• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fardhian Dwi Saputra 1), Hindayati Mustafidah 2), Suwarno 3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fardhian Dwi Saputra 1), Hindayati Mustafidah 2), Suwarno 3)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 37

Sistem Pakar Menentukan Tingkat Kecocokan

Lahan Untuk Tanaman Jati Menggunakan

Metode Forward Chaining

(The Expert System Determine About Fitting

Grade Of The Field For Tectonic Grandis By

Forward Chaining Methode)

Fardhian Dwi Saputra

1)

, Hindayati Mustafidah

2)

, Suwarno

3)

12

Program Studi Teknik Informatika - Fakultas Teknik - Universitas Muhammadiyah Purwokerto

3

Pendidikan Geografi – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182, Kembaran Banyumas.

Telp: (0281) 636751, 630463, Fax : (0281) 637239, Email : info@ump.ac.id

1

fardhianrock27@gmail.com

2h.mustafidah@ump.ac.id

Abstrak– Tanaman jati merupakan tanaman yang

mempunyai cukup banyak kriteria untuk dapat tumbuh di suatu daerah. Kebanyakan petani jati tidak mengetahui masing-masing dari kriteria tersebut. Kriteria yang dibutuhkan oleh tanaman jati berupa suhu, bulan kering, solum, drainase,

lereng, tingkat keasaman, salinitas, batuan

permukaan, singkapan batuan, tekstur tanah, bahaya banjir, bahaya erosi. Oleh karena itu dibutuhkan seorang ahli untuk dapat mengetahui dan menentukan tingkat kecocokan tanaman jati dilahan mereka. Terbatasnya ahli menyebabkan sulitnya menentukan tingkat kecocokan tanaman tersebut di suatu daerah. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat meniru kemampuan seorang ahli dalam bidangnya. Sistem yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian tanaman jati tersebut berupa sistem pakar. Sistem pakar merupakan sebuah sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar dapat menyelesaikan masalah yang biasa dilakukan oleh seorang ahli. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kecocokan tanaman jati di suatu daerah dengan menggunakan metode forward

chaining. Langkah membangun sistem pakar

menggunakan metode forward chaining yaitu dengan

cara mengakuisisi pengetahuan dari pakar

kemudian merepresentasikan pengetahuan tersebut ke dalam sebuah sistem. Sistem pakar dengan metode forward chaining dapat menentukan tingkat kecocokan tanaman jati, sebagai contoh di

Kecamatan Pekuncen Kabupaten banyumas dengan memasukkan kriteria-kriteria lahan yang ada untuk mendapatkan kesimpulan atau tingkat kecocokan tanaman jati.

Kata kunci– Tingkat kecocokan tanaman Jati,

forward chaining, sistem pakar

Abstract– Teak plant is a plant that has quite a lot of

criteria to be able to grow in an area. Most farmers do not know the identity of each of these criteria. The criteria required by plants in the form of temperature teak, dry months, solum, drainase, slope, acidity, salinity, surface rocks, rock outcrops, soil texture, the danger of flooding, erosion hazard. Therefore it takes an expert to be able to know and determine the level of suitability teak plants on their land. Lack of experts makes it difficult to determine the suitability of these plants in an area. That requires a system that can mimic the ability of an expert in the field. The system can be used to determine the suitability of the teak plants in the form of an expert system. An expert system is a system that adopts human knowledge into a computer in order to solve the problem is usually done by an expert. This study aims to determine the suitability teak plants in an area by using forward chaining. Steps to build an expert system uses forward chaining method is by way of acquiring knowledge of experts then represent knowledge in a system. Expert system with forward chaining method can determine the level of suitability teak, for example, in the District

(2)

38 JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47

of Banyumas Regency Pekuncen by entering criteria existing land for the conclusion or suitability teak. Keywords– Teak match rate, forward chaining, expert

systems.

