SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana
Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur
Oleh :
IGNATIUS HERLAMBANG YUDHA ROBBYANTO NPM. 0843010007
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AW A TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
“Listr ik Prabayar” PT. PLN (Perser o) Distr ibusi J awa Timur Melalui Media Massa Cetak)
Oleh:
Ignatius Her lambang Yudha Robbyanto 0843010007
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal 13 – J uni – 2012
Pembimbing Utama Tim Penguji:
1. Ketua
Dr a. Diana Amalia, M.Si Ir . H. Didiek Tranggono, M.Si
NIP. 19630907 199103 2001 NIP. 19581225 199001 1001
2. Sekr etar is
Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001 3. Anggota
Dra. Diana Amalia, M.Si NIP. 19630907 199103 2001
Mengetahui,
Dekan
Dra. Ec. Hj. Supar wati, M.Si
LEMBAR PERSETUJ UAN
Judul Penelitian : PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI
PROGRAM “LISTRIK PRABAYAR” PT. PLN
(PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI
MEDIA MASSA CETAK (Studi Deskriptif Kualitatif
Persepsi Pelanggan Di Surabaya Terhadap Sosialisasi
“Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Melalui Media Massa Cetak)
Nama Mahasiswa : Ignatius Herlambang Yudha Robbyanto
NPM : 0843010007
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Dr a . Diana Amalia, MSi
NPT 19630907 199103 2001
Mengetahui
Ketua Pr ogr am Studi
J uwito, S.Sos, MSi
Penelitian ini didasarkan pada pemanfaatan media massa cetak yaitu media massa cetak koran jawa pos dan surya sebagai media untuk mengoptimalkan kinerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, sebagaimana peran public relations pada salah satu perusahaan BUMN, yaitu PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, dengan semakin berkembangnya bisnis perusahaan, maka publik harus semakin diperhatikan. Melalui fungsi Public Relations yang meliputi fungsi communicator,
fungsi membina hubungan (Relationship), maka pemanfaatan media massa cetak
limpahan rahmat, karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi ini dengan judul
“PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP SOSIALISASI PROGRAM LISTRIK
PRABAYAR PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR MELALUI
MEDIA MASSA CETAK” (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Pelanggan di
Surabaya Terhadap Sosialisasi Program Listrik Prabayar PT. PLN (Pesero)
Distribusi Jawa Timur melalui media massa cetak koran) dapat terselesaikan
dengan baik.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam proses penyelesaian proposal ini, diantaranya:
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si Dekan FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Juwito, Sos, M.Si Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Drs. Diana Amalia, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Proposal Penelitian
Ini.
5. Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si Selaku Dosen Wali Penulis.
6. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang senantiasa
9. Teman-teman yang memberikan semangat bagi penulis: Angel, Putut,
Yoga, Dll.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan proposal ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi
berbagai pihak.
Surabaya, Juni 2012
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...iv
GAMBAR 3 ...vii
INTERVIEW GUIDE ...viii
LEMBAR PERTANYAAN ...ix
LAMPIRAN...x
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ...1
1.2. Rumusan Masalah ...7
1.3. Tujuan Penelitian ...7
1.4. Manfaat Penelitian ...8
Bab II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ...9
2.1.1. Persepsi ...9
2.1.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ...14
2.1.1.2. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi ...16
2.1.1.3. Aspek-Aspek Persepsi ...18
2.1.2. Komunikasi ...20
2.1.2.1. Proses Komunikasi ...22
2.1.2.2. Teori Komunikasi S-O-R ...24
Bab III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional ...33
3.2. Unit Analisis Data ...34
3.2.1. Persepsi ...34
3.2.2. Listrik Prabayar ...35
3.2.3. Pelanggan ...36
3.3. Operasional Konsep ...36
3.4. Lokasi penelitian ...38
3.5. Subyek dan Informan Penelitian ...38
3.6. Teknik Pengumpulan Data ...39
3.7. Teknik Analisis Data ...40
Bab IV HASIL DAN PEMABAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ...42
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ...42
4.1.1.1. Visi dan Misi ...42
4.1.1.2. Sejarah Listrik Indonesia ...42
4.1.1.3. Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ...43
4.1.1.4. Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur ...47
4.1.1.5. Sumber Daya Manusia ...49
4.4. Pembahasan ...54
4.4.1. Persepsi Pelanggan Terhadap Sosialisasi program LPB PT. PLN (Persero)
Disjatim...54
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...67
5.2. Saran ...68
1.1. Latar Belakang Masalah
Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman modern ini sudah
banyak alat pendukung kehidupan manusia yang membutuhkan tenaga
listrik untuk mengoperasikannya, seperti lampu, mesin cuci, mesin pompa
air, televisi, radio, komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai
aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi
kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan
keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga
yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas
manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah menguasai kepentingan
listrik dalam bentuk badan usaha milik negara untuk dapat mengaturnya
dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam
kepentingan ini.
Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat
adalah PT. PLN (Persero), dimana perusahaan listrik milik negara ini telah
banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan
masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah
pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar.
Tentunya PT. PLN (Persero) memberikan pelayanan sebagai upaya pasti
dalam memberikan pelayanan yang maksimal untuk kepentingan dan
kemajuan bangsa. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa
“ketergantungan” akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak
pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PT. PLN (Persero).
PT. PLN (Persero) menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang
semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus
melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan
menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan
untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan, maka dibuatlah suatu
inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemampuan serta
pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN (Persero) adalah
dengan mengeluarkan program listrik prabayar. Program listrik prabayar
ini telah dikeluarkan sejak tahun 2008, salah satu alasan selain untuk
meningkatkan pelayanan, dibuatnya program listrik prabayar ini
diantaranya adalah, kejadian salah baca meter, tagihan yang tidak
menentu, tunggakan rekening, dan salah pemutusan. Yang menderita juga
bukan hanya masyarakat, tapi PLN pun ikut merugi. Sebagai pembelajaran
dari hal itu maka diluncurkan listrik prabayar, maka dengan program ini
dan lebih bijak dalam penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang
cenderung terlewatkan oleh para konsumennya yang notabene adalah
masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik terkadang memakan biaya
yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.
