• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB X ASPEK KELEMBAGAAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB X

ASPEK KELEMBAGAAN

10.1. KONDISI EKSISTING (ORGANISASI, TATALAKSANA, DAN SDM)

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga. Sedang tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan. Sumber daya manusia (SDM) sendiri sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan. Kondisi eksisting masing-masing komponen kelembagaan Kota Salatiga sebagai berikut : 10.1.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya di Kota Salatiga

Kondisi keorganisasian Bidang Cipta Karya disini merupakan gambaran kondisi struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya di Kota Salatiga. Adapun kondisi keorganisasian Bidang Cipta Karya Kota Salatiga meliputi Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Untuk Dinas Daerah yang masuk dalam Organisasi Bidang Cipta Karya meliputi : Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR). Sedangkan untuk Lembaga Teknis Daerah yang masuk dalam Organisasi Bidang Cipta Karya meliputi : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Kantor Lingkungan Hidup.

1. Dinas Kesehatan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga, serta Peraturan Walikota Nomor 52 Tahun 2008 tentang tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Walikota

b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kota Salatiga adalah sebagai berikut : a) Kepala Dinas

b) Sekretariat, terdiri dari : (1) Sub Bagian Perencanaan (2) Sub Bagian Keuangan

(2)

c) Bidang Pemberdayaan Kemitraan dan Promosi kesehatan (1) Seksi Promosi Kesehatan dan Info Kesehatan

(2) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan (3) Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat

d) Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan penyehatan Lingkungan (1) Seksi Pemberantasan Penyakit (P2)

(2) Seksi Pencegahan dan Pengamatan Penyakit (P3) (3) Seksi Penyehatan lingkungan

e) Bidang Manajemen dan Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari : (1) Seksi Registrasi, Akreditasi, dan Pendayagunaan Kesehatan (2) Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

(3) Seksi Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan f) Bidang Pelayanan dan Pembinaan Kesehatan

(1) Seksi Pelayanan Dasar dan Rujukan (2) Seksi Gizi

(3) Seksi Kesehatan Keluarga dan Keluarga Berencana g) UPTD

h) Kelompok Jabatan Fungsional

Secara rinci struktur Organisasi Ke-Cipta Karyaan yang ada pada Dinas Kesehatan dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Perda Kota Salatiga Nomor 08 Tahun 2011

(3)

2. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR)

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga, DCKTR Kota Salatiga mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang keciptakaryaan. DCKTR menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang cipta karya dan tata ruang;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang cipta karya, tata ruang dan bangunan, kebersihan, keindahan kota dan pertamanan;

d. Pelaksanaan pelayanan kesekretariatan Dinas; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga terdiri atas:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, yang membawahi:

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan; 2. Subbagian Keuangan;

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian; c. Bidang Cipta Karya, yang membawahi:

1. Seksi Gedung;

2. Seksi Perumahan dan Pemukiman; 3. Seksi Sanitasi dan Air Bersih;

d. Bidang Tata Ruang dan Bangunan, yang membawahi: 1. Seksi Pemetaan;

2. Seksi Pemanfaatan;

3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian; e. Bidang Kebersihan, yang membawahi:

1. Seksi Kebersihan Jalan;

2. Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan;

3. Seksi Penyuluhan dan Pengolahan Sampah Lingkungan; f. Bidang Keindahan Kota dan Pertamanan, yang membawahi:

1. Seksi Pertamanan; 2. Seksi Penerangan Jalan; 3. Seksi Pemakaman Umum; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara rinci struktur Organisasi Ke-Cipta Karyaan yang ada pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar berikut :

(4)

Sumber : Perda Kota Salatiga Nomor 08 Tahun 2011

Gambar 10. 2 Susunan Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga mempunyai tugas mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan, keluarga berencana, dan ketahanan pangan.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan, keluarga berencana, dan ketahanan pangan;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan, keluarga berencana, dan ketahanan pangan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana, keluarga sejahtera, dan ketahanan pangan;

d. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan Badan; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(5)

Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, yang membawahi:

1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan; 2. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

3. Subbagian Keuangan.

c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, yang membawahi: 1. Subbidang Kelembagaan Masyarakat;

2. Subbidang Perekonomian Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan. d. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang membawahi:

