• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI MEDIA MASSA CETAK (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di Surabaya Terhadap Sosialisasi program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Ja"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana

Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

IGNATIUS HERLAMBANG YUDHA ROBBYANTO NPM. 0843010007

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AW A TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

“Listr ik Prabayar” PT. PLN (Perser o) Distr ibusi J awa Timur Melalui Media Massa Cetak)

Oleh:

Ignatius Her lambang Yudha Robbyanto 0843010007

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas

Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal 13 – J uni – 2012

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1. Ketua

Dr a. Diana Amalia, M.Si Ir . H. Didiek Tranggono, M.Si

NIP. 19630907 199103 2001 NIP. 19581225 199001 1001

2. Sekr etar is

Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si

NIP. 19641225 199309 2001 3. Anggota

Dra. Diana Amalia, M.Si NIP. 19630907 199103 2001

Mengetahui,

Dekan

Dra. Ec. Hj. Supar wati, M.Si

(3)

LEMBAR PERSETUJ UAN

Judul Penelitian : PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI

PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN

(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI

MEDIA MASSA CETAK (Studi Deskriptif Kualitatif

Persepsi Pelanggan Di Surabaya Terhadap Sosialisasi

“Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Timur Melalui Media Massa Cetak)

Nama Mahasiswa : Ignatius Herlambang Yudha Robbyanto

NPM : 0843010007

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr a . Diana Amalia, MSi

NPT 19630907 199103 2001

Mengetahui

Ketua Pr ogr am Studi

J uwito, S.Sos, MSi

(4)

Penelitian ini didasarkan pada pemanfaatan media massa cetak yaitu media massa cetak koran jawa pos dan surya sebagai media untuk mengoptimalkan kinerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, sebagaimana peran public relations pada salah satu perusahaan BUMN, yaitu PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, dengan semakin berkembangnya bisnis perusahaan, maka publik harus semakin diperhatikan. Melalui fungsi Public Relations yang meliputi fungsi communicator,

fungsi membina hubungan (Relationship), maka pemanfaatan media massa cetak

(5)
(6)

limpahan rahmat, karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi ini dengan judul

“PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI PROGRAM LISTRIK

PRABAYAR PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI

MEDIA MASSA CETAK” (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di

Surabaya Terhadap Sosialisasi Program Listrik Prabayar PT. PLN (Pesero)

Distribusi Jawa Timur melalui media massa cetak koran) dapat terselesaikan

dengan baik.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang membantu dalam proses penyelesaian proposal ini, diantaranya:

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si Dekan FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Juwito, Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN

“Veteran” Jawa Timur.

3. Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu

Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Drs. Diana Amalia, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Proposal Penelitian

Ini.

5. Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si Selaku Dosen Wali Penulis.

6. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang senantiasa

(7)

9. Teman-teman yang memberikan semangat bagi penulis: Angel, Putut,

Yoga, Dll.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan proposal ini. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi

berbagai pihak.

Surabaya, Juni 2012

(8)

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

GAMBAR 3 ...vii

INTERVIEW GUIDE ...viii

LEMBAR PERTANYAAN ...ix

LAMPIRAN...x

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Rumusan Masalah ...7

1.3. Tujuan Penelitian ...7

1.4. Manfaat Penelitian ...8

Bab II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ...9

2.1.1. Persepsi ...9

2.1.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ...14

2.1.1.2. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi ...16

2.1.1.3. Aspek-Aspek Persepsi ...18

2.1.2. Komunikasi ...20

2.1.2.1. Proses Komunikasi ...22

2.1.2.2. Teori Komunikasi S-O-R ...24

(9)

Bab III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional ...33

3.2. Unit Analisis Data ...34

3.2.1. Persepsi ...34

3.2.2. Listrik Prabayar ...35

3.2.3. Pelanggan ...36

3.3. Operasional Konsep ...36

3.4. Lokasi penelitian ...38

3.5. Subyek dan Informan Penelitian ...38

3.6. Teknik Pengumpulan Data ...39

3.7. Teknik Analisis Data ...40

Bab IV HASIL DAN PEMABAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...42

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ...42

4.1.1.1. Visi dan Misi ...42

4.1.1.2. Sejarah Listrik Indonesia ...42

4.1.1.3. Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ...43

4.1.1.4. Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ...47

4.1.1.5. Sumber Daya Manusia ...49

(10)

4.4. Pembahasan ...54

4.4.1. Persepsi Pelanggan Terhadap Sosialisasi program LPB PT. PLN (Persero)

Disjatim...54

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...67

5.2. Saran ...68

(11)

1.1. Latar Belakang Masalah

Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam

menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman modern ini sudah

banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga

listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin pompa

air, televisi, radio, komputer dan perangkat elektronik lainnya.

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai

aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi

kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan

keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga

yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas

manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah menguasai kepentingan

listrik dalam bentuk badan usaha milik negara untuk dapat mengaturnya

dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam

kepentingan ini.

Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat

adalah PT. PLN (Persero), dimana perusahaan listrik milik negara ini telah

banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan

(12)

masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah

pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar.

Tentunya PT. PLN (Persero) memberikan pelayanan sebagai upaya pasti

dalam memberikan pelayanan yang maksimal untuk kepentingan dan

kemajuan bangsa. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa

“ketergantungan” akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak

pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PT. PLN (Persero).

PT. PLN (Persero) menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang

semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus

melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan

menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan

untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan, maka dibuatlah suatu

inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemampuan serta

pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN (Persero) adalah

dengan mengeluarkan program listrik prabayar. Program listrik prabayar

ini telah dikeluarkan sejak tahun 2008, salah satu alasan selain untuk

meningkatkan pelayanan, dibuatnya program listrik prabayar ini

diantaranya adalah, kejadian salah baca meter, tagihan yang tidak

menentu, tunggakan rekening, dan salah pemutusan. Yang menderita juga

bukan hanya masyarakat, tapi PLN pun ikut merugi. Sebagai pembelajaran

dari hal itu maka diluncurkan listrik prabayar, maka dengan program ini

(13)

dan lebih bijak dalam penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang

cenderung terlewatkan oleh para konsumennya yang notabene adalah

masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik terkadang memakan biaya

yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.

