• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Kompensasi dan Motivasi kerja terhadap Turnover intention pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi, maka data dan informasi yang diperoleh akan diuraikan di bawah ini.

4.1.1 Data Demografi Karyawan

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebanyak 75 karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi. Data mengenai karakteristik dari karyawan tersebut disajikan sebagai berikut:

1. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik karyawan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

KarakteristikK aryawan Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

1 Pria 48 64%

2 Wanita 27 36%

Total 75 100%

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan jenis kelamin seperti disajikan pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin pria. Hal ini menunjukkan bahwa PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi lebih membutuhkan karyawan berjenis kelamin pria karena tuntutan pekerjaan yang banyak diperlukan di lapangan. Namun, terdapat pula responden yang berjenis kelamin wanita dalam posisi yang lebih sedikit sebagai administrasi.

(2)

2. Karakeristik Karyawan Berdasarkan Usia

Karakteristik karyawan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakeristik Karyawan Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 < 20 tahun 15 20%

2 20 – 30 tahun 39 52%

3 31 – 40 tahun 21 28%

Total 75 100%

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan usia seperti tampak pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa paling banyak responden berusia antara 20 –30 tahun, Hal ini dirasakan wajar karena pengambil keputusan ini bisa dikategorikan usia muda dan lebih produktif. 3. Karakeristik Karyawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik karyawan berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakeristik KaryawanBerdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SMU/SMK/Sederajat 48 64%

2 Diploma 15 20%

3 S1 12 16%

Total 75 100%

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan pendidikan terakhir seperti disajikan pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa paling banyak responden berpendidikan tingkat SMA/Sederajat.

(3)

Hal ini menunjukkan bahwa untuk diterima menjadi karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi bagian Promotor dibutuhkan yang berpendidikan minimum SMA.

4.1.2 Pengujian Instrumen Data 4.1.2.1Analisis Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini sudah dapat mengukur variabel penelitian.

Uji validitas butir-butir kuesioner penelitian dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Pengujian validitas tiap butir dengan cara mengorelasikan skor tiap butir dengan skor total responden yang merupakan jumlah skor tiap butir. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasinya tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Jadi, apabila r hitung > r tabel maka dalam instrumen tersebut dinyatakan valid. r tabel untuk n = 75 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 adalah 0,227.

Variabel X (Kompensasi dan Motivasi Kerja)

Variabel X merupakan variabel independen yaitu Kompensasi dan motivasi kerja. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan variabel X, seluruh butir dalam pernyataan tersebut dinyatakan valid. Artinya seluruh item sesuai dengan apa yang hendak kita ukur dan menunjukkan kekonsistenan atau keselarasan. Nilai koefisien korelasi tiap butir kuesioner variabel X terhadap skor totalnya yang telah dihitung dengan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

(4)

Uji Validitas Variabel X1

(Kompensasi)

Item rhitung rtabel Keputusan

1 0.629 0.227 Valid 2 0.797 0.227 Valid 3 0.810 0.227 Valid 4 0.863 0.227 Valid 5 0.775 0.227 Valid 6 0.880 0.227 Valid 7 0.800 0.227 Valid 8 0.818 0.227 Valid 9 0.723 0.227 Valid

Sumber: kuesioner diolah

Hasil pengujian validitas item kuesioner menunjukan bahwa seluruh item pernyataan dalam setiap variabel Kompensasi (X1) memiliki nilai korelasi diatas

0.227 sebagai nilai batas suatu item kuesioner penelitian dikatakan dapat digunakan (dapat diterima). Sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel Kompensasi(X1) valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel X2

(Motivasi Kerja)

Item rhitung rtabel Keputusan

1 0.831 0.227 Valid 2 0.879 0.227 Valid 3 0.697 0.227 Valid 4 0.798 0.227 Valid 5 0.807 0.227 Valid 6 0.779 0.227 Valid 7 0.634 0.227 Valid 8 0.756 0.227 Valid 9 0.734 0.227 Valid 10 0.750 0.227 Valid 11 0.840 0.227 Valid 12 0.824 0.227 Valid

Sumber: kuesioner diolah

Hasil pengujian validitas item kuesioner menunjukan bahwa seluruh item pernyataan dalam setiap variabel Motivasi kerja (X2) memiliki nilai korelasi diatas

(5)

(dapat diterima). Sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel Motivasi kerja (X2) valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

Variabel Y (Turnover intention)

Variabel Y merupakan variabel dependen yaitu Turnover intention. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan variabel Y, korelasi item-item berada di atas rtabel = 0.227. Maka diperoleh simpulan bahwa

seluruh item dapat digunakan dalam pernyataan kuesioner, karena seluruh item berada dalam keadaan valid. Nilai koefisien korelasi variabel Y terhadap skor totalnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 seperti berikut:

Tabel 4.6

Uji Validitas Variabel Y (Turnover intention)

Item rhitung rtabel Keputusan

1 0.556 0.227 Valid 2 0.711 0.227 Valid 3 0.710 0.227 Valid 4 0.768 0.227 Valid 5 0.699 0.227 Valid 6 0.746 0.227 Valid

Sumber: kuesioner diolah

Hasil pengujian validitas item kuesioner menunjukan bahwa seluruh item pernyataan dalam setiap variabel Turnover intention (Y) memiliki nilai korelasi di atas 0.227 sebagai nilai batas suatu item kuesioner penelitian dikatakan dapat digunakan (dapat diterima). Sehingga dapat dikatakan bahwa item kuesioner variabel Turnover intention (Y) valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti.