Dengan dibuatnya inovasi PT.PLN (Persero) maka diperlukan pula
adanya penyebaran informasi mengenai inovasi tersebut, merupakan hal
terpenting yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan atau informasi
kepada publik. Tujuan dari inovasi program listrik prabayar yang
dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur bertujuan
untuk mengenalkan dan memberitahukan kepada masyarakat agar
masyarakat dapat mengetahui program listrik prabayar. Dimana target
PLN adalah masyarakat luas yang notabene adalah pengguna listrik.
Syarat terpenting untuk berlangsungnya sosialisasi adalah interaksi
sosial, dimana sosialisasi tersebut dapat berlangsung secara tatap muka,
tapi biasa juga dilakukan dalam jarak tertentu melalui sarana media.
Dalam sebuah perusahaan. Seperti yang kita ketahui humas adalah bagian
dari suatu perusahaan yang mempunyai tugas untuk memberikan informasi
kepada pihak dalam dan pihak luar perusahaan.
Demikian pula yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur, dengan batuan media massa dalam menyebarkan
inovasi tetang listrik prabayar yang dibuatnya. Hal ini dilakukan karena
Inovasi program baru listrik prabayar dengan menggunakan media
massa, yang mempunyai peranan dan kekuatan yang begitu besar terhadap
dan bagi dunia ini, terlebih dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan
manusia dengan segala aspek yang melingkupinya. Oleh karenanya, dalam
komunikasi melalui media massa, media massa dan manusia mempunyai
hubungan saling ketergantungan dan saling membutuhkan karena
masing-masing saling mempunyai kepentingan, dan saling memerlukan. Media
massa membutuhkan berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk
kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan orang atau
institusi lainnya, dipihak lain masyarakat membutuhkan adanya
pemberitaan, pubklikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Pemanfaatan madia massa dalam menyebarkan dan memberikan
informasi kepada khalayak yang luas adalah satu cara yang cukup efektif
dalam penyebaran informasi. Dengan pemanfaatan media massa dapat
mencakup khlayak yang banyak, seperti pengertian media massa berikut
ini:
Media massa (mass media) adalah channel, media/medium,
saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi
massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of
mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan
dari komunikasi melalui media massa (communicate with media).
Seperti halnya yang dilakukan oleh humas PT. PLN (Persero)
listrik prabayar melalui berbagai media massa seperti Jawa Pos, Surya.
Salah satu media yang diteliti oleh peneliti pada penelitian ini adalah
media massa cetak. Program tersebut merupakan sistem pelayanan
penjualan tenaga listrik dimana pengguna listrik membayar sebelum
menggunakan atau transaksi dengan pembayaran dimuka. Sistem listrik
prabayar ini merupakan cara untuk memberikan kesempatan pada
pengguna listrik untuk lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya
sesuai dengan daya beli.
Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter
yang diasa dipakai selama ini (pascabayar), tertentu dari meter elektronik
dipasang di pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik
pelanggan dan memantau serta mengontrolnya. Dengan inovasi program
listrik prabayar yang telah diciptakan, untuk dapat mengenalkan dan
memberitahukan adanya program listrik prabayar kepada masyarakat,
diperlukan sosialisasi agar inovasi listrik prabayar tersebut dapat
digunakan/diterima oleh masyarakat.
Maka dari itu, peranan humas dalam mengenalkan suatu program
baru di perusahaan adalah sangat penting, karena dengan mengenalkan
informasi tetang listrik prabayar tersebut masyarakat akan dapat
mengetahui adanya suatu program baru yang dibuat oleh suatu perusahaan.
PT. PLN (Persero) mengenalkan program listrik prabayar kepada
masyarakat agar masyarakat dapat memahami program yang dikeluarkan
prabayar tetap dikenal masyarakat, maka penyebaran informasi harus
dilakukan secara berkelanjutan.
Proses komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita,
seiring dengan pergerakan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi,
komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat melakukan berbagai
macam aktivitas dalam memenuhi kebutuhannya dan dengan adanya
komunikasi, penyampaian maksud dan tujuan dari seorang komunikator
kepada komunikan dapat tersampaikan.
Seperti yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa
komunikasi adalah:
Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna
sabagai pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,
himbauan, dan sebagai panduan, yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tidak langsung,
melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku
(Effendy, 1989:60).
Dengan informasi yang akan di sampaikan, seorang humas dapat
mengenalkan inovasi program listrik prabayar kepada masyarakat.
Informasi yang dilakukan berupa bentuk komunikasi secara tidak langsung
melalui media massa cetak. Dengan menggunakan media massa cetak
diharapkan dapat mengubah sikap masyarakat dalam pola penggunaan
tenaga listrik.
Sesuai dengan salah satu tujuan dan strategi eksternal dari humas
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, yaitu menciptakan opini publik
dan menarik perhatian publik, menciptakan kondisi yang kondusif bagi
setiap pelaksanaan kebijakan perusahaan dan mengoptimalisasi
komunikasi dan publikasi perusahaan. Humas PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur menyebarkan pesan tentang informasi program
listrik prabayar melalui media cetak di Jawa Pos dan Surya, dimana hal
tersebut diharapkan oleh pihak perusahaan agar dapat menambah
informasi bagi masyarakat mengenai kebijakan yang dibuat oleh PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur, yaitu listrik prabayar. Dalam penelitian
ini peneliti mengangkat rumusan masalah “Persepsi Pelanggan Terhadap
Program Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
melalui Media Massa Cetak.
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimana persepsi pelanggan di Surabaya terhadap program
“Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
pelanggan di Surabaya terhadap program “Listrik Prabayar” PT. PLN
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk
mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah
dengan kondisi masyarakat nyata.
2. Bagi ilmu pengetahuan, peneliti ini diharapkan menjadi sarana
untuk menggali lebih dalam tentang sebuah loyalitas dalam bisnis.
