• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spiritualitas Karmel dan spiritualitas karismatik sebagai sumber untuk mengembangkan visi dan misi bagi anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus distrik Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spiritualitas Karmel dan spiritualitas karismatik sebagai sumber untuk mengembangkan visi dan misi bagi anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus distrik Yogyakarta"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. SPIRITUALITAS KARMEL DAN SPIRITUALITAS KARISMATIK SEBAGAI SUMBER UNTUK MENGEMBANGKAN VISI DAN MISI BAGI ANGGOTA KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA. SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Oleh: NOVINTA C. PRAHESTI NIM: 111124024. PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Secara istimewa skripsi ini saya persembahkan kepada: Allah Tritunggal Mahakudus Keluarga tercinta Teman-teman Prodi IPPAK. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. “VIVIT DOMINUS IN CUIUS CONSPECTU STO” TUHAN HIDUP DAN AKU BERDIRI DI HADIRATNYA (Nabi Elia). “HARAM MANYARAH, WAJA SAMPAI KA PUTING” JANGAN MENYERAH, TERUS BERJUANG SAMPAI AKHIR (Pangeran Antasari). v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Judul skripsi adalah SPIRITUALITAS KARMEL DAN SPIRITUALITAS KARISMATIK SEBAGAI SUMBER UNTUK MENGEMBANGKAN VISI DAN MISI BAGI ANGGOTA KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA dipilih berdasarkan pada fakta bahwa adanya anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) yang kurang memahami arti, makna dan jiwa dari Karmel dan Karismatik, sehingga berimbas pada kurangnya penghayatan hidup rohani dan pelayanan yang menjadikan visi dan misi Komunitas Tritunggal Mahakudus menjadi pudar, sehingga banyak anggota yang suam-suam kuku dalam menghayati hidup berkomunitas. Skripsi ini dimaksudkan untuk membantu anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus mengetahui arti dan peranan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik dalam mengembangkan visi dan misi Komunitas Tritunggal Mahakudus. Persoalan pokok skripsi ini adalah bagaimana membantu anggota Komunitas Tritungal Mahakudus Distrik Yogyakarta untuk lebih memahami dan menghayati spiritualitas yang menjiwai Komunitas Tritunggal Mahakudus dalam mengembangkan visi dan misinya. Penulis menggunakan studi pustaka untuk menggali informasi mengenai sumber-sumber yang mendasari Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik yang diikuti refleksi kritis penulis atas kehadiran KTM di Yogyakarta berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anggota KTM dan refleksi kritis dari spiritualitas KTM di hadapan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik serta tujuan kehadiran KTM. Penulis melihat dan merasakan bahwa proses pendalaman iman yang selama ini terjadi setiap pertemuan sel kurang bervariasi, bahkan terkesan monoton, maka dari hasil refleksi tersebut, penulis mengusulkan pendalaman Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP) . Penulis mengusulkan katekese model Shared Christian Praxis (SCP) karena model ini sungguh melibatkan peserta, bersifat dialogis partisiptif. Model Shared Christian Praxis (SCP) juga memiliki lima langkah yang dapat membantu peserta berdialog dengan pengalaman hidup dan mengkonfrontasikannya dengan visi dan Tradisi Kristiani untuk semakin merasakan kasih Allah yang sempurna dan menyelamatkan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut dalam usaha mendalami Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik sebagai sumber untuk mengembangkan visi dan misi KTM, khususnya melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP).. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT This title of my thesis is THE SPIRITUALITY OF CARMEL AND THE SPIRITUALITY OF CHARISMATIC AS A SOURCE FOR DEVELOPING A VISION AND MISION FOR HOLY TRINITY COMMUNITY MEMBERS OF YOGYAKARTA DISTRICT was chosen based on fact of Holy Trinity Community members (KTM) less understand the mening, the meaning and spirit of Carmel and Charismatic, so imposes a lack of spiritual life and ministry full comprehension less making the vision and mission of KTM in to a faded, so the lots of members who are lukewarm in living up to the community life. This thesis is intended to help members of KTM understand the meaning and role the Spirituality of carmel and the Spirituality of Charismatic in developing the vision and mission of KTM. The main question of this thesis is how helpful the members of KTM Yogyakarta District to better understand and appreciate the spirituality that animates the KTM in developing its vision and misson. The writer uses literature to collect information on the sources of the underlying spirituality of Carmel and Spirituality Charismatic followed by critical reflection by the author under the presence of KTM in Yogyakarta based on interviews with some members of the KTM and critical reflection of spirituality KTM before Spirituality Carmel and Spirituality Charismatic and objectives KTM's presence. The authors noticed and feel that the process of deepening the faith that has been happening every cell meeting less variable, even monotonous, then from the results of these reflections, the author propose a deepening of the Spirituality of Carmel and the Spirituality of Charismatic through Shared Christian Praxis (SCP) catechesis model. The authors propose a Shared Christian Praxis (SCP) catehesis model because this model really involve the participants with partisipative dialogue. Shared Christian Praxis (SCP) model also has five steps that are increasingly bringing participants to create dialogue with life experience and confrort it with the vision of Christian Tradition and for to increasingly feel the love of God is perfect and save. The author hope that this paper can be further consideration in an attempt to explore the Spirituality of Carmel and the Spirituality of Charismatic as a source for developing the vision and mission of KTM, especially through Shared Christian Praxis (SCP) catechesis model.. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tritunggal Mahakudus atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul. SPIRITUALITAS. KARMEL. DAN. SPIRITUALITAS. KARISMATIK SEBAGAI SUMBER UNTUK MENGEMBANGKAN VISI DAN. MISI. BAGI. ANGGOTA. KOMUNITAS. TRITUNGGAL. MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.. Dr. J. Darminta, S.J selaku dosen pembimbing utama yang bersedia meluangkan waktu serta penuh perhatian dan kesabaran membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. 2.. Bpk. F. X. Dapiyanta, SFK., M. Pd selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji. II yamg memberi dukungan dan semangat dalam. menyelesaikan skripsi ini. 3.. Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen penguji III yang telah menyediakan waktu dan perhatiannya kepada penulis.. 4.. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.. 5.. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan serta seluruh karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.. 6.. Kedua orang tua: Bpk. Supriadi & Ibu Mantim yang telah membesarkan dan mendokan penulis.. 7.. Adik-adik: Ignasius Suhendra & Hendriko Fernandes yang menghadirkan warna-warni dalam hidup penulis.. 8.. Teman dekat Dosansianus Tasman Lewagan yang selalu memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini.. x.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL......................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv. MOTTO ............................................................................................................ v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. vii. ABSTRAK ........................................................................................................ viii. ABSTRACT ........................................................................................................ ix. KATA PENGANTAR ...................................................................................... x. DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii. DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvi. BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1. A. Latar Belakang ...................................................................................... 1. B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3. C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 4. D. Manfaat Penulisan ................................................................................. 4. E. Metode Penulisan .................................................................................. 4. F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5. BAB II: PENGALAMAN KARMEL AWALI DAN PENGALAMAN PENTAKOSTA SEBAGAI ISPIRASI DASAR KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS ..................................................... 6. A. KARMEL AWALI ................................................................................ 6. 1. Lokasi Gunung Karmel .................................................................... 6. 2. Gunung Karmel dan Nabi Elia ......................................................... 6. 3. Karmelit Awali ................................................................................. 8. 