ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
IZZAWATI HUMAIRO 8126162010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
IZZAWATI HUMAIRO 8126162010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Izzawati Humairo. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Serdang Bedagai. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Kemiskinan menjadi masalah di Kabupaten Serdang Bedagai. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004-2013 masih mengalami fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan rata-rata lama pendidikan terhadap kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini menggunakan data time series tahun 2004 semester 1 sampai dengan 2013 semester 2 dari BPS Sumatera Utara. Untuk analisis data menggunakan Metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model estimasi regresi linier berganda yang didasarkan atas pengolahan data dengan menggunakan program software eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan nilai R2 sebesar 0.70. ini berarti bahwa sebesar 70% proporsi variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variasi variabel terikat dalam model tersebut, sedangkan sisanya sebesar 30% dijelaskan oleh variable lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Semua variable bebas memiliki Pvalue lebih kecil dari 0.05. Ini berarti bahwa semua variable bebas yang digunakan dalam estimasi model analisis ini, yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan rata-rata lama pendidikan bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di kabupaten Serdang Bedagai. Variabel pertumbuhan ekonomi signifikan berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di kabupaten Serdang Bedagai, memiliki p-value sebesar 0.0017 dengan koefisien regresi sebesar -3.195 yang berarti setiap kenaikan 1 persen pertumbuhan ekonomi maka akan menurunkan 3.195% kemiskinan. Variabel tingkat pengangguran signifikan berpengaruh positif terhadap kemiskinan di kabupaten Serdang Bedagai memiliki p-value sebesar 0.001 dengan koefisien regresi 0.469 berarti apabila terjadi kenaikan 1 persen tingkat pengangguran maka akan meningkatkan 0.469% kemiskinan. Sementara variabel rata-rata lama pendidikan signifikan berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di kabupaten Serdang Bedagai karena pvalue sebesar 0.029 dengan koefisien regresi sebesar -6.383 berarti apabila tingkat pendidikan mengalami kenaikan sebesar 1 tahun, maka akan menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 6.383%. Untuk mengurangi tingkat kemiskinan maka pemerintah harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf pendidikan sedangkan tingkat pengangguran harus ditekan agar terjadinya penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai.
ii
ABSTRACT
Izzawati Humairo. Analysis of Factors Affecting Poverty Level In Serdang Bedagai. Thesis. Medan: Graduate School State University of Medan, 2014.
Poverty is an issue in Serdang Bedagai. Poverty level for 2004-2013 still fluctuate. This study aims to empirically examine the effect of economic growth, unemployment and level of education on poverty in Serdang Bedagai. This study uses time series data 2004 to 2013 1st half 2nd half of BPS North Sumatra. Methods for data analysis using OLS (Ordinary Least Square) with multiple linear regression estimation model based on processing the data using the software program eviews 6. The results showed R2 value of 0.70. This means that at 70% the proportion of free variables that is used to explain the variation in the dependent variable of the model, while the remaining 30% is explained by other variables that are not used in this study. All independent variables have Pvalue smaller than 0.05. This means that all the independent variables used in the estimation of this analysis, namely economic growth, unemployment and education levels together significantly influence poverty in Serdang district. Variables significant negatif effect of economic growth on poverty in Serdang Bedagai district, has a Pvalue of 0.0017 with a regression coefficient of -3.195 which means that every 1 percent increase in economic growth will lower the 3.195% of poverty. Variable unemployment rate significantly positive effect on poverty in Serdang Bedagai district has p-value of 0.001 with a regression coefficient of 0.469 means that if there is a 1 percent increase in the unemployment rate will increase 0.469% poverty. While the education level variables significantly negatif effect on poverty in Serdang Bedagai district because the p-value of 0.029 with a regression coefficient of -6.383 means that if the level of education has increased by 1 year, it would reduce the level of poverty by 6.383%. To reduce poverty, the government should increase the level of education and economic growth while the unemployment rate should be reduced in order to decrease the level of poverty in Serdang Bedagai.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini.
Adapun judul dari tesis ini adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan yang ditentukan untuk menyelesaikan Strata Dua
(S-2) pada Program Magister Ilmu Ekonomi.
Dalam penulisan tesis ini, penulis juga banyak menerima bantuan moril
maupun material. Penulis juga menyadari banyak hambatan dan kesulitan yang
dialami dalam penyusunan tesis ini. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak
lain akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis sehingga tesis ini
dapat diselesaikan dengan baik. Sekaligus sebagai dosen penguji yang telah
memberikan koreksi dan masukan yang membangun demi perbaikan tesis ini.
4. Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si selaku sekretaris prodi yang telah banyak
membantu dalam kelancaran penyusunan tesis ini. Sekaligus dosen penguji
yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
5. Bapak Drs. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku pembimbing I yang telah banyak
mengarahkan, membimbing dan mengoreksi penulis dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak
mengarahkan, membimbing dan mengoreksi penulis dalam penulisan tesis ini.
7. Bapak Dr. Zahari Zein, M.Sc, selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan koreksi dan masukan yang membangun demi perbaikan tesis ini.
8. Pengelola beserta staff dan dosen program Magister Ilmu Ekonomi yang telah
iv
9. Teristimewa rasa terimakasih serta penghargaan kepada keluarga saya yang
telah mendukung dengan kasih sayang mereka selama ini, terutama kepada
Buya dan Umi saya tersayang Drs. H. M. Yahya Zakaria dan Fathimah Laila,
SH. Juga kepada adik-adik saya tercinta Habiburrahman, Muhammad Kholis,
dan Aisyaturridho yang selalu mendoakan dan memberikan semangat penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
10.Juga kepada kekasihku Jaka Syahputra yang selalu memberikan dorongan,
pengertian dan pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
11.Taman-teman penulis satu kelas di program S-2 Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan tesis ini.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas.
Penulis menyadari dalam penyusunan tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak ataupun pembaca yang sifatnya membangun guna tercapainya penelitian
yang lebih baik lagi dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2014
Penulis,
v
2.1.3. Metode Pengukuran Tingkat Kemiskinan di Indonesia ... 32
2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 34
2.2.1. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Kemiskinan .... 38
2.3.Tingkat Pengangguran ... 42
2.3.1. Hubungan Antara Tingkat Pengangguran dengan Tingkat Kemiskian ... 44
2.4. Rata-rata lama Pendidikan ... 46
2.4.1. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kemiskinan ... 49
2.5. Penelitian Sebelumnya ... 50
3.5. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 55
3.5.1. Variabel Penelitian ... 55
3.6.2.2. Uji Multikolinieritas ... 59
vi
3.6.3. Pengujian Hipotesisi ... 61
3.6.4. Analisis Koefisien Determinan ... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 64
4.1.1. Keadaan Geografis ... 64
4.1.2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai ... 64
4.1.3. Perkembangan pertumbuhan Ekonomi di kabupaten Serdang Bedagai ... 68
4.1.4. Perkembangan Tingkat Pengangguran di Kabupaten Serdang Bedagai ... 70
4.1.5. Perkembangan Rata-rata Lama pendidikan di Kabupaten Serdang Bedagai ... 72
4.2. Hasil Estimasi Persamaan Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai .. 75
4.2.1. Uji Model Ekonometrika... 77
4.2.1.1.Uji Normalitas ... 77
4.2.1.2.Uji Multikolinieritas ... 78
4.2.1.3.Uji Autokorelasi ... 79
4.3. Pengujian Hipotesis ... 81
a.Uji Simultan (Uji F-Statistik) ... 81
b.Uji parsial (Uji t) ... 81
4.4. Interpretasi Hasil Penelitian ... 82
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 87
5.2. Saran ... 88
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Statistik Kemiskinan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005-2010 ... 4 Tabel 1.2. Keadaan Petumbuhan PDRB dan Kemiskinan Di Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2005-2010 ... 6 Tabel 1.3. Keadaan Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan Di Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2005-2010 ... 7 Tabel 1.4. Keadaan Rata-rata Lama Pendidikan dan Kemiskinan di
Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2005-2010 ... 9 Tabel 2.1. Perbandingan Teori Neo-liberal dan Demokrasi Sosial Tentang
Kemiskinan ... 17 Tabel 3.1. Kaidah Keputusan Durbin-Watson Test ... 61 Tabel 4.1. Keadaan Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai menurut Kecamatan Tahun 2012 ... 67 Tabel 4.2. Hasil Regresi Persamaan Kemiskinan di Kabupaten Serdang
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kategorisasi Dinamika Kemiskinan ... 26 Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran ... 52 Gambar 3.1. Diagram Durbi-Watson ... 60 Gambar 4.1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2004:1-2013:2 ... 65 Gambar 4.2. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Serdang Bedagai tahun 2004:1-2013:2 ... 69 Gambar 4.3. Perkembangan Tingkat Pengangguran di Kabupaten
Serdang Bedagai tahun 2004:1-2013:2 ... 71 Gambar 4.4. Perkembangan Rata-rata lama Pendidikan di Kabupaten
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan di kabupaten serdang bedagai tahun 2004
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk
melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha
keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka
kemiskinan. Di banyak negara di dunia syarat utama bagi terciptanya penurunan
kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi.Namun, kondisi di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga
diiringi dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang
hidup dibawah garis kemiskinan.
Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang
tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dibanyak negara syarat utama bagi
terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan
tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang baguspun menjadi tidak
akan berarti bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang
tajam dalam pendistribusian atau pemerataannya.
Kemiskinan merupakan masalah klasik yang belum tuntas diselesaikan
terutama di Negara berkembang.Khusus di daerah pedesaan, kemiskinan sering
2
regional disparity.Oleh karena itu, pedesaan haruslah ditangani secara lebih serius
agar kesejahteraan masyarakatnya dapat ditingkatkan.
Pada hakekatnya, kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi
pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok
berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di
bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak
negara-negara sedang berkembang (NSB), tidak terkecuali di Indonesia
(Tambunan: 2003, 82). Karenanya, tidaklah mengherankan ketimpangan itu
pastinya selalu ada, baik itu di negara miskin, negara sedang berkembang, bahkan
negara maju sekalipun.Hanya saja yang membedakan dari semua itu adalah
seberapa besar tingkat ketimpangan yang terjadi pada masing-masing negara
tersebut.
Suatu bukti yang tidak dapat dipungkiri tingkat sosial ekonomi masyarakat
pedesaan di Indonesia relatif masih rendah, padahal pedesaan memberikan andil
yang cukup besar terhadap perekonomian nasional melalui kontribusi sektor
ekonomi pedesaan.
Menurut BPS (dalam statistik daerah kabupaten Serdang Bedagai tahun
2011) Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Penduduk dikatakan miskin apabila memiliki rata-rata pengeluaran per
3
pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kalori
per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup
perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Untuk saat ini konsep kemiskinan yang digunakan oleh BPS adalah
konsep ekonomi, dimana kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
pemenuhan kebutuhan dasar. Pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar versi BPS
ini sejalan dalam buku “The End of Poverty” (Sachs, 2005) yang menjelaskan
bentuk kemiskinan ini sebagai “the extreme poverty”. Menurutnya, bentuk
kemiskinan dalam konteks ini merupakan ketidakmampuan seseorang, suatu
keluarga, atau sekelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya baik
itu dalam soal pangan maupun non pangan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang menekan
kehidupan, satu sama lainnya yang saling berpengaruh dan mensejarah. Keadaan
tersebut bukan sesuatu yang diinginkan oleh si miskin, melainkan suatu hal yang
tidak dapat mereka hindari dengan kekuatan sendiri. Untuk mengentaskan
masalah kemiskinan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, seperti
mengintrodusir berbagai macam paket teknologi pertanian ke pedesaan,
membentuk kelembagaan formal pada tingkat desa. Kehadiran semuanya ini
diharapkan dapat membangkitkan aktivitas ekonomi masyarakat sehingga mereka
terlepas dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah ternyata belum membuahkan
4
tersentuh oleh program tersebut. Kondisi tersebut barangkali disebabkan oleh
kebijakan pemerintah yang kurang tepat. Kebijakan pembangunan selama ini
bersifat sektoral dan kurang memperhatikan dimensi tata ruang wilayah. Di
samping itu pemerintah juga menganggap masalah kemiskinan di pedesaan
disebabkan oleh faktor yang sama dan karakteristik masyarakat miskin juga
dianggap sama. Padahal dari segi tata usaha ruang bukanlah demikian, karena
setiap wilayah mempunyai karakteristik sumber daya alami dan insani yang
berbeda. persoalan kemiskinan terutama terjadi di daerah pedesaan ditunjukkkan
oleh semakin meningkatnya indeks keparahan kemiskinan terutama di wilayah
perdesaan yang meningkat hampir dua kali lipat selama tahun 2012. Data BPS,
menunjukkan indeks keparahan pada maret 2012 sebesar 0,36 sedangkan pada
september 2012 menjadi 0,61.
Di Kabupaten Serdang bedagai tingkat kemiskinan masih menjadi
permasalahan. Berikut data yang dikutip dari BPS Sumatera Utara mengenai
presentase kemiskinan di kabupaten Serdang Bedagai:
Tabel 1.1
5
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat terlihat adanya perubahan dari persentase
kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai. Di tahun 2010 sebagai akibat dari
krisis keuangan global yang terjadi mulai tahun 2009, tingkat kemiskinan naik
menjadi 10,59. Pada tahun 2011 sejalan dengan pemulihan kondisi perekonomian
setelah krisis, serta pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan,
tingkat kemiskinan di kabupaten serdang Bedagai turun menjadi 10,07.
Menurut Isdjoyo (dalam Maipita, 2013: 67) penyebab kemiskinan di desa
anata lain:
1. Ketidakberdayaan. Kondisi ini muncul karena kurangnya lapangan
kerja, rendahnya harga produk yang dihasilkan mereka, dan tingginya
biaya pendidikan.
2. Keterkucilan, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keahlian,
sulitnya transportasi, serta ketiadaan akses terhadap kredit
menyebabkan mereka terkucil dan menjadi miskin.
3. Kemiskinan materi, kondisi ini diakibatkan kurangnya modal, dan
minimnya lahan pertanian yang dimiliki menyebabkan penghasilan
mereka relative rendah.
4. Kerentanan, sulitnya mendapatkan pekerjaan, pekerjaan musiman, dan
bencana alam, membuat mereka menjadi rentran dan miskin.
5. Sikap. Sikap yang menerima apa adanya dan kurangnya termotivasi
untuk bekerja keras membuat mereka menjadi miskin.
Berikut adalah perkembangan pertumbuhan ekonomi, kemiskinan,
6
Tabel 1.2.
Keadaan Pertumbuhan EkonomidanTingkat Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2008-2013
Tahun Perttumbuhan Ekonomi
Sumber: BPS SUMUT 2008-2013 (data diolah)
Dari Tabel di atas dapat kita lihat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Serdang Bedagai pada tahun 2010 meningkat dari 5,92% menjadi 6,14, pada
tahun yang sama kemiskinan juga ikut meningkat dari 9,51% menjadi 10,59%.
Padahal seharusnya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang rencanakan
pemerintah dimaksudkan agar terjadi penurunan kemiskinan. Akan tetapi
kenyataan yang terjadi tidaklah demikian.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah
pengangguran. Salah satu unsur yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat
adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila
kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud.
Pengangguran akan menimbulkan efek mengurangi pendapatan masyarakat, dan
itu akan mengurangi tingkat kemakmuran yang telah tercapai. Semakin turunya
tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sukirno,
7
Tabel 1.3.
Keadaaan Tingkat Pengangguran dantingkat Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2008-2013
Tahun Pengangguran (%) Kemiskinan (%)
2008 6.93 10.61
Sumber: BPS SUMUT 2008-2013 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.3 tingkat pengangguran di Kabupaten Serdang
Bedagai pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari 4,89% menjadi 5,68%.
Peningkatan tingkat pengangguran ini seharusnya juga meningkatkan tingkat
kemiskinan. Akan tetapi kenyataannya tingkat kemiskinan justru menurun pada
tahun 2012 dari 10,07% menjadi 9,89%. Sedangkan di tahun 2013 tingkat
pengagguran di Kabupaten ini menigkat dari 5,68% menjadi 6,13%. Akan tetapi
tingkat kemiskinan menurun.Dengan demikian tingkat pengangguran di
kabupaten Serdang Bedagai masih menjadi permasalahan dikarenakan masih
mengalami fluktuatif.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan adalah rata-rata
lama pendidikan. Teori pertumbuhan baru menekankan pentingnya peranan
pemerintah terutama dalam meningkatkan pembangunan modal manusia (human
capital) dan mendorong penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan
produktivitas manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi
pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
8
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka pengetahuan dan keahlian
juga akan meningkat sehingga akan mendorong peningkatan produktivitas
kerjanya.
Perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih banyak dengan
memperkerjakan tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi, sehingga
perusahaan juga akan bersedia memberikan gaji yang lebih tinggi bagi yang
bersangkutan. Di sektor informal seperti pertanian, peningkatan ketrampilan dan
keahlian tenaga kerja akan mampu meningkatkan hasil pertanian, karena tenaga
kerja yang terampil mampu bekerja lebih efisien. Pada akhirnya seseorang yang
memiliki produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih
baik, yang diperlihatkan melalui peningkatan pendapatan maupun konsumsinya.