1. Subbidang Pengarusutamaan Gender dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan; 2. Subbidang Perlindungan dan Peningkatan Kualitas Hidup Anak.

e. Bidang Keluarga Berencana, yang membawahi:

1. Subbidang Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi; 2. Subbidang Informasi Kependudukan dan Analisa Program.

f. Bidang Keluarga Sejahtera, yang membawahi: 1. Subbidang Pemberdayaan Keluarga; 2. Subbidang Ketahanan Keluarga.

g. Bidang Ketahanan Pangan, yang membawahi: 1. Subbidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan; 2. Subbidang Konsumsi dan Keamanan Pangan. h. Unit Pelaksana Teknis; dan

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara rinci struktur Organisasi Ke-Cipta Karyaan yang ada pada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Perda Kota Salatiga Nomor 09 Tahun 2011

Gambar 10. 3 Susunan Organisasi Bappeda Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga

(6)

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Sesuai Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan;

2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan statistik, penelitian dan pengembangan;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan, pengendalian dan evaluasi;

4. Pelaksanaan pelayanan keSekretariatan Badan;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri atas :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, terdiri dari :

1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi,dan Pelaporan; 2) Subbagian Umum dan Kepegawaian;

3) Subbagian Keuangan. c. Bidang Ekonomi, terdiri dari :

1) Subbidang Perekonomian Daerah; 2) Subbidang Perekonomian Rakyat.

d. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, terdiri dari : 1) Subbidang Pemerintahan;

2) Subbidang Sosial Budaya.

e. Bidang Sarana Prasarana dan Tata Ruang, terdiri dari : 1) Subbidang Sarana Prasarana;

2) Subbidang Tata Ruang.

f. Bidang Statistik, Data, Pengendalian dan Evaluasi, terdiri dari : 1) Subbidang Statistik dan Data;

2) Subbidang Pengendalian dan Evaluasi. g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara rinci struktur Organisasi Ke-Cipta Karyaan yang ada pada Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dapat dilihat pada gambar berikut :

(7)

Sumber : Perda Kota Salatiga Nomor 09 Tahun 2011

Gambar 10. 4 Susunan Organisasi Bappeda 5. Kantor Lingkungan Hidup

Sesuai Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pengelolaan lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan lingkungan hidup;

b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang pengelolaan lingkungan hidup;

c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan dan pengembangan lingkungan hidup, konservasi sumber daya alam dan perhutanan sosial, pengendalian dan pengawasan;

d) Pelaksanaan pelayanan kesekretariatan Kantor; dan

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Susunan organisasi BLH terdiri dari : a) Kepala Kantor;

b) Subbagian Tata Usaha;

c) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Lingkungan Hidup; d) Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Perhutanan Sosial; e) Seksi Pengendalian dan Pengawasan; dan

(8)

Secara rinci struktur Organisasi Ke-Cipta Karyaan yang ada pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Perda Kota Salatiga Nomor 09 Tahun 2011

Gambar 10. 5 Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup 10.1.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.

Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Penjabaran peran dan masing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang Cipta Karya serta inventarisasi SOP (Standar Operasional Prosedur) Bidang Cipta Karya di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL X. 1

HUBUNGAN KERJA INSTANSI BIDANG CIPTA KARYA

No Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang Cipta Karya

Unit/ Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang Cipta Karya

(9)

No Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang Cipta Karya

Unit/ Bagian Yang Menangani Pembangunan Bidang Cipta Karya

(Dinkes) kesehatan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Walikota

 Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan  Melakukan pembinaan dan pelaksanaan

tugas bidang kesehatan

dan Promosi kesehatan

- Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan

 Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan penyehatan Lingkungan

- Seksi Penyehatan lingkungan 2. Dinas Cipta

Karya dan Tata Ruang (DCKTR)

 Merumuskan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Walikota  Menyelenggarakan urusan pemerintahan

dan pelayanan umum bidang cipta karya dan tata ruang

 Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang cipta karya dan tata ruang

 Bidang Cipta Karya - Seksi Gedung

- Seksi Perumahan dan Permukiman

- Seksi Sanitasi dan Air Bersih  Bidang Kebersihan

- Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan;

- Seksi Penyuluhan dan Pengolahan Sampah Lingkungan;  Bidang Keindahan Kota dan

Pertamanan, - Seksi Pertamanan; - Seksi Penerangan Jalan; 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan

 Merumuskan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan, keluarga berencana, dan ketahanan pangan;  Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan masyarakat, perempuan, keluarga berencana, dan ketahanan pangan;

 Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana, keluarga sejahtera, dan ketahanan pangan;

 Bidang Pemberdayaan Masyarakat - Subbidang Kelembagaan

Masyarakat;

- Subbidang Perekonomian Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan.

 Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

- Subbidang Pengarusutamaan Gender dan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan;

- Subbidang Perlindungan dan Peningkatan Kualitas Hidup Anak. 4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

 Merumuskan kebijakan teknis dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan;  Mengkoordinassi penyusunan perencanaan

pembangunan daerah dan statistik, penelitian dan pengembangan;

 Melaksanakan Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik, penelitian dan pengembangan, pengendalian dan evaluasi

 Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya

- Subbidang Pemerintahan; - Subbidang Sosial Budaya.  Bidang Sarana Prasarana dan Tata

Ruang

- Subbidang Sarana Prasarana; - Subbidang Tata Ruang.

5 Kantor Lingkungan Hidup

 Merumuskan kebijakan teknis bidang pengelolaan lingkungan hidup;

 Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah bidang pengelolaan lingkungan hidup;

 Melaksanakan Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan dan pengembangan lingkungan hidup, konservasi sumber daya alam dan perhutanan sosial, pengendalian dan pengawasan;

 Seksi Perencanaan dan Pengembangan Lingkungan Hidup.  Seksi Konservasi Sumber Daya Alam

dan Perhutanan Sosial.

 Seksi Pengendalian dan Pengawasan

(10)

10.1.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Penataan sistem manajemen SDM aparatur yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL X. 2

KOMPOSISI PEGAWAI DALAM UNIT KERJA BIDANG CIPTA KARYA

No Unit Kerja Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang Pendidikan Jabatan Fungsional 1. Dinas Kesehatan (Dinkes)  < SMA : 11 orang  SMA : 104 orang  D1/D3/D4 : 193 orang  S1 : 97 orang  S2/S3 : 7 orang 2. Dinas Cipta Karya

dan Tata Ruang (DCKTR)

 Gol I/II : 153 orang  Gol III : 44 orang  Gol IV : 5 orang  < SMA : 113 orang  SMA : 48 orang  D1/D3/D4 : 5 orang  S1 : 30 orang  S2/S3 : 6 orang  Eselon II : 1 Orang  Eselon III : 5 Orang  Eselon IV : 16 Orang  Staf : 180 Orang 3. Bapermas, Perempuan, KB, dan Ketahanan Pangan

 Gol I/II : 10 orang  Gol III : 30 orang  Gol IV : 8 orang  < SMA : 1 orang  SMA : 8 orang  D1/D3/D4 : 5 orang  S1 : 26 orang  S2/S3 : 8 orang  Eselon II : 1 Orang  Eselon III : 6 Orang  Eselon IV : 11 Orang  Staf : 30 Orang 4. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)  Gol II : 7 orang  Gol III : 25 orang  Gol IV : 7 orang  < SMA : 1 orang  SMA : 3 orang  D3 : 4 orang  S1 : 16 orang  S2/S3 : 15 orang 5. Kantor Lingkungan Hidup  Gol II : 7 orang  Gol III : 15 orang  Gol IV : 1 orang  < SMA : 2 orang  SMA : 6 orang  D3 : 1 orang  S1 : 12 orang  S2/S3 : 3 orang Sumber : Tim Penyusun, 2014

10.2. ANALISIS KELEMBAGAAN (ORGANISASI, TATALAKSANA, DAN SDM)

Analisis ini menguraikan dan menggambarkan permasalahan kelembagaan Pemerintah Kota Salatiga yang menangani bidang Cipta Karya. Analisis permasalahan pada masing-masing komponen kelembagaan Kota Salatiga diuraikan sebagai berikut:

10.2.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Ada beberapa hal yang penting untuk dicermati terkait keorganisasian Bidang Cipta Karya Kota Salatiga, antara lain :

 Struktur organisasi perangkat kerja daerah di Kota Salatiga sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Salatiga telah dibentuk berdasarkan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 dan 11 Tahun 2008. Guna efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Organisasi Perangkat Daerah Kota Salatiga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 dan 11 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kota Salatiga, dipandang tidak relevan lagi sehingga

(11)

perlu diubah dan disesuaikan lagi dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota Salatiga, antara lain :

a) Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008.

b) Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008.

 Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi. Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya di Kota Salatiga telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga dan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga, dan telah diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 8 dan 9 Tahun 2011.

 Struktur organisasi bidang Cipta Karya di Kota Salatiga di pengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut antara lain: Politik, Hukum , Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.  Ada beberapa permasalahan terkait keorganisasian Bidang Cipta Karya Kota Salatiga, seperti :

 Kurangnya sumberdaya/personil yang sesuai dengan kebutuhan  Minimnya pendanaan

 Kurangnya koordinasi antar dinas/lembaga teknis daerah terkait  Konfilk kepentingan antar dinas/lembaga teknis daerah terkait

10.2.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Ada beberapa hal penting terkait ketatalaksanaan kelembagaan Bidang Cipta Karya Kota Salatiga, antara lain :

1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada. Hal ini sudah terpenuhi dengan adanya Peraturan Walikota yang mengatur tupoksi masing-masing Dinas Teknis maupun Lembaga Teknis Daerah yang ada di Kota Salatiga.

2. Terkait mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini dirasa cukup baik. Hal ini salah satunya tercermin pada koordinasi antar lembaga/dinas dalam hal perijinan.

(12)

3. Keorganisasian bidang cipta karya yang ada di Kota Salatiga sudah mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007. Semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk.

4. Seperti halnya Struktur organisasi, bahwa Politik, Hukum, Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi juga merupakan beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya. 5. Ada beberapa permasalahan terkait ketatalaksanaan kelembagaan Bidang Cipta Karya Kota

Salatiga, seperti :

 Kurangnya koordinasi antar dinas/lembaga terkait.

 Kurangnya sumberdaya/personil yang sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

 Belum tersedia pedoman teknis yang secara rinci mengatur tentang ketatalaksanaan kelembagaan Bidang Cipta Karya bagi daerah.

10.2.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Adapun kondisi SDM Bidang Cipta Karya Kota Salatiga dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya, antara lain :

 Kurangnya koordinasi antar dinas terkait

 Minimnya personil yang menguasai bidang terkait  Terbatasnya pendanaan/keuangan daerah  Minimnya upaya peningkatan kapasitas SDM

 Masih rendahnya kualitas pendidikan dan pengalaman personil

2. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya.

Faktor Internal :

 Tingkat pendidikan personil

 Budaya/tradisi yang ada dilingkungan kerja  Umur/Produktivitas personil

Faktor Eksternal :  Keuangan daerah

 Kondisi politik/ Transisi kebijakan  Hukum/kebijakan pemerintah  Kebudayaan di luar sistem

10.2.4. Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(13)

dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta analisis permasalahan kelembagaan, maka dilakukan analisis SWOT kelembagaan bidang Cipta Karya di Kota Salatiga yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia yang dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT kelembagaan. Adapun matriks analisis SWOT kelembagaan Kota Salatiga dapat dilhat pada tabel berikut.

TABEL X. 3

MATRIKS ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN KOTA SALATIGA

Faktor Eksternal Faktor Internal

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Daerah mendapatkan kebebasan dalam mengatur tata laksana pemerintahannya.

2. Peluang pendanaan cukup besar. 3. Stabilitas politik/keamanan baik.

1. Tumpang tindih kepentingan. 2. Adanya konflik kepentingan.

Kekuatan (S) Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran 2)

1. Keorganisasian bidang cipta karya sudah diatur dalam melalui peraturan Walikota. 2. Tata laksana bidang cipta

karya telah sesuai dengan tupoksi.

3. Kuantitas dan Kualitas SDM cukup memadai.

 Peningkatan kinerja organisasi kelembagaan yang sudah ada.

 Peningkatan kapabilisitas SDM.

 Peningkatan dana penunjang kinerja kelembagan.

 Peningkatan upaya untuk menjaga stabilitas politik/ keamanan.

 Penyediakan pedoman/rujukan yang jelas terkait keorganisasian dan tata laksana kelembagaan.  Pemerataan SDM pelaksana

kelembagaan.

 Peningkatan koordinasi antar lembaga teknis dan dinas terkait bidang cipta karya.