4. Semangat Hidup ............................................................................... 10. a. Ketaatan Kepada Pemimpin......................................................... 10. xii.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b. Persaudaraan ............................................................................. 11. c. Keheningan ............................................................................... 11. d. Kitab Suci dan Ekaristi.............................................................. 13. B. PENTAKOSTA .................................................................................... 14. 1. Roh Kudus Dalam Pentakosta......................................................... 14. 2. Roh Kudus dan Jemaat Pertama ...................................................... 15. a. Ketekunan Dalam Pengajaran Para Rasul ................................. 17. b. Taat Pada Pemimpin ................................................................. 17. c. Berbagi Dalam Segala Sesuatu dan Hidup Sederhana .............. 18. d. Berdoa dan Makan Bersama Dalam Perjamuan........................ 18. C. KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS ................................. 19. 1. Awal Berdiri .................................................................................... 19. 2. Visi dan Misi Komunitas Tritunggal Mahakudus ........................... 21. a. Penjelasan .................................................................................. 21. b. Pergulatan Visi Komunitas Tritunggal Mahakudus .................. 25. c. Pilihan Fokus Misi Komunitas Tritunggal Mahakudus ............ 26. 3. Komunitas Tritunggal Mahakudus Berispirasi Pada Karmel dan Peristiwa Pentakosta ................................................................. 27. a. Kasih Persaudaraan ................................................................... 27. b. Cinta Keheningan ...................................................................... 28. c. Cinta Kitab Suci ........................................................................ 29. d. Cinta Ekaristi dan Sakramen ..................................................... 29. e. Terbuka Akan Roh Kudus dan Karunia-karunia-Nya ............... 30. BAB III: KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA .............................................................................. 32. A. Komunitas Tritunggal Mahakudus Hadir di Yogyakarta ...................... 32. B. Spiritualitas Komunitas Tritunggal Mahakudus ................................... 34. 1. Pengertian Spiritualitas ................................................................... 34. 2. Spiritualitas Karmel ........................................................................ 36. 3. Spiritualitas Karismatik................................................................... 38. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. C. Semangat Profetik Komunitas Tritunggal Mahakudus ......................... 42. 1. Pengertian Profetik .......................................................................... 42. 2. Profetik Karmel Dalam Teladan Nabi Elia ..................................... 43. 3. Profetik Karismatik dalam Peristiwa Pentakosta ............................ 44. 4. Profetik Komunitas Tritunggal Mahakudus: Berjuang Membawa Orang Lain Pada Cinta Ilahi .......................................... 45. a. Cara Karmel .............................................................................. 46. b. Cara Karismatik ........................................................................ 47. D. Refleksi Kritis Atas Kehadiran Komunitas Tritunggal Mahakudus di Yogyakarta ....................................................................................... 47. E. Refleksi Kritis dari Spiritualitas Komunitas Tritunggal Mahakudus di Hadapan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik Serta Tujuan Kehadiran Komunitas Tritunggal Mahakudus.......................... 50. BAB IV: KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS (SCP) SEBAGAI UPAYA PENDALAMAN SPIRITUALITAS KARMEL DAN SPIRITUALITAS KARISMATIK SEBAGAI SUMBER PENGEMBANGAN VISI DAN MISI BAGI ANGGOTA KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA ............................................................. 52. A. Pengertian Katekese .............................................................................. 52. B. Tujuan Katekese .................................................................................... 53. C. Isi Katekese ........................................................................................... 55. D. Ciri-ciri katekese ................................................................................... 56. 1. Bebas ............................................................................................... 56. 2. Komunikasi Iman ............................................................................ 57. 3. Situasional ....................................................................................... 57. 4. Proses .............................................................................................. 58. E. Model-model Katekese ......................................................................... 58. 1. Model Pengalaman Hidup ............................................................... 58. 2. Model Biblis .................................................................................... 59. 3. Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup ........................... 59. 4. Model Shared Christian Praxis (SCP)............................................ 60. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. F. Alasan Menggunakan Katekese Model SCP......................................... 61. G. Mendalami Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik Sebagai Sumber Untuk Mengembangkan Visi dan Misi Bagi Anggota Komunitas Tritunggal Mahakudus Distrik Yogyakarta Melalui Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP)..................... 62. 1. Praxis .............................................................................................. 63. a. Aktivitas .................................................................................... 63. b. Refleksi ..................................................................................... 64. c. Kreativitas ................................................................................. 64. 2. Kristiani ........................................................................................... 64. 3. Sharing ............................................................................................ 65. H. Langkah-langkah Katekese SCP ........................................................... 66. 1. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual .................. 66. 2. Langkah II: Refleksi Kritis Atas Pengalaman Hidup Faktual ......... 67. 3. Langkah III: Mengusahakan Supaya Visi dan Tradisi Kristiani Lebih Terjangkau ............................................................................ 68. 4. Langkah IV: Interpretasi/ Tafsir Diakletis Antara Tradisi dan Visi Kristiani Dengan Tradisi dan Visi Peserta .............................. 68. 5. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia.................................................................. 69. I. Usulan Program dan Contoh Persiapan Katekese Model SCP ............. 70. BAB V: PENUTUP .......................................................................................... 93. A. Kesimpulan ........................................................................................... 93. B. Saran ...................................................................................................... 95. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97. LAMPIRAN Hasil Wawancara ....................................................................................... xv. (1).

