• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh komponen pada iklan media televisi terhadap loyalitas konsumen Indomie dan Mie Sedap : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh komponen pada iklan media televisi terhadap loyalitas konsumen Indomie dan Mie Sedap : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12) 1. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, perusahaan selalu berhadapan dengan berbagai macam. masalah baik dalam bidang produksi, SDM, keuangan maupun pemasaran. Halhal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Dalam bidang pemasaran perusahaan selalu mencoba untuk memasarkan produknya dan berusaha untuk memuaskan konsumennya. Berkaitan dengan hal tersebut maka perusahaan menggunakan strategi tertentu agar produk yang dipasarkannya dapat memenuhi permintaan konsumen pada pangsa pasarnya. Dengan adanya marketing mix, maka perusahaan dapat memperkenalkan keunggulan produknya lewat promotion mix, personal selling, publisitas dan promosi dagang. Komponen tersebut merupakan sarana komunikasi yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen agar mereka tertarik untuk mencoba menggunakan produk tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mempromosikan produknya adalah melalui periklanan di berbagai media antara lain media cetak, radio ataupun televisi. Jenis-jenis media tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Akan tetapi, dengan adanya media ini perusahaan dapat menginformasikan produknya kepada konsumen sehingga dapat mencapai tujuannya..

(13) 2. Pada zaman sekarang ini, produk convenience seperti mie instant merupakan produk yang banyak dikonsumsi oleh umum karena praktis dan hemat waktu. Untuk iklan produk ini, perusahaan di Indonesia kebanyakan menggunakan iklan media televisi karena media ini secara konvensional lebih efektif, didukung dengan system audio, visual, gambar, orang dan gerak sehingga jangkauannya lebih tinggi. Selain itu, iklan televisi membuat pembeli tetap mengingat produk itu meskipun tidak musim dan mempertahankan kesadaran puncak (M. Suyanto 2005:60). Hal-hal tersebut dirancang dengan elemen pembentuk iklan yang dikenal dengan rumus AIDCA (Rhenald Kasali 1992: 83). Dampak iklan juga merebak dalam persaingan usaha dalam mewujudkan persaingan merek dan produk, hal ini terjadi karena banyak produk sejenis yang ada di segmen pasar yang sama diproduksi oleh perusahaan yang berbeda dan akibatnya mereka berlomba merebut konsumen dan konsumen yang diperoleh akan dipertahankan agar setia.Dari segi psikologis,jika konsumen dihadapkan pada sejumlah pilihan dimana persaingan produk telah menyebabkan barang semakin baik dan murah namun konsumen tidak mencoba berpaling pada produk tertentu. Tentu saja hal ini tidak dapat hanya diduga bahwa karena adanya faktor kesempurnaan produk. Produk yang berkualitas saja tidak akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam membangun kesetiaan melainkan kesetiaan konsumen justru akan bangkit jika psikologi konsumen direkayasa sedemikian rupa oleh rekayasa pesan melalui iklan; dengan kata lain, iklan tampaknya mampu membangun pengaruh terhadap kesetiaan konsumen terhadap suatu.

(14) 3. produk(Rendra Widyatama 2005:161). Oleh karena itu, perusahaan harus mencari apa yang bernilai bagi konsumen dengan mengetahui atribut yang mendasari persepsi dan preferensi konsumen terhadap pasar modern sehingga dapat memberi pelayanan yang melebihi ekspektasi konsumen (Oinike R.M. Hutasoit,2006-06-21). Timbulnya loyalitas suatu produk dipengaruhi beberapa atribut dari mutu produk, tampilan, rancangan, pelayanan dan lain-lain (Abstract: Leila Salawati C,April 1999). Dijelaskan juga bahwa tantangan membangun loyalitas concern pada taste (Rusmaina Lenggogeni. Manajer senior PT Unilever Indonesia,23 Maret 2006). Semakin terikat konsumen akan suatu produk maka akan terjadi pembelian berulang di mana mereka telah merasa bahwa mereka telah melakukan preferensi produk secara tepat sehingga keterikatan ini menjadi suatu syarat timbulnya suatu loyalitas (Jill Griffin, 2002:21). Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempromosikan produknya secara efektif agar dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggannya. Dari uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul. “. Pengaruh Komponen AIDCA pada Iklan Media Televisi Terhadap Loyalitas Konsumen Mie Sedap dan Indomie”..

(15) 4. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh iklan media televisi terhadap loyalitas konsumen indomie dan mie sedap? 2. Komponen AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action) manakah yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen pada masing-masing merk mie instant tersebut? 3. Apakah ada perbedaan loyalitas konsumen terhadap indomie dan mie sedap?. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini masalah hanya dibatasi tentang loyalitas konsumen terhadap mie instant dalam arti melakukan pembelian ulang mie instant (dalam hal ini adalah indomie dan mie sedap). paling tidak 3 kali setiap minggunya dan. loyalitas hanya dipandang dari pengaruh iklan media televisi.. D. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi pengaruh media iklan televisi terhadap loyalitas konsumen indomie dan mie sedap 2. Mengidentifikasi komponen AIDCA yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. 3. Mengidentifikasi perbedaan loyalitas konsumen terhadap indomie dan mie sedap..

(16) 5. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Agar perusahaan dapat menentukan strategi dan kebijakan yang tepat dalam mempertahankan hubungan dengan pelanggan dalam pangsa pasarnya. 2. Bagi Masyarakat Sebagai pedoman bagi kita dalam pemilihan suatu produk secara tepat sehingga kita tidak akan meragukan keputusan pembelian kita terhadap suatu produk dan menjadi yakin terhadap produk yang telah kita pilih. 3. Bagi Perguruan Tinggi Dapat menambah wawasan tentang ilmu pemasaran sehingga dapat mengetahui lebih jauh tentang perilaku konsumen dalam membuat suatu keputusan pembelian terhadap pilihan produk yang ada..

(17) 6. BAB II LANDASAN TEORI. A. Iklan dan Pemasaran Menurut Rendra Widyatama (2005), pengertian iklan secara prinsip adalah bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara personal melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.Dalam perspektif iklan cenderung menekankan pada aspek penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif yang disampaikan melalui media khusus, Perspektif pemasaran lebih menekankan pemaknaan iklan sebagai alat pemasaran yaitu menjual produk. Pengertian tersebut juga sejalan dengan pengertian iklan menurut Dunn dan Barban (1978) yang menuliskan bahwa iklan adalah bentuk komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasive) kepada konsumen, lembaga non komersial maupun pribadi yang berkepentingan (Dunn&Barban 1978:8). Di Indonesia, Masyarakat Periklanan Indonesia mengartikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Dari beberapa pengertian iklan tersebut, dapat dirangkum enam prinsip dasar iklan yaitu:.

(18) 7. 1. Adanya pesan tertentu Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Tanpa pesan iklan tidak akan berwujud. Menurut (Kotler& AB Susanto,2001:820) terdapat beberapa hal yang harus diputuskan mengenai pesan iklan yaitu: pembentukan pesan, evaluasi dan pemilihan pesan, dan pelaksanaan pesan yang dapat disajikan dari segi potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi, suasana atau citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah, dan bukti kesaksian. 2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor) Ciri sebuah iklan adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu secara jelas. Komunikator iklan dapat dating dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan negara. 3. Dilakukan dengan cara non personal. Dari pengertian iklan yang diberikan, hampir semua menyepakati bahwa iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal. Non personal artinya tidak dalam bentuk tatap muka. Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media (yang kemudian disebut dengan media periklanan). 4. Disampaikan untuk khalayak tertentu Dalam dunia periklanan, khalayak cenderung bersifat khusus. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada semua orang, melainkan kelompok target audiens tertentu..

(19) 8. 5. Penyampaian pesan tersebut dilakukan dengan cara membayar. Dalam kegiatan periklanan istilah membayar ini sekarang harus dimaknai secara luas. Sebab kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang melainkan dengan cara barter berupa waktu, ruang dan kesempatan. 6. Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu. Dalam sebuah visualisasi iklan, seluruh pesan dalam iklan semestinya merupakan pesan yang efektif. Artinya pesan mampu menggerakkan khalayak ramai untuk mengikuti pesan iklan. Semua iklan yang dibuat pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu yaitu berupa dampak tertentu baik dampak ekonomis maupun sosial. Periklanan dan pemasaran merupakan dua hal yang sulit dipisahkan, keduanya saling berkaitan dan tidak pernah terlepas dari kegiatan pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran modern, periklanan merupakan bagian dari kegiatan promotion mix bersama dengan personal selling, publisitas dan promosi dagang. Sementara itu, dalam perspektif komunikasi pemasaran dan ekonomi, promotion mix merupakan bagian dari bauran pemasaran. Dengan kata lain, periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari kegiatan pemasaran yang lebih luas..

(20) 9. Berikut ini adalah diagram tentang bauran pemasaran dan bauran promosi menurut Rendra Widyatama:. Diagram bauran pemasaran dan Bauran Promosi ( Marketing Mix and Promotion Mix ) Marketing Mix ( Bauran Pemasaran ). Product ( Produk ). Advertisement ( Iklan ). Price ( Harga ). Sales Promotion ( Promosi Dagang ). Place ( Tempat ). Publicity ( Publisitas ). Promotion ( Promosi ). Personal Selling ( Penjualan Pribadi ). Keempat aktivitas ini disebut dengan Bauran Promosi ( Promotion Mix ). Sebagai sebuah bentuk aktivitas komunikasi, pemasaran merupakan upaya menyampaikan pesan kepada orang lain. Menyampaikan pesan dalam hal ini menitikberatkan pada dua makna utama yaitu: menginformasikan kepada orang lain tentang produk yang dibuat dan merupakan upaya mempengaruhi atau membujuk orang lain (calon pembeli) supaya membeli, menggunakan produk kita atau agar mereka tetap setia dengan produk yang kita hasilkan..

