• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA T.A 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KELOMPOK DAN

INDIVIDU PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

T A H U N A J A R A N 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Oleh :

Siti Hanijah Br. Saragih NIM 4101111048

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kreativitas Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Kelompok Dan Individu Pada Materi Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015.”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran yang membangun kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.Bornok Sinaga, M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran perkuliahan. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Edy Surya, M.Si dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku ketua jurusan dan sekertaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Elfian Lubis, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, Ibu Ade Utami, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

(4)

yang tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2015 Penulis,

(5)

iii

PERBEDAAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KELOMPOK DAN

INDIVIDU PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

TAHUN AJARAN 2014/2015

SITI HANIJAH BR. SARAGIH (NIM.4101111048)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan rendahnya kreativitas siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kreativitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri kelompok dan model pembelajaran inkuiri individu di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015 yang terdiri dari 9 kelas paralel. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak, yaitu kelas VIII-1 sebanyak 25 orang sebagai kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri individu dan kelas VIII-2 sebanyak 25 orang sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri kelompok.

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri 18

Tabel 3.1. Desain Penelitian 35 Tabel 4.1. Rangkuman Data Selisih Pretest dan Postest Kelas Kontrol 42 Tabel 4.2. Rangkuman Data Selisih Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 43 Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Selisih Pretest dan Postest

Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Varians Data Selisih Pretes dan Posttest

Kreativitas Siswa Kelas Kontrol 45

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Selisih Pretes dan Posttest

Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen 46

Tabel 4.6. Rangkuman Uji Hipotesis Kemampuan Awal Siswa 47 Tabel 4.7. Rangkuman Uji Hipotesis Peningkatan Kreativitas Matematika

Pada Masing – Masing Siswa 48

Tabel 4.8. Rangkuman Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 50

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kreativitas

Siswa Pada Taraf Signifikan 0,05 50

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 36

(8)
(9)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikaan merupakan sarana dan alat yang tepat dalam membentuk

masyarakat dan bangsa yang dicita-citakan, yaitu masyarakat yang berbudaya dan

dapat menyelesaikan masalah kehidupan yang dihadapinya. Sebab hingga saat ini

dunia pendidikan dipandang sebagai sarana yang efektif untuk melestarikan dan

mewariskan nilai-nilai hidup. Dengan demikian bangsa Indonesia memerlukan

suatu strategi perencanaan pembangunan sumber daya manusianya melalui suatu

sistem pendidikan yang melibatkan pihak pemerintah, masyarakat dan keluarga,

sebab dengan pendidikan diyakini akan dapat mewujudkan tersedianya sumber

daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa

lainnya dalam era globalisasi.

Perkembangan dalam bidang pendidikan tidak dapat dipisahkan dari

perkembangan bidang pendidikan matematika. Pembelajaran matematika

memiliki fungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan kritis, logis,

kreatif dan bekerja sama yang diperlukan siswa dalam kehidupan modern, karena

matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari – hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan

dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya

untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk

mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan

matematika memiliki sumbangan yang penting untuk perkembangan kemampuan

berpikir kreatif dalam diri setiap individu siswa agar menjadi sumber daya

(10)

2

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah (Siswono, 2008: 2):

Menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa mata pelajaran matematika

diperlukan bagi seluruh jenjang pendidikan sekolah, agar peserta didik memiliki

kemampuan yang dapat dibangun seperti kemampuan berpikir logis, analistis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.

Mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis

maupun bekerjasama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik

matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik

keilmuan matematika. Tetapi fokus dan perhatian pada kemampuan berpikir

kreatif dalam matematika kurang dikembangkan. Padahal kemampuan itu sangat

diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,

mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika di sekolah masih dianggap

merupakan pelajaran yang menakutkan,bagi siswa pada umumnya antara lain

karena pelajaran matematika sangat sukar dan tidak menariksekalipun dalam

banyak kesempatan sering dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu yang

sangat berguna bagi kehidupan manusia, termasuk bagi kehidupan sehari-hari,

banyak orang yang belum merasakan manfaat matematika dalam kehidupan

sehari-hari mereka di luar beberapa cabang matematika tertentu yang memberikan

pengetahuan dan keterampilan praktis seperti berhitung, statistika dan geometri.

