan bahwa gelatin yang terhidrolisis tidak akan

membeku atau menjadi bertekstur gel ketika dibekukan dalam lemari pendingin.

Genus bakteri Micrococcus ini bereaksi negatif pada uji fermentasi desktrosa dan

laktosa, uji produksi indol, uji metilen merah, dan uji voges proskaeur.

Genus Micrococcus memiliki peranan sebagai bakteri pelarut fosfat dalam

tanah. Fosfat berfungsi untuk pertumbuhan akar, transfer energi pada tumbuhan,

perkembangan buah dan biji, dan ketahanan batang tanaman dari penyakit.

Kemampuan genus Micrococcus sebagai pelarut fosfat ditunjukkan oleh hasil

penelitian Marista dkk (2013:93).

Adapun klasifikasi bakteri genus Micrococcus menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Actinobacteria Class : Actinobacteria Order : Actinomycetales Family : Micrococcaceae Genus : Micrococcus

(20)

7. Genus Pseudomonas

Isolat bakteri yang tergolong genus

9 dan isolat B-11. Genus

kelompok bakteri batang dan kokus gram negatif aerobik. Sel bakteri kedua i

berbentuk basil dan

berwarna putih, permukaan datar, dan pinggiran

11 berbentuk irregular

undulate.

(a) Gambar

Berdasarkan data uji biokimia, kedua isolat bakteri B

positif pada uji amilum, hidrolisis gelatin, katalase, fermentasi sukrosa, pemanfaatan

sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa genus

mampu menghasilkan enzim amilase, eksoenzim gelatinase, dan enzim katalase.

Genus Pseudomonas

dan mampu mereduksi nitrat menjadi nitrogen bebas (N Pseudomonas

Isolat bakteri yang tergolong genus Pseudomonas ada 2 isolat, yakni isolat B

11. Genus Pseudomonas berasal dari famili Pseudomonadaceae

kelompok bakteri batang dan kokus gram negatif aerobik. Sel bakteri kedua i

gram negatif. Koloni bakteri isolat B-9 berbentuk

berwarna putih, permukaan datar, dan pinggiran serrate. Sedangkan koloni isolat B

irregular, berwarna putih, permukaan raised, dan pinggiran berbentuk

(a) (b)

Gambar 4.4. Bentuk sel bakteri genus Pseudomonas (a) isolat B dan (b) isolat B-11, perbesaran 1000x

Berdasarkan data uji biokimia, kedua isolat bakteri B-9 dan B

positif pada uji amilum, hidrolisis gelatin, katalase, fermentasi sukrosa, pemanfaatan

sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa genus

mampu menghasilkan enzim amilase, eksoenzim gelatinase, dan enzim katalase.

juga menggunakan sukrosa dan sitrat sebagai sumber energinya,

dan mampu mereduksi nitrat menjadi nitrogen bebas (N2).

ada 2 isolat, yakni isolat

B-Pseudomonadaceae dari kelompok bakteri batang dan kokus gram negatif aerobik. Sel bakteri kedua isolat ini

9 berbentuk circular,

. Sedangkan koloni isolat

B-, dan pinggiran berbentuk

(b) isolat B-9

9 dan B-11 bereaksi

positif pada uji amilum, hidrolisis gelatin, katalase, fermentasi sukrosa, pemanfaatan

sitrat, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa genus Pseudomonas

mampu menghasilkan enzim amilase, eksoenzim gelatinase, dan enzim katalase.

(21)

Isolat dari genus Pseudomonas menunjukkan reaksi negatif pada uji

fermentasi dekstrosa, fermentasi laktosa, produksi H2S, uji produksi indol, uji metilen

merah, dan uji voges proskaeur. Genus ini tergolong bakteri fakultatif kemolitotrof,

yang menggunakan hidrogen atau karbonmonoksida sebagai sumber energi (Bergey

dkk, 1974:217).

Genus Pseudomonas memiliki banyak peranan dalam menjaga kesuburan

tanah, beberapa diantaranya berperan sebagai pelarut fosfat dalam tanah,

pendegradasi selulosa, dan berperan dalam proses penambatan nitrogen ke dalam

tanah. Menurut Marista dkk (2013:93) dan Butarbutar (2014:1) genus Pseudomonas

berperan sebagai pelarut fosfat dalam tanah, dimana fosfat berfungsi untuk

pertumbuhan akar, transfer energi pada tumbuhan, perkembangan buah dan biji, dan

ketahanan batang tanaman dari penyakit. Genus Pseudomonas juga mempunyai

kemampuan mengoksidasi hidrogen dari hasil penambatan nitrogen (Purwoko,

2009:157). Khairiah dkk (2013:87) dan Ningsih dkk (2014:34) membuktikan bahwa

genus Pseudomonas mampu mendegradasi selulosa, dimana selulosa perlu

didegradasi atau diurai terlebih dahulu sebelum dapat digunakan oleh tumbuhan.