(21) 10. Dalam melakukan upaya pemasaran tersebut, dapat ditempuh dengan banyak cara, baik memakai media (media lini atau lini bawah), maupun tidak melalui media (dalam komunikasi bentuk personal). Sehingga sifat pemasaran dapat dilakukan secara personal maupun non personal (melalui media) dengan beberapa cara yaitu periklanan(advertisement), promosi dagang (sales promotion), publisitas (publicity) dan penjualan pribadi (personal selling). Umumnya, keempat kegiatan ini dilakukan secara bersama dan sinergis. Dalam ilmu pemasaran, aktivitas ini disebut bauran promosi (promotion mix). Dalam perkembangannya, sebagaimana yang terjadi sekarang bagan tersebut sudah banyak dikembangkan. Dari hasil kajian terus-menerus di lapangan pemasaran tidak cukup sekedar membangun aspek produk, menentukan harga, menyiapkan tempat dan melakukan promosi yang baik. Berhasilnya pemasaran produk juga disumbang oleh faktor-faktor lain di luar 4 hal tersebut. Dengan pemahaman yang menyeluruh atas marketing mix dan promotion mix maka seorang pengiklan akan lebih mudah dalam merancang pesan iklan. Pesan yang dibangun akan lebih sesuai dengan khalayak sasarannya. Dengan demikian, secara keseluruhan iklan yang disampaikan akan lebih berhasil mencapai target yang diinginkan di masyarakat. Setelah mengetahui gambaran tentang bauran promosi maka tentu saja kita perlu memahami tentang berbagai macam media promosi yang digunakan dalam memperkenalkan suatu produk atau jasa..

(22) 11. B. Mengenal Media Promosi Secara umum pembagian menurut praktisi periklanan, iklan dapat dikelompokkan dalam 2 kategori besar yaitu Above the line (bersifat massa) dan below the line (menggunakan media khusus). Yang termasuk dalam above the line antara lain: surat kabar, majalah, tabloid, televisi, film dan media interaktif internet. Sementara untuk below the line antara lain: leaflet, poster, spanduk, baliho, bus panel, bus stop, point of purchase (POP), stiker,shop sign, flayers, hanging display, dan sebagainya. Ada berbagai jenis media utama yang masing- masingnya memiliki keunggulan dan kendala yaitu: (Kotler& AB Susanto,2002:832) 1. Surat kabar Keunggulan: fleksibilitas, ketepatan waktu, liputan pasar lokal yang baik, penerimaan luas dan dipercayai. Sedangkan kendalanya: jangka waktu pendek, mutu reproduksi buruk dan penerusan audiens kecil. 2. Surat langsung Keunggulan: audiens terpilih, fleksibilitas, tidak ada persaingan iklan untuk media yang sama, personalisasi. Sedangkan kendalanya: biaya relative tinggi, citra “surat sampah”. 3. Radio Keunggulan: penggunaan massal, pilihan geografis dan demografis tinggi, biaya rendah sedangkan kendalanya hanya penyajian audio, perhatian audiens kurang jika dibandingkan televisi, struktur harga tidak standar, paparan sia-sia..

(23) 12. 4. Majalah Keunggulan: pilihan geografis dan demografis tinggi, peredaran yang sia-sia, tidak ada jaminan posisi sedangkan kendalanya: ’Tenggang waktu pembelian iklan panjang terdapat” 5. Lapangan Keunggulan:. fleksibilitas,. pengulangan. paparan. tinggi,. biaya. rendah,. persaingan rendah sedangkan kendalanya: tidak ada pilihan audiens, kreativitas terbatas. 6. Televisi Keunggulan: menggabungkan pandangan suara dan gerakan, memancing indra, perhatian tinggi, jangkauan tinggi sedangkan kendalanya: biaya absolut tinggi, pengelompokkan tinggi, paparan tidak terlihat dan pilihan audiens kurang. Televisi adalah salah satu media yang paling banyak dilakukan oleh pemasar di Indonesia. misal: Pepsodent, Indomie, Sariayu.(Kotler & AB. Susanto 2001:834). Selain itu, televisi adalah lebih efektif daripada media cetak karena televisi adalah media dengan keterlibatan rendah yang sesuai dengan pengetahuan pasif (Kotler & AB Susanto 2000:249). Dalam Low Involvement Theory, Krugman juga mengatakan bahwa menonton televisi adalah aktivitas pembelajaran pasif ( by Grant A Johnson, University Of Texas at Austin). Dari beberapa jenis media iklan yang dipaparkan di atas, peneliti memberikan fokus pada pengaruh iklan media televisi terhadap perilaku pembelian konsumen yang mengarah pada loyalitas berdasarkan keunggulan.

(24) 13. media tersebut. Untuk itu, perlu dipahami lebih jauh tentang bentuk iklan yang ada pada media televisi.. C.. Bentuk Iklan Televisi Televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori ”above the line”. Sesuai karakternya, iklan televisi mengandung suara, gambar dan gerak. Oeh karena itu, pesan lewat media ini sangat perhatian dan impresif. Berdasarkan bentuknya iklan televisi dapat dikelompokkan menjadi: 1.. Live action Merupakan video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara dan gerak bersama. Biasanya banyak menampilkan cuplikan sehari-hari kehidupan masyarakat.. 2.. Animasi Merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar kartun (dua maupun tiga dimensi).. 3.. Stop action Merupakan perpaduan antara live action dan teknik animasi.. 4.. Still Iklan jenis ini disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gambar gerak melainkan gambar beku atau diam.Jenis iklan ini bisa juga disebut dengan slide show..

(25) 14. 5.. Musik Iklan disampaikan melalui musik sebagai media penyampai pesan. Contoh iklan yang sudah popular menggunakan musik sebagai bentuk yang dominan yaitu iklan indomie.Selain itu, banyak praktisi dan akademisi periklanan memikirkan bentuk variasi musik yag berfungsi untuk fungsi komunikasi, mencakup musik sebagai penarik perhatian, membuat konsumen berperasaan positif, membuat konsumen lebih menerima pesan iklan dan membuat komunikasi yang mengandung arti terhadap produk yang diiklankan (M.Suyanto 2005: 125).. 6.. Superimposed Bentuk iklan televisi dalam bentuk iklan iklan yang diperlihatkan di atas gambar lain . 7.. Sponsor program Iklan televisi dimana pihak pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi.. 8. Running text Pesan diperlihatkan muncul masuk pada layar secara perlahan bergerak dari kanan lalu masuk pada layar dan menghilang pada sebelah kiri layar dan biasanya diperlihatkan di bawah layar sehingga tidak terlalu mengganggu tayangan yang sedang berlangsung..

(26) 15. 9.. Backdrop Iklan televisi diperlihatkan pada layar belakang acara yang diadakan.. 10. Caption Bentuk iklan yang menyerupai super imposed. Bedanya adalah pesan yang digunakan hanya berupa tulisan yang muncul di layar bawah. Biasanya untuk mendukung iklan property endorsement. 11. Credit title Iklan ini biasanya berupa gambar still yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika sebuah acara telah selesai. 12. Ad Lib Pesan disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung baik antara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan pembawa sponsor program acara tertentu. 13. Property endorsement Dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan dalam layar dapat digunakan sebagai iklan. Biasanya merupakan iklan tidak langsung (soft Campaign) atau terselubung. Iklan ini merupakan bentuk dukungan sponsor yang diperlihatkan pada berbagai hal yang digunakan sebagai kelengkapan property siaran maupun berbagai hal yang dikenakan oleh artis atau presenter..

(27) 16. 14. Promo Ad Iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan acaranya dengan harapan para pemirsanya tertarik untuk menonton acara yang ditayangkan sehingga program acara tersebut mendapat rating yang tinggi. Bentuk iklan televisi yang disebutkan di atas tentunya berkaitan dengan elemen. yang digunakan untuk pembuatan bentuk iklan televisi.. Menurut Rhenald Kasali (1992:83), untuk menghasilkan iklan yang baik, ada beberapa elemen yang harus digunakan yang dikenal sebagai rumus AIDCA yang terdiri dari : 1.. Attention : Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar, maupun pemirsa. Untuk itu iklan memerlukan bantuan antara lain berupa ukuran(media cetak, atau air time untuk media penyiaran), penggunaan warna(spot atau full color), tata letak, jenis huruf yang ditampilkan serta berbagai suara khusus untuk iklan pada radio dan televisi .. 2.. Interest : setelah perhatian pembeli berhasil direbut,maka perhatian harus dapat ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa ingin tahu lebih jauh dalam diri calon pembeli. Dengan demikian, penggunaan kata-kata atau kalimat pembuka sebaiknya dapat merangsang orang untuk tahu lebih lanjut..

