• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP IMPLEMENTASI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING P.T. TYFOUNTEX INDONESIA SUKOHARJO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP IMPLEMENTASI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN SPINNING P.T. TYFOUNTEX INDONESIA SUKOHARJO SKRIPSI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP IMPLEMENTASI

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN

SPINNING P.T. TYFOUNTEX INDONESIA SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Dian Aulia Rahmah R.0208017

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2012

(2)

commit to user

ii

(3)

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juni 2012

Nama Dian Aulia Rahmah NIM. R.0208017

(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Dian Aulia Rahmah, R.0208017, 2012. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Bagian Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo. Skripsi. Program D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan: Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang menjadi objek penelitian berjumlah 60 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi untuk mengetahui karakteristik responden, mengukur pengetahuan, dan implementasi APD. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.

Hasil: Dari hasil analisis dengan uji chi square diketahui bahwa nilai sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,01 (p < 0,01).

Simpulan: Ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo sebesar 51,1%. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap implementasi APD di tempat kerja.

(5)

commit to user

v

ABSTRACT

Dian Aulia Rahmah, R.0208017, 2012. The Effect of Knowledge on the

Self-Protection Apparatus (APD) Implementation i of

P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo. Mini Thesis, D.IV Occupational Health and Safety, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.

Objective: This research aimed to find out and to study the effect of knowledge on the

Self-Employees of P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

Methods: This study used an analytical observational type of research with cross-sectional approach. The sampling technique was simple random sampling. The sample was 60 employees. The data was collected by questionnaire and observation sheet to find out the characteristic of respondent, to measure knowledge and APD implementation. Analyzing data by chi square used SPSS version 16.0 computer program.

Result :The result of analysis showed the significance value of 0.000 or lower than 0.01 (p < 0.01).

Conclusion: There was an effect of knowledge on the on the Self-Protection Indonesia Sukoharjo of 51.1%. For further research, there should be a research on other factors affecting the implementation of APD in the workplace.

(6)

commit to user

vi PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

terhadap Implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Bagian Spinning memenuhi salah satu syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Keberhasilan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik secara material maupun spiritual kepada penulis. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si., selaku Ketua Program D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Maret Surakarta.

3. Bapak Hardjono, Drs., M.Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dwi Surya Supriyana, dr., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Sumardiyono, S.K.M., M.Kes., selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

6. Staf pengajar dan karyawan Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak Kartono, Bsc, selaku Kabag. Personalia P.T. Tyfountex Indonesia. 8. Staf dan karyawan P.T. Tyfountex Indonesia.

9. Ayah, Ibu, Kakak dan Adikku yang telah memberikan dukungan dan doa restunya.

10. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih sangat jauh dari dan kritik demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini.

Surakarta, Juni 2012 Penulis,

(7)

commit to user

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

B. Kerangka Pemikiran ... 15

C. Hipotesis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

(8)

commit to user

viii

D. Teknik Sampling ... 17

E. Sampel Penelitian ... 18

F. Desain Penelitian ... 19

G. Identifikasi Variabel Penelitian ... 20

H. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 20

I. Alat dan Bahan Penelitian ... 21

J. Cara Kerja Penelitian ... 21

K. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 23

B. Karakteristik Subjek Penelitian ... 25

C. Hasil Pengukuran Pengetahuan ... 27

D. Hasil Pengukuran Implementasi APD ... 27

E. Uji Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD... 28

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian ... 29

B. Pengetahuan ... 31

C. Implementasi APD ... 32

D. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD ... 33

E. Keterbatasan Penelitian ... 34

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 35

(9)

commit to user

ix

(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 26 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.... ... 26 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja. ... 27 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan . 27 Tabel 5 Hasil Pengukuran Pengetahuan ... 28 Tabel 6 Hasil Pengukuran Implementasi APD ... 28

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Lembar Observasi Lampiran 4. Hasil Penelitian

(12)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang akan timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi (Pusat Kesehatan Kerja, 2008).

