PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE BERBANTUAN AUTOGRAPH
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memenuhi Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
ARSAD HALOMOAN SIPAHUTAR NIM: 8136172009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i ABSTRAK
Arsad Halomoan Sipahutar. Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan Autograph. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Kata Kunci : Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share, Autograph
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah peningkatan kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tanpa bantuan Autograph ditinjau dari setiap indikator kemampuan representasi. (2) apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tanpa bantuan Autograph ditinjau dari setiap aspek kemampuan pemahaman. (3) aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan Autograph. (4) bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menjawab soal pada masing-masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen di SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan. Pemilihan sampel dilakukan secara random. Penelitian ini diawali dengan tes ujicoba perangkat dan instrumen penelitian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan ketuntasan, aktifitas dan variasi jawaban siswa. Analisis inferensial yang digunakan adalah analisis dengan uji-t satu pihak. Hasil
ii ABSTRACT
Arsad Halomoan Sipahutar. Increasing Mathematical Representation and Understanding Students of SMK Through Cooperative Learning Model Assisted Autograph Think Pair Share. Thesis. Medan: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015.
Keywords: Representation and Understanding of Mathematical Ability, Cooperative Learning Model Think Pair Share, Autograph
This study aims to: (1) to know how the increased ability of representation of students learning using cooperative learning model Think Pair Share with help Autograph higher than the capability of representation of students learning by using cooperative learning model Think Pair Share without Autograph terms of any indicator of the ability of representation. (2) to know how an increase in the ability of the students' understanding that learning using cooperative learning model Think Pair Share with help Autograph higher than the capability of understanding student learning using cooperative learning model Think Pair Share without Autograph terms of every ability aspects of understanding. (3) to know how the activities of students during the learning process takes place that learning using cooperative learning model Think Pair Share with helping of Autograph. (4) To know how the process of answers that is made by the students in answering the questions in each lessons.
This study was an experimental study in SMK IT Marinah Al Hidayah Medan. Sample is randomly. This study began with a trial test research tools and instruments. The data were analyzed using descriptive statistics and inferential analysis. Descriptive analysis is intended to describe the completeness, activities and variations in students' answers. Inferential analysis used was the analysis by the t-test.
The results showed that: (1) the ability of students who take the mathematical representation of cooperative learning Think-Pair-Share using Autograph higher than the average value 67.38 while a group of students who take cooperative learning Think-Pair-Share without Autograph scored an average of 58.75 (2) the ability of students who take the mathematical understanding of cooperative learning Think-Pair-Share is higher than the average value of 68.65 while a group of students who take cooperative learning Think Pair Share without Autograph scored an average 59.81 (3) the activity of students with cooperative learning Think Pair Share using Autograph is good, (4) the student answers are more varied patterns.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahirobbila’lamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis Siswa SMK
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini secara umum menelaah Peningkatan kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan sampel penelitian siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk mendukung ketercapaian kompetensi yang dikembangkan pada mata pelajaran matematika dalam kurikulum yang berlaku pada saat ini, dan juga didasarkan pada kenyataan dari pembelajaran matematika sendiri yang kurang memberikan ruang bagi siswa untuk terlibat secara lebih aktif baik secara mental, fisik, maupun sosial dalam merekonstruksi pengetahuannya sendiri.
iv
matematis dan penelitian yang relevan. Bab III berupa metode penelitian yang terdiri dari metode dan desain penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian dan pengembangannya, prosedur dan pelaksanaan penelitian, dan teknik analisis data. Dalam Bab IV disajikan hasil penelitian serta pembahasannya dan Bab V menguraikan kesimpulan, implikasi dan saran-saran.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun. Penulis berharap bahwa karya tulis ini dapat memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam matematika khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Atas bantuan semua pihak dalam penyelesaian tesis ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya, semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan lebih.
Medan , Agustus 2015
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari dan merasakan sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ed, Ph.D. dan Bapak Dr. Martua Manullang M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan II ditengah-tengah kesibukannya, telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.
2. Bapak Prof.Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Prof. Dr. Hasratuddin, M. Pd , selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Medan yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Dapot Tua Manullang, M.Pd selaku pegawai Prodi Pendidikan Matematika PPs Universitas Negeri Medan yang telah membantu penulis sejak dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan dan kemajuan berpikir untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, serta memberikan bimbingan bagi penulis selama mengikuti studi.
5. Bapak Fadliansyah Nasution, S.Kom selaku Kepala Sekolah SMK IT Marinah Al-Hidayah Medan dan Seluruh Dewan Guru yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
vi
Sahbana yang dengan sabar, penuh doa dan cinta kasih, pelita bagi hatiku dan teladan jiwaku, yang selalu memberikan dorongan dan semangat baik moril maupun materil selama mengikuti perkuliahan maupun selama penyusunan tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika PPs di Universitas Negeri Medan angkatan 2013, Khususnya DIKMAT B-3 Atas cintanya, sumbangan pemikiran, dorongan dan motivasinya, selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga semua amal baiknya mendapat pahala di sisi Allah SWT.
