• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Oktober 2016, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 129,51. Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 125,59. Dari 82 kota IHK, 48 kota mengalami inflasi, dan sisanya mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen, Kota Jambi sebesar 1,19 persen, dan Medan sebesar 1,11 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,10 persen, Kota Tanjung sebesar 1,08 persen, dan Kota Palu sebesar 0,95 persen.

 Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 1,31 persen dan inflasi year on year Kota Ternate sebesar 2,89 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 2,11 persen dan 3,31 persen.

Tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan empat lainnya inflasi. Adapun andil masing-masing kelompok pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan -0,21 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,05 persen; kelompok sandang 0,00 persen; kelompok kesehatan 0,04 persen; kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 0,01 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,06 persen

No. 58/11/82/Th XV, 01 November 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

OKTOBER 2016, KOTA TERNATE DEFLASI SEBESAR 0,21 PERSEN

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Maluku Utara,pada pasar tradisional dan pasar modern di wilayah Kota Ternate,bulan Oktober 2016 terjadi deflasi 0,21 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,78 pada September 2016, menjadi 129,51 pada Oktober 2016. Tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi year on year yaitumasing-masing sebesar 1,31 persen dan 2,89 persen.

Pada Oktober 2016, tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan empat lainnya inflasi. Adapun andil masing-masing kelompok pengeluaran tersebut terhadap deflasi adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan -0,21 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,05 persen; kelompok sandang 0,00

(2)

persen; kelompok kesehatan 0,04 persen; kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 0,01 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,06 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2016 antara lain: ikan sorihi, semen, tarif angkutan udara, kangkung, beras, bahan bakar rumah tangga, beberapa jenis ikan lainnya seperti lolosi, ekor kuning, bubara dan tongkol, tomat sayur, kentang dan wortel. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain tarif listrik, lemon, Ikan selar/tude, ikan cakalang, bawang putih, dan rokok kretek filter.

Gambar 1.

Inflasi Kota Ternate Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100), September – Oktober 2016 0.09 -0.57 1.20 -0.02 -0.32 0.83 0.81 0.04 -0.21 -1.01 0.47 -0.13 0.04 1.03 0.12 -0.39 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 Umum Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor September Oktober

(3)

Tabel 1.

IHK dan Inflasi Kota Ternate Bulan Oktober 2016, Inflasi Tahun Kalender, dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK IHK IHK Inflasi Inflasi

Tahun Kalender 2) Inflasi Year on Year 3) Agustus September Oktober Oktober

2016 2016 2016 2016 1)

UMUM 129,66 129,78 129,51 -0,21 1,31 2,89

1 Bahan Makanan 124,66 123,95 122,70 -1,01 -6,08 0,28

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 131,59 133,17 133,79 0,47 7,70 8,05

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar 129,51 129,48 129,31 -0,13 3,59 3,83

4 Sandang 148,39 147,92 147,98 0,04 3,17 2,79

5 Kesehatan 127,20 128,26 129,58 1,03 3,32 3,32

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 127,74 128,78 128,93 0,12 3,71 3,67 7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 130,33 130,38 129,87 -0,39 -0,70 -0,64 1) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya.

2) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Oktober 2016 terhadap IHK bulan Oktober 2015

Tabel 2.

Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Ternate, Bulan Oktober 2016

(2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Bulan ke-n

2016

UMUM -0,21

1 Bahan Makanan -0,21

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,07 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0,05

4 Sandang 0,00

5 Kesehatan 0,04

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,01 7 Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan -0,06

(4)

Pada Oktober 2016, kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi masing-masing sebagai berikut: kelompok bahan makanan -0,21 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,05 persen; kelompok sandang 0,00 persen; kelompok kesehatan 0,04 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,06 persen.

Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Kota Ternate dan Nasional Oktober 2015 – Oktober 2016

IHK DAN INFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Oktober 2016 mengalami deflasi 1,01 persen atau terjadi penurunan indeks dari 123,95 pada September 2016, menjadi 122,70 pada Oktober 2016. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,21 persen pada Oktober 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, lima subkelompok mengalami deflasi, serta sisanya mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok Ikan Segar sebesar 3,11 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi pada subkelompok Telur, susu dan hasilnya sebesar 0,30. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi pada kelompok ini adalah subkelompok Bumbu-Bumbuan sebesar 1,57. Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Okt-16 Ternate 0.91 0.02 1.53 0.52 -0.95 0.28 0.05 0.29 0.30 1.04 -0.10 0.01 -0.21 Nasional -0.08 0.21 0.96 0.51 -0.09 0.19 -0.45 0.24 0.66 0.69 -0.02 0.23 0.14 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00

(5)

Komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada kelompok ini adalah : Ikan Sorihi dan lolosi. Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi inflasi pada kelompok ini adalah : Lemon dan bawang putih.

Tabel 3.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Bahan Makanan, Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89

I. Bahan Makanan 122,70 -1,01 -6,08 0,28

a. Padi-padian, umbi- umbian, dan Hasilnya 119,13 -0,34 -1,55 -1,55

b. Daging dan hasil-hasilnya 141,86 0,66 4,06 4,62

c. Ikan Segar 124,25 -3,11 -15,69 0,59

d. Ikan Diawetkan 120,00 -0,77 -15,31 -16,79

e. Telur, Susu, dan hasil-hasilnya 131,24 -0,30 0,61 1,70

f. Sayur-sayuran 98,93 -3,42 -13,85 -3,04

g. Kacang-kacangan 118,29 0,66 -8,30 -8,28

h. Buah-buahan 154,36 0,21 -11,14 -10,26

i. Bumbu-bumbuan 131,88 1,57 17,57 22,47

j. Lemak dan Minyak 104,62 1,11 1,25 2,02

k. Bahan Makanan lainnya 131,75 0,00 3,94 6,76

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Oktober 2016 mengalami inflasi 0,47 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 133,17 pada September 2016, menjadi 133,79 pada Oktober 2016. Kelompok ini pada Oktober 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok makanan jadi 0,61 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,08 persen; serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,46 persen. Komoditas yang dominan mempengaruhi inflasi pada kelompok ini adalah rokok kretek filter.

(6)

Tabel 4.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,

Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89

II. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 133,79 0,47 7,70 8,05

a. Makanan Jadi 127,76 0,61 2,73 3,23

b. Minuman yang Tidak Beralkohol 119,78 0,08 9,03 9,78

c. Tembakau dan Minuman Beralkohol, 147,81 0,46 12,75 12,75

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Tabel 5.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar,

Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89

III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 129,31 -0,13 3,59 3,83

a. Biaya Tempat Tinggal 130,00 -0,23 4,25 4,40

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 121,97 0,37 0,11 1,25

c. Perlengkapan Rumah Tangga 134,11 0,00 0,61 0,21

d. Penyelenggaran Rumah Tangga 131,82 0,05 5,20 5,34

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Oktober 2016 mengalami deflasi 0,13 persen atau terjadi penurunan indeks dari 129,48 pada September 2016,menjadi 129,31 pada Oktober 2016. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi 0,05 persen pada inflasi keseluruhan.

Berdasarkan subkelompoknya, satu subkelompok mengalami deflasi yaitu biaya tempat tinggal sebesar 0,23. Sedangkan subkelompok lainnya mengalami inflasi yaitu bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,37 persen, perlengkapan rumah tangga 0,00 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,05 persen.

(7)

Komoditas yang dominan memberikan pengaruh deflasi pada subkelompok ini adalah biaya tempat tinggal dan bahan bakar rumah tangga. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan pada subkelompok ini adalah tarif listrik.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Oktober 2016 mengalami inflasi 0,04 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 147,92 pada September 2016 menjadi 147,98 pada Oktober 2016.

Berdasarkan subkelompoknya, dua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok sandang laki-laki 0,41 persen dan subkelompok sandang anak-anak 0,41 persen. Sedangkan dua subkelompok lainnya mengalami deflasi yaitu subkelompok sandang wanita -0,52 persen; serta subkelompok barang pribadi dan sandang lain -0,59 persen.