Dalam undang-undang no 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya termasuk tempat kerja adalah seluruh ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubungan dengan tempat kerja (Departemen Tenaga Kerja RI, 1970). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa hampir semua tempat kerja harus menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), terutama tempat kerja yang mengandung satu atau lebih sumber bahaya guna menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja serta alat-alat yang ada di tempat kerja tersebut (Budiono, 2003).

Dalam dunia kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat dibutuhkan terutama pada lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya

(13)

commit to user

2

bagi kesehatan dan keselamatan kerja seperti pada industri tekstil, atau industri-industri lainnya. Pada umumnya perusahaan telah menerapkan sistem menejemen K3, yang didalamnya juga terdapat ketentuan-ketentuan dalam penggunaan APD. Namun, pada kenyataannya APD tidak selalu pekerja kenakan pada saat bekerja, banyak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD (Ridley, 2006).

Menurut Ridley (2006), pekerja tidak memakai APD karena berbagai hal, misalnya para pekerja tidak nyaman menggunakan APD serta belum paham dengan resiko pekerjaan yang ada, juga di dalam beberapa kasus hanya bersifat kronik sehingga ada anggapan bahwa penggunaan APD tidak diperlukan. Hal ini juga menjadi salah satu faktor peristiwa gunung es, di mana risiko akibat kerja yang dialami sangat jarang terungkap, di mana apabila pekerja mengabaikan penggunaan APD maka mengalami kerugian akibat kerja baik berupa material, Penyakit Akibat Kerja (PAK) maupun kecelakan kerja (Ridley, 2006).

Alat pelindung diri didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazard) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. APD merupakan salah satu bentuk upaya dalam menanggulangi resiko akibat kerja. Kesadaran pekerja juga menjadi faktor yang penting, dalam hal kesadaran inilah yang merupakan kelemahan dari pekerja dan mengingat latar belakang pendidikan mereka kebanyakan dari tingkat SMA ke bawah dengan keahlian kerja yang

(14)

commit to user

3

diperoleh dari pengalaman langsung tanpa pendalaman teori. Penggunaan APD merupakan salah satu masalah di dalam dunia kerja. Hal tersebut dapat menambah tingkat risiko kerugian baik berupa material maupun non-material. Sebagai contoh, jika terjadi kecelakaan pada pekerja tentunya akan menjadi kerugian bagi pekerja (Silalahi dalam Panggabean, 2008).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal akan mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif akan turut serta dalam kegiatan akan menjadi tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja (Azwar, 2003). Berdasarkan teori di atas pengetahuan akan suatu hal cenderung disertai dengan penerapan sikap. Tentunya hal ini berperan penting dalam penggunaan APD pada saat bekerja, sehingga dengan adanya perlindungan keselamatan, karyawan dapat mewujudkan produktifitas yang optimal.

Hasil penelitian menurut Latifatul Mufarokhah (2006) di unit spinning P.T. Primatexco Indonesia Batang bahwa ada hubungan pengetahuan keselamatan kerja dengan pelaksanaan pencegahan kecelakaan kerja. Penelitian mengenai penggunaan APD juga pernah dilakukan oleh Reid (2011) Universitas Ottawa yang menyebutkan bahwa pengetahuan tentang APD berperan penting dalam pemakaian APD di tempat kerja.

P.T. Tyfountex Indonesia adalah pabrik tekstil yang memiliki beberapa unit kerja, salah satunya adalah unit spinning, yakni memintal serat-serat

(15)

commit to user

4

benang menjadi gulungan benang sebagai bahan baku kain. Pekerja ditargetkan untuk menyelesaikan sejumlah gulungan benang perhari yang sama, tetapi terdapat perbedaan waktu penyelesaian target antara pekerja yang satu dengan lainnya. P.T. Tyfountex Indonesia telah menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja, yang berfungsi untuk melindungi pekerja pada saat bekerja, akan tetapi banyak ditemui pekerja yang tidak memakai APD pada saat bekerja.