4.1.2.2Pengujian Reliabilitas

Setiap instrument penelitian harus memiliki syarat reliabel. Untuk itu diperlukan uji reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi lebih dari sekali.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran terhadap aspek yang sama pada

(6)

alat ukur yang sama. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien reliabelnya lebih dari atau sama dengan 0.7.( > 0,70)

Adapun hasil pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan jumlah responden sebanyak 75 orang adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Uji Reliabilitas Variabel X1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .945 .946 9

Untuk variabel Kompensasi (X1) diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar

0.945, maka kuesioner untuk variabel ini dinyatakan reliabel karena > 0.70. Tabel 4.8

Uji Reliabilitas Variabel X2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .952 .955 12

Untuk variabel Motivasi kerja (X2) diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar

0.952, maka kuesioner untuk variabel ini dinyatakan reliabel karena > 0.70.

Tabel 4.9

(7)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .875 .885 6

Untuk variabel Turnover intention (Y) diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0.875, maka kuesioner untuk variabel ini dinyatakan reliabel karena >0.70

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap semua item dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua item penelitian dapat dikatakan reliabel (Nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70) dengan demikian dapat digunakan sebagai instrumen dalam mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. 4.1.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi. Sesuai dengan metode yang telah ditentukan sebelumnya, maka skala yang digunakan untuk pembobotan item kuesioner variabel X dan Yadalah skala likert, dengan bobot sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : diberi bobot nilai 5 Setuju (S) : diberi bobot nilai 4 Kurang setuju (KS) : diberi bobot nilai 3 Tidak Setuju (TS) : diberi bobot nilai 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi bobot nilai 1

4.1.3.1Persepsi Responden Mengenai Kompensasi

Kompensasi merupakan hal yang penting harus diperhatikan oleh perusahaan. Sebuah kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan kompensasi

(8)

kepada setiap karyawannya. Pada dasarnya manusia bekerja juga ingin memperoleh upah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seseorang karyawan mulai menghargai kerja keras dan semakin menunukkan loyalitas terhadap perusahaan dan karena itulah perusahaan memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan cara memberikan kompensasi.

Berikut tanggapan responden terhadap Kompensasi padaPT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi sebagai berikut:

Tabel 4.10

Analisis Pernyataan Responden Mengenai Kompensasi (Variabel X1)

secara Keseluruhan No Pertanyaan SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Bobot Total Rata-rata Ket. GAJI 1

Besarnya gaji pokok sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan

9 56 9 1 0 298 3.97 Baik

2

Gaji pokok yang diterima telah memenuhi kebutuhan dasar

12 51 11 1 0 299 3.99 Baik

3 Saya upah yang memperoleh sesuai dengan pekerjaan

14 47 12 2 0 298 3.97 Baik

INSENTIF

4

Bonus yang diberikan perusahaan selama

ini dapat

meningkatkan

semangat kerja dalam bekerja

11 55 8 1 0 301 4.01 Baik

5 Perusahaan telah memberikan bonus secara adil kepada karyawan 8 53 10 4 0 290 3.87 Baik No Pertanyaan SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Bobot Total Rata-rata Ket. BENEFIT

(9)

6 Pegawai mendapatkan perlindungan keselamatan kerja dalam menjalankan pekerjaan 13 53 7 2 0 302 4.03 Baik 7 Saya mendapat

jaminan hari tua 8 52 9 6 0 287 3.83 Baik

8 Saya merasa aman dengan adanya asuransi yang diberikan 11 49 13 2 0 294 3.92 Baik 9 Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada saya 9 49 14 3 0 289 3.85 Baik Jumlah 95 465 93 22 0 2658 35.44 Total 475 1860 279 44 0 2658 Persentase 17.87 69.98 10.50 1.66 0 100 Rata-rata 3.94 Baik

Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

3,94

Gambar 4.1

Garis Kontinum Variabel Kompensasi

Berdasarkan Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pernyataan No. 1 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai besarnya gaji pokok, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 56 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 9 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 298/75 = 3,97 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat

(10)

ditarik kesimpulan bahwa besarnya gaji pokok sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.

2. Berdasarkan pernyataan No. 2 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai gaji pokok yang diterima, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 51 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 11 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 299/75 = 3,99 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji pokok yang diterima telah memenuhi kebutuhan dasar.

3. Berdasarkan pernyataan No. 3 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai upah, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 47 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 12 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 298/75 = 3,97 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan memperoleh upah yang sesuai dengan pekerjaan.

4. Berdasarkan pernyataan No. 4 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai bonus yang diberikan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 55 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 8 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 301/75 = 4,01 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bonus yang diberikan perusahaan selama ini dapat meningkatkan semangat kerja dalam bekerja.

(11)

5. Berdasarkan pernyataan No. 5 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai bonus secara adil, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 10 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 290/75 = 3,87 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan telah memberikan bonus secara adil kepada karyawan.

6. Berdasarkan pernyataan No. 6 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai perlindungan keselamatan kerja, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 13 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 7 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 302/75 = 4,03 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pegawai mendapatkan perlindungan keselamatan kerja dalam menjalankan pekerjaan

7. Berdasarkan pernyataan No. 7 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai jaminan hari tua, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 52 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 9 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 287/75 = 3,83 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pegawai mendapat jaminan hari tua.

8. Berdasarkan pernyataan No. 8 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai asuransi, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11

(12)

orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 49 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 13 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 294/75 = 3,92 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pegawai merasa aman dengan adanya asuransi yang diberikan.

9. Berdasarkan pernyataan No. 9 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai jaminan kesehatan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 49 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 14 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 289/75 = 3,85 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan.

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kompensasi karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi dapat dikatakan baik dengan nilai rata-rata sebesar 3,94 karena berada pada kategori 3,40 – 4,19, hal ini berdasarkan tanggapan responden yang menunjukkan bahwa Besarnya gaji pokok sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, Gaji pokok yang diterima telah memenuhi kebutuhan dasar, karyawan memperoleh upah yang sesuai dengan pekerjaan, Bonus yang diberikan perusahaan selama ini dapat meningkatkan semangat kerja dalam bekerja, Pegawai mendapatkan perlindungan keselamatan kerja dalam menjalankan pekerjaan.