Dengan dibuatnya inovasi PT.PLN (Persero) maka diperlukan pula

adanya penyebaran informasi mengenai inovasi tersebut, merupakan hal

terpenting yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan atau informasi

kepada publik. Tujuan dari inovasi program listrik prabayar yang

dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur bertujuan

untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada masyarakat agar

masyarakat dapat mengetahui program listrik prabayar. Dimana target

PLN adalah masyarakat luas yang notabene adalah pengguna listrik.

Syarat terpenting untuk berlangsungnya sosialisasi adalah interaksi

sosial, dimana sosialisasi tersebut dapat berlangsung secara tatap muka,

tapi biasa juga dilakukan dalam jarak tertentu melalui sarana media.

Dalam sebuah perusahaan. Seperti yang kita ketahui humas adalah bagian

dari suatu perusahaan yang mempunyai tugas untuk memberikan informasi

kepada pihak dalam dan pihak luar perusahaan.

Demikian pula yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur, dengan batuan media massa dalam menyebarkan

inovasi tetang listrik prabayar yang dibuatnya. Hal ini dilakukan karena

(14)

Inovasi program baru listrik prabayar dengan menggunakan media

massa, yang mempunyai peranan dan kekuatan yang begitu besar terhadap

dan bagi dunia ini, terlebih dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan

manusia dengan segala aspek yang melingkupinya. Oleh karenanya, dalam

komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai

hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena

masing-masing saling mempunyai kepentingan, dan saling memerlukan. Media

massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk

kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau

institusi lainnya, dipihak lain masyarakat membutuhkan adanya

pemberitaan, pubklikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Pemanfaatan madia massa dalam menyebarkan dan memberikan

informasi kepada khalayak yang luas adalah satu cara yang cukup efektif

dalam penyebaran informasi. Dengan pemanfaatan media massa dapat

mencakup khlayak yang banyak, seperti pengertian media massa berikut

ini:

Media massa (mass media) adalah channel, media/medium,

saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi

massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of

mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan

dari komunikasi melalui media massa (communicate with media).

Seperti halnya yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero)

(15)

listrik prabayar melalui berbagai media massa seperti Jawa Pos, Surya.

Salah satu media yang diteliti oleh peneliti pada penelitian ini adalah

media massa cetak. Program tersebut merupakan sistem pelayanan

penjualan tenaga listrik dimana pengguna listrik membayar sebelum

menggunakan atau transaksi dengan pembayaran dimuka. Sistem listrik

prabayar ini merupakan cara untuk memberikan kesempatan pada

pengguna listrik untuk lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya

sesuai dengan daya beli.

Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter

yang diasa dipakai selama ini (pascabayar), tertentu dari meter elektronik

dipasang di pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik

pelanggan dan memantau serta mengontrolnya. Dengan inovasi program

listrik prabayar yang telah diciptakan, untuk dapat mengenalkan dan

memberitahukan adanya program listrik prabayar kepada masyarakat,

diperlukan sosialisasi agar inovasi listrik prabayar tersebut dapat

digunakan/diterima oleh masyarakat.

Maka dari itu, peranan humas dalam mengenalkan suatu program

baru di perusahaan adalah sangat penting, karena dengan mengenalkan

informasi tetang listrik prabayar tersebut masyarakat akan dapat

mengetahui adanya suatu program baru yang dibuat oleh suatu perusahaan.

PT. PLN (Persero) mengenalkan program listrik prabayar kepada

masyarakat agar masyarakat dapat memahami program yang dikeluarkan

(16)

prabayar tetap dikenal masyarakat, maka penyebaran informasi harus

dilakukan secara berkelanjutan.

Proses komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita,

seiring dengan pergerakan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi,

komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat melakukan berbagai

macam aktivitas dalam memenuhi kebutuhannya dan dengan adanya

komunikasi, penyampaian maksud dan tujuan dari seorang komunikator

kepada komunikan dapat tersampaikan.

Seperti yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa

komunikasi adalah:

Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna

sabagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,

himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan oleh seseorang kepada

orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung,

melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku

(Effendy, 1989:60).

Dengan informasi yang akan di sampaikan, seorang humas dapat

mengenalkan inovasi program listrik prabayar kepada masyarakat.

Informasi yang dilakukan berupa bentuk komunikasi secara tidak langsung

melalui media massa cetak. Dengan menggunakan media massa cetak

(17)

diharapkan dapat mengubah sikap masyarakat dalam pola penggunaan

tenaga listrik.

Sesuai dengan salah satu tujuan dan strategi eksternal dari humas

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, yaitu menciptakan opini publik

dan menarik perhatian publik, menciptakan kondisi yang kondusif bagi

setiap pelaksanaan kebijakan perusahaan dan mengoptimalisasi

komunikasi dan publikasi perusahaan. Humas PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Timur menyebarkan pesan tentang informasi program

listrik prabayar melalui media cetak di Jawa Pos dan Surya, dimana hal

tersebut diharapkan oleh pihak perusahaan agar dapat menambah

informasi bagi masyarakat mengenai kebijakan yang dibuat oleh PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Timur, yaitu listrik prabayar. Dalam penelitian

ini peneliti mengangkat rumusan masalah “Persepsi Pelanggan Terhadap

Program Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

melalui Media Massa Cetak.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi pelanggan di Surabaya terhadap program

“Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi

pelanggan di Surabaya terhadap program “Listrik Prabayar” PT. PLN

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk

mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah

dengan kondisi masyarakat nyata.

2. Bagi ilmu pengetahuan, peneliti ini diharapkan menjadi sarana

untuk menggali lebih dalam tentang sebuah loyalitas dalam bisnis.

3. Bagi perusahaan, diharapkan bisa menjadi masukan untuk

membuat program-program yang lebih baik, kreatif, dan efektif

untuk menarik perhatian para pelanggan sehingga perusahaan bisa

memperoleh pelanggan yang loyal.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat

digunakan sebagai landasan pengetahuan dan teori.