Pada survei awal penulis melakukan wawancara terhadap kepala bagian spinning di P.T. Tyfountex Indonesia dan didapatkan informasi bahwa pekerja di bagian spinning berasal dari latar pendidikan SMP dan SMA, sehingga pengetahuan pekerja mengenai alat pelindung diri belum maksimal, dan sering ditemukan pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja, dan beberapa pekerja mengalami keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kesehatan mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengadakan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang disusun pertanyaan penelitian :

Adakah pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo?

(16)

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk membuktikan secara empiris adanya pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

b. Mengetahui kepatuhan pekerja dalam mengimplementasikan APD di bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

c. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis :

Diharapkan dapat sebagai informasi tentang pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD yang dapat menunjang keselamatan kerja di industri tekstil.

2. Aplikatif :

Dari hasil penelitian ini diharapkan :

a. Dapat sebagai masukan bagi pengurus dalam mengimplementasikan APD pada pekerja bagian spinning.

(17)

commit to user

6

b. Pimpinan perusahaan dapat menyediakan alat pelindung diri yang memenuhi standar bagi keperluan karyawan di bagian spinning. c. Pekerja dapat menyadari pentingnya alat pelindung diri dalam

melakukan pekerjaan.

d. Informasi ini dapat sebagai pencegah timbulnya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja yang ditimbulkan apabila tidak memakai APD pada saat bekerja.

(18)

commit to user

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui (Pamungkas, 2000). Pengertian lain menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal ini pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

(19)

commit to user

8

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainnya.

(20)

commit to user

9

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainnya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Azwar (2000), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : a. Umur,

b. Jenis kelamin,

(21)

commit to user

10

d. Lama kerja,

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang

dapat dipengaruhi oleh beberapa beberapa faktor, yaitu : a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

a. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan sesorang. Secara umum seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu, keyakinan bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif atau negatif. d. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, buku, dan alat-alat pendukung.

(22)

commit to user

11

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang, namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2. Implementasi Alat Pelindung Diri (APD)

Implementasi yaitu merupakan proses untuk melaksanakan ide, tindakan, proses atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan penyesuaian demi terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya (Setiawan, 2004). Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002).

Alat pelindung diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).

Adapun penggunaan APD harus memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik yang dihadapi oleh tenaga kerja. APD

(23)

commit to user

12

meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun, kap, apron, dan alas kaki. APD yang sangat efektif adalah yang terbuat dari kain yang di olah atau bahan sintesis yang dapat menahan air, darah, dan cairan lain yang menembusnya (Ridley, 2006).

a. Sarung tangan

Sarung tangan dipakai untuk melindungi tangan pekerja agar aman dalam melakukan pekerjaannya.

b. Masker

Masker digunakan untuk melindungi pernafasan pekerja agar terhindar dari masuknya serat-serat kain ke dalam saluran pernafasan.

c. Pelindung mata

Pelindung mata digunakan apabila ada kemungkinan masuknya serat-serat kain ke dalam mata.

d. Gaun penutup

Dipakai untuk melindungi pakaian pekerja agar tidak kotor pada saat bekerja.

e. Kap (penutup rambut)

Dipakai untuk menutup rambut dan kepala, tujuan utamanya untuk melindungi rambut dan kepala dari bahaya terkena mesin-mesin.

(24)

commit to user

13

f. Apron

Apron dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas dibagian depan pekerja. Apron dipakai untuk mengantisipasi kemungkinan adanya cedera.

g. Sumbat telinga (ear plug)

Digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke dalam telinga.

h. Alas kaki

Alas kaki dipakai utuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda tajam atau dari cairan yang jatuh atau menetes ke kaki. Sepatu boot dari karet atau kulit lebih melindungi, tetapi harus selalu bersih dan bebas dari kontaminasi cairan yang berbahaya (Ridley, 2006).

