• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PERAHU PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA

RAHMAN JUSMAN 10572 04556 13

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR MAKASSAR

2017

(2)

RAHMAN JUSMAN 105720455613

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR MAKASSAR

2017

(3)

i i

(4)

ii ii

(5)

iii

“Mimpi itu bukan yang terlihat saat kita tidur melainkan sesuatu yang tak bisa membuat kita tertidur”

(6)

iv

kedua orang tua tercinta, bapak dan ibu, terima kasih atas ketulusan, kasih sayang, nasihat dan doa yang senantiasa mengiringi setiap langkah keberhasilanku.

(7)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahman Jusman

Nim : 105720455613

Jurusan : Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2017 Yang Membuat Pernyataan

Rahman Jusman

(8)

vi

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahman Jusman

Nim : 105720455613 Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini.

Saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3 dilanggar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2017 Yang Membuat Perjanjian

Rahman Jusman

(9)

vii

dibimbing oleh Bapak Asdi dan Bapak Alamjah.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengendalian proses produksi pada proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriktif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang suatu gejala dan fakta terhadap obyek dan pada tempat penelitian sesuai dengan apa adanya pada saat penelitian berlangsung.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba dengan memilih 1 orang narasumber yang dianggap representatif mewakili kelompoknya yaitu kepala tukang (punggawa) perahu phinisi. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik observasi, wawancara serta tehnik dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses produksi perahu phinisi telah menepkan pengendalian proses produksi untuk menjamin kelancaran proses produksinya.

Kata Kunci : Pengendalian Proses Produksi

(10)

viii Assalamu alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”. Tak lupa pula penulis haturkan salam dan shalawat kepada Nabi junjungan kita, pemberi rahmat bagi alam semesta yaitu Baginda Rasulullah Muhammad SAW sang revolusioner sejati yang telah membawa kita keluar dari alam gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang seperti saat ini. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univrsitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam proses penulisan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini, tentunya banyak sekali pihak yang berkontribusi didalamnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak tersebut, diantaranya:

1. Bapak Dr. H. Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis beserta staf tata usaha Universitas Muhammadiyah Makassar

(11)

ix

4. Nurson Petta Pudji, S.Ag., M.PdI selaku penasehat akademik penulis.

5. Bapak Drs. Asdi, M.M selaku pembimbing I dan Bapak Alamjah, SE.

MM selaku pembimbing II yang dengan senang hati meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis dalam pemeriksaan skripsi ini.

6. Terima kasih kepada pimpinan Bapak Camat Bontobahari Kabupaten Bulukumba yang bersedia untuk mengizinkan penulis melakukan penelitian.

7. Untuk teman-teman tersayang ,teman spesial, teman satu atap, teman di keluarga Amandel, saudara tak sedarah di keluarga Master, sahabat di luar dunia kampus dan semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan pendidikan.

8. Untuk sahabat Andi Muslimah Nurul Fitratullah, S.Pt yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

9. Untuk Paman Muhammad Basri dan Tante Syamsiah Akhmad dan keluarga lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang selalu mendoakan dan memberikan semangat, dukungan buat penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

(12)

x

dalam mendoakan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.

Makassar, Agustus 2017

RAHMAN JUSMAN

(13)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

MOTTO ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Mamfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Manajemen Operasional... 4

(14)

xii

1. Pengertian Pengendalian ... 8

2. Asas-Asas Pengendalian ... 10

3. Jenis-Jenis Pengendalian ... 12

4. Alasan Diperlukannya Pengendalian ... 13

C. Proses Produksi ... 15

1. Pengertian Proses Produksi ... 15

2. Sistem Proses Produksi ... 20

3. Jenis Proses Produksi ... 23

4. Karakteristik Proses Produksi ... 30

D. Pengendalian Proses Produksi ... 32

1. Pengertian Pengendalian Proses Produksi ... 32

2. Metode Pengendalian Proses Produksi ... 32

3. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Prduksi ... 33

4. Proses Produksi Perahu Phinisi ... 34

E. Penelitian Terdahulu ... 38

F. Kerangka Fikir ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 40

B. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel ... 40

C. Metode Pengmpulan Data ... 40

D. Jenis Dan Sumber Data ... 41

E. Informan Penelitian ... 42

F. Metode Analisis Data ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 43

A. Sejarah Singkat ... 43

B. Keadaan Geografis ... 43

(15)

xiii

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Karakteristik Informan Penelitian ... 50