Adapun klasifikasi bakteri genus Pseudomonas menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Order : Pseudomonadales Family : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas

(22)

8. Genus Azotobacter

Isolat B-10 diidentifikasi sebagai genus Azotobacter. Genus Azotobacter

berasal dari kelompok bakteri batang dan kokus gram negatif aerobik. Bentuk sel

bakteri isolat B-10 adalah diplokokus dengan gram negatif. Koloni bakterinya

berbentuk circular, berwarna putih susu, permukaan raised, dan pinggiran entire.

Data dari uji biokimia yang telah dilakukan menunjukkan bahwa isolat B-10

bereaksi positif pada uji amilum, uji hidrolisis gelatin, uji katalase, uji pemanfaatan

sitrat, uji denitrifikasi, uji fermentasi ketiga jenis karbohidrat, dan uji voges

proskaeur. Hal tersebut menunjukkan bahwa genus Azotobacter mampu menghasilkan enzim amilase, eksoenzim gelatinase, dan enzim katalase. Genus ini

menggunakan sitrat dan ketiga jenis karbohidrat, yakni sukrosa, dekstrosa, dan

laktosa sebagai sumber energinya. Isolat bakteri B-10 mampu mereduksi nitrat

menjadi nitrogen bebas dan mampu melakukan fermentasi senyawa 2,3-butanadiol.

Menurut Lay (1991:85) uji voges-proskaeur berfungsi untuk mendeteksi kemampuan

bakteri dalam memfermentasikan glukosa menjadi senyawa 2,3-butanadiol. Menurut

Cappuccino dan Sherman (1987:145-146) keberadaan senyawa 2,3-butanadiol

ditunjukkan dengan perubahan warna media MR-VP broth menjadi merah muda

setelah ditetesi reagen barrit A dan barrit B. Kedua reagen mengandung alfa naftol

dan 40% pottasium hydroxide yang mampu mendeteksi keberadaan senyawa

2,3-butanadiol dalam media MR-VP broth. Isolat B-10 bereaksi negatif pada uji produksi

(23)

Genus Azotobacter mempunyai peranan penting dibidang agrikultur, salah

satunya sebagai pemecah senyawa kompleks menjadai lebih sederhana. Khairiah dkk

(2013:87) serta Firdausi dan Zulaika (2015:5) membuktikan bahwa genus

Azotobacter mampu mendegradasi karbohidrat amilum dan selulosa, dimana selulosa perlu didegradasi atau diurai terlebih dahulu sebelum dapat digunakan oleh

tumbuhan.

Adapun klasifikasi bakteri genus Azotobacter menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Order : Pseudomonadales Family : Pseudomonadaceae Genus : Azotobacter 9. Genus Zymomonas

Isolat B-12 diiidentifikasi sebagai genus Zymomonas. Genus Zymomonas

berasal dari famili Sphingomonadaceae dari kelompok bakteri batang gram negatif

fakultatif anaerobik. Bentuk sel bakteri isolat B-12 adalah basil dengan gram negatif.

Koloni bakterinya berbentuk irregular, berwarna putih, permukaan raised, dan

pinggiran undulate.

Berdasarkan data uji biokimia, isolat B-12 bereaksi positif pada uji katalase,

fermentasi sukrosa, produksi H2S, dan uji pemanfaatan sitrat. Hal tersebut

(24)

sumber energi, mampu menghasilkan enzim katalase dan menghasilkan senyawa H2S

dalam proses fisiologisnya (Cappuccino dan Sherman, 1987:139-171).

Isolat B-12 bereaksi negatif pada uji hidrolisis amilum, hidrolisis gelatin,

fermentasi dekstrosa dan laktosa, uji produksi indol, uji metilen merah, uji voges

proskaeur, dan uji denitrifikasi. Hal tersebut menunjukkan genus bakteri ini tidak

mampu menghidrolisis amilum dan gelatin, tidak mampu mereduksi nitrat, tidak

menggunakan dekstrosa dan laktosa sebagai sumber energi, tidak memproduksi

senyawa hidrogen sulfida dan enzim tryptophanase serta senyawa indol, tidak

mampu memfermentasikan senyawa 2,3-butanadiol, dan tidak mampu

memfermentasi glukosa menjadi asam campuran (Cappuccino dan Sherman,

1987:139-171).

Adapun klasifikasi bakteri genus Zymomonas menurut Euzéby (2015) sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Division : Proteobacteria Class : Alphaproteobacteria Order : Sphingomonadales Family : Sphingomonadaceae Genus : Zymomonas

Genus-genus bakteri tersebut memiliki peranan penting di dalam tanah.. Kemampuan yang dimiliki genus-genus bakteri tersebut antara lain, sebagai pelarut

fosfat ke dalam tanah, sebagai pendegradasi selulosa, sebagai penghasil enzim

(25)

nitrogen bebas (N2) dari udara ke dalam tanah atau disebut kemampuan nitrifikasi,

seperti yang telah dibahas sebelumnya. Nitrifikasi ialah proses penambatan nitrogen

ke dalam tanah, dari bentuk tereduksi menjadi bentuk yang lebih teroksidasi sehingga

bisa digunakan oleh tanaman (Rao, 1994:10,73,241; Kaburuan dkk, 2014:35).