Medan, September 2015
vii
1.3 Batasan Masalah ... 12
1.4 Rumusan Masalah ... 12
1.5 Tujuan Penelitian ... 13
1.6 Manfaat Penelitian ... 14
1.7 Defenisi Operasional ... 15
BAB II. KAJIAN PUSTAKA. ... 17
2.1 Kemampuan Representasi Matematik ... 17
2.2 Kemampuan PemahamanMatematis ... 20
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 24
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. ... 27
2.5 Teori Belajar Pendukung. ... 30
2.6 Aktivitas Belajar dalam Pembelajaran Matematika. ... 31
2.7 Software Autograph ... 34
2.8 Materi Pertidaksamaan Linear dengan Menggunakan Autograph. ... 38
2.9 Perbedaan Antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS dengan Bantuan Autograph dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipeTPS Tanpa Bantuan Autograph. ... 43
2.10 Hasil Penelitian yang Relevan. ... 45
2.11 Kerangka Konseptual... 46
2.12 Hipotesis Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ... 52
BAB III. METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Jenis Penelitian ... 54
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 54
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55
3.4 Desain Penelitian ... 55
3.5 Variabel Penelitian... 57
3.6 Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 58
3.6.1 Tes Kemampuan Representasi Matematis Siswa... 58
3.6.2 Tes Kemampuan Matematis Siswa ... 60
3.6.3 Lembar Observasi (Pengamatan) ... 62
viii
3.7 Uji Coba Instrumen... 64
3.7.1 Analisis Validitas Tes. ... 64
3.7.2 Analisis Reliabilitas Tes. ... 65
3.7.3 Analisis Daya Beda Tes. ... 66
3.7.4 Analisis Tingkat Kesukaran Tes. ... 67
3.8 Tahap Analisis Data. ... 68
3.9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian. ... 74
3.10 Waktu Pelaksanaan Penelitian. ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 77
4.1 Hasil Penelitian. ... 77
4.1.1 Validasi/Penilaian Ahli. ... 78
4.1.2 Uji Coba Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Aktivitas Siswa. ... 79
4.1.3 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 80
4.1.4 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 81
4.1.5 Analisis Daya Pembeda Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 82
4.2 Hasil Penelitian Kemampuan Representasi Matematis . ... 84
4.3 Hasil Penenlitian Kemampuan Pemahaman Matematis... ... 85
4.4 Uji Hipotesis. ... 105
4.4.1 Uji Hipotesis Pertama. ... 105
4.4.2 Uji Hipotesis Kedua. ... 107
4.4.3 Hasil Penelitian Terhadap Aktivitas Siswa... ... 109
4.4.4 Deskripsi Variasi Jawaban Siswa Tentang Tes Kemampuan Representasi Matematis. ... 113
4.4.5 Deskripsi Variasi Jawaban Siswa Tentang Tes Kemampuan Pemahaman Matematis. ... 118
4.5 Pembahasan Penelitian. ... 121
4.5.1 Kemampuan Representasi Matematis Siswa... ... 122
4.5.2 Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa... ... 123
4.5.3 Aktivitas Siswa... ... 124
4.5.4 Keterbatasan Penelitian. ... 127
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... ... 128
5.1 Simpulan... ... 128
5.2 Implikasi. ... 129
5.3 Saran. ... 130
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Bentuk Operasional Kemampuan Representasi Matematis. ... 19
2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif. ... 26
2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share... ... 28
2.4 Cara Penyelesaian Contoh Soal Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Menggunakan Autograph. ... 42
2.5 Perbedaan Pedagogik antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS menggunakan Autograph dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS tanpa Autograph ... ... 44
3.1 Desain Penelitian ... 56
3.2 Tabel Weiner ... 57
3.3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi Matematis Siswa. ... 59
3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Representasi Matematis Siswa. ... 59
3.5 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa. ... 61
3.6 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa. ... 62
3.7 AktivitasSiswaSelamaPembelajaranpadaKelasEksperimen1 ... 63
3.8 AktivitasSiswaSelamaPembelajaranpadaKelasEksperimen2 ... 63
3.9 Kriteria kadara ktivitas siswa dalam pembelajaran. ... 63
3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 65
3.11 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas. ... 66
3.12 Klasifikasi Daya Pembeda ... 67
3.13 KeterkaitanPermasalahan, HipotesisdanJenisUjiStatistik yangdigunakan. ... 70
3.14 Waktu Pelaksanaan Penelitian. ... 76
4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran. ... 78
4.2 Hasil Validasi Tes Representasi Matematis. ... 79
4.3 Hasil Validasi Tes Pemahaman Matematis ... 79
4.4 Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 81
4.5 Rangkuman Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 82
4.6 Rangkuman Hasil Analisis Daya Pembeda Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis. ... 82
4.7 Pretes Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS menggunakan Autograph Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS tanpa Autograph... ... 83
4.8 Postes KemampuanRepresentasi Matematis Kelompok Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph... ... 85
4.9 Rataan Gain Kemampuan Representasi Matematis Kelompok Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph... ... 86
x
4.11 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Representasi
Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... ... 91 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Representasi
Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... 91 4.13 Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kemampuan Representasi
Matematis Siswa KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph... .. ... 92 4.14 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Kemampuan Representasi
Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... ... 93 4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Postes Kemampuan Representasi
Matematis Kelas Eksperimen I dan II Dengan Menggunakan SPSS... ... 94 4.16 Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelompok Data
Pembelajaran Kooperatif TipeTPS menggunakanAutograph dan Pembelajaran
Kooperatif Tipe TPS tanpa Autograph ... 95 4.17 Postes KemampuanPemahaman Matematis Kelompok
Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph
Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph ... 96 4.18 Rataan Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Kelompok
Data Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menggunakan Autograph
Dan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Tanpa Autograph ... 97 4.19 Uji Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa Kelompok TPS+Autograph dan TPS-Autograph ... 100 4.20 Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis
Kelas Eksperimen I Dan II Dengan SPSS... 102 4.21 Uji Normalitas Data Postes Kemampuan Pemahaman Matematis
Kelas Eksperimen I Dan II Dengan SPSS... 102 4.22 Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph ... 103 4.23 Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa KelompokTPS+Autograph dan TPS Autograph
Menggunakan SPSS ... 104 4.24 Uji Homogenitas Postes Kemampuan Pemahaman Matematis
Siswa Kelompok TPS+Autograph dan TPSAutograph
Menggunakan SPSS ... 105 4.25 Hasil Uji-t Kemampuan Representasi
Matematis KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph... ... 106 4.26 Hasil Uji-t Kemampuan Pemahaman Matematis
KelompokTPS+Autograph dan TPS-Autograph ... 108 4.27 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Representasi dan
Pemahaman Matematis Siswa ... 109 4.28 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Kelas TPS
Berbantuan Autograph ... 110 4.29 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Kelas TPS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang penting dalam kehidupan berbangsa. Maju
mundurnya proses pembangunan suatu bangsa dalam segala bidang sangat
ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Daud Yoesoef (dalam Rosdiana:100) yang menyatakan bahwa pendidikan diartikan
sebagai suatu proses belajar-mengajar yang membiasakan pada warga masyarakat
sedini mungkin untuk menggali, memahami, menyadari, menguasai, menghayati dan
mengamalkan semua nilai yang kita sepakati sebagai terpuji, sebagai dikehendaki
dan sebagai berguna bagi kehidupan serta perkembangan diri pribadi, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Salah satu pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan manusia ini adalah
pendidikan matematika, karena matematika merupakan pengetahuan yang mendasar
untuk mengembangkan potensi peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Masykur dan Fathani (2009:50) yang mengemukakan bahwamatematika merupakan
bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari sekolah dasar (SD) hingga
sekolah menengah atas (SMA) dan bahkan juga di perguruan tinggi. Untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis,
kreatif, dan kemampuan bekerja sama, maka pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik sejak SD. Kemudian Cocroft (dalam Mulyono
Abdurrahman:253) juga mengemukakan bahwa:
2
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena, 1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; 2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat,jelas dan singkat; 4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5) Meningkatkan kemempuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadarankeruangan; dan 6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan usaha yang menantang.
Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat dinyatakan bahwa matematika
sebagai mata pelajaran yang luas cakupannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tambunan dalam Karso (2008:42) yaitu matematika adalah salah satu cabang dari
sekian banyak ilmu yang sistematis, teratur, dan eksak. Matematika adalah
angka-angka perhitungan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Matematika
menolong manusia memperkirakan secara eksak berbagai ide dan kesimpulan.
Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem –
problem menarik. Matematika membahas faktor-faktor dan
hubungan-hubungannya, serta membahas problem ruang dan bentuk. Matematika adalah
ratunya ilmu.
Akan tetapi, fakta dilapangan belum menunjukkan hasil belajar
matematika yang memuaskan. Dari hasil observasi nilai dan aktivitas siswa SMK
IT Marinah Al-Hidayah dalam pembelajaran matematika peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa para siswa masih mengalami kesulitan dalam
pembelajaran matematika sehingga pola jawaban ketika menyelesaikan persoalan
tidak bervariasi, hasil belajar matematika yang diperoleh masih belum
memuaskan dan pada saat ujian dilakukan masih banyak hasil ujian siswa yang
tidak tuntas bahkan jauh dari ketuntasan.