Menurut Sirait (2005) APD yang efektif yaitu : a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi,

b. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut,

c. Cocok bagi orang yang akan menggunakannya,

d. Tidak mengganggu kerja karyawan yang sedang bertugas,

e. Memiliki konstruksi yang sangat kuat,

f. Tidak mengganggu APD lain yang sedang dipakai secara bersamaan,

(25)

commit to user

14

Penggunaan APD dapat mengurangi tingkat keparahan dari suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja, sehingga perlu dilakukan upaya untuk peningkatan penggunaan APD (Jeyaratnam, 2010).

3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi Alat Pelindung Diri (APD)

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, pengetahuan seseorang tentang manfaat sesuatu hal akan menyebabkan ia mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif akan turut serta dalam kegiatan dan menjadi tindakan. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja (Pamungkas, 2000). Pengetahuan berperan penting dalam mengimplementasikan APD pada saat bekerja, sehingga dengan adanya pemakaian APD pada saat bekerja merupakan perlindungan keselamatan, dan karyawan dapat mewujudkan produktivitas yang optimal (Sugiyono, 2003 ).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pudjowati pada tahun 1998, ada pengaruh pengetahuan pekerja terhadap perilaku penggunaan APD. Pemakaian APD merupakan salah satu perilaku aman, pengetahuan keselamatan adalah sesuatu yang perlu tetapi bukan merupakan faktor yang cukup kuat untuk mengubah perilaku, karena tidak jarang mereka yang mempunyai pengetahuan tinggi cenderung bertindak ceroboh. Dengan demikian, pengetahuan yang tinggi merupakan sarana yang baik

(26)

commit to user

15

untuk mengubah perilaku, namun perlu diikuti dengan niat yang kuat, sehingga seorang pekerja akan bertindak sesuai dengan tingkatan pengetahuannya. Perilaku bekerja pada dasarnya dipengaruhi oleh pengetahuan yang juga menjadi dasar prinsip dalam kehidupan sehari-hari. (Mufarokhah, 2008).

B. Kerangka Pemikiran

Dari teori di muka, dapat dibuat kerangka pemikiran pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD sebagai berikut :

Keterangan : : Tidak diteliti : Diteliti Pengetahuan Faktor Internal : Umur Jenis Kelamin Tindakan : Implementasi Alat Pelindung Diri (APD)

Sikap

Faktor Eksternal Pendidikan Lama Kerja

(27)

commit to user

16

C. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah :

pengaruh pengetahuan terhadap implementasi Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja bagian spinning

(28)

commit to user

17 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di P.T. Tyfountex Indonesia bagian spinning, dimulai pada 27 April s/d 9 Mei 2012.

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian spinning yang berjumlah 153 pekerja.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak sehingga individu dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2002).

(29)

commit to user

18

E. Sampel Penelitian

Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi digunakan rumus : n = N

1+N (d2) Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1). (Notoatmodjo, 2002).

n = 153

1+153 (0,12) = 60

(30)

commit to user

19

F. Desain Penelitian

Populasi

Simple random sampling

Pengetahuan Kurang Baik Pengetahuan Baik

Tidak Menggunakan APD saat bekerja Menggunakan

APD saat bekerja

Uji Chi Square Tidak

Menggunakan APD saat bekerja Menggunakan APD saat bekerja Sampel Observasi Kuesioner

(31)

commit to user

20

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel-variabelnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas : pengetahuan.

2. Variabel terikat : implementasi APD.

3. Variabel pengganggu : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama kerja.

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Bebas : Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pekerja mengenai dasar-dasar APD dan pentingnya penggunaan APD saat bekerja pada bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia.

Alat ukur : Kuesioner & Checklist

Kategori : Pengetahuan baik, bila jawabannya 80% benar

Pengetahuan kurang, bila jawabannya yang < 80% benar (Faisal, 2008).