Namun masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan “Saya mendapat jaminan hari tua” karena memiliki nilai rata-rata terendah.

(13)

Motivasi adalah proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Didalam perusahaan motivasi berperan sangat penting dalam meningkatkan loyalitas karyawan. Tujuan dalam memberikan motivasi kerja terhadap karyawan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien. Pada hakekatnya pemberian motiviasi kepada karyawan mempunyai tujuan yang dapat meningkatkan berbagai hal. Berikut tanggapan responden terhadap motivasi kerja pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahisebagai berikut:

Tabel 4.11

Analisis Pernyataan Responden Mengenai Motivasi kerja (Variabel X2) secara Keseluruhan

No Pertanyaan SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Bobot Total Rata-rata Ket. KEBUTUHAN FISIK 1 Terdapat kesesuaian

gaji yang diterima dengan pengorbanan usaha dan pikiran yang telah diberikan kepada perusahaan

8 59 6 2 0 298 3.97 Tinggi

2 Saya merasa bahwa kebutuhan dasar seperti untuk uang

makan sudah

terpenuhi

6 59 7 3 0 293 3.91 Tinggi

KEBUTUHAN RASA AMAN 3 Jaminan sosial

tenaga kerja yang diberikan kepada saya telah sesuai

3 54 14 4 0 281 3.75 Tinggi

4 Saya mendapatkan jaminan kecelakaan kerja yang diterapkan oleh perusahaan 6 60 8 1 0 296 3.95 Tinggi No Pertanyaan SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Bobot Total Rata-rata Ket.

5 Saya merasa tenang dalam bekerja karena tersedianya jaminan

(14)

kesehatan dari perusahaan KEBUTUHAN SOSIAL 6 Saya merasa dihormati apabila diberikan kesempatan untuk memberikan saran kepada pimpinan 4 65 4 2 0 296 3.95 Tinggi

7 Saya merasa senang karena karyawan diperusahaan ini bisa menerima saya sebagai partner yang baik

14 53 6 2 0 304 4.05 Tinggi

8 Saya selalu diberi kesempatan untuk mengikuti event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan 8 61 5 1 0 301 4.01 Tinggi KEBUTUHAN PENGHARGAAN 9 Saya merasa senang

bila pengabdian saya selama bekerja diperusahaan ini diakui oleh atasan

6 61 5 3 0 295 3.93 Tinggi

10 Atasan saya selalu memberikan pujian apabila saya menjalankan tugas pekerjaan dengan hasil memuaskan 6 63 4 2 0 298 3.97 Tinggi

KEBUTUHAN PERWUJUDAN DIRI 11 Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan 6 59 9 1 0 295 3.93 Tinggi 12 Perusahaan memberikan kesempatan untuk 7 60 8 0 0 299 3.99 Tinggi

(15)

berkreatifitas sendiri dalam melaksanakan pekerjaan Jumlah 81 715 83 21 0 3556 47.41 Total 405 2860 249 42 0 3556 Persentase 11.39 80.43 7.00 1.18 0 100 Rata-rata 3.95 Tinggi

Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi TInggi Sangat Tinggi

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

3,95

Gambar 4.2

Garis Kontinum Variabel Motivasi kerja

Berdasarkan Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pernyataan No. 1 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai kesesuaian gaji yang diterima dengan pengorbanan usaha, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 6 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 298/75 = 3,97 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian gaji yang diterima dengan pengorbanan usaha dan pikiran yang telah diberikan kepada perusahaan.

2. Berdasarkan pernyataan No. 2 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai terpenuhinya uang makan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 7 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat

(16)

tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 293/75 = 3,91 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan merasa bahwa kebutuhan dasar seperti untuk uang makan sudah terpenuhi.

3. Berdasarkan pernyataan No. 3 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai jaminan sosial tenaga kerja, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 54 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 14 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 281/75 = 3,75 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Jaminan sosial tenaga kerja yang diberikan kepada seluruh karyawan telah sesuai.

4. Berdasarkan pernyataan No. 4 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai jaminan kecelakaan kerja, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 60 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 8 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 296/75 = 3,95 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawanmendapatkan jaminan kecelakaan kerja yang diterapkan oleh perusahaan

5. Berdasarkan pernyataan No. 5 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai tersedianya jaminan kesehatan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 61 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 7 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 300/75 = 4,00 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini

(17)

dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan merasa tenang dalam bekerja karena tersedianya jaminan kesehatan dari perusahaan

6. Berdasarkan pernyataan No. 6 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai memberikan saran kepada pimpinan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 4 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 65 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 4 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 296/75 = 3,95 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan merasa dihormati apabila diberikan kesempatan untuk memberikan saran kepada pimpinan. 7. Berdasarkan pernyataan No. 7 dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai partner yang baik, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 6 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 304/75 = 4,05 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan merasa senang karena diperusahaan ini bisa menerimanya sebagai partner yang baik.

8. Berdasarkan pernyataan No. 8 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai mengikuti event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan,

responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 61 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 5 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 301/75 = 4,01 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan

(18)

selalu diberi kesempatan untuk mengikuti event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan.

9. Berdasarkan pernyataan No. 9 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai pengabdian, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 61orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 5 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 295/75 = 3,93 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan merasa senang bila pengabdiannya selama bekerja diperusahaan ini diakui oleh atasan.

10. Berdasarkan pernyataan No. 10 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai pujian, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 63 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 4 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 298/75 = 3,97 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa atasan selalu memberikan pujian apabila karyawan menjalankan tugas pekerjaan dengan hasil memuaskan.