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

a. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan lunas perahu .. 51

b. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan lambung perahu 52 c. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan kamar perahu . 53 d. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan tiang layat perahu 54 e. Pengendalian proses pada tahapan pengerjaan layar perahu .. 55

f. Pengendalian proses pada tahapan pengecatan perahu ... 56

g. Pengendalian proses pada tahapan pemasangan mesin perahu 57 h. Pengendalian proses pada tahapan pemasangan kemudi perahu 59 i. Pengendalian proses pada tahapan uji coba perahu ... 60

B. Pembahasan ... 61

1. Pengendalian proses produksi ... 62

2. Kegiatan pengendalian proses produksi ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

1. Kesimpulan ... 77

2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 80

(16)

xiv

C. Gambar. 3 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 39 D. Gambar . 4 Skema pengendaian proses produksi ... 63 E. Gambar. 5 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan lunas ... 64 F. Gambar . 6 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan lambung . 65 G. Gambar. 7 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan kamar .... 66 H. Gambar. 8 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan tiang layar 68 I. Gambar. 9 Pengendalian proses pada tahap pengerjaan layar ... 69 J. Gambar. 10 Pengendalian proses pada tahap pengecatan ... 70 K. Gambar. 11 Pengendalian proses pada tahap pemasangan mesin ... 71 L. Gambar. 12 Pengendalian proses pada tahap pemasangan kemudi 72 M. Gambar. 14 Pengendalian proses pada tahapuji coba ... 73

(17)

xv

C. Tabel. 3 Banyaknya kelembagaan menurut Desa dan Kelurahan 48 D. Tabel . 4 Status pekerjaan penduduk ... 49

(18)

xvi

Lampiran 1. Kisi- kisi instrument penelitian ... 81

Lampiran 2. Pedoman dan Checklis Observasi ... 82

Lampiran 3. Pedoman wawancara ... 85

Lampiran 4. Transkip wawancara ... 88

Lampiran 5. Foto dokumentasi penelitian ... 98

Lampiran 6. Surat penelitian ... 106

Lampiran 7. Surat balasan dari tempat penelitian ... 107

Lampiran 9. Buku control bimbingan ... 108

Lampiran 10. Riwayat hidup ... 114

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang produksi barang atau jasa, perlu dikelola secara efisien dan efektif guna mencapai tujuan yang optimal. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya penerapan fungsi manajemen disamping memperhatikan pengaruh dari berbagai aspek.Sukses atau tidaknya suatu perusahaan yang beroperasi selalu dihadapkan dengan biaya, tenaga kerja yang terampil yang dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan harus memberikan produk yang menarik dan kualitasnya terjamin, menetapkan harga jual, kegiatan promosi guna mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus mengarahkan kegiatan usahanya agar menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dan keuntungan bagi perusahaan.

Setiap perusahaan dalam melaksakan proses produksi tertentu ingin kegiatan tersebut lancar sesuai dengan rencana dan diperoleh produk dengan tepat kualitas, tepat jumlah, tepat waktu dengan biaya yang efisien. Semua itu dapat diperoleh dengan dukungan sistem produksi diperusahaan yang baik dan dengan pengendalian proses produksi yang tepat. Proses produksi terdiri atas tahapan-tahapan yang berurutan, saling terkait dan masing-masing tahapan dapat mempengaruhi hasil akhir dari produk atau bahkan adanya kemacetan pada salah satu tahapan dapat

1

(20)

menghentikan proses produksi. Pengendalian proses Produksi merupakan salah satu diantara beberapa kegiatan manajemen yang mempunyai peranan penting karena merupakan penunjang langsung terhadap kegiatan perusahaan dan juga terhadap kualitas produk sehingga volume penjualan dapat meningkat sehingga memperoleh laba yang optimal dari hasil penjualan yang maksimal.

Sebagaimana diketahui, bahwa dalam menjaga kualitas produk tentunya perusahaan harus mampu mengendalikan proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan seperti yang direncanakan dan menghasilkan produk yang memiliki nilai tinggi dan menarik hati konsumen. Seperti halnya pada proses produksi perahu phinisi sangat dibutuhkan hal tersebut yakni pengendalian proses produksi. Namun kenyataannya dalam proses produksi perahu phinisi masih sering mengalami keterlambatan penyelesaian akhir seperti halnya yang dialami pada usaha perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Hal ini disebabkan karena keterlambatan bahan baku, kualitas dan kuantitas tenaga kerja dan efisiensi biaya dan ke efektifan dalam penggunaan peralatan atau mesin-mesin produksi. Dan hal ini dapat di atasi dengan adanya pengendalian proses produksi oleh pihak manajemen.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memfokuskan penelitian, pada Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi. Dari uraian tersebut, maka penulis memilih judul "Analisis Pengendalian Proses Produksi Perahu Phinisi di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba".