Rendahnya produktivitas kaum miskin dapat disebabkan oleh rendahnya akses
mereka untuk memperoleh pendidikan (Sitepu,dkk, 2004).
Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwasetiap
warga Negara wajib mengikuti pendidkan dasar dan pemerintah
wajibmembiayainya, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SistemPendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang
berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2
menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya,
sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung
jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah pusat,
9
memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat
pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat, agar
mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keterkaitan
kemiskinan dan pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan
kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan.
Pendidikan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia.
Mendidik dan memberikan pengetahuan berarti menggapai masa depan. Berikut
keadaan rata-rata lama pendidikan di kabupaten Serdang Bedagai:
Tabel 1.4.
Keadaan Rata-rata Lama Pendidikan dan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2008-2013
Tahun Rata-rata lama
Sumber: BPS SUMUT 2008-2013 (data diolah)
Dari Tabeldi atas dapat kita lihat bahwa walaupun kualitas pendidikan
penduduk di kabupaten Serdang Bedagai selama kurun waktu 2008-2013 setiap
tahun terus meningkat, namun pada tahun tertentu menunjukkan tingkat
kemiskinan justru meningkat seperti pada tahun 2010 di mana persentase
penduduk miskin meningkat dari 9,51 % di tahun 2009 menjadi 10,59 % pada
tahun 2010.
Menurut Sharp, seperti dikutip Kuncoro (2006: 120), penyebab
10
sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini disebabkan
oleh rendahnya pendidikan, Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti
produktivitasnya juga rendah, yang pada gilirannya upahnya juga rendah. Di sisi
lain menurut Kartasasmita (1996) kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh
rendahnya derajat kesehatan. Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan
rendahnya daya tahan pisik, daya pikir dan prakarsa.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik membuat penelitian
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai”
1.2.Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakahpertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, danrata-rata lama
pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan
ekonomi, Tingkat pengangguran, dan rata-rata lama pendidikaan terhadap tingkat
kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi masayarakat Kabupaten Serdang Bedagai khususnya akan bermanfaat
11
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Serdang bedagai sebagai bahan masukan dan
pengkajian dalam membuat peraturan dan perencanaan yang dapat
mengurangi kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Bagi penulis untuk menambah wawasan khususnya yang berhubungan dengan
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Kemiskinan di kabupaten Serdang Bedagai dapat dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan tingkat pendidikan. Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini antara lain:
1. Determinan nilai R2 sebesar 0.70. ini berarti bahwa sebesar 70% prporsi
variable-variabel bebas yang digunakan mampu menjaelaskan variasi
variable terikat dalam model tersebut, sedangkan sisanya sebesar 30%
dijelaskan oleh variable lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
2. Terdapat hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat
kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai. Hubungan ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka tingkat kemiskinan
akan turun.
3. Terdapat hubungan yang positif antara tingkat pengangguran dengan
tingkat kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai. Hubungan ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran maka tingkat
kemiskinan akan naik pula.
4. Terdapat hubungan yang negatif antara rata-rata lama pendidikan dan
tingkat kemiskinan di Kabupaten Serdang Bedagai. Hubungan ini
menunjukkan bahwa semakin lama pendidikan masyarakat maka tingkat
88
5.2. Saran-saran
1. Pemerintah harus menigkatkan pertumbuhan ekonomi dengan
memberdayakan keahlian masyarakat dengan memberikan bantuan modal
kepada pelaku UMKM di Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan
pemberian modal tersebut diharapkan selain akan menigkatkan
pertumbuhan ekonomi juga akan mengurangi tingkat pengangguran
sehingga akan mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Serdang
Bedagai.
2. Pemerintah harus menetapkan kebijakan wajib belajar 12 tahun agar
pendidikan masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai semakin membaik.
Karena dengan meningkatnya lama pendidikan akan mengurangi tingkat
kemiskinan. di Kabupaten Serdang Bedagai
3. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai pengaruh
ketimpangan pendapatan yang mempengaruhi kemiskinan. Dikarenakan
89
DAFTAR PUSTAKA
Amry, syaiful, 2010, Determinan Kemiskinan di Kota Medan, Tesis: Unimed.
Balisacan A, E.M Pernia dan A. Asra, 2003, Revisiting Growth and Poverty in Indonesia : what do Subnational Data Show? Bulletin of Indonesia Economic studies 39:12-14.
Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE
Bourguignon, Francois. 2004. “The Poverty-Growth Inequality Triangle”. Paper
The World Bank.