Skala pengukuran : Nominal

b. Variabel Terikat : Implementasi APD

Implementasi APD yaitu proses melaksanakan penggunaan APD saat bekerja pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia.

Alat ukur : Kuesioner & Checklist

Kategori : 1. Menggunakan APD (jika menggunakan APD

saat bekerja)

(32)

commit to user

21

menggunakan APD selama 8 jam kerja/tidak menggunakan sama sekali)

Skala pengukuran : Nominal

I. Alat dan Bahan Penelitian 1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melakukan pengamatan dalam rangka mendapatkan data atau fakta yang terjadi di lapangan, berkaitan dengan sikap penggunaan APD pada karyawan bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia.

2. Kuesioner

Dalam penelitian ini digunakan 2 macam kuesioner, yaitu : a. Kuesioner pengetahuan,

b. Kuesioner implemenasi APD.

J. Cara Kerja Penelitian 1. Tahap Persiapan

Pembuatan kuesioner dan lembar observasi. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian ke pihak perusahaan dan karyawan yang akan dijadikan sampel penelitian (responden).

(33)

commit to user

22

c. Melakukan pengamatan selama proses kerja, yaitu mengamati responden dalam mengimplementasikan penggunaan APD.

d. Pengumpulan kuesioner, kemudian memberi skor dan memasukkan hasil scoring ke dalam kategori yang sudah ditentukan oleh peneliti.

K. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi Square menggunakan program SPSS versi 16.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut :

1.

2. Jika p > 0,01 tetapi < 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. 3. Jika p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan

(34)

commit to user

23 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

P.T. Tyfountex Indonesia didirikan pada tahun 1973 dengan alamat Desa Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. P.T. Tyfountex merupakan industri tekstil integrated (pabrik tekstil terpadu) yang memproduksi mulai dari spinning (pemintalan), weaving (penenunan), dyeing (pencelupan dan pewarnaan), sampai garment (pakaian jadi). Adapun visi dan misi P.T.Tyfountex Indonesia sebagai berikut :

1. Visi

Menjadi salah satu perusahaan yang mampu berkembang dan bersaing baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri dan dapat membantu program pemerintah dalam hal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia.

2. Misi

a. Memperbaiki kinerja semua karyawan melalui penerapan

kedisiplinan dalam bekerja dan ketika berada di lingkungan perusahaan.

b. Pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia dengan

(35)

commit to user

24

c. merealisasikan penciptaan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

d. Meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing di pasar, sehingga kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga.

Spinning (pemintalan) merupakan proses pembuatan benang, di mana sejumlah serat disejajarkan satu dengan yang lain dan dibentuk menjadi ukuran tertentu, lalu dipilih agar serat-serat tidak lepas sehingga dihasilkan benang. Adapun proses produksi pemintalan secara umum melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Pembukaan, memisahkan serat-serat mentah yang menggumpal menjadi serat-serat tunggal.

b. Mencampur jumbai-jumbai serat.

c. Membersihkan dan membuang benda-benda asing dalam serat mentah. d. Carding, memisahkan serat-serat pendek dari serat panjang dengan

penyisiran.

e. Doubling, saling menutup ikatan-ikatan serat.

f. Drafting/peregangan, ini merupakan penarikan untuk mencapai berat tiap satuan panjang tertentu yang dikehendaki.

g. Winding/penggulungan, ini merupakan lanjutan setelah terbentuk benang guna menghindari kerusakan benang.

Untuk meningkatan produktivitas kerja, P.T. Tyfountex telah melakukan upaya seperti memperbaiki kinerja pekerja melalui penerapan

(36)

commit to user

25

penggunaan APD pada saat bekerja, tetapi ditemukan sebagian besar pekerja pada bagian spinning tidak menggunakan APD pada saat bekerja.

B. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Umur

Dari 60 responden di bagian spinning, diperoleh distribusi umur sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Umur Responden di Bagian Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012

Umur (Tahun)

Bagian Spinning

Frekuensi Persentase (%) Mean Modus

21-30 16 26,67 34,01 32

31-40 36 60

41-50 8 13,33

Jumlah 60 100

Persentase umur responden terbanyak adalah pada usia 31 40 tahun yaitu sebanyak 36 orang (60 %) dari total 60 responden. Rata-rata umur responden 34 tahun, dan umur yang paling banyak adalah 32 tahun. Umur minimal responden adalah 21 tahun, dan maksimal 50 tahun.

2. Jenis Kelamin

Dari 60 responden di bagian spinning, diperoleh distribusi jenis kelamin sebagai berikut :

(37)

commit to user

26

Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Responden di Bagian Spinnning

P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012 Jenis Kelamin Bagian Spinnning

Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 25 41,67

Perempuan 35 58,33

Jumlah 60 100

Persentase terbanyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan sebesar 35 orang (58,33%), sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang (41,67%) dari total responden 60 orang.

3. Masa Kerja

Tabel 3. Distribusi Masa Kerja Responden Bagian Spinnning

P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012 Masa Kerja (th) Bagian Spinning Frekuensi Persentase (%) <5 7 11,67 5-15 30 50 >15 23 38,33 Jumlah 60 100

Dari tabel 3 dapat dilihat responden terbanyak memiliki masa kerja 5 - 15 tahun, yaitu 30 orang (50%).

4. Tingkat Pendidikan

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Bagian Spinnning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012

Tingkat Pendidikan Bagian Spinning Frekuensi Persentase (%) SMP 22 36,67 SMA 38 63,33 Jumlah 60 100

(38)

commit to user

27

Dari tabel 4 terlihat persentase terbanyak adalah responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA, yaitu 38 orang (63,33%) dari total 60 responden.

C. Pengetahuan

Data pengetahuan responden di bagian spinning sebagai berikut : Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Bagian

Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012 Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 35 58,33

Kurang Baik 25 41,67

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 35 orang atau sebesar 58,33%, dan sebanyak 25 orang atau sebesar 41,67% mempunyai pengetahuan kurang baik.

D. Implementasi APD

Data penggunaan APD saat bekerja oleh responden sebagai berikut : Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Implementasi APD di Bagian

Spinning P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012

Implementasi Jumlah Prosentase (%)

Menggunakan APD 43 71,67

Tidak Menggunakan APD 17 28.33

Jumlah 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan APD sebanyak 43 orang atau sebesar 71,67%, dan sebanyak 17 orang atau sebesar 28,33% tidak menggunakan APD.

(39)

commit to user

28

E. Uji Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD di Bagian Spinning

Untuk melihat pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD di bagian spinning dilakukan dengan uji bivariat menggunakan uji Chi Square yang terdapat dalam lampiran 4.

Berdasarkan data yang diperoleh, responden yang mempunyai pengetahuan baik dan menggunakan APD sebanyak 33 orang (55%) tetapi yang tidak menggunakan APD sebanyak 2 orang (3,33%), sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik dan tidak menggunakan APD sebanyak 15 orang (25%) tetapi yang menggunakan APD 10 orang (16,67%).

Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai Pearson Chi Square (x2= 21.165), nilai signifikansinya (p) = 0,000, ( p < 0,01), sehingga dinyatakan sangat signifikan, maka ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD sebesar 51,1%.

(40)

commit to user

29 BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian sebagai berikut :

1. Umur

Umur karyawan di bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia yaitu antara 21-50 tahun. Kriteria umur yang digunakan sebagai sampel penelitian ini sesuai dengan kriteria menurut Lambert (1996), yaitu kinerja fisik mencapai puncak dalam usia pertengahan 20-an dan menurun dengan bertambahnya usia.