Berdasarkan permasalahan tersebut, kenyataan yang kini dihadapi adalah

banyak siswa menjadi kurang termotivasi dan bosan dalam mempelajari

matematika. Menurut Uno (2011:158) :

(11)

3

siswa. Pengabaian dari kedua faktor ini akan menyebabkan masalah dalam proses belajar mengajar, maka kedua factor ini harus dipahami dan diatasi. Selain itu masalah tersebut juga menyebabkan pendidikan matematika di sekolah kurang memberikan sumbangan yang berarti bagi pendidikan anak secara keseluruhan, baik bagi pengembangan kemampuan berpikir, bagi pembentukan sikap, maupun kepribadian secara keseluruhan.

Dari kutipan di atas, yang menjadi faktor penyebab kebosanan dalam

kegiatan belajar mengajar matematika adalah berasal dari guru dan siswa. Guru

seharusnya membuat kondisi kelas yang dapat meningkatkan keinginan peserta

didik untuk belajar matematika. Dan sebagai siswa, sudah menjadi hal yang wajib

untuk memiliki sikap yang baik dalam proses pembelajaran.

Jika ditinjau dari cara mengajarnya, pada umumnya guru mengajar hanya

menyampaikan apa yang ada di buku paket dan kurang merekomendasi

kemampuan siswanya. Dengan kata lain, guru tidak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuan matematika yang akan menjadi

milik siswa itu sendiri. Guru cenderung memaksakan cara berpikir siswa dengan

cara berpikir guru itu sendiri. Dengan kondisi yang lain, tingkat kreativitas siswa

kurang berkembang. Sementara sebagai Negara yang berkembang, Indonesia

sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberikan sumbangan

yang bermakna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi

kesejahteraan bangsa ini. Oleh karena itu sepatutnya pendidikan yang

diselenggarakan tertuju pada perkembangan kreativitas peserta didik agar kelak

mampu memenuhi kebutuhan pribadinya, serta kebutuhan masyarakat dan bangsa.

Menurut Harris (Mina, 2006:2):

Banyak pemikiran yang dilakukan dalam pendidikan matematika formal hanya menekankan pada keterampilan analisis, mengajarkan bagaimana siswa memahami klaim-klaim, mengikuti atau menciptakan suatu argument logis, menggambarkan jawaban, mengeliminasi jalur yang tak benar dan fokus pada jalur yang benar. Sedangkan jenis berpikir lain yaitu berpikir kreatif yang fokus pada penggalian ide-ide, memunculkan kemungkinan-kemungkinan, mencari banyak jawaban benar daripada satu jawaban kurang diperhatikan.

Dari kutipan diatas, dapat diketahui bahwa pemikiran yang dilakukan

(12)

4

analisis, mengajarkan bagaimana siswa memahami, mengikuti, menciptakan

argument yang logis, menggambarkan jawaban, mengeliminasi jalur yang tak

benar dan fokus pada jalur yang benar. Sedangkan kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru, mencari banyak jawaban, dan penggalian ide-

idea atau yang biasa disebut kreativitas kurang mendapat perhatian dalam dunia

pembelajaran.

Kreativitas sering menjadi topic yang diabaikan dalam pengajaran

matematika. Umumnya orang beranggapan kreativitas dan matematika tidak ada

kaitannya satu sama lain. Guru matematika juga biasanya berpikir bahwa hanya

logika yang paling utama diperlukan dalam matematika, dan bahwa kreativitas

tidak penting dalam belajar matematika.

Tingkat kreativitas anak-anak Indonesia dibandingkan dengan

negara-negara lain berada pada peringkat yang rendah. Informasi ini didasarkan pada

penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen dari Universitas Utah dan Klaus Urban

dari Universitas Hannover. Dari 8 negara yang diteliti, kreativitas anak Indonesia

adalah yang terendah. Apabila hasil penelitian tersebut benar menggambarkan

keadaan yang sesungguhnya mengenai kreativitas anak-anak Indonesia, menurut Supriadi (Mina, 2006:4): “Penyebab rendahnya kreativitas anak-anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang anak-anak tersebut mengekspresikan kreativitasnya, khususnya lingkungan keluarga dan sekolah.”