(28) 17. 3.. Desire : Iklan harus dapat menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut.. 4.. Conviction : Dalam tahap ini sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya sudah mulai tersentuh. Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli maka dapat ditunjang dengan kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagikan percontoh gratis dan menyodorkan pandangan positif dari tokoh masyarakat terkemuka serta pengujian oleh pihak ketiga.. 5.. Action : Akhirnya sampai pada upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli agar segera melakukan tindakan pembelian .Maka harus mempergunakan pemilihan kata agar calon pembeli dapat bergerak. Elemen tersebut akan merangsang persepsi konsumen terhadap suatu produk. Dari hal itu, maka iklan akan menimbulkan pengaruh di berbagai aspek.. D. Pengaruh iklan Menurut Rendra Widyatama (2005), terdapat pengaruh iklan dalam aspek sebagai berikut: 1. Ekonomi Kegiatan periklanan tampaknya mampu memunculkan multi player effect atau dengan kata lain dapat menghadirkan efek karambol yang luar biasa, tidak hanya mendatangkan keuntungan tetapi juga mampu meningkatkan daya beli masyarakat atas produk maupun jasa. Logikanya,.

(29) 18. muncul konsumerisme di masyarakat telah memberi andil pada laju industri. Daya konsumsi masyarakat yang meningkat menyebabkan permintaan akan barang akan bertambah. Peningkatan kapasitas produksi yang dilakukan untuk memenuhi jumlah permintaan sebagai akibat dari pengaruh iklan menyebabkan harga produksi juga ikut berpengaruh. Di satu sisi, produksi massal dapat menekan harga produk dan meningkatkan keuntungan. Dampak iklan juga merebak dalam persaingan usaha dalam wujud persaingan merek dan produk. Hal ini terjadi karena banyak produk sejenis yang ada di segmen pasar yang sama yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeda. Hal ini menyebabkan mereka berlomba merebut konsumen dan konsumen yang telah diperoleh akan dipertahankan agar setia. 2.. Psikologis Iklan pada gilirannya ikut menentukan tingkat minat, kepercayaan, dan keyakinan kita terhadap produk. Minat masyarakat terhadap produk tumbuh karena iklan yang menarik atau sebaliknya tidak tetarik bahkan tidak yakin akan kualitas produk yang diiklankan. Tingkat keyakinan tersebut, pada gilirannya juga ikut menjadi penentu keputusan seseorang untuk memilih produk yang hendak dibeli. Pengaruh dalam aspek afektif dapat terlihat dalam perilaku seseorang di masyarakat. Pengaruh iklan pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan perilaku tertentu di masyarakat. Antara lain merasa lebih.

(30) 19. nyaman dan lebih percaya diri mengenakan produk dengan merek tertentu ( tentu saja yang diiklankan). Selain itu, iklan juga mampu menumbuhkan sikap konsumerisme masyarakat di mana mengkonsumsi. barang. dan. jasa. berlebihan,. masyarakat cenderung jauh. di. atas. yang. dibutuhkannya. Di tengah membanjirnya ribuan merek dari aneka produk yang sejenis, sering dijumpai bahwa konsumen tetap memiliki pilihan terhadap merek tertentu. Mereka tidak mencoba beralih ke merek lain bahkan cenderung membangun kesetiaan terhadap merek Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Griffin(2002:31) bahwa salah satu ciri pelanggan yang loyal adalah kebal terhadap daya tarikan dari pesaingnya.. 3.. Sosial Budaya Berbagai pengaruh psikologis yang bersifat individu dari mahkluk yang bernama iklan tersebut lambat laun mengkristal secara kolektif dan menjadi perilaku masyarakat secara umum. Perilaku masyarakat yang lebih umum ini pada gilirannya membentuk system nilai, gaya hidup, maupun standar budaya tertentu termasuk mempengaruhi standar moral, etika maupun estetika. Hal-hal ini mampu dikendalikan oleh iklan dan cenderung menjadi suatu penyeragaman budaya di tengah masyarakat. Setelah memahami tentang pengaruh iklan dalam aspek yang disebutkan di atas maka konsumen akan bergerak dari tahap-tahap siklus.

(31) 20. pembelian di mana mereka dihadapkan pada sejumlah keputusan pembelian yang mengarah pada loyal atau tidak loyal dalam menggunakan suatu produk.. 4.. Loyalitas dan siklus pembelian Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian. Pembeli pertama kali akan bergerak melalui lima langkah yaitu: a.. Kesadaran Langkah pertama menuju loyalitas dimulai dengan kesadaran pelanggan akan produk anda. Pada tahap ini anda mulai membentuk “pangsa pikiran” yang dibutuhkan untuk memposisikan ke dalam pikiran calon pelanggan bahwa produk atau jasa anda lebih unggul dari pesaing. Kesadaran dapat timbul dengan berbagai cara: iklan konvensional (radio, TV, surat kabar, Bill Board,), iklan di Web, pos langsung, e-mail, terbitan khusus industri, komunikasi dari mulut ke mulut (on line atau off line)serta kegiatan pemasaran seperti in store display dan siaran Web.. b.. Pembelian awal Langkah ini merupakan yang paling penting dalam memelihara loyalitas baik itu dilakukan secara on line maupun off line, pembelian pertama kali merupakan pembelian. percobaan; perusahaan dapat. menanamkan kesan positif atau negatif kepada pelanggan dengan.

(32) 21. produk atau jasa yang diberikan, mudahnya transaksi pembelian aktual, hubungan dengan pegawai, lingkungan fisik toko bahkan waktu loading halaman situs web perusahaan atau mudahnya navigasi. Setelah pembelian pertama dilakukan maka ada kesempatan untuk menumbuhkan pelanggan yang loyal. c.. Evaluasi- Pasca Pembelian Setelah pembelian dilakukan, pelanggan secara sadar atau tidak sadar akan mengevaluasi transaksi. Bila pembeli merasa puas, atau ketidakpuasan. terlalu. mengecewakan. sampai. dapat. dijadikan. pertimbangan beralih ke pesaing maka akan terjadi kemungkinan membeli kembali. d. Keputusan membeli kembali Komitmen untuk membeli merupakan sikap yang paling penting bagi loyalitas bahkan lebih penting dari kepuasan. Motivasi untuk membeli kembali berasal dari tingginya sikap positif yang ditujukan terhadap produk atau jasa tertentu dibanding sikap positif terhadap produk atau jasa alternatif yang potensial.. Dari tahapan siklus pembelian konsumen, kita akan dapat mengetahui seberapa besar preferensi dan keterikatan konsumen terhadap produk yang ditawarkan yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai jenis tingkat keterikatan dan loyalitas..

(33) 22. E.. Keterikatan dan jenis loyalitas Keterikatan merupakan prasyarat bagi suatu loyalitas. Keterikatan yang dirasakan pelanggan dibentuk oleh dua dimensi: tingkat preferensi dan tingkat diferensiasi produk atau jasa yang dipersepsikan. Empat keterikatan relatif: diferensiasi produk. preferensi pembeli. Tidak. Ya. kuat. Keterikatan rendah. keterikatan tertinggi. Lemah. Keterikatan terendah keterikatan tinggi. Faktor kedua yang menentukan loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa tertentu adalah pembelian berulang. Empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasikan silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi. Pembelian berulang. Keterikatan relative. tinggi. rendah. Tinggi. loyalitas premium. loyalitas tersembunyi. Rendah. loyalitas yang lemah tanpa loyalitas. Loyalitas pelanggan tampaknya. merupakan ukuran yang lebih dapat. diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan. Berbeda dari kepuasan, yang merupakan sikap, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal adalah orang yang :.

(34) 23. 1.. Melakukan pembelian ulang secara teratur.. 2.. Membeli antar lini produk dan jasa.. 3.. Mereferensikan pada orang lain.. 4.. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing. Pentingnya menjaga pelanggan yang ada sekarang dapat diperhitungkan. dengan melihat ‘lifetime value’ pelanggan. Perlu juga dipahami bahwa mencari pelanggan baru biasanya lebih mahal daripada mempertahankan yang sudah ada yang akhirnya ini semua berdampak pada peningkatan penjualan.(Berta Bekti Retnawati). Dengan demikian, perusahaan harus dapat mengidentifikasi apakah pelanggan terpuaskan atau tidak, dan apakah ada pembelian ulang produk maka perlu diperhatikan komponen pengukuran yang terkait dengan hal itu. F.. Pengukuran yang terkait dengan pembelian ulang Menurut Griffin(2002:3) bahwa sebagian besar manajer menganggap bahwa ada korelasi positif antara skor. kepuasan pelanggan dan perilaku. pembelian pelanggan. Anggapan umumnya adalah peningkatan skor kepuasan pelanggan akan diikuti peningkatan pangsa pasar yang dibelanjakan oleh pelanggan, tingkat referensi perusahaan dari pihak lain(rate of referral) dan kerelaan pelanggan membayar pada harga yang lebih tinggi(premium price). Tetapi sebagaimana. dari temuan yang digambarkan oleh Griffin, korelasi. tersebut tidak dapat diandalkan. Tingkat kepuasan belum tentu menghasilkan penjualan dan laba yang tinggi. Beberapa alasan faktor kepuasan tidak dapat diandalkan yaitu bahwa ketika konsumen menyadari nilai yang ditawarkan.