Tabel 6.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Sandang, Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%) (%) (%) Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89 IV. Sandang 147,98 0,04 3,17 2,79 a. Sandang Laki-laki 148,98 0,41 5,64 6,24 b. Sandang Wanita 152,75 -0,52 0,09 0,09 c. Sandang Anak-anak 154,06 0,41 2,13 2,13

d. Barang Pribadi dan Sandang Lain 127,20 -0,59 5,36 0,98

Kelompok ini pada Oktober 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,00 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah celana katund an celana jeans pria.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Oktober 2016 mengalami inflasi 1,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 128,26 pada September 2016, ke 129,58 pada Oktober 2016.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok jasa kesehatan 0,00 persen; subkelompok obat-obatan -0,20 persen; subkelompok jasa perawatan jasmani 0,00 persen; serta subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik 2,37 persen.

(8)

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain parfum dan pasta gigi.

Tabel 7.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Kesehatan, Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%) (%) (%) Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89 V. Kesehatan 129,58 1,03 3,32 3,32 a. Jasa Kesehatan 109,86 0,00 5,11 5,11 b. Obat-obatan 125,84 -0,20 4,32 4,32

c. Jasa Perawatan Jasmani 167,74 0,00 0,00 0,00

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 132,25 2,37 3,15 3,15

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Tabel 8.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga,

Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89

VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 128,93 0,12 3,71 3,67

a. Jasa Pendidikan 134,75 0,00 5,69 5,69

b. Kursus-kursus / Pelatihan 113,88 0,91 1,90 1,90

c. Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 101,65 -0,63 0,84 0,45

d. Rekreasi 127,12 0,36 0,84 0,84

e. Olah Raga 170,53 2,04 2,82 2,82

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Oktober 2016 mengalami inflasi sebesar 0,12 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 128,78 pada September 2016 ke 128,93 pada Oktober 2016.

(9)

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok jasa pendidikan 0,0 persen; subkelompok kursus-kursus/pelatihan 0,91 persen; subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan -0,63 persen; subkelompok rekreasi 0,36 persen; dan olahraga 2,04 persen

Kelompok ini menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain mainan anak, sepatu olahraga pria, tas sekolah dan biaya kursus bahasa asing.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Tabel 9.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan,

Oktober 2016 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 129,51 -0,21 1,31 2,89

VII. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 129,87 -0,39 -0,70 -0,64

a. Transpor 147,97 -0,51 -1,79 -1,71

b. Komunikasi dan Pengiriman 94,03 -0,01 1,41 1,41

c. Sarana dan Penunjang Transpor 132,56 -0,56 7,85 7,85

d. Jasa Keuangan 123,85 0,00 0,89 0,89

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Oktober 2016 mengalami deflasi sebesar 0,39 persen atau terjadi penurunan indeks dari 130,38 pada September 2016, menjadi 129,87 pada Oktober 2016.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok transpor -0,51 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman -0,01 persen; subkelompok sarana dan penunjang transpor -0,56 persen; serta subkelompok jasa keuangan 0,00 persen.

Kelompok ini pada Oktober 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,06 persen. Komoditi yang mengalami penurunan harga adalah tarif angkutan udara, ban dalam dan ban luar mobil.

(10)

PERBANDINGAN ANTARKOTA DI INDONESIA

Pada Oktober 2016, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 129,51. Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 125,59 Dari 82 kota IHK, 48 kota mengalami inflasi dan sisanya mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,32 persen, Kota Jambi sebesar 1,19 persen, dan Medan sebesar 1,11 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,10 persen, Kota Tanjung sebesar 1,08 persen, dan Kota Palu sebesar 0,95 persen.

Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 1,31 persen dan inflasi year on year Kota Ternate sebesar 2,89 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 2,11 persen dan 3,31 persen.