11. Berdasarkan pernyataan No. 11 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai kesempatan untuk meningkatkan prestasi, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 59 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 9 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 295/75 = 3,93 karena berada pada interval 3,40

(19)

– 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. 12. Berdasarkan pernyataan No. 12 dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai kesempatan untuk berkreatifitas, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 60 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 8 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan baik dilihat dari rata-rata skor yaitu 299/75 = 3,99 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Perusahaan memberikan kesempatan untuk berkreatifitas sendiri dalam melaksanakan pekerjaan

Tabel 4.11menunjukkan bahwa Motivasi kerja karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi dapat dikatakan tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3,95 karena berada pada kategori 3,40 – 4,19, hal ini berdasarkan tanggapan responden yang menunjukkan bahwaTerdapat kesesuaian gaji yang diterima dengan pengorbanan usaha dan pikiran yang telah diberikan kepada perusahaan, karyawan mendapatkan jaminan kecelakaan kerja yang diterapkan oleh perusahaan, karyawan merasa tenang dalam bekerja karena tersedianya jaminan kesehatan dari perusahaan, karyawan merasa dihormati apabila diberikan kesempatan untuk memberikan saran kepada pimpinan, karyawan merasa senang karena diperusahaan ini bisa menerimanya sebagai partner yang baik, karyawan selalu diberi kesempatan untuk mengikuti event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan, Atasan selalu memberikan pujian apabila karyawan menjalankan tugas pekerjaan dengan hasil memuaskan, dan Perusahaan memberikan kesempatan untuk berkreatifitas sendiri dalam melaksanakan pekerjaan.

Namun masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan “Jaminan sosial tenaga kerja yang diberikan kepada saya telah sesuai” karena memiliki nilai rata-rata terendah.

(20)

Turnover intention merupakan kemungkinan atau kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi tempat dia bekerja sekarang, dan kecenderungan ini akan mengarah kepada perilaku turnover. Dengan demikian, Turnover intention

adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri. Jika Turnover intention karyawan tinggi, beban kerja untuk karyawan bertambah karena jumlah karyawan berkurang. Semakin tinggi keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan, maka semakin tinggi pula beban kerja karyawan selama itu.

Berdasarkan hasil dari instrumen yang disebarkan kepada 75 responden, maka hasil pengolahan data untuk variabel Turnover intention(Variabel Y)seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12

Analisis Pernyataan Responden Mengenai Turnover intention

No Pertanyaan SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Bobot Total Rata-rata Ket.

MEMIKIRKAN UNTUK KELUAR

1 Saya sering berpikir untuk keluar dari pekerjaan saya

3 63 8 1 0 293 3.91 Tinggi

2 Saya berpikir untuk meninggalkan

pekerjaan ini bila fasilitas yang diberikan kurang memadai

7 57 11 0 0 296 3.95 Tinggi

PENCARIAN ALTERNATIF PEKERJAAN 3 Saya mencari informasi

mengenai lowongan pekerjan ditempat lain

8 65 2 0 0 306 4.08 Tinggi No Pertanyaan SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1) Bobot Total Rata-rata Ket.

4 Saya mungkin akan keluar dari perusahaan ini apabila ada kesempatan yang lebih baik

(21)

NIAT UNTUK KELUAR 5 Dalam waktu dekat saya

akan meninggalkan perusahaan ini

14 49 8 4 0 298 3.97 Tinggi

6 Saya akan

meninggalkan

perusahaan ini apabila sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai 14 53 6 2 0 304 4.05 Tinggi Jumlah 52 338 51 9 0 1783 23.77 Total 260 1352 153 18 0 1783 Persentase 14.58 75.83 8.58 1.01 0 100 Rata-rata 3.96 Tinggi

Sumber: Data Kuesioner yang telah diolah

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi

1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00

3,96

Gambar 4.3

Garis Kontinum Variabel Turnover Intention

Berdasarkan Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pernyataan No. 1 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai sering berpikir untuk keluar, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 3 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 63 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 8 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi dilihat dari rata-rata skor yaitu 293/75 = 3,91 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Karyawan sering berpikir untuk keluar dari pekerjaannya.

2. Berdasarkan pernyataan No. 2 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai berpikir untuk meninggalkan pekerjaan, responden yang

(22)

menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 57 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 11 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi dilihat dari rata-rata skor yaitu 296/75 = 3,95 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan berpikir untuk meninggalkan pekerjaan ini bila fasilitas yang diberikan kurang memadai 3. Berdasarkan pernyataan No. 3 dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai mencari informasi lowongan pekerjan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 65 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi dilihat dari rata-rata skor yaitu 306/75 = 4,08 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan mencari informasi mengenai lowongan pekerjan ditempat lain.

4. Berdasarkan pernyataan No. 4 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai akan keluar dari perusahaan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 51 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 16 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi dilihat dari rata-rata skor yaitu 286/75 = 3,81 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan mungkin akan keluar dari perusahaan ini apabila ada kesempatan yang lebih baik.

5. Berdasarkan pernyataan No. 5 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai akan meninggalkan perusahaan, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 49 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 8 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju

(23)

sebanyak 4 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi dilihat dari rata-rata skor yaitu 298/75 = 3,97 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam waktu dekat karyawan akan meninggalkan perusahaan ini

6. Berdasarkan pernyataan No. 6 dapat dilihat bahwa tanggapan responden mengenai mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 14 orang responden, diikuti responden yang menyatakan setuju sebanyak 53 orang responden, dan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 6 orang responden sedangkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang responden. Dengan demikian dari 75 orang responden mengenai pendapat tersebut secara keseluruhan dapat dikategorikan tinggi dilihat dari rata-rata skor yaitu 304/75 = 4,05 karena berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa karyawan akan meninggalkan perusahaan ini apabila sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai. Tabel 4.12 menunjukkan bahwa Turnover intention pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi dapat dikatakan tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3,96 karena berada pada kategori 3,40 – 4,19, hal ini berdasarkan tanggapan responden yang menunjukkan bahwa karyawan mencari informasi mengenai lowongan pekerjan ditempat lain, Dalam waktu dekat karyawan akan meninggalkan perusahaan ini, karyawan akan meninggalkan perusahaan ini apabila sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai.

