• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Siswa pada Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Siswa pada Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS di SMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN BELAJAR

SISWA PADA PELAJARAN AKUNTANSI

KELAS XII IPS DI SMA

Rostina, Achmadi, Okianna

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bkk Akuntansi FKIP Untan Email : rostina10@yahoo.com

Abstract :This research aim to to know the factors influencing difficulty learn the student at Iesson of accountancy of sub of items of accounting cycle of business concern of class of XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. The research method that used is descriptive with the research form used is case study. Data source in this research is 20 student. The result of data analysis showed that student ability in comprehending accountancy Iesson very less, student attitude in learning unfavourable, motivate the student in learning very less, concentration student cannot in learning, student own the habit learn unfavourable, way of learning unfavourable student also. This matter causing student find difficulties to learn and affect at result learn which relative lower that is complete below the mark (< 70).

Keywords : Difficulty learn, Accountancy, Result of learning.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini adalah 20 siswa. Hasil analisis data menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi sangat kurang, sikap siswa dalam belajar kurang baik, motivasi siswa dalam belajar sangat kurang, siswa tidak bisa konsentrasi dalam belajar, siswa memiliki kebiasaan belajar kurang baik, cara belajar siswa juga kurang baik. Hal ini yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dan berdampak pada hasil belajar yang relatif rendah yaitu di bawah standar ketuntasan (<70).

(2)

endidkan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, untuk mencapai tujuan pendidkan nasional maka berbagai macam komponen pendidikan yang ada harus diberdayakan semaksimal mungkin, satu diantara komponen tersebut adalah peserta didik. Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidkan, yang selanjutnya dip roses dalam proses pendidikan, sehingga jadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mengukur tingkat penguasaan pengetahuan peserta didik terhadap mata pelajaran akuntansi, khususnya sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang adalah dengan melihat hasil belajar peserta didik yang pada umumnya ditunjukan dalam bentuk nilai. Namun, kenyataan yang terjadi, hasil belajar pelajaran akuntansi yang diperoleh peserta didik kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap belum optimal.

Dalam proses pembelajaran tidak seterusnya peserta didik akan berhasil, banyak sekali hal-hal yang dapat mengakibatkan munculnya kesulitan belajar serta terjadinya kegagalan yang dialami peserta didik. Gejala kesulitan belajar tersebut akan tampak jelas di saat peserta didik kelihatan lemah, malas, tidak kreatif, tidak menguasai bahan yang telah disampaikan oleh guru, dan akhirnya selalu ragu-ragu dalam mengerjakan tugas. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya usaha untuk mencari faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa terhadap pelajaran akuntansi, khususnya siklus akuntansi perusahaan dagang. Dalam hal ini pihak guru, sekolah, orang tua, serta siswa harus bekerja sama untuk mengatasi penyebab munculnya kesulitan belajar yang dialami peserta didik itu sendiri, sehingga nantinya sekolah mampu menghasilkan lulusan yang berkompeten.

Berdasarkan observasi penulis di SMA Negeri 2 Sungai Kakap, pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, terlihat beberapa orang siswa yang suka telat, ribut dan sering keluar masuk kelas selama jam pelajaran berlangsung, hal ini berakibat siswa tersebut menjadi kurang mengerti pada mata pelajaran tersebut. Penelitian ini akan dilihat dari Nilai Ulangan Harian Murni (NUM) yang diperoleh siswa di semester 1 tahun ajaran 2012/2013. Berikut disajikan data berupa nilai rata-rata Ulangan Harian siswa kelas XII IPS 2 semester 1 (satu) untuk mendukung pernyataan di atas dan merupakan hasil pra-riset antara lain:

TABEL 1. : Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas XII IPS 2 Tahun Ajaran 2012/2013 Mata Pelajaran Akuntansi

No Nama Siswa

Nilai siswa kelas XII IPS 2 Ulangan

Harian

KKM Keterangan

1 Agus Nuralis 5,68 70 Tidak Tuntas

2 Agustiansyah 7,10 70 Tuntas

3 Almulyanto 4,97 70 Tidak Tuntas

4 Al Hamul Huda 6,39 70 Tidak Tuntas

5 Ali Nurdin 5,68 70 Tidak Tuntas

6 Ardiansyah 6,39 70 Tidak Tuntas

7 Arizal 7,10 70 Tuntas

8 Deden Sunandar 5,68 70 Tidak Tuntas

(3)