3. Bagi perusahaan, diharapkan bisa menjadi masukan untuk
membuat program-program yang lebih baik, kreatif, dan efektif
untuk menarik perhatian para pelanggan sehingga perusahaan bisa
memperoleh pelanggan yang loyal.
4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat
digunakan sebagai landasan pengetahuan dan teori.
2.1. Landasan Teor i
2.1.1. Per sepsi
Persepsi diartikan sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada
rangsangan pancaindra atau data (Sobur, 2003:451). Persepsi menurut
Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal yang memungkinkan kita
memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan
kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.
Selain definisi persepsi diatas, penulis akan memberikan beberapa
definisi menurut para ahli, diantaranya menurut Brian Fellows, bahwa
persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan
menganalisis informasi. Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken
berpendapat bahwa persepsi adalah sesuatu yang memungkinkan kita
memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. Berbeda dengan
Philip Goodacre dan Jennifer Follers yang berpendapat bahwa persepsi
merupakan proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangannya.
kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita
(Rakhmat, 2003:58).
Persepsi merupakan suatu proses dimana individu sangat
menyadari akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul karena adanya
rangsangsn dari luar yang akan menekan saraf sensor seseorang melalui
indera penglihatan, peraba, penciuman, pengecap, dan pendengar.
Rangsangan tersebut akan diseleksi dan diorganisir oleh setiap individu
dengan caranya sendiri berdasarkan pengalamannya.
Menurut Desiderato, persepsi merupakan pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah pemberian
makna kepada stimulus indrawi (sensori stimuli). Hubungan sensasi dan
persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu,
menafsirkan makna informasi indrawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan juga memori (Rakhmat, 2003:51).
Menurut Bilson Simamora (2002:102), persepsi dapat didefinisikan
sebagai suatu proses menyeleksi, mengorganisasikan, dan juga
menginterpresikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan
menyeluruh. Walgito (2003:54) menyimpulkan persepsi merupakan proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh
merupakan aktifitas yang terintegrasi, maka seluruh pribadi, seluruh apa
yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu.
Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi,
diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Stimuli atau stimulus adalah setiap
bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi
tanggapan individu. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan
berbeda-beda. Oleh karena itu persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi
yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah
bahwa persepsi secara subtansil bisa sangat berbeda dengan realitas (Setiadi,
2003:160).
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa diartikan sebagai
inti dari komunikasi itu sendiri, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah
inti dari persepsi yang identik dengan penyandian (decoding) dalam proses
komunikasi. Hal ini tampak pada definisi dari John R. Wenburg dan juga
William W. Wilmor yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan
sebagai cara organisasi memberi makna. Menurut rudolf F. Verderbor,
pesepsi adalah proses menafsirkan informasi inderawi (Mulyana, 2001:107).
Pemahaman atas persepsi konsumen sangat penting dalam memahami
proses akuisisi, konsumsi, dan perlakuan setelah pakai dari barang dan jasa
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulakan
bahwa untuk membentuk sebuah persepsi, pelanggan melakukan proses
memilih, mengorganisasikan, dan juga menginterpretasikannya sebagai
stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal yang selanjutnya diungkapkan
melalui pendapat maupun tanggapan.
Kotler (2000:20) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana
seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
Mangkunegara (dalam Arindita, 2002:170) berpendapat bahwa persepsi
adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam
hal ini persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah
diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan
sikap. Adapun Robbins (2003:150) mendeskripsikan persepsi dalam
kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses dimana
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993:54) mengemukakan bahwa persepsi seseorang
merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus
yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan
pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam
menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar
diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara
individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka
diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian
merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseornga
terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa
seseorang akan bertindak.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2002:52) membedakan persepsi menjadi
dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang
sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang
melihat sasuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sebagian besar
dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu
sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak
hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap
sesuatu tersebut.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan
penerapan kita terhadap hal-hal disekeliling individu dengan kesan-kesan
atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu
baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan
kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya
lain sebagainya, dari buah itu secara seksama. Lalu timbul konsep mengenai
mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat
menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan
konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa kita lihat adalah
mangga (Taniputera, 2005:60). Dari definisi persepsi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan
informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian
menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran berarti.
2.1.1.1. Faktor -Faktor yang Mempengar uhi Per sepsi
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri
pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam
konteks situasi dimana persepsi tersebut dibuat. Asumsi yang didasarkan
pada pengalaman masa lalu dan persepsi-persepsi yang dipengaruhi oleh
asumsi-asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan
oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton deperti
Adelbert ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan
Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan
pandangan transaksional. Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa
pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan
persepsi. Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti
Thoha (1993:40) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya
terjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktro internal
berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, kemauan.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.
Dijelaskan oleh Robbins (2003:35) bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat
mempresentasikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja
untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor
ini dari, pelaku persepsi (Perceiver), objek atau yang dipersepsikan, konteks
dari situasi dimana persepsi itu dilakukan. Berbeda dengan persepsi
terhadap benda mati seperti meja, mesin, atau gedung, persepsi terhadap
individu adalah hukum-hukum alam tetapi mempunyai keyakinan, motif,
atau maksud seperti yang ada pada manusia. Akibatnya individu akan
berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan mengapa berperilaku
dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan penilaian individu
terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengadaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu (Robbins,
2003:40). Gilmer (dalam Hapsari, 2004:70) menyatakan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan
pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan
karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang mempengaruhi,
Oskamp (dalam Hamka, 2002:30) membagi empat karakteristik penting dari
faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, antara lain
faktor-faktor ciri dari objek stimulus, faktor-faktor pribadi seperti
intelegensi, minat, faktor-faktor pengaruh kelompok, faktor-faktor
perbedaan latar belakang kultural.
Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural.
Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Faktor
struktural adalah faktor individu yang sangat berpengaruh terhadap
seseorang dalam mempresepsikan sesuatu. Dari uraian diatas faktor-faktor
persepsi dapat disimpulkan, bahwa persepsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (preceiver), obyek
yang dipersepsikan dan konteks situasi persepsi dilakukan.