Namun masih ada yang perlu diperhatikan mengenai pernyataan “Saya mungkin akan keluar dari perusahaan ini apabila ada kesempatan yang lebih baik” karena memiliki nilai rata-rata terendah.

4.1.4 Uji Asumsi Klasik

Sebelum hasil regresi diuji lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh penelitian yang akurat. Pengujiannya meliputi uji normalitas model, uji multikolinearitas, uji hetroskadisitas. Berikut adalah hasil pengujian terhadap asumsi tersebut:

(24)

4.1.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi data, dimana data yang normal atau terdistribusi secara normal akan memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar data terdistribusi secara normal dalam variabel yang digunakan di dalam penelitian ini. Data yang baik yang dapat dipakai dalam suatu penelitian adalah data yang telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan mengamati dan melakukan pengujian Kolmogrov – Smirnov, dengan kriteria pengujian:

1. Angka Signifikansi (Sig) > 0,05 maka data terdistribusi normal

2. Angka Signifikansi (Sig) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS. Hasilnya dapat diperoleh pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kompensasi Motivasi Turnover

N 75 75 75

Normal Parametersa,b Mean 31.4667 47.4667 19.8667

Std. Deviation 4.41537 4.91642 2.32107 Most Extreme Differences Absolute .245 .289 .237 Positive .172 .218 .237 Negative -.245 -.289 -.208 Kolmogorov-Smirnov Z 2.118 2.502 2.053 Asymp. Sig. (2-tailed) .237 .213 .392 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel 4.13 diperoleh hasil bahwa tingkat signifikansi pada variabel-variabel penelitian adalah terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari besarnya tingkat signifikansi yang pada variabel berkisar diatas α = 0,05. Hal ini menunjukkan pada sampel penelitianterdistribusi normal pada taraf tingkat kesalahan 5%.

4.1.4.2 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel

(25)

independen dari model yang diteliti. Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang kuat diantara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi.

Jika terdapat multikolinearitas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan.

Adapun cara pendeteksiannya jika multikolinieritas tinggi, dengan melihat

tolerance value dari variance inflation fantor (VIF). Bila nilai tolerance value> 0,1 atau VIF untuk variabel bebas <10, maka tidak terjadi multikolinieritasseperti pada Tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Kompensasi .645 1.551 Motivasi .645 1.551 a. Dependent Variable: Turnover

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, di dapat hasil tolerance value di atas 0,1 dan Value Inflation Factor (VIF) di bawah 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel bebas.

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Berikut adalah uji heteroskedastisitas, dimana dalam analisis regresi, varians dari residual tidak sama atau tidak memiliki pola tertentu dari satu pengamatan ke pengamatan lain, yang ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians dari residual dengan besarnya varians antar residual tidak homogen, sedangkan apabila terdapat gejala varians sama disebut homokedastisitas. Hasil uji heteroskedasitas pada penelitian ini, dengan menggunakan scatterplot model, yaitu melalui diagram pencar antara nilai yang

(26)

diprediksi (ZPRED) dan sudentized residual (SRESID), seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 4.4 Uji Heteroskedasitas

Berdasarkan diagram pencar diatas, maka dapat dilihat bahwa penyebaran residual tidak homogen. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Dengan hasil demikian terbukti bahwa terjadi gejala homokedastis atau persamaan regresi memenuhi asumsi non-heteroskedasitas.

4.1.5 Pengaruh Kompensasi Terhadap Turnover intention pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Kompensasi Terhadap

Turnover intention, maka kita harus mengetahui analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

(27)

1. Analisis Korelasi

Untuk mengetahui sejauh mana hubungan (korelasi) antara Kompensasi dengan Turnover intention secara parsial, maka hasil pengujiannya sebagai berikut:

Tabel 4.15

Analisis Koefisien Korelasi Pengaruh Kompensasi terhadap Turnover intention

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d i me n s io n 0 1 .610a .372 .364 1.85165

a. Predictors: (Constant), Kompensasi b. Dependent Variable: Turnover

Berdasarkan Tabel 4.15, hasil perhitungan koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,610. Nilai tersebut berada antara nilai 0,60 – 0,799 artinya Kompensasi (X1) memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan Turnover intention (Variabel

Y).

2. Koefisien Determinasi

Besarnya kontribusi variabel Kompensasi (X1) terhadap Turnover intention

(Variabel Y) ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinasi (adalah hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi dikali 100%) atau R Square.

Dari Tabel 4.15 koefisien determinasi di atas diketahui bahwa koefisien determinasinya (R Square ) adalah sebesar 0,372 atau 37,20%, artinya variabel Kompensasi (X1) mempunyai pengaruh terhadap Turnover intention (Variabel Y)

sebesar 37,20% dan sisanya sebesar 62,80% dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya gaya kepemimpinan, promosi jabatan ataupun pengembangan karir.

3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Kompensasi (X1)

terhadap Turnover intention (Variabel Y) maka perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(28)

H0 : r1< 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara Kompensasi terhadap Turnover intention

H1 : r1>0, artinya terdapat pengaruh Kompensasi terhadap Turnover intention

2) Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% 3) Menghitung nilai t hitung (uji satu pihak) dan kesimpulan

Untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel Kompensasi (X1) terhadap Turnover intention (Variabel Y), maka dilakukan pengujian

hipotesis berdasarkan nilai uji t.