Menurut inflasi tahun kalender, 77 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 6,03 persen, Kota Medan 5,65 persen, Kota Pangkal Pinang 5,13 persen. Sedangkan 5 kota yang mengalami deflasi yaitu, Kota Palu 0,14 persen, Kota Merauke 0,24 persen, dan Kota Kupang 0,41 persen, Kota Tanjung 0,69 persen, dan Kota Manado 0,93 persen

Menurut inflasi year on year, semua kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 9,12 persen, Kota Medan 7,66, dan Kota Bukit Tinggi 6,14. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo 1,14, Kota Tanjung 0,90 persen, dan Kota Manado 0,78 persen.

Perbandingan Antar Kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua yang berjumlah 18 kota, pada Oktober 2016 tercatat 10 kota diantaranya mengalami deflasi dan 8 sisanya mengalami inflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong 1,1 persen, Kota Palu 0,95 persen, dan Kota Jayapura 0,82 persen. Sedangkan kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Kota Tual 0,74 persen, Kota Manokwari 0,53 persen, dan Kota Bau-Bau 0,42 persen.

(11)

Tabel 10.

Perbandingan IHK dan Inflasi Oktober 2016

Kota-Kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua dengan Nasional (2012 = 100)

KOTA Bulan Oktober 2016 Tahun Kalende r Year on Year KOTA Bulan Oktober 2016 Tahun Kalende r Year on Year IHK Inflasi (%) (%) (%) IHK Inflasi (%) (%) (%) 1 MANADO 124,0 3 0,01 -0,93 0,78 1 1 MAMUJU 123,7 3 -0,17 0,77 3,12 2 PALU 125,0 4 -0,95 -0,14 2,29 1 2 AMBON 124,5 9 0,53 2,25 2,43 3 BULUKUMBA 129,0 9 0,05 0,58 1,94 1 3 TUAL 138,1 6 0,74 1,52 4,99 4 WATAMPON E 119,5 8 -0,42 0,92 1,61 1 4 TERNATE 129,5 1 -0,21 1,31 2,89 5 MAKASSAR 125,5 3 0,02 2,44 3,42 1 5 MANOKWAR I 119,8 0 -0,82 3,54 5,87 6 PARE-PARE 120,7 8 0,22 1,01 2,06 1 6 SORONG 125,9 5 -1,10 2,23 2,37 7 PALOPO 122,7 8 -0,20 1,91 2,93 1 7 MERAUKE 130,7 3 -0,02 -0,24 5,05 8 KENDARI 121,7 9 0,12 3,16 3,58 1 8 JAYAPURA 126,7 2 -0,09 2,57 4,17 9 BAU-BAU 130,1 3 0,42 2,71 5,28 NASIONAL 125,5 9 0,14 2,11 3,31 1 0 GORONTALO 120,4 7 -0,42 0,21 2,28

(12)

Tabel 11.

Inflasi Oktober 2016, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) N o Kota Inflasi (%) N o Kota Inflasi (%) N o Kota Inflasi (%)