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimana pengendalian proses produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengendalian proses produksi perahu phinisi di Kecamamtan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah:

a. Sebagai bahan informasi bagi manajemen usaha produksi perahu phinisi dalam proses perumusan pengambilan kebijakan dan keputusan-keputusan dalam proses produksi.

b. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk menambah pengetahuan bagi Pekerja (Tukang) pada usaha perahu phinisi tentang proses produksi.

c. Sebagai bahan referensi atau pembanding bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan penelitian ini.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Operasional

1. Pengertian Manajemen Operasional

Manajemen Operasional adalah suatu usaha pengelolaan secara maksimal penggunaaan semua faktor-faktor produksi yang ada baik itu tenaga kerja (SDM), mesin, peralatan, raw material (bahan mentah) dan faktor produksi yang lainnya dalam proses transformasi untuk menjadi berbagai macam produk barang atau jasa diatas kendali manajer operasi yang berorientasi pada hasil output yang memiliki kualitas, kuantitas, harga, waktu serta tempat tertentu yang sesuai dengan permintaan konsumen. Manajemen operasional pada dasarnya merupakan penerapan konsep manajmen dalam bidang peroduksi dan operasi. Kegiatan produksi dan operasi tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan bantuan dan dilakukan bersama-sama dengan orang lain, sehingga diperlukan kegiatan manajemen. Manajemen berguna untuk mengambil dan menetapkan keptusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan pengorganisasian penggunaan sumber-sumber daya seperti manusia, mesin, bahan, dan modal pada kegiatan produksi dan operasi demi tercapaianya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Untuk mengikuti manajemen produksi dan operasi terlebih dahulu perlu memahami pengertian manajemen serta pengertian dari produksi dan operasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dam

4

(23)

pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran kinerja (Prihantoro, 2012:40). Sedangkan pengetian produksi dan operasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa (Assauri, 2008:18). Assauri mendefinisikan pengertian manajemen produksi dan operasi yaitu:

“Kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sember daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa.

Handoko (2015:2-3) mendefiniskan pengertian manajemen produksi sebagai berikut:

“Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya yang biasa disebut dengan faktor-faktor produksi, sumber daya, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dan proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa”.

Kegiatan-kegiatan proses produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar-benar bahwa kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan diperusahaan manufacturing yang membentuk tulang belakang masyarakat konsumen kita melalui produksi berbagai macam kegiatan.

Bedasarkan uraian diatas, diketahui bahwa manajemen merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka manajemen produksi dan operasi merupakan

(24)

proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa melalui pengelolahan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan serta bahan agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien.

2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi

Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan ditujukan dalam skema berikut:

Gambar 1. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi (sumber:

Ahyari, 2002:63).

Manajemen produksi dan operasi

Perencanaan sistem produksi

1. Perencanaan produk

2. Perencanaan lokasi pabrik

3. Perencanaan letak fasilitas produksi 4. Perencanaan

lingkungan kerja 5. Perencanaan

standar produksi

Sistem pengendalian produksi

1. Pengendalian proses produksi

2. Pengendalian bahan baku

3. Pengendalian tenaga kerja

4. Pengendalian biaya produksi

5. Pengendalian kualitas 6. pemeliharaan

Sistem imformasi produksi

1. Struktur Organisasi 2. Produksi atau

dasar pesanan 3. Produksi untuk

persediaan (pasar)

Proses manajemen

“perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengendalian (directing), pengkoordinasian (coordinating), dan pengendalian (controling)

(25)

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnnya, manajemen produksi dan operasi merupakan suatu proses yang diterapkan dalam bidang produksi di dalam sebuah perusahaan. Penerapan proses manajemen dalam bidang produksi tentunya disertai dengan tujuan tertentu, yaitu agar proses produksi dalam perusahaan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, manajemen produksi dan operasi merupakan suatu proses manajemen yang meliputi beberapa keputusan dalam bidang- bidang persiapan produksi, termasuk diantaranya adalah perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian produksi serta sistem imformasi produksi. Keputusan- keputusan yang akan diambil dapat merupakan keputusan untuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan demikian ruang lingkup manajemen produksi dan operasi terdiri atas tiga hal, yaitu perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian produksi, sistem informasi produksi. Prihantoro (2012:129) menguraikan beberapa tujuan dari manajemen produksi atau operasionalnya yaitu:

a. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaran sesuai yang diharapkan pasar.

b. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan keluaran secara efisien.

c. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat mengahsilkan nilai tambah atau mamfaat yang semakin besar.

d. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan dan

(26)

e. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin digandrungi oleh pelanggan.