Dalam pembelajaran matematika di Indonesia umumnya guru memberikan

soal yang terlalu kaku. Siswanya lebih banyak mengerjakan soal yang

diekspresikan dalam bahasa dan symbol matematika, dan jauh dari kehidupan

sehari-hari. Akibatnya siswa menjadi bosan dan menganggap matematika sebagai

pelajaran yang tidak menyenangkan.

Menurut Wahyudi (Mina, 2006:4):

(13)

5

hanya berupa penyelesaian soal-soal. Siswa terbiasa dengan pembelajaran yang membuat mereka tidak kreatif hanya meniru penyelesaian soal yang sudah ada.

Berdasarkan uraian di atas, minimnya upaya guru bidang studi untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, berpengaruh

terhadap tingkat kreativitas siswa terhadap matematika. Guru menggunakan

model pembelajaran yang monoton, tidak mampu menggali kemampuan siswa

untuk menggali ide- idenya dalam proses pembelajaran. Akibatnya siswa hanya

mampu meniru apa yang dilakukan oleh guru, seperti dalam penyelesaian soal

latihan.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII

SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, kreativitas belajar siswa masih kurang dalam

pembelajaran, karena masih terdapat beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa belum berani mengkomunikasikan apa yang ada dipikiran mereka

2. Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa kurang tanggap terhadap

pertanyaan guru

Siswa tampak diam dan kurang bersemangat untuk menjawab pertanyaan.

Hanya beberapa siswa yang antusias menjawab pertanyaan. Saat guru

member kesempatan untuk bertanya, jarang sekali siswa yang mengajukan

pertanyaan.

3. Rendahnya kreativitas ini disebabkan karena kesulitan dalam memahami

materi yang disampaikan, akibatnya siswa hanya mampu meniru jawaban

dari contoh soal yang diberikan.

Hal diatas didukung dari hasil tes yang diberikan peneliti pada saat

observasi di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa dengan soal yang menguji

berfikir kreatif siswa. Tes yang diberikan kepada siswa berupa tes diagnostik yang

berbentuk uraian untuk melihat kreativitas matematika siswa. Berikut adalah soal

(14)

6

Jika keliling daerah yang dilalui adalah 360 km, maka hitunglah jarak kapal sekarang dengan tempat semula dengan menggunakan lebih dari satu cara.

Hasil yang diperoleh dari tes tersebut sangat jauh dari harapan. Dari 36 siswa yang mengikuti tes hanya 5 orang atau 13,8% dari jumlah siswa yang mampu menjawab soal dan mampu menyelesaikan dengan cara mereka sendiri lebih dari satu cara, selebihnya siswa tersebut hanya mampu menjawab dengan satu cara bahkan ada yang tidak mengetahui cara penyelesaiannya. Dengan demikian bahwa dari hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti menunjukkan

siswa kelas VIII-3 SMP Negeri 1 Tanjung Morawa kurang kreatif dan cenderung

tidak kreatif.

Melihat kurangnya tingkat kreativitas di dalam kelas, serta implikasi

terhadap hasil belajar, maka perlu adanya perhatian lebih pada kemampuan ini

dalam pembelajaran matematika dengan memperbaiki dan menyiapkan

aktivitas-aktivitas belajar yang bermanfaat bagi siswa. Schoenfeld (Mina, 2006:5)

mengatakan bahwa perlu adanya perubahan dalam kurikulum dan pembelajaran

matematika yang melibatkan usaha-usaha baru seperti dalam mencari jawaban

(tidak hanya menghafal prosedur), menggali pola (tidak hanya mengingat),

merumuskan konjektur (tidak hanya mengerjakan latihan).

Salah satu pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan partisipasi

siswa dan relative mudah diterapkan dikelas adalah pembelajaran Inkuiri.

Pembelajaran ini dapat merangsang siswa agar lebih aktif mencari serta meneliti

sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar

bersama dalam kelompok. Dan siswa mampu mengemukakan pendapatnya dan

merumuskan kesimpulan nantinya.

Trianto (2011:114) mengemukkan bahwa model Inkuiri adalah: “Suatu

pembelajaran Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan

(15)

7

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan mencoba melakukan

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Dalam hal ini

peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Perbedaan

Kreativitas Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Kelompok Dan Individu Pada Materi Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi

berbagai masalah sebagai berikut :

1. Tingkat kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika masih

rendah..