Fakta di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan
3
cenderung menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional, yaitu
model pembelajaran yang lebih terfokus pada guru sedangkan siswanya
cenderung pasif. Siswa lebih banyak menerima saja apa yang disampaikan oleh
guru. Pembelajaran seperti ini membuat siswa menjadi kurang aktif. Serta
minimnya penggunaan media pembelajaran yang mengakibatkan kegiatan belajar
mengajar menjadi tidak menarik.
Hal lain yang berkontribusi menyebabkan rendahnya hasil belajar
matematika adalah masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Siswa juga tidak menyadari
bahwa kecakapan matematika yang ditumbuhkan dalam pembelajaran
matematika, seperti penalaran, komunikasi, koneksi, pemecahan masalah dan
representasi merupakan sumbangan matematika kepada pencapaian kecakapan
hidup (life skill) yang sangat dibutuhkan siswa dalam dunia nyata tempat ia hidup
dan bermasyarakat. Salah satu dari lima standar proses Prinsip-prinsip dan
Standar dari NCTM, yaitu representasi (Van de Walle, 2007). Hal ini sesuai
dengan pendapat NCTM (2000) yang merekomendasikan bahwa ada lima
kompetensi standar yang diutamakan yaitu kemampuan pemecahan masalah
(problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan
koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan
representasi (representation).
Representasi matematika merupakan suatu hal yang selalu muncul ketika
orang mempelajari matematika pada semua tingkat pendidikan sehingga
representasi dipandang sebagai suatu komponen yang layak mendapatkan
4
kemampuan mengungkapkan gagasan/ide matematik dan merepresentasikan
gagasan/ide matematik merupakan suatu hal yang harus dilalui oleh setiap orang
yang sedang belajar matematika.
Kemampuan representasi itu sendiri merupakan suatu konfigurasi (bentuk
atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu
dalam suatu cara. Contohnya, suatu kata dapat menggambarkan suatu objek
kehidupan nyata atau suatu angka dapat mewakili suatu posisi dalam garis
bilangan (Goldin dalam Tarwiyah, 2011:17). Selanjutnya dalam psikologi
matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan
simbol. Representasi adalah sesuatu yang melambangkan objek atau proses.
Misalnya kata-kata, diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematika
dan lain-lain. Beberapa representasi bersifat lebih konkrit dan berfungsi sebagai
acuan untuk konsep-konsep yang lebih abstrak dan sebagai alat bantu dalam
pemecahan masalah. Penggunaan representasi yang benar oleh siswa akan
membantu siswa dalam menyederhanakan masalah dan menyelesaikan masalah
tersebut secara lebih efektif.
(http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_03/secti
o_03_a.html. [10 September 2014]).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan representasi
matematika siswa masih tergolong rendah. Hal ini berdasarkan hasil penelitian
Tarwiyah (2011:8-9) yang mengemukakan bahwa kemampuan representasi siswa
SMP Angkasa LANUD masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah kurangnya kemampuan siswa untuk mengungkapkan
5
model pembelajaran yang diterapkan cenderung teoritik dan kurang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Eis Sri Wahyuningsih (2012:11)
bahwasanya kemampuan representasi siswa masih rendah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: kurangnya motivasi siswa dalam
mendengarkan dan membaca soal yang diberikan, kurangnya kemandirian siswa
dalam belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain, kurangnya keberanian
siswa untuk mempresentasikan jawaban yang mereka peroleh. Dari beberapa hasil
penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan reprsentasi
matematika siswa masih tergolong rendah. Hal yang sama juga peneliti temukan
pada siswa kelas X SMK IT Marinah Al-Hidayah bahwasanya siswa masih
banyak yang belum bisa merepresentasikan ide/gagasan matematiknya. Hal ini
terlihat dari jawaban siswa ketika peneliti memberikan soal tentang grafik
persamaan linear, dengan soal sebagai berikut: Gambarlah grafik dari titik-titik
. Jawaban siswa ditunjukkan pada gambar 1.1
6
Dari jawaban siswa tersebut dapat kita lihat bahwa siswa SMK IT Marinah
masih banyak yang bingung dalam menggambarkan grafik. Mereka masih
bingung meletakkan titik titik dari tiap himpunan penyelesaian.
Kemudian selain kemampuan representasi, kemampuan pemahaman konsep
matematis juga merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami siswa.
Beberapa ahli mengungkapkan tentang pentingnya kemampuan pemahaman
matematis siswa. Dahlan (2004: 46) mengungkapkan bahwa “Hampir semua teori
belajar menjadikan pemahaman sebagai tujuan dari proses pembelajaran”.
