• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. Rensus B Purba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. Rensus B Purba"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Hal: 461-466

Implementasi Metode Fourier Phase Only Synthesis Dan Blind Deconvolution

Untuk Penajaman Citra

Rensus B Purba

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Abstrak

Perbaikan kualitas citra (image enchancement) merupakan salah satu proses awal dalam pengolahan citra (image preprocessing). Perbaikan kulaitas diperlukan karena seringkali citra yang dijadikan objek pembahasan mempunyai kualitas yang buruk, citra misalnya mengalami derau (noise) pada saat pengiriman melalui saluran transmisi, citra terlalu terang/gelap, citra kurang tajam , kabur,dan sebagainya. Melalui operasi pemrosesan awal inilah kualitas citra diperbaiki sehingga citra dapat digunakan untuk aplikasi lebih lanjut, misalnya untuk aplikasi pengenalan(recognition) objek didalam citra. Fourier phase only synthesis adalah salah satu cara untuk merepresentasikan signal periodic dan nonperiodik. Transformasi fourier diskrit (TFD) adalah cara untuk merepresentasikan signal periodic dan non-periodik ke domain frekuensi. Proses diawali dengan penangkapan citra dengan melakukan proses penambahan intensitas kecerah , kontras citra maupun penajaman citra dengan suatu nilai yang menggunkan operasi aritmatika. Has ini dari pengolahan citra ditunjukkan dengan adanya perubahan citra yang dihasilkan dan perubahan fourier citra.

Kata Kunci : Perbaikan Face Citra, Metode Fourier Phase Only Synthesis

1. PENDAHULUAN

Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran sebagai sistem perekaman data dan rupa bersifat obtik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video sperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan Pada meda penyimpanan[1].

Penajaman citra atau biasa disebut dengan transformasi ini digunakan dalam meningkatkan kontras warna dan cahaya pada suatu citra. Proses ini dilakukan untuk mempermudah dalam proses interpretasi dan analisis citra. Penajaman kontras dalam citra merupakan cara untuk memperbaiki tampilan dengan memaksimumkan kontras antara pencahayaan dan penggelapan atau menaikkan dan merendahkan harga suatu data citra.Perbaikan kualitas citra (image enchancement) adalah operasi yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini ciri-ciri khusus yang terdapat pada citra lebih ditonjolkan.

Penajaman kontras diterapkan untuk memperoleh kesan kontras yang lebih tinggi. Semua dilakukan dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan dan memberikan hasil berupa citra dengan nilai maksimum baru yang lebih tinggi dari nilai maksimum awal,dan nilai minimum baru yang (pada umumnya)lebih rendah dari nilai minimum awal.secara visual,hasil ini berupa citra baru yang variasi hitam putihnya lebih menonjol sehingga tampak lebih tajam dan memudahkan proses interprestasi. Pengolahan ini sering terjadi pada citra berwarna baik bertipe JPEG maupun PNG, untuk itu sering dilakukan penajaman pada citra tersebut.

Dengan adanya penajaman citra bertujuan untuk memperjelas tepi citra pada objek di dalam citra. Penajaman citra merupakan kebalikan dari operasi pelembutan karena operasi ini menghilangkan bagian citra yang lembut.Kualitas citra dengan tujuan meningkatkan atau memperbaiki image. Untuk penajaman citra tersebut diperlukan Metode Fourier Phase Only Synthesis Dan Blind Deconvolution Untuk Penajaman Citra. Metode ini mampu menjadi solusi dari permasalahan diatas.Algoritma Fourier Phase Only Synthesisdigunakan

untuk penajaman citra dengan cara menginterpretasikan obyek-obyek yang ada pada tampilan citra. Dan Blind Deconvolution adalah sebuah metode yang dapat digunakan untuk merestoras icitra yang mengalami efek blur tanpa harus mengetahui nilai PSF[2].