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan teknologi komputer telah mampu menggantikan pekerjaan manusia. Sebagaimana diketahui, komputer pada awal diciptakannya, difungsikan sebagai alat hitung saja, akan tetapi seiring dengan kebutuhan manusia, komputer dituntut untuk mampu melakukan tugas-tugas seperti yang dilakukan manusia. Manusia dapat menyelesaikan tugas-tugasnya karena memiliki pengetahuan dan pengalaman. Manusia juga dibekali dengan akal untuk melakukan penalaran, demikian juga dengan komputer, untuk dapat bertindak layaknya seperti manusia, komputer juga harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan penalaran.

Saat ini perkembangan teknologi informasi telah merambah ke berbagai sektor termasuk sektor pertanian dan kehutanan. Dunia pertanian dan kehutanan sedang banyak digerakan, akan tetapi penggunaan teknologi komputer relatif tertinggal, sebagai contoh pada topik yang dibahas ini, untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan masih menggunakan metode yang manual, belum terkomputerisasi. Tingkat error pada metode sangat rawan terjadi karena semakin bertambahnya umur seseorang maka akan mengurangi tingkat ketelitian dari orang tersebut.

Kecamatan Pekuncen salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah Kecamatan Pekuncen sebesar 92,70 km2 dengan ketinggian kurang lebih 280 M dari permukaan air laut. Wilayah ini dibagian utara berbatasan dengan Kabupaten Brebes, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Ajibarang, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Cilongok, dan di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Gumelar [1].

Berdasarkan keterangan dari perangkat desa di Kecamatan Pekuncen dan warga setempat, serta RT RW Kabupaten Banyumas, menjelaskan bahwa Kecamatan Pekuncen merupakan salah satu wilayahnya rentan dengan bahaya tanah longsor terutama di Desa Cibangkong, Desa Karang Kemiri, Desa Semedo, hal ini disebabkan karena curah hujan yang sangat tinggi didaerah ini yaitu antara 2000-4000 mm/Th dan dominan dengan relief perbukitan. Untuk meminimalisir terjadinya

tanah longsor maka sebaiknya wilayah tersebut banyak ditanami tanaman tahunan yang memiliki akar penguat tanah misalnya tanaman Jati [1].

Setiap daerah memiliki sifat tanah yang berbeda hal ini akan mempengaruhi tingkat kesesuaian dalam penanaman tanaman jati di daerah tersebut. Jenis tanaman yang ditanam juga harus memperhatikan kondisi geografis dan sifat tanah agar pertumbuhan tanaman jati tersebut dapat optimal.

Jati (Tectona grandis L.f) terkenal sebagai kayu pohon komersial, bermutu tinggi yang sering dijadikan kayu furniture, termasuk dalam famili

Verbenaceae. Penyebaran alami meliputi

negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia tanaman jati terdapat di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton, Maluku dan Nusa Tenggara [2].

Pohon Jati cocok tumbuh di daerah musim kering agak panjang yaitu berkisar 3-6 bulan per tahun. Besarnya curah hujan yang dibutuhkan rata 1250-1300 mm/tahun dengan temperatur rata-rata tahunan 22-260 C. Daerah-daerah yang banyak ditumbuhi Jati umumnya tanah bertekstur sedang dengan pH netral hingga asam [2].

Curah hujan secara fisik dan fisiologis berpengaruh terhadap sifat gugurnya daun dan kualitas produk kayu. Pada daerah yang mempunyai kemarau yang panjang, jati akan menggugurkan daunnya dan hasil kayunya masuk pada kelas 1, sedangkan jika pada daerah yang curah hujannya tinggi tanaman jati tidak menggugurkan daunya dan hasil kayupun tergolong lebih rendah yaitu kelas 2 dan 3. Tanaman jati merupakan tanaman keras yang hidup tahunan, selain itu tanaman jati mampu menahan lapisan tanah sehingga bisa mencegah terjadinya erosi atau mengurangi laju erosi [3].

Untuk menanggulangi itu semua maka pengembang mengembangkan penelitian terdahulu yang sudah ada namun masih menggunakan metode manual atau pencocokkan, menjadi metode yang sudah terkomputerisasi menggunakan Sistem

Pakar dengan judul “Sistem Pakar Menentukan

Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jati menggunakan metode Forward Chaining”.

Sistem pakar merupakan program komputer untuk dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Pengimplementasian sistem pakar sudah banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat karena sistem pakar dipandang sebagai

(3)

JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 39 cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam

bidang tertentu kedalam suatu program, sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas.