Sumarmo (2002) juga menyatakan bahwa pembelajaran matematika perlu
diarahkan untuk pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian
diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin
ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan pendapat ahli
tersebut, Anderson et al (2001) mengatakan bahwa “pemahaman terhadap suatu
masalah merupakan bagian dari pemecahan masalah.
Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mendapat nilai rendah. Hal ini terlihat dari jawaban siswa dalam menjawab soal
yang diberikan guru tentang pertidaksamaan linear satu variabel. Adapun soal
yang diberikan guru adalah tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan: . Adapun jawaban siswa dapat
7
Gambar 1.2 Contoh Jawaban Siswa
Dari jawaban siswa tersebut dapat kita lihat bahwa siswa masih belum bisa
memahami konsep yang ada dalam penentuan himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel yang menggunakan metode eliminasi. Siswa masih
bingung dalam mengaplikasikan operasi hitung (operasi penjumlahan atau
pengurangan) untuk mengeliminasi salah satu variabel dari kedua persamaan
tersebut. Kemampuan pemahaman matematis siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah
masih rendah dapat juga dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan harian pertama
siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah adalah 66.26 sedangkan nilai kriteria
ketuntasan minimalnya adalah 75. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut
disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Siswa pada umumnya belum memiliki pemahaman yang baik terhadap
matematika. Kurangnya pemahaman siswa terhadap matematika juga disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan guru selalu
membosankan.
Secara umum, ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan
matematika siswa belum maksimal sepenuhnya ketika proses pembelajaran
berlangsung. Beberapa diantaranya yakni, model pembelajaran yang diterapkan
8
centred) serta media pembelajaran yang berbasis Information Communication
and Technology (ICT) yang digunakan selama ini masih belum up to date dan pemanfaatannya masih belum terlaksana dengan baik dikarenakan masih
minimnya pemahaman guru mengenai teknologi. Untuk itu, guru dalam memilih
model pembelajaran perlu mempertimbangkan tugas matematika dan suasana
belajar yang dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk mencapai kemampuan
tersebut. Serta pertimbangan penggunaan media pembelajaran yang interaktif
berbasis ICT, dan perlunya guru meningkatkan keahlian mereka dalam
menggunakan media pembelajaran yang berbasis ICT.
Model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan
representasi dan pemahaman matematis siswa adalah pembelajaran kooperatif
Tipe Think Pair Share (TPS). Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan
model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa secara berpasangan
untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik melalui tiga tahap, yaitu: Think
(berfikir), Pair (berpasangan), dan Share (berbagi). Model pembelajaran TPS ini
dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekan dari Universitas Maryland.
Model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan orang lain (Isjoni, 2009:112). Selanjutnya Trianto
(2007:61) menyatakan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan berpikir serta aktivitas siswa, karena siswa
membangun pengetahuan melewati eksplorasi dirinya sendiri dan pengetahuan
siswa juga bisa berkembang melalui transfer pola pikir dengan siswa yang lain
sehingga siswa mampu menggabungkan dan membandingkan pola pikir mereka
9
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi karena dengan model
pembelajaran ini potensi yang dimiliki oleh siswa benar-benar digali semaksimal
mungkin. Sejalan dengan itu, Nurhadi (2009:77) menjelaskan bahwa keunggulan
dari Model Pembelajaran TPS ini adalah memiliki prosedur yang ditetapkan
secara eksplisit untuk memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa
untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe TPS adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran, karena siswa disuruh untuk berlatih secara individu,
kemudian siswa disuruh untuk saling bekerja sama secara berpasangan dan
selanjutnya hasil diskusinya dipresentasikan di depan kelas. Dan dari pendapat
ahli tersebut juga peneliti menduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
TPS ini dapat meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman matematik
siswa.
Kemudian dalam pembelajaran kooperatif teknologi mengambil peranan
yang sangat penting untuk kemudahan proses pembelajaran. Seperti yang
diungkapkan Ahmadi (2009) bahwa kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang begitu pesat yang menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan
baru dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya pergeseran orientasi belajar
dari outside-guided menjadi self-guided dan dari knowledge-as-possesion menjadi
knowledge-as-construction. Itu artinya, teknologi diperlukan untuk kemudahan pembelajaran di dunia pendidikan saat ini.
Komputer merupakan salah satu bentuk yang menandakan adanya
10
kehidupan manusia dapat dipermudah dengan adanya bantuan komputer. Dengan
adanya komputer akan sangat membantu proses pembelajaran. Tak heran, seiring
kemajuan teknologi tersebut yang ditandai dengan maraknya penggunaan
komputer di dunia pendidikan menjadikan komputer sebagai salah satu media
pembelajaran yang mendapat rekomendasi untuk digunakan sebagai alat bantu
dalam pembelajaran matematika. Hal ini didukung oleh Lee (Winarji, 2009) yang
mengatakan bahwa pembelajaran dengan komputer akan memberikan motivasi
yang lebih tinggi karena komputer selalu dikaitkan dengan kesenangan,
permainan dan kreatifitas. Dengan demikian pembelajaran itu sendiri akan
meningkat.