Pada penelitian terdahulu pada Jurnal Rekayasa Teknologi, April 2017, vol. 22, no. 1, pp. 62-69, yang di perolehDian Eka Apriliyani, "Analisis Kinerja Metode Lucy-Richardson Dan Blind Deconvolution,"Hasilnya cukup signifikan yang dihasilkan dari kedua metodememanfaatkan pengetahuan tentang proses terjadinya citra terdegradasi, salah satunya adalah nilai PSF[2].

Dan penelitan selanjutnya ada pada Jurnal Ilmiah INFOTEKfebruari 2016, vol. 1, no. 1, pp. 99-105, yang diperoleh olehMai Sarah Sujiah, "Aplikasi Perbaikan Fase Citra Untuk Mempertajam Citra Menggunakan metode Fourier Phase Only Synthesis,"Hasil citra juga dapat didapatkan dari proses penajamannya tersebut juga sudah signifikan[3].

2. TEORITIS

A. Penajaman

Perbaikan kualitas citra merupakan satu proses awal dalam pengolahan citra yang bertujuan untuk melakukan pemrosesan terhadap citra agar memiliki hasil dengan kualitas relatif yang lebih baik dari citra awal.Perbaikan kualitas citra dilakukan karena citra yang ada mempunyai kualitas yang buruk, misalnya citra mengalami noise, citra terlalu gelap/ terang, citra kurang tajam, citra terlihat kabur dan masih banyak lagi lainnya yang menyebabkan citra itu mengalami perbaikan kualitas[3].

Perbaikan kualitas citra adalah proses mendapatkan citra yang lebih mudah untuk diinterprestasikan oleh mata. Operasi-operasi perbaikan citra diantaranya terdiri dari pelembutan citra (image smoothing), penajaman citra (image sharpening), perbaikan kontras gelap/terang, perbaikan tepi objek (edge enchament), pemberian warna semu (pseudocoloring) dan penapisan derau (noise filtering). Operasi penajaman citra (Image Sharpening)bertujuan memperjelas tepi pada objek di dalam citra. Penajaman

(2)

Hal: 461-466 citra merupakan kebalikan dari operasi pelembutan citra

karena operasi ini menghilangkan bagian citra yang lembut. Operasi penajaman dilakukan dengan melewatkan citra pada penapis lolos-tinggi (HPF=high-pass filter).

Penapis lolos-tinggi akan meloloskan (atau memperkuat) komponen yang berfrekuensi tinggi (misalnya tepi atau pinggiran objek) dan akan menurunkan komponen berfrekuensi rendah. Akibatnya, pinggiran objek terlihat lebih tajam dibandingkan sekitarnya. Selain untuk mempertajam gambar, penapis lolos-tinggi juga digunakan untuk mendeteksi keberadaan tepi (edge detection). Dalam hal ini, piksel-piksel tepi ditampilkan lebih terang (highlight), sedangkan piksel-piksel bukan tepi dibuat gelap (hitam)[4].

B. Citra

Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran sebagai sistem perekaman data dan rupa bersifat obtik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video sperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan Pada meda penyimpanan[1].

C. Metode Fourier Phase Only Synthesis

Fourier adalah salah satu cara merepresentasikan bentuk sinyal ke domain frekuensi. Deret Fourier hanya berlaku untuk sinyal periodik. Transformasi Fourier Diskrit (TFD) adalah cara untuk merepresentasikan sinyal periodik dan non-periodik ke domain frekuensi[2].