2.1.1.2. Pr oses Per sepsi dan Sifat Per sepsi
Alport (dalam Mar’at, 1991:50) proses persepsi merupakan suatu
proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan
pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan
bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan
pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang
ditangkap individu, akhirnya komponen individu akan berperan dalam
menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku
Walgito (dalam Hamka, 2002:80) menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama
proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya
suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses
fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima
oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu
tentang stimulus yang diterima reseptor.
4. Tahap keempat, merupakan hasil yang diperoleh dari persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa
proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus
sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini
mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang
stimulus yang ada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta
3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam
menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi
oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.
2.1.1.3. Aspek-Aspek Per sepsi
Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari
berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Alport
(dalam Mar’at,1991:60) yaitu:
1. Komponen kognitif yaitu komponen yang tersusun atas dasar
pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek
sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu
keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.
2. Komponen afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak
senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan
nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai-nilai yang dimilikinya.
Baron dan Byrne, juga Myers (dalam Gerungan, 1996:30)
menyatakan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk
struktur sikap, yaitu:
1. Komponen kognitif (komponen perseptual),yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu
hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa
tidak senang merupakan hal yang negatif.
3. Komponen behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
Rokeach (Walgito, 2003:125) memberikan pengertian bahwa
dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif,
yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini
berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis
posisi untuk berbuat atau berperilaku. Dari batasan ini juga dapat
dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen
afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan kesediaan untuk
bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyek sikap
merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling
berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek
sikap. Ketiga komponen itu saling berinteraksi dan konsisten satu dengan
lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga
2.1.2 Komunikasi
Menurut Hovland, Janis dan Kelley (Muhammad, 2009:2),
komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam
bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Mereka mengangap
komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
Effendy (2002:9) berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Lasswell menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
yang diajukan yakni:
- Komunikator (communicator, source, sender)
- Pesan (massage)
- Komunikan (communicat, communicate, receiver, recipient)
- Efek (effect, impact, influence)
Menurut Hovland dalam buku (Effendy, 2002:10), ilmu
komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public
attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting. Bahkan definisinya secara khusus mengenai
komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain (communication is the proses to
Menurut pendapat Benard Berelson dan Garry A. Stainer dalam
buku Kampanye Public Relations (Ruslan, 2008:19) komunikasi adalah
penyampaian informasi, gagasan emosi, keterampilan, dan sebagainya
dengan mengunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan,
grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian biasanya
dinamakan komunikasi.
Salah satu model komunikasi yang masih digunakan orang untuk
tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell, atau yang terkenal dengan nama Formula Lasswell, yaitu dengan
menjawab pertanyaan: Whos Says What in Which Channel To Whom With
What Effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan
efek apa).
Pertanyaan pertama, who menunjuk kepada siapa orang yang
mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. Yang memulai komunikasi
ini dapat berupa seseorang dan kelompok orang seperti organisasi. Kedua,
says what atau yang dikatakan, berhubungan dengan isi komunikasi atau apa
pesan yang disampaikan dalam komunikasi. Ketiga, to whom menanyakan
siapa yang akan menjadi audience atau penerima dari komunikasi atau
kepada siapa komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yang ingin
disampaikan. Keempat, through what atau melalui media apa. Yang
dimaksud dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerkan
badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku dan gambar.
Dari pertanyaan mengenai efek komunikasi ini dapat menanyakan
2 hal yaitu apa yang akan dicapai dengan hasil komunikasi tersebut dan
kedua, apa yang dilakukan orang sebagai hasil komunikasi. Tetapi
kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak hanya disebabkan oleh faktor hasil
komunikasi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain (Muhammad, 2009:5-7).
Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa proses komunikasi
adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
komunikan dengan komunikatronya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi
pada umumnya).
2.1.2.1 Pr oses Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy (1992:3) dalam buku
Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi proses komunikasi
dapat diartikan sebagai “ transfer informasi” atau pesan-pesan (message)
dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan
sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah
tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah
pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan,
komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut (decode)
Proses Komunikasi menurut Effendy (2000:6), teknik
berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan bila
dilakukan seseorang komunikatro sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
dampak tertentu pada komunikan. Yang terpenting dalam komunikasi ialah
bagaimana caranya agar suatu bpesan yang disampaikan komunikator itu
menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang
ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni:
1. Dampak Kognitif
Adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia
menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Disini pesan
yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si
komunikan dengan perkataan lain, tujuan komunikator
hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri
komunikan.
2. Dampak Afektif
Adalah lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Disini
tujuan komunikator bukan hanya sekadar supaya komunikan
tahu, tetapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan
tertentu misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah,
3. Dampak Behavioral
adalah lebih tingga kadarnya dari dampak afektif. Disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar tahu, dan tergerak tetapi
sudah melakukan tindakan.
Semua efek komunikasi diatas adalah semua efek yang akan
ditimbulkan terhadap pesan informasi program “Listrik Prabayar” yang
disampaikan oleh komunikator.
Dalam pengertian paragdimatis, komunikasi mengandung tujuan
tertentu. Ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui
media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, maupun media
non massa, misalnya surat , telephone, papan pengumuman, poster,
spanduk, dan komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional
(intentional), mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dalam
perencanaan sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Hal ini
mengandung arti, bahwa berkomunikasi dengan siapa saja melalui media
apa saja.
2.1.2.2 Teor i Komunikasi S-O-R
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini
semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi
Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan
dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi
unsur-unsur dalam model ini adalah:
1. Pesan (Stimulus, S)
2. Komunikan (Organism, O)
3. Efek (Response, R)
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah,
hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Mengutip
pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang mengatakan bahwa dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu:
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Penerimaan
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau maungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung
jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti.
Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan
Gambar 1. Teor i S-O-R (Mulyana, Dedy 2007:144)
Pengaplikasian model S-O-R dalam penelitian ini adalah sosialisasi
program “Listrik Prabayar” PT. PLN (Persero) Distibusi Jawa Timur yang
merupakan stimulus akan merangsang pelanggan untuk melakukan persepsi
yang merupakan respons.
2.1.3 Media Publik
Menurut Kriyantono dalam buku Public Relations Writing. Media
Publik merupakan bagian dari Public Relations eksternal sebagai sarana
komunikasi antara organisasi dengan public untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa semakin banyak akses
yang didapat publik dari media berkaitan dengan produk atau layanan yang
diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin besar tingkat
kepercayaan publik. Pada akhirnya publik akan menggunakan jasa yang
dipublikasikan oleh media.
2.1.4 Iklan Publik
Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi non personal
yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk
mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya
untuk media. Sejumlah biaya ini diperuntukan untuk sewa kolom surat
kabar atau majalah, slot waktu untuk televisi dan radio, serta sewa ruang
untuk media luar ruang seperti reklame (Kriyantono, 2008:184).
Berdasarkan tujuan public relations beriklan, maka iklan bisa
dibedakan berdasarkan 3 jenis yaitu iklan informasi, iklan persuasive, dan
pengingat. Mungkin dalam sebuah iklan mengandung informasi, sekaligus
persuasive dan pengingat (Kriyantono, 2008:185).
1. Iklan informasi
- Memberi tahu tentang produk baru.
- Memberi tahu perubahan harga atau kemasan.
- Menjelaskan cara kerja produk.
- Mengurangi ketakutan konsumen.
- Mengoreksi kesan keliru terhadap produk.
- Menganjurkan kegunaan baru dari produk tertentu.
- Menyebutkan pula jasa yang ada.
2. Iklan persuasive
- Memilih merek tertentu.
- Mengajukan member merek tertentu.
- Mengubah persepsi konsumen tentang merek tertentu.
- Membujuk konsumen untuk membeli sekarang atau
menerima penawaran.
3. Iklan pengingat (reminder)
- Mengingatkan bahwa produk itu mungkin akan sangat
- Menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of
mind).
- Menjalin hubungan baik dengan konsumen.
- Mengingatkan dimana membeli produk itu.
- Memantapkan atau meneguhkan bahwa pilihan konsumen
tepat.
Ketiga jenis iklan tersebut berfungsi menciptakan kesan
(brand-image). Orang akan mempunyai kesan tertentu tentang apa yang di
iklankan. Seperti contoh iklan program “Listrik Prabayar” di surat kabar
yaitu mencakup iklan informasi dan persuasive.
Iklan atau advertising, adalah kegiatan untuk mengumumkan
keberadaan sebuah produk atau business kepada publik. Media distribusinya
bisa banyak medium yang digunakan. Mulai dari media cetak, selebaran,
banner yang digantung dipinggir jalan, sticker ditempel di angkot-angkot
ataupun billboard dan baliho-baliho di tempat-tempat strategis. Tidak cuma
itu saja, iklan juga didistribusikan dengan menggunakan media electronik
seperti radio, dan televisi.
Klasifikasi medium/penggunaan media
1. Media cetak : millimeter/kolom, perhalaman, perbaris,
display/biasa, warna, bisnis/kelompok.
2. Elektronik: durasi, prime time (waktu utama),
3. Audio (contoh: radio, audio visual atau televisi)
4. Media luar ruang (contoh: spanduk, brosur, pamflet,
poster). (Nirwana, 2008:37)
Iklan sebagai alat marketing dan iklan sebagai alat humas adalah
dengan melihat pesan yang di iklankan. Selama pesan iklan berkaitan
dengan produk, maka dapat dikatakan saat itu iklan merupakan media/alat
marketing. Iklan membawa pesan yang berkaitan dengan perusahaan, maka
saat itu iklan merupakan alat atau media humas (Kusmastuti, 2004:31).
Keuntungan dari periklanan ialah sebagai berikut:
- Bisa ditentukan waktu penyebaran dengan cepat menurut
rencana.
- Jenis mediumnya (surat kabar, majalah, radio, telecisi, dan
lain-lain) dapat ditentukan.
- Besarnya ruangan atau lamanya waktu yang pasti dapat
direncanakan.
- Copy-nya dapat terkontrol.
- Ukuran dan posisi copy dapat ditentukan sebelumnya
(Effendy, 1993:188).
Menurut Rhenald kasali yang di kemukakan oleh Nirwana (2008:1)
adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
adalah setiap penyampaian informasi tentang barang atau gagasan yang
memakai media non personal yang dibayar.
Hal-hal yang ada dalam iklan:
- Proses informasi.
- Persuasive (membujuk/mempengaruhi).
- Biaya.
- Memasarkan.
- Produk berupa barang, jasa, ide, atau gagasan.
Pada garis besar iklan dapat diklasifikasikan sebagai iklan yang
persuasive komersial dan informatif non komersial. Yang pertama adalah
iklan yang mempropagandakan barang atau jasa yang menimbulkan
keuntungan pada pihak perusahaan yang memasang iklan. Jenis yang kedua
adlah iklan pemberitahuan kepada publik, seperti PT. PLN (Persero)
memberitahukan kepada publik yaitu program “Listrik Prabayar”.
Berdasarkan bentuk penyajian, iklan dapat dikategorikan ke dalam:
- Iklan spot adalah iklan yang berdurasi singkat dan
langsung. Iklan spot ini biasanya diputar di radio dan
televisi. Iklan ini memadukan unsur kata-kata, musik, dan
efek suara, seta efek visual.
- Iklan kolom dan baris, adalah iklan yang memuat di media
Sifatnya sama dengan iklan spot, bedanya iklan kolom
memadukan unsur kata-kata dan gambar tercetak.
- Iklan advertorial adalah ikla yang penyajiannya dalam
bentuk informasi. Penulisan seperti berita.
- Iklan sponsor adlah betuk periklanan dengan membeli space
atau slot waktu tertentu dari media. Bisa 30 menit, 60 menit
atau lebih. Seperti acara PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur sedang melakuka dialog interkatif di JTV dan TVRI.