9 Eka Lestari 4,97 70 Tidak Tuntas

10 Heri Sanjaya 6,39 70 Tidak Tuntas

11 Ibrahim 5,68 70 Tidak Tuntas

12 Indrawati 4,97 70 Tidak Tuntas

13 Liskawati 7,10 70 Tuntas

14 M. Yunus 5,68 70 Tidak Tuntas

15 Mardiana 4,97 70 Tidak Tuntas

16 Mu’arif 5,68 70 Tidak Tuntas

17 Putri Khatulistiwa 4,97 70 Tidak Tuntas

18 Ratna Sulastri 7,10 70 Tuntas

10 Rudi Zulyadi 5,68 70 Tidak Tuntas

20 Sri Julianti 4,97 70 Tidak Tuntas

21 Sri Wahyuni 4,97 70 Tidak Tuntas

22 Syaifudin 5,68 70 Tidak Tuntas

23 Tarmizi 4,26 70 Tidak Tuntas

24 Uray Ari 7,10 70 Tuntas

25 Utari Yeti 4,97 70 Tidak Tuntas

Jumlah 144,13

Jumlah Rata-rata 5,7652

Sumber data : * Guru SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kab. Kubu Raya Tahun 2012/2013

* Nilai Rata-rata ulangan harian untuk semester 1(satu) tahun ajaran 2012/2013

Berdasarkan data dalam tabel di atas, telah menunjukan rendahnya hasil nilai ulangan harian yang relatif besar di kelas XII IPS 2. Rendahnya nilai ulangan harian ini menjadi dasar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut lagi yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar pada pelajaran akuntansi, khususnya siklus akuntansi perusahaan dagang kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Pada tabel tersebut juga terlihat ada 1 orang siswa kelas XII IPS 2 dengan predikat “gagal”, 16 orang siswa dengan predikat “kurang”, 3 orang siswa dengan predikat “cukup”, 5 orang siswa dengan predikat “baik”, dan tidak ada siswa dengan predikat “sangat baik”. Berdasarkan data di atas bahwa di kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap ditemukan 20 siswa dari 25 siswa yang mengalami kesulitan belajar dan berdampak pada hasil belajar yang relatif rendah, yaitu di bawah standar ketuntasan (<70).

Di SMA Negeri 2 Sungai Kakap ini terdiri dari kelas XII IPS 1 dan kelas XII IPS 2.. Dari kedua kelas XII IPS itu, penulis sangat tertarik meneliti di

kelas XII IPS 2, alasannya karena menurut guru pengampuh mata pelajaran akuntansi, di kelas tersebut banyak sekali siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar yang berdampak pada rendahnya hasil belajar yang mereka peroleh. Hal di atas yang melatarbelakangi ketertarikan penulis untuk meneliti dan menganalisis lebih jauh lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan

(4)

belajar siswa pada pelajaran akuntansi, khususnya yang terjadi di SMA Negeri 2 Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengungkap suatu keadaan secara mendalam, intensif, baik mengenai perseorangan, secara individual, maupun kelompok lembaga masyarakat. Data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data ini diperoleh dengan cara wawancara. Pada penelitian ini data primer adalah hasil wawancara dari siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa skripsi, literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan. Adapun Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek tempat asal data dapat diperoleh, dapat berupa bahan pusakaan, atau orang (Informan atau responden)”. Dengan demikian, antara sumber data yang satu dengan sumber data yang lain dapat saling mengontrol, membantu, melengkapi dan mengisi akan kebenaran data yang diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yang mengalami kesulitan belajar yaitu berjumlah 20 siswa.

Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi langsung, teknik observasi langsung, dan teknik studi dokumenter. Teknik komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut. Dalam hal ini, penulis melakukan Focus Group Discussion (FGD), yaitu suatu teknik pengumpulan data kualitatif yang melibatkan sekelompok orang yang berdiskusi mengenai suatu topik dengan pengarahan seorang moderator atau fasilitator. Teknik ini dilakukan terhadap para siswa, yaitu siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap. Teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Jadi yang dimaksud dengan teknik observasi langsung dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti mengamati secara langsung terhadap siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap. Sedangkan teknik studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data dengan mencari dan mengumpulkan data yang ada hubungan dengan masalah yang akan di teliti melalui catatan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Adapun alat-alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pedoman wawancara, lembar observasi, dan lembar kerja. Pedoman wawancara merupakan alat pengumpul data dari teknik komunikasi langsung dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden dan mencatat jawaban responden. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber

(5)

data yang digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Lembar observasi yaitu alat pengumpul data dengan melakukan pengamatan terhadap siswa dalam kegiatan belajar. Lembar observasi ini menggunakan daftar cek. Sedangkan lembar kerja adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk mencatat atau memfotokopi dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep model Spradley. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis domain, yaitu analisis untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau situasi sosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas XII di SMA Negeri 2 Sungai Kakap. Melalui teknik observasi langsung yang digunakan, maka terpilihlah kelas XII IPS 2 sebagai sumber data. Pada kelas XII IPS 2 ini akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD), yaitu suatu teknik pengumpulan data kualitatif yang melibatkan sekelompok orang yang berdiskusi mengenai suatu topik dengan pengarahan seorang moderator atau fasilitator. Sumber data dalam penelitian ini berjumlah 20 siswa.

Dari hasil penelitian ini akan dipaparkan data hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Data dari hasil penelitian ini berupa hasil wawancara dari siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Kakap tentang faktor-faktor internal yang terdiri atas (1) Inteligensi, (2) Sikap Terhadap Belajar, (3) Motivasi Belajar, (4) Konsentrasi Belajar, (5) Kebiasaan Belajar dan (6) Cara Belajar.

1. Inteligensi

Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi, dikarenakan tujuh hal, yaitu: Kesulitan, waktu, ketidaktelitian, pemahaman, ketidakmengertian, banyak hitungan, dan cuaca.

Terkait dengan kesulitan, sebagaimana dikemukakan oleh Sri Julianti sebagai berikut: “Penyebabnye tu Bu kami tu biase susah nak masukan yang mana debet yang mana kredit, nak jumlahkannye pun susah gak”.

Terkait dengan waktu, sebagaimana dikemukakan oleh Muhamad Yunus sebagai berikut: “…terus udah itukan kebanyakan lagi tu lama gitukan pelajarannya, makin ada yang gak dingerti kan, ada yang perlu ditanya biase Ibu bilangkan, adalah nanya gini, terus kite tu pun gak ngerti dari situ”

Alasan lain yang menyebabkan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi adalah ketidaktelitian terhadap materi yang disampaikan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Putri Khatulistiwa, sebagai berikut: “Kalau pelajaran ekonomi tu penyebabnya tu kadang mudah kadang susah, tapi mungkin pada waktu itu tu sulit kami mencernanya”.

(6)

Terkait dengan pemahaman jika siswa memahami pelajaran akuntansi, sebagaimana dikemukakan oleh Heri Sanjaya sebagai berikut: “Pernah Bu, misalnya ginikan kate Guru saye tu seumpamanya kita mempelajari materi tentang perusahaan dagang kan, disitu kite akan mengetahui materi yang selanjutnye, karna tadi seperti yang saye bilang juga tu akuntansi ini secara runtun, jadi tu kalau kite mempelajari dari awal itu lebih mudah dari pada acak gitu”.

Berikutnya terkait dengan ketidakmengertian siswa terhadap pelajaran akuntansi, sebagaimana dinyatakan oleh Agus Nuralis, sebagai berikut: “Hmm dari saye belajar akuntansi sulit dipahami tu karna pelajaran akuntansi ni jujur Bu saya kurang suka Bu, saya kurang suka makanya saya nggak bise konsentrasi mengenai pelajaran ini Bu”.

Alasan lain yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami akuntansi karena banyak hitungan, sebagaimana diungkapkan oleh Ali Nurdin berikut ini: “…jadi saye rase saye tu juga malas Bu untuk belajar akuntansi karna banyak hitung-hitungnye Bu”.

Terakhir yang dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami pelajaran akuntansi yaitu cuaca, sebagaimana yang diungkapkan oleh Eka Lestari sebagai berikut: “Kalau buat Eka sendiri biasa tu kadang-kadang karna cuacanye yang panas, biase ngantuklah”.