Tujuan pengembangan penelitian ini adalah membangun sistem pakar (expert system)

menggunakan metode pelacakan ke depan (forward chaining) yang dapat membantu pengguna dalam mengambil keputusan untuk menanam tanaman jati di lahan mereka.

Hasil pengembangan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Membantu pengguna dalam menentukan

kesesuaian tanaman (Jati) yang akan mereka tanam di lahan mereka.

2. Memasyarakatkan penggunaan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaiakan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli [4].

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembang (development

environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) [1]. Gambar 1 menunjukan struktur sistem pakar.

Gambar 1. Struktur sistem pakar

Mesin inferensi mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaiakan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodelogi untuk penalaran tentang

informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasi kesimpulan [1].

Terdapat 2 cara yang dapat dikerjakan dalam melakukan inferensi, yaitu:

1. Pelacakan ke depan (Forward Chaining). Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari sebelah kiri (IF dulu), dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis [4].

2. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining). Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari beberapa bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalam basis pengetahuan [4]. Gambar 2 berikut menunjukan forward dan backward chaining.

Gambar 2. Forward dan backward chaining. Beberapa pengembangan sistem pakar untuk membantu memecahkan masalah di bidang perikanan telah dikembangkan oleh [6] dan [7] yaitu untuk menyusun formula pakan ikan, sedangkan di bidang pendidikan sistem pakar dikemnagkan oleh [8] untuk mengenali zat kimia.

II. METODE

A. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan metode studi literatur dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data-data dari penelitian sebelumnya tentang kesesuian lahan untuk tanaman jati di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas dan menanyakan langsung kepada pakar untuk mendapatkan data-data yang valid. Data-data

(4)

40 JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 tersebut yang nantinya akan dijadikan landasan

untuk perancangan sistem pakar ini.

B. Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan menggunakan

netbook dell core i3 dan software visual studio

2010, SQL Server 2005.

C. Pengembangan Sistem

Metode pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem air terjun (waterfall) dan sering disebut juga model skuensial linier (squential linear). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara skuensial atau terurut dimulai dari analisis kebutuhan, desain sistem, penulisan kode program, pengujian, penerapan sistem dan pemeliharaan (maintenance) [5], seperti pada Gambar 3 berikut. Analisa Kebutuhan Sistem Desain Sistem Penulisan Kode program Pengujian sistem Penerapan Sistem dan Pemeliharaan Sistem

Gambar 3. Ilustrasi model Air Terjun [5]. 1. Analisa Kebutuhan Sistem

Mendefinisikan viariabel-variabel yang dibutuhkan oleh sistem seperti pada Tabel 1 berikut:

TABEL I

VARIABEL YANG DIBUTUHKAN SISTEM

Variabel-variabel diatas yang digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati.

2. Desain sistem meliputi perancangan konsep sistem pakar, penentuan hak akses masing-masing pengguna, perancangan database, perancangan antarmuka (interface).

a. Proses perancangan sistem ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan sistem melibatkan identifikasi dan deskripsi abstrak sistem yang mendasar, seperti pada Gambar 4 berikut langkah membangun sistem pakar.

Gambar 4. Konsep sistem pakar (Desiani dan Arhami, 2006).

b. Penentuan hak akses bertujuan untuk mengetahui apa saja yang bisa dilakukan user dan admin dalam aplikasi tersebut seperti pada Gambar 5, 6 berikut. Nama Keterangan  SU Suhu  BK Bulan Kering  SO Solum ( kedalaman )  D Drainase  L Lereng  Ph Tingkat Keasaman  SA Salinitas  BP Batuan Permukaan  SB Singkapan Batuan  T Tekstur Tanah  BB Bahaya Banjir  BE Bahaya Erosi

(5)

JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 41 Gambar 5. Hak akses user

User merupakan pengguna yang mempunyai

hak akses paling rendah pada aplikasi sistem pakar tersebut. User hanya bisa menjalankan aplikasi sistem pakar dan memasukkan kriteria lahan untuk diproses kemudian melihat detail dari hasil proses tersebut dan mencetaknya bila ingin dicetak detail dari hasil tersebut.