Ada banyak software matematika atau perangkat lunak yang dapat
digunakan pada komputer sebagai media pembelajaran berbasis ICT untuk
membuat penyampaian matematika menjadi lebih mudah, menarik dan siswa
termotivasi untuk belajar, salah satunya adalah software Autograph. Autograph
adalah software yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya
pada materi dua dimensi dan tiga dimensi. Saat ini telah banyak bukti yang
menunjukkan bahwa mengajar matematika pada tingkat sekolah menengah dan
perguruan tinggi dengan software dinamis jauh lebih efektif dan efisien, dan yang
terutama adalah menyenangkan bagi siswa maupun guru. Seperti penelitian
Ahmadi (2009) yang mengatakan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan media software Autograph secara klasikal mencapai tingkat
penguasaan 93,75% yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65 yang
11
Penggunaan Autograph sebagai media pembelajaran dapat menjadikan pengetahuan komputer dan pengetahuan deklaratif menjadi lebih menarik dan berkesan, sehingga pengalaman belajar dirasakan siswa lebih konkret. Penggunaan Autograph dalam pembelajaran bisa memudahkan guru dalam menyampaikan materi, dan mempermudah siswa untuk menyerap apa yang disampaikan guru.
Hal yang sama juga telah diteliti oleh Cut Latifah Zahari, dengan judul
penelitian “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Matematika
Siswa Dengan Media Autograph Pada Siswa Kelas XII IPA SMA Swasta Istiqlal
Delitua TP 2009/2010”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: hasil tes siklus
1 adalah 62.4 atau 52% dan siklus II adalah 74.1 atau 90% sehingga diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: (a) pembclajaran matematika dengan menggunakan
media Autograph dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman
matematika siswa, (b) pcmbelajaran dengan Autograph dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa sehingga respon siswa terhadap pcmbelajaran matematika
menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Representasi dan Pemahaman
Matematik Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share berbantuan Autograph”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang masalah, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ditemukan, yaitu:
1. Kemampuan representasi matematis siswa masih rendah.
12
3. Pemanfataan media ICT belum terlaksana dengan baik dan kurang up to
date nya penggunaan teknologi berbasis ICT. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan guru mengenai ICT.
4. Guru belum sepenuhnya mengembangkan dan mengaplikasikan berbagai
jenis pendekatan dan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga proses belajar menjadi sangat membosankan.
5. Hasil ujian siswa SMK IT Marinah Al-Hidayah masih belum tuntas.
6. Aktifitas siswa yang lebih banyak pasif selama pembelajaran
berlangsung.
7. Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah kurang bervariasi.
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, jelas mencakup hal yang
sangat luas. Namun permasalahan di atas penulis batasi supaya lebih fokus,
yaitu:
1. Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan
representasi dan pemahaman matematis siswa.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share dengan bantuan Autograph.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan representasi siswa yang
13
dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan representasi
siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph?
2. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan
pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph?
3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan bantuan Autograph dan aktivitas siswa yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph?
4. Bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menjawab soal pada
masing-masing pembelajaran?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai
kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa melalui
penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan
bantuan autograph. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan representasi siswa
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan
14
pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph ditinjau dari
setiap indikator kemampuan representasi.
2. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman siswa
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS dengan bantuan Autograph lebih tinggi daripada kemampuan
pemahaman siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa bantuan Autograph ditinjau dari
setiap aspek kemampuan pemahaman.
3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan bantuan Autograph dan aktivitas siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
tanpa Autograph.
4. Untuk mengetahui bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam
menjawab soal pada masing-masing pembelajaran.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka akan diperoleh manfaat dari
penelitian tersebut, yaitu:
1. Bagi Siswa
a. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan
kemampuan representasi dan pemahaman terhadap matematika .
b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan respon siswa
dalam belajar matematika serta mereka ikut aktif dalam kegiatan
15
2. Bagi Guru
a. Merupakan upaya dari guru untuk meningkatkan kemampuan
representasi dan pemahaman matematika siswa.
b. Melalui penelitian ini guru dapat membuka jalan untuk
mengembangkan dan menerapkan berbagai macam strategi
pembelajaran yang saintifik dan menggunakan teknologi dalam
pembelajaran di kelas.