2. Sikap terhadap belajar

Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi, dilihat dari sikap siswa dalam belajar. Terlihat ada tujuh hal mempengaruhi sikap siswa dalam belajar akuntansi, yaitu: Memperhatikan guru, Cuaca, Tidak sopan, tidak suka, Acuh, faktor guru, jenuh.

Terkait dengan pentingnya memperhatikan gurusaat menjelaskan, sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim sebagai berikut:“Pernah Bu, pada waktu kelas dua semester pertama, setiap kali guru masuk dia memperingatkan agar memperhatikan pelajaran akuntansi pada saat dijelaskan, pelajaran akuntansi itu masuk pada UAN, agar kamu bisa lulus ujian nasional maka kamu harus bisa memahami akuntansi, terimakasih”.

Berikut terkait dengan cuaca, hal ini dapat menyebabkan siswa bersikap acuh terhadap penjelasan guru, sebagaimana dikemukakan oleh Muhamad Yunus berikut ini:“Pernah Bu, hmm kan misalnya kalau guru lagi njelaskan kan, kadang tu tergantung cuaca gak, panas biase, kalau udah panas tu kan akhirnya kite tu banyak yang ngantuk, malas jadinye belajar gitu, ujung-ujungnye akhirnye kami ni jadi ngobrol lah same teman sebangku”.

Tidak sopan sebagai alasan tidak berprilaku, seperti yang dikemukakan oleh Ali Nurdin sebagai berikut:“…saye biasenye kan ade teman saye yang tidur jadi saye kacau teman saye yang tidur atau teman saye yang belajar disamping saye ajak ngobrol gitu Bu”.

Alasan lain yang mempengaruhi sikap siswa dalam belajar akuntansi adalah tidak suka, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Agus Nuralis berikut ini:“Saya

(7)

pernah ngobrol Bu, kalau soal ngobrol atau ribut di kelas sih pernah Bu, hmm sehubungan dengan pelajaran akuntansi ni kan pelajaran yang tidak saya suka Bu, jadi saya mengekspresikan supaya saya tu tidak focus,tidak pusing gitu Bu, jadi saya bawa happy-happy dengan teman-teman, ribut...”

Sementara itu alasan yang tidak berperilaku terkait sikap terhadap belajar adalah Acuh, berikut dikemukakan oleh Ali Nurdin, yaitu:“Kalau saye Bu, saye tu kurang mengerti dengan pelajaran ekonomi akuntansi, makanye saye ngomong” Faktor Guru sebagai alasan siswa bersikap acuh, dikemukakan oleh Rudi Z sebagai berikut:“Pernah Bu, karna guru tu menjelaskannye terlalu cepat dan itu membosankan”.

Jenuh, ditunjukan sebagaimana alasan yang diungkapkan oleh Syaifudin berikut ini:“Saya si pernah ribut-ribut tu, soalnye kan sering bosan kalau pelajaran ekonomi akuntansi tu kan, jadi itulah suka ribut-ribut”.

3. Motivasi belajar

Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi, dapat dilihat dari motivasi siswa dalam belajar. Terlihat ada lima hal yang melatarbelakangi motivasi siswa dalam belajar akuntansi, yaitu: Pemahaman, tidak paham, ketidakenakan cuaca, suasana, dan pengajaran.

Terkait dengan Pemahaman yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran akuntansi, berikut alasan yang dikemukakan oleh Muhamad Yunus, yaitu:“Alasannya Bu kalau saya tu kadang-kadang suka kadang-kadang enggak tu kan pelajaran akuntansi tu kan kalau materinya mudah saya pahami,kalau saya paham nah itulah saya jadi suka pelajarannya”.

Tidak pahamsebagai alasan tidak berperilaku yang melatarbelakangi kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar akauntansi, diungkapkan oleh Heri Sanjaya berikut ini:“...ketika pelajaran berbelit-belit dan susah dipahami itu saya tidak suka, terima kasih”.

Terkait dengan ketidakenakan cuaca sebagai alasan yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar akuntansi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mu’arif sebagai berikut:“…kalau tidak panas atau karna SMA ini kan masih baru jadi fasilitas belum memadai bah, jadi itu bisa mempengaruhi kita, jadi kita bisa tidak suka dengan belajar akuntansi dan sebaliknya juga seperti itu Bu”.

