PENGEMBANGAN APLIKASI E-UNIVERSITY:
SISTEM INFROMASI PENGELOLAAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI
BERBASIS RISIKO MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1
1Ira Gustiarni, 2Seno Adi Putra, 3Murahartawaty
Program Studi Sistem Informasi Institut Teknologi Telkom Jln. Telekomunikasi No. 1 Terusan Buah batu Bandung 40257 [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Audit teknologi informasi berbasis risiko
merupakan suatu proses yang sangat mendukung untuk terciptanya IT Governance yang baik di suatu perguruan tinggi. Namun pada kenyataan masih banyak perguruan tinggi yang belum menerapkan audit teknologi informasi berbasis
risiko. Akibatnya, muncul permasalahan-
permasalahan terkait IT Governance seperti belum adanya pemahaman tentang risiko teknologi informasi, kurangnya tanggungjawab terhadap pengelolaan risiko teknologi informasi, dan tidak adanya pengukuran tingkat kematangan kinerja teknologi informasi yang digunakan sehingga
perguruan tinggi tidak mengetahui apakah
teknologi informasi yang digunakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk itu, diperlukan sistem informasi untuk mengelola audit teknologi informasi berbasis risiko.
Sistem informasi pengelolaan audit teknologi informasi berbasis risiko yang dibangun pada penelitian ini berdasarkan pada framework COBIT 4.1. Sistem ini memfasilitasi proses risk assessment terhadap proses bisnis, menyediakan document checklist, serta proses perhitungan maturity level proses pengelolaan TI.
Sistem informasi pengelolaan audit teknologi informasi berbasis risiko dibangun menggunakan teknologi Java EE dan struts framework dan menerapkan arsitektur multitier. Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem pada penelitian ini adalah metode iterative and incremental
Kata Kunci: IT Governance, sistem informasi audit
berbasis risiko,COBIT 4.1, Teknologi Java EE, arsitektur multitier, iterative dan incremental
ABSTRACT
Risk-based information technology audit is a process that supports good IT Governance in a university. In fact, universities that have been implementing IT to support their business have not implemented risk-based information technology audit yet. It causes emerging issues related to IT governance such as lack of understanding about information technology risks, lack of responsibility for information technology risk management, and no measurement of information technology maturity level. As the result, university could not know about the alignment of information technology implementation with its objective. Therefore, it is necessary to implement information system that supports risk-based information technology audit activity.
Information system of risk-based information technology audit built in this research refers to COBIT 4.1 framework. This system facilitates the process of calculating business processes risk assessment, provides checklist document, and calculates maturity level of IT management process.
Information system of risk-based information technology audit was built using Java EE technology and the Struts Framework and it implements multitier architecture. Iterative and
incremental method was used as system
development method.
Key words: IT Governance, information system of
risk-based information technology audit, Java EE technology, multitier, iterative and incremental
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dalam beberapa tahun ini telah membawa perubahan yang sangat signifikan di berbagai bidang kehidupan termasuk di bidang pendidikan
terutama perguruan tinggi. Perkembangan
teknologi informasi di perguruan tinggi telah
membawa dampak yang positif terhadap
penyampaian informasi dan layanannya. Selain memiliki dampak yang positif, teknologi informasi
pada saat ini telah menjadi faktor kunci
keberhasilan suatu perguruan tinggi untuk
mencapai keunggulan kompetitif. Dengan adanya teknologi informasi proses-proses yang ada di suatu perguruan tinggi dapat terotomatisasi sehingga memudahkan dalam penggunaannya
Pemanfaatan teknologi informasi di perguruan tinggi juga harus didukung oleh IT Governance
yang merupakan faktor penting dalam pemanfaatan teknologi informasi. IT Governance memastikan adanya pengukuran yang efesien dan efektif terhadap peningkatan proses bisnis melalui struktur yang menautkan proses-proses
,
sumberdaya, dan informasi ke arah tujuan strategis organisasi. ITgovernance memadukan dan melembagakan best practice dari proses perencanaan, pengelolaan,
penerapan, pelaksanaan, pendukung, dan
pengawasan kinerja teknologi informasi untuk memastikan bahwa informasi dan teknologi yang terkait benar-benar menjadi pendukung bagi pencapaian sasaran organisasi. Dengan adanya IT
Governance, proses bisnis yang ada akan menjadi
lebih transparan, keuntungan optimum investasi teknologi informasi akan tercapai, dan semua potensi risiko investasi teknologi informasi telah diantisipasi atau dikendalikan dengan baik.
Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk mewujudkan IT Governance yang baik adalah dengan melakukan audit teknologi informasi
berbasis risiko. Audit teknologi informasi
merupakan proses pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi untuk mengetahui apakah sistem yang sedang digunakan dan berjalan dapat menjamin keamanan aset yang dimiliki, integritas data, dan efektifitas operasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan definisi risiko teknologi informasi merupakan risiko bisnis yang terkait dengan penggunaan, kepemilikan, operasi, keterlibatan, pengaruh, dan penerapan teknologi infromasi dalam suatu institusi.
Untuk memudahkan proses audit, diperlukan sistem informasi pengelolaan kegiatan audit internal teknologi informasi berbasis risiko. Sistem ini melakukan perhitungan risk assessment, menampilkan document checklist, dan perhitungan
maturity level proses berdasarkan framework
COBIT versi 4.1
II. AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS RISIKO
Secara umum audit teknologi informasi merupakan
proses kontrol dan pengujian infrastruktur
teknologi informasi yang terkait dengan masalah audit finansial dan audit internal. Audit teknologi informasi, lebih dikenal dengan istilah Electronic
Data Processing Auditing, biasanya digunakan
untuk menguraikan dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan komputer. Salah satu penggunaan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan proses penelahan dan evaluasi pengendalian-pengendalian internal dalam EDP. Jenis aktifitas ini disebut
auditing melalui komputer. Penggunaan istilah
lainnya adalah untuk menjelaskan pemanfaatan komputer oleh auditor untuk melaksanakan beberpa pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan
secara manual. Jenis aktifitas ini disebut audit dengan komputer. Audit teknologi informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain traditional audit, manajemen sistem informasi, sistem informasi akuntansi, ilmu komputer, dan behavioral science. Audit teknologi
informasi bertujuan untuk meninjau dan
mengevaluasi faktor-faktor availability,
confidentially, dan integrity dari sistem informasi.
Audit berbasis risiko adalah metodologi pemeriksaan yang digunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola dalam batasan yang telah ditetapkan manajemen. Ada 2 hal utama yang harus dipahami oleh internal auditor, yaitu aspek pengendalian dari setiap proses bisnis yang terkait dan risiko dan faktor-faktor pengendalian guna mendukung pencapaian sasaran perusahaan
Metodologi audit adalah sebagai berikut : 1. Tahap Preaudit. Tahap ini biasa disebut sebagai
tahap perencanaan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting sebagai dasar atau arahan untuk melakukan audit agar tidak melenceng dari
tujuan. Tahap ini dimulai dengan
mengidentifikasi sistem yang akan diaudit dan menentukan tujuan audit dan ruang lingkup audit. Program audit berupa checklist juga harus disusun untuk memudahkan auditor dalam melakukan auditnya.
2. Tahap Field Work. Tahap ini disebut sebagai tahap pelaksanaan audit. Tahap ini dimulai dengan pengumpulan data yang dapat diperoleh melalui interview, observasi, testing sistem, dan review kebijakan dan SOP. Selanjutnya, akan ditemukan temuan-temuan dari hasil audit. Temuan-temuan tersebut akan dipetakan ke tingkat kematangan teknologi informasi dan dievaluasi sehingaa akan muncul analisis gap.
III. SISTEM INFORMASI AUDIT TEKNOLOGI INFROMASI PERGURAN TINGGI BERBASIS
RISIKO DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1
Sistem informasi audit teknologi informasi berbasis risiko mengotomatisasi proses-proses yang terkait dengan perencanaan audit, simulasi audit, dan pelaporan hasil audit.
Fitur pertama sistem adalah data master yang berisi data-data tentang tujuan bisnis, tujuan teknologi informasi, dan proses berdasarkan COBIT. Data master ini juga berisi data-data proses bisnis, aset, dan indikator risiko.