Gambar 6. Hak akses admin

Administrator merupakan pengguna yang mempunyai hak akses paling tinggi pada aplikasi sistem pakar tersebut. Seorang administrator harus

login terlebih dahulu menggunakan akun yang

telah disediakan, kemudian setelah berhasil login sebagai administrator, administrator dapat memperbaharui kriteria yang telah tersimpan sebelumnya di dalam database sistem pakar tersebut.

Sesuai dengan aturan pada sistem pakar menggunakan metode forward chaining, proses pencarian kesimpulan dan output (kesimpulan) yang diharapkan dalam menentukan tingkat kesesuaian Tanaman Jati.

c. Pada perancangan antarmuka terjadi interaksi (dialog) antara program dengan pengguna, yang

memungkinkan sistem pakar dapat menerima instruksi (input) dari pengguna dan juga memberikan kesimpulan (Output).

d. Perancangan database

Database dibuat menggunakan Database SQL SERVER 2005 yang dibuat bernama e_tanaman_jati yang terdiri dari beberapa tabel, diantaranya tabel login, tabel m_syarat_tumbuh, tabel t_keputusan, tabel t_keputusan, Penjelasan tentang perancangan database adalah sebagai berikut:

1) Tabel Login

Tabel login digunakan untuk menyimpan

username, password, dan password baru adminstrator. Login bertujuan untuk mengamankan data syarat tumbuh tanaman jati tersebut, sehingga tidak semua orang bisa mengubah data-data tersebut, hanya

administrator yang dapat mengubah data

tersebut.

2) Tabel m_syarat_tumbuh

Tabel m_syarat_tumbuh juga dapat dikatakan sebagai tabel kriteria yang digunakan untuk mengubah aturan atau rule dari sistem pakar tersebut, yang berhak mengubah aturan atau

rule adalah seorang pakar tentang tanaman jati,

namun jika seorang pakar tidak mampu untuk menggantinya sendiri dapat meminta bantuan kepada administrator untuk menggantinya. 3) Tabel t_keputusan

Tabel t_keputusan digunakan untuk menyimpulkan atas kriteria-kriteria yang dimasukkan oleh pengguna sehingga pengguna dapat mengetahui tingkat kesesuaian dari lahan yang ada untuk ditanami tanaman jati. Tabel t_keputusan juga digunakan untuk menyimpan hasil dari masukan dan dicetak.

3. Penulisan Kode Program

Pada penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman C# yang dikembangkan oleh Microsoft, setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan pengujian adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Pengujian Sistem

Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Blackbox Testing. Blackbox Testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil

(6)

42 JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47

SU BK

SO

(cm)

D L Ph SA BP SB T BB BE SU BK SO D L Ph SA BP SB T BB BE

1

Perbukitan struktural

berbatuan tuffa tersier 25° 3,6 150 Sedang 23% 6 0,037 5% 15%

Geluh

Pasiran

Tanpa Sedang S1 S1 S1 S2 S3 S1 S2 S2 S2 S2 S1 S3 S3

2

Perbukitan struktural

berbatuan napal

24° 3,6 77 Sedang 29% 5,5 0,069 0% 0%

Geluh

Pasiran

Tanpa Sedang S2 S1 S3 S2 S3 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S3 S3

3

Lereng bawah kaki vulkan

berbatuan lava

19° 3,6 110 Sedang 25% 5,3 0,014 25% 20%

Geluh

Pasiran

Tanpa Sedang N2 S1 S2 S3 S3 S1 S1 S3 S3 S2 S1 S2 N2

Kualitas Lahan

Tingkat Kesesuaian Lahan

No Bentuk Lahan

Kesimpulan

eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

5. Penerapan Sistem dan Pemeliharaan Sistem Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh pemakai. Serta pemeliharaan (maintenance) agar sistem tersebut tidak rusak atau error dikemudian hari karena berbagai faktor seperti serangan virus pada komputer.

III. HASIL PEMBAHASAN

A. Analisa Kebutuhan

1. Data kriteria atau data syarat tumbuh tanaman Jati.

Data kriteria dibutuhkan untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman jati secara subur, contoh data kriteria dapat dilihat pada Tabel II berikut.