Suasana sebagai alasan yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar akuntansi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Agus Nuralis berikut ini:“Alasannya tu Bu kadang suka kadang enggak tergantung suasana Bu, kalau suasana hati tenang ya enak lah belajar Bu, tapi kalau kita banyak pikiran, beban, atau ape, biarpun pelajaran enak jadi nggak enak Bu”.

Alasan lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi adalah pengajaran yang dilakukan guru, berikut dikemukakan oleh Ardiansyah, yaitu:“Kalau saye si kadang tergantung kadang-kadang dari gurunya Bu, kalau gurunye agak semangat ngajar mungkin saye semangat juga Bu, dari guru gak Bu”.

(8)

4. Konsentrasi belajar

Faktor yang mempengaruhi Kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi, dapat dilihat dari konsentrasi siswa dalam belajar. Terlihat ada dua hal yang melatarbelakangi konsentrasi belajar siswa pada pelajara akuntansi, yaitu: Merasa terganggu, ketidakseriusan.

Merasa terganggu sebagai alasan mengapa siswa tidak dapat konsentrasi dalam belajar akuntansi, sebagaimana dikemukakan oleh Mardiana berikut ini:“Menurut saya sangat mengganggu, karna kalau kita kan dah konsentrasi ada yang ribut di belakang kita, jadi konsentrasi kite tu jadi buyer kemane-mane”. Hal senada dikemukakan pula oleh Eka Lestari berikut ini:“Kalau menurut Eka sangat mengganggu Bu, kalau teman-teman ribut kita jadi nggak bisa fokus dalam memahami materi yang disampaikan guru”.

Sementara itu, alasan tidak berperilaku yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa pada pelajaran akuntansi adalah ketidakseriusan, seperti yang dikemukakan oleh Agus Nuralis berikut ini:“Kalau ribut si udah biasa dah Bu, tapi kite tak bise nyalahkan orang lain karna kite pun ribut gak, makasih Bu”. 5. Kebiasaan belajar

Salah satu contoh tindakan yang mempengaruhi Kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi, dapat dilihat dari kebiasaan siswa dalam belajar, dimana siswa sering terlambat datang ke sekolah.. hasil penelitian menunjukan bahwa ada empat hal yang melatarbelakangi kebiasaan belajar siswa dalam pelajaran akuntansi, yaitu: ketidaksengajaan, malas belajar, kesengajaan, kebiasaan tidak berperilaku.

Ketidaksengajaan ditunjukan oleh Almulyanto yang mengungkapkan bahwa:“Pernah terlambat Bu, bukan pernah lagi dah, sering terlambat dah Bu, karna paagi-pagi saye pulang kerja tu Bu barulah berangkat sekolah”.

Terkait dengan Malas belajar sebagai alasan mengapa siswa jarang belajar akuntansi , berikut dikemukakan oleh Mu’arif yaitu:“Biasa belajar akuntansi Cuman untuk malam tu kalau ada PR yak, biasanye sih kalau nggak ada PR mungkin saye ndak pernah belajar, mungkin kalau belajar tu hanya tuk menjelang ujian saja Bu”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Tarmizi yaitu: “Saya si udah pasti jarang dah Bu, lagipula gak ngerti juga, makanye saye tidak belajar”. Sementara itu, alasan tidak berperilaku terkait kebiasaan belajar adalah kesengajaan, seperti yang dikemukakan oleh Agus Nuralis berikut ini:“Kalau bicara soal terlambat tu bukan hal yang asing bagi saye Bu, sering, karna saye anaknya sering bergadang gitu Bu, ngumpul-ngumpul sama teman-teman, jam dua jam tiga baru pulang,nanti bangun sholat subuh Bu, habis sholat subuh tidur lagi Bu, bangun sianglah, mandi lagi, pake pernak pernik lagi, jadi berangkat sekolah jam setengah delapan lah”.Lebih lanjut Ibrahim mengatakan:“Kalau saye si Bu malam kan ni suka ngumpul sama kawan-kawan, nggak terasa biase ngumpul tu jam satu baru pulang,sekali bangun siangnye tu siang itulah Bu jadi bisa terlambat datang ke sekolah”.

