• Tidak ada hasil yang ditemukan

[SD 1] Panlak Pengembangan SD Bersih dan Sehat Revisi UM Edit April.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "[SD 1] Panlak Pengembangan SD Bersih dan Sehat Revisi UM Edit April."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 0

2014

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN

SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT

(SD BERSIH SEHAT)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

(2)
(3)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT i

KATA PENGANTAR

Sekolah Dasar Bersih dan Sehat merupakan salah satu program untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik. Program ini

dilaksanakan melalui penciptaan lingkungan sekolah dasar yang bersih dan sehat,

peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku, serta pemeliharan kebersihan dan

kesehatan yang pada akhirnya dapat menciptakan sebuah budaya, yaitu budaya bersih dan

sehat.

Buku panduan pelaksanaan pengembangan sekolah dasar bersih dan sehat ini

mencakup berbagai informasi yang perlu diketahui oleh warga sekolah agar dapat

melaksanakan program pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan sekolah dasar bersih

dan sehat dengan baik. Dengan program ini diharapkan tercipta lingkungan sekolah dasar

yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan proses belajar peserta didik dan dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu

pendidikan sekolah dasar di Indonesia.

Semoga panduan ini bermanfaat bagi pembinaan sekolah dasar bersih dan sehat.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyempurnaan buku panduan

pelaksanaan pengembangan sekolah dasar bersih dan sehat ini, kami menyampaikan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Agustus 2013

Direktur Pembinaan Sekolah Dasar

TTD

Ibrahim Bafadal

(4)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 2

C. Tujuan dan Manfaat ... 2

D. Sistematika ... 2

BAB II KONSEP DASAR SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT ... 3

A. Konsep Dasar SD Bersih Sehat ... 3

B. Indikator SD Bersih Sehat ... 4

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT ... 10

A. Manajemen Pelaksanaan SD Bersih Sehat ... 10

B. Penyediaan Sarana dan Prasarana SD Bersih Sehat ... 13

C. Pendidikan Bersih dan Sehat ... 13

D. Penciptaan Kondisi Ideal ... 14

E. Pelibatan Berbagai Pihak Terkait ... 15

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ... 20

A. Pembentukan Organisasi Tim Pelaksana ... 20

B. Penyusunan Rencana Kegiatan ... 20

C. Sosialisasi ... 21

D. Pengembangan Program dan Kegiatan ... 21

E. Operasional Kegiatan ... 25

F. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 27

G. Tindak Lanjut Pengembangan ... 28

BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 29

A. Monitoring ... 29

B. Evaluasi ... 30

C. Pelaporan ... 31

BAB VI PENUTUP ... 33

(5)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan institusi formal dan strategis dalam menyiapkan sumber

daya manusia yang sehat secara fisik, mental, social, dan produktif. Salah satu yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah adalah status

kesehatan dan kondisi lingkungan sekolah.

Masalah kesehatan di sekolah menjadi kompleks dan bervariasi terkait dengan

kesehatan peserta didik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya kondisi

lingkungan sekolah dan perilaku hidup bersih. Sekolah dapat menjadi salah satu tempat

penyebaran penyakit seperti demam berdarah. Menurut Rois (2012), 3 sampai 4 anak

dalam setiap 1000 anak berusia 7—12 tahun berisiko menderita demam berdarah. Dari

penderita itu, 33,8% adalah kelompok usia sekolah. Dua per tiga penderita tertular di

luar lingkungan tempat tinggalnya, salah satunya di sekolah. Hal tersebut membuktikan

bahwa kebersihan lingkungan sekolah merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan.

Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010), diketahui bahwa masalah

gizi usia sekolah 6—12 tahun masih besar, yaitu terdapat 35,6% anak pendek, 12,2% anak kurus, dan 9,2% anak gemuk. Masalah lain yang ditemukan adalah 44,6% anak

usia sekolah mengonsumsi sarapan berkualitas rendah. Dilaporkan juga bahwa 1,7%

anak mulai merokok pada anak usia 5—9 tahun dan 17,5% pada usia 10—14 tahun. Selain itu, persentase menyikat gigi setiap hari pada kelompok umur 10—14 tahun adalah sebesar 95,7%, namun yang berperilaku benar menyikat gigi hanya 1,7%

(Riskesdas, 2013).

Guna mencegah dan mengurangi berbagai permasalahan di atas diperlukan

perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat di

sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar mengajar pendidikan

jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perlu didukung oleh kebijakan, sarana dan

prasarana, serta program yang tepat sehingga perilaku hidup bersih dan sehat akan

menjadi budaya di kalangan warga sekolah.

Tujuan Panduan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat ini adalah memberikan

informasi dan solusi untuk menjawab berbagai permasalahan dan hambatan yang

muncul. Dengan begitu, sekolah dapat menumbuhkan pembiasaan perilaku hidup bersih

(6)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 2 B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PPLH).

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

5. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1/U/SKB/2003, Nomor:

1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230A/2003, Nomor: 26 Tahun 2003 tanggal

23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

6. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 2/P/SKB/2003, Nomor: 1068/

Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230B/2003, Nomor: 4415-404 Tahun 2003

tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah Pusat.

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/ Menkes/SK/XH/2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.

8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Mewujudkan sekolah dasar yang memenuhi syarat kesehatan untuk meningkatkan

kualitas hidup bersih dan sehat warga sekolah.

2. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan di sekolah dasar.

3. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif di sekolah dasar.

4. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan bangunan dan halaman sekolah dasar.

5. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar sekolah dasar.

6. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat.

D. Sistematika

Panduan ini akan membahas tentang; 1) Pendahuluan, 2) Konsep Sekolah

Dasar Bersih dan Sehat, 3) Strategi pelaksanaan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat, 4)

Implementasi program dan 5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan Sekolah Dasar Bersih

(7)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 3

BAB II

KONSEP DASAR

SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu tolok ukur pengembangan pendidikan karakter adalah kebersihan dan

kesehatan. Terkait dengan fungsi pendidikan ini, sekolah sebagai tempat belajar memiliki

lingkungan bersih dan sehat untuk mendukung berlangsungnya proses pembelajaran yang

baik. Sekolah berperan membentuk peserta didik agar memiliki perilaku bersih dan sehat

untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

A. Konsep Dasar SD Bersih Sehat

SD Bersih Sejat adalah sekolah dasar yang warganya secara terus-menerus

membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, dan memiliki lingkungan sekolah yang

bersih, indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. SD bersih sehat mengutamakan

pentingnya pembangunan kesehatan melalui kegiatan yang bersifat promotif dan

preventif, sehingga dapat mendorong kemandirian semua warga sekolah dan

masyarakat di lingkungan sekolah untuk berperilaku hidup sehat, memelihara

kesehatannya, dan meningkatkan kesehatannya.

Warga sekolah meliputi setiap individu yang berperan di dalam proses

belajar-mengajar di sekolah,antara lain, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan yang

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing baik sebagai pembelajar

maupun pebelajar. Masyarakat lingkungan sekolah meliputi semua masyarakat yang

berada di lingkungan sekolah selain warga sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat

warga sekolah dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga

warga sekolah mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

Upaya mewujudkan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat dapat dicapai melalui

strategi penyediaan sarana dan prasarana, manajemen yang baik, penyebarluasan

pengetahuan, penciptaan kondisi ideal dengan melibatkan partisipasi semua pihak

seperti warga sekolah, komite sekolah, puskesmas, dan masyarakat. Strategi tersebut

dilaksanakan dengan menyelenggarakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,

kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta pembudayaan perilaku hidup bersih dan

(8)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 4

Bagan 1. Konsep Dasar Menuju Sekolah Dasar Bersih dan Sehat

Program SD Bersih Sehat akan tercapai melalui pembudayaan perilaku hidup

bersih dan sehat, pengelolaan bangunan, lingkungan sekolah, dan perencanaan

program sekolah dengan didukung oleh manajemen sekolah, sarana dan prasarana,

pendidikan bersih dan sehat, penciptaan kondisi ideal, dan pelibatan berbagai pihak.