(19)

2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Per sepsi

Persepsi diartikan sebagai proses menerima, menyeleksi,

mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada

rangsangan pancaindra atau data (Sobur, 2003:451). Persepsi menurut

Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal yang memungkinkan kita

memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan

kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.

Selain definisi persepsi diatas, penulis akan memberikan beberapa

definisi menurut para ahli, diantaranya menurut Brian Fellows, bahwa

persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan

menganalisis informasi. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken

berpendapat bahwa persepsi adalah sesuatu yang memungkinkan kita

memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. Berbeda dengan

Philip Goodacre dan Jennifer Follers yang berpendapat bahwa persepsi

merupakan proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangannya.

(20)

kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita

(Rakhmat, 2003:58).

Persepsi merupakan suatu proses dimana individu sangat

menyadari akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul karena adanya

rangsangsn dari luar yang akan menekan saraf sensor seseorang melalui

indera penglihatan, peraba, penciuman, pengecap, dan pendengar.

Rangsangan tersebut akan diseleksi dan diorganisir oleh setiap individu

dengan caranya sendiri berdasarkan pengalamannya.

Menurut Desiderato, persepsi merupakan pengalaman tentang

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian

makna kepada stimulus indrawi (sensori stimuli). Hubungan sensasi dan

persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu,

menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi

juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan juga memori (Rakhmat, 2003:51).

Menurut Bilson Simamora (2002:102), persepsi dapat didefinisikan

sebagai suatu proses menyeleksi, mengorganisasikan, dan juga

menginterpresikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan

menyeluruh. Walgito (2003:54) menyimpulkan persepsi merupakan proses

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh

(21)

merupakan aktifitas yang terintegrasi, maka seluruh pribadi, seluruh apa

yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.

Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi,

diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Stimuli atau stimulus adalah setiap

bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi

tanggapan individu. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan

berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi

yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan

sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah

bahwa persepsi secara subtansil bisa sangat berbeda dengan realitas (Setiadi,

2003:160).

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa diartikan sebagai

inti dari komunikasi itu sendiri, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah

inti dari persepsi yang identik dengan penyandian (decoding) dalam proses

komunikasi. Hal ini tampak pada definisi dari John R. Wenburg dan juga

William W. Wilmor yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan

sebagai cara organisasi memberi makna. Menurut rudolf F. Verderbor,

pesepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Mulyana, 2001:107).

Pemahaman atas persepsi konsumen sangat penting dalam memahami

proses akuisisi, konsumsi, dan perlakuan setelah pakai dari barang dan jasa

(22)

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulakan

bahwa untuk membentuk sebuah persepsi, pelanggan melakukan proses

memilih, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikannya sebagai

stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal yang selanjutnya diungkapkan

melalui pendapat maupun tanggapan.

Kotler (2000:20) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana

seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

Mangkunegara (dalam Arindita, 2002:170) berpendapat bahwa persepsi

adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam

hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),

pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah

diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan

sikap. Adapun Robbins (2003:150) mendeskripsikan persepsi dalam

kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses dimana

individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar

memberi makna kepada lingkungan mereka.

Walgito (1993:54) mengemukakan bahwa persepsi seseorang

merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus

yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan

pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam

menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar

(23)

diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara

individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka

diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian

merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseornga

terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa

seseorang akan bertindak.

Leavitt (dalam Rosyadi, 2002:52) membedakan persepsi menjadi

dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang

sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang

melihat sasuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai

bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar

dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu

sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak

hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap

sesuatu tersebut.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan

penerapan kita terhadap hal-hal disekeliling individu dengan kesan-kesan

atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.

Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu

baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan

kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya

(24)

lain sebagainya, dari buah itu secara seksama. Lalu timbul konsep mengenai

mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat

menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan

konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa kita lihat adalah

mangga (Taniputera, 2005:60). Dari definisi persepsi diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang

menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan

informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian

menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran berarti.

2.1.1.1. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Per sepsi

Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri

pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam

konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat. Asumsi yang didasarkan

pada pengalaman masa lalu dan persepsi-persepsi yang dipengaruhi oleh

asumsi-asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan

oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton deperti

Adelbert ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan

Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan

pandangan transaksional. Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa

pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan

persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti

(25)

Thoha (1993:40) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya

terjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktro internal

berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, kemauan.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.

Dijelaskan oleh Robbins (2003:35) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat

mempresentasikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja

untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor

ini dari, pelaku persepsi (Perceiver), objek atau yang dipersepsikan, konteks

dari situasi dimana persepsi itu dilakukan. Berbeda dengan persepsi

terhadap benda mati seperti meja, mesin, atau gedung, persepsi terhadap

individu adalah hukum-hukum alam tetapi mempunyai keyakinan, motif,

atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan

berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku

dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu

terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengadaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins,

2003:40). Gilmer (dalam Hapsari, 2004:70) menyatakan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan

pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan

karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang mempengaruhi,

(26)

Oskamp (dalam Hamka, 2002:30) membagi empat karakteristik penting dari

faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, antara lain

faktor-faktor ciri dari objek stimulus, faktor-faktor pribadi seperti

intelegensi, minat, faktor-faktor pengaruh kelompok, faktor-faktor

perbedaan latar belakang kultural.

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural.

Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Faktor

struktural adalah faktor individu yang sangat berpengaruh terhadap

seseorang dalam mempresepsikan sesuatu. Dari uraian diatas faktor-faktor

persepsi dapat disimpulkan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa

faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (preceiver), obyek

yang dipersepsikan dan konteks situasi persepsi dilakukan.

2.1.1.2. Pr oses Per sepsi dan Sifat Per sepsi

Alport (dalam Mar’at, 1991:50) proses persepsi merupakan suatu

proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan

pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan

bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan

pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang

ditangkap individu, akhirnya komponen individu akan berperan dalam

menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku

(27)

Walgito (dalam Hamka, 2002:80) menyatakan bahwa terjadinya

persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama

proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya

suatu stimulus oleh alat indera manusia.

2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses

fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima

oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.

3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses

psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu

tentang stimulus yang diterima reseptor.