(9)

Terkait dengan kebiasaan tidak berperilaku yang mempengaruhi kebiasaan belajar siswa dalam belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ali Nurdin berikut ini:“Kalau saye Bu, saye ni malas belajar Bu, jadi kadang-kadang kalau mau ulangan atau ade ulangan semester baru lah saye belajar, itupun kadang-kadang Bu, kadang-kadang-kadang-kadang gak saye pergi bergadang”.

6. Cara belajar

Salah satu faktor yang mempengaruhi Kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi, dapat dilihat dari cara belajar siswa. Terlihat ada tiga hal yang mempengaruhi cara belajar siswa pada pelajaran akuntansi, yaitu: Menunda-nunda, suka, malas.

Terkait dengan Menunda-nunda yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa dalam belajar, sebagaimana diungkapkan oleh Muhamad Yunus berikut ini:“Endak Bu, biase kalau malam tu endak langsung saye bace biase udah tunggu besok-besok jak baru saye bace tu Bu”.Hal yang sama diungkapkan oleh Rudi Zulyadi, yaitu:“Tidak Bu, tidak pernah. Saya tu belajarnya nunggu besok-besok”. Suka merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa dalam belajar, seperti yang dikemukakan oleh Ali Nurdin, yaitu:“maksudnye materinye Bu, kalau materinye membuat saye penasaran saye bace, kalau tidak ya saye abaikan Bu”.

Sementara itu, alasan tidak berperilaku yang dapat mempengaruhi cara belajar siswa adalah malas, seperti yang dikemukakan oleh Mu’arif berikut ini:“Tidak pernah Bu saya belajar, mungkin catatan yang diberikan oleh Ibu guru tu pada saat pelajaran akuntansi lagi baru saya baca kembali Bu, itu pun kalau ade, kalau pikiran lagi, biasekan ada minat belajar akuntansi, kalau lagi malas tu tadak bace same sekali lah”.

Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 10 januari 2013 samapai dengan 19 januari 2013 pada kelas XII IPS 2 di SMA Negeri 2 Sungai Kakap. Berdasarkan pengolahan data hasil wawancara pada faktor inteligensi menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang dapat dilihat dari faktor inteligensi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: siswa sering merasa kesulitan dalam belajar akuntansi, dimana siswa mengatakan bahwa mereka sering sulit mencerna materi yang disampaikan guru. Selain itu, faktor waktu belajar yang lama juga dapat menyebabkan siswa bosan dalam belajar akuntansi.

Hasil penelitian selanjutnya menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilihat dari faktor sikap terhadap belajar dipengaruhi oleh beberapa hal, yang pertama siswa sering merasa malas, jenuh dalam belajar dan pada akhirnya siswa tidak mengerti bahkan tidak suka terhadap pelajaran akuntansi. Hal itu disebabkan karena cuaca yang tidak mendukung. Selain itu, faktor guru juga berpengaruh terhadap sikap siswa dalam belajar. Disini siswa mengatakan bahwa, guru menjelaskan terlalu cepat sehingga siswa

(10)

menjadi bosan dan akhirnya mereka ngobrol dengan teman sebangku, bahkan ada yang tertidur saat guru menjelaskan di depan kelas.

Hasil penelitian selanjutnya menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilihat dari faktor motivasi belajar disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama siswa tidak paham terhadap pelajaran akuntansi. Ketidakpahaman siswa dapat menyebabkan hilangnya motivasi belajar siswa dalam belajar. Selain itu, kondisi cuaca yang panas juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Disini, cara mengajar guru juga sangat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, seperti yang diungkapkan oleh Ardiansyah, “kalau gurunya semangat dalam mengajar maka kami juga semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran”.

Hasil penelitian selanjutnya menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilihat dari faktor konsentrasi belajar disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama yaitu saat kegiatan belajar mengajar berlangsung masih ada beberapa siswa yang suka ribut, sehingga menyebabkan siswa yang lain merasa terganggu. Selain itu, ada siswa yang terlihat tidak serius dalam belajar, hal ini tentu saja mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lain. Hasil penelitian selanjutnya menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilihat dari faktor kebiasaan belajar disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama yaitu ketidaksengajaan. Disini terlihat bahwa, ada sejumlah siswa yang sering terlambat datang ke sekolah dengan alasan bekerja sebelum ke sekolah. Selain itu, faktor jarak juga menjadi penyebab mengapa mereka sering terlambat datang ke sekolah.