Dalam fase-satunya sintesis Fourier tidak dalam besarnya hanya sintesis Fourier. Secara khusus, biarkan f (x) menunjukkan sinyal-n dimensi dan F (o) = IF (o) l ep (") yang n-dimensi Transformasi Fourier dimana x = (XI, x 2, *, xn) adalah vektor variabel independen o = (a1w, 2, *, oni) vektor variabel frekuensi, dan IF (o) l adalah besar dan fase masing-masing dari F (o). Fourier sintesis f ,,, (x) didefinisikan sebagai sinyal dengan Fourier Transform IF (o) l, yaitu 3 {fm (x) 1 = IF (w) l. Sejalan dengan itu, fase-satunya sintesis fp (x) adalah memiliki S {fp (x)} = M (u) EFL ("). Di mana M adalah baik kesatuan atau mungkin lebih umum berkekuatan fungsi yang dalam beberapa perwakilan cara kelas sinyal tetapi tidak diperoleh dari pengetahuan tentang spesifik sinyal fp. konteks pertama di mana kesamaan antara f sinyal (x) dan fase-satunya yang sintesis fp (x) telah diakui dan diperagakan dalam sintesis Fourier dari kristalografi struktur [1 I - [41.

Biasanya, dalam kristalografi sinar-X, struktur kristal disimpulkan dari besarnya Transformasi Fourier dari struktur yang diwakili oleh X-ray Data difraksi. Sebuah tes yang biasa digunakan untuk kebenaran struktur kristal disimpulkan adalah untuk melakukan sintesis Fourier menggunakan struktur amplitudo diamati dan dihitung fase terkait dengan struktur disimpulkan dan untuk memverifikasi bahwa diagram ini memberikan puncak dari besaran yang benar di diasumsikan posisi atom dan tidak ada tempat lain. Termotivasi oleh prosedur ini, pada tahun 1961 Srinivasan.

Hasil sejumlah tes empiris dilakukan untuk menilai relative pentingnya sudut fase dan struktur amplitudo

Joseph Fourier, adalah sebuah transformasi integral yang menyatakan kembali sebuah fungsi dalam fungsi basissinusoidal, yaitu sebuah fungsi sinusoidal penjumlahan atau integral dikalikan oleh beberapa koefisien ("amplitudo"). Ada banyak variasi yang berhubungan dekat dari transformasi ini tergantung jenis fungsi yang ditransformasikan Analisis Fourier ada dua macam, yaitu untuk fungsi periodik menggunakan Deret Fourier, sedangkan untuk fungsi non periodik menggunakan Transformasi Fourier.

Pada prinsipnya analisis Fourier untuk sinyal diskrit dapat dianalogikan dengan sinyal waktu-kontinyu sebab fungsi diskrit dan waktu-kontinyu perbedaannya hanya pada pendefinisian pada waktunya saja, fungsi kontinyu terdefinisi untuk semua waktu, sedangkan fungsi diskrit hanya terdefinisi untuk waktu tertentu saja, sehingga notasinya pun diubah, seperti t menjadi n dan bentuk integral ( ∫ ) menjadi sigma ( Σ ). Adapun formulanya adalah :

FT: F(𝑢, 𝑣) = 1 MN∑∑𝑓(𝑥, 𝑦)

(cos 2π( 𝑁𝑥 2 M−1 y=0 N−1 x=0 + 𝑀𝑦 2 ) − 𝑗 sin2π( Nx 2 + 𝑀𝑦 2 ))

Invers FT: F(𝑥, 𝑦) = 1 MN ∑∑𝑓(𝑢, 𝑣) (cos 2π( 𝑁𝑥 2 + 𝑀𝑦 2 )

M−1 y=0 N−1 x=0 − 𝑗 sin2π( Nx 2 + 𝑀𝑦 2 )) M = Tinggi Citra (jumlah baris)

N = Lebar Citra (jumlah kolom)

F(𝑢, 𝑣) = 1 MN∑ ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)e −j2π(𝑢𝑥/𝑀+𝑣𝑦/𝑁 M−1 y=0 N−1 x=0

Dan fungsi inversnya adalah : F(𝑥, 𝑦) = 1 MN∑ ∑ 𝑓(𝑢, 𝑣)e j2π(𝑢𝑥/𝑀+𝑣𝑦/𝑁 M−1 y=0 N−1 x=0 Dimana u,v : variabel transformasi / frekuensi (u = 0,1,2,…,M-1 dan v = 0,1,2,…,N-1) dan x,y : variabel spasial atau citra (x = 0,1,2,…,M-1 dan y = 0,1,2,…,n-1).