4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari persepsi yaitu

berupa tanggapan dan perilaku.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa

proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus

sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini

mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang

stimulus yang ada.

2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

(28)

3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam

menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi

oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.

2.1.1.3. Aspek-Aspek Per sepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari

berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Alport

(dalam Mar’at,1991:60) yaitu:

1. Komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar

pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek

sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu

keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

2. Komponen afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak

senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan

nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai-nilai yang dimilikinya.

Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996:30)

menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk

struktur sikap, yaitu:

1. Komponen kognitif (komponen perseptual),yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu

hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi

(29)

2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek

sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa

tidak senang merupakan hal yang negatif.

3. Komponen behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan

dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.

Rokeach (Walgito, 2003:125) memberikan pengertian bahwa

dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif,

yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini

berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis

posisi untuk berbuat atau berperilaku. Dari batasan ini juga dapat

dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen

afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk

bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyek sikap

merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling

berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek

sikap. Ketiga komponen itu saling berinteraksi dan konsisten satu dengan

lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga

(30)

2.1.2 Komunikasi

Menurut Hovland, Janis dan Kelley (Muhammad, 2009:2),

komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam

bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Mereka mengangap

komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.

Effendy (2002:9) berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan

melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Lasswell menunjukkan

bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan

yang diajukan yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (massage)

- Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Menurut Hovland dalam buku (Effendy, 2002:10), ilmu

komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga

pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public

attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan

peranan yang amat penting. Bahkan definisinya secara khusus mengenai

komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah

proses mengubah perilaku orang lain (communication is the proses to

(31)

Menurut pendapat Benard Berelson dan Garry A. Stainer dalam

buku Kampanye Public Relations (Ruslan, 2008:19) komunikasi adalah

penyampaian informasi, gagasan emosi, keterampilan, dan sebagainya

dengan mengunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan,

grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian biasanya

dinamakan komunikasi.

Salah satu model komunikasi yang masih digunakan orang untuk

tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold

Lasswell, atau yang terkenal dengan nama Formula Lasswell, yaitu dengan

menjawab pertanyaan: Whos Says What in Which Channel To Whom With

What Effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan

efek apa).

Pertanyaan pertama, who menunjuk kepada siapa orang yang

mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi

ini dapat berupa seseorang dan kelompok orang seperti organisasi. Kedua,

says what atau yang dikatakan, berhubungan dengan isi komunikasi atau apa

pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Ketiga, to whom menanyakan

siapa yang akan menjadi audience atau penerima dari komunikasi atau

kepada siapa komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ingin

disampaikan. Keempat, through what atau melalui media apa. Yang

dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerkan

badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku dan gambar.

(32)

Dari pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan

2 hal yaitu apa yang akan dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan

kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasil komunikasi. Tetapi

kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil

komunikasi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain (Muhammad, 2009:5-7).

Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi

adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada

komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara

komunikan dengan komunikatronya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk

menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi

pada umumnya).

2.1.2.1 Pr oses Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy (1992:3) dalam buku

Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi proses komunikasi

dapat diartikan sebagai “ transfer informasi” atau pesan-pesan (message)

dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan

sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah

tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah

pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan,

komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut (decode)

(33)

Proses Komunikasi menurut Effendy (2000:6), teknik

berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan bila

dilakukan seseorang komunikatro sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

dampak tertentu pada komunikan. Yang terpenting dalam komunikasi ialah

bagaimana caranya agar suatu bpesan yang disampaikan komunikator itu

menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang

ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni:

1. Dampak Kognitif

Adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia

menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Disini pesan

yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si

komunikan dengan perkataan lain, tujuan komunikator

hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri

komunikan.

2. Dampak Afektif

Adalah lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Disini

tujuan komunikator bukan hanya sekadar supaya komunikan

tahu, tetapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan

tertentu misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah,

(34)

3. Dampak Behavioral

adalah lebih tingga kadarnya dari dampak afektif. Disini tujuan

komunikator bukan hanya sekedar tahu, dan tergerak tetapi

sudah melakukan tindakan.

Semua efek komunikasi diatas adalah semua efek yang akan

ditimbulkan terhadap pesan informasi program “Listrik Prabayar” yang

disampaikan oleh komunikator.

Dalam pengertian paragdimatis, komunikasi mengandung tujuan

tertentu. Ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui

media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, maupun media

non massa, misalnya surat , telephone, papan pengumuman, poster,

spanduk, dan komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional

(intentional), mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dalam

perencanaan sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Hal ini

mengandung arti, bahwa berkomunikasi dengan siapa saja melalui media

apa saja.

2.1.2.2 Teor i Komunikasi S-O-R

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini

semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi

(35)

Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi

khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan

dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi

unsur-unsur dalam model ini adalah:

1. Pesan (Stimulus, S)

2. Komunikan (Organism, O)

3. Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah,

hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip

pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang mengatakan bahwa dalam

menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu:

1. Perhatian

2. Pengertian

3. Penerimaan

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

mungkin diterima atau maungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung

jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti.

Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah

komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan

(36)

Gambar 1. Teor i S-O-R (Mulyana, Dedy 2007:144)

Pengaplikasian model S-O-R dalam penelitian ini adalah sosialisasi

program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distibusi Jawa Timur yang

merupakan stimulus akan merangsang pelanggan untuk melakukan persepsi

yang merupakan respons.

2.1.3 Media Publik

Menurut Kriyantono dalam buku Public Relations Writing. Media

Publik merupakan bagian dari Public Relations eksternal sebagai sarana

komunikasi antara organisasi dengan public untuk mencapai tujuan

organisasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa semakin banyak akses

yang didapat publik dari media berkaitan dengan produk atau layanan yang

diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat

kepercayaan publik. Pada akhirnya publik akan menggunakan jasa yang

dipublikasikan oleh media.

2.1.4 Iklan Publik

Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi non personal

yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk

mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya

untuk media. Sejumlah biaya ini diperuntukan untuk sewa kolom surat

(37)

kabar atau majalah, slot waktu untuk televisi dan radio, serta sewa ruang

untuk media luar ruang seperti reklame (Kriyantono, 2008:184).

