• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 8 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODUL DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 8 MEDAN."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI DI SMA NEGERI 8 MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

SURIA PARDAMEAN PANGARIBUAN

NIM : 8136122056

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRACT

SURIA PARDAMEAN PANGARIBUAN. The Influence of The Use of Module and Achievement Motivation Against Biology Learning Outcomes in SMA Negeri 8 Medan. Thesis: Graduate Program, State University of Medan, 2015.

This study aimedto determine: (1) the influence of the use of modules and textbooks with inquiry learning strategy on learning outcomes of biology, (2) the influence of high achievement motivation and low achievement motivation toward learning outcomes biology, and (3) the interaction between the use of learning media (modules and textbooks) and achievement motivation on learning outcomes biology. The population in this research is all students of the tenth grade of SMA Negeri 8 Medan with 351 students. The sampling technique is done by cluster random sampling with 91 students, which was consisted of 45 students of X-2 as the experimental class that taught with the use of textbooks and 46 students of X-5 as the treatment class that taught with use of module. The research methods used is quasi experimental with 2x2 factorial design. Measurement of achievement motivation using a questionnaire with the reliability of 0.927 and measuring learning outcomes biology using tests with reliability 0.906. Technique analyse data use the two way ANOVA testing at significance level α = 0.05, followed by Scheffe test. The results showed that: (1) biology learning outcomes are taught used of the module with inquiry learning strategy is higher than the biology of learning outcomes that taught used of textbook with inquiry learning strategy, with Fcount = 11.77 > Ftable = 3.95; (2) biology learning outcomes that have high achievement motivation is higher than the biology learning outcomes that have low achievement motivation, with Fcount = 39.74 > F table = 3.95; and (3) there is an interaction between the use of learning media (modules and textbooks) and achievement motivation toward biology learning outcomes, with Fcount = 10.63 > Ftable = 3.95. Thus the results of this study indicate that the use of modules with inquiry learning strategy is more appropriately used for students who has high achievement motivation, while the use of textbooks with inquiry learning strategy is more appropriately used for students who has low achievement motivation. Key word : module, inquiry learning strategy, achievement motivation, biology

(6)

ii

ABSTRAK

SURIA PARDAMEAN PANGARIBUAN. Pengaruh Penggunaan Modul dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 8 Medan. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh penggunaan modul dan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar biologi, (2) pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah terhadap hasil belajar biologi, dan (3) Interaksi antara penggunaan media pembelajaran (modul dan buku teks pelajaran) dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar biologi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan yang berjumlah 351 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 91 siswa yang terdiri dari 45 siswa kelas X-2 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan buku teks pelajaran dan 46 siswa kelas X-5 sebagai kelas perlakuan yang diajar dengan menggunakan modul. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Pengukuran motivasi berprestasi menggunakan angket dengan reliabilitas 0,927 dan pengukuran hasil belajar biologi menggunakan tes dengan reliabilitas 0,906. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil belajar biologi yang diajar menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada hasil belajar biologi yang diajar menggunakan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri, dengan Fhitung = 11,77 > Ftabel = 3,95; (2) hasil belajar biologi yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar biologi yang memiliki motivasi berprestasi rendah, dengan Fhitung = 39,74 > Ftabel = 3,95; dan (3) terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran (modul dan buku teks pelajaran) dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar biologi siswa, dengan Fhitung = 10,63 > Ftabel = 3,95. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tepat digunakan pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi sedangkan penggunaan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tepat digunakan pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan kekuatan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul “Pengaruh Penggunaan Modul dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 8 Medan”. Penulisan tesis dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penulisan tesis ini penulis dengan segala keterbatasannya menghadapi kendala dan tantangan, namun berkat arahan, dorongan dan inovasi dari berbagai pihak, penulis dapat mencapai gelar Magister Pendidikan.

Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd, sebagai pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd dan Dr. Hasruddin, M.Pd selaku narasumber yang memberikan masukan-masukan guna perbaikan untuk kesempurnaan tesis ini.

(8)

iv

M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan : Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan : Dr. R. Mursid, M.Pd, atas segala bantuan dalam memenuhi persyaratan-persyaratan akademis dan proses penyelesaian administrasi.

Proses pengumpulan data tesis ini, penulis mendapat izin dan dukungan dari Kepala SMA Negeri 8 Medan, Drs. Sudirman, S.P,M.Si, guru biologi SMA Negeri 8 Medan : Nursita Purba, S.Pd dan Ratna Tarigan, S.Pd serta seluruh guru-guru SMA Negeri 8 Medan yang telah membantu memberikan kesempatan informasi data dari hasil pelaksanaan penelitian.