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dalam terjemahan terbaru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. 2007.. B. Singkatan Dokumen Gereja CT. :. Catechesi Tradendae (Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II Tentang Katekese Masa Kini).. DV. :. Dei Verbum (Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II Tentang Wahyu Ilahi). EG. :. Evangelii Gaudium (Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang Sukacita Injil).. LF. :. NMI :. Lumen Fidei (Ensiklik Paus Fransiskus Tentang Terang Iman) Novo Millennio Ineunte: Pada Awal Milenium Baru (Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang seruan dan ajakan untuk mengenang masa lampau dengan penuh syukur, menghayati masa sekarang dengan penuh entusiasme dan menatap masa depan penuh kepercayaan).. RC. :. Redemptionis Sacramentum (Sakramen Penebusan). xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. C. Singkatan Lain Alm. :. Almarhum. Art. :. Artikel. Ay. :. Ayat. BINUS. :. Pembinaan Khusus. CSE. :. Carmelitae Sancti Eliae. Dll. :. Dan lain-lain. DPP. :. Dewan Pelayan Pusat. DPU. :. Dewan Pelayan Umum. KGK. :. Katekismus Gereja Katolik. KTM. :. Komunitas Tritunggal Mahakudus. KWI. :. Konferensi Waligereja Indonesia. Lapas. :. Lembaga Pemasyarakatan. No.. :. Nomor. O. Carm. :. Ordo Karmel. P. Karm. :. Putri Karmel. PKKI. :. Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se Indonesia. PPAT. :. Program Pembinaan Anggota Tahap. Psl. :. Pasal. SCP. :. Shared Christian Praxis. xvii.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam ziarah dan perkembangan hidup rohani seseorang tidak dapat dilepaskan dari yang namanya spiritualitas. Spiritualitas seseorang kapan pun dan di mana pun dapat menjadi ciri khas penghayatan hidup rohani dan pelayanannya. Spiritualitas dapat disebut cara mengamalkan seluruh kehidupan sebagai seorang beriman yang berusaha merancang dan menjalankan hidup ini semata-mata seperti Tuhan menghendakinya (Heuken, 2002: 12). Oleh karenanya, pola hidup, cara berdoa maupun pelayanannya dapat menjadi terang bagi kita dalam mengetahui spiritualitas apa yang menjiwainya. Seseorang yang selalu bergelut dalam doa, keheningan dan meditasi dapat dengan mudah kita ketahui bahwa orang tersebut adalah seorang karmelit. Mereka yang berkobar-kobar dalam kuasa Roh Kudus mewartakan kabar gembira dan kharisma-kharismaNya sepintas kita mengenalnya sebagai orang yang ikut dalam pembaharuan karismatik. Demikian juga dengan mereka yang pagi, siang, malam berkecimpung dalam pelayanan karitatif terhadap sesama yang menderita sakit baik mental maupun fisik,. lalu kita akan. mengatakan bahwa semangat St. Vincentius a Paulo atau Muder Teresa dari Kalkuta mengalir dalam nadinya. Meskipun apa yang dilihat mata tersebut bukanlah mutlak dan menjadi patokan bagi kita dalam mengenali spiritualitas yang dihayati seseorang, namun hal itu dapat menjadi indikator bagi kita dalam memahaminya. Hidup dan ajaran mereka sebaiknya kita gunakan sebagai inspirasi dan teladan bagi hidup rohani kita (Heuken, 2002: 9)..

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Berbagai macam spiritualitas hidup rohani telah muncul dan bertumbuh subur dalam sejarah perkembangan Gereja dari awal hingga dewasa ini. Spiritualitas tersebut tidaklah berseberangan satu dengan yang lainnya, tetapi saling berkaitan dan berkesinambungan, karena semuanya bersumber dari Allah yang satu dan sama yang memberi inspirasi. Biasanya berkenalan dengan berbagai peraturan hidup rohani membuat jiwa menemukan jalannya. Jalan ini sesekali dijumpai, akan ada kebutuhan yang lebih lanjut untuk mengadakan studi yang lebih menyeluruh tentang spiritualitas yang mewakilinya dan untuk mengetahui para kudus yang menjadi gurunya (Eugene, 2011: 106). Dalam tulisan ini penulis hanya memfokuskan diri membahas Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik yang menjadi jiwa dari hidup dan pelayanan Komunitas Tritunggal Mahakudus. Dalam hidup dan pelayanan anggota KTM, semangat Karmel dan Karismatik adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pada dasarnya, semangat Karmel dan Spiritulitas Karismatik merupakan suatu kesatuan yang selama ini telah memperkaya kehidupan KTM (Indrakusuma, 2010: 101). Jadi tidak dapat dikatakan bahwa KTM hanya doa, meditasi dan kontemplasi tanpa adanya keterbukaan akan kuasa Roh Kudus dengan segala karunia dan karismanya. Dalam perkembangannya, KTM sebagai sebuah komunitas dengan banyak anggota, pemahaman akan arti, makna dan jiwa dari semangat Karmel dan Karismatik menjadi kurang dimengerti dengan baik oleh anggota, sehingga berimbas pada kurangnya penghayatan hidup rohani dan pelayanannya. Penghayatan hidup rohani dan pelayanan yang kurang menjadikan visi dan misi KTM menjadi pudar, sehingga banyak anggota yang suam-suam kuku dalam.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. menghayati hidup berkomunitas dan melayani sesama. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang fenomena ini muncul sebagian karena kurangnya pengetahuan anggota tentang spiritualitas yang menjiwai dan visi misi yang dihayatinya. Oleh karena itu, segenap anggota komunitas diharapkan untuk belajar bersama menggali kekayaan, mendalami dan menghayati kedua spiritualitas yang dimaksud secara teratur dan konsekuen. Dengan demikian maka visi dan misi komunitas dapat terwujud dalam hidup dan pelayanan setiap anggota baik secara komunitas maupun perorangan. Dari apa yang diuraikan di atas, maka tulisan ini dimaksudkan untuk memaparkan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik agar segenap anggota komunitas dapat mengerti dengan baik dan benar serta dapat menghayati, mengembangkan visi dan misi sebagaimana dimaksud oleh pendirinya. Untuk itu, penulis memberi judul skripsi ini: SPIRITUALITAS KARMEL DAN SPIRITUALITAS. KARISMATIK. SEBAGAI. SUMBER. UNTUK. MENGEMBANGKAN VISI DAN MISI BAGI ANGGOTA KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DI DISTRIK YOGYAKARTA.. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah pokok dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.. Apa isi visi dan misi KTM?. 2.. Apa arti dan peranan spiritualitas Karmel dan spiritualitas Karismatik dalam mengembangkan visi dan misi KTM?. 3.. Bagaimana program katekese untuk pendalaman Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik di Distrik Yogyakarta?.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. C. Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak dicapai dalam skripsi ini adalah: 1.. Mengetahui visi dan misi KTM.. 2.. Mengetahui arti dan peranan Spiritualitas karmel dan Spiritualitas Karismatik dalam mengembangkan visi dan misi KTM.. 3.. Membuat program katekese untuk pendalaman Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik.. 4.. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana.. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang diharapkan penulis dengan adanya skripsi ini nantinya adalah : 1.. Membantu anggota KTM semakin mengetahui visi dan misi KTM. 2.. Membantu anggota KTM semakin mengerti arti dan peranan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik.. 3.. Untuk membantu anggota KTM menemukan program katekese untuk pendalaman Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik.. E. Metode Penulisan Metode penulisan yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis yakni berusaha memaparkan makna, arti Spiritualitas Karmel, Spiritualitas Karismatik dan bagaimana kedua spiritualitas besar itu berperan dalam penghayatan serta pengembangan visi dan misi KTM sesuai dengan maksud dan tujuan KTM didirikan..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. F. Sistematika Penulisan Pada bab I, penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II membahas tentang inspirasi dasar KTM yang berawal dari pengalaman Karmel Awali dan peristiwa Pentakosta, sejarah awal berdirinya KTM serta visi dan misi KTM. Hal ini bertujuan supaya pembaca dapat benarbenar mengetahui. dan memahami. bagaimana. sumber ispirasi. tersebut. memberikan berbagai teladan bagi KTM. Bab III memberikan gambaran tentang awal mula kehadiran KTM di Yogyakarta, spiritualitas yang menjiwai KTM, pada bagian ini mula-mula penulis memaparkan arti spiritualitas secara umum, lalu di ikuti dengan memaparkan Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik yang merupakan spiritualitas yang dihayati oleh KTM. Pada bagian akhir dalam bab ini, penulis juga memaparkan semangat profetik yang berkobar dalam tubuh KTM. Pada bab IV penulis mengupayakan pendalaman Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik sebagai sumber pengembangan visi dan misi bagi anggota KTM Ditrik Yogyakarta melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP). Pertama-tama penulis memaparkan bebagai hal mengenai katekese, kemudian dilanjutkan dengan beberapa usulan program katekese sebagai sarana pendalaman Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik. Bab V merupakan rangkaian penutup dari rangkaian penulisan skripsi ini, penulis akan mengungkapkan lagi isi pokok dari seluruh pembahasan dalam skripsi ini, yang berisi kesimpulan dan saran yang semakin meneguhkan pembaca..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II PENGALAMAN KARMEL AWALI DAN PENGALAMAN PENTAKOSTA SEBAGAI INSPIRASI DASAR KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS. A. Karmel Awali 1. Lokasi Gunung Karmel Karmel adalah sebuah gunung kecil, menjulang tinggi sekitar 550 meter dan dari sisi lain menghadap ke Laut Tengah dengan pemandangan yang indah, gabungan antara ketinggian gunung dan keluasan laut (Phang, 2012: 30). Selain itu kata “Karmel” juga menunjukkan kepada sekelompok orang yang menghanyutkan dirinya dalam doa dan keserhanaan. Karmel, singkatan dari Karem El, yang artinya Kebun Anggur Allah, merupakan lambang kesuburan; dan rupanya dahulu memang tempat yang amat subur dan indah, yang mengingatkan kita akan keindahan ilahi yang dirindukan oleh setiap orang yang mencari dan merindukan Allah (Team P. Karm dan CSE, 2000:1). Sejak dahulu hingga kini, Gunung Karmel telah menjadi tempat suci, tidak saja bagi para Karmelit, tetapi juga bagi semua orang Kristen, Yahudi dan Islam (Slattery, 1993: 1).. 2. Gunung Karmel dan Nabi Elia Bagi para Karmelit nama Gunung Karmel khususnya dikaitkan dengan tokoh besar Perjanjian Lama, yaitu Nabi Elia yang dalam kuasa Allah seorang diri.