TABEL II

SYARAT TUMBUH POHON JATI [3].

Tingkat Kesesua ian Suhu Tingkat Kesesuaia n Tekstur tanah S1 250 <= Suhu <300 C S1 Geluh S2 300 <= Suhu <350 C S1 Lempung S2 210 <= Suhu <250 C S1 Lempung debuan N2 Suhu <210 atau suhu > 350

C S1 Geluh debuan S1 Lempung pasiran Bulan Kering S1 Lempung debuan

S1 Bulan kering 1 – 4 bulan

S2

Geluh pasiran

N2 Bulan Kering 5 bulan

S2

Liat berstruktur

N2 Bulan Kering <1 bulan

S3 Liat pasir

S3 Liat masif

Drainase N2 Kerikil

S1 Drainase tanah baik N2 Pasir

S2 Drainase tanah sedang

S3 Drainase tanah agak buruk

N1 Drainase tanah buruk

N2

Drainase tanah Sangat buruk

2. Data fakta lahan yang ada untuk mencocokkan sistem dengan manual.

Data fakta lahan dibutuhkan untuk mencocokkan sistem yang telah terkomputerisasi dengan sistem yang manual. Data pada Tabel 3 merupakan data yang diambil di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Adapun contoh data fakta lahan terdapat pada Tabel III berikut.

TABEL III DATA FAKTA LAHAN [3]

B. Representasi Pengetahuan

Sarana berbentuk basis pengetahuan dan basis aturan atau yang dikumpulkan, dikodekan, diorganisasikan dan digambarkan dalam bentuk rancangan yang sistematis, pengetahuan dinyatakan dalam bentuk IF-THEN, untuk dapat merepresentasikan pengetahuan sistem, dibutuhkan table keputusan dan rule.

1. Tabel Keputusan

Tabel keputusan adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaiakan logika dalam program, contoh tabel keputusan dapat dilihat pada Tabel IV berikut.

(7)

JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 43 TABEL IV

CONTOH TABEL KEPUTUSAN.

No Syarat Tumbuh / Tingkat Kesesuaian S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S3 S3 N1 N2 N2

1 250 <= Suhu <300 C v v v v v v

2 300 <= Suhu <350 C v

3 210 <= Suhu <250 C v

4 Suhu <210 atau suhu > 350 C v v

5 1 <=Bulan kering<5 bulan v v v v v v

6 Bulan Kering 5 bulan v

7 Bulan Kering <1 bulan v

8 Drainase tanah baik v v v v v v

9 Drainase tanah sedang v v

10 Drainase tanah agak buruk v v

11 Drainase tanah buruk v

12 Drainase tanah Sangat buruk v v

13 Tekstur tanah geluh v

14 Tekstur tanah lempung v

15 Tekstur tanah geluh lempung debuan v

16 Tekstur tanah geluh debuan v

17 Tekstur tanah Lempung pasiran v

18 Tekstur tanah Lempung debuan v

2. Rule

Pada intinya sistem pakar untuk menentukan tingkat kesesuaian tanaman jati menggunakan rule yaitu penalaran yang menggunakan urutan tertentu untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Rule yang dibangun dalam sistem berjumlah tiga belas, sebagian rule tampak pada Tabel V berikut.

TABEL V CONTOH TABEL RULE

No Rule Kesimpulan

1 If 250 ≤ Suhu < 300 C and 1 ≤Bulan kering<5 bulan and Drainase tanah baik and Tekstur tanah geluh and Solum 150 cm and 5,5 <=Keasaman(PH)< 7,0 and Salinitas <4 and Lereng <8% and Batuan permukaan <10% and Singkapan batuan <10 and Bahaya erosi sangat rendah and Bahaya banjir tidak ada

Sangat sesuai (S1)

2 If 300 <= Suhu <350 C and Drainase tanah sedang and ekstur tanah geluh pasiran and 100 <=Solum< 150 cm and 7,0 <=Keasaman(PH)< 7,5 and 4 <=Salinitas< 8 and 8 <=Lereng< 15% and 10 <=Batuan permukaan< 15% and 10 <=Singkapan batuan< 15 and Bahaya erosi rendah and Bahaya banjir ringan