Keinginan penulis untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan ini sangat mendapat dukungan moril, material dan doa dari Ayahanda dan Ibunda. Secara khusus kepada istri tercinta Mesrawati Purba dan putriku tersayang Nadine Callysta Pangaribuan, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungannya. Selanjutnya keceriaan dalam mengikuti perkuliahan adalah berkah persahabatan yang sangat indah dari teman-teman di Program Pascasarjana Angkatan XXIII Program Studi Teknologi Pendidikan di Kelas B. Terima kasih atas kebersamaan kita dalam melewati hari-hari yang penuh dengan tugas.

Akhir kata tidak ada hasil kerja yang sempurna tetapi kesempurnaan itu adalah proses yang panjang, semoga tesis ini sebagai suatu karya akademik bermanfaat bagi peningkatan proses pembelajaran.

Medan, Agustus 2015 Penulis,

(9)

v

2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Biologi ... 15

2.1.2 Hakikat Modul dan Buku Teks Pelajaran... 20

2.1.3 Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 35

2.1.4 Hakikat Motivasi Berprestasi ... 47

2.2. Penelitian yang Relevan ... 51

2.3. Kerangka Berpikir ... 52

2.4. Pengajuan Hipotesis ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 57

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 57

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 57

3.3 Metode dan Rancangan Penelitian ... 58

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 59

3.5 Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 61

3.6 Pengontrolan Perlakuan ... 62

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 64

3.8 Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 66

3.9 Teknik Analisis Data ... 72

3.10 Hipotesis Statistik ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 74

4.1. Deskripsi Data ... 74

4.2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 86

4.3. Pengujian Hipotesis ... 89

4.4. Pembahasan Hasil penelitian... 96

(10)

vi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 104

5.1 Simpulan ... 104

5.2 Implikasi ... 104

5.3 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Perolehan skor literasi sains Indonesia dibandingkan negara-

negara lain berdasarkan hasil studi PISA ... 3

Tabel 1.2 Persentase skor siswa Indonesia dalam pembelajaran sains tahun 2012 ... 4

Tabel 2.1 Model Strategi Pembelajaran ... 38

Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2 x 2 ... 58

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi ... 65

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi berprestasi ... 66

Tabel 4.1. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Modul dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 74

Tabel 4.2. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Buku Teks Pelajaran dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri .... 76

Tabel 4.3. Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Motivasi Berprestasi Tinggi ... 77

Tabel 4.4. Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Motivasi Berprestasi Rendah ... 79

Tabel 4.5. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Modul dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Motivasi Berprestasi Tinggi ... 80

Tabel 4.6. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Modul dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Motivasi Berprestasi Rendah ... 82

Tabel 4.7. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Buku Teks Pelajaran dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Motivasi Berprestasi Tinggi ... 83

Tabel 4.8. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar Menggunakan Buku Teks Pelajaran dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Motivasi Berprestasi Rendah ... 85

Tabel 4.9. Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi ... 86

Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Media Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri .... 87

Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Sampel Motivasi Berprestasi Tinggi dan Motivasi Berprestasi Tinggi ... 88

Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Interaksi Penggunaan Media Pembelajaran (Modul dan Buku Teks Pelajaran) dan Motivasi Berprestasi ... 89

Tabel 4.13. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 90

Tabel 4.14. Ringkasan Anava Faktorial 2x2 ... 90

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Variabel Pembelajaran ... 36

Gambar 4.1. Histogram hasil belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan modul dengan strategi pembelajaran

inkuiri ... 75

Gambar 4.2. Histogram hasil belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan buku teks pelajaran dengan strategi

pembelajaran inkuiri ... 76

Gambar 4.3. Histogram hasil belajar biologi siswa yang memiliki

motivasi berprestasi tinggi ... 78

Gambar 4.4. Histogram hasil belajar biologi siswa yang memiliki

motivasi berprestasi rendah ... 79

Gambar 4.5. Histogram hasil belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri

dan motivasi berprestasi tinggi ... 81

Gambar 4.6. Histogram hasil belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri

dan motivasi berprestasi rendah ... 82

Gambar 4.7. Histogram hasil belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan buku teks dengan strategi pembelajaran

inkuiri dan motivasi berprestasi tinggi ... 84

Gambar 4.8. Histogram hasil belajar biologi siswa yang diajar

menggunakan buku teks dengan strategi pembelajaran

inkuiri dan motivasi berprestasi rendah ... 85

Gambar 4.9. Interaksi Penggunaan Modul dan Buku Teks Pelajaran

dengan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 115

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 120

Lampiran 3 Modul ... 131

Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ... 207

Lampiran 5 Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar ... 217

Lampiran 6 Instrumen Angket Motivasi Berprestasi ... 223

Lampiran 7 Uji Coba Angket Motivasi Berprestasi ... 225

Lampiran 8 Hasil Analisis Data Penelitian ... 229

Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Data ... 249

Lampiran 10 Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 258

Lampiran 11 Pengujian Hipotesis ... 261

Lampiran 12 Pengujian Uji Lanjut ... 265

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Dalam undang-undang ini juga tertuang pengembangan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan pada pasal 26 ayat 2 disebutkan bahwa

pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Proses pendidikan di sekolah diarahkan untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga sekolah memiliki

peran yang sangat besar dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi

(15)

