• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR JALAN SUTERA ABAD 21

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR JALAN SUTERA ABAD 21"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Suar Suroso:

PENGANTAR

JALAN SUTERA ABAD 21

DARI pertengahan abad 20 sampai dasawarsa kedua abad 21, dunia berkecamuk dilanda pertarungan dua kubu: kapitalisme lawan sosialisme. Hasilnya adalah: dunia sudah berganti rupa, sudah berubah wajah. Kejayaan kapitalisme yang dimanifestasikan dengan luasnya daerah Inggris Raya dengan jajahannya di semua benua, di Asia, Afrika, Australia, Oseania, Amerika Latin, yang meliputi permukaan bumi dengan matahari yang tak pernah tenggelam, kini telah lenyap. Inggris Raya itu jadi tinggal sekelumit pulau, yang tak lebih luas dari Pulau Papua. Tiongkok yang dihuni seperlima penduduk dunia, yang miskin dan terbelakang di pertengahan abad ke‐20, telah melejit jadi negara terbesar kedua di dunia di bidang ekonomi, mengungguli Jepang, mengejar Amerika.

Pertarungan sosialisme lawan kapitalisme, hakikatnya adalah usaha burjuasi membasmi komunisme. Kegagalan usaha burjuasi membasmi komunisme di Asia Timur dan Asia Tenggara dengan tiga tahun Perang Korea dan tiga belas tahun Perang Vietnam dilanjutkan dengan realisasi Perang Dingin, yaitu the Policy of Containment untuk membasmi komunisme sejagat. Kejayaan Perang Dingin dimanifestasikan dengan robohnya Tembok Berlin pada tahun 1990, disusul oleh berantakan serta lenyapnya Uni Sovyet, Uni Republik‐Republik Sovyet Sosialis (URSS) diikuti kehancuran semua negara sosialis Eropa Tengah dan Timur, yaitu gulung‐tikarnya Republik Rakyat Albania, Republik Demokrasi Jerman, Republik Sosialis Rumania, Republik Sosialis Cekoslowakia, Republik Rakyat Hongaria, Republik Rakyat Bulgaria, Republik Rakyat Polandia.

Di pertengahan abad ke‐20, gerakan komunis internasional tersentak oleh Kongres XX Partai Komunis Uni Sovyet (PKUS).Kaum sosial demokrat dan Trotskis bergendang paha, menyambut kutukan Nikita Syergeyewitch Khrusycyov atas kultus individu Stalin dalam Kongres ini. Selanjutnya, kaum Trotskis dan sosial demokrat yang bergandengan tangan dalam mendukung Perang Dingin, berpesta pora menyambut berantakannya URSS, menyusul robohnya Tembok Berlin. Presiden AS George W. Bush dengan bangga menyatakan dalam pidato kenegaraannya awal tahun 1992:“Perang Dingin sudah usai, komunisme sudah mampus, dan kita menang!” Para pembela tangguh kapitalisme, Francis Fukuyama dan Samuel P. Huntington tampil dengan karya‐karyanya: The End of History and the Last Man dan The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order

(2)

keunggulan liberalisme atas Marxisme.

Tiga tahun Perang Korea tahun 1950–1953 yang mengorbankan ribuan prajurit AS, tiga belas tahun Perang Vietnam 1961–1975 yang mengerahkan seperempat juta pasukan AS mendemonstrasikan kegagalan Amerika Serikat membasmi komunisme di Asia Timur dan Asia Tenggara. Tetapi dengan memanipulasi Peristiwa G30S, lewat memanfaatkan Angkatan Darat Indonesia denganpentolannya Soeharto membantai ratusan ribu anggota dan kader pimpinan PKI, para pendukung rezim orba Soeharto menepuk dada merasa berjasa berhasil melumpuhkan gerakan komunis Indonesia serta menggulingkan Bung Karno. Teror orba bersimaharajalela. Indonesia jadi neraka dunia. Sepertiga abad Indonesia dikuasai rezim fasis anti‐komunis, orde baru Soeharto yang mengekor Amerika Serikat.