2. Pembelajaran matematika masih bersifat teacher centred.

3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika masih rendah

4. Siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit

dan membosankan

5. Penggunaan model pembelajaran yang dipilih guru kurang tepat.

6. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk

mengekspresikan kreativitas yang dimiliki oleh siswa.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah, maka peneliti merasa perlu memberikan

batasan terhadap masalah yang akan dikaji. Masalah yang diteliti dalam penelitian

ini adalah: Perbedaan Kreativitas Matematika Siswa Melalui Pembelajaran

(16)

8

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah : Apakah kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri individu pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A. 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Apakah kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri individu pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A. 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian yang

diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi siswa, bahwa model pembelajaran inkuiri

dapat menyelesaikan permasalahan mengenai kreativitas matematik

2. Sebagai bahan informasi, gambaran serta pertimbangan bagi guru dalam

memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa.

3. Memberikan informasi bagi sekolah dan lembaga pendidikan dalam

mengambil kebijakan penerapan inovasi pembelajaran sebagai upaya

(17)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data temuan penelitian selama menggunakan model pembelajaran inkuiri kelompok dengan menggunakan inkuiri individu pada kreativitas siswa, diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut sebagai berikut :

Terdapat perbedaan kreativitas antara siswa yang diberi model pembelajaran inkuiri kelompok dengan model pembelajaran inkuiri individu di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa T.A 2014/2015 dengan rata-rata kreativitas siswa kelas eksperimen adalah 25,80 dan rata-rata-rata-rata kreativitas siswa kelas kontrol adalah 22,80. Secara deskriptif diperoleh rata-rata kelancaran (fluency) kelas eksperimen sebesar 10,08 sedangkan kelas kontrol sebesar 8,88. Rata-rata keluwesan (flexibility) kelas eksperimen sebesar 9,52 sedangkan kelas kontrol sebesar 7,92. Rata-rata kebaruan (originality) kelas eksperimen sebesar 6,2 sedangkan kelas kontrol sebesar 6,0.

5.2 Saran

1. Kepada guru matematika, model pembelajaran inkuiri kelompok efektif digunakan jika bahan ajar yang akan diberikan cocok untuk dilakukan diskusi oleh kelompok siswa serta waktu yang cukup dan model pembelajaran inkuiri individu efektif bila digunakan pada saat guru ingin mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur, biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.

(18)

56

3. Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Ansori . 2004. Kreativitas, Kebudayaan dan Pengembangan Iptek. Bandung: Depdikbud – PT. Alfabeta

Arikunto, S.,(1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Mengajar, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

Gulo, W., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Pertiwi, I. (2014). Meningkatkan kemampuan pemecahan Masalah siswa dengan model Pembelajaran Inkuiri pada matri teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 1 Sunggal. Medan

Rambey. (2008) Upaya meningkatkan hasil belajar dan kreativitas matematika siswa melalui Model Pembelajaran Inkuiri di kelas X SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggan. Medan

Roestiyah, (2008), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Sagala, S, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya,W. (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Saragih, D. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa.Medan:

Tesis UNIMED: Tidak dipublikasikan.

Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Siswono, T.Y.E.(2008), Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan

dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Penerbit Unesa University Press

(20)

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.

Uno, H, B. (2011), Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: Penerbit Bumi

(21)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengkaji materi tentang berkomitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara siswa dapat menunjukkan semangat dan komitmen ke- bangsaan para pendiri bangsa

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep berhitung siswa kelas IV SD Negeri 4 Ngrandu melalui metode drill dengan umpan balik. Pada

Alhamdulillahi robbil alamin, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Media Science Education Quality

[r]

We discuss the existence of combined dark and antidark soliton forms or combined solitons in the generalized coupled mode equations of a nonlinear optical Bragg grating.

Berlatih menggunakan pola kalimat dan kosa kata yang sesuai dengan topic untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan teks monolog berbentuk Narrative.. Indikator

Pengaruh Fosfor terhadap Rata-rata Jumlah Daun/Kultur pada Cymbidium Varietas Lovely Angel Secara In Vitro di Media Perlakuan Nitrogen dan Fosfor sampai dengan 20 MST....