(35) 24. pesaing lebih besar. Hal ini sependapat dengan Amalia E Maulana seorang kandidat doctor Marketing UNSW, Australia pada majalah SWA (Kamis,13 Januari 2005) ia megatakan bahwa “kepuasan pelanggan ternyata tidak memberikan jaminan bahwa konsumen akan loyal terhadap kualitas produk atau jasa dan ternyata masih banyak yang pindah merek karena akibat diferensiasi merek yang tersedia tidak selalu signifikan sehingga menurut konsumen tidak ada resiko untuk berganti-ganti. Alasan konsumen puas tetapi tidak loyal karena ada tawaran insentif yang menarik dari pesaing dan sulit ditolak oleh konsumen. Suatu produk yang berkualitas saja tidak akan memiliki pengaruh yang signifikan dalam membangun kesetiaan akan tetapi jika psikologi konsumen direkayasa sedemikian rupa oleh rekayasa pesan melalui iklan maka tampaknya mampu membangun pengaruh terhadap kesetiaan konsumen pada produk (Rendra Widyatama, 2005:164). Menurut Griffin (2002:5),bila kepuasan pelanggan tidak dapat diandalkan maka dapat digunakan pengukuran sejati yaitu loyalitas pelanggan. Konsep loyalitas konsumen lebih banyak dikaitkan dengan perilaku daripada dengan sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan yang loyal, ia menunjukkan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian non random yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan. Istilah non random merupakan kuncinya. Loyalitas menunjukkan kondisi durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian tidak kurang dari dua kali. Terakhir, unit pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk.

(36) 25. membeli mungkin dilakukan oleh lebih dari satu orang. Loyalitas merupakan tingkatan dimana suatu perilaku mengalami pengulangan dan perilaku tersebut harus dipelihara di sepanjang rantai pembelian konsumsi (J Paul Peter dan Jerry C. Olson 280:1999) Dua kondisi penting yang berhubungan dengan loyalitas adalah retensi pelanggan (customer retention) dan total pangsa pasar (total share of customer). Retensi pelanggan adalah persentase pelanggan yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang selama periode waktu terbatas. Pangsa pasar suatu perusahaan menunjukkan persentase dari anggaran pelanggan yang dibelanjakan ke perusahaan tersebut. Setelah perusahaan mempengaruhi konsumen lewat bebagai media yang digunakan untuk mempromosikan produknya,. ia akan mengamati siklus. pembelian yang terkait dengan perilaku pembelian yang juga dipengaruhi faktor keterikatan, preferensi serta pembelian ulang. Dari hal-hal tersebut, tentunya perusahaan harus mengetahui kiat-kiat untuk mempertahankan pelanggannya agar tidak hilang. Berikut ini akan dijelaskan tentang kiat-kiat untuk membangun loyalitas dengan pelanggan.. G. Membangun Loyalitas Sebelum membangun suatu loyalitas kita harus dapat mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut(Gramedia Management Action Guides) : 1.. Barang dan jasa.

(37) 26. Dalam dunia komersial, perusahaan selalu dituntut untuk berkompetisi dalam kualitas layanan mereka. Barang nyata menjadi sekedar salah satu unsur. yang. komprehensif.. Sehingga. mereka. dituntut. untuk. mendiferensiasikan produknya dan semua hal itu konsumen dan kebutuhan “riil”. Kecenderungan barang menjadi layanan ini berarti konsumen harus semakin mempercayai pemasok mereka dan mengandalkan reputasi serta integritas mereka karena mereka tidak dapat menilai apa yang mereka peroleh sebelum membelinya. 2.. Konsumen sebagai bagian dari bisnis Konsumen merupakan satu-satunya aset yang dimiliki oleh suatu bisnis. Tanpa ada konsumen tidak ada bisnis dan tidak ada aset lain yang mempunyai nilai komersial.. 3.. Siapakah konsumen anda? Banyaknya jenis konsumen yang diharapkan dan seberapa banyak perhitungan kepentingan dan opini mereka tergantung pada sejumlah faktor: skala operasi, usia produk, pengaruh relatif terhadap kehidupan manusia, visibilitas serta konsekuensi kegagalan atau kerusakan.. 4.. Manfaat produk Konsep produsen tentang produk mereka adalah pada bentuk produk mereka sedangkan bagi konsumen, kepentingan mereka terletak pada manfaat produk tersebut..

(38) 27. 5.. Total Quality Manajemen (TQM) Banyak perusahaan kini menggunakan prinsip TQM sebagai pedoman mengelola produksi . Dalam bahasan TQM dikatakan bahwa ‘kualitas’ adalah kemampuan untuk digunakan. Gagasan bahwa kualitas tergantung pada kegunaan yang diberikan membawa konsumen ke dalam gambaran tersebut, karena pelangganlah yang menentukan apa kegunaannya.. 6.. Mencari tahu kebutuhan konsumen Mencari tahu kebutuhan-kebutuhan konsumen sangat berbeda dengan mencari tahu seberapa besar kepuasan konsumen akan produk dan pelayanan anda. Aktivitas yang kedua merupakan cara untuk meningkatkan tujuan anda saat anda tahu bahwa anda telah mencapai bidang sasaran umum dengan produk anda. Menemukan. kebutuhan para konsumen adalah masalah. pengembangan, bukan penjualan. Oleh karena itu kita pasti lebih tertarik kepada kebutuhan yang tidak terpenuhi ketimbang pujian bagi hasil kerja kita. Setiap kontak dan percakapan yang dilakukan dengan para konsumen adalah kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru tentang kebutuhan dan hal yang disukai konsumen. Selanjutnya kita harus mengasumsikan bahwa anda terlibat dalam diskusi yang agak formal dengan konsumen yang tahu siapa anda dan percaya pada anda..

(39) 28. a.. Persiapan Dua hal yang perlu dipikirkan sebelum memulai percakapan dengan konsumen yaitu : jenis bisnis dan hal yang anda ketahui tentang konsumen.. b.. Mengarahkan pembicaraan Agar dapat mengarahkan pembicaraan maka hal yang dibutuhkan adalah bahwa mereka percaya pada anda, ada sesuatu untuk mereka, pertanyaan yang tepat,dan anda adalah pendengar yang baik.. c.. Menciptakan kepercayaan Penyebab ketidakpercayaan adalah ketidaktahuan akan maksud orang lain.. 7.. Manfaat bagi konsumen Didasarkan pada motivasi dasar manusia, ada tiga hal yang dapat diasumsikan dengan aman yaitu bahwa tiap orang ingin: diakui, menjadi individu, dan membuat perbedaan. Setelah sadar akan motivator dasar ini, maka sangatlah mudah untuk membuat mata rantai yang menghubungkan anda dengan konsumen dan efeknya adalah meningkatnya kerja sama kita dengan mereka. Perlu diingat bahwa tidak perlu menipu atau memberi ‘pelicin’ kepada konsumen. Sepenuhnya ini berkenaan dengan penghargaan yang sesuai dengan bobotnya. Perlu diingat bahwa loyalitas selalu bergerak searah dengan laju pertambahan manfaat (Hermawan Kartajaya 2007:52)..

(40) 29. 8. Merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Agar dapat memuaskan konsumen, kita tidak dapat menganggap produk kita sebagai barang melainkan harus disesuaikan dengan keinginan konsumen. Untuk itu, kita. perlu mengetahui tentang klasifikasi barang konsumsi. berdasarkan kebiasaan belanja konsumen. Menurut Kotler dan AB Susanto, produk tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Convenience goods: barang yang dibeli dengan frekuensi tinggi, waktu singkat, dan usaha minimum.Untuk kelas produk ini penjualannya masal oleh produsen, biasanya harga rendah, merek penting (McCarthy & Perreault 1995:268). b. Shopping goods: barang yang dalam proses pemilihan dan pembelian dibandingkan. c.. Specialty goods: Barang yang memiliki karakteristik unik dan atau identifikasi merek untuk itu sekelompok pembeli bersedia berusaha membelinya.. d.. Unsought goods: barang yang tidak diketahui pembeli atau diketahui tetapi biasa tidak berpikir untuk membelinya. Setelah mengetahui hal-hal tersebut maka dapat dibuat keputusan tentang seberapa jauh kita akan memenuhi kebutuhan konsumen.Selanjutnya kita harus dapat mendiferensiasikan produk kita dengan pemasok yang lain..

(41) 30. 9. Variasi konsumen Variasi konsumen tersebut dapat terangkum dalam beberapa kemungkinan perbedaan yang penting yaitu: potensi konsumen-nilai pembelian mereka, pengetahuan teknis dan keahlian mereka, kejelasan keperluan mereka, dan tipe penggunaan. 10. Nilai tambah pada produk Harus ada sebuah pengertian bahwa anda harus mempunyai rincian lengkap tentang kebutuhan konsumen dan memandang hubungan antara konsumen dan perusahaan sebagi kesatuan yang kontinyu. Dengan perspektif ini, anda akan mampu melihat berbagai peluang untuk mengembangkan jangkauan dari dua dimensi yang bisa kita sebut sebagai tinggi dan lebar. Tinggi berarti layanan berkembang naik dan turun sedangkan lebar berarti perluasan jangkauan kebutuhan yang siap anda layani. 11. Mengembangkan produk baru Hendaknya ada kebijakan dan pedoman untuk mengembangkan produk baru yaitu: mengembangkan daya saing, mempertahankan keberadaan pelanggan, mencari pelanggan yang baru untuk produk yang ada, memanfaatkan perkembangan teknologi dan meraih pangsa pasar. Dalam mengembangkan produk baru, perusahaan dapat melakukan cara yaitu mengembangkan produk dalam laboratoriumnya atau dapat mengontrak peneliti atau perusahaan pengembangan produk baru untuk mengembangkan produk tertentu bagi perusahaan (Kotler dan AB Susanto,2001:414)..