1 SIBOLGA 1,32 29 KUDUS 0,19 57 JAYAPURA -0,09

2 JAMBI 1,19 30 KUPANG 0,18 58 SURAKARTA -0,1

3 MEDAN 1,11 31 SERANG 0,17 59 SURABAYA -0,1

4 TUAL 0,74 32 BANDUNG 0,14 60 SAMARINDA -0,1

5 PEKANBARU 0,67 33 KENDARI 0,12 61 MAMUJU -0,17

6 PEMATANG

SIANTAR 0,63 34 CIREBON 0,1 62 BANYUWANGI -0,18

7 BOGOR 0,59 35 BATAM 0,07 63 DENPASAR -0,19

8 BANDAR LAMPUNG 0,58 36 TANGERANG 0,07 64 MALANG -0,2

9 PADANG 0,56 37 SEMARANG 0,06 65 PALOPO -0,2

10 BUNGO 0,55 38 CILEGON 0,06 66 PROBOLINGGO -0,21 11 BENGKULU 0,53 39 YOGYAKARTA 0,05 67 TERNATE -0,21

12 AMBON 0,53 40 BULUKUMBA 0,05 68 JEMBER -0,26

13 PADANGSIDIMPUA

N 0,5 41 METRO 0,04 69 BANJARMASIN -0,26

14 TEMBILAHAN 0,49 42 TASIKMALAYA 0,04 70 SINGARAJA -0,32

15 DUMAI 0,47 43 CILACAP 0,04 71 PANGKAL

PINANG -0,34

16 BAU-BAU 0,42 44 SUKABUMI 0,02 72 PALANGKARAY

A -0,34

17 MATARAM 0,4 45 PURWOKERT

O 0,02 73 PONTIANAK -0,36

18 BUKITTINGGI 0,37 46 MAKASSAR 0,02 74 SINGKAWANG -0,4

19 MEULABOH 0,32 47 DEPOK 0,01 75 WATAMPONE -0,42

20 LUBUKLINGGAU 0,32 48 MANADO 0,01 76 GORONTALO -0,42 21 TANJUNG PANDAN 0,31 49 BANDA ACEH -0,02 77 BIMA -0,46

22 TARAKAN 0,31 50 MERAUKE -0,02 78 SAMPIT -0,63

23 TANJUNG PINANG 0,26 51 SUMENEP -0,05 79 MANOKWARI -0,82

24 MAUMERE 0,26 52 BEKASI -0,07 80 PALU -0,95

25 DKI JAKARTA 0,25 53 MADIUN -0,07 81 TANJUNG -1,08 26 LHOKSEUMAWE 0,22 54 BALIKPAPAN -0,07 82 SORONG -1,1

27 TEGAL 0,22 55 PALEMBANG -0,08

(13)

Tabel 12.

Inflasi Tahun Kalender, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) 1 SIBOLGA 6,03 29 TANJUNG PINANG 2,53 57 CIREBON 1,50

2 MEDAN 5,65 30 TEGAL 2,45 58 TANGERANG 1,41

3 PANGKAL PINANG 5,13 31 MAKASSAR 2,44 59 BEKASI 1,39

4 BENGKULU 4,79 32 PALEMBANG 2,41 60 KUDUS 1,33

5 PADANG 3,78 33 TEMBILAHAN 2,39 61 TERNATE 1,31

6 JAMBI 3,65 34 SURABAYA 2,38 62 MADIUN 1,27

7 MANOKWARI 3,54 35 BATAM 2,36 63 PURWOKERTO 1,26

8 TARAKAN 3,48 36 BANDA ACEH 2,25 64 SURAKARTA 1,24 9 PADANGSIDIMPUAN 3,45 37 AMBON 2,25 65 BANYUWANGI 1,18

10 BUKITTINGGI 3,41 38 SORONG 2,23 66 SUMENEP 1,12

11 PEMATANG

SIANTAR 3,37 39 METRO 2,17 67 PARE-PARE 1,01

12 MEULABOH 3,29 40 LUBUKLINGGAU 2,16 68 MAUMERE 0,95 13 TANJUNG PANDAN 3,26 41 CILACAP 2,12 69 WATAMPONE 0,92

14 KENDARI 3,16 42 DEPOK 2,02 70 MAMUJU 0,77

15 SINGARAJA 3,10 43 TASIKMALAYA 1,97 71 PROBOLINGGO 0,68

16 DUMAI 3,05 44 DENPASAR 1,96 72 JEMBER 0,67

17 LHOKSEUMAWE 2,94 45 PALOPO 1,91 73 BULUKUMBA 0,58 18 PONTIANAK 2,85 46 DKI JAKARTA 1,85 74 SAMPIT 0,48

19 BOGOR 2,81 47 BANDUNG 1,75 75 PALANGKARAYA 0,44

20 SERANG 2,81 48 SINGKAWANG 1,69 76 KEDIRI 0,40

21 CILEGON 2,74 49 SUKABUMI 1,68 77 GORONTALO 0,21

22 BANJARMASIN 2,72 50 SAMARINDA 1,65 78 PALU -0,14 23 BALIKPAPAN 2,71 51 YOGYAKARTA 1,61 79 MERAUKE -0,24

24 BAU-BAU 2,71 52 BANDAR

LAMPUNG 1,60 80 KUPANG -0,41

25 BIMA 2,64 53 MALANG 1,58 81 TANJUNG -0,69

26 PEKANBARU 2,57 54 SEMARANG 1,56 82 MANADO -0,93

27 BUNGO 2,57 55 TUAL 1,52

(14)

Tabel 13.