Keberhasilan program ini terutama ditentukan oleh komitmen seluruh warga sekolah.

B. Indikator SD Bersih Sehat 1. Kebijakan

Sekolah memiliki dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung

pelaksanaan SD Bersih Sehat. Kebijakan sejalan dengan kebijakan nasional dan

daerah. Kebijakan lokal sekolah disusun dan disepakati bersama dengan warga

sekolah dan komite sekolah agar dapat mempercepat pelaksanaan SD Bersih

Sehat. Kebijakan ini dijadikan acuan dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat oleh

seluruh warga sekolah.

Dengan kebijakan SD Bersih Sehat, sekolah memiliki landasan untuk

menyelenggarakan pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah secara

konsisten. Sekolah dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan ruang, halaman,

dan lingkungan sekolah serta membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Program Kerja

Sekolah memiliki visi, misi, tujuan yang mendukung pelaksanaan SD Bersih

Sehat. Visi, misi, dan tujuan sekolah dituangkan dalam rencana program, rencana

kegiatan, dan rencana anggaran yang melibatkan peran serta aktif dari seluruh

SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT

PEMBUDAYAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT PENGELOLAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

PERENCANAAN PROGRAM SEKOLAH

WARGA SEKOLAH DAN KOMITE SEKOLAH

HASIL

STRATEGI

(9)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 5

warga sekolah dan komite sekolah. Perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi atas

rencana dan pelaksanaan program untuk dijadikan dasar perencanaan program

selanjutnya.

Dalam perencanaan program terkait SD Bersih Sehat, sekolah

memperhatikan aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan

lingkungan sekolah sehat serta mempertimbangkan dan memaksimalkan

ketersediaan sumber daya.

3. Sarana dan Prasarana

Sekolah mengoptimalkan sarana dan prasarana yang mendukung perilaku

hidup bersih dan sehat. Dalam penyediaan sarana dan prasarana disesuaikan

dengan standar peraturan yang ada, misalnya, Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional nomor: 24 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor

1429/Menkes/ SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan Sekolah.

Program Sekolah Dasar Bersih dan Sehat didukung bangunan yang terdiri

atas ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang kelas, kamar

mandi/WC, ruang UKS, kantin, gudang, tempat ibadah, halaman, dan pagar

sekolah. Semua unit bangunan di sekolah bebas dari suara gaduh dan bising yang

mengurangi konsentrasi belajar peserta didik dan kenyamanan mengajar guru.

a. Ruang Kepala Sekolah

Ruang bersih dan tertata rapih, ada sirkulasi udara memadai, kecuali

ruang ber-AC. Ukuran luas ruang kepala sekolah minimal 12 m2 dengan lebar

minimal 3 m dan memiliki jendela yang dapat ditutup dan dibuka ke arah keluar

dengan pencahayaan alami yang jelas.

b. Ruang Guru

Ukuran luas ruang guru minimal 32 m2 dengan rasio minimal 4 m2/orang.

c. Ruang Perpustakaan

Ukuran luas perpustakaan minimal sama dengan luas satu ruang kelas.

Lebar minimal 5 m.

d. Ruang Kelas

Rasio minimal luas ruang kelas 2 m2/siswa. Untuk rombongan belajar

dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimal ruang kelas 30 m2

dengan lebar minimal 5 m. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan

minimal 2,5 m dan jarak papan tulis dengan meja paling belakang minimal 9 m.

Kapasitas maksimal ruang kelas 28 siswa. Tersedia tempat cuci tangan dengan

air bersih yang mengalir dan sabun. Minimal satu tempat cuci tangan untuk dua

(10)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 6

e. Kamar mandi/WC

Rasio kamar mandi/WC dan urinoir adalah perbandingan antara jumlah

peserta didik dengan banyaknya kamar mandi/WC dan urinoir yang tersedia.

Untuk peserta didik rasionya adalah 1:60; sedangkan untuk siswi rasionya adalah

1:50. Kamar mandi/WC dan urinoir peserta didik/siswi terpisah dengan kamar

mandi/WC dan urinoir guru dan pegawai. Ukuran kamar mandi/WC tidak kurang

dari 2 m2. Dinding berwarna terang. Lantai memiliki perkerasan tidak licin, air

tidak menggenang, memiliki kemiringan minimal 1%. Closet memiliki ketinggian

30 cm dari lantai baik closet untuk guru maupun untuk peserta didik. Ruangan

memiliki lubang penghawaan dan pencahayaan yang cukup, bebas dari jentik

nyamuk, memiliki alat kebersihan (sikat, sabun, karbol), dan tempat sampah

tertutup.

f. Ruang UKS

Ruang UKS adalah tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif, preventif, dan kuratif. Penyuluhan tentang perilaku hidup sehat

kepada peserta didik dan warga sekolah lainnya dilakukan secara

terus-menerus, menyeluruh, dan terpadu. Ruang UKS dilengkapi tempat cuci tangan

dengan air bersih yang mengalir, tersedia sabun, memiliki tempat tidur periksa,

timbangan badan, alat pengukur tinggi badan, alat pengukur suhu tubuh, dental

kit, UKS kit, P3K, lemari obat, torso rangka atau alat tubuh, snellen chart, dan

tempat sampah. Standar luas ruang UKS adalah minimal 27 m2 yang dilengkapi

dengan buku kesehatan dan buku adminsitrasi.

g. Kantin

Kantin sekolah adalah tempat usaha makanan dan minuman yang

pengelola dan konsumennya adalah warga sekolah. Lokasi kantin berjarak

minimal 20 m dari tempat pembuangan sampah sementara. Kantin memiliki

peralatan pengolahan dan makan yang bersih, tempat cuci peralatan makan dan

minum dengan air bersih yang mengalir, tempat cuci tangan dilengkapi dengan

air bersih mengalir, sabun dan lap tangan untuk pengunjung kantin, tersedia

tempat penyimpanan bahan makanan terpisah dari makanan jadi/siap saji dan

tempat pajangan (display) makanan jadi/siap saji yang tertutup. Kantin dilengkapi

dengan tempat duduk dan saluran air limbah yang tertutup. Tersedia tempat

untuk mengolah makanan sederhana (memanasi, mengukus, dan

memanggang). Makanan kemasan berlabel BPOM/ Dinkes dan tidak kadaluarsa.

Makanan dan minuman yang dijual sudah dilakukan uji bebas formalin, boraks,

dan pewarna kimia berbahaya. Kemasan bersih dan tidak menggunakan

(11)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 7

sehat. Pengambilan makanan selalu menggunakan alat bantu pengambil

makanan.

h. Gudang

Gudang sekolah memiliki luas minimal 18 m2. Gudang berdinding bersih,

tidak lembab, dan dicat berwarna terang. Dinding yang terkena percikan air

terbuat dari bahan campuran kedap air, tidak mudah retak, tidak dicat dengan

larutan kapur tohor, dan memiliki pintu yang tertutup. Gudang memiliki ventilasi

pada dinding, diberi pengamanan berupa kasa ayam untuk mencegah masuknya

vektor penyakit dan binatang pengerat, serta diberi penerangan yang cukup.

i. Tempat Beribadah

Tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan tiap sekolah. Ukuran

minimal 12 m2.

j. Halaman dan Pagar Sekolah

Halaman sekolah merupakan ruang terbuka hijau sebagai sarana untuk

menunjang segala kegiatan di luar ruangan (upacara, olahraga, kesenian,

pramuka, parkir kendaraan, apotek hidup, taman sekolah dan kegiatan lain) bagi

warga sekolah. Halaman sekolah terbebas dari genangan air dan mempunyai

batas yang jelas dengan lingkungan sekitar, dan dilengkapi dengan pagar yang

kuat dan aman.