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. menghadapi para nabi palsu yang menyesatkan umat Allah (Team P. Karm dan CSE, 2000: 2). Di gunung ini pulalah Elia merasakan kehadiran Allah dalam keheningan dan kesunyian Gunung Karmel. Gunung Karmel menjadi tempat suci, karena Nabi Elia, orang Tisbe, telah melakukan pekerjaan-pekerjaan besar bagi Allah di sana. Maka tidak mengherankan kalau pertapa-pertapa Latin yang tinggal di Gunung Karmel, menetapkan Nabi Elia sebagai teladan untuk diikuti (Slattery, 1993: 27). Kisah kenabian Elia dapat kita jumpai dalam Kitab Suci, mulai dari 1 Raja-raja 17 dimana Elia muncul secara tiba-tiba dan berakhir dalam 2 Raja-raja 2:13 Elia diangkat ke surga dengan kereta berapi. Elia hidup dan bergelut dengan dalam jaman di mana ada pertentangan antara agama tentang Allah yang benar dan pengaruh penyembahan berhala. Kebiasaan penyembahan berhala dari orangorang Kanaan telah begitu kuat merasuk diantara orang-orang Israel, sehingga ada kemungkinan ketaatan kepada Allah yang membebaskan mereka dari Mesir tergerus. Elia muncul ditengah krisis kepercayaan dan pertentangan ini (Slattery 1993: 29). Dalam kitab 1 Raja-raja 18:19-40 dikisahkan tentang Elia yang menantang 450 nabi Baal untuk bertanding di sebuah mezbah pada Gunung Karmel untuk menentukan sembahan siapa yang pantas untuk disembah oleh Bangsa Israel. Cerita Kitab Suci tentang Nabi Elia menampilkan seorang Nabi sebagai juru bicara Yahweh yang secara aktif terlibat dalam masalah-masalah jamannya (Slattery, 1993: 30). Nabi-nabi Baal gagal melakukannya. Elia menyuruh menyirami kurbannya dengan air untuk membasahi seluruh mezbah dan kemudian ia berdoa. Datanglah api dari langit dan membakar habis kurban, mezbah, kayu,.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. batu, tanah dan air yang ada di sana. Segera umat Israel yang melihatnya menyerukan "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!" (1 Raj. 18:39). Pada akhirnya, Elia mengumumkan berakhirnya masa kekeringan air; awan-awan berkumpul, langit menjadi gelap dan hujan turun dengan lebat (1 Raj. 18:45). Elia tidak hanya kontemplatif tetapi juga aktif menjawab panggilan Allah. Ia adalah nabi yang sepenuhnya siap sedia melayani Allah, yang berdiri dihadapan Allah laksana pelayan yang menanti perintah tuannya. Keterbukaan dan kesiapan total menerima sabda Allah mendorong Elia hidup dengan cara khusus dalam keheningan dan kesunyian (Slattery 1993: 31). Yang menonjol dari Elia adalah imannya yang kokoh dan kreativitasnya yang original. Tidak ada nabi yang berani mempertaruhkan nyawanya sedemikian rupa seperti Elia. Hal ini terjadi karena Elia begitu yakin bahwa Allah adalah Dia yang tidak mempermalukan setiap orang yang percaya dan berharap pada-Nya. Elia sangat memegang teguh tradisi religius bangsa Israel dan menjadi tokoh kesetiaan akan perjanjian di kala perjanjian itu hampir sirna. Baginya Allah sendiri adalah Tuhan bangsa Israel dan dia tidak mau kalau lingkungan Allah dicampuri oleh Baal.. 3. Karmelit Awali Lahirnya para Kermelit tidak dapat dilepaskan dari situasi pergerakan besar yang terjadi dalam Gereja pada abad pertengahan. Waktu itu semangat religius dalam biara-biara banyak yang merosot. Maka dari kalangan awam timbullah suatu reaksi melawan gejala-gejala tersebut dan mereka ingin kembali kepada kesederhanaan hidup dan kemiskinan Kristus sendiri, kepada pantang dan.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9. puasa, kepada doa dan kontemplasi dan kehidupan yang sungguh-sungguh sederhana (Team P.Karm dan CSE, 2000: 4-5). Oleh karenanya mereka ingin menjalani hidup yang miskin dan sederhana dengan cara berpuasa dan berdoa, hidup di tempat-tempat yang sederhana, berpindah-pindah. Mereka memaknai hidup sebagai peziarahan yang terus menerus (Slattery, 1993: 3). Mereka meninggalkan rumah mereka dan tinggal di suatu daerah yang sunyi dan terasing. Ada pula yang pergi ke suatu tempat suci untuk berdoa. Tempat suci utama yang menjadi tujuan peziarahan mereka adalah tanah suci yng dipandang sebagai tanah warisan Kristus. Ada juga peziarah yang pergi ke tanah suci dan berkaul untuk tinggal di sana selamanya. Intensi mereka ke tanah suci juga cukup beragam, ada yang melaksanakan penitensi yang dibebankan kepadanya sebagai silih atas dosa, ada yang karena pilihannya sendiri. Ikut dalam perang salib termasuk dalam bentuk lain dari peziarahan ini, mereka mempertaruhkan hidup demi kasih kepada Kristus dan pengampunan dosa. Selepas perang salib banyak diantara mereka yang menetap di tanah suci, dan salah satu tempat yang dipilih adalah gunung Karmel di dekat wadi yang disebut Wadi’aijn-es-Siah (Slattery 1993:4-6). Dalam perkembangannya para pertapa sering dicurigai dalam kebenaran imannya dan dianggap paling bawah dalam tingkat kebiaraan. Kelompok pertapa lain beranggapan bahwa hidup mereka akan menjadi aneh bila tidak mempunyai regula. Karenanya banyak kelompok pertapa yang menerima Regula St. Agustinus dan yang lain menerima Regula St. Benedictus. Kekawatiran inilah yang nampaknya mendorong pertapa-pertapa di gunung Karmel pergi ke Albertus, Patriak Yerusalem untuk meminta regula (Slattery, 1993: 3-4). Albertus tidak.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. memberi mereka Regula yang telah ada (Regula St. Agustinus dan regula St. Benediktus), tetapi memberikan mereka pedoman hidup berupa aturan dasar disebut "Surat Kehidupan" (Letter of Life) yang sesuai dengan semangat dan situasi mereka (Slattery, 2993: 6). Regula Albertus inilah yang menjadi sumber identitas bagi sekelompok pertapa di Gunung Karmel.. 4. Semangat Hidup Dengan berpegang teguh pada tradisi dan semangat kenabian Elia, para karmelit awali memaknai hidup mereka sebagai panggilan untuk persatuan dengan Allah dan pelayanan bagi sesama baik secara individu maupun komunitas. Maka dari itu ada beberapa pokok yang perlu mendapat sorotan khusus dari para karmelit ini.. a. Ketaatan Kepada Pemimpin Regula menekankan akan pentingnya ketaatan terhadap pemimpin, dan memandang pemimpin sebagai perwakilan Kristus di dunia “dan kamu saudarasaudara yang lainya, hormatilah Priormu dengan rendah hati dan lebih memikirkan Kristus yang mengangkat dia menjadi atasanmu daripada orang itu sendiri”. Pedoman mereka dalam hal ini adalah sabda Kristus sendiri “barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku” (Regula psl. 18). Ketaatan ini membantu mereka melepaskan diri dari kecendrungan manusiawi akan kehendak pribadi mereka yang cendrung egois. Dengan taat kepada pemimpin mereka terbebaskan dari kesombongan dan dosa-dosa yang lainnya..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. b. Persaudaraan Sebagai suatu persekutuan hidup para kamelit menjalani hidup mereka dalam suasana persaudaraan. Rasa persaudaraan mereka tunjukan dalam pola hidup bersama dengan seorang pemimpin yang mereka harus hormati dan taati sebagaimana mereka taat kepada Kristus yang memanggil mereka. Penghormatan dan ketaatan terhadap pemimpin ini menjadi kewajiban bagi semua anggota (Regula psl. 18). Selain itu dalam relasi kepada sesama mereka sungguh-sungguh berpedoman pada kehendak Kristus yaitu hidup dalam kasih persaudaraan yang tulus dan saling membangun sebagaimana tertuang dalam Regula yang mengatakan “...hendaknya diperbaiki dengan penuh kasih sayang pelanggaran dan kesalahan para saudara...” (psl 11). Lebih dari itu mereka juga memandang bahwa segala sesuatu yang dipunyainya adalah milik bersama (Regula psl 1, 9). Dengan adanya kesadaran bahwa tidak ada hak milik pribadi, mereka dihindarkan dari kebanggaan jasmaniah berkaitan dengan barang-barang dan iri hati yang merusak. hidup. komunitas. mereka.. Selain. itu. mereka. juga. senasib. sepenanggungan dalam kekurangan dan kelebihan. Mereka meneladani hidup Kristus yang sederhana dan miskin, Kristus yang tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepalaNya, Kristus yang solider dengan orang-orang miskin dan sederhana. Inilah persaudaraan yang ditunjukkan oleh komunitas pertapa di Gunung Karmel.. c. Keheningan Keheningan menjadi keharusan yang mutlak bagi para pertapa di gunung karmel. Baik keheningan fisik dengan mengurangi kecenderungan bicara, maupun.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. keheningan batin dengan melepaskan diri dari segala macam kekuatiran akan perkara duniawi. Keheningan bagi mereka merupakan jalan menuju persatuan dengan Allah. Dalam keheningan mereka dapat merasakan kehadiran Allah, mendengarkan bisikan-Nya yang halus dan lembut sebagaimana yang dialami oleh sang Nabi yang menjadi panutan mereka. Allah hadir dalam kelembutan dan keheningan bukan dalam pengalaman yang menggetarkan, yang dasyat. Nabi Elia mengalami kehadiran Allah dalam angin sepoi-sepoi basah, bukan dalam pengalaman yang spektakuler seperti gempa bumi yang dasyat, guntur dan kilat yang menyambar-nyambar, bukan pula dalam api yang menyalah-nyala ( 1 Raj 19:11-13). Untuk sampai pada pengalaman akan Allah yang hidup yang dialami dalam keheningan maka aturan hidup sangat penting untuk dihayati. Dari selesai ibadat sore sampai sesudah ibadat pagi keesokan harinya, mereka harus tinggal dalam keheningan. Bukan hanya itu, pada waktu lain juga dianjurkan untuk tidak banyak bicara (Regula psl. 16). Para pertapa ini hidup “mengikuti teladan Elia”, sebagimana dikatakan dalam aturan hidup mereka “hendaknya ia menjaga baik-baik jalannya kebersamaan dengan sang nabi” (Regula psl. 16). Elia merupakan sosok orang suci dan pencinta kesunyian (Phang, 2012: 31) yang harus mereka teladani. Dalam suasana keheningan tersebut mereka berjuang dengan sekuat tenaga untuk menaklukkan diri mereka sendiri dari berbagai keinginan hawa nafsu duniawi yang dapat mengacaukan cita-cita luhur mereka yaitu persatuan dengan Allah. Oleh karenanya mereka melewati keheningan tersebut dalam situasi batin yang tetap terjaga dalam doa. Siang dan malam mereka tengelam dalam doa dan kontemplasi serta merenungkan setiap firman Tuhan. Dalam hening tersebutlah.

