• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga T2 912011012 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyelenggaraan Program Training bagi Karyawan Prapurnakarya: studi kasus pada P.T PLN (Persero) Salatiga T2 912011012 BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekerja merupakan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidup

pribadi dan keluarga dengan berbagai pekerjaan. Hampir separuh dari

usia digunakan dalam bekerja namun lambat laun kondisi fisik akan

menurun. Aksesibilitas dalam pekerjaan pun akan berkurang pada

akhirnya harus mengalami masa purna bakti atau masa pensiun. Masa

pensiun masa yang akan dilalui semua pegawai yang bekerja di instansi

atau perusahaan sesuai ketentuan yang ditentukan oleh pemerintah

berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku. Berdasarkan peraturan

pemerintah republik indonesia nomor 19 tahun 2013 tentang perubahan

keempat atas peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1979 tentang

pemberhentian pegawai negeri sipil usia pensiun PNS 56 tahun dan

pegawai swasta berdasarkan undang – undang republik indonesia nomor

13 tahun 2003 tentang tenaga kerja yaitu 56 tahun. Masa purna bakti

adalah dimensi yang sangat rentan terhadap pergeseran mental,

kemunduran fisik, dan berkurangnya produktifitas kerja. Hal inilah yang

sering memicu terjadinya krisis interpersonal atau yang dikenal post

(2)

syndrome perlu adanya pendidikan yang menambah wawasan,

pengetahuan dan keterampilan para pegawai yang akan memasuki masa

pensiun. Setelah memasuki masa purna bhakti kadang para pegawai

bingung bagaimana mendapatkan pendapatan tambahan selain gaji

pensiun atau pesangon yang diterima, untuk menjawab masalah krisis

interpersonal atau post power syndrome pada masa pensiun yaitu

pendidikan dan pelatihan merupakan solusi yang tepat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan. Pendidikan yang diselenggarakan diluar

pendidikan formal yaitu Pendidikan luar sekolah menyelenggarakan

program – program pendidikan.

Program pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga

pemerintah maupun swasta. Pelaksanaan dana pensiun pemerintah di

Indonesia antara lain jamsostek, suatu program kontribusi tetap wajib

untuk karyawan swasta dan BUMN di bawah Departemen Tenaga Kerja

dan Transmigrasi. Namun, Departemen Keuangan memegang peranan

dalam pengawasannya (UU No. 3/1992). Taspen, yaitu tabungan

pensiun pegawai negeri sipil dan program pensiun swasta yang

diberikan tanggung jawab oleh Departemen Keuangan (Keputusan

Presiden No. 8/1997), dan ASABRI dana pensiun angkatan bersenjata,

berada di bawah Departemen Pertahanan (Kepres No. 8/1977). Ketiga

(3)

Program pensiun bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan

karyawan dimasa pensiun yang lebih baik. Menurut Maryono (2010),

selama ini PT. PLN (Persero) sudah mempunyai program pensiun. Pada

September 1991, Direksi PLN menetapkan bahwa penyelenggaraan

program dana pensiun PLN dialihkan dari PLN ke YDP-PLN yang

pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pelimpahan

dana untuk dikembangkan, sementara itu administrasi kepesertaan

program dana pensiun masih dilaksanakan oleh PLN. DP-PLN sebagai

Dana Pensiun Pemberi Kerja dan penyelenggara Program dana Pensiun

manfaat pasti adalah badan hukum tersendiri yang berbeda dengan

Yayasan. Maka itu sehubungan dengan perubahan status PLN dari

Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan pada bulan Juni 1994,

maka DP-PLN disesuaikan dari Dana Pensiun Perusahaan Umum Listrik

Negara menjadi Dana Pensiun PT. PLN (Persero) atau disingkat

DP-PLN. Sejak Oktober 1997 Iuran Peserta dipotong dan disetor langsung

oleh Unit-Unit PLN ke DP-PLN yang sebelumnya disetor ke PT. PLN

(Persero) Kantor Pusat selanjutnya diperhitungkan ke DP-PLN dengan

jumlah Manfaat Pensiun yang telah dibayar oleh PLN.

Pada PT. PLN (persero) program pensiunnya menitikberatkan

kepada sistem pemberdayaan manajemen sumber daya manusia.