Konstruksi bangunan sekolah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Atap

Sekolah memiliki atap yang kuat, tidak bocor, tidak menjadi sarang tikus,

serta memiliki kemiringan yang cukup. Sekolah yang mempunyai ketinggian atap

lebih dari 10 m harus dilengkapi dengan penangkal petir. Gedung sekolah

memiliki talang air yang berfungsi baik, langit-langit yang kuat, berwarna terang

dan mudah dibersihkan. Ketinggian plafon tidak kurang dari 270 cm.

b. Dinding

Dinding bangunan sekolah bersih, tidak lembab, dan dicat berwarna

terang. Pada dinding yang terkena percikan air, bahan dinding tersebut dibuat

dari bahan campuran kedap air, tidak mudah retak, dan tidak dicat dengan

larutan kapur tohor.

c. Lantai

Lantai kelas, kantor, dan perpustakaan terbuat dari bahan kedap air, kuat,

permukaan rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan. Lantai

menggunakan bahan penutup yang berwarna terang. Terdapat perbedaan tinggi

(12)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 8

kamar mandi/WC memiliki kemiringan yang cukup sehingga memudahkan air

mengalir.

d. Tangga

Tangga bangunan sekolah bertingkat dapat berfungsi ganda. Tangga

berfungsi sebagai sarana lalu lintas dan sebagai sarana penyelamat. Tangga

dilengkapi dengan pegangan tangan dan sarana keamanan setinggi bahu

peserta didik.

e. Pintu

Pintu memiliki lebar sekurang-kurangnya 1 m. Pintu tersebut dapat terdiri

atas satu daun pintu atau dua daun pintu dengan arah buka keluar. Pintu

dilengkapi dengan pengunci dan pegangan (handle) yang terbuat dari bahan

yang kuat.

f. Jendela

Jendela dapat dibuka dan ditutup dengan arah buka keluar dan diberi

pengaman. Kaca jendela memungkinkan cahaya masuk secara alami sehingga

peserta didik, guru, dan pegawai sekolah dapat membaca dengan nyaman, tidak

terlalu terang, dan juga tidak gelap (20 % luas lantai).

g. Ventilasi

Gedung sekolah dilengkapi dengan ventilasi. Ruang-ruang di sekolah

diupayakan mempunyai ventilasi silang yang dapat menjamin aliran udara segar.

Ventilasi udara dapat berupa ventilasi alami dan ventilasi mekanis. Ventilasi

mekanis memperhitungkan kekuatan pendinginan mesin dengan jumlah

penghuni. Pada ruang yang menggunakan ventilasi mekanis hendaknya tersedia

jendela yang dapat dibuka dan ditutup untuk menjamin udara segar di sekolah.

h. Sanitasi

Sekolah memiliki sarana sanitasi dasar berupa sarana air bersih, saluran

pembuangan air limbah, dan jamban (WC). Sarana air bersih dapat berupa

sumur gali, sumur pompa tangan, atau sumur bor. Jamban di sekolah minimal

berbentuk leher angsa dan dilengkapi septic-tank kedap air serta saluran

peresapan. Sekolah memiliki sarana air bersih yang mencukupi untuk warga

sekolah, memenuhi kualitas air bersih secara fisik, kimia, dan bakteriologis. Jarak

antara sarana air bersih dan septic-tank minimal 10 m.

i. Sumber Air

Sumber air dapat berasal dari air tanah, air permukaan, dan air hujan. Air

tanah dapat berupa air sumur atau air mata air. Air permukaan berupa air sungai,

air danau, atau air payau. Jika air permukaan akan digunakan sebagai sumber

(13)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 9 j. Tempat Sampah

Tempat sampah adalah tempat menampung material sisa hasil kegiatan

sehari-hari manusia dan atau proses alam yang tidak diinginkan yang berbentuk

padat. Sekolah memiliki tempat sampah sementara yang bertutup dan terpilah di

setiap ruangan. Sampah diangkut setiap hari ke tempat pengolahan sampah.

4. Perilaku Warga sekolah

Tujuan pelaksanaan SD Bersih Sehat adalah untuk membudayakan perilaku

hidup bersih dan sehat meliputi perilaku sebagai berikut.

a. Menjaga rambut agar bersih dan rapih.

b. Memakai pakaian bersih dan rapih.

c. Menjaga kuku agar pendek dan bersih.

d. Berolahraga teratur dan terukur.

e. Tidak merokok.

f. Tidak menggunakan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA).

g. Memberantas jentik nyamuk.

h. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

i. Menggunakan air bersih.

j. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

k. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah organik dan

nonorganik).

l. Mengkomsumsi makanan sehat.

m. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala.

(14)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 10

BAB III

STRATEGI PELAKSANAAN SEKOLAH DASAR BERSIH SEHAT

Strategi pelaksanaan SD Bersih Sehat dilakukan dengan memadukan pendekatan

bottom-up dan top-down yang melibatkan instansi terkait, pemangku kepentingan, dan

warga sekolah. Pendekatan bottom-up berupa inisiatif dan kreativitas warga sekolah dalam

melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan potensi sekolah. Sedangkan pendekatan

top-down sebagai implementasi berbagai kebijakan terkait,baik di tingkat pusat maupun daerah.

A. Manajemen Pelaksanaan SD Bersih Sehat

Manajemen sebagai salah satu pilar kunci dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat

pada dasarnya terkait dengan kapasitas kelembagaan sekolah dalam mengelola

pelaksanaan SD Bersih Sehat. Tujuan dari manajemen pelaksanaan SD Bersih Sehat

untuk menjamin tersedianya dan meningkatnya kapasitas kelembagaan dan menjamin

keberlanjutan pelaksanaan SD Bersih Sehat. Strategi manajemen pelaksanaan SD

Bersih Sehat adalah sebagai berikut.

1. Pembentukan atau penguatan forum koordinasi antar sekolah dalam pelaksanaan

SD Bersih Sehat;

2. Pembentukan atau penguatan Tim Pelaksana SD Bersih Sehat yang terdiri atas

Kepala sekolah, Guru, Komite Sekolah, Orang Tua, Tokoh Agama, Tokoh Adat,

Tokoh Masyarakat, dan Warga;

3. Peningkatan kapasitas sekolah dalam aspek perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan pengelolaan pengetahuan

pelaksanaan SD Bersih Sehat dengan melibatkan komite sekolah. Contoh:

a. Sekolah menyusun RKAS yang di dalamnya terdapat kegiatan untuk mendukung

pelaksanaan SD Bersih Sehat sesuai dengan kebutuhan.

b. Sekolah menyusun laporan kegiatan SD Bersih Sehat dan pertanggungjawaban

penggunaan anggaran yang transparan dan terbuka.

c. Sekolah mampu memonitoring penggunaan dan kebutuhan operasional fasilitas

kesehatan dan sanitasi.

d. Sekolah mampu mengelola pengetahuan pelaksanaan SD Bersih Sehat

e. Replikasi dan scaling-up penanganan sanitasi di sekolah melalui dukungan

(15)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 11

Manajemen sekolah bersih dan sehat yang diharapkan akan tercapai dengan

memperhatikan tugas warga sekolah meliputi hal sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah

a. Menyusun program, merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah yang sesuai

dengan SD Bersih Sehat.

b. Memasukkan kegiatan SD Bersih Sehat ke dalam Rencana Kegiatan Sekolah

(RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

c. Menyusun struktur organisasi beserta tugas dan fungsi dalam pelaksanaan SD

Bersih Sehat.

d. Menyusun kalender pendidikan dan kegiatan pembelajaran yang mendukung

pelaksanaan SD Bersih Sehat.