D. Blind Deconvolution

Blind Deconvolution adalah Sama seperti metode Lucy-Richardson,jenis blur yang digunakan untuk ujicoba yaitu Gaussian blur dan Motionblur. Proses deteksi tepiuntuk mengurangi noise yang ada padacitra blur, selanjutnya mengalikan nilaiiterasi atau pengulangan proses karenaada beberapa gambar jika iterasi terlalubesar maka gambar tersebut bisamenimbulkan artifak atau guratan noisehasil porses perbaikan citra.Pada tahapterkahir proses deblurring melakukanpengukuran kinerja dari kedua metode,parameter yang digunakan adalahperhitungan PSNR[3].

3. ANALISA

Untuk melakukan proses perbaikan citra, analisa dapat dilakukan guna melihat peluang peluang adanya perbaikan citra sehingg dapat diajukan berbagai perbaikan terhadap citra. Dengan melakukan perancangan aplikasi dapat membantu berbagai pihak dalam melakuakan perbaikan citra seperti melakukan penajaman.Berikut rancangan model yang diharapkan sesuai dengan analisa masalah di bab sebelumnya.

A. Metode Fourier Phase Only Synthesis

Algoritma Fourier Phase dan Blind DeconvoluitonMerupakan Algoritma perbaikan citra dari

(3)

Hal: 461-466 sebelumnya kurang jelas akan menjadi terlihat jelas jika

dilakukan dengan penjaman. Sebelum melakukan perbaikan citra berupa penajaman berikut citra yang akan dilakukan perbaikan:

Gambar 1. citra JPEG

Untuk melakukan perbaikan citra, citra tersebut diubah kebentuk ukurannya yang lebih kecil untuk mempermudah proses penajaman dengan memberikan ukuran dimensi citra dari citra sebelumnya, yaitu dibentuk dimensi citra antara x dan ya dimana x=0, dan y=1 berikut tahap tahap penajaman citra: Berikut data citra yang diambil memalui matlab dengan ukuran ukuran citra 5x5 menggunakan perintah >> c=imread ('rencus.jpg','jpg');>> asci=uint8(c) [ 181 170 130 178 244 189 167 116 161 230 166 127 53 86 154 206 150 61 83 151 ]

Melakukan filtering terhadap matrik F x dan y pada matrik: F(x,y)[ 181 170 130 178 244 189 167 116 161 230 166 127 53 86 154 206 150 61 83 151 ]

Untuk melakukan filterring citra, akan dibentuk dimensi citra dengan ukuran 2x2

[181 170 189 167] Filtering FT: F(u,v)= 1 𝑀𝑁∑ 𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 𝑁𝑥 2 𝑀−1 𝑌−0 + 𝑀𝑦 2)) Invers FT:F (x,y)=𝑀𝑁1 ∑𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 𝑁𝑥 2 𝑀−1 𝑌−0 + 𝑀𝑦 2)) M= Tinggicitra yang diambil dari baris matrik N= lebar Citra yang diambil dari kolom matrik D= (u,v)= jarak setiap Nilai frekuensi

Selanjutnya untuk mengkalikan dengan (-1) pada x, y dan melakukan perhitungan fourier transforms dari citra untuk mendapatkan matrik akan d F(u,v)