Berdasarkan tujuan public relations beriklan, maka iklan bisa

dibedakan berdasarkan 3 jenis yaitu iklan informasi, iklan persuasive, dan

pengingat. Mungkin dalam sebuah iklan mengandung informasi, sekaligus

persuasive dan pengingat (Kriyantono, 2008:185).

1. Iklan informasi

- Memberi tahu tentang produk baru.

- Memberi tahu perubahan harga atau kemasan.

- Menjelaskan cara kerja produk.

- Mengurangi ketakutan konsumen.

- Mengoreksi kesan keliru terhadap produk.

- Menganjurkan kegunaan baru dari produk tertentu.

- Menyebutkan pula jasa yang ada.

2. Iklan persuasive

- Memilih merek tertentu.

- Mengajukan member merek tertentu.

- Mengubah persepsi konsumen tentang merek tertentu.

- Membujuk konsumen untuk membeli sekarang atau

menerima penawaran.

3. Iklan pengingat (reminder)

- Mengingatkan bahwa produk itu mungkin akan sangat

(38)

- Menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of

mind).

- Menjalin hubungan baik dengan konsumen.

- Mengingatkan dimana membeli produk itu.

- Memantapkan atau meneguhkan bahwa pilihan konsumen

tepat.

Ketiga jenis iklan tersebut berfungsi menciptakan kesan

(brand-image). Orang akan mempunyai kesan tertentu tentang apa yang di

iklankan. Seperti contoh iklan program “Listrik Prabayar” di surat kabar

yaitu mencakup iklan informasi dan persuasive.

Iklan atau advertising, adalah kegiatan untuk mengumumkan

keberadaan sebuah produk atau business kepada publik. Media distribusinya

bisa banyak medium yang digunakan. Mulai dari media cetak, selebaran,

banner yang digantung dipinggir jalan, sticker ditempel di angkot-angkot

ataupun billboard dan baliho-baliho di tempat-tempat strategis. Tidak cuma

itu saja, iklan juga didistribusikan dengan menggunakan media electronik

seperti radio, dan televisi.

Klasifikasi medium/penggunaan media

1. Media cetak : millimeter/kolom, perhalaman, perbaris,

display/biasa, warna, bisnis/kelompok.

2. Elektronik: durasi, prime time (waktu utama),

(39)

3. Audio (contoh: radio, audio visual atau televisi)

4. Media luar ruang (contoh: spanduk, brosur, pamflet,

poster). (Nirwana, 2008:37)

Iklan sebagai alat marketing dan iklan sebagai alat humas adalah

dengan melihat pesan yang di iklankan. Selama pesan iklan berkaitan

dengan produk, maka dapat dikatakan saat itu iklan merupakan media/alat

marketing. Iklan membawa pesan yang berkaitan dengan perusahaan, maka

saat itu iklan merupakan alat atau media humas (Kusmastuti, 2004:31).

Keuntungan dari periklanan ialah sebagai berikut:

- Bisa ditentukan waktu penyebaran dengan cepat menurut

rencana.

- Jenis mediumnya (surat kabar, majalah, radio, telecisi, dan

lain-lain) dapat ditentukan.

- Besarnya ruangan atau lamanya waktu yang pasti dapat

direncanakan.

- Copy-nya dapat terkontrol.

- Ukuran dan posisi copy dapat ditentukan sebelumnya

(Effendy, 1993:188).

Menurut Rhenald kasali yang di kemukakan oleh Nirwana (2008:1)

adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada

(40)

adalah setiap penyampaian informasi tentang barang atau gagasan yang

memakai media non personal yang dibayar.

Hal-hal yang ada dalam iklan:

- Proses informasi.

- Persuasive (membujuk/mempengaruhi).

- Biaya.

- Memasarkan.

- Produk berupa barang, jasa, ide, atau gagasan.

Pada garis besar iklan dapat diklasifikasikan sebagai iklan yang

persuasive komersial dan informatif non komersial. Yang pertama adalah

iklan yang mempropagandakan barang atau jasa yang menimbulkan

keuntungan pada pihak perusahaan yang memasang iklan. Jenis yang kedua

adlah iklan pemberitahuan kepada publik, seperti PT. PLN (Persero)

memberitahukan kepada publik yaitu program “Listrik Prabayar”.

Berdasarkan bentuk penyajian, iklan dapat dikategorikan ke dalam:

- Iklan spot adalah iklan yang berdurasi singkat dan

langsung. Iklan spot ini biasanya diputar di radio dan

televisi. Iklan ini memadukan unsur kata-kata, musik, dan

efek suara, seta efek visual.

- Iklan kolom dan baris, adalah iklan yang memuat di media

(41)

Sifatnya sama dengan iklan spot, bedanya iklan kolom

memadukan unsur kata-kata dan gambar tercetak.

- Iklan advertorial adalah ikla yang penyajiannya dalam

bentuk informasi. Penulisan seperti berita.

- Iklan sponsor adlah betuk periklanan dengan membeli space

atau slot waktu tertentu dari media. Bisa 30 menit, 60 menit

atau lebih. Seperti acara PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Timur sedang melakuka dialog interkatif di JTV dan TVRI.

Ini perpaduan antara iklan dan sponsorship disebut pula

sebagai sponshored programe (Kriyantono, 2008:187).

2.1.5 Pr omosi

promosi menurut John W. Crawford adalah suatu bentuk ringkas

dari metode menjangkau daya tarik yang cepat dari penjualan secara cepat.

Promosi adalah arus informasi atau persuasive saru arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

(42)

2.1.6 Ker angka Ber pikir

Gambar 2. Alur Teor i S-O-R

STIMULUS

Sosialisasi Program “Listrik Prabayar” PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

Melalui Media PR seperti: Surat Kabar.

RESPONS

Pelanggan Bermigrasi ke Listrik Prabayar

ORGANISM

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang berupa

kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati.

Sedangkan metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Menurut

Ruslan (2004) yang mengemukakan bahwa “dalam penelitian deskriptif,

untuk menggambarkan karakteristik (ciri-ciri), individu, situasi atau

kelompok tertentu. Penelitian relatif sederhana yang tidak memerlukan

landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesisi tertentu”.

Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk

menjelaskan. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan

menggambarkan realitas yang kompleks (Nasution, 1992:3).

Menurut Jalaludin Rakhmat (2004:25), penelitian deskriptif

bertujuan untuk:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan

(44)

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan

praktek-praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dihadapi orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan

datang.

Winarno Surachmad menyatakan bahwa: “Penyelidikan deskriptif

tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang

mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidikan yang

menuturkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan

tehnik survey, interview, angket, observasi atau teknik test, studi kasus, studi

kooperatif atau operasional”. (Surachmad, 1982:139).

3.2. Unit Analisis Data

3.2.1. Per sepsi

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemebrian makna atas

suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan

terhadap objek peristiwa, hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya

diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Definisi lain dari

persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan tanggapan dari lingkungan kita, dan

(45)

Sobur (2003:447), terdapat tiga kom[onen dalam proses persepsi,

diantaranya:

1. Seleksi adalah proses penyaringan alat indera terhadap rangsangan

dari luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga

mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi olrh

beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang

dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga

bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan

pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi

informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk

tingkah laku sebagai reaksi.

3.2.2. Listr ik Prabayar

Apa itu listrik prabayar? Selama ini pelanggan PLN mendapat

layanan listrik pascabayar, yaitu pelanggan menggunakan enegri listrik dulu

dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus

mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar

pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak

membayar, dan memutus aliran listrik jika pelanggan terlambat atau tidak

membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.

Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik

(46)

uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya.

Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam

meter prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi pelanggan melalui sistem

“token” (pulsa) atau stroom.

MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang

masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja

dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan demikian,

pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan

mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan

listrik pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter yang

biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadwal

pembayaran listrik bulanan.

3.2.3. Pelanggan

Pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang

kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun

jasa, secara terus menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah

orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung

dengan perusahaan-perusahaan bisnis.

3.3. Oper asional Konsep

• Isi pesan sosialisasi listrik prabayar yang lebih menekankan pada

manfaat berhemat, lebih praktis dalam hal pemakaian listrik dan

(47)

- Listrik prabayar praktis pemakaiannya: pelanggan tidak

menyita banyak waktu untuk melakukan pembayaran listrik

tiap bulan ke kantor pembayaran PLN.

- “kendali listrik ada di tangan pelanggan” : pemakaian listrik

tiap bulannya bisa dikontrol dengan baik dengan

ketersediaan token stroom.

- Tidak terlambat dalam hal pembayaran listrik : karena

pembayaran dilakukan terlebih dahulu untuk pemakaian

listrik tiap bulannya dengan cara membeli token stroom.

- Tidak akan terjadi pemutusan listrik oleh PLN.

• Surat kabar : informasi untuk pelanggan bahwa segeralah beralih

ke listrik prabayar, nikmati kelebihannya secara gratis.

• Sosialisasi

Mengetahui adanya informasi program “Listrik Prabayar”

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang dikampanyekan

dimana-mana melalui media komunikasi. Program “Listrik

Prabayar” dapat terlaksana dan dijalankan melalui proses

sosialisasi.

- Kognitif, yaitu timbul pada komunikan yang

menyebabkan mengetahui informasi program “Listrik

Prabayar” yang disampaikan oleh Humas PT. PLN

Distribusi Jawa Timur. Dengan kata lain tujuan

(48)

diri komunikan. Masyarakat mengetahui, memahami

manfaat program “Listrik Prabayar”.

- Afektif, yaitu tujuan komunikator bukan hanya sekedar

tahu tentang informasi program “Listrik Prabayar” tetapi

tergerak hatinya. Penerimaan atau setuju dan tidak setuju

dengan program. Dan berniat migrasi malalui program.

- Behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan

dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan untuk

mengubah meteran listrik lama (pascabayar) ke meteran

listrik baru (prabayar).

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, tepatnya

dibagian Komunikasi (Humas). Yang beralamat di Jl. Embong

Trengguli No 19-21 Surabaya. Tlp. (031) 5340651-55, web

www.pln.co.id, Fax. (031) 5310057.

2. Waktu : waktu penelitian mulai dari bulan Februari 2012 sampai

bulan Juni 2012.

3.5. Subyek dan Infor man Penelitian

Pada penelitian ini, informan penelitian meliputi 4 orang yang

berdomisili di Surabaya dan mengerti adanya program listrik prabayar serta

pelanggan aktif PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dengan

mencantumkan ID pelanggan. Selain itu, peneliti memilih fokus penelitian

(49)

program terbaru yang diluncurkan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

Timur melalui media massa cetak koran Jawa Pos dan Surya.

3.6Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan bentuk penelitian kaulitatif dan jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan

observasi pada obyek yang diteliti yaitu para pelanggan PT. PLN (Pesero)

Distribusi Jawa Timur. Setelah itu, dilakukan wawancara secara mendalam

(Depth Interview) dengan 4 (empat) orang yang mengetahui program listrik

prabayar di Surabaya.

Wawancara hanya terdiri atas orang-orang yang dianggap

mengetahui, memahami informasi program listrik prabayar PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Timur yang terjadi sesuai subtansi penelitian

sehingga dapat menghasilkan data berupa bahasa, tulisan, ataupun visual

yang memungkinkan narasumber mendefinisikan dirinya sendiri dan

lingkungannya dengan menggunakan istilah-istilah mereka sendiri.

Melalui wawancara, maka peneliti mampu memperoleh data yang

tidak dapat ditemukan hanya dengan observasi. Selain itu, peneliti dapat

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalammengiterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi pada obyek yang

diteliti.