B. Pengendalian

1. Pengertian pengendalian

Seorang manajer harus menetapkan tujuan dan rencana, mengorganisasikan dan menyusun aktivitas kerja, dan mengembangkan program untuk memotivasi dan memimpin orang-orang dalam mengeluarkan kemampuan guna mencapai tujuan tersebut. Selanjutnya manajer harus mengawasi aktivtas kerja untuk memastikan aktivitas tersebut dilakukan sesuai rencana dan memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Proses ini disebut pengendalian atau (controling). Pengendalian adalah mata rantai terakhir dalam proses manajemen, meskipun terjadi diakhir proses bukan berarti pengendalian proses kurang penting dibandingkan fungsi manajemen lainnya.

Pengendalian yang tepat dapat membantu manajer mengetahui kesenjangan kinerja dan area yang perlu diperbaiki. “Pengendalian adalah proses mengawasi (controling), membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correctting) kinerja” (Robbints dan Coulter, 2010:182). Menurut Assauri (2008:38) Pengendalian dan Pengewasan merupakan kegiatan yang dilakukan agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Gitosudarmo (2000:7) mendefinisikan pengendalian yaitu perencanaaan yang dibuat dengan seksama, tidak akan berhasil apabila tidak diikuti dengan pengawasan.

(27)

Bahkan lebih dari itu sendiri harus dipergunakan sebagai alat untuk mengawasi kegiatan-kegiatan. Penggunaan perencanaan dan pengawasan secara bersama.

Menurut Ahyari (2002:44) “Pengendalian dapat diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan yang diperlukan.

Dengan demikian fungsi pengendalian ini bukan sekedar mengadakan pengawasan dari pelaksanaan kegiatan dalam sebuah perusahaan, melainkan juga termasuk pengumpulan data sebagai masukan (input) guna penentuan tindak lanjut dalam usaha-usaha perbaikan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan tersebut pada masa yang akan datang. Dengan adanya pengendalian ini, diharapkan akan terdapat perbaikan-perbaikan pelaksanaan kegiatan dari suatu priode ke priode berikutnya”

Berdasarkan pengertian pengendalian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengendalian merupakan proses monitoring berbagai aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tindakan koreksi dapat dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Pengendalian membantu manajer memonitoring keefektifan aktivitas perencanaan, pengorganisasian, dan kepemimipinan mereka. Bagian penting dari pengendalian proses adalah mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Bagian penting dari pengendalian proses adalah mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Pengendalian sangat penting dan diperlukan dalam setiap kegiatan di perusahaan. Tujuan pengendalian menurut Hasibuan (2011:242) yaitu supaya proses pelaksanaan sesuai dengan ketentuan-

(28)

ketentuan dari rencana, melakukan tindakan perbaikan (corrective) jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi), dan supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.

2. Asa-asas Pengendalian

Koontz dan O’Donnel dalam (Hasibuan 2011:243) mengemukakan asas-asas pengendalian yaitu:

a. Asas tercapainya tujuan (principle of assurance of objective), artinya pengendalian harus ditujukan kearah tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana.

b. Asas efisiensi pengendalian (principle of efficiancy of control), artinya pengendalian itu efisien jika dapat menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain diluar dugaan.

c. Asas tanggung jawab pengendalian (principle of control responsibellity), artinya pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana.

d. Asas pengendalian terhadap masa depan (principle of future control), artinya pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan- penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.

e. Asas pengedalian langsung (principle of direct control), artinya tehnik control yang paling efektif ialah megusahakan adanya manajer bawahan yang

(29)

berkualitas baik. Pengendalian itu dilakuakn oleh manajer atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik.

f. Asas rencana refleksi rencana (principle of reflection plants), artinya pengendalian harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana,.

g. Asas penyesuaian dengan organisasi (principle of organisation sultabilly), artinya pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisation.

Manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana.