181 170 189 167 F(0,170)=1 4∑ 𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑥 2 𝑀−1 𝑌−0 + 170𝑦 2 jsin2 𝜋(∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(0𝑥 2 𝑀−1 𝑌−0 + 170𝑦 2 ) =1 4𝜀𝜀𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛𝑜) 1 4∗ (1 − 2 − 2 + 1) = 1 2 F(0,1)=1 4∑ 𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑥 2 1 0 + 1𝑦 2– jsin2 𝜋(∑ 𝑓(𝑥, 1)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(0𝑥 2 𝑀1 𝑌0 + 01 2) =14𝜀𝜀𝑓(𝑥, 𝑦1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛𝑜)1 4∗ (1 − 2 − 2 + 1) = 1 2 =14(𝑓(0,0)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(1,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) =1 4(1 ∗)(1 − 0) + (−1) ∗ (−1 − 0) + (−1)(−1 − 0) + (1 ∗)(−1 − 0))=1 4(0) = 0 F(0,1)=14∑𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 1𝑥 2 1 0 + 0𝑦 2 -jsin2 𝜋(∑ 𝑓(1,0)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(1𝑥 2 𝑀1 𝑌0 + 0 2) =1 4𝜀𝜀𝑓(1𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛𝑜) 1 4∗ (1 − 2 − 2 + 1) = 1 2 =1 4(𝑓(0,0)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(1,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) =1 4(1 ∗)(1 − 0) + (−1) ∗ (−1 − 0) + (−1)(−1 − 0) + (1 ∗)(−1 − 0))=1 4(0) = 0 F(1,1)=1 4∑ 𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑥 2 1 0 + 1𝑦 2 -jsin2 𝜋(∑ 𝑓(1,0)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(𝑥 2 𝑀1 𝑌0 + 1 2) =14𝜀𝜀𝑓(1𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛𝑜)1 4∗ (1 − 2 − 2 + 1) = 1 2 =14(𝑓(0,0)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(1,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) =1 4(1 ∗)(1 − 0) + (−1) ∗ (−1 − 0) + (−1)(−1 − 0) + (1 ∗)(−1 − 0))=4 4= 1

Langkah selanjutnya dalah mengalikan f(u,v) dengan filter H(u,v)

H=(u,v)=1 if D(u,v) ≤ 0 H= if D(u,v)>0

karena D(u,v) adalah jarak setiap nilai frekuensi dan dirumuskan dengan:

D(0.0)=√(0 −2 2 )2+(0-2 2)2 = √2 → D(0.1)>181 →H(0.0)=181 D(0.1)=√(0 −2 2 )2+(181-2 2)2 = 1 → D(0.1)> 170 →H(0.1)=170 D(1.0)=√(1 −2 2 )2+(170-2 2)2 = 1 → D(0.1)> 189 →H(1.0)=189 D(1.0)=√(1 −2 2 )2+(189-2 2)2 = 1 → D(1.1)> 167 →H(1.1)=167 Kesimpulan H(0.0)=181 H(0.1)=170 H(1.0)=189 H(1.1)=167

Berikut hasil perkalian antara F(u,v) dengan D(u,v) adalah sebagai berikut:

F(0.0)=F(0.0)*H(0.0)=1/2*181=90.5 F(0,1) = F(1,0)*H(1,0) = 0*170 = 0 F(1,0) = F(0,1)*H(0,1) = 0*189 = 0 F(1,1) = F(1,1)*H(1,1) = 1*167 = 167

(4)