Sesuai (S2)

3 If Drainase tanah agak buruk and Tekstur tanah liat pasir and 75 <=Solum< 100 cm and 7,5 <=Keasaman(PH)< 8,0 and 15 <=Lereng< 30% and 15 <=Batuan permukaan< 25% and 15 <= Singkapan batuan < 25 and Bahaya erosi sedang and Bahaya banjir sedang

Sesuai Marginal

(S3) 4 If Drainase tanah buruk and 50 <=Solum< 75 cm and 30 <=Lereng< 50 % and 25 <=Batuan

permukaan< 40% and 25 <= Singkapan batuan < 40 and Bahaya erosi berbahaya and Bahaya banjir agak berat

Tidak Sesuai Sementara

(N1) 5 If suhu <210 atau suhu > 350 C and Bulan Kering 5 bulan and Drainase tanah Sangat buruk

and Drainase tanah Sangat buruk and Tekstur tanah kerikil and Solum <50 cm and Keasaman pH <4,5 and Salinitas 8 and Lereng 50% and Batuan permukaan 40% and Singkapan batuan 40 and Bahaya erosi sangat berbahaya and Bahaya banjir berat

Tidak Sesuai Permanen

(8)

44 JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47

C. Database

1. Tabel login

Tabel login digunakan untuk menyimpan

username, password, dan password baru adminstrator. Login bertujuan untuk mengamankan data syarat tumbuh tanaman jati tersebut, seperti pada Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Tabel Login 2. Tabel t_keputusan

Tabel t_keputusan digunakan untuk menyimpan hasil dari masukan untuk dapat melihat detail dari kesimpulan dan dicetak seperti pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Tabel t_keputusan 3. Tabel m_syarat_tumbuh

Tabel m_syarat_tumbuh juga dapat dikatakan sebagai tabel kriteria yang digunakan untuk

mengubah aturan atau rule dari sistem pakar tersebut seperti pada Tabel 8 berikut.

Gambar 9. Tabel m_syarat tumbuh

D. Pengujian Sistem

Pada saat aplikasi sistem pakar dijalankan akan muncul sebuah form loading yang berisi nama aplikasi dan pengembang dari aplikasi tersebut, seperti yang tampak pada Gambar 10 berikut.

(9)

JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 45 Pada Gambar 11 merupakan form pembuka dari

aplikasi sistem pakar tersebut. Form pembuka akan muncul dengan delay waktu 10 detik kemudian secara otomatis akan masuk ke form utama yang terdapat menu dan sub menu seperti yang tampak pada Gambar 11 berikut.

Gambar 11. Tampilan utama.

Pada Gambar 12 terdapat dua menu dan masing-masing dari menu tersebut mempunyai sub

menu sendiri-sendiri. Dua menu utama dari

aplikasi sistem pakar tersebut adalah menu home dan menu keputusan. Pada menu home mempunyai tiga sub menu yaitu login, logout, dan ubah

password, namun pada sub menu logout dan ubah password akan muncul setelah admin berhasil login. Pengaman kriteria (rule) yang ada pada

sistem di tambahkan menu login, seperti yang tampak pada Gambar 12 berikut.

Gambar 12. Tampilan Login

Memulai login admin harus mengisi terlebih dahulu nama pengguna dan kata santi untuk dapat menggunakan sistem pakar tersebut sebagai admin dan merubah aturan atau rule pada aplikasi sistem pakar tersebut dan ubah password. Menu ubah rule digunakan oleh admin untuk memperbaharui kriteria yang telah tersimpan di dalam database seperti pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13. Ubah kriteria tanaman jati. Pada ubah kriteria terdapat delapan kriteria yang masing-masing mempunyai nilai sendiri-sendiri. Nilai inilah yang akan digunakan untuk mencocokan dengan nilai yang dimasukkan oleh pengguna yang nantinya diproses untuk memperoleh kesimpulan. Pengguna sebagai user biasa dapat langsung menggunakan aplikasi tanpa harus login terlebih dahulu, setelah berhasil login, maka seorang admin diberi fasilitas ubah password (kata sandi) yang diharapkan mengganti secara berkala untuk lebih menjaga keamanan dari sistem seperti yang tampak pada Gambar 14 berikut.