Tabel 4.16

Uji Hipotesis Pengaruh Kompensasi (X1) terhadap Turnover intention (Variabel Y)

Coefficientsa

Model

t Sig. 1 (Constant) 6.311 .000

Kompensasi 6.578 .000 a. Dependent Variable: Turnover

Dari Tabel 4.16 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung (6,578) > ttabel

(1,671) artinya, Ho ditolak. Dengan demikian variabel Kompensasi (X1)

berpengaruh terhadap variabel Turnover intention (Variabel Y). Daerah penolakan Ho dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 4.5 1,671 0 Daerah Penerimaan Ho 6,578 Daerah Penolakan Ho

(29)

Kriteria Uji t Variabel X1 Terhadap Y

4.1.6 Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Turnover intention pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Motivasi kerja Terhadap Turnover intention, maka kita harus mengetahui koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

1. Analisis Korelasi

Untuk mengetahui sejauhmana hubungan (korelasi) antara Motivasi kerja denganTurnover intention secara parsial, maka hasil pengujiannya sebagai berikut:

Tabel 4.17

Analisis Koefisien Korelasi Pengaruh Motivasi kerja terhadap Turnover intention Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d i m en s io n 0 1 .773a .597 .592 1.48285

a. Predictors: (Constant), Motivasi b. Dependent Variable: Turnover

Berdasarkan Tabel 4.17 hasil perhitungan koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,773. Nilai tersebut berada antara nilai 0,60 – 0,799 artinya Motivasi kerja (X2) memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan Turnover intention (Variabel

Y).

2. Koefisien Determinasi

Besarnya kontribusi variabel Motivasi kerja (X2) terhadap Turnover intention (Variabel Y) ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinasi (adalah hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi dikali 100%) atau R Square.

Dari Tabel 4.17 koefisien determinasi di atas diketahui bahwa koefisien determinasinya (R Square ) adalah sebesar 0,597 atau 59,70%, artinya variabel Motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh terhadap Turnover intention (Variabel Y)

sebesar 59,70% dan sisanya sebesar 40,30% dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya gaya kepemimpinan, promosi jabatan ataupun pengembangan karir

(30)

3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Motivasi kerja (X2) terhadap Turnover intention (Variabel Y),maka perlu dilakukan pengujian

hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Hipotesis Kedua

H0 : r 2< 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara Motivasi kerja terhadap Turnover intention

H2: r2>0 ,artinya terdapat pengaruh Motivasi kerja terhadap Turnover intention

2) Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% 3) Menghitung nilai t hitung (uji satu pihak) dan kesimpulan

Untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel Motivasi kerja (X2) terhadap Turnover intention (Variabel Y) secara parsial, maka

dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan nilai uji t.

Tabel 4.18

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Motivasi kerja (X2)terhadap Turnover intention(Variabel Y)

Coefficientsa

Model

t Sig. 1 (Constant) 1.522 .132

Motivasi 10.407 .000 a. Dependent Variable: Turnover

(31)

Dari Tabel 4.18 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai thitung (10,407) > ttabel

(1,671) artinya, Ho ditolak. Dengan demikian variabel Motivasi kerja (X2)

berpengaruh terhadap variabel Turnover intention (Variabel Y). Daerah penolakan Ho dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 4.6

Kriteria Uji t Variabel X2 Terhadap Y

4.1.7 Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi kerja Terhadap Turnover Intention pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi Secara Simultan

4.1.7.1Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk dapat mengetahui regresi linear berganda Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi kerja Terhadap Turnover intention, dapat dilihat pada Tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19

Regresi BergandaPengaruh Kompensasi DanMotivasi kerja Terhadap

Turnover intention Coefficientsa 0 +ttabel (1,671) thitung (10,407) Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho

(32)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.810 1.635 Kompensasi -.122 -.047 -.232 Motivasi -.300 -.042 -.635 a. Dependent Variable: Turnover

Dari tabel di atas, diperoleh persamaan regresi berikut : Y = 1,810 - 0,122X1 - 0,300X2+ έ

Penjelasan dari persamaan :

a. Konstanta sebesar 1,810 menyatakan bahwa jika Kompensasi Dan Motivasi kerja = 0 (sama dengan Nol) dan tidak ada perubahan, maka Turnover intention

adalah 1,810.

b. Kompensasi (Variabel X1) memiliki nilai negatif sebesar 0,122. Hal ini berarti

bahwa peningkatan Kompensasi (Variabel X1) sebesar 1 satuan akan

menurunkanTurnover intention sebesar 0,122 satuan

c. Motivasi kerja (Variabel X2) memiliki nilai negatif sebesar 0,300. Hal ini berarti

bahwa peningkatan variabel Motivasi kerja (Variabel X2) sebesar 1 satuan akan

menurunkanTurnover intention sebesar 0,300 satuan 4.1.7.2Analisis Koefisien Korelasi Berganda

Untuk dapat mengetahui korelasi antara Kompensasi (Variabel X1) dan

Motivasi kerja (Variabel X2) terhadapTurnover intention (Variabel Y) dapat dilihat

pada Tabel 4.20 sebagai berikut:

Tabel 4.20 Koefisien Korelasi

(33)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d i m en s io n 0 1 .795a .632 .622 1.42755

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompensasi b. Dependent Variable: Turnover

Untuk mengetahui sejauhmana keeratan hubungan antara Kompensasi (X1)

dan Motivasi kerja (X2)terhadap Turnover intention secara simultan, maka penulis

melakukan pengujian keeratan hubungan antara variabel X1, X2 dengan variabel Y dilihat pada tabel 4.18 model summary.