Hal: 461-466 F(0,0)=1 4∑ 𝑁−1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑢, 𝑣)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑢 2 𝑀−1 𝑌−0 + 0𝑣 2 -jsin2 𝜋(∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(0𝑢 2 𝑀−1 𝑌−0 + 0𝑣 2) =14𝜀𝜀𝑓(𝑢, 𝑣)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛𝑜)1 4∗ (90,5 + 0 + 0 + 167) = 64,3 F(0,1)=1 4∑ 1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑢, 𝑣)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑢 2 𝑀−1 𝑌−0 + 1𝑣 2 -jsin2 𝜋(∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(0𝑢 2 1 𝑥−0 + 01 2) =14(𝑓(0,0)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(1,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) =1490.5 ∗ (1 + 0) + (0) ∗ (−1 + 0) + (0) ∗ (1 + 0) + 167(−1 + 0))=1 4(90.5) = 23 F(1,0)=14∑1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑢, 𝑣)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑢 2 𝑀−1 𝑌−0 + 1𝑣 2 -jsin2 𝜋(∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(1𝑢 2 1 𝑥−0 + 0 2) =1 4(𝑓(0,0)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(1,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) 1 4=(90.5∗(1+0)+0∗(1+0)+0∗(−1+0)+167∗(−1+0))= 1 4(90.5) = 23 F(1,1)=1 4∑ 1 𝑋−0 ∑ 𝑓(𝑢, 𝑣)(𝑐𝑜𝑠2𝜋( 0𝑢 2 𝑀−1 𝑌−0 + 1𝑣 2 -jsin2 𝜋(∑ 𝑓(𝑥, 𝑦)(𝑐𝑜𝑠2𝜋(1𝑢 2 1 𝑥−0 + 0 2) =1 4(𝑓(0,0)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(0,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) + (𝑓(1,1)(𝑐𝑜𝑠0 − 𝑗𝑠𝑖𝑛0) =1 4 (90.5∗(1+0)+0∗(−1−0)+0∗(−1−0)+167∗(1−0)) =23 Selanjutnya mengambil bilangan real dari hasil no 4 dengan mengalikan(-1)X,Y

F(0.0)= 64*(-1)0=64 F(0.0)= 23*(-1)1=23 F(0.0)= 23*(-1)1=23 F(0.0)= 23*(-1)2=23

Sehingga akan membentuk matrik dengan hasil perkalian dengan persamaan(-1)x+y, sehingga citra hasil filtering diatas pada dimensi frekuensi adalah:

64 23 23 23

Sehingga menghasillkan penajaman citra sebagai berikut gambar dibawah berikut:

Gambar 2. Hasil Penajaman Citra

B. Blind Deconvoluiton

Metode Blind Decomvolution merupakan metode yang cara keerjanya sama dengan metode Lucy-Richard-Son yaitu pembuatan blur utuk uji coba Gaussian Blur.

Blind deconvolution juga dikenal dengan metode restorasi dimana tujuannya degradasi citra menjadi citra asli.

Tergredasi merupakan bentuk model fungsi dengan tambahan suatu noise didalamnya yang akan menghasilkan image g(x,y) dalam gambar dibawah ini:

Gambar 3. Citra Asli

Operator distorsi adalah kernel rerata yang mengakibatkan citra menjadi blur sebagai berikut:

ℎ =1 9[ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 ]

Point Spread Function (PSF)Untuk membuat Citra blur biasanya dimodelkan dalam konvolusi dengan Point Spread Function (PSF) dimana spektrum titik atau objek akan menyebar sehingga objek akan terlihat memudar, blur alami biasanya terjadi akibat adanyabayangan contohnya seperti kabut, gerakan objek saat pengambilan gambar dengan kamera, ataupun citra yang menyebar ataupun optik yang tidak fokus mengakibatkan citra manjadi kabur. Operator distorsi pada persamaan (3.3) disebut juga point spread function (PSF). Berdasarkan persamaan (3.3), citra terblur dapat ditulis sebagai berikut:

Citra terblur f’(x,y) = citra asli (f(x,y)) * PSF.