Hasil penelitian selanjutnya menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada pelajaran akuntansi sub materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang dilihat dari faktor cara belajar disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama yaitu siswa suka menunda-nunda untuk belajar, sehingga belajarnya tidak optimal. Selain itu, empat orang siswa mengatakan mereka malas untuk belajar, hal ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar siswa tidak memuaskan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa Kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran akuntansi dirasakan sangat kurang, disini terlihat siswa menyatakan bahwa mereka sering kesulitan untuk mencerna atau memahami materi yang disampaikan guru. Sikap siswa dalam belajar dirasakan kurang baik, disini siswa mengatakan bahwa mereka pernah, bahkan sering ngobrol pada saat belajar, sebagian besar siswa beralasan karena mereka kurang mengerti dan akhirnya mereka ngobrol. Motivasi belajar siswa dalam belajar sangat kurang, mereka mengatakan kadang suka kadang tidak dengan mata pelajaran akuntansi, sebagian besar mereka beralasan karna

(11)

materinya sulit dipahami sehingga mereka kurang suka pelajaran akuntansi. Siswa juga mengatakan mereka tidak konsentrasi dalam belajar karna ada teman-teman yang suka ribut, dimana keributan itu bisa merusak daya serap dan daya ingat siswa lain, dan akhirnya mereka tidak bisa fokus dalam memahami materi yang disampaikan guru. Selain itu, Siswa memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik, siswa sering datang terlambat ke sekolah karena berbagai macam alasan, selain itu mereka juga menyatakan mereka jarang belajar, hal ini yang menyebabkan mereka sulit memahami pelajaran yang disampaikan guru. Yang terakhir, Cara belajar siswa dirasakan kurang baik, siswa menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengulang materi yang disampaikan guru pelajaran akuntansi, sebagian besar siswa beralasan karna sifat malas dan kesibukan mereka di luar sekolah, hal ini yang menyebabkan siswa kurang antusias dalam menerima penjelasan guru.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, (1) Hendaknya siswa fokus terhadap penjelasan yang disampaikan guru dan siswa hendaknya bersikap antusias dalam menerima penjelasan guru, siswa menyediakan waktu dirumah untuk mengulangi pelajaran akuntansi yang telah disampaikan guru di sekolah. (2) Hendaknya guru sering memberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi yang disampaikan, sehingga secara tidak langsung siswa akan belajar dan mengulang materi tersebut dirumah. (3) Hendaknya pihak sekolah lebih cepat dan tepat dalam pengambilan kebijakan untuk mengevaluasi siswa serta memberikan dorongan kepada guru agar dapat dengan cepat mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Burhan Bungin.(2011). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers. Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali

Pers.

Hadari Nawawi.(2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : CV Pustaka Setia. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Gambar

TABEL  1. : Nilai  Rata-rata Ulangan Harian  Siswa  Kelas  XII  IPS 2 Tahun  Ajaran 2012/2013  Mata  Pelajaran  Akuntansi

Referensi

Dokumen terkait

Ekspektasi dari proses pembelajaran yang terjadi adalah mahasiswa terlibat aktif terhadap seluruh kegiatan, dari awal kegiatan hingga pemaparan hasil kegiatan, yang

Perlakuan dosis pupuk anorganik tidak menunjukan beda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tanaman dan kering tanaman, bobot basah

Kasubbag Humas bertugas mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan dokuemntasi kegiatn Kepolisian yang berkaitan dengan penyampaian berita di

permasalahan yang ditemukan di lapangan dan kebutuhan yang muncul akibat adanya permasalahan tersebut. Kebutuhan tersebut menuntut pembuatan media visual tanpa menggunakan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga karton warna pada model pembelajaran NHT lebih baik

Pada anak usia sekolah, prestasi belajar seorang siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan menyerap pelajaran yang diberikan. Kemampuan menyerap pelajaran tersebut, baik

Berikut adalah tabel pay off yang menunjukkan nilai-nilai keuntungan yang didapatkan dari alternatif sub kontrak atau pembelian mesin dengan kondisi permintaan tinggi, sedang,

In short, EUROSTROKE is a collaborative study among European research centres to investigate (1) the variation in incidence of fatal and non-fatal ischaemic and haemorrhagic