Ini perpaduan antara iklan dan sponsorship disebut pula
sebagai sponshored programe (Kriyantono, 2008:187).
2.1.5 Pr omosi
promosi menurut John W. Crawford adalah suatu bentuk ringkas
dari metode menjangkau daya tarik yang cepat dari penjualan secara cepat.
Promosi adalah arus informasi atau persuasive saru arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
2.1.6 Ker angka Ber pikir
Gambar 2. Alur Teor i S-O-R
STIMULUS
Sosialisasi Program “Listrik Prabayar” PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
Melalui Media PR seperti: Surat Kabar.
RESPONS
Pelanggan Bermigrasi ke Listrik Prabayar
ORGANISM
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Oper asional
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang berupa
kata-kata tertulis atau lisan yang didasari oleh orang atau perilaku yang diamati.
Sedangkan metode yang dipakai adalah metode deskriptif. Menurut
Ruslan (2004) yang mengemukakan bahwa “dalam penelitian deskriptif,
untuk menggambarkan karakteristik (ciri-ciri), individu, situasi atau
kelompok tertentu. Penelitian relatif sederhana yang tidak memerlukan
landasan teoritis rumit atau pengajuan hipotesisi tertentu”.
Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksud untuk
menjelaskan. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan
menggambarkan realitas yang kompleks (Nasution, 1992:3).
Menurut Jalaludin Rakhmat (2004:25), penelitian deskriptif
bertujuan untuk:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dihadapi orang lain dalam menghadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.
Winarno Surachmad menyatakan bahwa: “Penyelidikan deskriptif
tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang
mencakup berbagai teknik diantaranya adalah penyelidikan yang
menuturkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan
tehnik survey, interview, angket, observasi atau teknik test, studi kasus, studi
kooperatif atau operasional”. (Surachmad, 1982:139).
3.2. Unit Analisis Data
3.2.1. Per sepsi
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemebrian makna atas
suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan
terhadap objek peristiwa, hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya
diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Definisi lain dari
persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan tanggapan dari lingkungan kita, dan
Sobur (2003:447), terdapat tiga kom[onen dalam proses persepsi,
diantaranya:
1. Seleksi adalah proses penyaringan alat indera terhadap rangsangan
dari luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi olrh
beberapa faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang
dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga
bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi
informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk
tingkah laku sebagai reaksi.
3.2.2. Listr ik Prabayar
Apa itu listrik prabayar? Selama ini pelanggan PLN mendapat
layanan listrik pascabayar, yaitu pelanggan menggunakan enegri listrik dulu
dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus
mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar
pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak
membayar, dan memutus aliran listrik jika pelanggan terlambat atau tidak
membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.
Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik
uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya.
Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam
meter prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi pelanggan melalui sistem
“token” (pulsa) atau stroom.
MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang
masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja
dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan demikian,
pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan
mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan
listrik pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter yang
biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadwal
pembayaran listrik bulanan.
3.2.3. Pelanggan
Pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang
kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun
jasa, secara terus menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah
orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan perusahaan-perusahaan bisnis.
3.3. Oper asional Konsep
• Isi pesan sosialisasi listrik prabayar yang lebih menekankan pada
manfaat berhemat, lebih praktis dalam hal pemakaian listrik dan
- Listrik prabayar praktis pemakaiannya: pelanggan tidak
menyita banyak waktu untuk melakukan pembayaran listrik
tiap bulan ke kantor pembayaran PLN.
- “kendali listrik ada di tangan pelanggan” : pemakaian listrik
tiap bulannya bisa dikontrol dengan baik dengan
ketersediaan token stroom.
- Tidak terlambat dalam hal pembayaran listrik : karena
pembayaran dilakukan terlebih dahulu untuk pemakaian
listrik tiap bulannya dengan cara membeli token stroom.
- Tidak akan terjadi pemutusan listrik oleh PLN.
• Surat kabar : informasi untuk pelanggan bahwa segeralah beralih
ke listrik prabayar, nikmati kelebihannya secara gratis.
• Sosialisasi
Mengetahui adanya informasi program “Listrik Prabayar”
PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur yang dikampanyekan
dimana-mana melalui media komunikasi. Program “Listrik
Prabayar” dapat terlaksana dan dijalankan melalui proses
sosialisasi.
- Kognitif, yaitu timbul pada komunikan yang
menyebabkan mengetahui informasi program “Listrik
Prabayar” yang disampaikan oleh Humas PT. PLN
Distribusi Jawa Timur. Dengan kata lain tujuan
diri komunikan. Masyarakat mengetahui, memahami
manfaat program “Listrik Prabayar”.
- Afektif, yaitu tujuan komunikator bukan hanya sekedar
tahu tentang informasi program “Listrik Prabayar” tetapi
tergerak hatinya. Penerimaan atau setuju dan tidak setuju
dengan program. Dan berniat migrasi malalui program.
- Behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan
dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan untuk
mengubah meteran listrik lama (pascabayar) ke meteran
listrik baru (prabayar).
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi : PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, tepatnya
dibagian Komunikasi (Humas). Yang beralamat di Jl. Embong
Trengguli No 19-21 Surabaya. Tlp. (031) 5340651-55, web
www.pln.co.id, Fax. (031) 5310057.
2. Waktu : waktu penelitian mulai dari bulan Februari 2012 sampai
bulan Juni 2012.
3.5. Subyek dan Infor man Penelitian
Pada penelitian ini, informan penelitian meliputi 4 orang yang
berdomisili di Surabaya dan mengerti adanya program listrik prabayar serta
pelanggan aktif PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur dengan
mencantumkan ID pelanggan. Selain itu, peneliti memilih fokus penelitian
program terbaru yang diluncurkan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur melalui media massa cetak koran Jawa Pos dan Surya.