2

dalam proses pembelajaran yaitu (1) tujuan pendidikan dan pembelajaran; (2)

peserta didik; (3) tenaga kependidikan khususnya guru; (4) perencanaan

pengajaran; (5) strategi pembelajaran; (6) media pengajaran; dan (7) evaluasi

pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi antara satu dengan

yang lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan nasional telah dilakukan secara

terus-menerus dengan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Salah

satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah berkaitan dengan guru, yaitu

dengan lahirnya Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,

yang pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat

usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Upaya

tersebut dipertegas kembali dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005

pasal 20 yang mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan

materi pembelajaran. Kemudian melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, antara lain mengatur tentang

perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan

pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

dimana salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). KTSP dikembangkan untuk mengatasi masalah umum yang

terjadi di dunia pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya proses belajar dan

pembelajaran yang masih didominasi oleh guru (teacher centered). Melalui KTSP

(16)

3

metode, media, sistem evaluasi dan model pembelajaran yang selaras dengan

kondisi perkembangan, namun belum memberikan hasil yang maksimal.

Hasil studi Program for International Student Assessment (PISA)

menunjukkan sistem pendidikan Indonesia masih sangat rendah. Untuk literasi

sains, pelajar Indonesia berada di peringkat terbawah. PISA merupakan studi

internasional kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains yang

diselenggarakan Organisation for Economic Co-operation and Development

(OECD) untuk siswa usia 15 tahun. Indonesia sendiri sudah mengikuti studi ini

sejak tahun 2000. PISA digunakan untuk mengukur kemampuan siswa yang

nantinya akan dijadikan dasar untuk pengambilan kebijakan pendidikan nasional.

Hasil studi PISA pada mata pelajaran sains siswa Indonesia dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perolehan skor literasi sains Indonesia dibandingkan negara-negara lain berdasarkan hasil studi PISA

Tahun

Studi Skor rata-rata Indonesia Skor rata-rata internasional Indonesia Peringkat Jumlah negara peserta studi

2000 393 500 38 41

2003 395 500 38 40

2006 393 500 50 57

2009 383 500 60 65

2012 382 500 64 65

Sumber : Diolah dari http://litbang.kemdikbud.go.id

Pada tahun 2012 hasil pembelajaran siswa Indonesia dalam bidang sains

berada pada peringkat 64 dengan skor 382. Secara terperinci hasil studi PISA

2012 membagi peringkat pembelajaran sains dalam tujuh tingkatan/level.

(17)

4

Tabel 1.2 Persentase skor siswa Indonesia dalam pembelajaran sains tahun 2012

Peringkat siswa Rentang Skor Persentase SE

Dibawah level 1 < 334,94 24,7 2.0

Level 1 334, 94 – 409,54 41,9 1,4

Level 2 409,54 – 484,14 26,3 1,5

Level 3 484,14 - 558.73 6,5 1,0

Level 4 558.73 - 633.33 0,6 0,3

Level 5 633.33 - 707.93 0,0 C

Level 6 > 707.93 0,0 C

Sumber : Diolah dari PISA 2012 (edisi Revisi OECD 2014)

Biologi merupakan cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang berkaitan

dengan cara mencari tahu atau memahami alam secara sistematik, sehingga

biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu penemuan.

Dalam pembelajaran biologi, sangat diperlukan strategi pembelajaran yang tepat

yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual maupun

emosional. Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang

menyulitkan bagi siswa, hal ini berdampak pada sulitnya siswa menerima

pembelajaran yang telah diajarkan oleh guru sehingga hasil belajar biologi siswa

masih rendah dan masih jauh dari harapan. Berdasarkan hasil observasi, diketahui

bahwa proses belajar mengajar belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik

sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, dimana hasil

nilai rata-rata mata pelajaran biologi masih di bawah standar ketuntasan minimal

yang ditetapkan. Terdapat hambatan yang ditemukan dalam kegiatan belajar

mengajar yang harus dicarikan solusinya.

Menurut Wardiman (2001: 18) bahwa rendahnya minat dan hasil belajar

siswa dalam ilmu eksakta karena proses pembelajaran kurang mendukung

(18)

5

panduan yang ada dan kurang dilengkapi dengan praktek di lapangan. Strategi

pembelajaran yang kurang sesuai atau kurang mendukung, bahkan relatif monoton

dan kurang bervariasi dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. oleh

karena itu dalam menerapkan strategi pembelajaran seharusnya diperhatikan

apakah strategi pembelajaran yang digunakan efektif, dapat menarik perhatian dan

meningkatkan minat belajar siswa.