e. Membuat kebijakan, penyediaaan, dan pengelolaan sarana prasarana sesuai SD

Bersih Sehat

f. Meningkatkan peran guru dalam memberikan materi kesehatan dan pemantauan

PHBS dan kompetensi psikososial peserta didik.

g. Meningkatkan peran orang tua dalam pelaksanaan dan pemantauan SD Bersih

Sehat.

h. Meningkatkan peran Komite sekolah, masyarakat, dan pihak swasta dalam

pelaksanaan SD Bersih Sehat.

i. Melibatkan institusi pendidikan kesehatan di wilayah kerjanya untuk berperan

aktif dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat.

j. Memfasilitasi penyampaian pesan kesehatan melalui media tradisional dan

acara-acara keagamaan dalam bentuk ceramah agama dan khutbah.

k. Memonitoring dan Mengevaluasi keberlangsungan kegiatan terkait SD Bersih

Sehat.

l. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh warga

sekolah.

m. Mengupayakan dan membina pelaksanaan kantin sehat yang memenuhi

persyaratan keamanan pangan dengan mengikuti program Piagam Bintang

Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKP-KS).

n. Partisipasi dalam program sekolah, di antaranya meningkatkan kualitas

pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan melalui (1) tidak menjual

makanan/minuman yang mengandung bahan pengawet/pengenyal, pewarna,

perasa yang tidak sesuai dengan standar kesehatan; (2) tidak menjual makanan

yang tercemar/terkontaminasi, kadaluwarsa, serta (3) tidak menjual makanan

yang dikemas tidak ramah lingkungan, seperti plastik, styrofoam, atau

(16)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 12

2. Tenaga Pendidik

a. Melaksanakan program sekolah dasar bersih dan sehat yang telah

direncanakan.

b. Melaksanakan kegiatan SD Bersih Sehat sesuai dengan Rencana Kegiatan

Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

c. Melaksanakan tupoksi sesuai dengan organisasi dalam pelaksanaan SD Bersih

Sehat.

d. Melaksanakan kegiatan membimbing dan pembelajaran yang mendukung

pelaksanaan SD Bersih Sehat kepada peserta didik.

e. Memberikan materi kesehatan kepada peserta didik.

f. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada perserta didik.

g. Membiasakan pelaksanaan PHBS.

h. Menjaga dan mengikutsertakan peran aktif peserta didik dalam menjaga sarana

prasarana sesuai kriteria SD Bersih Sehat.

i. Melaksanakan penyampaian pesan kesehatan melalui media tradisional dan

acara-acara keagamaan dalam bentuk ceramah agama dan khutbah.

3. Tenaga Kependidikan

a. Mendukung pelaksanaan program sekolah dasar bersih dan sehat yang telah

direncanakan sesuai dengan tupoksinya.

b. Mendukung pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat sesuai dengan Rencana

Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

c. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada perserta didik.

d. Membiasakan pelaksanaan PHBS.

e. Menjaga dan mengingatkan peran aktif peserta didik dalam menjaga sarana

prasarana sesuai kriteria SD Bersih Sehat.

4. Peserta Didik

a. Memahami PHBS.

b. Melaksanakan PHBS.

c. Membiasakan PHBS.

d. Menjaga sarana prasarana sekolah.

e. Menjadi kader kesehatan dengan menyebarkan informasi kesehatan dan

memberi contoh kepada temannya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

f. Menjadi agen perubah bagi lingkungan di sekitarnya.

5. Komite Sekolah

a.

Berperan aktif dalam pertimbangan, pelaksanaan dan pemantauan SD Bersih

Sehat, baik yang berwujud pendanaan, Pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan,

(17)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 13

b.

Mengusulkan dan ikut membahas RKAS agar mendukung SD Bersih Sehat.

c.

Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada peserta didik.

B. Penyediaan Sarana dan Prasarana SD Bersih Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat memerlukan akses terhadap fasilitas yang layak

dan terjangkau secara ekonomi. Hal ini untuk mencegah warga sekolah kembali ke

perilaku lama yang dapat mengganggu keberhasilan program SD Bersih Sehat.

Tujuan dari penyediaan sarana yang layak dan terjangkau adalah menjamin

tersedianya akses warga sekolah terhadap sarana penunjang pelaksanaan perilaku

hidup bersih dan sehat. Strategi penyediaan sarana SD Bersih Sehat yang layak dan

terjangkau secara ekonomis adalah sebagai berikut.

1. Menyediakan sarana SD Bersih Sehat yang ramah anak;

2. Menjamin kemudahan operasional dan perawatan sarana;

3. Mengalokasikan dana perawatan dan operasionalisasi fasilitas dalam RKAS

4. Memfasilitasi warga sekolah dalam penentuan pilihan teknologi yang sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi setempat;

5. Meningkatkan kontribusi warga sekolah dan pihak luar (termasuk orang tua murid)

dalam pembangunan sarana/teknologi terpilih;

C. Pendidikan Bersih dan Sehat

Sebagai lingkungan terkecil yang mempunyai otoritas dalam mengelola dirinya

sendiri, sekolah mempunyai peran yang penting dalam memberikan pembelajaran di

segala bidang bagi warga sekolah dan lingkungan sekitar. Peserta didik, sebagai agen

perubahan, diharapkan dapat membawa pengaruh positif kepada keluarga mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat yang mereka dapatkan di sekolah.

Sekolah sebagai pusat informasi sanitasi. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan peran sekolah dan warga sekolah sebagai agen perubahan yang aktif

dalam menjamin tersosialisasi dan teradopsinya berbagai pembelajaran mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat oleh warga sekolah, masyarakat sekitar, dan sekolah

lain.

Kegiatan untuk mewujudkan sekolah sebagai pusat pembelajaran perilaku hidup

bersih dan sehat mencakup hal sebagai berikut.

1. Internal sekolah

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain, sebagai berikut;

a. Dokumentasi pelaksanaan SD Bersih Sehat di sekolah.

b. Pelatihan Duta SD Bersih Sehat.

c. Pemasangan slogan/himbauan tentang kebersihan/kesehatan/keamanan pangan

(18)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 14

d. Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat dalam penggunaan fasilitas umum.

e. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan “SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT”.

f. Mengadakan workshop, kampanye, dan lomba tentang pentingnya menjaga dan

memelihara kebersihan, kesehatan, penghijauan lingkungan, dan keamanan

pangan di sekolah.

g. Pelaksanaan perayaan hari nasional/internasional terkait kesehatan dan

lingkungan (Hari Air, Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS), dan lain-lain).

2. Eksternal Sekolah

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain, sebagai berikut.

a. Membuat program kemitraan pendidikan kebersihan dan kesehatan dengan

instansi terkait (Puskesmas, Kepolisian, PMI, Petugas Penyuluh Lapangan

Pertanian, dan lain-lain).

b. Menyebarluaskan pembelajaran pelaksanaan SD Bersih Sehat dalam forum

KKKS.

c. Menyebarluaskan pembelajaran pelaksanaan SD Bersih Sehat dalam forum

KKG.

d. Melakukan penyuluhan kebersihan dan kesehatan bagi warga sekolah.

D. Penciptaan Kondisi Ideal

Sebagai sebuah program yang diharapkan memperoleh hasil yang maksimal,

pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat harus didukung oleh semua pemangku

kepentingan terkait. Tanpa dukungan tersebut keberhasilan tujuan kegiatan SD Bersih

Sehat sulit tercapai. Penciptaan kondisi yang ideal sebagai salah satu pilar pelaksanaan

SD Bersih Sehat merupakan salah satu hal penting yang harus menjadi perhatian.

Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya

dukungan (advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi) berbagai pihak dalam

pelaksanaan program SD Bersih Sehat. Beberapa kegiatan utama dalam penciptaan

kondisi ideal adalah sebagai berikut.