Berdasarkan model degradasi pada persamaan (3.3), proses mendasar deblurring adalah dekonvolusi citra kabur (blur) dengan PSF. Berikut adalah data citra asli yang dibentuk menjadi matriks. Untuk dilakukan proses destorasi. F(x,y)[ 181 170 130 178 244 189 167 116 161 230 166 127 53 86 154 206 150 61 83 151 ]

Berdasarkan matrik gambar diatas maka dilakukan perkalian antara operator ditorsi dengan matrik gambar diatas sehingga menghasilkan matrik dibawah ini:

ℎ =1 9[ 181 170 130 178 244 189 167 116 161 230 166 127 53 86 154 206 150 61 83 151 ] h=19(181)=20 h1 9(170)=18 h1 9(130)=14 h19(178)=20 h19(244)=27 h1 9(189)=21 h1 9(167)=18 h1 9(116)=13

(5)

Hal: 461-466 h1 9(161)=18 h19(230)=25 h19(166)=18 h1 9(127)=14 h19(53)=6 h19(86)=9 h1 9(154)=17 h1 9(206)=23 h1 9(150)=17 h19(61)=7 h19(83)=2 h1 9(151)=17

Sehingga membentuk perubahan matrik dengan hasil perkalian degradasi dibawah ini.

H=[ 20 18 14 20 27 21 18 13 18 25 18 14 6 9 17 23 17 7 2 17 ]

Sehingga menghasilkan citra hasil metode Blind Decomvolution seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4. Hasil Blind Decomvolution

4. IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan langkah yang digunakan untuk mengoperasikan sistem yang dibangun. Dalam bab ini dijelaskan bagaimana menjalankan system tersebut. a. Tampilan Menu Utama

Untuk menampilkan menu utama yaitu terlebih dahulu harus mengkom file program maka secara otomatis akan muncul menu utama. Menu utama terdiri dari Menu, Tentang, dan Keluar. Menu utama ada menu awal dari aplikasi. Tampilan menu utama dapat dilihat pada Gambar 5 seperti dibawah ini :

Gambar 5 .Tampilan Menu Utama

b. Tampilan Input Fourier Phase

Tampilan Fourier Phase dapat dilakukan dengan cara memilih menu “Fourier Phase” pada menu utama. Menu ini sebagai menu untuk proses penajaman citra .Tampilan menu enkripsi ini dapat dilihat padaGambar 6 seperti dibawah ini :

Gambar 6. Tampilan Fourier Phase c. Tampilan Proses Fourier Phase

Tampilan Proses Fourier Phase dapat dilakukan dengan cara memilih menu “Fourier” pada menu utama, Menu ini sebagai menu proses metode Fourier. Tampilan menu ini dapat dilihat pada Gambar 7 seperti dibawah ini :

Gambar 7. TampilanProses Fourier d. Tampilan Hasil Fourier Phase

Tampilan Hasil Fouirer Phase dapat dilakukan dengan cara Melakukan Proses Penajaman dengan metode Fourier pada aplikasi. Tampilan Fouirer Phase dapat dilihat pada Gambar 8 seperti dibawah ini

Gambar 8. TampilanHasil Fourier Phase e. Tampilan Utama Blind Deconvolution

Tampilan Blind Deconvolution dapat dilakukan dengan cara memilih menu “Blind Deconvolution” pada menu utama. Menu ini berfungsi sebagai Proses

(6)

Hal: 461-466 Blind Deconvolution .Tampilan menu ini dapat dilihat

pada Gambar 9 seperti dibawah ini :

Gambar 9. TampilanBlind f. Tampilan Proses Blind

Tampilan Proses Blind dapat dilakukan dengan cara memilih menu “Blind Deconvolution” pada menu utama. Menu ini sebagai menu proses metode Blind.

Gambar 10. Tampilan Proses Blind g. Tampilan Hasil Blind Deconvolution

Tampilan Hasil Blind Deconvolution dapat dilakukan dengan cara Melakukan Proses Bluring dengan metode Blind Deconvolution pada aplikasi. Tampilan Blind Deconvolution dapat dilihat pada Gambar 11 seperti dibawah ini:

Gambar 11. Hasil Blind Deconvolution h. Tampilan Penulis

Tampilan ini dapat dilihat dengan cara masuk ke menu

maka aplikasi akan menampilan menu Tentang. Tampilan ini dapat dilihat seperti gambar dibawan ini.