Menurut Sumarna seperti dikutip Wasis (2006: 2) kebanyakan peserta

didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan

nyata (real world). Hal tersebut disebabkan adanya kecenderungan pembelajaran

di kelas yang tidak berusaha mengaitkan konten materi pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta,

pengetahuan, dan hukum kemudian biasa dihafalkan, bukan mengaitkannya

dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, namun yang paling

menentukan adalah faktor guru, dimana kedudukan guru sangat pentingnya dalam

proses pembelajaran. Selain itu, faktor yang sangat menentukan hasil belajar

siswa adalah motivasi siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai siswa

yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya

rendah akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya kurang berfungsi secara

optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang dimiliki

siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi untuk berprestasi

yang tinggi dalam dirinya. Motivasi berprestasi adalah kesungguhan atau daya

dorong seseorang untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih

(19)

6

motivasi berprestasi berperan penting dalam menunjang keberhasilan, seseorang

yang memiliki motivasi berprestasi yang kuat cenderung akan melakukan

berbagai upaya untuk dapat menguasai bidang yang dipelajarinya, sehingga peran

motivasi berprestasi menjadi penting bagi siswa dalam mempersiapkan proses

pembelajaran.

Perolehan prestasi belajar tidak lepas dari motivasi, khususnya motivasi

berprestasi. Motivasi merupakan faktor penting dalam keberhasilan siswa dalam

pembelajaran. Menurut Lee dan Brophy seperti dikutip Ekici (2010: 2141),

motivasi merupakan salah satu komponen yang paling penting untuk

mengkonfigurasi informasi dalam pikiran. White dalam Santrock (2011)

menambahkan bahwa motivasi berprestasi adalah ide bahwa orang termotivasi

untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka

serta memproses informasi secara efisien. Motivasi berprestasi mendorong orang

untuk berkeinginan lebih sukses dan melakukan prestasi serupa pada kondisi yang

lain. Hal tersebut oleh didukung dengan penelitian yang dilakukan Palupi dan

Wrastari (2013) bahwa ditemukan adanya korelasi yang kuat antara motivasi

dengan prestasi siswa.

Hasil penelitian Akpan dan Umobong (2013) menyimpulkan bahwa

motivasi berprestasi memiliki dampak yang besar pada keterlibatan akademis,

ketika siswa termotivasi, mereka menjadi terlibat dalam pekerjaan akademis yang

akhirnya menghasilkan prestasi akademik yang baik atau mencapai kesuksesan.

Menurut Johnson (2014: 6), prestasi yang rendah dalam pembelajaran biologi

(20)

7

memerlukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki

dan/atau meningkatkan motivasi siswa.

Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar guru diharapkan dapat

menerapkan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar siswa dapat

memahami materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk

itu diperlukan suatu situasi pembelajaran yang interaktif dan komunikatif yang

dapat melibatkan partisipasi aktif siswa dan melatih siswa belajar secara mandiri,

yang tentu saja sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Proses pembelajaran dapat

berjalan secara efektif bila seluruh komponen pembelajaran saling mendukung

dalam mencapai tujuan.

Penggunaan strategi pembelajaran di dalam implementasi kurikulum

sangat bergantung kepada hakikat mata pelajaran itu sendiri. Tidak terdapat satu

pun strategi pembelajaran yang cocok untuk segala mata pelajaran. Oleh karena

karena itu pemilihan dan penerapan sebuah strategi pembelajaran harus

didasarkan kepada pertimbangan hakikat tujuan dan isi mata pelajaran yang

diajarkan.

Selain penggunaan strategi, pembelajaran biologi yang efektif juga tidak

lepas dari ketersediaan sarana, media belajar, dan pemilihan bahan ajar yang tepat

oleh guru. Salah satu bahan ajar yang dapat dijadikan pendukung kegiatan belajar

siswa ialah modul. Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar dalam proses

pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara

sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai

(21)

8

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 8 Medan,

selama ini siswa hanya berpegang pada buku cetak dan LKS untuk dijadikan

sebagai sumber belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan

menggunakan bahan ajar berupa buku paket dan LKS untuk membantu seluruh

siswa dalam proses pembelajaran belum menunjukkan hasil belajar yang

maksimal. Buku paket dan LKS yang digunakan guru mata pelajaran biologi

diperoleh dari penerbit buku tertentu.