(42) 31. 12. Sumber gagasan bagi produk baru Bagi sebagian besar perusahaan,sumber ide utamanya adalah: para pelanggan, para pesaing, para staf, penelitian dan pengembangan (litbang).. H. Review penelitian terdahulu Dari pengamatan tentang penelitian terdahulu yang diteliti (oleh Agustinus 992214010) dengan judul ‘Persepsi konsumen terhadap promosi melalui televisi dengan loyalitas pelanggan pada produk shampoo PANTENE, ia menyatakan hipotesis bahwa persepsi konsumen tehadap promosi televisi berhubungan dengan loyalitas pelanggan Shampoo PANTENE, hal yang ditekankan adalah persepsi sedangkan penelitian yang akan dilakukan sekarang lebih mengacu pada seberapa besar tingkat loyalitas dinilai dari perilaku pembelian yang dipengaruhi oleh iklan televisi..

(43) 32. I.. Hipotesis Kerangka Pikir. Pengaruh psikologis dari iklan TV (rekayasa pesan tergantung pada elemen pembentuk iklan((Attention, Interest,Desire,Convicti on,Action) Tingkat keyakinan,minat, dan kepercayaan. Perilaku pembelian yang mengarah pada loyalitas ¾ ¾ ¾. ¾. Adanya pembelian berulang dan teratur Mereferensikan kepada orang Adanya kekebalan terhadap daya tarik pesaing Pembelian lini produk. Pengaruh psikologis dari iklan televisi sangat tergantung pada elemen pembentuk iklan (AIDCA) dan selanjutnya akan merangsang tingkat keyakinan, minat dan kepercayaan konsumen). Dari hal tersebut maka perilaku konsumen akan teramati apakah mereka adalah orang yang memenuhi kriteria terbentuknya loyalitas konsumen.. Ha : Ada pengaruh komponen AIDCA pada iklan media televisi terhadap loyalitas konsumen mie instant. Ho :Tidak ada pengaruh komponen AIDCA pada iklan media televisi terhadap loyalitas konsumen mie instant..

(44) 33. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus (case study) adalah penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield,1930 dalam Moh. Nazir). Tujuan studi kasus adalah memberi gambaran secara terperinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian sifat tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum, studi kasus mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil, studi kasus juga dapat memberikan hipotesa-hipotesa untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi dalam perumusan masalah, penggunaan statistik dalam menganalisa data serta cara perumusan generalisasi dan kesimpulan (Moh.Nazir,1988:66).. B. Waktu dan Lokasi penelitian Waktu untuk penelitian ini adalah berkisar antara bulan Oktober-November. Untuk lokasi penelitian bertempat di Universitas Sanata Dharma Fakultas Ekonomi..

(45) 34. C. Subyek dan obyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi. Obyek penelitian ini adalah tingkat loyalitas subyek penelitian terhadap merk mie instant dan persepsi subyek terhadap iklan media televisi.. D. Identifikasi variabel Peneliti mendefinisikan ‘Loyalitas’ sebagai suatu perilaku pembelian berulang, rutin, non random terhadap produk mie instant, setidaknya konsumen tersebut melakukan minimal tiga kali pembelian ulang dan rutin per minggu dengan rentang loyalitas sebagai berikut: Tingkat. Penilaian. loyalitas Sangat loyal. >3 kali. Loyal. > 3 kali. Tidak loyal. < 3 kali. a. Sangat loyal : Bila konsumen membeli mie instant lebih dari tiga kali dalam seminggu. b.Loyal. :. c. Tidak loyal :. Bila konsumen membeli mie instant tiga kali dalam seminggu. Bila konsumen membeli mie instant kurang dari tiga kali dalam seminggu. bahkan tidak rutin membeli..

(46) 35. Iklan media televisi adalah media iklan yang menampilkan informasi tentang suatu produk dengan frekuensi tinggi disertai dengan efek audio visual. yang secara. keseluruhan tergantung oleh AIDCA sebagai komponen pembentuk iklan sehingga dapat menarik, meyakinkan, dan membujuk konsumen untuk membeli produk. Adapun aspek yang tercakup dalam AIDCA antara lain: a. Attention yang meliputi air time, warna, musik dan slogan untuk menarik perhatian konsumen. b. Interest meliputi: kalimat yang digunakan untuk membuat konsumen berminat pada produk. c. Desire meliputi: rangkaian kata yang membuat konsumen untuk memiliki produk. d. Conviction meliputi: pihak ketiga atau orang terkemuka misalnya artis terkenal untuk meyakinkan konsumen. e. Action meliputi: pilihan kata untuk merangsang psikologis konsumen untuk membeli produk.. E. Pengukuran Variabel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah loyalitas (perilaku pembelian konsumen yang mengarah pada pembelian ulang) sedangkan variabel independen adalah komponen AIDCA pada iklan media televisi..

(47) 36. F. Pengembangan instrumen Penelitian ini akan menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mengetahui dan mengukur variabel yang akan diteliti. Kuesioner atau schedule tidak lain dari sebuah set pertanyaan yang logis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban yang mempunyai makna dalam pengujian hipotesa (Moh.Nazir 1988:248) dan wawancara secara lisan. G. Scaling Metode scaling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert karena realibilitas yang relatif tinggi dan dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam response alternatif (sangat setuju, setuju, bimbang ,tidak setuju, sangat tidak setuju), selain itu skala ini juga dapat menjelaskan tentang keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang sikap responden terhadap isu yang dipertanyakan (Moh.Nazir 1988:398). H. Jenis dan Bentuk Data Jenis data penelitian adalah primer yaitu langsung bersumber pada subjek yang akan diteliti. Bentuk datanya yaitu kuesioner/angket yang disebarkan pada responden disertai dengan butir pertanyaan dalam tingkatan skala Likert.. I.. Populasi Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi USD yang membeli ulang indomie dan mie sedap..

(48) 37. J.. Sampel Sebagian dari populasi dengan karakteristik yang telah disebutkan dan jumlah sampel itu dapat mewakili variabel yang akan diteliti.. K. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Non Random Sampling. Jenis Non Random Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan (Nana Syaodih Sukmadinata 2006:254). Peneliti mengambil sampel dari mahasiswa FE USD angkatan 2004 dan 2005 yang total populasinya berjumlah 701 orang. Peneliti mengambil angkatan ini sebagai sampel karena subjek lebih dikenal sehingga mudah untuk ditemui. L. Jumlah sampel Sampel yang digunakan dalam survey sebanyak 100 individu untuk seluruh sampel baru dianggap cukup memadai sedangkan untuk kelompok sampelnya berkisar antara 20-50 orang (Nana Syaodih Sukmadinata 2006:261). Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah100 orang Dengan proporsi sampling sebagai berikut : Manajemen angkatan 2004 : (169/701)x100 orang = 24 orang 2005 : (180/701)x100 orang = 26 orang Akuntansi angkatan 2004 : (175/701)x100 orang = 25 orang 2005. : (177/701)x100 orang = 25 orang.

(49) 38. M. Metode Pengambilan data Dengan menggunakan survey yaitu dengan mengedarkan kuesioner ini merupakan cara yang ampuh sebab dalam waktu yang relatif singkat jawaban dari sejumlah responden dapat diperoleh (Nana Syaodih Sukmadinata 2006:86) dan wawancara secara lisan pada responden. N. Validitas dan Reliabilitas Suatu pengukuran tidak dapat dikatakan valid bila tidak reliabel (Stanisiaus S.Uyanto 2006: 239). Untuk pengujian hal ini, peneliti menggunakan metode Alpha-Cronbach untuk mengukur keandalan konsistensi internal. Secara umum keandalan kurang dari 0,6 dianggap buruk, kisaran 0,7 bisa diterima dan lebih dari 0,8 adalah baik (Uma Sekaran 2006:182). O. Analisis data Dengan pendekatan analisis Regresi Berganda untuk melihat pengaruh antara beberapa variabel independen terhadap sebuah variabel dependen. Analisis variabel- variabel tersebut menggunakan program SPSS. Persamaan Umum: a0 +a1X1 + a2X2 + a3X3 + e Langkah-langkahnya: Menghitung komponen-komponen ∑x2 = ∑x2 – (∑x)2 n: ∑x1x2 = ∑x1x2 – (∑x1)(∑x2) n.

(50) 39. ∑xy = ∑XY – (∑X)(∑Y) n Menghitung a1,a2, dan a0 :. a1 = (∑x1y)(∑x22) – (∑x2y)(∑x1x2) (∑x12)(∑x22) – (∑x1x2)(∑x1x2) a2 = (∑x12)(∑x2y)-(∑x1x2)(∑x1y) (∑x12)(∑x22)-(∑x1x2)(∑x1x2). a0= ∑Y – a1∑X1 - a2∑X2 n Mencari koefisien determinasi: R2 = a1∑x1y + a2∑x2y y2 Menghitung standar error dari koefisien regresi : ∑e12 = (1 – R2)(∑y2 ).

(51) 40. P. Organisasi Pelaporan Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah dan tujuan penelitian. Bab II Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, identifikasi variabel dan pengukuran variabel. Bab IV Gambaran Umum Bab ini berisi tentang penjelasan sampel dalam penelitian. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti serta pembahasan terhadap masalah penelitian..

(52) 41. Bab VI Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari analisis data dan pembahasan masalah, saran-saran yang diberikan oleh peneliti serta keterbatasan dalam penelitian..

(53) 42. BAB IV GAMBARAN UMUM. Dalam bab ini, peneliti menjelaskan tentang gambaran umum tentang visi, misi dan sejarah perusahaan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian serta gambaran tentang produk yang diteliti. A. Visi USD USD didirikan untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan dan spiritual Ignatian, yaitu mejadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat dialogis. B. Misi USD USD didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga humanis dan dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional dan spiritual mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik manusia menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara professional..