Di kala burjuasi internasional berusaha keras membasmi komunisme sejagat, dalam gerakan komunisme internasional bergelora perjuangan melawan revisionisme modern. Sampai‐sampai Tiongkok selama satu dasawarsa, di bawah pimpinan Mao Zedong melancarkan Revolusi Besar Kebudayaan Proletar untuk membasmi revisionisme. Tahun 1981, CC PKT menilai bahwa RBKP adalah salah, tidak sesuai dengan Marxisme–Leninisme untuk melawan revisionisme, hingga semboyan RBKP “perjuangan klas sebagai poros” diganti dengan tugas utama untuk membangun ekonomi, dan Tiongkok mulai melancarkan usaha membangun tahap pertama sosialisme berciri Tiongkok.

Burjuasi tak juga berhasil membasmi komunisme dunia, dalam pada itu, dunia buncah. Dunia didominasi oleh kebangkitan Islam. Manusia terpesona. Islam tampil bertarung. Agama damai dan berkemanusiaan itu bergelora mengusung panji fundamentalisme. Bergejolak pertarungan dalam Islam antara mazhab Sunni dan Syiah, yang berkobar sampai bentrokan‐bentrokan bersenjata. Hubungan antara Sunni dan Syiʹah telah mengalami kontroversi sejak masa awal terpecahnya secara politis dan ideologis antara para pengikut Bani Umayyah dan para pengikut Ali bin Abi Thalib. Sebagian kaum Sunni

menyebut kaum Syiʹah dengan nama Rafidhah, yang menurut etimologi bahasa Arab bermakna meninggalkan.Dengan ideologi Jihadisme, tampillah Islam fundamentalis menggebrak dunia dengan munculnya Al Qaida dan ISIL. Tujuannya ialah membangun kekuasaan Islam sedunia, berupa khalifah.

Dimulai dari tahun 1999 seorang radikal Yordania, Abu Musab al‐Zarqawi, mendirikan

Jamā ’at alTawīd waalJihād, ʺOrganisasi Tauhid dan Jihadʺ (JTJ). Bulan Oktober 2004, al‐Zarqawi bersekutu dengan Osama bin Laden dan mengganti nama kelompoknya menjadi Tanīm Qā ‘idat alJihād fī Bilād alRāfidayn, ʺOrganisasi Pangkalan Jihad di

(3)

Mesopotamiaʺ, lebih dikenal dengan nama alQaida di Irak (AQI). Meski mereka tidak pernah menyebut dirinya al‐Qaida di Irak, nama ini menjadi nama non‐resminya selama beberapa tahun. Bulan Januari 2006, AQI bergabung dengan sejumlah kelompok pemberontak Irak dan membentuk Dewan Syura Mujahidin. Tanggal 2 Oktober 2006,

Dewan Syura Mujahidin bergabung dengan beberapa faksi pemberontak. Keesokan harinya, mereka mengumumkan pembentukan adDawlah al‘Iraq alIslāmiyah, juga dikenal dengannama Negara Islam Irak (NII).

Tanggal 8 April 2013, setelah memperluas wilayahnya ke Siria, kelompok ini mulai menggunakan nama Negara Islam Irak dan alSyam atau Negara Islam Irak dan Siria.

Kedua nama tersebut merupakan terjemahan dari bahasa Arab adDawlah alIslāmīyah l‘Irāq wasySyām; alSyām berarti kawasan Syam atau Suriah Raya. Nama terjemahan tersebut biasa disingkat ISIL atau ISIS dalam bahasa Inggris. Tanggal 29 Juni 2014, kelompok ini mengganti namanya menjadi adDawlah alIslāmiyah, Negara Islam (NI) dan menyatakan dirinya sebagai kekhalifahan dunia. “Irak dan Syam” dihapus dari semua dokumen dan komunikasi resmi.

Sejak saat itu, nama resmi kelompok ini adalah Negara Islam. Negara Islam Irak dan Syam (NIIS atau ISIL) juga dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Siria (NIIS atau ISIS), Negara Islam Irak dan asy‐Syam, Daesh, atau Negara Islam (NI atau IS),

adalah kelompokmilitan ekstremis jihadis Wahabi/Shalafi. Kelompok ini dipimpin dan didominasi oleh anggota Arab Sunni dari Irak dan Siria. Pada Maret 2015, NIIS

menguasai wilayah berpenduduk 10 juta orang di Irakdan Siria. Lewat kelompok lokalnya,

NIIS juga menguasai wilayahkecil di Libya, Nigeria, dan Afghanistan. Kelompok ini juga beroperasi atau memiliki afiliasi di berbagai wilayah dunia, termasuk Afrika Utara dan Asia Selatan.