Buku teks bersifat umum karena dibuat untuk keperluan umum, sehingga

siswa memerlukan bantuan orang lain seperti guru untuk menjelaskan isi buku

tersebut. Menurut Purwanto, dkk (2007) dari segi sifat penyajiannya, buku

cenderung informatif dan sajian materi ajarnya memiliki cakupan luas dan umum,

sehingga komunikasi berlangsung satu arah dan siswa memiliki kecenderungan

untuk pasif. Dengan karakter tersebut, buku kurang memfasilitasi siswa untuk

melakukan pembelajaran mandiri.

Mempertimbangkan kenyataan di SMA Negeri 8 Medan perlu dicari

alternatif memberdayakan guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran,

khususnya proses pembelajaran biologi. Salah satu alternatif ialah pembelajaran

dengan menggunakan modul. Modul sebagai salah satu bahan ajar yang

memungkinkan siswa untuk belajar sendiri tanpa terlalu bergantung pada guru

yang selama ini sebagai pemberi informasi. Siswa juga dapat belajar tanpa terikat

oleh waktu dan tempat. Dengan menggunakan modul guru-guru akan merasa

"terpaksa" mengikuti dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang telah

dirancang di dalam modul. Di samping itu guru-guru akan sedikit diringankan

(22)

9

otomatis sudah menjadi bagian dari modul. Hal lain yang menjadi dasar

pertimbangan pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan modul ialah

kemampuan dan kecepatan belajar siswa yang beragam. Dengan pengajaran

klasikal dapat memungkinkan siswa yang cepat belajar merasa bosan dan siswa

yang lamban belajar merasa didesak-desak, sehingga kedua kelompok siswa

tersebut akan mejadi kecewa. Akibatnya, proses belajar tidak terjadi secara baik

dan hasilnya tidak menggembirakan.

Dengan menggunakan modul siswa diberi kesempatan belajar secara

individual, kelompok, dan juga klasikal. Dengan variasi pendekatan pembelajaran

seperti ini diharapkan motivasi dan aktivitas belajar siswa akan lebih meningkat.

Pada bahan ajar modul disajikan materi pembelajaran yang dapat membantu siswa

dalam belajar dan berisi latihan-latihan soal untuk melatih kemampuan siswa.

Modul juga menyajikan kunci jawaban agar siswa dapat menilai sendiri

kemampuannya. Bahan ajar modul dapat membantu siswa belajar sendiri, baik di

sekolah maupun di rumah. Penggunaan bahan ajar modul diharapkan dapat

membangkitkan minat belajar siswa dan siswa menjadi lebih aktif untuk belajar

secara mandiri. Terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran diharapkan dapat

memberikan hasil belajar siswa lebih baik.

Berlangsungnya proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang

diharapkan ditentukan oleh penggunaan strategi pembelajaran dalam proses

pembelajaran. Strategi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu upaya

mengembangkan kreativitas belajar yang dilakukan oleh pendidik. Strategi

pembelajaran pada dasarnya menekankan pentingnya belajar melalui proses untuk

(23)

10

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif

dan efisien. Pendidik dapat menggunakan, memilih, dan menentukan strategi

pembelajaran agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengajar

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu strategi pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa secara aktif dan dapat mengembangkan kemampuan siswa

adalah strategi pembelajaran inkuiri.

Hasil penelitian Olteanu, et al. (2014) menyimpulkan bahwa modul sains

terpadu dalam mata pelajaran sains dapat membantu peserta didik untuk

memahami konsep-konsep di mata pelajaran yang berbeda dan membuat koneksi

dalam area subyek tertentu. Integrasi ilmu yang berbeda dapat membantu peserta

didik untuk menghubungkan konsep yang berbeda, topik dan hubungan eksplisit

antara berbagai disiplin ilmu sains. Implementasi dari modul dapat terlaksana

dengan baik ketika adanya umpan balik yang positif dari siswa.

Hasil penelitian Ali, R. et al. (2010) yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi

Islamabad Pakistan menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

modul lebih efektif dalam proses belajar mengajar biologi. Di dalam pembelajaran

menggunakan modul, siswa diberikan kesempatan belajar dengan kecepatan

mereka sendiri, sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan. Hal yang sama

juga disimpulkan Sadiq dan Zamir (2014), mengajar dengan modul lebih efektif

dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan metode pengajaran biasa

karena dalam pendekatan modul siswa belajar dengan kecepatan mereka sendiri.

Hasil penelitian Irwan dan Marlina (2014) juga menyatakan bahwa hasil belajar

(24)

11

belajar siswa yang diajar dengan menggunakan buku teks pada materi

keanekaragaman hayati.