Fitur kedua adalah risk assessment. Fitur ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu input proses bisnis yang akan dinilai, analisis vulnerability &
likelihood proses bisnis, dan analisis prioritas
Fitur ketiga adalah field working. Fitur ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. simulasi audit. Fitur ini memfasilitasi proses audit. Di dalam fitur ini terdapat proses
mapping tujuan bisnis, tujuan teknologi
informasi, dan proses berdasarkan COBIT 4.1. Selain itu, fitur ini memfasilitasi document
checklist yang digunakan dalam proses
simulasi. Output dari proses simulasi audit berupa nilai maturity dari setiap proses beserta grafiknya;
2. rekapitulasi temuan. Fitur ini memfasilitasi
auditor dan auditee untuk melihat temuan
sesuai dan tidak sesuai dari simulasi audit yang telah dilakukan;
3. fitur rekomendasi. Fitur ini memfasilitasi
auditor untuk memasukkan
rekomendasi-rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh auditee.
Fitur keempat adalah pelaporan. Fitur ini memfasilitasi pembuatan laporan hasil audit. Laporan hasil audit berisikan nama kegiatan, tanggal, penangung jawab, hasil risk assessment beserta grafiknya, hasil temuan beserta grafiknya, dan rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh auditee.
Proses audit teknologi informasi berbasis risiko di perguruan tinggi dimulai dari auditor membuat portofolio kegiatan audit. Di dalam portofolio ini terdapat nama kegiatan, tanggal dimulainya kegiatan, tanggal selesai kegiatan audit,
dan penanggungjawab kegiatan. Selanjutnya
auditor dapat memilih menu pre-audit.
Penanggung jawab audit menginputkan data-data tim auditor dan mengunggah timeline kegiatan audit dari Microsoft Project ke dalam sistem.
Proses selanjutnya, auditor melakukan risk
assessment terhadap proses bisnis yang ada di
perguruan tinggi. Proses risk assessment ini hanya dapat dilakukan sekali dalam setiap simulasi sehingga harus dipastikan proses bisnis yang ada telah dilakukan penilaian secara menyeluruh. Hasil dari penilaian risiko tersebut merupakan analisis
vulnerability & likelihood setiap proses bisnis
Gambar 1 Halaman analisis vulnerability & likelihood
Selain analisis vulnerability & likelihood,
output dari risk assessment adalah analisis prioritas
proses bisnis yang akan diaudit beserta grafiknya. Analisis prioritas proses bisnis menampilkan nilai risiko dan tingkat risiko dari proses bisnis. Tingkatan risiko dari proses bisnis ini dibagi menjadi tiga, yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Gambar 2 Matriks Tingkat Risiko
Gambar 3 Halaman analisis prioritas proses bisnis
Proses audit dilanjutkan dengan melakukan audit. Pada aktifitas ini, auditor terlebih dahulu memilih tujuan bisnis berdasarkan COBIT versi 4.1, proses bisnis, dan aset perguruan tinggi yang terkait dengan proses audit. Selanjutnya sistem secara otomatis menampilkan informasi mengenai tujuan bisnis, proses bisnis, aset, tujuan teknologi
informasi, dan proses-proses COBIT yang
digunakan untuk diaudit. Pada tahapan ini, auditor dapat menggunakan seluruh proses COBIT atau memilih beberapa proses saja.
Selanjutnya, sistem akan menampilkan
document checklist berdasarkan proses COBIT
yang telah dipilih pada tahapan sebelumnya. Di tahapan ini auditor dapat mengisi nilai maturity (0-5) dan responsibility (1-4) dari setiap pertanyaan.
Gambar 5 Halaman document checklist
Hasil dari pengolahan document checklist merupakan nilai maturity level beserta grafik dari setiap proses. Apabila nilai maturity yang dihasil 0-2.5 maka proses yang diaudit dikategorikan ke dalam temuan tidak sesuai. Namun apabila nilai
maturity yang dihasil 2.51-5, maka proses yang
diaudit dikategorikan ke dalam temuan sesuai. Setelah melihat hasil maturity tersebut, auditor dapat memberikan keterangan dari setiap.
Gambar 6 Halaman maturity level
Proses selanjutnya adalah rekap temuan yang merekap seluruh temuan yang sesuai dan tidak sesuai dari seluruh tujuan bisnis COBIT versi 4.1 yang dipilih di tahao sebelumnya. Pada proses ini ditampilan dua jenis grafik yaitu grafik yang menggambarkan banyaknya temuan sesuai dan tidak sesuai dan grafik yang menggambarkan jumlah nilai maturity dari setiap proses.