Gambar 14. Ubah kata sandi

Mengubah kata sandi harus mengisi username (nama pengguna), kata sandi yang lama, kata sandi yang baru kemudian pilih tombol ubah untuk merubah password. Seorang admin telah selesai mengubah kriteria, mengubah password atau admin ingin menggunakan aplikasi sebagai user biasa, admin dapat menekan tombol logout pada saat admin logout maka akan menjadi user biasa yang hanya bisa memasukkan kriteria, melihat detail kesimpulan dan mencetaknya. Pada menu yang kedua menu keputusan mempunyai tiga sub

(10)

46 JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47

menu yaitu keputusan, data keputusan, dan ubah password. Sub menu detail kesimpulan.keputusan

digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian tanaman jati terhadap kriteria lahan seperti yang tampak pada Gambar 15 berikut.

Gambar 15. Tampilan peringatan kriteria harus diisi.

Pada Gambar 15 dapat dilihat terdapat dua belas kriteria lahan yang harus pengguna isi untuk memproses kriteria tersebut. Salah satu dari kriteria belum di isi maka akan ada peringatan untuk kriteria tersebut di isi terlebih dahulu seperti yang tampak pada Gambar 15 bagian peringatan. Pada saat pemprosesan, pengguna harus melengkapi semua kriteria yang dibutuhkan oleh sistem, setelah semua kriteria di isi selanjutnya pengguna harus menekan tombol proses untuk menghasilkan kesimpulan seperti yang tampak pada Gambar 16 berikut.

Gambar 16. Tampilan proses dan kesimpulan. Pada Gambar 16 dapat dilihat terdapat dua belas kriteria lahan yang telah di isi oleh pengguna, setelah kriteria tersebut diproses maka akan muncul empat tombol yaitu tombol cetak, detail, proses, dan hapus. Tombol cetak digunakan untuk mencetak hasil dari proses tersebut, tombol detail untuk melihat detail kesimpulan dari kriteria yang dimasukkan mengapa tidak sesuai atau sesuai

untuk ditanami tanaman jati seperti yang tampak pada Gambar 17, tombol proses untuk memproses kembali jika salah satu input dirubah, dan tombol hapus untuk menghapus semua kriteria yang telah dimasukkan.

Gambar 17. Tampilan detail kesimpulan Pada tampilan detail kesimpulan terdapat tombol cetak untuk mencetak detail kesimpulan, dan tombol close untuk menutup detail

kesimpulan. Hasil dibedakan menjadi dua yaitu hasil dari tiap-tiap masukan atau kriteria dan hasil akhir atau kesimpulan. Pada hasil tiap kriteria terdapat lima jenis yaitu SI (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai marginal), N1 (tidak sesuai sementara), N2 (tidak sesuai permanen) untuk hasil tiap kriteria dapat dilihat pada Gambar 17 kolom hasil tiap kriteria, sedangkan untuk hasil akhir atau kesimpulan diperoleh dari nilai terburuk tiap-tiap kriteria yang dimasukkan seperti yang tampak pada Gambar 17 pada bagian kesimpulan. Urutan nilai dari tiap-tiap kriteria dari yang terbaik ke yang terburuk seperti pada Gambar 18 berikut.

Gambar 18. Urutan nilai tiap kriteria. Selesai memproses kriteria lahan maka secara otomatis data-data dari kriteria tersebut akan tersimpan di dalam menu data keputusan yang tampak pada Gambar 19. berikut.

(11)

JUITA ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1, Mei 2016 | Saputra, F.D., Mustafidah, H., Suwarno. 37 - 47 47 Data keputusan di atas berisi data-data kriteria

yang telah dimasukkan oleh pengguna yang kemudian disimpan di dalam database untuk arsip sistem pakar tersebut, di dalam menu data keputusan juga disediakan tombol lihat hasil dan cetak. Tombol lihat hasil digunakan untuk melihat detail kriteria dan kesimpulan yang dipilih, sedang tombol cetak untuk mencetak berdasarkan kriteria yang dipilih.