Keberhasilan pembelajaran biologi tidak luput dari berbagai pendukung

pembelajaran baik guru, media pembelajaran, sarana dan prasarana. Selain itu, faktor

internal dalam diri siswa juga harus diperhatikan dalam proses pembelajaran

berupa motivasi berprestasi yang sangat heterogen. Seiring dengan heterogennya

motivasi berprestasi siswa tersebut, untuk pencapaian prestasi belajar, guru

memerlukan inovasi pembelajaran. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran,

dalam penelitian ini mencoba menggunakan sebuah strategi pembelajaran yang

dipadu dengan media pembelajaran berupa modul. Sehingga diharapkan siswa dapat

menentukan sendiri cara belajar yang menarik bagi mereka sendiri dan menumbuhkan

motivasi untuk belajar. Strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

dimungkinkan dapat mempengaruhi hasil belajar biologi yaitu strategi pembelajaran

inkuiri dengan menggunakan modul dan buku teks pelajaran.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) siswa mengalami

kesulitan dalam memahami materi mata pelajaran biologi karena hanya terpaku

dari buku panduan yang ada; (2) kemampuan guru biologi masih perlu

ditingkatkan; (3) pembelajaran biologi belum menggunakan modul dengan

strategi pembelajaran inkuiri untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

melakukan penyelidikan; (4) strategi pembelajaran inkuiri belum pernah dikaitkan

dengan motivasi berprestasi siswa di SMA Negeri 8 Medan; dan (5) rendahnya

(25)

12

1.3. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian dibatasi pada :

1. Hasil belajar siswa dibatasi pada materi ekosistem dan perubahan

lingkungan di kelas X semester genap SMA Negeri 8 Medan pada

ranah kognitif taksonomi Bloom, dengan menggunakan tes hasil

belajar yang sudah divalidkan.

2. Penggunaan modul dan buku teks pelajaran pada pembelajaran biologi

dalam penelitian menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.

3. Masalah motivasi berprestasi siswa dibatasi pada motivasi berprestasi

tinggi dan motivasi berprestasi rendah.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Apakah hasil belajar biologi yang diajar menggunakan modul dengan

strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada hasil belajar biologi

yang diajar menggunakan buku teks pelajaran dengan strategi

pembelajaran inkuiri di SMA Negeri 8 Medan?

2. Apakah hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi berprestasi

tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar biologi memiliki motivasi

berprestasi rendah di SMA Negeri 8 Medan ?

3. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan modul dan buku teks

pelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar biologi di

(26)

13

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan modul dengan

strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada hasil belajar biologi

siswa yang diajar menggunakan buku teks pelajaran dengan strategi

pembelajaran inkuiri.

2. Hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

lebih tinggi daripada hasil belajar biologi siswa yang memiliki

motivasi berprestasi rendah.

3. Interaksi antara penggunaan modul dan buku teks pelajaran dengan

motivasi berprestasi terhadap hasil belajar biologi.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun secara praktis.

1. Secara teoretis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya

yang berkaitan dengan penggunaan modul dan buku teks pelajaran

dengan strategi pembelajaran inkuiri pada pelajaran biologi dan

motivasi berprestasi serta memberikan sumbangan kepada

pembelajaran biologi secara khusus untuk meningkatkan kompetensi

(27)

14

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan kepustakaan tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar modul.

b. Guru biologi, sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan

bahan ajar modul dalam mengajar.

c. Siswa, agar lebih meningkatkan motivasi dan prestasi belajar melalui

(28)

104

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar menggunakan buku teks pelajaran strategi pembelajaran inkuiri.

2. Hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. 3. Terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran (modul dan buku teks pelajaran) dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar biologi. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tepat diajar menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri, sedangkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah lebih tepat diajar menggunakan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri.

5.2 Implikasi

(29)

105

media pembelajaran terhadap hasil belajar biologi berimplikasi kepada guru biologi untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan modul. Dengan menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi keterlibatan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran biologi dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Implikasi dari penerapan pengunaan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri bagi para guru dalam pembelajaran biologi di SMA adalah guru diharapkan untuk selalu berupaya memunculkan isu-isu dan memanfaatkan lingkungan sekitar serta berbagai pengalaman siswa selama pembelajaran yang tentunya berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, oleh karena itu guru diharapkan dapat memperluas dan menambah wawasan ilmu pengetahuannya.

(30)

106

Kedua, hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi siswa berpengaruh terhadap hasil belajar biologi. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar biologi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa berimplikasi pada guru biologi untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan motivasi berprestasi yang dimiliki siswa. Apabila motivasi berprestasi siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan strategi pembelajaran dengan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa.

Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari segi motivasi berprestasi mengisyaratkan kepada guru untuk memilih media pembelajaran harus mempertimbangkan tingkat motivasi berprestasi siswa. Adanya perbedaan motivasi berprestasi siswa ini berimplikasi guru didalam memberikan motivasi, minat dan keaktifan siswa dalam belajar biologi. Bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak menjadi sebuah kesulitan bagi guru dalam memotivasi, membangkitkan minat dan mengaktifkan siswa selama pembelajaran, tetapi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah maka guru memberikan perhatian yang lebih kontinu didalam memberikan motivasi, membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam belajar.

(31)

107

yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Oleh karena guru harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa, agar semua siswa lebih giat belajar, tidak mudah putus asa, dan memiliki semangat kompetensi yang tinggi.

Ketiga, hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara media pembelajaran (modul dan buku teks pelajaran) dan motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar biologi siswa. Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan motivasi berprestasi tinggi yang diajar dengan menggunakan modul mempunyai rata-rata hasil belajar biologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan buku teks pelajaran. Sedangkan siswa dengan motivasi berprestasi rendah yang diajar dengan menggunakan modul mempunyai rata-rata hasil belajar biologi yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan buku teks pelajaran. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki motivasi berpretasi tinggi, sedangkan penggunaan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki motivasi rendah.

(32)

108

ini antara guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar itu sendiri, sehingga dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu media pembelajaran dan motivasi berprestasi siswa perlu menjadi perhatian sekaligus.

Guru juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya dalam merancang pembelajaran, khususnya dengan menggunakan media pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri. Dalam merancang pembelajaran guru harus memiliki kemampuan dalam memilih media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, skenario pembelajaran, metode, tempat, sarana dan prasarana yang tersedia. Untuk pengembangan media dan strategi pembelajaran, guru juga harus menambah pengetahuan dan wawasannya dalam bidang perangkat lunak, sehingga guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Temuan penelitian ini juga memberikan implikasi kepada penulis buku atau modul agar kiranya dapat menyajikan strategi pembelajaran inkuiri dalam penerbitan buku teks atau modul sehingga tenaga pengajar dan siswa menemukan strategi pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran biologi. Dengan menggunakan strategi pemebelajaran inkuiri yang diterapkan pada buku teks dan modul dapat mendeskripsikan urutan pembelajaran secara rinci dan mencakup objek mata pelajaran biologi.

(33)

109

karakteristik siswa membuat kegiatan pembelajaran lebih bermakna sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif, efesien, dan memiliki daya tarik. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru untuk memilih penggunaan modul dengan strategi inkuiri dalam pembelajaran. Sesuai dengan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam merancang penggunaan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, dimana siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih tinggi hasil belajar biologinya jika dibelajarkan menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan lebih tinggi hasil belajar biologinya jika dibelajarkan menggunakan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal yaitu :

1. Kepada guru perlu melihat karakteristik siswa didalam menerapkan penggunaan modul dan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri. Bagi guru yang mengajarkan biologi agar dapat menerapkan penggunaan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri untuk siswa yang memiliki motivasi tinggi dan menerapkan penggunaan buku teks pelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri untuk siswa yang memiliki motivasi rendah.

(34)

110

dipadu strategi pembelajaran misalnya melalui seminar, lokakarya, dan pendidikan dan latihan (diklat). Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan guru mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran di tingkat SMA yang dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa rendah sehingga memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya khususnya pada mata pelajaran biologi.

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan pembelajaran menggunakan modul dengan strategi pembelajaran inkuiri mengharuskan guru menyesuaikan isi materi dan penggunaan waktu jam pelajaran, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya pada hasil belajar biologi. 4. Bahan/materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada

beberapa materi. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya diadakan penelitian lebih lanjut, yaitu pada materi lain atau dapat melanjutkan penelitian ini, hal ini sangat penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun reformasi dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.

(35)

111

DAFTAR PUSTAKA

Akpan, I.D. dan M.E. Umobong. 2013. Analysis of Achievement Motivation and Academic Engagement of Students in the Nigerian Classroom. Academic Journal of Interdisciplinary Studies MCSER Publishing, Rome-Italy, 2(3): 385-390.

Ali, R., S.R.Gazi, M.S. Khan, S. Hussain, dan Z.T. Faitma. 2010. Effectiveness of Modular Teaching in Biology at Secondary Level. Asian Social Science Journal, 6(9): 49-54.

Anderson, L.W., D.R. Krathwohl, P.W. Airasian, K.A. Cruikshank, R.E. Mayer, P.R.Pintrich, dan J. Raths. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Pearson, Allyn & Bacon.

Arends, R.I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Atkinson, J.W. dan J.O. Rayner. 1974. Motivation and achievement. Washington, DC: V. H. Winston.

Blessing, I.A. 2014. Effects of Inquiry Strategy on Students’ Science Process Skills in Selected Abstract Concepts in Biology. Journal of Education and Policy Review. 6(1): 42-54.