(54) 43. C. Sejarah USD 1. PTPG Sanata Dharma (1955-1958) Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Jesus yang sering disingkat S.J.). Pada waktu itu, ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain: B1 mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van Der Meulen S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para Pembesar Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan. Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “ kebaktian yang sebenarnya” atau.

(55) 44. “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria Et Eclessia). 2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965) Untuk menyesuaikan diri dengan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP sanata Dharma beriri sendiri. 3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993) Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKI Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Sanata Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B-SWT / U / 1965, Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)..

(56) 45. 4. Universitas Sanata Dharma (1993-sekarang) Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai denga SK Mendikbud No. 46 / D / O /1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini, USD diharapkan. tetap. dapat. memajukan. sistem. pendidikan. guru. sekaligus. berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi system informsi, manajemen, biro / lembaga / pusat /serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran serta pengabdian pada masyarakat..

(57) 46. Fasilitas meliputi: 1) Ruang kuliah 2) Perpustakaan 3) Laboratorium 4) UKM 5) Kapel 6) Bank 7) Kantin Fakultas dan Program Studi meliputi: - Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang terdiri dari: Pendidikan Bahasa Inggris, Pend.Bhs. Sastra Indonesia dan Daerah, Pendidikan Ekonomi Koperasi, Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Fisika, Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Agama Katolik, Bimbingan dan Konseling. - Fakultas Sastra yang terdiri dari: Sastra Inggris, Sastra Indonesia, Ilmu Sejarah. - Fakultas Ekonomi yang terdiri dari: Akuntansi, Manajemen - Fakultas Sains dan Teknologi terdiri dari: Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Mekatronika. - Fakultas Psikologi terdiri dari Psikologi. - Fakultas Farmasi terdiri dari: Farmasi, Profesi Apoteker - Fakultas Teologi terdiri dari: Teologi..

(58) 47. Program Pasca Sarjana 1) Teologi 2) Ilmu Religi dan Budaya 3) Kajian Bahasa Inggris Program Kursus Bersertifikat 1) English Extension Course 2) Pelatihan Komunikasi Interaktif Bahasa Inggris Paket 60 jam 3) Indonesian Language and Culture Intensive Course Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) 1) Teater 2) Kesenian 3) Olahraga 4) Bela diri 5) Korps Sukarela (KSR) 6) Pecinta Alam (Mapasadha) 7) Kerohanian 8) Penalaran 9) Penerbitan 10) Paduan suara 11) Koperasi Mahasiswa 12) Pengabdian Masyarakat 13) Radio Masdha.

(59) 48. D. Indomie dan Mie Sedap Mie instant merupakan mie yang segera, mudah dan murah. Doel mengatakan bahwa ia memiliki banyak kebanggaan sudah begitu dekat dengan mie instant karena beberapa hal antara lain bahwa dimana saja, kapan saja, untuk siapa saja mie instant tersedia bahkan melebihi minuman ringan yang bermoto sama, mie instant dapat mengobati kangen terhadap “selera tanah air”dan membuat hidup bisa tersambung kembali di segala situasi dan kondisi serta mie instant “tanah air” sudah tersedia di luar negeri yang pada mulanya diduga karena keberadaan masyarakat Indonesia di luar negeri akan tetapi bule juga membeli indomie (“Kebangkitan Bangsa Indomie”,Sabtu 20 Mei 2006). Mie instant yang sudah mendarah daging dan menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia ini ternyata memiliki kadar gizi yang cukup banyak dan berguna bagi tubuh. Hal ini tergantung dari jenis rasa yang ada di mie instant tersebut dan cara penyajiannya jika ditambah dengan sayuran, kornet, telur dan sejenisnya. Saat ini Indonesia adalah produsen mie instant yang terbesar di dunia. Pasar mi instan di Indonesia memang menggiurkan. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap mi cepat saji ini cukup besar. Tidak heran jika dari waktu ke waktu banyak perusahaan baru melirik pasar mi instan. Sebagai tambahan, menurut Rudy Bonardy Manajer promosi PT Sayap Mas mengatakan bahwa pangsa pasar mie instant di Indonesia adalah bisnis yang sangat menjanjikan. Merk mie instant di Indonesia sangat beragam antara lain: indomie, mie sedap, kare, pop mie, nissin, supermi, sarimi, dan masih banyak lagi mie instant lain yang.

(60) 49. semuanya tersedia dalam berbagai pilihan rasa. Dari sekian banyak mie instant tersebut menimbulkan persaingan pasar mie instant semakin ketat. Sebagai contoh, yaitu antara indomie dan mie sedap. Masing-masing merk mie instant tersebut, saling bersaing dalam strategi merebut pangsa pasar mie instant. 1. Indomie Sebagai makanan instant, indomie memang amat membantu ereka yang sangat amat kelaparan ataupun sekedar sedang malas masak. Di saat anggaran belanja menipis, indomie menjadi sasaran utama dan dengan harga yang lebih terjangkau sekaligus terlihat murah meriah, indomie selalu menjadi primadona karena cepat saji dan juga pas di kantong mahasiswa (Agus Hidayatulloh,9 April 2007). Indomie adalah merek mie instan terpopuler di Indonesia diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Selain di Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri, antara lain Australia, Asia, Afrika. Pangsa pasar indomie sudah masuk ke Arab Saudi dan Mesir dan merupakan produk yang paling sering ditemui dan mencolok di tanah Arab. Eksistensi Indomie di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Meski banyak bermunculan pesaingnya, Indomie tetap mampu menjadi market leader di Indonesia. Direktur Indofood Taufik Wiraatmadja mengatakan, kunci utama keberhasilan Indomie adalah Indofood sangat serius dalam menciptakan “Value” (nilai) bagi konsumennya dan terbuat dari bahan berkualitas dan bergizi tinggi, proses produksi menggunakan standar internasional serta dijamin kehalalannya. Guna memberikan pilihan kepada konsumen untuk memilih cita rasa sesuai selera, Indomie memiliki.

(61) 50. lebih dari 100 varian cita rasa, 62 diantaranya merupakan cita rasa khas masakan Indonesia. Menurut Taufik, setiap saat tim riset dari indomie juga menyelidiki tentang selera konsumen. Mi instan Indofood, tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Indomie sampai saat ini telah diekspor ke lebih dari 50 negara yang tersebar di Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Afrika. Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak jarang orang membawa Indomie ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan seperti Indomie. Dirut dan CEO Indofood Eva Riyanti Hutapea mengatakan bahwa meskipun terjadi penurunan penguasaan pasar namun, divisi mie instant tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar 6,6 % menjadi Rp 4,5 triliun pada periode yang sama tahun 2002. Kenaikan itu antara lain dipengaruhi lebih tingginya harga jual rata-rata dan selain itu, hingga saat ini divisi mie instant tetap dapat mempertahankan volume penjualan sebesar 7,3 miliar bungkus. Tentang strategi menghadapi persaingan, Indofood menerapkan strategi Mastering The Present, Pre Empting The Future di mana strategi-strategi ini difokuskan untuk organic growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span dan speed. Di samping itu, Indofood menjalankan program cost efficiency dan cutting cost sambil melanjutkan segmentasi para konsumen dengan memperkenalkan produk dengan higher price dan higher margin..

(62) 51. Jika ditinjau dari cara mengkomunikasikan produk, salah satu strategi iklan yang digunakan Indofood yaitu mengkomunikasikan lewat iklan media televisi di mana iklan tersebut selalu menonjolkan slogan ‘indomie seleraku’. Iklan yang dimaksud peneliti adalah iklan indomie yang bintang iklannya adalah Gita Gutawa yang merupakan anak dari musisi terkenal Erwin Gutawa. Dalam iklan indomie ini, gadis yang merupakan penyanyi solois sekaligus artis berkebangsaan Indonesia yang lagi naik daun ini melantunkan jingle untuk indomie dengan durasi iklan selama 57 detik dimana slogan indomie seleraku dinyanyikan lewat suaranya yang terdengar merdu. Jam tayang iklan indomie versi ini berkisar antara jam 11.0022.00 di sela acara gosip selebriti, jelang siang dan acara yang banyak digemari misalnya: sinetron, prime time, Indonesia Idol. 2. Mie Sedap Mie Sedap merupakan produk mie instant yang diproduksi oleh Wing’s Food Indonesia sejak Mei 2003 dengan harga cukup bersaing dan berbagai macam rasa dan Group Wings merupakan perusahaan yag sudah memiliki eksistensi puluhan tahun dan biasanya sudah bermitra dengan para pedagang dan pengecer. Di samping itu, kesetiaan dan loyalitas sudah teruji dengan baik dan hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Wings. Produk mie sedap adalah produk mie instant yang inovatif yang bermodalkan keberanian untuk mengendalikan pasar dapat menggempur pasar Indonesia dan ditambah lagi dengan strategi promosi yang agresif dan iklan yang provokatif.