Menu cetak gunakan ketika pengguna ingin

mencetak detail kriteria yang dimasukan dan kesimpulannya. Pada saat pengguna menekan tombol cetak maka akan muncul priview detail sebelum mencetaknya seperti yang tampak pada Gambar 20 berikut.

Gambar 20 Cetak detail kriteria.

Pada priview detail kriteria terdapat nilai kriteria, hasil tiap kriteria, dan kesimpulan seperti yang tampak pada Gambar 20.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pakar menggunakan metode forward

chaining dengan variable- variable yang menjadi

masukan dapat menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati sebagai contoh kasus di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.

B. Saran

1. Aplikasi yang dibuat hanya berjalan di sistem operasi Windows, untuk pengembangan selanjutnya diharapkan aplikasi dapat berjalan tidak hanya di satu sistem operasi saja.

2. Aplikasi yang dirancang hanya berjalan sebatas di komputer dan diharapkan untuk pengembangan selanjutnya dapat dijalankan di

smartphone Android sehingga dapat diakses

dengan lebih mudah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arhami, M., 2005, Konsep Dasar Sistem

Pakar, ANDI, Yogyakarta.

[2] Irwanto, 2006, Cara Menanam Pohon Jati

(Tectona grandis L.f),

http://www.irwantoshut.net/info_jati.html,

diakses tanggal 11 Februari 2015.

[3] Setyawan, I., 2012, Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jati (Tectona grandis) Di Kecamatan Pekuncen Kab Banyumas, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto.

[4] Kusumadewi, S., 2003, Artifical Intellegence, Graha Ilmu, Yogyakarta.

[5] Rosa, A, S., dan Shalahuddin, M., 2013,

Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, Informatika Bandung,

Bandung.

[6] Suwarsito dan Mustafidah, H., 2014, Sistem Pakar untuk Menyusun Formula, Kandungan Gizi, dan Harga Pakan Ikan, JUITA (Jurnal

Informatika), ISSN: 2086-9398, Volume III

No.2, November 2014, halaman 47 – 53. [7] Ciptadi, W.A., Mustafidah, H., Suwarsito,

2014, Pengembangan Sistem Pakar untuk Menentukan Pakan yang Tepat bagi Ikan Berdasarkan Jenis dan Umur Ikan Menggunakan Metode Backward Chaining,

JUITA (Jurnal Informatika), ISSN:

2086-9398, Volume III No.2, November 2014, halaman 95-102.

[8] Rubianto, D. dan Mustafidah, H., 2015, Aplikasi Sistem Pakar sebagai Media Belajar Mengenali Unsur Zat Kimia Menggunakan Metode Backward Chaining, JUITA (Jurnal

Informatika), ISSN: 2086-9398, Volume III

Gambar

Gambar 1. Struktur sistem pakar
Gambar 3. Ilustrasi model Air Terjun [5].
Tabel  login  digunakan  untuk  menyimpan  username,  password,  dan  password  baru  adminstrator
TABEL III  DATA FAKTA LAHAN [3]
+6

Referensi

Dokumen terkait

7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi DIY Tahun 2007 Nomor

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam melakukan proses Pengembangan Sumber

Bentuk semacam ini dilakukan oleh Rumpin dengan mendirikan diantaranya; (1) membangun perpustakaan yang berisi sejumlah buku dan bisa diakses sesuai dengan

I mengalami proses persalinan normal saat usia 38 minggu, hal ini sesuai dengan teori Sumarah (2009) yang menyatakan Persalinan adalah proses pengeluaran

Gunakan tabel yg berkaitan dg prosedur pengambilan sampel terpilih (tahap 5) dan modus/tingkat inspeksi (tahap 2) untuk mendapatkan ukuran sampel, angka penerimaan (Ac) dan

Terbentuknya AF dapat menyebabkan gagal jantung pada individu yang bergantung pada komponen atrium dari cardiac output dimana pasien dengan penyakit jantung

Data yang diperoleh dari Desa Maluka Baulin dikumpulkan dalam bentuk tabulasi dan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan suatu gambaran tentang