(50)

3.7Teknik Analisis Data

Berdasarkan Moleong 2001, Setelah data terkumpul, data tersebut

akan di pilah-pilah menurut kategori. Kategori yang dimaksud berkaitan

dengan aspek kognisi, sikap, motivasi dan persepsi. setelah data yang sudah

dipilah-pilah peneliti akan melanjutkan dengan proses seleksi data, proses ini

bertujuan untuk data yang dianggap data inti yang berkaitan langsung dengan

permasalahan dan yang hanya merupakan data pendukung. Kemudian yang

terakhir adalah menelaah dan mengkaji data, apakah data tersebut sudah

benar dan dapat dipertanggung jawabkan, dan kemudian melakukan

interpretasi data untuk mencari solusi dalam permasalahan yang diangkat

dalam penelitian.

Pada penelitian kualitatif ini, analisis data dilakukan semenjak awal

penelitian. Pengamatan dilaksanakan di media massa cetak jawa pos dan

surya yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sebagai

saluran penyampaian pesan dan sumber informasi kepada pelanggan.

Pada penelitian ini informan yang dimaksud adalah para pelanggan

PLN yang memberikan ID pelanggan. ID pelanggan yang diberikan bertujuan

untuk mempermudah proses penelitian terkait dalam pencarian informan yang

sudah terdaftar sebagai pengguna listrik prabayar. Aktifitas yang terjadi di

dalamnya diobservasi melalui pesan (bahasa dan tulisan) yang disampaikan

oleh para pelanggan PLN pada fasilitas-fasilitas komunikasi dan informasi

(51)

Dari teknik diatas, setelah itu dari hasil tersebut akan didapat

informasi berupa tulisan yang dirangkum dan dipilah sesuai dengan kategori

kognisi, sikap, motivasi dan persepsi para pelanggan yang bermigrasi ke

meteran listri prabayar melalui media massa cetak koran sebagai media

informasi. Kemudian peneliti masih harus mengkaji kemabli mana yang

merupakan inti dari permasalahan. Dan nantinya akan diketahui hasil apakah

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar an Umum Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Per usahaan

4.1.1.1.Visi dan Misi

Visi

Pada tahun 2012 diakui sebagai unit Distribusi Dengan Pelayan Kelas Dunia

dan pengutamaan kepuasan Pelanggan serta mengedepankan Budaya

Integritas

Misi

1. Memberikan pelayanan yang teransparan kepada pelanggan dengan

cepat, tepat tuntas

2. Selalu melakukan perbaikan pelayanan untuk meningkatkan kepuasan

Pelanggan

4.1.1.2. Sejar ah Listr ik Indonesia

Sejarah Ketenagalistrikan Di Indonesia Mengalami Pasang Surut

Sejalan Dengan Pasang Surutnya Perjuangan Bangsa. Pada Tanggal 27

Oktober 1945 Kemudian Dikenal Sebagai Hari Listrik Dan Gas. Hari

Tersebut Diperingati Untuk Pertama Kali Pada Tanggal 27 Oktober 1946,

Bertempat Digedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (

(53)

Sebagai Hari Listrik Dan Gas Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum Dan Tenaga. Nomor 20 Tahun 1960, Namun Kemudian

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik

Nomor 235 / Kpts / 1975 Tanggal 30 September 1975 Peringatan Hari

Listrik Dan Gas Yang Digabung Dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum

Dan Tenaga Listrik Yang Jatuh Pada Tanggal 3 Desember. Mengingat

Pentingnya Semangat Dan Nilai-nilai Hari Listrik, Maka Berdasarkan

Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Nomor 1134.k. / 43.pe

/1992 Tanggal 31 Agustus 1992 Ditetapkanlah Tanggal 27 Oktober

Sebagai Hari Listrik Nasional.

4.1.1.3. Sejar ah PT. PLN (Per ser o) Distr ibusi J awa Timur

Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat

Perusahaan Swasta Belanda yaitu NV. NIGN yang semula bergerak di

bidang Gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan

umum. Dengan menyerahnya Pemerintah Belanda kepada Jepang maka

Perusahaan Listrik dan Gas beserta personilnya diambil alih oleh Jepang.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, dilakukan penyerahan

Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas kepada Pemerintah Republik

Indonesia. Kemudian dengan Penetapan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1945

tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuk Jawatan Listrik dan Gas Sumatra,

Jawa dan Madura di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga (

kemudian tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional

(54)

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi RI Nomor

1134/43/MPE/1992).Peraturan Pemerintah Nomer 18 tahun 1959 tentang

"Penentuan Perusahaan Listrik dan/atau Gas milik Belanda yang

dikenakan Nasionalisasi", dimana semua Perusahaan yang ada di wilayah

Indonesia dinyatakan menjadi Perusahaan-Perusahaan dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN), antara lain Perusahaan Listrik "ANIEM", N.V.C.A

Kantor Pusat di Surabaya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor :

Ment. 16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 diantaranya disebutkan di daerah2,

dibentuk daerah EXPLOITASI yang terdiri dari 10 Daerah Exploitasi

Listrik Umum (Pembangkit dan Distribusi) dimana untuk Wilayah Jawa

Timur adalah Exploitasi IX yang melaksanakan fungsi pembangkitan dan

pendistribusian tenaga listrik.

Pada tanggal 23 Oktober 1973, berdasarkan Keputusan Direksi

PLN Nomor 054/DIR/73 nama PLN Exploitasi diubah menjadi PLN

Distribusi I / Pembangkitan I, dan kemudian pada tanggal 25 Februari

1976 di-ubah menjadi PLN Wilayah XII berdasarkan Keputusan Direksi

PLN. Nomor 012/DIR/1976.

Selanjutnya sejak tanggal 3 Juli 1982 dengan Keputusan Direksi

Nomor 042/DIR/1982 nama PLN Wilayah XII di-ubah lagi menjadi PLN

Distribusi Jawa Timur, dengan tugas dan tanggung jawab mengelola

(55)

sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sector ketenagalistikan

sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang

Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT.PLN(Persero) Kantor

Pusat tentang PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur diarahkan kepada

STRATEGIC BUSINESS UNIT/INVESTMENT CENTRE.

Seiring dengan itu dan dalam rangka Optimasi Corporate Gain dan

penyusunan organisasinya berdasarkan Value Chain ,sehingga tugas pokok

dan susunan seperti yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direksi

Perusahaan Umum Listrik Negara Nomor 154.K/023/DIR/1993 perlu

disempurnakan lagi disertai perubahan status dan nama menjadi PT.PLN

(Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur yang tertuang pada Keputusan

Direksi PT.PLN (Persero) Nomor 26.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari

2001.

Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.120.K/010/2002. Tanggal

27 Agustus 2002 tentang Nama Unit Bisnis di lingkungan PT.PLN

(Persero) yang intinya Organisasi dengan status Unit Bisnis hanya untuk

anak Perusahaan PT.PLN (Persero) sedangkan PLN Jawa Timur menjadi

PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.

Berdasarkan KEPUTUSAN DIREKSI PT.PLN (PERSERO) nomor

012.K/010/DIR/2003 Tanggal 16 Januari 2003, dengan susunan

(56)

a. General Manager

b. Bidang yang terdiri atas:

1. Perencanaan

2. Operasi

3. Niaga

4. Keuangan

5. Sumber Daya Manusia dan Organisasi

6. Komunikasi, Hukum, dan Administrasi

b. Audit Internal

c. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)

d. Area Pelayanan (AP)

e. Area Jaringan (AJ)

f. Area Pengatur Distribusi

Keadaan sekarang

PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur telah berhasil melayani

6.112.656 pelanggan memakai energi listrik rata-rata sebulan

1.152.907.858 kWh, dengan pendapatan rata rata 0,775 Triyun per bulan,

92,77 % terdiri dari kelompok Rumah Tangga yang memberikan

kontribusi pendapatan sebesar 35,13 % sedangkan Industri yang berjumlah

0,18 % memberikan pendapatan sebesar 46,83 %, daya tersambung

sebesar 7.568.614.211 VA pemakaian energi Jawa Timur pada siang hari

(57)

siang hari 933 MW pada malam hari 2.151 MW. Dikelola oleh 4010 orang

pegawai di PLN Distribusi dan 14 Area Pelayanan, 1 Unit Pengatur

Distribusi, 108 UPPTR, 81 Unit Kantor Jaga, 1715 Unit Payment Point.

Sedangkan sarana kelistrikan terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah

27.756,6 Kms, Jaringan tegangan Rendah 49.953,5 Kms, Pelanggan

Daerah pelayanan PT.PLN (Persero ) Distribusi Jawa Timur dengan luas

47.922 Km2, yang terdiri dari 29 Kabupaten, 9 Kota Madya, 607

Kecamatan, 8.402 Desa. Tingkat kebocoran sebesar 12,54 %, berhasil

dikembalikan atas energi yang dipakai secara ilegal berkat Operasi

Penertiban Aliran Listrik (OPAL) rata-rata Rp. 2 Milyar per bulan.

PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur pada akhir tahun 2003

energi terjual mencapai 15.704.975 MWh dan pendapatan sebesar Rp.7.75

Juta, Harga jual per kWh Rp.562,23 susut 9,19 % langganan tersambung

6.118.120 langganan daya tersambung 7.813.398 kVA. Pengembangan

Organisasi menambah 3 Area, Area pelayanan Surabaya Barat, Area

Jaringan Surabaya Barat dan Area Pelayanan Ponorogo.Kontribusi

pendapatan keuangan PT.PLN (Persero) sebesar 25 % terhadap Kelistrikan

Indonesia.

4.1.1.4. Pr ofil PT. PLN (Perser o) Distr ibusi J awa Timur

Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa-Timur dibagi

menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani wilayah administrasi

(58)

§ Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Selatan

§ Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Utara

§ Area Pelayanan Surabaya Barat

§ Area Jaringan Surabaya Bara

Keempat Ar ea pelayanan ter sebut diatas melayani Kota Surabaya

§ Area Pelayanan & Jaringan Malang melayani Kota Malang, Kota Batu dan

Kabupaten Malang.

§ Area Pelayanan & Jaringan Pasuruan melayani Kota Pasuruan, Kota

Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.

§ Area Pelayanan & Jaringan Kediri melayani Kota Kediri, Kota Blitar,

Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar.

§ Area Pelayanan & Jaringan Mojokerto melayani Kota Mojokerto,

Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Mojokerto.

§ Area Pelayanan & Jaringan Madiun melayani Kota Madiun, Kabupaten

Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun.

§ Area Pelayanan & Jaringan Jember melayani Kabupaten Jember dan

Kabupaten Lumajang. Area Pelayanan & Jaringan Bojonegoro melayani

Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban.

§ Area Pelayanan & Jaringan Banyuwangi melayani Kabupaten

Banyuwangi.

§ Area Pelayanan & Jaringan Pamekasan melayani Kabupaten Pamekasan,

(59)

§ Area Pelayanan & Jaringan Situbondo mel

Gambar

Gambar 1. Teori S-O-R  (Mulyana, Dedy 2007:144)
Gambar 2. Alur Teori S-O-R

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui urutan peringkat tingkat yang dirasakan dan tingkat yang diharapkan terhadap dimensi kualitas pelayanan yang diberikan oleh PLN kepada pelanggan listrik

KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM PEMASANGAN LISTRIK PRABAYAR PT PLN (PERSERO) WS2JB RAYON SUKARAMI PALEMBANG (Studi Kasus Pelanggan di Wilayah

Anda merasa puas dengan harga listrik prabayar yang ditawarkan oleh PT PLN (Persero) Area Lubuk Pakam karena sesuai dengan kualitas produknya. Anda merasa puas dengan ketepatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbandinganan antara tingkat kepuasan pelanggan listrik pintar (prabayar) dengan listrik regular (pascabayar)

Dapat terlihat dari tujuan yang dimiliki program listrik prabayar tersebut, dengan adanya suatu tujuan maka akan terbentuk perubahan perilaku yang memang sudah

1) Hasil penerapan analisis konjoin untuk mengetahui preferensi pelanggan listrik prabayar di Kota Ambon, diketahui bahwa pelanggan lebih menyukai tampilan warna

(lihat tabel 3) Dari enam pertanyaan yang diajukan pada responden ternyata kehandalan petugas atau karyawan dalam pemasangan listrik prabayar memiliki nilai

Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan listrik prabayar tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara harapan dengan kenyataan yang diterima apabila ditinjau dari pelayanan