1. Melakukan advokasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pelaksanaan SD Bersih

Sehat kepada warga sekolah untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan

dukungan/partisipasi dalam pelaksanaan program. Contohnya, dalam pertemuan

dengan komite dan orang tua peserta didik, sekolah menyosialisasikan rencana kerja

pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau kondisi lingkungan sekolah.

2. Memfasilitasi pengembangan kebijakan atau peraturan yang dapat mendukung

(19)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 15

a. Sekolah memberikan kebijakan terkait pelaksanaan kebersihan di sekolah

dengan memberikan sanksi bagi warga sekolah yang membuang sampah

sembarangan.

b. Sekolah mencanangkan Hari Jumat Bersih. Setiap hari Jumat dilaksanakan

kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang melibatkan seluruh warga sekolah.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku gotong-royong dan

menjaga kebersihan serta keindahan sekolah.

c. Sekolah mewajibkan kelas 3 (tiga) ke atas untuk melaksanakan piket bersama

untuk membersihkan dan merapikan kelas masing-masing.

d. Sekolah mengadakan lomba ruang bersih antarkelas.

3. Menentukan kebijakan terhadap dukungan pendanaan pelaksanaan program SD

Bersih Sehat. Contoh:

a. Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan penggunaan dana BOS untuk

membiayai pelaksanaan program SD Bersih Sehat, sesuai aturan penggunaan

dana BOS yang ada.

b. Sekolah menyediakan rencana pembangunan dan pengembangan media

informasi yang dapat diketahui oleh warga sekolah dan umum. Media ini berupa

papan informasi rencana pengembangan dan pembangunan sekolah.

4. Memfasilitasi kemitraan dengan pemerintah daerah (UPTD), swasta, donor, LSM,

warga, akademisi, dan pelaku lainnya dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat. Contoh:

a. Sekolah bekerjasama dengan pihak lain dalam mendukung pelaksanaan SD

Bersih Sehat.

b. Sekolah berkoordinasi dengan UPTD atau dinas terkait untuk mendapatkan

fasilitas dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan program SD Bersih Sehat.

a. Mendorong terciptanya ruang publik atau jejaring sosial sebagai forum diskusi

dan koordinasi pemangku kepentingan baik individu maupun lembaga yang

memiliki komitmen terkait pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau

lingkungan sekolah yang sehat. Contohnya, sekolah membuka peluang untuk

memfasilitasi proses pembelajaran pelaksanaan program SD Bersih Sehat

dengan berbagai pihak terkait (sekolah lain, warga sekitar, pihak lainnya).

E. Pelibatan Berbagai Pihak Terkait

Pelaksanaan SD Bersih Sehat melibatkan peran serta pemerintah pusat dan

daerah, masyarakat, dan pihak swasta sesuai dengan kewenangan dan tanggung

(20)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 16

1. Pemerintah Pusat

a. Menetapkan peraturan-peraturan terkait SD Bersih Sehat.

b. Menyusun pedoman/petunjuk teknis/modul dan standarisasi SD Bersih Sehat.

c. Advokasi dan sosialisasi kepada pengambil kebijakan.

d. Meningkatkan kemampuan para pelaku SD Bersih Sehat melalui berbagai

pelatihan.

e. Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan pelaksanaan SD Bersih Sehat.

f. Melakukan monitoring dan evaluasi.

g. Menyediakan pendanaan SD Bersih Sehat melalui Anggaran Pendapatan

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

h. Memfasilitasi penyediaan anggaran Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui APBD;

serta mengoptimalisasi pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility

(CSR) dunia usaha atau dana lain yang tidak mengikat untuk SD Bersih Sehat.

i. Membantu dan memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

untuk menyediakan fasilitas SD Bersih Sehat yang meliputi sarana dan

prasarana SD Bersih Sehat.

j. Memfasilitasi kebijakan pelaksanaan penjaringan kesehatan pada peserta didik

kelas satu yang baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan

sekali terhadap seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,

dan pelayanan kesehatan.

k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memastikan

pelaksanaan pembinaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan

fisik (antara lain higiene dan sanitasi bangunan dan pangan; pengelolaan

sampah; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi pengelolaan limbah;

penghijauan; dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) satu kali/minggu)

maupun lingkungan mental sosial.

l. Memfasilitasi penyediaan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.

m. Memfasilitasi pelaksanaan upaya penyehatan lingkungan di sekolah.

n. Memfasilitasi pengembangan model kantin sehat sekolah.

o. Memfasilitasi penyediaan perlengkapan sarana kantin sehat sekolah.

p. Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten/ Kota dan

instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SD Bersih Sehat.

q. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data, pemetaan

(21)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 17

2. Pemerintah Provinsi

a. Memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan

dan pelaksanaan SD Bersih Sehat.

b. Menyusun program pembinaan, bimbingan teknis, pelatihan, dan

pengembangan SD Bersih Sehat untuk kabupaten/kota.

c. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SD

Bersih Sehat.

d. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk memberikan pembinaan

dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SD Bersih Sehat.

e. Menyediakan pendanaan SD Bersih Sehat melalui Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) Provinsi.

f. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyediakan pendanaan

SD Bersih Sehat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten/ Kota.

g. Membantu dan memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk

menyediakan fasilitas SD Bersih Sehat yang meliputi sarana dan prasarana SD

Bersih Sehat.

h. Memfasilitasi pelaksanaan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu

yang baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan sekali

terhadap seluruh peserta didik di semua kelas, serta pelayanan kesehatan.

i. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pembinaan

pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik (antara lain higiene

dan sanitasi bangunan dan pangan; pengelolaan sampah; penyediaan air bersih

dan sarana sanitasi, pengelolaan limbah; penghijauan; dan Pemberantasan

Sarang Nyamuk (PSN) satu kali/minggu) maupun lingkungan mental sosial.

j. Memfasilitasi penyediaan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.

k. Memfasilitasi pelaksanaan upaya penyehatan lingkungan di sekolah dilakukan di

bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

l. Memfasilitasi pengembangan model kantin sehat.

m. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyediakan

perlengkapan sarana kantin sehat.

n. Bekerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten/ Kota dan instansi terkait

lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SD Bersih Sehat.

o. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data, pemetaan,

(22)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 18

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

a. Memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan,

dan pelaksanaan SD Bersih Sehat.

b. Menyusun program pembinaan, bimbingan teknis, pelatihan, dan

pengembangan SD Bersih Sehat.

c. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SD

Bersih Sehat.

d. Menyediakan pendanaan SD Bersih Sehat melalui Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota.

e. Menyediakan fasilitas SD Bersih Sehat yang meliputi sarana dan prasarana

Sekolah Dasar Bersih dan Sehat.

f. Memfasilitasi pelaksanaan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu

yang baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan sekali

terhadap seluruh peserta didik di semua kelas, dan pelayanan kesehatan.

g. Melaksanakan pembinaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan

fisik (antara lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan sampah;

penyediaan air bersih dan sarana sanitasi, pengelolaan limbah; penghijauan;

dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) satu kali/minggu) maupun

lingkungan mental sosial.

h. Menyediakan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.

i. Melaksanaan upaya penyehatan lingkungan di sekolah dilakukan di bawah

bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

j. Mengembangkan model kantin sehat

k. Menyediakan perlengkapan sarana kantin sehat.

l. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya

SD Bersih Sehat.

m. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data, pemetaan

serta evaluasi pelaksanaan program SD Bersih Sehat di masing-masing daerah.

4. Peran Puskemas

Puskemas memberikan pelayanan kesehatan yang terdiri atas upaya

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan sekolah dasar.

5. Peran Masyarakat

Masyarakat berperan mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehat dengan

memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana dan

prasarana, serta berperan aktif dengan melakukan PHBS dan perawatan sarana

(23)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 19

6. Peran Swasta

Pihak swasta berperan mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehat dengan

memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana dan

(24)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 20

BAB IV

IMPLEMENTASI PROGRAM

Implementasi program Sekolah Dasar Bersih dan Sehat mengikuti tahapan kegiatan

sebagai berikut:

A.