Gambar 7 Halaman rekap temuan beserta grafiknya
Gambar 8 Halaman rekap grafik maturity setiap proses
Akhirnya, proses audit teknologi informasi berbasis risiko selesai. Selanjutnya, dilakukan exit
conference untuk mengkonfimasi temuan-temuan
tersebut kepada auditee. Proses ini dilakukan secara off line atau tidak menggunakan sistem. Karena proses ini mengharuskan auditor dan
auditee untuk bertemu. Apabila proses exit conference telah selesai dilakukakan, maka auditor
memasukkan rekomendasi-rekomendasi perbaikan ke dalam sistem.
Proses terakhir yang dilakukan adalah mencetak laporan hasil audit. Laporan ini hanya dapat dicetak jika auditor telah memasukkan rekomendasi ke dalam sistem. Di dalam laporan ini tercatat jadwal kegiatan audit, hasil risk assessment beserta grafiknya, temuan sesuai dan tidak sesuai beserta grafiknya, dan rekomendasi perbaikan.
Sedangkan untuk auditee, fitur yang dapat dilihat adalah halaman hasil risk assessment beserta grafiknya, halaman temuan, dan halaman rekomendasi.
Gambar 10 Home auditee
IV. PERTIMBANGAN TEKNOLOGI Aplikai audit teknologi informasi berbasis risiko dibangun dengan menggunakan teknologi Java EE,
Enterprise Java Bean dan Struts Framework
dengan metode iterative dan incremental.
Teknologi ini mendukung arsitektur multitier. Kinerja sistem membutuhkan dukungan multitier untuk skalabilitas tinggi.
Konfigurasi multitier yang digunakan terdiri dari client tier, presentation tier, business logic
tier, dan database tier.
Presentation Tier merupakan bagian yang
diakses langsung oleh pengguna aplikasi.
Presentation tier di sistem ini menggunakan Struts Framework sebagai teknologinya. Framework ini
menerapkan arsitektur Model-View-Controller
(MVC) dengan penggunaaan Java Servlet dan
Java Server Pages (JSP) sebagai
teknologinya.
Bussiness logic tier atau dikenal sebagai application tier merupakan tier yang di dalamnya
terdapat proses bisnis dan query untuk mengakses
database. Teknologi yang berperan pada tier ini
adalanh Enterprise JavaBean (EJB). EJB merupakan objek yang dapat dipanggil secara
remote dan merupakan komponen kunci untuk
membangun aplikasi mutitier.
Pada database tier digunakan teknologi Microsoft SQL Server sebagai database relational
management system.
Client Tier merupakan bagian yang digunakan
pengguna untuk mengakses aplikasi. Tier ini menggunakan web browser untuk mengakses sistem. Berikut ini gambaran umum arsitektur
multitier yang diimplementasikan di aplikasi audit
teknologi informasi berbasis risiko
Gambar 11 Arsitektur multitier pada aplikasi audit teknologi informasi berbasis risiko dengan Java EE
DAFTAR PUSTAKA
[1] brawijaya, S. p. "Audit Teknologi Informasi".
Retrieved Oktober 15, 2012, from
http://spi.ub.ac.id/layanan/audit-teknologi-informasi
[2] Gondodiyoto, S. Audit Sistem Informasi +
Pendekatan CobIT. Jakarta: Mitra Wacana
Media. 2007
[3] Goncalves, Antonio (2010). “Beginning Java
EE 6 with GlassFish 3 (Expert's Voice in Java Technology)”
[4] Rubinger, Andrew Lee, Bill Burke.
“Enterprise JavaBeans 3.1”. 2011
[5] SACA (Information System Audit and Control Association). "COBIT (Control Objective for
Information and Related Technology) 4.1"
[6] Sarno, Riyanarto. Audit Sistem dan Teknologi
Informasi. Surabaya: ITS Press, 2009.
[7] Setyobudi, Yayon Wahyu. "Pemodelan
Penilaian Risiko (Risk Assessment) Dalam Perencanaan Audit Umum Pada Divisi Audit Intern (Studi Kasus pada PT Bank ABC Kantor Cabang Jakarta).". 2006.
[8] Surbakti Herison. “Standar Framework Pada
Proses Pengelolaan It Governance Dan Audit Sistem Informasi.” Tesis
TCP Presentatin Layer Business ; ogic Client Database TCP TCP