Bakteri tanah hasil analisis yang dilakukan menjadi salah satu informasi

penting bahwa tanah kebun botani Biologi FKIP UNJA mempunyai cukup bakteri

yang menunjang kesuburan tanah. Berdasarkan keberadaan bakteri-bakteri tersebut,

maka tanah di kebun botani biologi FKIP UNJA dapat dikatakan subur. Handayanto

dan Hairiah (2007:171) menyatakan bahwa salah satu prinsip kesuburan tanah adalah

banyaknya organisme tanah yang dijumpai di tanah lapisan atas. Selain itu, Rao

(1994:38) menambahkan bahwa bakteri penambat nitrogen (nitrifikasi) dan penghasil

zat hara lainnya berkontribusi besar untuk membentuk dan menjaga kesuburan tanah.

Keberadaan bakteri dalam tanah turut berperan dalam pembentukan humus

yang berguna sebagai sumber nutrisi vegetasi di dalamnya. Lapisan humus

merupakan lapisan tanah yang berwarna coklat kekuningan hingga kehitaman yang

mengandung senyawa fosfat, amonia, nitrit, dan nitrat hasil aktivitas metabolisme

organisme tanah (Alexander, 1976:13 dan Sutedjo, 1991:107). Keberadaan humus

sifatnya statis, tergantung dari modifikasi lahan atau sistem rotasi tanaman,

organisme tanah di dalamnya, vegetasinya, proses pemupukan lahan, keberadaan

binatang di lahan, dan cuaca atau iklim (Alexander, 1976:13 dan Sutedjo dkk,

1991:108). Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih

(26)

mempengaruhi jumlah bakteri genus Azotobacter di dalam tanah, dimana tanah yang

memiliki sedikit vegetasi, populasi bakteri genus Azotobacternya lebih sedikit

dibanding tanah yang telah memiliki banyak vegetasi tanaman. Berdasarkan hal

tersebut berarti penanaman dan perawatan yang terus dilakukan terhadap kebun

botani Biologi FKIP UNJA dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas humus dan

bakteri tanah di dalamnya.

Diluar kesembilan genus bakteri tanah yang teridentifikasi, terdapat beberapa

genus bakteri tanah yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan zat hara

tanah, salah satunya genus Rhizobium. Genus tersebut tidak diperoleh dalam proses

isolasi bakteri. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi lahan kebun botani yang

masih minim tanaman ketika penelitian dilakukan. Bakteri Rhizobium merupakan

bakteri yang hidup bersimbiotik dengan akar tanaman legum, sedangkan pada saat

penelitian dilakukan, tidak ada tanaman legum yang tumbuh di lahan kebun botani

Gambar

Gambar 4.1 Foto Koloni Bakteri pada Pengenceran ke-11
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri   Kode Isolat
Tabel 4.2 Bentuk Koloni Bakteri pada  Bentuk Koloni  Circular  Irregular  Rhizoid  Permukaan Koloni  Flat  Raised  Convex  Umbonate
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Uji Biokimia Bakteri
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perubahan relatif terbesar aktivitas enzim pe ncernaan khususnya a-amilase , dan sesuai dengan kemampuan ikan gurame dalam meregulasi dan memanfaatkan karbohidrat pakan

(2011) menghasilkan nilai yang paling kecil yaitu masing-masing sebesar 0,034 dan 0,112 yang menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki sensitivitas yang lebih baik

Penelitian yang telah dilakukan terbagi ke dalam empat kelompok, meliputi konstruksi model enzim Klenow-like DNA Pol I ITB-1, evaluasi terhadap ketiga enzim

Studi hidrolisis pati mentah jagung oleh α-amilase hasil isolasi dilakukan dengan cara seperti telah dijelaskan di dalam sub bab III.3.11.. Profil hidrolisis pati mentah jagung

Aktivitas ekstrak kasar enzim laminarinase ditentukan sebagai jumlah gula pereduksi yang dilepaskan oleh kerja enzim per satuan waktu. asperellum TNC52 sebagai ftmgsi dari

Tidak tampaknya bercak TEL kemungkinan besar disebabkan TEL pada kedua kelompok telah terdegradasi oleh enzim-enzim yang dimiliki hepar, namun produk degradasi TEL pada

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui tujuh isolat bakteri termofilik yang mampu menghasilkan enzim amilase, (2) karakter fenotipik dan genus isolat

Pada variabel jumlah gabah total per malai GMJ dengan konsentrasi 50 ppm hingga 150 ppm menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi zat pengatur tumbuh giberelin menghasilkan jumlah