Dunia disentakkan oleh tindak‐tanduk ISIL yang penuh dengan teror mengerikan, menyandera wartawan, membunuh sanderanya dengan jalan memotong kepala. Yang jadi korban bukan saja pria, termasuk wanita. Terornya bukan hanya di Timur Tengah, tapi menjalar sampai ke Eropa. Perancis, Jerman, dan London menjadi sasarannya hingga mengorbankan banyak jiwa. Dalam bahasa Arab, kelompok ini dikenal dengan nama

adDawlah alIslāmiyah fī ʹl‘Irāq wasySyām sehingga terciptalah kata Daʹisy atau Daesh. Pada tanggal 29 Juni 2014, kelompok ini menyatakan dirinya sebagai negara Islam sekaligus kekhalifahan dunia yang dipimpin oleh khalifah Abu Bakr al‐Baghdadi dan berganti nama menjadi adDawlah alIslāmiyah ʺNegara Islamʺ (NI).

(4)

muslim di seluruh dunia, dan “keabsahan semua keamiran, kelompok, negara, dan organisasi tidak diakui lagi setelah kekuasaan khilāfah meluas dan pasukannya tiba di mereka.”

Huru‐hara mengatasnamakan Islam melancarkan teror di mana‐mana. Atas nama Islam,

Al Qaida, bahasa Arab yang berarti “dasar”, muncul Agustus 1988 sebagai jaringan pasukan tanpa negara, yang terdiri dari kaum Sunni radikal, yang banyak menganggapnya sebagai Takfiri, organisasi teror. Al Qaida berkembang biak. Dari Afghanistan, menjalar sampai Timur Tengah dan Asia. Pemimpin tertinggi Al Qaida, Bin Laden 1998 berfatwa, bahwa kewajiban orang muslim di dunia adalah melancarkan perang suci menghancurkan kekuasaan Barat, kekuasaan Israel, kaum Yahudi, bila perlu dengan jalan kekerasan untuk membangun satu kekuasaan Islam berupa khalifah.

Al Qaida beroperasi di berbagai tempat di Filipina, Aljazair, Erithrea, Afghanistan, Chechnya, Tajikistan, Somalia, Yemen, dan Kashmir. Ideologi Al Qaida adalah “jihadisme”. Dari Al Qaida, lahir organisasi Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) yang terdiri dari kaum Sunni militan. Januari 2014 ISIS menguasai daerah Falluja dan bagian terbesar Ramadi di Irak. Februari 2014 ISIS memutuskan hubungan dengan Al Qaida, ISIS menolak kepemimpinan Al Qaida dan bertindak bebas sebagai kekuatan berdiri sendiri. ISIS atas nama Islam mengobarkan teror, secara biadab membunuh para sandera pria dan wanita, menjalankan teror di Perancis dan Jerman.

Hubungan CIA dengan Al Qaida dapat dicatat dari keterangan berikut: “Pada awal 2011, sebelum Ghaddafi digulingkan, Christopher Stevens datang ke Benghazi dalam satu kapal pengangkut, menyampaikan senjata bagi pemberontak Libya. Christopher Stevens adalah utusan pertama AS untuk Al Qaida.” Demikian dijelaskan oleh Clare Lopez, seorang anggota komisi yang bertindak sebagai perwira dalam operasi‐operasi karir dengan CIA dan menjabat Wakil Kepala Badan Riset buat Security Policy yang berpangkalan di Washington.

Ketika komunis merebut kekuasaan di Kabul pada 1978, Amerika mulai memasok senjata ke kelompok militan Islam di Afghanistan. Ketika pasukan Uni Sovyet masuk setahun kemudian, pasokan senjata dan dana dari Amerika Serikat mengalir kepada kaum militan yang kini mereka sebut teroris, termasuk kelompok pemberontak yang kini merongrong Timur Tengah. Di Bosnia dan Kosovo, negara Barat mendanai dan memasok senjata ke pihak yang sama. Mereka yang kita sebut sekarang Al Qaida.

(5)

Islam ekstremis, yang disebut “pejuang kebebasan”. Yang paling mencolok dan terdokumentasi adalah pembentukan Mujahiddin di Afghanistan, suatu kelompok yang dibangun oleh CIA untuk menyergap pasukan Sovyet di Afghanistan. Mujahiddin yang berarti pejuang di jalan Allah.