Pembentukan Organisasi Tim Pelaksana

Mengingat pentingnya pelaksanaan program SD Bersih Sehat, maka diperlukan

struktur organisasi Tim Pelaksana SD Bersih Sehat seperti di bawah ini.

Organisasi Tim Pelaksana SD Bersih Sehat di sekolah dasar.

1. Penanggung Jawab : Kepala Sekolah

2. Ketua : Guru

3. Sekretaris : Guru/Tenaga Kependidikan

4. Anggota : Guru, Peserta didik, dan Komite Sekolah

Sekolah yang telah memiliki Tim Pelaksana UKS dapat menggunakan struktur

organisasi yang sudah ada tanpa harus mengubah nama tim. Pembentukan Tim Pelaksana

SD Bersih Sehat diharapkan menguatkan peran dan tanggung jawab Tim Pelaksana SD

Bersih Sehat. Pembentukan organisasi Tim Pelaksana SD Bersih Sehat dapat melibatkan

komite sekolah, dinas-dinas terkait (misalnya dinas pendidikan, dinas kesehatan), dan

masyarakat di sekitar sekolah.

B. Penyusunan Rencana Kegiatan

1. Rencana kegiatan SD Bersih Sehat

Rencana kegiatan SD Bersih Sehat merupakan rangkaian dan tahapan

kegiatan yang disusun dan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran oleh warga

sekolah dan masyarakat sekitarnya. Rencana Kegiatan SD Bersih Sehat merupakan

bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS)/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah

(RKAS)

2. Penyusunan rencana Kegiatan SD Bersih Sehat

Rencana kegiatan SD Bersih Sehat merupakan hasil koordinasi sekolah

dengan pihak terkait yang pelaksanaannya diatur dan didistribusikan pada seluruh

anggota tim sesuai dengan bidangnya. Rencana kegiatan mencakup kegiatan

memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja tim, melaksanakan pengelolaan sampah

dan sarana sanitasi, melaksanakan pembinaan, serta pemantauan kebersihan dan

kesehatan lingkungan. Termasuk dalam rencana kegiatan tersebut adalah

melaksanakan kerjasama dengan instansi/institusi terkait, dunia usaha dan dunia

(25)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 21

kegiatan bidang kebersihan dan kesehatan secara keseluruhan, serta membuat

dokumentasi kegiatan.

3. Pembiayaan

Pembiayaan pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat dapat bersumber dari

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), CSR, dan partisipasi masyarakat.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kegiatan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana

kegiatan SD Bersih Sehat. Hal yang dimaksud adalah (a) pendidikan kebersihan dan

kesehatan; (b) penyelenggaraan pelayanan kesehatan; (c) peningkatan kompetensi

guru dan peserta didik dalam bidang kebersihan dan kesehatan; (d) pengadaan

sarana prasarana kebersihan dan kesehatan; (e) pembinaan lingkungan sekolah

bersih dan sehat; serta (f) penciptaan budaya perilaku hidup bersih dan sehat di

sekolah.

C. Sosialisasi

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat ditentukan oleh seberapa

besar komitmen kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, komite

sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah terhadap pentingnya pelaksanaan kegiatan

Sekolah Dasar Bersih dan Sehat. Dengan demikian, diperlukan sosialisasi secara

intensif terhadap seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

D. Pengembangan Program dan Kegiatan 1. Pencanangan SD Bersih Sehat

Sekolah Dasar Bersih dan Sehat perlu diawali dengan peresmian agar

diketahui dan menumbuhkan kesadaran seluruh warga sekolah dan masyarakat

sekitar untuk mendukung kegiatan tersebut. Contoh kegiatan pada peresmian ini,

antara lain, sebagai berikut.

a. Pemasangan stiker, poster, slogan di setiap ruangan dan sarana lainnya yang

berisi himbauan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan

b. Upacara Peresmian Sekolah Dasar Bersih dan Sehat dengan mengundang

instansi terkait dan warga sekolah. (Puskesmas dan UPTD).

c. Melakukan aksi bersama (cuci tangan pakai sabun, penanaman pohon di

sekolah, penyerahan tempat sampah, dan lain-lain).

2. Pemenuhan Fasilitas SD Bersih Sehat

a. Penyediaan buku guru tentang pendidikan kesehatan.

b. Penyediaan media pembelajaran kesehatan.

c. Penyediaan ruang UKS.

(26)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 22

1) Tempat tidur;

2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen chart, dan

termometer;

3) Lemari obat, kotak P3K dan obat-obatan sederhana (obat luka, oralit,

parasetamol, dll.);

e. Penyediaan sarana dan prasarana kantin sekolah yang memenuhi syarat

kesehatan seperti berikut ini.

1) Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (tempat

pengumpulan sampah sementara).

2) Langit-langit terlihat bersih, tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, tidak

ada bekas bocor, tidak jebol, tidak mengelupas, dan mudah dibersihkan.

3) Dinding terlihat bersih, tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, tidak ada

bekas bocor, tidak retak, dan mudah dibersihkan.

4) Lantai terlihat bersih, tidak licin, tidak ada sampah berserakan, tidak retak,

dan mudah dibersihkan.

5) Mebeulair berupa meja dan kursi makan terlihat bersih, tidak ada debu, dan

dalam kondisi baik.

6) Peralatan kantin sekolah terlihat bersih, tidak ada debu, tidak rusak, tidak

mudah berkarat.

7) Terdapat tempat sampah tertutup organik, nonorganik, dan limbah

8) Terdapat tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dilengkapi

dengan sabun dan lap bersih.

9) Ada ventilasi yang memadai.

10) Ruangan kantin terlihat terang, bersih, dan rapi.

11) Bahan makanan disimpan di tempat yang tertutup dan terpisah dari makanan

jadi.

12) Penyimpanan bahan makanan dan makanan harus sesuai dengan suhu

penyimpanan yang dianjurkan.

13) Tempat pengolahan makanan sederhana (memanasi, mengukus, dan

memanggang) terlihat bersih, rapi, tertutup, terdapat lampu penerangan yang

cukup dan jauh dari kamar mandi/ WC.

14) Tempat penyajian makanan harus selalu tertutup, bersih, dan tidak berkarat.

15) Waktu penyajian makanan tidak boleh lebih dari 4 jam, terutama makanan

yang berprotein tinggi dan bersantan tidak lebih dari 2 jam.

16) Peralatan pengolahan masak dan peralatan makan disimpan dalam tempat

(27)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 23

17) Tempat cuci peralatan masak dan makan terlihat bersih dan tersedia air

bersih yang mengalir dan sabun.

18) Di sekitar tempat cuci alat tidak boleh ada air yang tergenang.

19) Saluran pembuangan air limbah kantin terbuat dari bahan kedap air dan

tertutup.

20) Alat kebersihan (sapu, pel, ember, sabun, dll) tersedia di kantin

21) Makanan dan minuman yang dijual terdaftar di BPOM untuk pangan olahan

pabrikan (dengan nomor izin edar MD atau ML) atau terdaftar di Dinas

Kesehatan Kabupaten/kota untuk produk industri rumah tangga (dengan

nomor izin edar PIRT).

22) Kemasan makanan dan minuman yang dijual tidak rusak.

23) Makanan dan minuman yang dijual belum kadaluwarsa.

24) Makanan dan minuman yang dijual tidak mengandung bahan kimia

berbahaya yang dilarang.

25) Makanan dan minuman dikemas dengan kemasan untuk makanan dan

bersih.