(4)

manajemen sumber daya manusia. Menurut Hariandja dkk (2005),

manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan

implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan,

pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,

kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.

Menurut Henry (2001). Mengemukakan bahwa dalam rangka

menindaklanjuti kepedulian perusahaan terhadap hal tersebut, maka

pada perusahaan melakukan peningkatan kapasitas sumber daya

manusia, bermaksud menawarkan bentuk kerjasama dalam

penyelenggaraan kegiatan pelatihan, karena menurut perspektif

organisasi, dampak positif yang ditimbulkan dapat menjadi proses yang

memugkinkan karyawan-karyawan baru dengan keahlian yang dimiliki

untuk memasuki organisasi dan menggantikan karyawan-karyawan yang

sudah memasuki masa pensiun. Masa transisi mendekati masa pra

purnakarya atau pensiun disikapi beragam oleh setiap orang. Ada yang

merasa cemas karena merasa belum siap dalam banyak aspek, baik

aspek psikologi, aspek ekonomi dan materi maupun aspek sosial.

Kecemasan yang berlebihan tentunya akan menimbulkan dampak yang

kurang baik kondisi emosional dan dapat menimbulkan berbagai

masalah baru. Ada juga yang menyikapi dengan santai dan tidak ada

(5)

optimisme dapat mengaktualisasikan diri dalam kehidupan menjadi

semakin baik dan berkualitas.

Manusia pada dasarnya tidak akan terlepas dari aktivitas bekerja.

Adapun alasan seseorang bekerja untuk mencari uang, bekerja untuk

mengisi waktu luang, ada pula orang bekerja untuk mencari identitas

diri, dan masih banyak lagi alasan seseorang untuk bekerja. Apapun

alasan seseorang untuk bekerja semuanya adalah untuk memenuhi

kebutuhannya. Manusia dalam melakukan pekerjaan tidak selalu

semata-mata hanya untuk mendapatkan upah atau gaji. Melainkan untuk

mendapatkan kesenangan dengan tujuan dihargai oleh orang-orang di

lingkungan kerjanya. Disamping itu kesenangan ini akan berkurang

ketika seseorang tersebut memasuki masa dimana orang tersebut harus

berhenti bekerja karena usianya telah lanjut dan dianggap sudah tidak

produktif lagi dalam melakukan pekerjaan, atau yang sering dikenal

dengan sebutan pensiun.

Menurut Hadiwaluyo (2009).Pensiun merupakan masa ketika

seseorang diberhentikan dari pekerjaannya sesuai dengan batas usia

pensiun yang telah ditetapkan dalam aturan pensiun yaitu usia 56 tahun

sedangkan untuk penganjar saat mencapai usia 65 tahun. Usia 56 tahun

masuk dalam kategori madya lanjut. Di tahap ini sebenarnya seseorang

(6)

memasuki masa pensiun. Oleh karena itu, masa pensiun dianggap

sebagai ancaman terhadap kehidupan seseorang di masa yang akan

datang sehingga dapat menimbulkan kecemasan.

Untuk menghindari hal kecemasan maka perusahaan memberikan

sentuhan spiritual agar peserta dapat menjalani kehidupan masa pra

purnakarya dengan lebih tenang, ikhlas dan hati yang

lapang.Memberikan motivasi sekaligus membuka wawasan yang

komprehensif mengenai berbagai usaha yang dapat dijadikan referensi

terutama setelah para karyawan memasuki masa pra

purnakarya.Memberikan gambaran langsung tentang kewirausahaan dan

bagaimana mengelola usaha dengan kondisi yang sesuai bidang yang

diminati, sekaligus memberikan fasilitas bagi peserta untuk melakukan

konsultasi usaha yang diminati hingga usahanya berjalan.

Menurut Wendy (1996). Mengatakan bahwa ada terdapat 4 jenis

pensiun, yaitu: 1. Pensiun Normal, pensiun yang diberikan untuk

karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiun yang ditetapkan

perusahaan. 2. Pensiun dipercepat, pensiun yang diberikan karena

kondisi tertentu, misalnya ada pengurangan pegawai di perusahaan

tersebut. 3. Pensiun ditunda, merupakan pensiun karena karyawan

memintanya, usia peminta pensiun belum mencapai usia pensiun.