Inflasi Year on Year, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

SIBOLGA 9,12 29 PONTIANAK 3,70 57 MALANG 2,65

MEDAN 7,66 30 CILEGON 3,69 58 MAUMERE 2,59

BUKITTINGGI 6,14 31 TEGAL 3,66 59 SURAKARTA 2,56

PADANG 6,13 32 TANJUNG

PINANG 3,59 60 MATARAM 2,52

MANOKWARI 5,87 33 KENDARI 3,58 61 SUKABUMI 2,49

BENGKULU 5,72 34 DUMAI 3,43 62 KUDUS 2,48

PANGKAL PINANG 5,69 35 3,42 63 AMBON 2,43

PEMATANG SIANTAR 5,50 36 TEMBILAHAN 3,34 64 PURWOKERTO 2,37 PADANGSIDIMPUAN 5,36 37 DENPASAR 3,33 65 SORONG 2,37

BAU-BAU 5,28 38 SURABAYA 3,33 66 SAMPIT 2,34

JAMBI 5,09 39 SAMARINDA 3,24 67 BEKASI 2,34

MERAUKE 5,05 40 CILACAP 3,15 68 PALU 2,29

SINGARAJA 5,02 41 DEPOK 3,12 69 GORONTALO 2,28

TUAL 4,99 42 MAMUJU 3,12 70 SUMENEP 2,21

SERANG 4,80 43 TASIKMALAYA 3,05 71 PALANGKARAYA 2,19

LHOKSEUMAWE 4,65 44 BANDA ACEH 3,04 72 MADIUN 2,08

TARAKAN 4,54 45 SINGKAWANG 3,00 73 BANYUWANGI 2,07

BANJARMASIN 4,45 46 KUPANG 2,98 74 PARE-PARE 2,06

PALEMBANG 4,27 47 BALIKPAPAN 2,93 75 CIREBON 1,95

PEKANBARU 4,26 48 PALOPO 2,93 76 BULUKUMBA 1,94

BIMA 4,22 49 BANDAR

LAMPUNG 2,90 77 WATAMPONE 1,61

JAYAPURA 4,17 50 TERNATE 2,89 78 JEMBER 1,33

BUNGO 4,11 51 SEMARANG 2,83 79 KEDIRI 1,31

MEULABOH 4,09 52 METRO 2,80 80 PROBOLINGGO 1,14

BATAM 3,91 53 BANDUNG 2,74 81 TANJUNG 0,90

TANJUNG PANDAN 3,88 54 YOGYAKARTA 2,72 82 MANADO 0,78

BOGOR 3,87 55 DKI JAKARTA 2,71

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

Merupakan suatu kondisi Polis ini bahwa tidak menjamin setiap harta benda yang dalam lingkup secara langsung atau tidak langsung dijamin oleh asuransi lain (baik Polis

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

TUJUAN (T) Mewujudkan Pengembangan & Promosi Inovasi dalam Bidang AN (TDIAN1) Mewujudkan Pengembangan Inovasi dalam Bidang Tata Pemerintahan (TPITP1) Mewujudkan

Desain Perangkat Lunak (Lanjutan) Struktur Navigasi adalah alur dari suatu program yang merupakan rancangan hubungan (rantai kerja) dari beberapa area yang berbeda

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Mengklik tombol “Simpan” saat data sudah terisi semua Kode User : MYG Nama user : Mayang Sulistyani Password : cantik Hak Akses : Petugas Sistem akan menampilkan pesan

Penanggun gjawab TRIWULAN I Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output).. TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV KONDISI KINERJA