26) Makanan dan minuman yang dijual tidak menggunakan bahan tambahan

makanan melebihi batas maksimal (termasuk garam, gula dan lemak), bahan

berbahaya, dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Baju kerja petugas/ penjaga kantin bersih, rapi, menggunakan celemek

berwarna terang, menggunakan tutup kepala, beralas kaki dan kuku

terpotong pendek dan bersih, serta tidak memakai cincin dan gelang

b) Petugas penjual makanan menggunakan penjepit dan sarung tangan dan

masker (jika diperlukan) serta tidak berbicara/bersin/batuk pada saat

menjamah makanan

c) Petugas/ Penjaga Kantin tidak sedang menderita: sakit mata, batuk, pilek,

kulit dan penyakit menular, segera melapor jika sakit

d) Penjamah makanan selalu cuci tangan memakai sabun sebelum

memungut makanan.

f. Penyediaan kamar mandi/WC dan urinoir beserta kelengkapannya yang terpisah

antara peserta didik putra dengan putri sesuai persyaratan, dan kamar mandi/WC

untuk guru dan karyawan.

g. Penyediaan sumber air bersih yang cukup dan tidak jauh dari kantin.

h. Penyediaan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan,

kedap air, tertutup, dan airnya dapat mengalir dengan lancar.

i. Penyediaan unit penampungan air limbah yang memenuhi syarat.

(28)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 24

k. Penyediaan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan kelengkapan sabun cuci

tangan di setiap ruangan.

l. Penyediaan tempat sampah bertutup dan terpilah di ruang terbuka dan diberi

keterangan (organik/anorganik, basah/kering, dan bergambar).

m. Penyediaan tempat sampah bertutup organik dan anorganik di setiap ruangan.

n. Penyediaan sarana sosialisasi dan publikasi SD Bersih Sehat seperti: stiker,

poster, spanduk.

3. Penyebarluasan Informasi dan Edukasi

Penyebarluasan informasi dan edukasi dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat,

antara lain, sebagai berikut.

a.

Pemasangan slogan/ himbauan tentang kebersihan/ kesehatan/ keamanan

pangan di tempat yang strategis, misalnya “Buanglah sampah pada tempatnya!”,

“Kiat memilih jajanan yang aman”. Contoh slogan disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Contoh slogan/poster anjuran menjaga kebersihan

b.

Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat dalam penggunaan fasilitas umum di

sekolah.

c.

Melibatkan peserta didik dalam kegiatan “SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT”.

d.

Mengadakan workshop, kampanye, dan lomba tentang pentingnya menjaga dan

memelihara kebersihan, kesehatan, penghijauan lingkungan, dan keamanan

(29)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 25

e.

Membuat program kemitraan pendidikan kebersihan dan kesehatan dengan

instansi terkait (Puskesmas, Kepolisian, PMI, Petugas Penyuluh Lapangan

Pertanian, dan lain-lain).

f.

Melakukan penyuluhan kebersihan, kesehatan, dan keamanan pangan bagi

warga sekolah.

E. Operasional Kegiatan

Pelaksanaan secara umum operasional kegiatan sekolah dasar bersih dan sehat

meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler yaitu

pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran, dengan materi yang mencakup hal-hal

berikut ini.

a. Menjaga kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, mata, hidung, telinga,

gigi, mulut, tubuh, kuku, dan pakaian.

b. Mengenal pentingnya imunisasi

c. Mengenal makanan sehat dan aman.

d. Mengenal bahaya penyakit seperti diare dan demam berdarah.

e. Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah/ madrasah dan rumah).

f. Membiasakan buang sampah pada tempatnya.

g. Mengenal kesehatan reproduksi.

h. Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan.

i. Mengenal bahaya minuman keras.

j. Mengenal bahaya dan cara menolak penggunaan narkotik dan obat-obatan

terlarang.

k. Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual.

2. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan melalui kegiatan sekolah yang berkaitan

dengan kesehatan/keamanan pangan, seperti kegiatan berikut ini.

a. Studi Wisata.

b. Perkemahan.

c. Ceramah, diskusi, dan praktik.

d. Lomba-lomba.

e. Bimbingan hidup sehat.

f. Apotek hidup.

g. Kebun sekolah.

h. Kerja bakti.

i. Majalah dinding.

(30)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 26

k. Piket sekolah.

l. Mengakses e-learning 5 (lima) kunci keamanan pangan untuk anak sekolah di

website http://klubpompi.pom.go.id.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan di sekolah dasar yang meliputikegiatan

sebagai berikut.

a. Melakukan penjaringan kesehatan (gigi, mata, telinga, anemia, kecacingan, dan

perilaku anak) bekerjasama dengan Puskesmas.

b. Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan

Pertama Pada Penyakit (P3P) termasuk keracunan makanan dan merujuk ke

Puskesmas apabila membutuhkan penanganan lebih lanjut.

c. Melakukan pengawasan warung/kantin sekolah bekerjasama dengan

Puskesmas.

d. Melaksanakan imunisasi bagi peserta didik bekerjasama dengan Puskesmas.

e. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala tiap 6 bulan termasuk

pengukuran tinggi dan berat badan bekerjasama dengan Puskesmas.

f. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan peserta didik pada buku

kesehatan.

g. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi.

h. Melakukan pelayanan konseling kesehatan remaja bekerjasama dengan

Puskesmas.

i. Melakukan pengukuran tingkat kesegaran jasmani secara berkala.

4. Menyelenggarakan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah meliputi:

a. Penataan sarana dan prasarana sekolah dasar bersih dan sehat sesuai dengan

kriteria yang ditentukan.

b. Setiap ruangan, baik ruang tertutup maupun terbuka, dibersihkan 2 (dua) kali

sehari atau sesuai kebutuhan sekolah.

c. Penyiangan/pemotongan rumput dan tanaman pengganggu lainnya secara

berkala.

d. Setiap 2 (dua) kali sehari atau sesuai kebutuhan dilakukan pemindahan dari

tempat sampah kecil ke tempat penampungan sementara di sekolah (bak besar/

kontainer permanen) baik dari ruang terbuka maupun tertutup sesuai dengan

jenisnya.

e. Pengelolaan sampah (kompos, daur ulang dan bank sampah).

f. Pemeriksaan dan pemeliharaan saluran penuntasan air hujan agar tetap

berfungsi dengan baik.

g. Pemeriksaan dan pemeliharaan saluran pembuangan air limbah agar tetap

(31)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 27

h. Pemanfaatan air hujan dan pengolahan air limbah.

i. Pemeriksaan sanitasi lingkungan secara berkala.

Dalam pelaksanaan operasional harian, kegiatan pengembangan SD Bersih

Sehat memerlukan keterlibatan peserta didik secara intensif demi terciptanya budaya

hidup bersih dan sehat. Berikut ini adalah contoh model pelaksanaan operasional harian

kegiatan pengembangan SD Bersih Sehat dengan melibatkan peserta didik.

1. Seluruh peserta didik di sekolah dibagi menjadi kelompok-kelompok duta bersih dan

sehat (DBS).

2. Tiap kelompok ± 10 orang dan memiliki struktur organisasi kelompok.

3. Ketua kelompok bermusyawarah menyusun tugas dan jadwal kegiatan dengan

bimbingan guru.

4. Tiap kelompok melakukan tugas piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

bersama dan melaporkan kepada penanggungjawab kegiatan. Salah satu contoh

kegiatan disajikan pada Gambar 4.2.

5. Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap

kelompok yang bertugas sesuai dengan jadwal piket.

6. Penanggungjawab kegiatan melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan kepada

kepala sekolah secara berkala.

Gambar 4.2

Contoh kegiatan membersihkan lingkungan sekolah

F. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Proses pembudayaan PHBS dalam kegiatan sekolah dasar bersih dan sehat,

antara lain, berikut ini.

1.

Kepala Sekolah bersama-sama dengan warga sekolah harus membuat peraturan

tentang SD Bersih Sehat yang dimasukkan dalam peraturan dan tata tertib sekolah.

2.

Pemasangan papan peraturan/rambu larangan untuk menjaga kebersihan dan

(32)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 28

3.