3.6Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bentuk penelitian kaulitatif dan jenis sumber data yang
dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan
observasi pada obyek yang diteliti yaitu para pelanggan PT. PLN (Pesero)
Distribusi Jawa Timur. Setelah itu, dilakukan wawancara secara mendalam
(Depth Interview) dengan 4 (empat) orang yang mengetahui program listrik
prabayar di Surabaya.
Wawancara hanya terdiri atas orang-orang yang dianggap
mengetahui, memahami informasi program listrik prabayar PT. PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur yang terjadi sesuai subtansi penelitian
sehingga dapat menghasilkan data berupa bahasa, tulisan, ataupun visual
yang memungkinkan narasumber mendefinisikan dirinya sendiri dan
lingkungannya dengan menggunakan istilah-istilah mereka sendiri.
Melalui wawancara, maka peneliti mampu memperoleh data yang
tidak dapat ditemukan hanya dengan observasi. Selain itu, peneliti dapat
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan
dalammengiterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi pada obyek yang
diteliti.
3.7Teknik Analisis Data
Berdasarkan Moleong 2001, Setelah data terkumpul, data tersebut
akan di pilah-pilah menurut kategori. Kategori yang dimaksud berkaitan
dengan aspek kognisi, sikap, motivasi dan persepsi. setelah data yang sudah
dipilah-pilah peneliti akan melanjutkan dengan proses seleksi data, proses ini
bertujuan untuk data yang dianggap data inti yang berkaitan langsung dengan
permasalahan dan yang hanya merupakan data pendukung. Kemudian yang
terakhir adalah menelaah dan mengkaji data, apakah data tersebut sudah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan, dan kemudian melakukan
interpretasi data untuk mencari solusi dalam permasalahan yang diangkat
dalam penelitian.
Pada penelitian kualitatif ini, analisis data dilakukan semenjak awal
penelitian. Pengamatan dilaksanakan di media massa cetak jawa pos dan
surya yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sebagai
saluran penyampaian pesan dan sumber informasi kepada pelanggan.
Pada penelitian ini informan yang dimaksud adalah para pelanggan
PLN yang memberikan ID pelanggan. ID pelanggan yang diberikan bertujuan
untuk mempermudah proses penelitian terkait dalam pencarian informan yang
sudah terdaftar sebagai pengguna listrik prabayar. Aktifitas yang terjadi di
dalamnya diobservasi melalui pesan (bahasa dan tulisan) yang disampaikan
oleh para pelanggan PLN pada fasilitas-fasilitas komunikasi dan informasi
Dari teknik diatas, setelah itu dari hasil tersebut akan didapat
informasi berupa tulisan yang dirangkum dan dipilah sesuai dengan kategori
kognisi, sikap, motivasi dan persepsi para pelanggan yang bermigrasi ke
meteran listri prabayar melalui media massa cetak koran sebagai media
informasi. Kemudian peneliti masih harus mengkaji kemabli mana yang
merupakan inti dari permasalahan. Dan nantinya akan diketahui hasil apakah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar an Umum Objek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Per usahaan
4.1.1.1.Visi dan Misi
Visi
Pada tahun 2012 diakui sebagai unit Distribusi Dengan Pelayan Kelas Dunia
dan pengutamaan kepuasan Pelanggan serta mengedepankan Budaya
Integritas
Misi
1. Memberikan pelayanan yang teransparan kepada pelanggan dengan
cepat, tepat tuntas
2. Selalu melakukan perbaikan pelayanan untuk meningkatkan kepuasan
Pelanggan
4.1.1.2. Sejar ah Listr ik Indonesia
Sejarah Ketenagalistrikan Di Indonesia Mengalami Pasang Surut
Sejalan Dengan Pasang Surutnya Perjuangan Bangsa. Pada Tanggal 27
Oktober 1945 Kemudian Dikenal Sebagai Hari Listrik Dan Gas. Hari
Tersebut Diperingati Untuk Pertama Kali Pada Tanggal 27 Oktober 1946,
Bertempat Digedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (
Sebagai Hari Listrik Dan Gas Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Dan Tenaga. Nomor 20 Tahun 1960, Namun Kemudian
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik
Nomor 235 / Kpts / 1975 Tanggal 30 September 1975 Peringatan Hari
Listrik Dan Gas Yang Digabung Dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum
Dan Tenaga Listrik Yang Jatuh Pada Tanggal 3 Desember. Mengingat
Pentingnya Semangat Dan Nilai-nilai Hari Listrik, Maka Berdasarkan
Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Nomor 1134.k. / 43.pe
/1992 Tanggal 31 Agustus 1992 Ditetapkanlah Tanggal 27 Oktober
Sebagai Hari Listrik Nasional.
4.1.1.3. Sejar ah PT. PLN (Per ser o) Distr ibusi J awa Timur
Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat
Perusahaan Swasta Belanda yaitu NV. NIGN yang semula bergerak di
bidang Gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan
umum. Dengan menyerahnya Pemerintah Belanda kepada Jepang maka
Perusahaan Listrik dan Gas beserta personilnya diambil alih oleh Jepang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, dilakukan penyerahan
Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Kemudian dengan Penetapan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1945
tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuk Jawatan Listrik dan Gas Sumatra,
Jawa dan Madura di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga (
kemudian tanggal 27 Oktober ditetapkan sebagai Hari Listrik Nasional
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi RI Nomor
1134/43/MPE/1992).Peraturan Pemerintah Nomer 18 tahun 1959 tentang
"Penentuan Perusahaan Listrik dan/atau Gas milik Belanda yang
dikenakan Nasionalisasi", dimana semua Perusahaan yang ada di wilayah
Indonesia dinyatakan menjadi Perusahaan-Perusahaan dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN), antara lain Perusahaan Listrik "ANIEM", N.V.C.A
Kantor Pusat di Surabaya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Nomor :
Ment. 16/I/20 tanggal 20 Mei 1961 diantaranya disebutkan di daerah2,
dibentuk daerah EXPLOITASI yang terdiri dari 10 Daerah Exploitasi
Listrik Umum (Pembangkit dan Distribusi) dimana untuk Wilayah Jawa
Timur adalah Exploitasi IX yang melaksanakan fungsi pembangkitan dan
pendistribusian tenaga listrik.