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. mereka dapat merasakan kehadiran Allah yang sungguh indah. Dalam keheningan, para karmel awali terbebas dari segala gangguan yang dapat mengganggu doa dan kontemplasi mereka. Dalam keheningan dan kesunyian itulah mereka boleh mengalami kehadiran yang mengatasi segala pengertian, yang memenuhi hati mereka dengan damai dan sukacita serta kebahagiaan yang mendalam. Dalam kehenigan itu pulalah mereka boleh mendengarkan bisikanbisikan Roh yang tidak dapat diungkapkan dalam bahasa manusia” (Team P.Karm dan CSE, 2000: 7). Keheningan adalah guru yang mengajar untuk mendengarkan Firman Allah karena dalam keheningan suara-suara yang bukan dari Allah terhalau (Phang, 2012: 45). Keheningan menjadi kunci orang dapat mengalami pengalaman akan Allah. Dalam keheningan Allah mengajarkan kepada orangorang yang dikasihi-Nya segala kebijaksanaan yang belum pernah terpikirkan oleh manusia, membimbing umat-Nya mendalami misteri cinta-Nya yang melampaui segala pengetahuan.. d. Kitab Suci dan Ekaristi Kitab suci mejadi pedoman utama mereka. Setiap hari mereka lewati dengan bertekun merenungkan firman Tuhan. Dalam kitab suci mereka menemukan apa yang dikehendaki Allah bagi mereka, mengerti rencana-rencana Allah bagi hidup manusia, dan menyelami misteri cinta Allah yang tidak terhingga. Kita suci menjadi santapan rohani mereka setiap hari. Begitu pentingnya Kitab Suci, sehingga pada saat makan pun sambil mendengarkan bacaan Kitab suci (Regula psl. 4). Mereka melewati hari hari dengan tekun mengusahakan persatuan dengan Allah sumber dan keselamatan mereka dengan.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. cara merenungkan hukum-Nya dan berkanjang dalam doa siang dan malam. Sebagaimana ditegaskan dalam pedoman hidup mereka “...hendaknya masingmasing anggota tinggal di biliknya atau di dekatnya sambil merenungkan hukum tuhan siang dan malam serta berjaga-jaga dalam doa...” (Regula psl. 7). Firman Allah bagi mereka bukan hanya pedoman hidup yang utama, melainkan juga merupakan senjata yang ampuh untuk melawan serangan dan godaan setan. Penghayatan hidup yang berlandaskan sepenuhnya pada sabda Tuhan menjadi tuntunan sekaligus tuntutan bagi mereka “hendaknya pedang Roh yaitu firman Allah tinggal secara berlimpah dalam mulut dan hatimu serta segala sesuatu yang harus dilakukan, lakukanlah itu dalam sabda Tuhan” (Regula psl. 14).. B. Pentakosta 1. Roh Kudus dalam Pentakosta Peristiwa Pentakosta atau turunnya Roh Kudus atas para Rasul adalah sebuah peristiwa yang sangat penting bagi kehidupan umat kristiani, karena melalui peristiwa itu dan daya yang menjiwainya Gereja terbentuk. Pentakosta menjadi momen penting bagi lahirnya saksi-saksi hidup Yesus yang tidak gentar terhadap ancaman dan berbagai pencobaan yang mengganggu iman dan kecintaanya kepada Kristus yang hidup. Lidah-lidah api yang dapat kita saksikan pada hampir semua lukisan peristiwa Pentakosta, seakan-akan merupakan jari-jari tangan yang menyuruh Gereja supaya masuk ke dunia (Helwig, 1974: 7). Karena daya pentakosta inilah mereka berani mempertaruhkan nyawa dan mengorbankan segalanya demi Dia yang mereka cintai. Dari orang-orang penakut mereka diubah.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. menjadi pewarta-pewarta Injil dan saksi-saksi Kristus yang tidak gentar (Indrakusuma, 2012; 26). Hal ini dapat kita jumpai dalam diri para murid dan mereka semua yang percaya kepada pemberitaan para rasul itu. Kiranya peristiwa Pentakosta tidak lain daripada pengalaman pertama akan karya Roh Kudus dalam jemaat (Konferensi Waligereja Indonesia, 2000: 300-301). Para murid yang adalah rasul dan saksi dari kehidupan Yesus berkobarkobar mewartakan tentang apa mereka lihat, apa yang mereka dengar, dan apa yang mereka alami tentang Yesus kepada siapa saja yang mereka jumpai. Dan bahkan mereka berani mengarungi lautan dan masuk dalam situasi yang asing bagi mereka untuk menyebarkan kabar sukacita injil, dengan harapan supaya orang lain menjadi selamat dan juga mengalami apa yang mereka alami. Keberanian itu tidaklah berasal dari mereka sendiri, melainkan dari Allah yang mereka cintai di atas segalanya. Allah yang mereka cintai memberi mereka kekuatan untuk memberikan kesaksian tentang Yesus, melengkapi mereka dengan daya surgawi yang memampukan mereka mewartakan dengan penuh kuasa baik dalam perkataan maupun perbuatan. Itulah karya Roh Kudus yang mereka terima dalam peristiwa pentakosta (Kis 2:1-13). Roh inilah yang akan membangkitkan tulang-tulang kering serta menjadikannya. manusia-manusia. yang hidup. (Indrakusuma, 2012: 17). Turunnya Roh Kudus ini merupakan pemenuhan janji Yesus atas para murid-Nya (Mrk 1:8, Yoh 14:16-17; 16:12-13, Kis 1:4-5).. 2. Roh Kudus dan Jemaat Perdana Seluruh kehidupan jemaat perdana, sebagaimana dilukiskan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul, ditandai oleh Karya Roh, bukan hanya pada awal atau.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. kesempatan istimewa, tetapi selalu dan di mana-mana (Konferensi Waligereja Indonesia, 2000: 301). Rm. Yohanes Indrakusuma (2012: 26) mengatakan bahwa Roh Kudus adalah cinta sempurna, kebijaksanaan tertinggi, pengertian terdalam, kuasa yang paling hebat kekuatan ilahi yang membeda-bedakan, menyelidiki, mengubah serta memperbarui segalanya. Kehidupan jemaat perdana adalah kehidupan yang sepenuhnya dibimbing, dijiwai dan digerakkan oleh Roh Kudus. Keterbukaan hati mereka memungkinkan Roh Kudus dapat berkarya dengan bebas dan membentuknya menjadi insan-insan Allah yang hidup. Tanpa adanya sikap iman yang terbuka sepenuhnya, Roh Kudus tidak akan berkarya dengan perantaraan. mereka.. Kehadiran. Roh. Kudus. dengan. segala. kuasa-Nya. membangkitkan kembali harapan yang sudah mati karena keterbatasan manusiawi. Roh Kudus menggairahkan kembali semangat iman para murid Yesus. Menilik fenomena turunnya Roh kudus atas para Rasul, menarik sekali apa yang dikatakan oleh Desi Ramadhani (2008: 148-149), bahwa tanda pertama akan hadirnya Roh Kudus adalah pujian untuk memuliakan kebesaran Allah dan yang kedua adalah terciptanya sebuah komunitas. Sebagaimana juga dikatakan oleh Guido Tisera (2002: 41) bahwa Roh Kudus dalam peristiwa pentakosta membuat mujizat besar yaitu mujizat persatuan Roh Kudus mempersatukan orang-orang yang percaya dan meraka yang terbuka akan karyaNya menjadi satu umat. Keterbukaan akan bimbingan dan kuasa Roh Kudus menjadikan orang-orang yang percaya kepada pemberitaan para rasul hidup dalam persatuan sebagai satu komunitas orang beriman. Sebagai komunitas yang dibimbing dan lahir karena karya Roh Kudus, mereka hidup dalam:.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. a. Ketekunan dalam Pengajaran Para Rasul Yang dimaksud adalah pelayanan sabda yang mencakup pemakluman pertama, pendalaman iman, dan kesaksian hidup. Jemaat bertumbuh dan menjadi matang serta mempertahankan hidup dalam kesatuan antara mereka berkat sabda yang dibacakan dan didengar di tengah mereka. Para Rasul adalah saksi yang hidup dari setiap peristiwa hidup Yesus dan pewartaan-Nya. Para Rasul menerangkan perjanjian Lama dalam terang perjanjian Baru yang terpenuh secara sempura dalam diri Yesus (Tisera 2002: 43-44). Para rasul juga mengingat dan menghidupkan kembali kata-kata Yesus yang mereka dengar di tengah pertemuan jemaat dan mencari solusi dari persoalan jemaat dalam terang kata-kata, ajaran, dan contoh hidup Yesus (Tisera 2002: 63-64). Pemahaman akan sabda ini terjadi berkat bimbingan Roh Kudus yang hidup dan berkarya di tengah-tengah mereka.. b. Taat Kepada Pemimpin Pemimpin dipandang sebagai perpanjangan tangan Kristus di dunia. Oleh karenanya, setiap anggota menghormati pemimpin mereka sebagaimana mereka menghormati dan taat kepada Kristus. Kristus telah mengangkat para Rasul menjadi pemimpin Gereja yang harus didengarkan, ditaati dan dihormati “barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku” (Luk 10:16). Artinya adalah, apabila mendengarkan dan mentaati perintah dari para Rasul, sama dengan mentaati Kristus sendiri. Dalam ketaatan kepada pemimpin, mereka merealisir ketaatan kepada Kristus seperti yang telah di teladankan oleh ketujuh orang murid yang dipilih oleh para rasul untuk diutus melayani orang miskin serta menyebarkan.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. firman Allah (Kis. 6: 1-6). Mereka taat kepada rasul yang menjadi pemimpin mereka, mereka menerima dan menjalan tugas tersebut dengan senang hati sehingga firman Allah semakin tersebar dan jumlah orang yang percaya bahwa Yesus adaah Tuhan semakin bertambah.. c. Berbagi dalam Segala Sesuatu dan Hidup Sederhana Kis 2:44-45, segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Beberapa dari mereka menjual harta miliknya untuk kebutuhan sesamanya (Kis 4:32.35-37), memberi sumbangan kepada mereka yang membutuhkan (Kis 11: 29), pelayanan kepada janda-janda (kis 6:1-7). Dalam perjalanan pewartaan Paulus, perhatian terhadap mereka yang miskin juga menjadi prioritasnya. Paulus gencar meminta kepada jemaat yang didirikannya untuk memberikan sumbangan demi membantu mereka yang berkekurangan. Cita-cita mereka bukanlah kemiskinan, mainkan berbagi, solidaritas, kepekaan terhadap sesama khususnya terhadap anggota yang berkekurangan (Tisera 2002: 44). Hal ini mereka lakukan bukan karena keterpaksaan, melainkan dengan sukarela dan digerakkan oleh Roh Kudus. Dasarnya adalah kesatuan iman akan Kristus. Iman menghasilkan kasih yang nyata dalam kerelaan untuk saling membantu dalam kesusahan sehingga tidak seorang pun yang berkekurangan di antara mereka.. d. Berdoa dan Makan Bersama dalam Perjamuan Jemaat perdana adalah jemaat yang berdoa. Doa menjadi bagain dari kehidupan mereka alam segala situasi dan dilakukan secara terus menerus. Bagi.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. mereka doa bagaikan nafas yang menghidupi seluruh jemaaat. Selain secara pribadi, mereka juga berkumpul bersama untuk berdoa sebelum mengambil keputusan penting atau peristiwa besar dalam jemaat (Tisera 2002: 57-59). Sebagai sebuah komunitas umat beriman selain tekun dalam doa, mereka juga berkumpul memecahkan roti secara bersama-sama sambil mengenangkan kembali karya penyelamatan Kristus (Kis 2:46; 4: 45-46; 20:6.7, 1Kor 10:16). Komunitas ini adalah komunitas doa dan komunitas Ekaristi. Secara berkala mereka berdoa di bait Allah dan di rumah-rumah secara bergilir. Suasana kekeluargaan, persaudaraan, dan spontanitas mewarnai peritiwa itu Hidup dalam kesederhanaan ( Tisera 2002: 45). Dalam perkembangannya Roh kudus hidup dalam Gereja dan menolongnya menemukan harta rohani dari kabar gembira Injil kristus. Roh Kudus menemani Gereja sepanjang peziarahannya di dunia, menyatukan dan menguduskannya dengan memberi Gereja semua anugerah yang diperlukan untuk memenuhi semua tugasnya. Roh Kudus melimpahkan karisma dan karunia kepada setiap orang, menciptakan persatuan di tengah perbedaan yang besar demi pembangunan seluruh tubuh Kristus (Kiswara, 1988:19). Kehadiran Roh mengubah kita menjadi anak Allah, maka Roh itu menjadi sumber rahmat dan pantas disebut “rahmat dasar”. Allah serta Roh-Nya tetap merupakan misteri, yang tidak mungkin dijangkau oleh manusia (Konferensi Waligereja Indonesia, 2000: 304-308).. C. Komunitas Tritunggal Mahakudus 1. Awal Berdiri KTM merupakan sebuah komunitas awam, namun sekarang juga ada para imam ataupun para biarawan-biarawati yang bergabung menjadi anggota luar.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. biasa. Komunitas ini didirikan oleh Rm. Yohanes Indrakususma O.Carm (sekarang CSE) di Pertapaan Karmel Ngadireso, Malang, Jawa Timur dalam sebuah retret bersama umat pada 11-13 Januari 1987 (Indrakusuma, 2010: 95). KTM sudah diterima sebagai salah satu anggota keluarga besar Ordo Karmel bersama Putri Karmel dan Caemelitae Sancti Eliae (CSE), karena Pimpinan Pusat Karmel melihat, bahwa semangat KTM juga sesuai dengan semangat dasar Karmel (Indrakusuma, 2010: 101). Komunitas ini adalah suatu Persekutuan hidup, sebuah Perserikatan Publik Kaum Beriman kristiani yang diatur menurut ketentuan kan. 298-329 sebagai norma umum dan kan. 321-326 sebagai norma khusus (Statuta KTM, 2014: 3). Rm. Yohanes Indrakususma O.Carm mendirikan KTM dengan berinspirasi pada komunitas jemaat awali (Kis. 2:41-47), yaitu suatu komunitas yang berusaha menghayati hidup Kristen yang sejati, berdasarkan pada misteri agung cinta Bapa, Putera dan Roh Kudus (PPAT: 12). Beliau mencoba menerapkan semangat komunitas awali ini di tengah-tengah situasi zaman modern yang penuh tantangan. KTM didirikan juga atas keprihatinan Rm. Yohanes terhadap semangat Pembaharuan Karismatik, yang di satu pihak berpontensi cukup besar dalam membangun hidup rohani Gereja Katolik, tetapi di lain pihak sangat berbahaya sebab adanya kesombongan rohani, bahkan bisa tersesat kalau tidak dibimbing. Oleh karena itu, dengan berdirinya KTM ini, anggota-anggota KTM diharapkan menjadi kader-kader awam yang handal, yang sungguh-sungguh setia kepada Gereja Katolik dan dapat menjadi garam dan terang dunia di tempat hidup mereka masing-masing (Indrakusuma, 2010: 96). Anggota KTM harus sungguh menyadari akan pentingnya memasuki hubungan Cinta Kasih Ilahi ini sebagai yang pertama dan hakiki. Oleh karena itu.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. mereka harus dengan sadar menyerahkan dirinya untuk dibimbing oleh Roh Kudus serta menjadikan Yesus sebagai pusat hidup mereka. Karena itu penghayatan Sakramen terutama Ekaristi dan Tobat, doa dan kontemplasi, peresapan sabda Allah dan keterbukaan pada Roh kudus dengan segala karunianya menduduki tempat yang sentral dalam hidup mereka. Mereka menjadikan Ekaristi sebagai Pusat dalam kehidupan Kristianinya (statuta, 2014: 3). Saat ini anggota KTM sudah tersebar hampir di seluruh keuskupan di Indonesia, selain itu KTM juga hadir di luar negeri yaitu Malaysia, Cina, Amerika Serikat, Australia dan Kanada. Anggota KTM mendapatkan berbagai pembinaan baik dari para suster P. Karm maupun dari frater CSE. Untuk saat ini jumlah seluruh anggota KTM diperkirakan mencapai kurang lebih 25.000 orang.. 2. Visi dan Misi Komunitas Tritunggal Mahakudus Sebagaimana tertuang dalam statuta Komunitas Tritunggal Mahakudus pasal 7, visi dan misi KTM secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut: “Dalam kuasa Roh kudus mengalami dan menghayati sendiri kehadiran Allah yang penuh kasih dan menyelamatkan, sampai pada persatuan cinta kasih, serta membawa orang lain kepada pengalaman yang sama”. a. Penjelasan Rm. Yohanes (2010: 89-90) menerangkan rumusan tersebut secara lebih lanjut sebagai berikut: 1). Dalam kuasa Roh Kudus Roh Kudus hadir dalam diri setiap manusia sehingga perjalanan hidup dan pelayanannya pun berdasarkan bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus adalah cinta.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. yang sempurna, kebijaksanaan tertinggi, pengertian yang terdalam, kemahakuasan Allah, kekuatan ilahi yang mengenal, yang mengubah dan memperbaharui segalagalanya, kuasa yang membebaskan, yang menyembuhkan serta mengadakan berbagai macam mujizat (Indrakusuma, 2011: 13). Roh Kudus merupakan dasar dan sumber segala sesuatu, baik untuk mengalami dan menghayati kehadiran dan cinta kasih Allah, maupun untuk membawa orang lain pada pengalaman yang sama. Hal itu dilaksanakan lewat kuasa Roh Kudus yang disalurkan dan dinyatakan lewat pelbagai macam kasih karunia, sakramen-sakramen dan karismata. Oleh Roh yang menjiwainya mereka menjadi saksi-saksi Kristus yang tiada gentar dan meyakinkan dan mulut mereka pun mewartakan sabda yang penuh kuasa (Indrakusuma, 2011: 9-10). Tanpa adanya Roh Kudus dalam diri setiap anggota KTM, tidak mungkin kehidupan dan pelayanan mereka dapat berjalan dengan baik. Karena adanya kuasa Roh Kudus inilah setiap anggota komunitas, mengalami berbagai perubahan dalam kehidupan rohaninya. Hidup mereka bejalan sesuai dengan bimbingan Roh sebagaimana yang telah diteladankan oleh jemaat Kristen perdana.. 2). Mengalami dan menghayati sendiri Sebelum kita membagikan sebuah pengalaman kepada orang, tentu saja terlebih dahulu kita harus mengalami sebuah pengalaman yang sangat berarti dan menyentuh bagi diri kita sendiri. Setelah itu barulah membagikannya kepada orang lain. Demikian juga dalam hal kehidupan rohani. Dalam hal ini bukan hanya untuk mengetahui saja, melainkan harus sampai pada pengalaman. Di situ.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. orang di bawa kesuatu kesadaran baru, bahwa Allah itu sungguh hidup, mengasihi kita dan dapat kita alami kasih-Nya, walau pun tetap dalam iman, namun suatu pengalaman yang nyata dan transformatif yang mengubah hidup seseorang secara mendalam (Indrakusuma, 2010: 29). Meskipun hal itu tetap terjadi dalam iman, namun harus sungguh-sungguh merupakan suatu pengalaman yang nyata, yang menjadi sumber penghayatan. Kita harus lebih dahulu mengalami sendiri, sebelum kita dapat memberi kesaksian tentang hal itu kepada orang lain. Setiap anggota KTM, dalam hidup rohani dan pelayanannya selalu diajak untuk mengalami kasih Allah dan menghayatinya secara mendalam agar menemukan sebuah makna indah, sehingga pada akhirnya dapat membagikan kepada sesama.. 3). Kehadiran Allah Dapat merasakan kehadiran Allah dalam hidup adalah dambaan setiap pribadi manusia. Kehadiran Allah yang menyelamatkan itu perlahan-lahan tapi pasti, asal tidak ada hambatan, akan mengubah dan memperbaharui kita, mulai dari lubuk terdalam kita, sampai pada seluruh lapisan pada kita. kehadiran Allah di dalam jiwa adalah realitas (Eugene, 2008: 17-26). Kehadiran ini dialami sebagai suatu kehadiran yang penuh kasih, yang menolong, melindungi, memelihara, yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Karena itu kita dapat selalu mengharapkan dan mengandalkan pertolongan-Nya. Tetapi Allah dapat juga hadir berkat Rahmat-Nya. Karena rahmatNya itu Allah bersemayam di dalam jiwa yang berkenan kepadaNya dan yang menyenangkan hati-Nya ( Verbeek, 1973: 16)..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24. Demikian pula dengan para anggota KTM, mereka sangat mendambakan kehadiran Allah dalam perjalanan hidupnya, terutama dalam pelayanan. Mereka sadar bahwa tanpa adanya kehadiran Allah, pelayanan yang dilakukan adalah siasia belaka. Oleh karena itu, anggota KTM selalu memohon rahmat-Nya agar Dia berkenan hadir dalam kehiduan rohani dan pelayanan anggota komunitas.. 4). Persatuan cinta kasih St. Yohanes Salib dengan jelas memberikan gambaran tentang tujuan hidup kita, yaitu persatuan dengan Allah. Oleh sentuhan-sentuhan rahmatNya kita diubah, diilahikan sedemikian rupa, sehingga benar-benar menyerupai Allah, seperti kayu yang dimasukkan ke dalam api akhirnya menjadi api itu sendiri. Dalam transformasi itu seluruh ada dan kegiatan kita diilahikan, sehingga akhirnya segala faal iman dan perbuatan kita memperoleh nilai ilahi. Dalam persatuan yang demikian, jiwa diangkat kepada suatu pengertian yang mengatasi segala pengertian (Indrakususma, 2008: 34-35). Satu orang yang sampai pada persatuan cinta kasih yang mengubah (transforman) itu lebih berharga dan lebih berguna bagi dunia dan Gereja dari pada ribuan, bahkan jutaan lainnya yang tidak sampai pada tahap tersebut. inilah yang menjadi cita-cita Karmel sejak semula juga menjadi cita-cita KTM.. 5). Membawa orang lain pada pengalaman yang sama Setelah anggota KTM mengalami kehadiran Allah yang menyelamatkan tersebut, walaupun belum sampai pada puncaknya, kita juga mau membewa orang lain kepada pengalaman yang sama, supaya mereka boleh mengalami keselamatan.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. yang melimpah yang datang dari Allah. Artinya, para Anggota KTM dalam kuasa Roh Kudus Allah, mereka pertama-tama harus mengalami dan menghayati sendiri rahmat kasih Allah, dan kemudian membawa orang lain kepada pengalaman yang sama (Statuta KTM, 2014: 7-8). Pengalaman seperti itu sungguh melampaui segala pengertian dan mereka yang mengalaminya tidak akan mampu mengungkapkan dengan kata-kata. St. Theresia dari Avila melukiskan pengalaman seperti itu dengan sebuah perbandingan, seperti seseorang yang memasuki ruangan istana yang penuh dengan permata yang luar biasa banyak dan indahnya, sampai dia tidak bisa mengingat satu persatu, demikian juga di dalam Allah, orang tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata, hanya dengan kekaguman saja (Eugene, 2008: 37-38). Pengalaman pribadi akan kasih Allah dan kehadiran Allah akan menjadi sorotan utama dalam KTM. Tanpa pengalaman itu, kehidupan rohani akan menjadi hambar dan tidak bersemangat. Pengalaman itu begitu penting dan mendasar, khususnya pada awal orang mulai melangkah dalam perjalanan hidup rohani. Pengalaman akan Allah inilah merupakan daya tarik dan pengikat dalam KTM.. b. Pergulatan Visi Komunitas Tritunggal Mahakudus Visi merupakan penglihatan ke depan yang memberi arah pada sikap dan tindakan. Visi sering kali merupakan suatu keadaan yang belum tercapai dan sedang dituju dengan segala perjuangan dan pengorbanan (Banawiratma, 1990: 58). Rm. Yohanes Indrakusuma CSE sebagai bapak pendiri Putri Karmel dan Carmelitae Sancti Eliae (CSE) berpendapat bahwa dalam persekutuan doa yang.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26. berkembang di Indonesia mulai terkontaminasi dengan berbagai unsur dari kelompok-kelompok non-Katolik, sehingga tanpa disadari mereka bukan lagi orang Katolik murni. Bahkan diantara mereka sudah mulai ada yang meremehkan Maria dan Sakramen Tobat, bahkan Sakramen Ekaristi (Indrakusuma, 2010: 96). Berangkat dari keprihatinan inilah, maka Rm. Yohanes berinisiatif untuk membentuk sebuah komunitas awam yang benar-benar sepenuhnya karismatik, namun tidak sedikit pun kehilangan identitas kekatolikannya. Setiap anggota yang ada dalam komunitas tersebut diharapkan menjadi kader awam yang handal, yang walau memiliki semangat karismatik namun tetap setia kepada kemurnian iman katolik. Mereka juga diharapkan mampu menjadi garam dan terang bagi sesama di tengan arus zaman yang semakin kacau.. c. Pilihan Fokus Misi Komunitas Tritunggal Mahakudus Tugas mewujudkan Kerajaan Allah di dunia merupakan misi Yesus Kristus (Banawiratma, 1990: 59). Oleh karena, Yesus mengutus para murid untuk pergi keseluruh penjuru dunia untuk mewartakan warta keselamatan Kerajaan Allah. Tugas perutusan Yesus kepada para murid ini diungkapkan dalam Injil Matius sebagai berikut: Pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan babtislah dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman (Mat. 28:19-20). Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Yesus menunjukkan suatu tugas yang sangat mulia dan ingin agar semua bangsa mengenal dan hidup dalam Dia. KTM diharapkan mampu memberi kesaksian dalam hidup bahwa pengalaman cinta ilahi dapat dirasakan melalui pelayanan kepada sesama..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27. Dengan. berlandaskan. ayat. di. atas,. KTM. melaksanakan. tugas. perutusannya. Pelayanan kepada sesama yang ingin merasakan indahnya pengalaman Cinta Ilahi memerlukan penghayatan hidup sebagai seorang yang tekun dalam hidup doa dan terbuka pada karya-karya Roh Kudus. Oleh karena itu, KTM memilih cara Karmel dan Karismatik sebagai pedoman hidup dan pelayanan.. 3. Komunitas Tritunggal Mahakudus Berinspirasi pada Karmel Awali dan Peristiwa Pentakosta a. Kasih Persaudaraan Sebagaimana dalam semangat karmel sejak awal yang menekankan persaudaraan dan juga dalam jemaat perdana yang sehati sejiwa membangun hidup bersama dalam iman, demikian juga segenap anggota KTM diharapkan untuk hidup dengan cara demikian, “setelah diperbaharui dan dikuatkan oleh pengalaman kasih Allah, mereka dipanggil untuk membentuk suatu persaudaraan yang sehati sejiwa. Kasih persaudaraan haruslah mewarnai kehidupan komunitas, sehingga mereka menjadi sehati sejiwa dan dengan demikian orang tahu bahwa mereka itu benar-benar murid Kristus” (statuta no. 02). Persaudaraan ini menjadi satu kekuatan yang ampuh untuk menghayati panggilan kristiani menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat dan panggilan menjadi kudus bagi setiap anggota. Dalam persaudaraan orang akan saling membangun dalam kasih dan saling melengkapi dalam kekuarangan dan kelebihan. Hidup dengan cara demikian menjadikannya mudah dikenal sebagai murid Kristus..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28. b. Cinta Keheningan Keheningan menjadi salah satu syarat seseorang dapat berjumpa dengan Allah dan mendengarkan bisikan halus kehendak Allah bagi manusia. dengan keheningan kita dibebaskan dari segala yang mengacaukan pikiran kita. dalam keheningan dan ketelanjangan itulah manusia berhadapan dengan Allah, karena dalam keheningan suara-suara lain yang bukan dari Allah terhalau (Phang, 2012: 39-45). Keheningan baik keheningan lahiriah seperti bebas dari gangguan suarasuara dan juga keheningan batin, namun yang lebih ditekankan adalah keheningan batin. Keheningan batin membuat orang lepas dari segala kekuatiran, kecemasan, kegelisaahan yang menjadikan orang kurang percaya akan kebaikan dan penyelenggaraan Allah dalam hidupnya. Dalam keheningan batin anggota KTM diharapkan untuk mempercayakan segala persoalannya pada Allah yang dicintainya, percaya akan penyelenggaraan Allah yang melampaui akal dan rancangan manusia. Selain itu penghayatan keheningan ini juga dihayati dalam doa-doa KTM. Unsur keheningan harus mendapat tempat dalam doa-doanya, baik doa bersama seperti dalam pertemuan sel, adorasi, maupun doa-doa pribadi. Keheningan menjadi sarana yang baik bagi setiap anggota untuk lebih peka terhadap suara Allah, mendengarkan kehendak Allah bagi dirinya, bagi perkembangan komunitas dan juga perkembangan Gereja pada umumnya. Demikianlah keheningan mengajarkan vacare Deo, yakni mengosongkan diri bagi Allah (Phang, 2012: 41)..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29. c. Cinta Kitab Suci Kitab Suci sebagai sabda Allah menjadi santapan rohani yang menyegarkan jiwa. Jemaat awali bertekun dalam pengajaran para rasul, mendengarkan sabda Allah yang dibacakan dan direnungkan dalam kehidupan sehari-hari umat beriman. Karmel awali bergelut dengan firman Tuhan dalam seluruh hidupnya, siang dan malam merenungkan firman Tuhan dan berusaha mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Dengan berpedoman pada semangat karmel dan jemaat perdana ini, kehidupan anggota KTM haruslah dijiwai dan perpegang teguh pada firman Tuhan. Sabda Allah merupakan sumber dan kekuatan bagi iman, pedang Roh yang mampu melawan kuasa iblis. Oleh karenanya, setiap hari harus meluangkan waktu untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan (statuta no. 34) sebagaimana yang diteladankan oleh para karmelit awali.. d. Cinta Ekaristi dan Sakramen Sebagai anggota Gereja Katolik yang taat anggota KTM dalam hidupnya menjadikan Ekaristi sebagai pusat hidupnya. Itulah kewajiban mendasar, yang harus dijalankan justru tidak sekedar untuk menunaikan perintah tetapi sebagai sesuatu yang dirasakan sebagai hakiki bagi hidup Kristiani (NMI, art. 36). Perjumpaan dengan Tuhan dalam Ekaristi menjadi kerinduan hati setiap anggota. “...para anggota hendaknya rajin ikut ambil bagian dalam perayaan Ekaristi harian, bila hal itu memungkinkan. Namun hendaknya diusahakan, agar sekurangkurangngnya satu kali dalam seminggu mengikuti perayaan Ekaristi harian...” (Statuta no. 10) selain hari minggu (statuta no. 34) ..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30. Selain Ekaristi, penghayatan akan sakramen-sakramen lain juga perlu mendapat perhatian khusus, seperti sakramen tobat. Bila memungkinkan mereka harus menerima sakramen tobat secara rutin dan teratur agar hubungannya dengan Tuhan semakin mendalam (statuta no.11). Pertobatan harus dilakukan terusmenerus.. e. Terbuka Akan Roh Kudus dan Karunia-karuniaNya Keterbuakaan akan karya dan bimbingan Roh Kudus menjadi mutlak dalam hidup anggota KTM. Selain itu seorang anggota KTM juga harus terbuka terhadap karunia-karunia dan karisma-karima Roh Kudus dalam hidup dan pelayanannya. Roh Kudus membagi-bagikan karunia-karunia-Nya kepada masing-masing menurut kehendak-Nya dan kepada semua kalangan umat Ia membagi-bagikan rahmat istimewa, yang menjadikan mereka cakap dan bersedia meneriman berbagai karya atau tugas yang berguna untuk membaharui Gereja (LG 12). Oleh karena itu, menjadi anggota KTM harus siap sedia dipakai Tuhan menjadi saluran berkat dan rahmat-Nya, ”khusunya dalam pelayanannya, KTM mempergunakan karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan Allah kepadanya. Tanpa karunia-karunia ini KTM tidak akan mampu menjalankan pelayanannya” (statuta KTM no. 05). Betapa pentingnya karunia-karunia Roh Kudus ini dalam pelayanan mereka. Karunia-karunia tersebut bukanlah ganjaran untuk kesucian seseorang, melainkan pemberian yang cuma-Cuma. Karuniakaruna ini bukan lain daripada pernyataan kuasa Allah serta kehadiran-Nya yang.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31. diberikan oleh Roh Kudus secara bebas untuk kemuliaan Allah serta keselamatan orang lain (Indrakusuma, 1979: 20-21). Maka, karunia-karunia ini penting untuk perkembangan dan pertumbuhan komunitas membuat, hidup komunitas menjadi lebih hidup dan bersemangat..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB III KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DISTRIK YOGYAKARTA. A. KTM Hadir di Yogyakarta Menurut catatan tangan ibu Heri Ngadiono yang ditulis kembali oleh Ibu Katrin dalam buku kenangan 25 tahun KTM (2012: 60-61), perjalanan KTM Yogyakarta diawali pada tahun 2003. Ibu Heri Ngadiono yang sudah menjadi anggota KTM Sel Hati Kudus Yesus di Semarang, bersama teman-teman di Yogyakarta mengadakan pertemuan sel sepulang dari kursus Kitab Suci di Gereja Kumetiran. Pada waktu itu anggota sel ini adalah: ibu Heri Ngadiono, ibu Threes Hendrati, ibu Kris Darmono, Bapak Sutikno dan Ibu Sutikno (alm). Kemudian sel tersebut di beri nama sel Theresia Lisieux, dan pertemuan sel diadakan dirumah ibu Threes, Jl. Wates, Gamping. Waktu itu sel didampingi juga oleh ibu Inge dari wilayah Semarang, sehingga untuk pengajaran-pengajaran (PPAT I) ikut di Semarang dan dibina oleh tim dari KTM Distrik Malang dengan pelayanpelayannyaseperti ibu Sisyanti, ibu Swandono dan Rm. Ari Parwanto O. Carm. Di awal tahun pertama anggota bertambah dan sel Theresia Lisieux membelah. Terbentuk sel Yohanes Salib, anggota sel pun mulai aktif mengikuti retret yang diselenggarakan di Ngadireso, Tumpang Malang. Sel ini juga membina sel anak muda yang basecampnya di AT Yolan, seiring berjalannya waktu dan anggota pun mulai bertambah. Tahun berikutnya sel Theresia Lisieux membelah lagi dan hadirlah sel Theresia Lisieux II. Demikian juga sel Yohanes Salib membelah dan terbentuklah sel Teresa Avila. Sehingga jumlah sel yang ada waktu adalah 4 sel, maka disarankan untuk membentuk satu wilayah..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33. Pada 2006 di Yogyakarta diadakan kegiatan retret awal, juga retret penyembuhan luka batin bersama suster Putri Karmel dan frater CSE dari Ngadireso, Tumpang Malang. Tuhan menambah jumlah orang yang tergerak untuk melayani dan bergabung sehingga sel-sel baru tumbuh, terutama setelah diadakan. Kebangunan. Rohani. Katolik. (KRK). bersama. Rm.. Yohanes. Indrakusuma O. Carm pada tahun 2007. Ada sel Benedictus, sel Yohanes Rasul, sel Vincens de Paul, sel Maria Sedayu, sel Christoporus dan Elia. Kemudian dari sel-sel tersebut dibentuk menjadi wilayah-wilayah, yaitu Yogya I, Yogya II dan Yogya III. Saat ini sel semakin berkembang dengan adanya sel bagi kaum muda, yaitu sel Antonius Padua Kotabaru, sel Bonaventua Atma Jaya, sel Avila dan sel Ignasius Sanata Dharma Paingan, anggota sel muda-mudi ini kebanyakan merupakan para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta, mereka berasal dari beberapa daerah dan tidak sedikit dari mereka yang sudah menjadi anggota KTM sejak dari daerah asalnya, selain itupertambahan anggota juga berasal dari peserta Camping Rohani yang diadakan setiap tahun di Pertapaan Karmel Ngadireso, Malang. Karena jumlah sel dan anggotanya sudah mencukupi, maka DPP memutuskan untuk menjadikan muda-mudi sebagai wilayah sendiri, sehingga dipilihlah Dewi sebagai pelayan wilayah muda-mudi dan Cindy sebagai wakilnya. Selain itu, di paroki Mlati pun sudah terbentuk satu sel untuk dewasa, yakni sel Aloysius Gonzaga, sesuai nama paroki Mlati. Awal tahun 2009, bertambah sel St. Yosef Klaten, masuk dalam wilayah Yogya II. Dan pada tahun yang sama pula Distrik Yogyakarta terbentuk, dihadiri oleh bapak Giovany Karamoy dan bapak Budi Santoso dari tim Dewan Pelayan Umum (DPU), terpilihlah pelayan distrik yaitu bapak Wijaya Susanto dan ibu Heri Ngadiono sebagai wakilnya. Masa pelayanan Dewan Pelayanan Distrik I berakhir sampai tahun 2011..

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34. Pelayanan DPP dilanjutkan setelah pemilihan kembali DPP yang baru periode 2011-2013, yang terpilih sebagai pelayan distrik adalah bapak Stefanus Sugianto dan ibu Katrin sebagai wakilnya. Pada tahun 2013 diadakan lagi pemilihan DPP yang baru, bapak Stefanus Sugianto kembali terpilih sebagai pelayan distrik dan Edwin sebagai wakilnya. Sepanjang perjalanan KTM di Yogyakarta, baik ketika masih satu sel dan bertumbuh menjadi wilayah kemudian distrik, banyak hal yang telah dialami oleh semua anggota KTM, ketika bersama-sama mengadakan Retret Dasar Hidup Kristiani (retret awal) di Pakem, melayani tugas koor, berziarah bersama ke Gua Maria, pelayanan di Lapas, bahkan ketika beberapa anggota sedah mengikuti BINUS, semakin membawa komunitas ini untuk merasakan kehadiran Allah ditengah kehidupan sehari-hari.. B. Spiritualitas Komunitas Tritunggal Mahakudus Spiritualitas KTM bersumber pada spiritualitas Karismatik Katolik dari satu pihak dan dari pihak lain dari Spiritualitas Karmel. Keduanya telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup dan pelayanan KTM. Karena itu KTM merupakan persekutuan hidup, dengan suatu komitmen, bukan hanya sekedar persekutuan doa.. 1. Pengertian Spiritualitas Spiritualitas adalah istilah agak baru yang menandakan „kerohanian‟ atau hidup rohani (Heuken, 2002: 7). Jacobs (1989:1-2) menjelaskan bahwa kata spiritualitas dari kata Perancis spirituale yang berarti cara atau gaya hidup. Jadi,.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35. kata spiritualis berarti orang yang digerakkan oleh Roh kudus. Kata spiritualitas merupakan suatu kata yang bersifat universal karena bisa digunakan oleh semua agama karena spiritualitas itu sendiri merupakan saripati religius yang ada dibalik ajaran atau aturan-aturan formal agama. Sebaliknya, dalam penghayatan spiritualitas, ajaran atau dogma atau doktrin suatu agama hanyalah menjadi pijakan semata sehingga dogma bukanlah merupakan hal terakhir, melainkan selanjutnya bagaimana seseorang dapat mengalami perjumpaan dengan Yang Ilahi. Kata spiritualitas ada hubungannya dengan kata spirit atau Roh, yaitu daya kekuatan yang menghidupkan atau menggerakkan. Spirituaitas dapat diartikan sebagai kekuatan Roh yang memberi daya tahan kepada seseorang atau kelompok untuk. mempertahankan,. memperkembangkan,. mewujudkan. kehidupan. (Banawiratma, 1990: 57). Dari definisi tersebut, kita dapat melihat bahwa spiritualitas memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dengan setiap langkahlaku setiap pribadi dalam kehipan sehari-hari. Spiritualitas berkaitan erat dengan segi interioritas seseorang, kedalam hidup atau inti hidup yang membentuk sikap, menentukan cara seseorang mempertimbangkan dan mengambil keputusan serta bertindak dan menentukan pilihan. seseorang. pada. nilai-nilai. yang. dipegang,. diwujudkan. serta. diperkembangkan (Heryatno, 2008: 89). Spiritualitas merupakan segi hidup kita yang sangat pribadi, yakni mengamalkan iman akan Yesus Kristus pada masa ini, di tempat ini bersama dengan orang ini dan masyarakat ini sebagai mana adanya (Heuken, 2002: 205)..

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang artinya variabel bebas yaitu inflasi, kurs, harga bahan bakar minyak dan suku bunga sbi secara simultan tidak

Laba yang dihasilkan dari penggunaan aset mampu mengurangi struktur modal dari luar serta peningkatan nilai perusahaan mampunya perusahaan untuk memiliki hasil profit akan

1) Peneliti memulai menyeleksi sampel populasi perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara umum, kriteria terpenting dari sampel adalah

Jukih binti Tiyul Kemat (72) Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS) kloter 029.. Choliq Atmowisastro bin

timbulnya keyakinan bahwa semua itu terjadi karena taqdir Allah swt semata, semua kejadian itu dikembalikannya kepada Taqdir Allah swt, hanya Allah swt pulalah

Secara administratif dalam kegiatan keperawatan, bertanggung jawab kepada Perawat Kepala Kamar Operasi, dan secara operasional bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat

13. Wahai ananda intan pilihan, Malulah engkau menumpang makan Malu memakai barang pinjaman Malu merengek meminta