Pemberian hukuman/sanksi yang sifatnya mendidik bagi warga sekolah yang

melanggar aturan berkenaan dengan kebersihan sesuai dengan tingkat pelanggaran

dan aturan yang berlaku.

4.

Pembiasaan PHBS dengan mengadakan kegiatan rutin membersihkan lingkungan

sekolah seperti Program Jumat Bersih yang melibatkan seluruh warga sekolah,

pemeriksaan kebersihan kuku dan rambut setiap hari Senin, dan lain-lain.

G. Tindak Lanjut Pengembangan

Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain, mengadakan sosialisasi program

Sekolah Dasar Bersih dan Sehat terhadap warga sekolah SD imbas dan masyarakat

(33)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 29

BAB V

MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Salah satu kegiatan dalam rangka pembinaan SD Bersih Sehat adalah kegiatan

pengendalian pelaksanaan. Pengendalian pelaksanaan ini mencakup kegiatan monitoring,

evaluasi, dan pelaporan.

A. Monitoring

1. Pengertian

Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan

dan pengendalian kegiatan yang sedang dilaksanakan, untuk umpan balik

pelaksanaan kegiatan di masa datang. Kegiatan monitoring dilakukan dengan

melihat langsung pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui kesesuaian antara

perencanaan dan pelaksanaan dengan keberhasilan program.

2. Tujuan

Tujuan monitoring SD Bersih Sehat adalah untuk mengetahui daya guna dan

hasil guna pelaksanaan program.

3. Fungsi

Fungsi dari monitoring adalah:

a. untuk pemetaan kegiatan SD Bersih Sehat di sekolah;

b. memperoleh umpan balik untuk pembinaan SD Bersih Sehat di

sekolah/madrasah.

4. Ruang lingkup

Ruang lingkup monitoring meliputi semua aspek di dalam program, proses,

maupun hasil pelaksanaan pembinaan kegiatan SD Bersih Sehat.

5. Sasaran

Sasaran monitoring adalah sebagai berikut :

a. dokumen kegiatan,

b. pengelolaan kegiatan, dan

c. capaian kegiatan.

6. Pelaksanaan Monitoring

Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh petugas yang ditunjuk Tim Pembina

dan Tim Pelaksana SD Bersih Sehat. Monitoring dilakukan dengan cara:

a. pemeriksaan dokumen (instrumen monev),

b. pengamatan (observasi), dan

(34)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 30

Dalam pelaksanaan monitoring penjaringan data dan informasi dilakukan

dengan wawancara dan pengamatan yang selanjutnya dicatat pada instrumen

penilaian.

7. Frekuensi Pelaksanaan Monitoring

a. Tim Pembina SD Bersih Sehat Pusat melakukan monitoring sekolah yang

melaksanakan SD Bersih Sehat di tingkat Kabupaten/Kota dengan didampingi

oleh Tim Pembina Provinsi dan Tim Pembina Kabupaten/Kota.

b. Tim Pembina SD Bersih Sehat tingkat Kabupaten/ Kota melakukan monitoring

setiap bulan ke sekolah

c. Waktu monitoring dilakukan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

B. Evaluasi

1. Pengertian

Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran

hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai

bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan SD Bersih Sehat.

2. Tujuan Evaluasi

Evaluasi ini dimaksudkan untuk :

a. Mendapatkan gambaran tentang keberhasilan pelaksanaan program SD Bersih

Sehat

b. Memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan program pembinaan

SD Bersih Sehat

3. Ruang lingkup

Ruang lingkup evaluasi meliputi semua komponen perencanaan program SD

Bersih Sehat proses maupun hasil pelaksanaannya.

4. Sasaran Evaluasi

a. Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga kependidikan, dll)

b. Lingkungan sekolah (bangunan, halaman, dll)

c. Hasil pembinaan terhadap perilaku peserta didik

d. Pengelolahan program pada jenjang kecamatan, kota, dan provinsi

5. Unsur – unsur yang dievaluasi

a. Perubahan tingkah laku kebiasaan hidup sehari-hari dan ketrampilan dalam

melaksanakan prinsip pola hidup bersih dan sehat

b. Kemampuan hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan yang telah terjadi

pada peserta didik karena adanya pelayanan kesehatan di sekolah

(35)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 31

d. Tingkat keberhasilan kegiatan pembina dan pengelolaan program SD Bersih

Sehat

6. Prinsip-prinsip Evaluasi

a. Menyeluruh (meliputi seluruh komponen program SD Bersih Sehat mulai dari

perencanaan, proses serta hasil pelaksanaan, yang merupakan satu kesatuan

b. Berkesinambungan (secara bertahap sesuai dengan kebutuhan, fungsi dan

tanggung jawab pelaksanaan program)

c. Objektif, berdasarkan kriteria yang jelas sesuai pedoman pelaksanaan SD Bersih

Sehat

d. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil, dan

merupakan pendorong bagi yang belum berhasil

7. Cara dan Teknik

a. Cara Evaluasi

Evaluasi dilakukan dalam bentuk kuantitatif sesuai dengan monitoring

yang dilakukan

b. Teknik Evaluasi

Teknik Evaluasi dengan cara menganalisa data hasil monitoring dan

memasukkan ke tabel evaluasi. Tabel evaluasi dijadikan dasar rekomendasi

terhadap pihak yang berkepentingan.

C. Pelaporan

1. Mekanisme Pelaporan

a.

Tim pelaksana SD Bersih Sehat melaporkan secara tertulis setiap semester

kepada Tim Pembina Kabupaten/Kota sepengetahuan Kepala UPTD Pendidikan

Kecamatan.

b.

Tim Pembina kabupaten/Kota melaporkan kepada Tim Pembina Provinsi.

c.

Tim Pembina Provinsi melaporkan kepada Tim Pembina Pusat.

2. Format Pelaporan

a. Tim Pembina SD Bersih Sehat (Tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota).

Sesuai dengan kebutuhan yang isinya proses Bimtek, monitoring, dan luaran

yang dilampiri laporan dari Tim Pelaksana SD bersih Sehat.

b. Tim Pelaksana SD Bersih Sehat, menggunakan sistematika laporan kegiatan

(36)

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT 32

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PERSIAPAN PROGRAM

A. Sosialisasi internal sekolah

B. Pembentukan tim pelaksana SD Bersih Sehat

C. Penyusunan rencana dan jadwal kegiatan

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM

A. Deskripsi visi, misi, tujuan sekolah, dan RKAS

B. Deskripsi Kondisi fisik sarana dan prasarana (ruang kepala sekolah, ruang

guru, ruang kelas, pengelolaan sampah, dll.)

C. Deskripsi pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB III EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

A. Faktor Pendukung

B. Faktor Penghambat

C. Solusi

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Dokumen (Visi, Misi, RKAS, dll)

2. Foto Kegiatan

Gambar

Gambar 4.1 Contoh slogan/poster anjuran menjaga kebersihan

Referensi

Dokumen terkait

Survei larva merupakan kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air yang menjadi tempat perkembangbiakan larva Aedes untuk mengetahui ada tidaknya larva. Pemeriksaan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawan (2014) terletak dari objek penelitian, penulis menjadikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

strategi yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga lebih bermakna.. bagi guru ataupun

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC- SR04 adalah, ketika pulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai memancarkan gelombang ultrasonik, pada

Sebelum diterjunkan ke lokasi KKN, para mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan secara teoritis dan praktis dari berbagai narasumber baik internal maupun

Banyak strategi yang digunakan ustadz Subchan dalam membentuk akhlak santri, mulai dari luar kelas sampai dalam kelas beliau berusaha membentuk akhlak santri

kriteria Sangat baik. Sedangkan kreatifitas juga sudah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik. 4) Dari hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa

Bagi organisasi nirlaba, lebih khususnya organisasi pengelolaan keuangan masjid, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan, bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran