Oleh :
Ahlam Inayatullah NIM.4103331002
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Lntuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JLRLSAN KIMIA
FAKLLTAS MATEMATIKA DAN ILML PENGETAHLAN ALAM LNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Dr.H.Badrul Munir Muhammad Nur,merupakan anak ke-empat dari delapan
bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1998 di SD Swasta
Al-Azhar Medan dan lulus pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan pendidikan di
SMP Swasta Al-Azhar Medan dan lulus pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis
melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Medan, lulus pada tahun 2010. Pada
tahun yang sama penulis diterima di PTN Universitas Negeri Medan di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada prodi Pendidikan Kimia melalui
KATA PEGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT pencipta dan pengendali alam semesta atas segala nikmat dan hidayah yang tak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Disertai Hierarki Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Larutan Penyangga”.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha,kerja keras yang maksimal dan banyak pihak yang memberikan bantuan moril dan materil baik secara langsung maupun tidak langsung akhirnya,skripsi ini dapat terselesaikan juga. Untuk itu,melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra.Ratu Evina Dibyantini M,Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan nikmat rezeki yang melimpah kepada Ibu.
2. Ibu Dra.Anna Juniar,M.Si, Bapak Drs.Jamalum Purba,M.Si, Bapak Drs.Rahmat Nauli,M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran yang baik untuk memperbaiki skripsi ini.
3. Bapak Maulana Malik Muttaqin,MA selaku kepala SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan, yang dengan tulus dan ikhlas memberikan izin dan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak.
4. Ibu Rizki Kholilla Lubis selaku guru mata pelajaran Kimia serta staf pegawai dan para siswa XI IPA di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan yang telah banyak membantu penulis untu menyelesaikan penelitian ini khususnya kelas XI IPA 1 yang telah banyak membantu penelitian ini.
dalam keadaan apapun juga dan tulus ikhlas membantu saya dalam keadaan materiil maupun moril hingga saya dapat menyelesaikan sarjana pendidikan. Semoga Allah memberikan keberkahan yang berlimpah untuk kita semua. Amin.
6. Begitu juga kepada saudara-saudari tercinta saya: Maryam BTE Badrul Munir (Kaklong), M.Abdurrahman (bgah), Hamid Al-Khair (blang), Abdul Jawwad (jawwad), Tahani Badrul Munir (tahani), Dalaal Mahmudah (dalaal) dan Ahmad Abdul Aziz (ahmad) yang selalu membuat kesulitan saya menjadi kemudahan bagi saya. Semoga kita semua dapat sukses dunia akhirat dan dapat membahagiakan mama dan baba.
7. Teman SMP saya Novi, Siti, Shelly dan Onin , teman SMA saya Yanti, Riza, Diniy, AI dan Tara dan teman PPL saya Yola, Zizi, Herman, Rara, Nanay yang selalu memberikan doa dan dukunganya. Semoga kita selalu bersahabat. 8. Sahabat-sahabat terdekat saya Kory Wulandara, Mhd.Syahrianda, Azriyatuz
Salsabila dan Purti Pertiwi. Dan juga teman-teman Kimia Ekstensi 2010 terutama 9icons, Andi, Nisa, Dede dan lain-lain (maaf tidak bisa menyebutkan satu-satu) dan teman satu pembimbing skripsi Eli, Imam, Rina, Putri yang telah berjuang bersama dari awal perkuliahan dan akhir perkuliahan, yang telah memberikan kenangan indah selama 4 tahun saya berkuliah di UNIMED.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik isi maupun kualitasnya. Oleh karena iu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI HIERARKI KONSEP L N T L K MENINGKATK AN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI LARLTAN PENYANGGA
Ahlam Inayatullah NIM.4103331002
ABSTRAK
BAB III METODE PENELITIAN 21
4.1.1.1. Validitas Instrumen Tes 32 4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes 33 4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 33 4.1.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes 33 4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 37 4.3. Pembahasan 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 41 5.1. Kesimpulan 41
5.2. Saran 41
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Pengelompokkan Derajat Pemahaman Konsep 7
3.1. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 25
3.2. Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Posttest Design 26 3.3. Tabel Penolong Uji Normalitas 29 4.1. Tabel Kisi Instrumen Yang Digunakan 34
4.2. Data Hasil Penelitian 34
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1. Hierarki Konsep Larutan Penyangga 9
3.1. Alur Penelitian 28
4.1. Grafik Data Hasil Belajar Siswa 35
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Silabus 44
BABBIB PENDAHULUANB
B
1.1 LatarBBelakangBMasalah
Kimia merupakan pelajaran yang banyak memiliki konsep yang bersifat abstrak. Konsep tertentu tidak bisa dijelaskan tanpa menggunakan analogi atau model sehingga dibutuhkan daya nalar yang tinggi dalam mempelajari ilmu kimia. Selain itu, ilmu kimia bersifat kontinyu yaitu saling berhubungan antara konsep satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya, ilmu kimia harus dipelajari secara runtut dan berkesinambungan sehingga konsep yang diterima siswa dapat terasimilasi dan terakomodasi dengan benar. Konsep Larutan Buffer merupakan salah satu materi essensial yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak (Gabel,1999).
Dari hasil penelitian Mangara (2012) menunjukkan bahwa, Pemahaman siswa secara umum baik pada tingkat makroskopis dan tingkat mikroskopis termasuk dalam kategori rendah. Resti,dkk, (2010) menyimpulkan bahwa,letak kesulitan siswa untuk konsep pada materi larutan penyangga secara umum adalah konsep perhitungan pH larutan penyangga pada penambahan sedikit asam atau basa 40,83%, dan konsep fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari 68,26%.
Untuk itu dibutuhkan model pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Kenyataan yang sering terdapat disekolah adalah kecenderungan guru yang memberikan pembelajaran kimia dengan metode ceramah, mengajak siswa untuk membaca bahan ajar, dan menghafal konsep-konsep kimia. Kondisi pembelajaran kimia seperti ini akan menyebabkan pelajaran kimia menjadi tidak menarik, tidak disenangi dan dengan demikian hasil belajar siswa menjadi rendah
(Winarti, 2000).
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dalam materi larutan penyangga. Seperti model group investigation yang dilakukan oleh susilaningsih (2013) atau model strategi konflik kognitif oleh Neiske (2013). Kedua model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi larutan penyangga.
Model creative problem solving juga salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.Model creative problem solving adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir (Pepkin, 2004).
2,85 lebih tinggi dari harga t tabel yaitu 1,669 untuk prestasi belajar kognitif. Kasmadi (2009) juga mengemukakan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar kimia siswa pada materi Larutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving dan artikel kimia. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai sebesar 82.3 dibandingkan kelas control sebesar 75.5.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “PenerapanB ModelB
PembelajaranBCreative Problem SolvingB DisertaiB HierarkiB KonsepB UntukB
MeningkatkanBHasilBBelajarBSiswaBPadaBMateriBLarutanBPenyangga”.
1.2 RuangBLingkupBMasalahB
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup masalah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain :
1. Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini tidak membuat interaksi antar siswa ataupun siswa dengan guru menjadi aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Pemahaman konsep kimia yang rendah sehingga hasil belajar kimia menjadi rendah
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat,sehingga membuat siswa menjadi bosan dalam proses belajar mengajar.
1.3 RumusanBMasalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah model pembelajaran creative problem solving disertai hierarki konsep
dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan pada materi Larutan Penyangga?
1.4 BatasanBMasalah
Adapun batasan permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang diterapkan adalah model creative problem solving
(CPS).
2. Media pembalajaran adalah hierarki konsep
3. Materi yang diberikan di batasi pada pokok larutan penyangga.
4. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 2 SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan tahun ajaran 2013/2014.
1.5 TujuanBPenelitian
Berdasarkan pada batasan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran creative problem solving
disertai hierarki konsep dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan pada materi larutan penyangga.
2. Untuk mengatahui berapakah persen peningkatan hasil belajar siswa SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan pada materi Larutan Penyangga.
1.6 ManfaatBPenelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum dijabarkan sebagai berikut:
1. Memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada guru mata pelajaran kimia tentang alternatif model pembelajaran dalam upaya mereduksi miskonsepsi kimia siswa di SMA.
1.7 DefinisiBOperasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka perlu diberikan definisi operasional istilah-istilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran creative problem solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Adapun langkah-langkah dalam CPS adalah klarifikasi masalah, brainstorming, evaluasi dan pemilihan, implementasi (Pepkin,2004)
2. Hirarki konsep menyatakan hubungan suatu konsep dengan konsep lain berdasarkan tingkatannya, yaitu :
- Konsep superordinat (konsep yang tingkatannya lebih tinggi) - Konsep ordinat (konsep setara)
- Konsep subordinat (konsep yang tingkatannya lebih rendah.
3. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris, yakni peningkatan nilai dari hasil pre-tes dan pos-tes pada awal dan akhir pembelajaran yang bersifat kognitif dan afektif untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap pokok bahasan yang telah dipelajari (Sudjana, 2009).
4. Larutan penyangga adalah materi kimia kelas XI IPA semester genap yang memuat konsep-konsep abstrak, definisi larutan penyangga, pH larutan penyangga, pH larutan penyangga dengan penambahan asam atau basa, fungsi larutan penyangga (http://inovasikimia.wordpress.com).
BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB B
5.1.BBBBBBKesimpulanB
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipktesis, peneliti memperkleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Mkdel pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan hierarki
kknsep dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pkkkk bahasan Larutan penyangga.
2. Persen peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA Swasta
Muhammadiyah 2 Medan pada pkkkk bahasan Larutan Penyangga yang
diajar dengan menggunakan mkdel pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) dan kelas kkntrkl Direct Instruction memberikan hasil sebesar 15%.
5.2.BBBBBBSaranB
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan
Creative Problem Solving dengan hierarki kknsep karena mampu meningkatkan hasil belajar kimia.
2. Bagi pihak sekklah selaku institusi pendidikan agar lebih meningkatkan
fasilitas sekklah, khususnya media pembelajaran guna melancarkan jalannya metkde yang akan digunakan kleh guru.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Abraham.Wood,C. 1992.Understanding and Misunderstanding of Eight Grades of
Five Chemistry Concept in Text Book. Journal of Research in Science Teaching.
Arikunto, S.2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI.
Jakarta: Rineka cipta
Ana,R.M. Priatmoko,S dan Kusuma,E. 2010. Analisis Kesulitan Belajar Kimia
Siswa SMA Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia.Vol.4,No.1.hlm 512-520
Bertiec,N. Nasruddin,H. 2013. Penerapan Strategi Konflik Kognitif Untuk
Mereduksi Miskonsepsi Level Sub-Mikroskopik Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA Negeri 1 Sumberrejo Bojonegor. UnesaJournal of
Chemical Education.Vol. 2 No. 3.hlm 12-18
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta
Fian. Susanti,E. Redzeki,T . 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) Yang Dilengkapi Media Pembelajaran Laboratorium Virtual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Koloid Kelas Xi Ipa Semester Genap Sma Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 1 No.1.hlm 74-79
Gabel, D. 1999. Improving Teaching and Learning through Chemistry Education
Research: A Look to the Future.Journal of Chemical Education.
Joyce, B & Weill, M. 1980. Model of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall.
Nakhleh, M. 1992.Why Some Students Don't Learn Chemistry. Journal of
Chemical Education.
Restika. Susanti,E. Nugroho,A dan Saputro,C. 2012. Penerapan Model Creative
Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Termokimia Siswa Kelas Xi. IA2 SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 2
No.2.hlm 100-109
Sanger, M.J., & Greenbowe, T.J.1997. Common Student Misconception in
Electrochemistry: Galvanic, Electrolytic, and Concentration Cells.
Sihaloho,M. 2012.Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memahami Konsep Larutan Buffer Pada Tingkat Makroskopis dan Mikroskopis. Jurnal ENTROPI. Vol
8 No 1. Hlm 488-499
Silitonga, P.M. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPA-
UNIMED
Slameto. 2009. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sudjana, N.2009. Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito
Sukisman Purtadi dan Rr. Lis Permana Sari. 2008. Pengembangan Dan
Implementasi Tes Chemistry Concept Inventory Berbasis Multimedia Sebagai Instrumen Dalam Identifikasi Dan Remediasi Miskonsepsi Konsep-Konsep Kimia Pada Siswa SMA Laporan Penelitian. Tidak Dipublikasikan
Susilaningsih,E dan Angry. 2013. Penerapan Metode Investigasi Pada
Pembelajaran Materi Larutan Penyangga Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 2 No.1.hlm 118-125
S.Syukri.1999.Kimia Dasar 2.Bandung:Penerbit ITB
Pepkin k.l. 2004. creative problem solving in math. tersedia di:
http://www.uh.edu/hti/cu/2004/v02/04.htm 0 25 Februari 2014].