3. Bagi lembaga/sekolah, khususnya sekolah yang sudah memiliki
fasislitas teknologi yang lengkap diharapkan dapat mengoptimalkan
penggunaan teknologi tersebut dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan bagi penelitian yang akan datang
serta dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
1.7 Definisi Operasional
1. Kemampuan representasi matematik adalah kemampuan siswa untuk
mengemukakan ide atau gagasan matematika dalam suatu konfigurasi
yang dapat menyajikan sesuatu hal dalam suatu cara tertentu seperti
membuat model matematika, menggambar grafik, dan lain-lain.
2. Kemampuan pemahaman matematik adalah kemampuan siswa untuk
menyatakan ulang sebuah konsep, menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis, memilih prosedur atau operasi hitung
tertentu serta mengaplikasikan konsep tersebut untuk menyelesaiakn
masalah.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah suatu
16
pembelajaran yang ditandai dengan tiga tahap, yaitu think (berpikir),
pair (berpasangan) dan share (berbagi).
4. Sofware Autograph adalah suatu media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika untuk dua dimensi atau
tiga dimensi seperti materi transformasi, grafik fungsi kuadrat dan
lain-lain.
5. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika adalah kegiatan yang
dilakukan siswa mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran.
6. Proses jawaban adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah guna untuk melihat keragaman jawaban siswa
ditinjau dari tiap indikator kemampuan yang diteliti serta melihat
kesulitan yang dihasilkan oleh siswa terhadap permasalahan yang
127
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph,
diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah :
1. Kemampuan representasi matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih tinggi
dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa
Autograph. Ini bisa dilihat dari nilai rata-rata postes dan gain siswa yang
mendapat pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS berbantuan
Autograph sebesar 67,38 dan 0,49 lebih tinggi dari nilai rata-rata postes dan
gain siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa
Autograph yaitu sebesar 58,75 dan 0,42. Dan dari hasil analisis
menggunakan uji-t satu pihak dengan α = 0,05 diperoleh thitung = 4,07 lebih
besar dari ttabel = 1,68. Dengan demikian H0 yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan kemampuan representasi matematis antara kelompok
siswa dengan pembelajaran TPS+Autograph dengan kelompok siswa dengan
pembelajaran TPS-Autograph ditolak.
2. Kemampuan pemahaman matematis siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph lebih tinggi
128
dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa
Autograph. Ini bisa dilihat dari nilai rata-rata postes dan gain siswa yang
mendapat pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS berbantuan
Autograph sebesar 69,81 dan 0,52 lebih tinggi dari nilai rata-rata postes dan
gain siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan tanpa
Autograph yaitu sebesar 59,81 dan 0,45. Dan dari hasil analisis
menggunakan uji-t satu pihak dengan α = 0,05 diperoleh thitung = 2,21 lebih
besar dari ttabel = 1,68. Dengan demikian H0 yang menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis antara kelompok
siswa dengan pembelajaran TPS+Autograph dengan kelompok siswa dengan
pembelajaran TPS-Autograph ditolak.
3. Aktivitas siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan
Autograph lebih baik daripada aktivitas siswa yang mendapat pembelajaran
kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.
4. Pola jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe
TPS dengan menggunakan Autograph lebih bervariasi dibandingkan
dengan pola jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS tanpa Autograph.
5.2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, adapun implikasinya
adalah terhadap pemilihan pembelajaran oleh guru matematika. Guru
matematika di sekolah menengah atas harus mempunyai cukup pengetahuan
129
siswa untuk berani unjuk kerja mengungkapkan ide/gagasannya, mampu
mengubah siswa menjadi lebih aktif, dan mampu berdiskusi dengan temannya.
Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan
pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph siswa menjadi aktif
mengemukakan pendapatnya. Diskusi dalam kelompok yang terjadi menjadikan
siswa saling membantu dan saling menghargai pendapat temannya. Diskusi antar
kelompok menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi hasil pekerjaan dari
kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi atas penyelesaian yang telah
dilakukan pada masing-masing kelompok.
Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada terdapat pola jawaban pada
kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS
berbantuan Autograph lebih bervariasi dibandingkan kelas yang pembelajarannya
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Autograph. Siswa yang
pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan
Autograph lebih kreatif dalam mengkomunikasikan penyelesaian masalah
dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe TPS tanpa Autograph.
5.3 Saran
Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan
beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan
130
1. Kepada Guru
a. Pembelajaran kooperatif tipe TPS berbantuan Autograph merupakan
salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan representasi dan pemahaman siswa
pada materi program linear.
b. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana
belajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan
cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa
menjadi berani beragumentasi, lebih percaya dan kreatif.
c. Dalam menerapkan pembelajaran ini sebaiknya guru
mengelompokkan siswa dalam kategori siswa dengan kemampuan
yang heterogen.
d. Ketika menerapkan pembelajaran ini sebaiknya guru menyajikan
soal-soal yang dapat mengakomodasi keberagaman level
kemampuan siswa, sehingga siswa akan merasa berpartisipasi
dalam pembelajaran dengan mengkontruksi pengetahuan mereka.
e. Gunakan infokus untuk membantu siswa yang berlevel rendah
dalam pembelajaran.
2. Kepada peneliti Lanjutan
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang
sejenis, maka peneliti memberikan saran :
a. Sebaiknya melakukan penelitian pada sekolah yang memiliki
131
satu komputer. Dan memiliki spesifikasi yang tinggi atau yang
terbaru. Tidak hanya fasilitas komputer, tetapi ada sarana lain
seperti LCD Projector.
b. Perlu dilakukan penelitian yang berbeda, misalnya pada tingkat
sekolah menengah pertama. Dengan materi dan populasi penelitian
yang lebih banyak lagi.
c. Perlu diteliti lebih lanjut masalah pembelajaran kooperatif tipe TPS
berbantuan Autograph apakah juga berperan dalam meningkatkan
kemampuan penalaran, problem solving dan koneksi matematik.
d. Sebaiknya berikan perlakuan yang berbeda terhadap siswa-siswa
yang memiliki kemampuan rendah. Seperti remedial maupun
132
DAFTAR PUSTAKA
A. Bakar, Rosdiana.2008. Pendidikan Suatu Pengantar.Bandung: CiptaPustaka.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan, J. A. 2004. Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman matematis Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Melalui Pendekatan Open-Ended. Disertasi doktor PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hamdani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia: Bandung. Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran. Insan Madani:Yogyakarta
Hasanah, A. 2004. Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Pembelajaran Berbasis Masalah yang Menekankan pada Representasi Matematik. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.
Hu, C. 2006. Use Web-Based Simulation to Learn Trigonometry Curves. [Online]. Tersedia : http:www. Cimt. Plymouth.ac.uk/journal/chunhu.pdf. 28 Juli 2015
Imelda. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
dengan Media Software Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman matematik Siswa. Universitas Negeri Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Jaya, Indra. 2010. Statistik Penelitian Untuk Pendidikan. Cita Pustaka Media Perintis:Bandung
Karnasih, Ida. 2008. Paper Presentated in International Workshop: ICT for Teaching and Learning Mathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between UNIMED and QED Education Kuala Lumpur, Malaysia, 23-24 May 2008).
Karso. 2008. Pendidikan Matematika I. Universitas Terbuka:Jakarta
Kartini. 2009. Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah
Seminar Nasional. Program Pasca Sarjana Unversitas Negeri Riau: Pekan Baru.
133
Manurung, S.L. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Menggunakan Software Autograph. Tesis. PPS Unimed. Medan.
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Alfabeta:Yogyakarta.
NCTM 2000. Defining Representation. [Online]. Tersedia:
http://www.learner.org/channel/courses/teachingmath/gradesk_2/session_03/s ectio_03_a.html. [10 September 2014].
Nana Sudjana dan A. Riva’i. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA.
Ruseffendi. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.Bandung:Tarsito.
Sinaga, B. 1999. Efektivitas Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) Pada Siswa Kelas I SMU Dengan Bahan Kajian Fungsi Kuadrat. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Program Pascasarjana IKIP Surabaya. Siswadi. 2008. Aktivitas Belajar Matematika. (Online)
(http://matematikamobile.uni.cc/aktivitas-belajar-matematika, diakses 12 Januari 2015).
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media:Bandung
Sofa. 2008. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Konvensional. (http://massofa.wordpress.com/2008/09/12/perbedaan-pembelajaran-kooperatif-dan-pembelajaran-konvensional/). Diakses pada tanggal 11 Februari 2015.
Stix, Andi. 2007. Guru Sebagai Pelatih Kelas. Erlangga:Jakarta
Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
134
Tarwiyah. 2011. Meningkatkan Kemmapuan Pemecahan Masalah yang
Menekankan Pada Representasi Matematik Melalui Pmenbelajaran Berbasis Masalah Untuk Sekolah Menengah Pertama. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan : Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.
Trianto.2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorientasi Konstruktivistik, Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Prestasi Pustaka : Jakarta.
Wahyuningsih, Eis. (2012). Perbadaan Peningkatan Kemampuan Penalaran dan
Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan : Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.
Wiharno. (2009). Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dalam Bahasa Inggris Siswa Kelas VII RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) di SMP Negeri 1 Bantul.[on line] tersedia http//www.hjhk (diakses tanggal 10 Februari 2015)
Zahari, Cut Latifah. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan
Pemahaman Matematika Siswa dengan Media Autographpada Siswa Kelas XII IPA SMU Swasta Istiqlal Delitua TA. 2009/2010. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tesis Tidak Diterbitkan.