Gambar 12. Tampilan Tentang Penulis

5. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian, analisis, perancangan sistem, dan implementasi serta pengujian, maka diperoleh kesimpulan Implementasi Metode Fourier Phase Only Synthesis Dan Blind Deconvolution Untuk Penajaman Citra didapat kesimpulan sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan perbaikan citra berupa penajaman citra terlebih dahulu diubah kedalam bentuk ukuran yang lebih kecil sehinggga proses pembentukan dimensi mudah dilakukan dengan menggunakan aplikasi matlab.

b. Setelah proses pengubahan bentuk ukuran selesai, melakukan proses penajaman citra, proses ini dilakukan dengan metode fourier phases Only Syntesis, Selanjutnya adalah proses deconvolution Blind dengan metode restorasi dimana tujuannya degradasi citra menjadi citra asli.

REFERENCES

[1] Dian Eka Apriliyani, "Analisis Kinerja Metode Lucy-Richardson Dan Blind Deconvolution," Jurnal Rekayasa Teknologi, vol. 22, no. 1, pp. 62-69, April 2017.

[2] Mai Sarah Sujiah, "Aplikasi Perbaikan Fase Citra Untuk Mempertajam Citra Menggunakan metode Fourier Phase Only Synthesis," Jurnal Ilmiah INFOTEK, vol. 1, no. 1, pp. 99-105, februari 2016.

[3] Seli Widiastuti,Dewi Agushinta R Dini Sundani, "APLIKASI

PENAJAMAN CITRA (IMAGE SHARPENING)

BERDASARKAN PRINSIP KUANTUM ," Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST), p. 201, November 2014.

[4] S.Si, M.Kom T.Sutoyo, Teori Pengolahan Citra Digital, 1st ed., Benedicta Rini W, Ed. yogyakarta, Indonesia: C.V Andi OFFSET, 2010.

[5] Darma Putra, Pengolahan Citra Digital, Westriningsih , Ed. Yogyakarta: Andi, 2010.

[6] Wiwien Hadikurniawati dan Zuli Budiarso Eka Ardhianto, "Implementasi Metode Image Subtracting dan Metode Regionprops untuk Mendeteksi Jumlah Objek Berwarna RGB pada File Video," Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, vol. 18, no. 2, pp. 91-100, July 2012.

Gambar

Gambar 1. citra JPEG
Gambar 2. Hasil Penajaman Citra  B.  Blind Deconvoluiton
Gambar 7. TampilanProses Fourier  d.  Tampilan Hasil Fourier Phase
Gambar 9. TampilanBlind  f.  Tampilan Proses Blind

Referensi

Dokumen terkait

Jadi apabila sudah ditetapkan suatu perkara pada sesuatu waktu, maka ketentuan hukumnya tetap seperti itu, sebelum ada dalil baru yang mengubahnya, sebaliknya apabila

Berdasarkan i hasil pembahasan yang telah diuraikan ke pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Kemandirian keuangan e daerah dan pertumbuhan

Pemberian reward dan punishment kepada guru dan tenaga kependidikan berpengaruh terhadap etos kerja, dapat memotivasi dan meningkatkan hasil kinerja serta

4 ekor sapi Bali beranak dua kali dengan kondisi tubuh yang sehat, baik, memiliki organ reproduksi yang normal serta tidak dalam keadaan bunting. Pelaksanaan

digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran daring berlangsung dikarenakan faktor komunikasi dan tatap muka secara online yang berlangsung terbatas.

Penerbitan publikasi “Statistik Daerah Kecamatan Tapen Tahun 2015” dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti

Pada bulan Januari 2017, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,56 persen apabila dibandingkan bulan Desember 2016 yaitu dari 98,62 menjadi 98,07, hal ini terjadi karena

jaran matematika tentang pecahan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathe- matics Education (RME) dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada siswa kelas V SDN 3