Budiningsih, A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar Untuk Persiapan Guru Dalam Mengajar. Yogyakarta: Gavamedia.

Dick, W., L. Carey, dan J. Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction. New York: Harper Collins Publishers.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ditjen PMPTK. 2008. Strategi pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta:

Depdiknas.

(36)

112

Djiwandono, S.E.W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ekici, G. 2010. Factors Affecting Biology Lesseon Motivation Of High School Students. Journal Procedia Social and Behavioral Sciences. (Online) Vol 2, sciencedirect.com, diakses 02 Februari 2015.

Fachurrochman, R. 2011. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin, dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Edisi Khusus (2): 60-69

Gagne, R.M. 1977. The Condition Of Learning. New York : Holt, Rinehart, and Winston.

Greene, H. dan W.T. Petty. 1971. Developing Language Skills in the Elementary Schools. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Hancock, D. 2004. Cooperative Learning dan Peer Orientation Effects on Motivation and Achievement. The Journal of Educational Research, 97(3): 159-166.

Hamalik, O. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Indriyanti, N.Y dan E. Susilowati. 2010. Pengembangan Modul. Makalah. Seminar Pelatihan Pembuatan e-module bagi Guru-guru IPA Biologi SMP se-Kota Surakarta menuju Open Education Resources. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret. Surakarta, 07 Agustus.

Irwan, N.K dan R. Marlina. 2014. Pengaruh Modul Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keanekaragaman Hayati SMA Negeri 9 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan PembelajaranFKIP Untan, 3(9).

Johnson, M.L. 2014. Achievement Motivation for Introductory College Biology. Journal of Studies in Education, 4(1).

Joyce, B dan M. Weil. 2003. Models of Teaching, Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Kemp, J.E. 1977. Instructional Design: A Plan for Unit and Course Development, Second Edition. California: Fearon Publishers

(37)

113

Kustawan, D. 2013. Analisis Hasil Belajar. Bandung: Luxima Metro Media.

McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. New York: Cambridge University Press.

Mudlofir, A. 2011. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Perkasa.

Olteanu, R.L, C. Dumitrescu, G.Gorghiu, dan L.M. Gorghiu. 2014. Studying Sciences through the Integrated Science Modules. European Journal of Sustainable Development, 3(3): 35-42.

Palupi, D.R dan A.T. Wrastari. 2013. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap Pola Asuh Orangtua Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Psikologi Angkatan 2010 Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 2(1): 1-6.

Purwanto, A. Rahadi, dan S. Lasmono. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Teknologi Informasi dan

Komunikasi. (online),

(http://issuu.com/download-bse/docs/buku_pengembangan_modul_full. Diakses: 02 Februari 2015).

Purwanto, N. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status. London: Lawrence Erlabaum Associates Publishers.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sadiq, S dan S. Zamir. 2014. Effectiveness of Modular Approach in Teaching at University Level. Journal of Education and Practice, 5(17): 103-109.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

(38)

114

Simatupang, R. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Sikap Ilmiah Dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Biologi SMA Negeri 17 Medan. Tesis. Medan: Pascasarjana Unimed.

Sjamsuddin, H. 2004. Penulisan Buku Teks Sejarah; Kriteria dan Permasalahannya. Jurnal Pendidikan Sejarah. 1(1): 1-12.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suparman, M.A. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Supriadie, D dan D. Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suyadi. 2008. Pengaruh Pembelajaran Penemuan Fisika Pada Kinematika Gerak Lurus Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Berprestasi. Tesis. Solo: Pascasarjana UNS.

Tarigan, H.G dan D. Tarigan. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wardiman. 2001. Menata Masa Depan Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjuan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 2.1 Variabel Pembelajaran ........................................................
Tabel 1.1.
Tabel 1.2 Persentase skor siswa Indonesia dalam pembelajaran sains tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Masalah kemiskinan dikatakan kompleks karena kemiskinan menyangkut banyak aspek, tidak hanya aspek ekonomi, melainkan menyangkut aspek kesehatan, pendidikan dan masih

Pasar tradisional identik dengan lokasi perdagangan yang kumuh, tidak aman, tidak teratur, macetnya lalu lintas, ketidakpastiaan harga dan lain-lain. Keadaan pasar

Penulisan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Perpustakaan di Universitas Sebelas

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN 1.20.05.DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN

ya nanti dibantu dengan kita tiap tahun ada lomba yang namanya kaizen yang artinya kualisi, kualisi control sircel, koalisi statistik sistemyang mana itu ide-ide dari

Pada hasil penelitian dari ketiga subjek tersebut menyatakan bahwa pada subjek I, II, III pola asuh orang tua subjek merasa orang tuanya overprotektif sejak

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Strategi komunikasi yang dibangun komunitas Youthkrew Premier League