BPS (Badan Pusat Statistik), 2010, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011, BPS Kecamatan Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Chambers, R. 2001. The World Development Report : Concepts, content and a chapter 12. Journal of International Development 13:299-306.
Cheyne, Christine, Mike O’Brien dan Michael Belgrave (1998), Social Policy in
Aotearoa New Nealand: A Critical Introduction, Auckland: Oxford University Press.
Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill,
New York.
Dinas Kesehatan Daerah Sedang Bedagai, 2010, Perbandingan Kemiskinan dengan Jumlah Puskesmas di Kabupaten Serdang Bedagai. Artikel.www.serdangbedagaikab.go.id
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
http://yasintahening.wordpress.com/2012/12/23/hubungan-antara-pertumbuhan-penduduk-dengan-lapangan-kerja-kemiskinan/
90
Kakwani, N dan Son, HH. 2003. Pro-poor Growth: Concepts and Measurement with Country Case Studies. The Pakistan Development Review, 42: 4 Part 1 pp 417-444.
Kartasasmita, G. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Balai Pustaka, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. (2006). Ekonomika Pembangunan; Teori, Masalah, dan Kebijakan, Edisi Keempat. UPP STIM YKPN 2006.
Lincolin Arsyad, 1997, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit BP STIE YKPN, Yogyakarta.
Makmun, 2003.Gambaran Kemiskinan dan Action Plan Penanganannya. Jurnal: Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol 7, No, 2 Juni 2003.
Maipita I, 2013.Memahami & Mengukur Kemiskinan, Absolute Media, Yogyakarta
M.L. Jhingan. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, dalam D. Guritno (penerjemah).PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Nugroho, Thomas. 2004. Disparitas Pembangunan Wilayah Pesisir Utara dan
Selatan Jawa Barat (Studi Kasus Di Kabupaten Karawang Subang –
Garut Ciamis) [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor
Octaviani, Dian, 2001, Inflasi, Pengangguran, dan Kemiskinan di Indonesia : Analisis Indeks Forrester Greer & Horbecke, Media Ekonomi, Hal. 100- 118, Vol. 7, No. 8.
Prawoto N, 2009. Memahami kemiskinan dan Strategi penanggulangannya, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 9, Nomor 1, April 2009: 56 ‐ 68
Ravallion, M. 1997. Can High-Inequality Developing Countries Escape Absoluter Poverty?.Economic Letters, Vol. 56 (1997): 51-57. World Bank.
Sach, Jeffery. 2005. TheEnd of Poverty: Penguin Books, London
Sasana, Hadi. 2011. Analisis determinan belanja daerah di kabupaten/kota Provinsi jawa barat Dalam era otonomi dan desentralisasi fiscal. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Universitas Diponogoro. Semarang
Shepherd A, 2007. Understanding and Explaining Chronic Poverty an Evolving
Framework for Phase III of CPRC‟s Research. [CPRC Working Papers
91
Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyar: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Rafika Aditama, Bandung
Sukirno, Sadono (2000): Makro EkonomiModern perkembangan pemikiran klasik hingga Keynesian baru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sumodiningrat G, 2005. Sambutan dan Laporan Panitia Rapat Kerja Nasional Penanggulangan Kemiskinan oleh Sekretaris Komite Penanggulangan Kemiskinan Selaku Sekretaris Panitia Pengarah.Jogyakarta.
Sumodiningrat, dkk. 1999. kemiskinan, Teori, fakta, dan Kebijakan, Jakarta:IMPAC.
Suryahadi, A., D. Suryadarma. dan Sumarto,A. (2006). Economic Growth andPoverty Reduction in Indonesia: The Effects of Location and Pectoral Components of Growth.SMERU Working Paper.
Suryawati C, 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensi. JMPK Vol. 08/No.03 September/2005.
Sya’dullah, Makmun. 1999. Dampak Pengalokasian DIP dan Inpres terhadap
Distribusi Pendapatan, dalam Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. JEP VII (1). PEP – LIPI
Syahyuti, 2006.30 Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan tentang konsep, istilah, teori dan indikator serta variabel. Bina Rena Pariwara, Jakarta.
Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia: Beberapa Permasalahan Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Todaro, Michael. 2000, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Wongdesmiwati, 2009.Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia;Analisis Ekonometrika.
http://www.serdangbedagaikab.go.id
http://wongdesmiwati.files.wordpress.com/2009/2010/pertumbuhan-ekonomi-dan -pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-analisis-ekonometri.pdf