Berdasarkan tabel 4.20, hasil perhitungan koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0,795. Nilai tersebut berada antara nilai 0,60 – 0,799 artinya Kompensasi (X1) dan Motivasi kerja (X2) memiliki keeratan hubungan yang kuat

dengan Turnover intention (Variabel Y). 4.1.7.3Koefisien Determinasi

Besarnya kontribusi variabel Kompensasi (X1) dan Motivasi kerja (X2)

terhadap Turnover intention (Variabel Y) ditunjukkan dengan besarnya koefisien determinasi (adalah hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi dikali 100%) atau

R Square.

Dari Tabel 4.20 di atas, diketahui bahwa koefisien determinasinya adalah sebesar 0,632 atau 63,20%, artinya variabel Kompensasi (X1) dan Motivasi kerja

(X2) mempunyai pengaruh terhadap Turnover intention (Variabel Y) sebesar

63,20% dan sisanya sebesar 36,80% dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya gaya kepemimpinan, promosi jabatan ataupun pengembangan karir.

4.1.7.4Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Untuk dapat mengetahui Pengaruh Kompensasi dan Motivasi kerja Terhadap Turnover intention secara simultan (uji F) maka perlu dilakukan pengujian hipotesis dimana hasilnya dapat diperoleh pada tabel berikut:

Tabel 4.21

(34)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 251.937 2 125.969 61.813 .000a

Residual 146.729 72 2.038 Total 398.667 74

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kompensasi b. Dependent Variable: Turnover

1. Merumuskan Hipotesis Nol

H0 : β1= β2= 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama (simultan) dari kompensasi (Variabel X1)

dan Motivasi kerja (Variabel X2) terhadap Turnover intention (Variabel Y).

H1 : β1≠β2≠0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama (simultan) dari kompensasi (Variabel X1) dan

Motivasi kerja (Variabel X2)terhadap Turnover intention

(Variabel Y). 2. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian adalah 5% dengan taraf bebas df = 75 – (2+ 1) = 72

3. Menentukan F hitung

Dari tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung (61.813) > Ftabel (3,232)

maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama (simultan) dari Kompensasi (Variabel X1) dan

Motivasi kerja (Variabel X2) terhadap Turnover intention (Variabel Y).

(35)

4.2.1 Gambaran Kompensasi Karyawan, Motivasi kerja Dan Turnover intention Pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi

Kompensasi karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahidapat dikatakan baik dengan nilai rata-rata sebesar 3,94 karena berada pada kategori 3,40 – 4,19, hal ini berdasarkan tanggapan responden yang menunjukkan bahwa Besarnya gaji pokok sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, Gaji pokok yang diterima telah memenuhi kebutuhan dasar, karyawan memperoleh upah yang sesuai dengan pekerjaan, Bonus yang diberikan perusahaan selama ini dapat meningkatkan semangat kerja dalam bekerja, Pegawai mendapatkan perlindungan keselamatan kerja dalam menjalankan pekerjaan.

Motivasi kerja karyawan pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi dapat dikatakan tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3,95 karena berada pada kategori 3,40 – 4,19, hal ini berdasarkan tanggapan responden yang menunjukkan bahwa Terdapat kesesuaian gaji yang diterima dengan pengorbanan usaha dan pikiran yang telah diberikan kepada perusahaan, karyawan mendapatkan jaminan kecelakaan kerja yang diterapkan oleh perusahaan, karyawan merasa tenang dalam bekerja karena tersedianya jaminan kesehatan dari perusahaan, karyawan merasa dihormati apabila diberikan kesempatan untuk memberikan saran kepada pimpinan, karyawan merasa senang karena diperusahaan ini bisa menerimanya sebagai partner yang baik, karyawan selalu diberi kesempatan untuk mengikuti event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan, Atasan selalu memberikan pujian apabila karyawan menjalankan tugas pekerjaan dengan hasil memuaskan, dan Perusahaan memberikan kesempatan untuk berkreatifitas sendiri dalam melaksanakan pekerjaan.

Turnover intention pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi dapat dikatakan tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 3,96 karena berada pada kategori 3,40 – 4,19, hal ini berdasarkan tanggapan responden yang menunjukkan bahwa karyawan mencari informasi mengenai lowongan pekerjan ditempat lain, Dalam waktu dekat karyawan akan meninggalkan perusahaan ini,

(36)

karyawan akan meninggalkan perusahaan ini apabila sudah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai.

4.2.2 Pengaruh Kompensasi Terhadap Turnover intention Pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi

Hasil perhitungan koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,610. Nilai tersebut berada antara nilai 0,60 – 0,799 artinya Kompensasi (X1) memiliki keeratan

hubungan yang kuat dengan Turnover intention (Variabel Y). koefisien determinasinya (R Square ) adalah sebesar 0,372 atau 37,20%, artinya variabel Kompensasi (X1) mempunyai pengaruh terhadap Turnover intention (Variabel Y)

sebesar 37,20% dan sisanya sebesar 62,80% dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya gaya kepemimpinan, promosi jabatan ataupun pengembangan karir. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung (6,578)> ttabel (1,671) artinya, Ho ditolak.

Dengan demikian variabel Kompensasi (X1) berpengaruh terhadap variabel Turnover intention (Variabel Y). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sri Sunarti (2016) yang berjudul Pengaruh Kompensasi, Pengembangan Karir Dan Ketidakamanan KerjaTerhadap Keinginan Keluar (Turnover intention) Karyawan pada Pt. Midtou Aryacom Futures Denpasar , hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel terikat Turnover intention (Y) dapat dipengaruhi secara tidak signifikan oleh variabel bebas kompensasi. Kemudian penelitian Arin Dewi Putriani(2016) yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap

Turnover intention (studi pada karyawan PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan dari kompensasi terhadap Turnover intention karyawan di PT. TIKI. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Sondang Lestari Mariana (2013) yang berjudul Pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap Turnover intention pada PT APL Indonesia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompensasi terhadap Turnover intention. Hasil yang sama penelitian dilakukan Dewi Andriani (2014) yang berjudul Analisis Pengaruh Kompensasi dan Motivasi kerja terhadap Turnover intention pada PT. Azda Jaya Perkasa Bogor. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa analisis data diperoleh

(37)

persamaan regresi dimana kompensasi berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Turnover intention.