Zbigniew Brzezinski, penasihat Keamanan Presiden J.F. Kennedysampai Obama, mengakui penggunaan Mujahiddin di Afghanistan oleh CIA mulai tahun 1980, yaitu sesudah masuknya pasukan Sovyet di Afghanistan. 3 Juli 1979, Presiden Carter sudah menandatangani direktif pertama untuk memberi bantuan rahasia bagi para penentang rezim pro Sovyet di Kabul.

Kekuatan militer ISIL, Islamic State of Iraq and the Levant, diperkirakan sebanyak puluhan sampai dua ratus ribu orang. ISIL berkembang biak terutama di tahun 2014, beroperasi di daerah‐daerah Irak, Siria, berbagai kota Libya dan Nigeria. Juga di perbatasan Libanon, Iran, dan Yordania. Dan di Aljazair, Pakistan, Filipina, Afrika Barat (Kamerun, Niger, dan Chad). Tujuan Al Qaida antara lain adalah mendirikan kekuasaan politik khalifah Islam yang baru. Al Qaida percaya bahwa kerja sama Kristen dan Yahudi adalah untuk menghancurkan Islam. Maka karena itu, Jihad membenarkan untuk membunuh para penganut gagasan ini. Atas nama membela Islam, berkobarlah pembunuhan demi pembunuhan, bersimaharajalelalah teror. Tak hanya di Timur Tengah, tapi menjalar sampai ke Perancis, Jerman, Inggris, Afghanistan.

Sejak mengumumkan usaha pembentukan Khalifah Islam Dunia bulan Juni 2014 sampai tahun 2016 ISIL sudah melakukan atau mendorong lebih dari 140 serangan teror di 29 negeri di luar Irak dan Siria, membunuh 2043 orang dan melukai ribuan lainnya. Dengan alasan menghasilkan senjata pemusnah massal, dikobarkan perang untuk penggulingan Saddam Hussein di bawah pimpinan G.W. Bush dan Tony Blair. Saddam Hussein dihukum gantung. Irak diobrak‐abrik hingga melahirkan masyarakat penuh teror.

Di Irak tampil kekuatan radikal Islam dengan ISIL yang berprogram membangun negara Islam Irak Siria dan bertujuan membangun sistem khalifah sedunia. Sesudah Irak diobrak‐abrik,dilanjutkan dengan pengerahan NATO membasmi MoammerGhadafi dan mengobrak‐abrik Libya, menggulingkan pemerintah Mesir, Hosni Mubarak. Berkembang dengan mengerahkan gerakan‐gerakan “demokratis”, “revolusi warna” yang membakar Timur Tengah, mulai dari Yemen, Tunisia, Mesir, sampai Siria.

Dengan mendukung kekuatan‐kekuatan golongan anti pemerintah, Amerika mengobarkan revolusi warna di Timur Tengah. Amerika Serikat tidak berkenan akan Siria di bawah

(6)

pimpinan Bashar Assad yang tak bersahabat dengan Amerika, maka melanjutkan usaha menguasai Siria dengan menggulingkan Bashar Assad lewat menyokong kekuatan anti pemerintah, anti Assad. Presiden Siria Bashar Assad menjadi sasaran untuk digulingkan. Siria jadi menyala. Timur Tengah jadi neraka, penduduknya mengalir mengungsi meninggalkan kampung halaman.

Ratusan ribu, pria‐wanita, tua‐muda, sampai kanak‐kanak meninggalkan kampung halaman sampai‐sampai mayat seorang bocah umur tiga tahun tergeletak dilembur ombak pantai Turki. Banyak yang gugur tenggelam ke laut karena kelebihan muatan, kapalnya tenggelam,ada yang meledak dalam pesawat terbang yang diledakkan teror. Eropa jadi dilanda krisis pengungsi terparah dalam sejarah. Timur Tengah dipanggang perang. Ratusan ribu rakyat tak tahan tinggal di tanah airnya.

Berduyun‐duyun meninggalkan kampung halaman. Hijrah, mengungsi ke luar negeri. Eropa dilanda krisis pengungsi. Kekacau‐balauan merupakan akar dari bermunculannya kaum radikalis fundamentalis. Atas nama Islam, kaum jihadis pendukung ISIL yang bergagasan membangun sistem khalifah di seluruh dunia, maka bersimaharajalela mengobarkan teror. Bukan hanya di negara‐negara Arab berbasis Islam, sampai‐sampai ke Perancis, Jerman, Italia, bahkan Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, dan Indonesia.