(63) 52. membuat produk ini diterima oleh berbagai lapisan masyarakat dan meningkatkan jumlah permintaan mie sedap itu sendiri. Untuk penguasaan pangsa pasar sebagai pemula, Mie sedap tetap optimis bisa meraih konsumen melalui strategi pemasaran dan promosi yang gencar. Strategi awal Mie Sedap menurut Rudy antara lain: melalui strategi harga yang ekonomis namun bumbu mie diberikan pada kelas premium, diberlakukan strategi klasik dengan memberi hadiah piring dan gelas, strategi juga didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk, maupun versi testimoni. Menurut Rudy, ada satu hal yang belum pernah dilakukan kompetitor mie instant misalnya menyuruh orang sebanyak mungkin untuk mencoba mie sedap yang dilakukan di mal, tempat wisata, dan kampus secara gratis. Dengan cara ini, maka Group Wings dapat memperoleh umpan balik langsung berupa saran, kritik maupun pujian. Iklan juga dilakukan di delapan stasiun televisi, Billboard di halte-halte dan juga kegiatan below the line. Menurut Simon, gaya iklan Groups Wings selalu mengacu langsung pada produknya dan memacu orang dengan cepat untuk membeli produk itu. Selain itu, menurut Bambang dari Bintang Pratama mengatakan bahwa tipikal iklan Groups Wings memang igin membuat produknya dapat diminati, dicoba, dan dibeli bahkan diloyali dengan pertimbangan agar dapat tampil beda dari pesaing dengan karakter iklan yang lugas dan komunikatif serta menghendaki konsumen muah mengenal dan mengerti akan produknya. Strategi Group Wings lewat frekuensi tayang di media elektronik baik televisi maupun radio dan Billboard yang sangat memancing orang suka atau tidak suka pada produk itu dan akhirnya memutuskan untuk membeli..

(64) 53. Menurut Liza, strategi portofolio merk Wings memang tidak kalah dari perusahaan multinasional (Unilever). Wings berani meluncurkan produk dengan merk barunya dengan Brand Awareness melalui iklan gencar maka ia memiliki kekuatan dan daya tarik produknya. Adapun iklan yang dimaksud peneliti adalah iklan mie sedap versi Tukul Arwana. Ia adalah seorang yang mempunyai citra positif yaitu seorang pekerja keras yang meniti karier dari bawah. Artis ini digunakan oleh biro iklan Bintang Pratama sebagai endoser mie sedap dari Group Wings karena si ‘katro’ ini dianggap mewakili semua kalangan dan cukup merakyat seperti halnya mie sedap yang bisa disantap oleh siapa saja. Mie sedap tidak saja menjadikan Tukul sebagai bintang iklan di TV tetapi juga sekaligus dengan kegiatan promosi keliling (below the line) kepada para pedagang dan kosumen. Dalam iklan tersebut, Tukul menghampiri para pedagang dan konsumen sambil menyanyi kecil dengan lirik “mie sedaap semua suka” yang juga merupakan slogan dari mie sedap dan untuk mempromosikan aktivitas tersebut maka digunakan media televisi sebagai alat untuk menggambarkan hal tersebut. Jam tayang untuk iklan versi ini berkisar di jam 15.00-20.00 pada sela acara drama Korea, Prime Time, program acara kuliner..

(65) 54. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kuesioner dan Wawancara Penelitian ini berlangsung pada bulan September-Oktober. Peneliti menggunakan kuesioner dan wawancara secara lisan sebagai instrumen penelitian untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan sebelum survey dilakukan. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa sering subjek yang akan diteliti dalam hal membeli mie instant. Selain itu, wawancara lisan juga dilakukan pada saat menyebarkan kuesioner yaitu dengan menanyakan pendapat responden tentang pernyataan yang berkaitan dengan kuesioner. Kuesioner terdiri atas beberapa bagian antara lain: 1. Profil responden yang berisi: nama responden yang boleh juga tidak ditulis karena teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah non random sampling yaitu purposive sampling dan penelitian ditujukan untuk mahasiswa FE USD untuk angkatan 2004 dan 2005 yang membeli dan mengkonsumsi mie instant, uang saku per bulan yang berkisar <Rp 300.000, antara Rp 300.000-750.000, dan >Rp 750.000, intensitas dalam membeli mie instant yang berkisar <3xseminggu, 3x seminggu, dan >3x seminggu serta salah satu mie yang sering mereka beli dan konsumsi (antara indomie dan mie sedap)..

(66) 55. 2. Pernyataan dalam tingkatan skala Likert ( sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju) untuk variabel- variabel yang diteliti yaitu AIDCA ditinjau dari (air time, slogan, musik, artis,dan warna) dan loyalitas. Untuk komponen Attention dengan kata kunci tertarik, Interest dengan kata kunci ingin tahu lebih jauh, Desire dengan kata kunci ingin, Conviction dengan kata kunci meyakinkan, dan Action dengan kata kunci membeli. Untuk variabel loyalitas digunakan pernyataan yang mengarah pada ciri-ciri loyalitas yaitu tetap membeli walaupun ada kualitas lebih baik, selalu membeli di manapun, tidak akan goyah membeli walaupun ada yang lebih murah, menyarankan orang lain untuk membeli. Semua pernyataan berlaku untuk indomie dan mie sedap. Responden hanya mengisi pernyataan yang sesuai dengan merk mie instant yang mereka pilih ( antara indomie dan mie sedap).. B. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum penelitian, peneliti mengambil sampel sebanyak 30 responden untuk masa pra survey guna mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tiap pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner. Peneliti menggunakan metode uji validitas lewat SPSS versi 13 yang dapat dilihat pada kolom. Corrected item- total. correlation yang merupakan r hitung masing-masing butir pertanyaan dan uji reliabilitas dengan koefisien Alpha Cronbach..

(67) 56. Pengujian validitas dan reliabilitas per butir pertanyaaan: 1. Validitas attention 1 2 3 4 5 interest 1 2 3 4 5 Desire 1 2 3 4 5 conviction 1 2 3 4 5. Corrected item- total correlation 0,739 0,811 0,744 0,695 0,679. R table. Status. 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361. Valid Valid Valid Valid Valid. Corrected item- total correlation 0,751 0,807 0,618 0,604 0,669. R table. Status. 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361. Valid Valid Valid Valid Valid. Corrected item- total correlation 0,607 0,795 0,637 0,659 0,670. R table. Status. 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361. Valid Valid Valid Valid Valid. Corrected item- total correlation 0,728 0,764 0,644 0,690 0,620. R table. Status. 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361. Valid Valid Valid Valid Valid.

(68) 57. Action 1 2 3 4 5. loyalitas 1 2 3 4. Corrected item- total correlation 0,666 0,750 0,797 0,671 0,684. R table. Status. 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361. Valid Valid Valid Valid Valid. Corrected item- total correlation 0,671 0,688 0,795 0,793. R table. Status. 0,361 0,361 0,361 0,361. Valid Valid Valid Valid. 2. Reliabilitas Variabel X1(attention) Butir 1-5 X2 (interest) Butir 1-5 X3 (desire) Butir 1-5 X4 (conviction) Butir1-5 X5 (action) Butir 1-5 Y (loyalitas) Butr 1-4. Koefisien Cronbach Kriteria Status Alpha 0,891. 0,6. Reliabel. 0,864. 0,6. Reliabel. 0,854. 0,6. Reliabel. 0,860. 0,6. Reliabel. 0,872. 0,6. Reliabel. 0,873. 0,6. Reliabel.

(69) 58. C. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Indomie 18 18,7 21 20,3 20 19,5 19 19,5 78 78,0. Angkatan Man 04 Count Expected Count Man 05 Count Expected Count Akun 04 Count Expected Count Akun 05 Count Expected Count Total Count Expected Count. D.. Mie Sedap 6 5,3 5 5,7 5 5,5 6 5,5 22 22,0. Total 24 24,0 26 26,0 25 25,0 25 25,0 100 100,0. Analisis data 1.. Pengaruh komponen AIDCA pada iklan media televisi terhadap loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. Hasil analisis melalui SPSS versi 13.0 tentang pengaruh komponen AIDCA pada iklan media iklan terhadap loyalitas kedua merk mie instant tersebut secara total adalah seperti berikut: Model Summary Model. R. R square. 1. ,564a. ,318. Model. Sum squares 237,083 508,077 745,160. 1 Regression Residual Total. Of. Df 5 94 99. Adjusted square ,282 Anova Mean Square 47,417 5,405. R. Std error of estimate 2,325. DurbinWatson 2,005. F. Sig.. 8,773. ,000a.

(70) 59. Coefficient. Model (constant) Attention Interest Desire Conviction Action. Unstandardized Coefficients B Std. Error 10,898 1,860 ,472 ,109 -,152 ,111 ,136 ,123 -,385 ,095 ,204 ,102. Standardized Coefficients Beta ,566 -,156 ,168 -,480 ,245. Sig. T 5,858 4,320 -1,369 1,111 -4,052 1998. ,000 ,000 ,174 ,269 ,000 ,049. Menurut hasil analisis data melalui SPSS dengan metode analisis regresi berganda. untuk. penelitian yang telah dilakukan. terhadap 100 responden. mahasiswa FE USD maka ada beberapa hal yang dapat diinterpretasikan antara lain: 1) R square sebesar 0,318 berarti hanya 31,8 % varians dalam loyalitas secara signifikan dapat dijelaskan oleh komponen AIDCA dan masih tetap menyisakan 68,2 % yang tidak terjelaskan. 2) R sebesar 56,4 % menunjukkan tingkat hubungan antara variabel x (AIDCA) dan variabel y (loyalitas). 3) Nilai Durbin dan Watson sebesar 2,005 menunjukkan bahwa model regresi berganda bersifat independent atau tidak terjadi autocorrelation. 4) Tabel ANOVA menunjukkan nilai F sebesar 8, 773 dengan P value= 0,000 yang lebih kecil dari α= 0,05 maka model linier antara variabel AIDCA dan loyalitas adalah signifikan. Jadi, Ha diterima maka ada pengaruh komponen AIDCA terhadap loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. 5) Y= 10,898 + 0,472x1- 0,152x2 + 0,136x3 - 0,385x4 + 0,204x5.