4.2.3 Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Turnover intention Pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi

Hasil perhitungan koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,773. Nilai tersebut berada antara nilai 0,60 – 0,799 artinya Motivasi kerja (X2) memiliki keeratan

hubungan yang kuat dengan Turnover intention (Variabel Y). koefisien determinasinya (R Square ) adalah sebesar 0,597 atau 59,70%, artinya variabel Motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh terhadap Turnover intention (Variabel Y)

sebesar 59,70% dan sisanya sebesar 40,30% dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya gaya kepemimpinan, promosi jabatan ataupun pengembangan karir. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung (10,407) > ttabel (1,671) artinya, Ho

ditolak. Dengan demikian variabel Motivasi kerja (X2) berpengaruh terhadap

variabel Turnover intention (Variabel Y). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arin Dewi Putriani (2016) yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Turnover intention (studi pada karyawan PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja terhadap Turnover intention karyawan di PT. TIKI. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Dewi Andriani (2014) yang berjudul Analisis Pengaruh Kompensasi dan Motivasi kerja terhadap Turnover intention pada PT. Azda Jaya Perkasa Bogor. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa analisis data diperoleh persamaan regresi dimana motivasi kerja berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Turnover intention.

4.2.4 Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi kerja Terhadap Turnover intention

pada PT. World Innovative Telecommunication (OPPO) Cabang Cimahi Hasil analisis regresi linear berganda Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi kerja Terhadap Turnover intention diperoleh persamaan Y = 1,810 +0,122X1 +

(38)

0,300X2+ έ. Artinya Konstanta sebesar 1,810 menyatakan bahwa jika Kompensasi

Dan Motivasi kerja = 0 (sama dengan Nol) dan tidak ada perubahan, maka Turnover intention adalah 1,810.Kompensasi (Variabel X1) memiliki nilai negatif sebesar

0,122. Hal ini berarti bahwa peningkatan Kompensasi (Variabel X1) sebesar 1

satuan akan menurunkan Turnover intention sebesar 0,122 satuan. Motivasi kerja (Variabel X2) memiliki nilai negatif sebesar 0,300. Hal ini berarti bahwa

peningkatan variabel Motivasi kerja (Variabel X2) sebesar 1 satuan akan

menurunkan Turnover intention sebesar 0,300 satuan.

Hasil perhitungan koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar 0,795. Nilai tersebut berada antara nilai 0,60 – 0,799 artinya Kompensasi (X1) dan Motivasi

kerja (X2) memiliki keeratan hubungan yang kuat dengan Turnover intention(Variabel Y). koefisien determinasinya adalah sebesar 0,632 atau 63,20%, artinya variabel Kompensasi (X1) dan Motivasi kerja (X2)mempunyai pengaruh

terhadap Turnover intention (Variabel Y) sebesar 63,20% dan sisanya sebesar 36,80% dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya gaya kepemimpinan, promosi jabatan ataupun pengembangan karir. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai Fhitung (61.813) > Ftabel (3,232) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya

terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) dari Kompensasi (Variabel X1) dan Motivasi kerja (Variabel X2) terhadap Turnover intention(Variabel Y). Hal ini sejalan dengan penelitian Arin Dewi Putriani (2016) yang berjudul Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Turnover intention (studi pada karyawan PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Pusat Malang). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pengaruh yang signifikan dari kompensasi dan motivasi kerja terhadap Turnover intention karyawan di PT. TIKI. Hasil yang sama penelitian dilakukan Dewi Andriani (2014) yang berjudul Analisis Pengaruh Kompensasi dan Motivasi kerja terhadap Turnover intentionpada PT. Azda Jaya Perkasa Bogor. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa analisis data diperoleh persamaan regresi dimana kompensasi dan motivasi kerja berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap Turnover intention.

Gambar

Tabel 4.5  Uji Validitas Variabel X 2
Tabel 4.13  Uji Normalitas Data
Tabel 4.14  Multikolinearitas
Gambar 4.4  Uji Heteroskedasitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jaya Bersama Poultry Farm Desa Sei Merahi, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di

Perubahan pola penggunaan lahan ini disebabkan oleh faktor kemiskinan petani dan kecilnya luas lahan menyebabkan terjadinya perubahan pengelolaan dari hutan menjadi

Meskipun demikian berdasarkan data-data hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya dapat dilihat bahwa kombinasi perlakuan takaran pupuk kandang babi 25 t/ha dengan

Diharapkan dengan melakukan perebusan menggunakan daun mayana ( S. scutellarioides L), kandungan lemak yang dikandung fillet ayam broiler menjadi berkurang sehingga

Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disingkat MTs adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian Agama yang menyelenggarakan Pendidikan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk melihat jumlah rata-rata leukosit, dan rasio heterofil/limfosit pada ayam broiler yang diberi metionina untuk melihat efek metionina dalam

Analisa sistem dewatering di Proyek Hotel Anugerah Palace dilakukan dengan serangkaian penelitian, yaitu: penelitian terhadap penerapan metode pondasi, dinding penahan

Penelitian Astawiguna (2004) dan Terry (2004) menunjukkan bahwa batu padas yang dibuat dengan pozzolan alam dari daerah Taro, Gianyar dan dari daerah Bungkulan, Buleleng