Pada tanggal 23 Oktober 1973, berdasarkan Keputusan Direksi
PLN Nomor 054/DIR/73 nama PLN Exploitasi diubah menjadi PLN
Distribusi I / Pembangkitan I, dan kemudian pada tanggal 25 Februari
1976 di-ubah menjadi PLN Wilayah XII berdasarkan Keputusan Direksi
PLN. Nomor 012/DIR/1976.
Selanjutnya sejak tanggal 3 Juli 1982 dengan Keputusan Direksi
Nomor 042/DIR/1982 nama PLN Wilayah XII di-ubah lagi menjadi PLN
Distribusi Jawa Timur, dengan tugas dan tanggung jawab mengelola
sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sector ketenagalistikan
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT.PLN(Persero) Kantor
Pusat tentang PT.PLN(Persero) Distribusi Jawa Timur diarahkan kepada
STRATEGIC BUSINESS UNIT/INVESTMENT CENTRE.
Seiring dengan itu dan dalam rangka Optimasi Corporate Gain dan
penyusunan organisasinya berdasarkan Value Chain ,sehingga tugas pokok
dan susunan seperti yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara Nomor 154.K/023/DIR/1993 perlu
disempurnakan lagi disertai perubahan status dan nama menjadi PT.PLN
(Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur yang tertuang pada Keputusan
Direksi PT.PLN (Persero) Nomor 26.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari
2001.
Keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.120.K/010/2002. Tanggal
27 Agustus 2002 tentang Nama Unit Bisnis di lingkungan PT.PLN
(Persero) yang intinya Organisasi dengan status Unit Bisnis hanya untuk
anak Perusahaan PT.PLN (Persero) sedangkan PLN Jawa Timur menjadi
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur.
Berdasarkan KEPUTUSAN DIREKSI PT.PLN (PERSERO) nomor
012.K/010/DIR/2003 Tanggal 16 Januari 2003, dengan susunan
a. General Manager
b. Bidang yang terdiri atas:
1. Perencanaan
2. Operasi
3. Niaga
4. Keuangan
5. Sumber Daya Manusia dan Organisasi
6. Komunikasi, Hukum, dan Administrasi
b. Audit Internal
c. Area Pelayanan dan Jaringan (APJ)
d. Area Pelayanan (AP)
e. Area Jaringan (AJ)
f. Area Pengatur Distribusi
Keadaan sekarang
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur telah berhasil melayani
6.112.656 pelanggan memakai energi listrik rata-rata sebulan
1.152.907.858 kWh, dengan pendapatan rata rata 0,775 Triyun per bulan,
92,77 % terdiri dari kelompok Rumah Tangga yang memberikan
kontribusi pendapatan sebesar 35,13 % sedangkan Industri yang berjumlah
0,18 % memberikan pendapatan sebesar 46,83 %, daya tersambung
sebesar 7.568.614.211 VA pemakaian energi Jawa Timur pada siang hari
siang hari 933 MW pada malam hari 2.151 MW. Dikelola oleh 4010 orang
pegawai di PLN Distribusi dan 14 Area Pelayanan, 1 Unit Pengatur
Distribusi, 108 UPPTR, 81 Unit Kantor Jaga, 1715 Unit Payment Point.
Sedangkan sarana kelistrikan terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah
27.756,6 Kms, Jaringan tegangan Rendah 49.953,5 Kms, Pelanggan
Daerah pelayanan PT.PLN (Persero ) Distribusi Jawa Timur dengan luas
47.922 Km2, yang terdiri dari 29 Kabupaten, 9 Kota Madya, 607
Kecamatan, 8.402 Desa. Tingkat kebocoran sebesar 12,54 %, berhasil
dikembalikan atas energi yang dipakai secara ilegal berkat Operasi
Penertiban Aliran Listrik (OPAL) rata-rata Rp. 2 Milyar per bulan.
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur pada akhir tahun 2003
energi terjual mencapai 15.704.975 MWh dan pendapatan sebesar Rp.7.75
Juta, Harga jual per kWh Rp.562,23 susut 9,19 % langganan tersambung
6.118.120 langganan daya tersambung 7.813.398 kVA. Pengembangan
Organisasi menambah 3 Area, Area pelayanan Surabaya Barat, Area
Jaringan Surabaya Barat dan Area Pelayanan Ponorogo.Kontribusi
pendapatan keuangan PT.PLN (Persero) sebesar 25 % terhadap Kelistrikan
Indonesia.
4.1.1.4. Pr ofil PT. PLN (Perser o) Distr ibusi J awa Timur
Wilayah usaha PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa-Timur dibagi
menjadi beberapa daerah Pelayanan yang melayani wilayah administrasi
§ Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Selatan
§ Area Pelayanan & Jaringan Surabaya Utara
§ Area Pelayanan Surabaya Barat
§ Area Jaringan Surabaya Bara
Keempat Ar ea pelayanan ter sebut diatas melayani Kota Surabaya
§ Area Pelayanan & Jaringan Malang melayani Kota Malang, Kota Batu dan
Kabupaten Malang.
§ Area Pelayanan & Jaringan Pasuruan melayani Kota Pasuruan, Kota
Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.
§ Area Pelayanan & Jaringan Kediri melayani Kota Kediri, Kota Blitar,
Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar.
§ Area Pelayanan & Jaringan Mojokerto melayani Kota Mojokerto,
Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Mojokerto.
§ Area Pelayanan & Jaringan Madiun melayani Kota Madiun, Kabupaten
Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Madiun.
§ Area Pelayanan & Jaringan Jember melayani Kabupaten Jember dan
Kabupaten Lumajang. Area Pelayanan & Jaringan Bojonegoro melayani
Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Tuban.
§ Area Pelayanan & Jaringan Banyuwangi melayani Kabupaten
Banyuwangi.
§ Area Pelayanan & Jaringan Pamekasan melayani Kabupaten Pamekasan,
§ Area Pelayanan & Jaringan Situbondo mel