Dari analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi square untuk umur dan implementasi APD, didapatkan hasil nilai p = 0,188 sehingga p > 0,05. Jadi, tidak ada pengaruh umur terhadap implementasi APD. Hal ini berarti implementasi APD bukan karena faktor umur, hal ini sejalan dengan penelitian Panggabean (2008) bahwa pelaksanaan kinerja tidak harus dilihat dari umur melainkan dari tindakan atau keterampilan dalam mematuhi aturan yang ada.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin karyawan di bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia yaitu laki-laki dan perempuan. Responden laki-laki berjumlah 25 orang

(41)

commit to user

30

dan yang menggunakan APD saat bekerja sebanyak 15 orang, untuk responden perempuan sebanyak 35 orang yang menggunakan APD sebanyak 28 orang. Hal ini sejalan dengan pendapat Smet (dalam Panggabean 2008), bahwa kaum perempuan lebih patuh dan lebih sabar dibandingkan dengan laki-laki, karena sesuai dengan kodratnya.

Hasil analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi square untuk jenis kelamin dan implementasi APD, didapatkan nilai p = 0,145 sehingga p > 0,05. Jadi, jenis kelamin dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh terhadap implementasi APD pada saat bekerja. 3. Masa Kerja

Masa kerja karyawan di bagian spinning sebagian besar lebih dari 5 tahun bahkan ada yang telah 20-an tahun, hal ini menunjukkan bahwa tingkat keterampilan dan kemampuan karyawan yang tinggi. Menurut

semakin efisien badan dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Dari analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi square untuk masa kerja dan implementasi APD, didapatkan hasil nilai p = 0,171 sehingga p > 0,05. Dalam penelitian ini masa kerja karyawan tidak memiliki pengaruh terhadap implementasi APD.

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan karyawan di bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia yaitu SMP dan SMA, dalam penelitian ini jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 22 responden,

(42)

commit to user

31

sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 38 responden. Dari analisis dengan SPSS versi 16,0 menggunakan uji chi square untuk tingkat pendidikan dan implementasi APD, didapatkan nilai p = 0,324 sehingga p > 0,05. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap implementasi APD pada saat bekerja. Hali ini sejalan dengan pendapat Panggabean (2008) bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh bermakna terhadap terbentuknya sikap seseorang.

B. Pengetahuan

Hasil pengukuran pengetahuan di bagian spinning, sebesar 58,33% orang pengetahuannya baik dan sebesar 41,67% pengetahuannya kurang baik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka responden dengan pengetahuan kurang baik perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai APD.

Sementara responden yang memiliki pengetahuan baik tetap

mempertahankan dan meningkatkan pengetahuannya agar dapat lebih bertanggung jawab untuk menggunakan APD pada saat bekerja.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non-formal, misalnya melalui bimbingan dan pelatihan, pengarahan, mencari informasi, diskusi, dan berbagai pengalaman, sehingga semakin banyak memperoleh pengetahuan tentang APD maka semakin besar kesadaran responden untuk mengimplementasikan APD pada saat bekerja, selanjutnya pekerjaan dapat dikerjakan secara optimal dan dapat menjaga kesehatan serta keselamatan dalam bekerja. Secara teoritis menurut Machfoed (2005) cara orang yang

(43)

commit to user

32

bersangkutan mengungkapkan apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban baik lisan maupun tulisan. Seseorang memiliki pengetahuan baik apabila mampu mengungkapkan informasi dari suatu objek dengan benar, bila seseorang hanya mampu mengungkapkan sedikit informasi dari suatu objek dengan benar, maka dikatagorikan memiliki pengetahuan kurang baik/rendah tentang objek tersebut. Pengetahuan responden tentang APD dapat mempengaruhi implementasi APD pada saat bekerja, atau dengan kata lain pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

C. Implementasi APD

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari ke 60 responden bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia terdapat 43 orang (71,67%) yang menggunakan APD saat bekerja, dan 17 orang (28.33%) yang tidak menggunakan APD saat bekerja.