(71) 60. 6) Untuk masing-masing uji t: Attention. : t= 4,32 Pvalue = 0,00 maka Ha diterima.. Attention signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. Interest : t= -1,369 Pvalue= 0,174 maka Ho diterima. Interest tidak signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. Desire. : t= 1,111 Pvalue=0,269 maka Ho diterima. Desire tidak signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. Conviction. : t= -4,052 Pvalue= 0,00 maka Ha diterima. Conviction signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen indomie dan mie sedap. Action. : t= 1,998 Pvalue= 0,049 maka Ha diterima. Action signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen indomie dan mie sedap.. 2. Komponen AIDCA yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen untuk masingmasing merk mie instant (indomie dan mie sedap). Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa terdapat komponen AIDCA yang signifikan mempengaruhi loyalitas masing-masing mie instant. Lewat analisis regresi linier berganda SPSS versi 13.0 diperoleh hal-hal sebagai berikut: 1) Indomie.

(72) 61. Terdapat 78 responden yang memilih indomie sebagai mie yang sering dibeli dan dikonsumsi. Dari hasil analisis regresi diperoleh uji t masing-masing komponen AIDCA yang ditunjukkan dalam tabel koefisien berikut ini: Coefficient. Model (constant) Attention Interest Desire Conviction Action. Unstandardized Coefficients B Std. Error 11,001 2,127 ,585 ,145 -,170 ,134 ,064 ,155 -,449 ,117 ,233 ,118. Standardized Coefficients Beta ,676 -,174 ,076 -,544 ,278. Sig. T 5,172 4,048 -1,272 ,415 -3,821 1,973. ,000 ,000 ,208 ,679 ,000 ,052. Dari tabel koefisien tersebut maka dapat diinterpretasikan nilai uji t dan Pvalue masing-masing komponen AIDCA yaitu: 1) Attention=4,048 Pvalue=0,000 maka Ha diterima Attention berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen indomie. 2) Interest=-1,272 Pvalue= 0,208 maka Ho diterima Interest tidak signifikan berpengaruh pada loyalitas konsumen indomie. 3) Desire=0,415 Pvalue=0,679 maka Ho diterima Desire tidak signifikan berpengaruh pada loyalitas konsumen indomie. 4) Conviction=-3,821 Pvalue=0,000 maka Ha diterima Conviction berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen indomie. 5) Action=1,973 Pvalue= 0,052 maka Ho diterima Action tidak signifikan berpengaruh pada loyalitas konsumen indomie. Persamaan regresinya yaitu :.

(73) 62. Y= 11,001+0,585x1-0,170x2+0,064x3-0,449x4+0,233x5 2) Mie Sedap Terdapat 22 responden yang memilih mie sedap sebagai mie yang sering dibeli dan dikonsumsi. Dari hasil analisis regresi maka dapat diamati uji t masingmasing komponen AIDCA yang ditunjukkan dalam tabel koefisien berikut ini: Coefficient. Model (constant) Attention Interest Desire Conviction Action. Unstandardized Coefficients B Std. Error 12,687 5,752 ,331 ,236 ,298 ,280 ,138 ,197 -,569 ,173 -,004 ,122. Standardized Coefficients Beta ,358 ,253 ,194 -,616 -,008. Sig. t 2,206 1,400 1,065 ,698 -3,286 -,034. 0,042 0,181 0,303 0,495 0,005 0,973. Dari tabel tersebut maka dapat diinterpretasikan masing-masing uji t dan Pvalue komponen AIDCA yaitu: 1) Attention dengan nilai t= 1,400 Pvalue= 0,181 maka Ho diterima. Komponen attention tidak signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen mie sedap 2) Interest dengan nilai t= 1,065 Pvalue= 0,303 maka Ho diterima . Komponen interest tidak signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen mie sedap. 3) Desire dengan nilai t= 0,698 Pvalue= 0,495 maka Ho diterima. Komponen desire tidak signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen mie sedap..

(74) 63. 4) Conviction dengan nilai t= -3,286 Pvalue= 0,005 maka Ha diterima. Komponen conviction signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen mie sedap. 5) Action dengan nilai t=-0,034 Pvalue=0,973 maka Ho diterima. Komponen action tidak signifikan mempengaruhi loyalitas konsumen mie sedap. Persamaan regresinya: Y= 12,687+0,331x1+0,298x2+0,138x3-0,569x4-0,004x5. 3. Perbedaan loyalitas konsumen indomie dan mie sedap Dalam penelitian ini, peneliti mengamati tentang perbedaan loyalitas konsumen indomie dan mie sedap melalui uji beda Mann-Whitney Test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat loyalitas kedua merk mie tersebut. Selain itu, peneliti juga mengamati tingkat loyalitas konsumen mie sedap dan indomie pada tiap intensitas pembelian dan pada tiap tingkatan uang saku melalui tabel crosstabs. Tabel dibawah ini menunjukkan uji perbedaan untuk loyalitas konsumen indomie dan mie sedap :.

(75) 64. Mann-Whitney Test Ranks loyal_indo_sedap. loyalitas indomie sedap Total. N 78 22 100. Mean Rank 49,75 53,16. Sum of Ranks 3880,50 1169,50. Test Statisticsa. Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed). loyal_indo_ sedap 799,500 3880,500 -,495 ,620. a. Grouping Variable: loyalitas. Dari analisis tersebut maka diperoleh bahwa asymp.sig (2-tailed) pada tabel statistic whitney man Test adalah sebesar 0,620 lebih besar daripada α (0,025) maka Ho diterima. Artinya tidak ada perbedaan loyalitas konsumen terhadap indomie dan mie sedap..

(76) 65. Berikut ini adalah data hasil analisis melalui crosstabs tentang tingkat loyalitas indomie dan mie sedap berdasarkan intensitas pembeliannya : mie sedap. Intensitas pembelian < 3kali Count Expected Count 3 kali Count Expected Count > 3 kali Count Expected Count Total Count Expected Count. Tidak loyal 1 0,0 0 0,8 0 0,2 1 1,0. Cukup loyal 0 0,2 4 3,9 1 0,9 5 5,0. Loyalitas loyal Sangat loyal. Total. 0 0,6 13 10,8 1 2,5 14 14,0. 1 1,0 17 17,0 4 4,0 22 22,0. 0 0,1 0 1,5 2 0,4 12 12,0. indomie Intensitas pembelian < 3kali 3 kali > 3 kali Total. Loyalitas Loyal. total. Tidak loyal. Cukup loyal. Count Expected Count Count Expected Count Count Expected Count. Sangat tidak loyal 3 0,4 0 2,4 0 0,2. 3 0,4 0 2,4 0 0,2. 5 1,7 7 9,5 0 0,8. 0 8,2 54 46,1 4 3,7. 0 0,3 1 1,6 1 0,1. 11 11,0 62 62,0 5 5,0. Count Expected Count. 3 3,0. 3 3,0. 12 12,0. 58 58,0. 2 2,0. 78 78,0. Sangat loyal.

(77) 66. Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat loyalitas indomie dan mie sedap yang ditinjau dari uang saku responden. Indomie Uang saku Rp 300.000. Count Expected Count Rp300.000-750.000 Count Expected Count > Rp 750.000 Count Expected Count Total Count Expected Count. Sangat tidak loyal 0 0,1 3 2,8 0 0,2 3 3,0. Tidak loyal. Cukup loyal. 0 0,1 3 2,8 0 0,2 3 3,0. 1 0,3 9 11,1 2 0,6 12 3,0. Loyalitas Loyal 1 1,5 55 53,5 2 3,0 58 58,0. total Sangat loyal 0 0,1 2 1,8 0 0,1 2 2,0. Mie Sedap. Intensitas pembelian < Rp 300.000. Count Expected Count Rp300.000-750.000 Count Expected Count > Rp 750.000 Count Expected Count Total Count Expected Count. Tidak loyal 0 0,0 0 0,9 1 0,0 1 1,0. Cukup loyal 0 0,2 5 4,5 0 0,2 5 5,0. Loyalitas loyal Sangat loyal. Total. 1 0,6 13 12,7 0 0,6 13 13,0. 1 1,0 20 20,0 1 1,0 22 22,0. 0 0,1 2 1,8 0 0,1 2 2,0. 2 2,0 72 72,0 4 4,0 78 78,0.

Gambar

Diagram bauran pemasaran dan Bauran Promosi  ( Marketing Mix and Promotion Mix )
Tabel di bawah ini menunjukkan tingkat loyalitas indomie dan mie sedap yang  ditinjau dari uang saku responden

Referensi

Dokumen terkait

SURAT PESANAN BUKU SEKOLAH SD SEMESTER

Dimana teknologi yang digunakan dan software pembuatan website sudah bermacammacam jenisnya, salah satunya yaitu Macromedia Flash MX Website ini memuat informasi sederhana

Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan

Dari hasil analisis biaya – biaya relevan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan menyewa ekspedisi atau

Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa.. 2.1.9

Perancangan Dan Implementasi Keamanan Jaringan VOIP Berbasis Protokol IAX Dengan Menggunakan Metode

Spesies didalam suatu populasi yang mempunyai nilai T yang rendah akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan spesies yang mempunyai nilai T yang tinggi (Mawan

Meskipun penelitian ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat beberapa keterbatasan, antara lain variabel yang digunakan tidak menggu- nakan variabel