Suasana penuh bentrokan dan pertempuran, seakan terwujudnya gagasan Huntington dalam kenyataan yaitu dunia dikuasai oleh bentrokan‐bentrokan peradaban. Bentrokan‐bentrokan peradaban dimanfaatkan Amerika Serikat, dengan berpihak pada salah satu pihak yang menguntungkannya. Terang‐terangan Amerika mendukung kekuatan oposisi Siria, untuk menggulingkan Presiden Bashar Asad. Demikian pula di Libya untuk menggulingkan Moammer Ghadafi. Gagasan bentrokan bentrokan peradaban menjadi landasan politik luar negeri Amerika Serikat.

Dalam situasi dunia penuh gejolak bentrokan‐bentrokan itu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mencetuskan gagasan membangun “satu jalur dan satu jalan”, “jalan sutera abad ke‐21”. “Jalan sutera” yang pernah berjaya dalam sejarah Tiongkok di zaman Dinasti Han, dihidupkan kembali. Jalan sutera tak hanya merajut jaringan lalu lintas perdagangan, tapi juga rute perdagangan internasional serta hubungan budaya yang meliputi kebudayaan Tiongkok, India, Persia, Arab, Yunani, dan Roma.

Berlangsung dalam Dinasti Han sampai runtuhnya Dinasti Yuan, pada masa 1600 tahun yang lalu. Jalan kuno ini bermula dari Chang An (sekarang Xi An), kemudian melewati jalur Hexi, mencapai Dunhuang, kemudian terurai menjadi tiga arah: rute selatan, rute

(7)

pusat, dan rute utara. Ketiga arah jalan ini terpencar melewati Daerah Otonomi Uighur Xin Jiang, dan berlanjut sampai ke Pakistan dan India bahkan Roma. Di samping itu, dalam kenyataannya terdapat di Tiongkok barat laut yang memberi sumbangan bagi kemajuan dunia, yaitu jalan sutera selatan, jalan sutera laut.

Gagasan jalan sutera abad 21 adalah manifestasi dari keyakinan akan benarnya hidup berdamping secara damai, mengatasi dan melawan bentrokan‐bentrokan peradaban. Sudah semenjak kemenangan Revolusi Oktober 1917, Lenin menampilkan gagasan ini dengan keyakinan, bahwa sosialisme akan dapat mengungguli kapitalisme lewat hidup dan persaingan damai.

Karya Jalan Sutera Abad 21 memaparkan pemahaman akan kebenaran gagasan ini, memperkenalkan akar dan kenyataan sejarah yang menunjukkan Marxisme tidaklah punah, tapi berkembang maju sesuai dengan hukum perkembangan sejarah, yaitu didemonstarsikan oleh tampilnya Teori Deng Xiaoping dan direalisasinya cita‐cita membangun sosialisme berciri Tiongkok, tahap permulaan sosialisme.

Penulis mengucapkan terima kasih atas sumbangan “Kata Sambutan” dari Bung Chalik Hamid serta kritik‐kritik Pak Utomo Sumaun yang menambah bobot atas naskah tulisan. Lebih‐lebih lagi terima kasih pada Bung Bilven, editor dan para pengelola Penerbit

Ultimus, hingga buku ini dapat terbit dan sampai ke tangan para pembaca.

Suar Suroso 31 Juli 2016

Referensi

Dokumen terkait

Dalam laporan ini lebih dititik beratkan pada penggunaan volume suara untuk mengontrol tangan robot dengan menggunakan ADC0804 sehingga tanpa menekan atau menyentuh

- Pada soal uraian, butir-butir soal berbentuk kalimat dan peserta didik harus menjawab dalam bentuk kalimat. Butir-butir soal berbentuk kalimat dan peserta didik harus

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,

[r]

Nurjanah, Fitriani, & Nani (2016) mengemukakan bahwa pendekatan open-ended dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kegiatan- kegiatan kreatif

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru menerapkan metode Wafa untuk meningkatkan hafalan Alquran di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan

suatu realitas yang kontroversial dalam suatu peristiwa maupun fenomena, sebuah media tidak terlepas dari ideologi, konsep politik dan konsep budaya yang menjadi

Kajian sistematik atas bukti kebijakan kesehatan memang bukan segala-galanya untuk menilai apakah kebijakan tersebut sudah tepat, tetapi paling tidak bisa