(7)

cacat, pensiun yang diberikan karena sebuah kecelakaan sehingga

dianggap tidak mampu lagi untuk dipekerjakan.

Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap

Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada

Negara. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang untuk

berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai Negeri

Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial yang

dibentuk oleh pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai jaminan

hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka Pemerintah

memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri.

Menurut Lum (2003), sebenarnya masa pensiun tidakah seburuk

itu. Banyak juga orang yang berhasil menjalani masa pensiunnya dengan

bahagia. Mereka menikmati masa pensiun sebagai masa yang

menyenangkan dan ditunggu-tunggu, sehingga mereka menjadikan masa

pensiun sebagai akhir yang indah dan cemerlang dalam pencapaian

hidupnya. Mereka berhasil menyusun beberapa langkah untuk mengatasi

hal – hal yang tidak diinginkan pada masa tua mereka, terutama masalah

keuangan yang tidak lagi stabil.

Untuk memasuki pasca pensiun setiap karyawan pasti didalam

(8)

sangat memberikan jaminan dihari tua bagi semua karyawan yang sudah

menabung atau memotong iuran setiap bulan selama bekerja.

Setelah menjalani program pensiun didahului dengan masa Pra

Purnakarya, pensiun dan Pasca pensiun, melihat penjelasan dilatar

balakang diatas maka setiap karyawan tentu memiliki program-program

yang nantinya dipilih untuk mempersiapkan dirinya memasuki ketiga

masa tersebut. Sehingga tidak ada kecemasan dalam mempersiapkan diri

melewati masa-masa pensiun dalam konteks sumber daya manusia di

PT. PLN (Persero).

1.2 Persoalan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan persoalan penelitian

dalam penelitian ini adalah :

1. Apa yang menjadi Latar Belakang dan tujuan pihak

perusahaan melakukan training untuk para karyawan pra purna

karya?

2. Bagaimana pihak perusahaan melakukan analisis kebutuhan

sehingga memunculkan program training untuk karyawan pra

purna karya?

3. Bagaiman gambaran program training untuk karyawan pra

(9)

4. Bagaimana tanggapan karyawan pra purna karya terhadap

penyelenggaran training?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan persoalan penelitian di atas maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan alasan dan tujuan pihak perusahaan

melakukan training untuk para karyawan pra purna karya.

2. Untuk mendeskripsikan analisis kebutuhan sehingga

memunculkan program training untuk karyawan pra purna

karya.

3. Untuk mendeskripsikan gambaran program training untuk

karyawan pra purna karya.

4. Untuk mendeskripsikan tanggapan karyawan pra purna karya

terhadap penyelenggaran training.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmiah khususnya mengenai persoalan program pensiun

dalam kerangka manajemn sumber daya manusia pada perusahaan.

(10)

yang akan dilakukan berkaitan dengan topik program pensiun dan

sistem manajemen sumber daya manusia.

2. Manfaat secara Praktis, penelitian diharapkan dapat memberikan

kontribusi khusus pada pihak manajemen perusahaan dalam rangka

meningkatkan sistem sumber daya manusia pada karyawan

Referensi

Dokumen terkait

karyawan yang engaged dengan perusahaan cenderung loyal

yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara pelatihan kerja

Dalam hal ini, BPSDM melakukan kegiatan pelatihan Character Building Training Bagi Calon Karyawan Tetap dan Karyawan Tetap guna untuk meningkatkan hubungan yang kooperatif

kerja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan, yang tercermin dalam standar kompetensi, (c).. mekanisme untuk mencapai pengetahuan dan keterampilan serta sikap kerja

pelatihan dengan kebutuhan kompetensi karyawan Sudah sesuai, karena menambah pengetahuan dan keahlian dalam pekerjaan baru Sudah sesuai, karena pelatihan tersebut

PLN (Persero) Unit Layanan Salatiga yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian mengenai pelatihan berbasis kompetensi.. Seluruh teman-teman MM angkatan 2011, yang

Perusahaan juga harus menjaga lingkungan kerja untuk membuat karyawan nyaman saat bekerja, karena jika karyawan dan perusahaan saling menjaga lingkungan kerja akan membawa

untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh persepsi para. karyawan mengenai efektifitas pemimpin dengan kinerja para