Menurut Sirait (2005), implementasi APD di tempat kerja perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak perusahaan guna mengurangi dampak kecelakaan atau kecelakaan yang terjadi, salah satu penyebab minimnya penggunaan APD adalah kurangnya pengetahuan tentang penggunaan dan perawatan APD. Sehubungan dengan hal tersebut maka responden yang tidak menggunakan APD saat bekerja perlu meningkatkan penggunaan APD untuk menjaga keselamatan dan kesehatannya, sedangkan untuk responden yang yang telah menggunakan APD saat bekerja agar tetap

(44)

commit to user

33

mempertahankan dan meningkatkan penggunaan APD agar dapat bekerja secara maksimal, efektif dan efisien.

D. Pengaruh Pengetahuan terhadap Implementasi APD

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, responden dengan pengetahuan baik yang menggunakan APD sebanyak 33 orang (55%), dan yang tidak menggunakan APD sebanyak 2 orang (3,33%), sedangkan untuk pengetahuan kurang baik yang tidak menggunakan APD sebanyak 15 orang (25%) dan yang menggunakan APD sebanyak 10 orang (16,67%). Untuk uji statistik dengan chi square menggunakan program SPSS versi 16,0 didapatkan nilai signifikansi (p) 0,000 sehingga hasil tersebut sangat signifikan karena nilai p < 0,01. Hal ini berarti ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo, dengan pengertian bahwa apabila pengetahuan semakin baik maka penggunaan APD akan semakin dapat diterapkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Mufarokhah (2008) bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap penggunaan APD. Meskipun demikian dalam penelitian ini masih ditemukan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka responden dengan pengetahuan rendah perlu meningkatkan pengetahuannya.

Pengetahuan dengan mudah dapat diakses melalui berbagai media massa yang dapat memberikan informasi baru bagi individu, sehingga menambah pengetahuan dan wawasan responden. Sejalan dengan pendapat Azwar

(45)

commit to user

34

(1995), bahwa adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Dengan demikian informasi dapat memberikan perubahan pengetahuan responden mengenai APD dan pengetahuan merupakan faktor yang penting dalam membentuk tindakan seseorang, sehingga pengetahuan dapat mempengaruhi implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian terdapat keterbatasan yaitu :

Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel, untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menyertakan variabel lain, seperti masa kerja dan tingkat pendidikan.

(46)

commit to user

35

35 BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

Ada pengaruh pengetahuan terhadap implementasi APD pada pekerja bagian spinning P.T. Tyfountex Indonesia Sukoharjo (p < 0,01). Pengetahuan yang baik diikuti dengan peningkatan pemakain APD.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan mengenai APD untuk pekerja, baik melalui safety talk, media selebaran untuk informasi K3, maupun pelatihan dari internal perusahaan.

2. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap implementasi APD di tempat kerja, seperti fasilitas, keyakinan, dan pengalaman.

Gambar

Tabel 1  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur  ......................   26  Tabel 2  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...
Tabel 1. Distribusi Umur Responden di Bagian Spinning   P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Responden di Bagian Spinnning        P.T. Tyfountex Indonesia Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

on how writing skills knowledge support students in answering reading texts test:.. First, Paragraph Texts (Narrative, Expository,

Elemen struktur yang dirancang berupa pelat, tangga, balok, dan kolom.. sesuai dengan batasan masalah

The model allowed output data to be generated with regard to the crop land allocation; the total farm management and investment income; the total farm spray usage in terms of units,

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan psikososial kerja dengan komitmen organisasi, sehingga penulis

kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah

Multimedia adalah suatu sarana untuk menggambarkan program-program komputer yang menggunakan dan menggabungkan lebih dari satu media, didalamnya terdapat elemen grafik, teks,

Seluruh pihak independen anggota komite pemantau risiko tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan atau hubungan keluarga dengan dewan

This research used quantitative approach, the type of research was experimental with design model that are used is quasi experimental design (quasi experimental design).