Kelemahan W) Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran 4)

1. Kendala Waktu. 2. Minimnya pembinaan. 3. Minimnya informasi. 4. Minimnya pendanaan. 5. Keterbatasan Personil.

 Peningkatan upaya pembinaan kepada Daerah melalui strategi-strategi dan program-program pengembangan dan peningkatan kapasitas.

 Peningkatan fasilitasi akses Daerah terhadap program-program yang didanai oleh Pemerintah dan bila diperlukan dari Lembaga-lembaga Donor.

 Peningkatan upaya koordinasi yang berkaitan dengan program/ kegiatan pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada semua stakeholder.  Penyediaan data base dan

informasi untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas. Sumber : Tim Penyusun, 2014

10.3. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya. Sedangkan untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Hal itu diperlukan guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui

(14)

SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU. Rencana pengembangan kapasitas kelembagaan yang meliputi aspek keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL X. 4

RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KOTA SALATIGA

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

Organisasi  Peningkatan kinerja organisasi kelembagaan yang sudah ada.

 Evaluasi dan monitoring terhadap kinerja organisasi kelembagaan yang sudah ada.  Peningkatan sumber pendanaan dalam

mendukung kinerja organisasi kelembagaan

 Pengalokasian dana baik itu lewat DAU maupun DAK

 Pencarian alternatif pendanaan non pemerintah

Tata Laksana  Penyediakan pedoman/rujukan yang jelas terkait tata laksana kelembagaan bidang cipta karya

 Penyusunan buku pedoman/juknis terkait tata laksana kelembagan bidang cipta karya

 Peningkatan upaya koordinasi yang berkaitan dengan program/ kegiatan pengembangan dan peningkatan kapasitas kepada semua stakeholder.

 Rapat koordinasi antar lembaga teknis dan dinas terkait bidang cipta karya.

 Penyediaan data base dan informasi untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas.

 Penyusunan data base terkait tata laksana kelembagan bidang cipta karya Sumber Daya

Manusia

 Peningkatan kapabilisitas SDM .  Pelatihan-pelatihan khusus bidang cipta karya

 Peningkatan upaya pembinaan kepada Daerah melalui strategi-strategi dan program-program pengembangan dan peningkatan kapasitas.

 Fasilitasi/pembinaan bidang cipta karya

 Pemerataan SDM pelaksana kelembagaan.  Mutasi kepegawaian Sumber : Tim Penyusun, 2014

Gambar

Gambar 10. 2 Susunan Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Gambar 10. 3 Susunan Organisasi Bappeda Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga  Berencana, dan Ketahanan Pangan Kota Salatiga
Gambar 10. 5 Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup

Referensi

Dokumen terkait

2. Dem ikian Sur at Izin Cuti Sakit ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaim ana mestinya.. Den gan ini men gajuk an perm intaan Cuti Ber salin untuk per salinan yan g ke : .../

Hal ini dilakukan agar dalam pembagian kelompok tidak terdapat kesenjangan yang mencolok. Kelompok yang diberi perlakuan pada penelitian ini adalah kelompok eksperimen. Dalam

mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Macromedia Flash. Untuk menghasilkan produk media yang dikembangkan maka peneliti menggunakan.. prosedur penelitian dan

ABSTRAK : RIZKI OKTAVIANIK : Pengaruh Model Pembelajaran Bloom Terhadap Kemampuan Memelihara Dokumen Dan Koleksi Benda Berharga Miliknya Siswa Kelas II SDN Jagalan 5 Kota Kediri

Misalkan titik D (a,b) merupakan suatu titik pada bidang kartesius, pencerminan terhadap titik D terhadap garis x=y menghasilkan bayang yaitu Dˈ(aˈ,bˈ) dengan aˈ= -b dan

Dari berbagai skenario pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini didapatkan bahwa secara teknis skenario XI, Injeksi peripheral IV disertai workover sumur-sumur potensial

Fasilitas adalah berbagai sarana publik yang menunjang untuk kawasan permukiman dan sangat diperlukan saat terjadi bencana gempa bumi, yaitu : fasilitas kesehatan (rumah

Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru dalam mempengaruhi hasil belajar biologi adalah dengan memilih metode pembelajaran kooperatif dan salah satu teknik