Dengan demikian pengendalian yang efektif harus dilakukan harus sesuai dengan besarnya wewenang manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.

h. Asas pengendalian individu (principle of individual of control), artinya pengendalian dan tehnik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Tehnik penbgendalian harus ditujukan terhadap kebutuhan- kebutuhan akan satu sama lain, tergantung pada tingkat dan tugas manajer.

i. Asas standar (principle of standard), artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.

(30)

j. Asas pengendalian terhadap strategi (principle of stategic point control), artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.

k. Asas kekecualian (the axception principle), artinya efisiensi dalam pengendalian menbutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor kekecualian. Kekecualian ini dapat terjadi dalam keadaan tertentu ketika situasi berubah atau tidak sama.

l. Asas pengendalian fleksibel (principle of flexibellity of control), artinya pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.

m. Asas peninjauan kembali (principle of review), artinya sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.

n. Asas tindakan (principle of action), artinya pengendalian dapat dilakuakn apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana organisasi, staffing, dan dirrecting.

3. jenis-jenis pengendalian

Pengendalian dapat berfokus peristiwa-peristiwa sebelum, selama, atau setelah sebuah proses. Dari pernyataan tersebut Daft (2006:26) membedakan pengendalian menjadi tiga yaitu umpan maju, keseimbangan, dan umpan balik. Tiga jenis ini pengendalian tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Pengendalian umpan maju terkadang disebut pengendalian preliminer atau preventif. Pengendalian ini yang berusaha untuk mengidentifikasikan dan

(31)

mencegah penyimpangan-penyimpangan sebelum mereka muncul.

Pengendalian umpan maju berfokus pada sumber daya manusia, materi, dan keuangan yang masuk keorganisasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa kualitas masukan cukup tinggi untuk mencegah masala-masalah ketika organisasi melaksanakan tugas-tugasnya.

b. Pengendalian yang berkesinambungan merupakan pengendalian yang mengawasi aktivitas karyawan yang dilakukan terus-menerus untuk memastikan mereka konsisten dengan standar-standar kinerja, pengendalian yang berkesinambungan menilai aktivitas-aktivitas kerja saat ini.

Mengandalkan standar-standar kinerja, serta meliputi kaidah dan peraturan untuk membimbing tugas dan prilaku karyawan.

c. Pengendalian umpan balik,terkadang disebut pengendalian pascatindakan atau hasil. Pengendalian umpan balik berfokus pada hasil-hasil organisasi khususnya, kualitas dari hasil produk akhir dan layanan.

4. Alasan diperlukan pengendalian

Stoner (1996:250) menguraikan alasan diperlukannya pengendalian antara lain sebagai berikut:

a. Menciptakan mutu yang lebih baik

Proses yang salah ditemukan dan proses itu dikoreksi untuk menghilangkan kesalahan. Karyawan diberi wewenang untuk memeriksa dan memperbaiki

(32)

pekerjaan mereka sendiri. Total quality management mengubah banyak sikap mengenai dan pendekatan pada cara menciptakan pengendalian efektif.

b. Menghadapi perubahan

Perubahan adalah bagian tak terhindarkan dari lingkungan organisasi mana pun. Fungsi pengendalian membantu manajer dalam menjawab ancaman dan kesempatan yang dihasilkan, dengan membantu manajer mendeteksi perubahan yang mempengaruhi produk dan jasa organisasi.

c. Menciptakan siklus yang lebih cepat

Mengetahui permintaan pelanggan untuk desain, mutu, atau waktu penyerahan yang lebih baik merupakan satu hal. Mempercepat siklus yang terlibat dalam menciptakan dan kemudian menyerahkan produk dan jasa baru ini kepada pelanggan adalah hal yang lain. Waktu siklus yang dipercepat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya saing. Melalui pengendalian akan membantu mempercepat siklus dalam menciptakan dan penyerahan serta jasa kepada pelanggan.

d. Menambahkan nilai

Tujuan menabahkan nilai pada produk barang dan jasa adalah agar pelanggan akan membelinya jika dibandingkan dengan penawaran dari pesaing.

Penambahan nilai berbentuk mutu di atas rata-rata, dicapai lewat prosedur pengendalian yang banyak tuntutannya.

(33)

e. Untuk mempermudah delegasi dan kerja tim

Kecenderungan kontemporer kearah manajemen partisipatif juga menigkatkan kebutuhan untuk mendelegasikan wewenang dan mendorong karyawan untuk bekerja bersama tim. Hal ini tidak mengurangi tanggung jawab akhir manajer sebaliknya akan mengubah sifat pengendalian proses. Dibawah sistem partisipatif yang baru, manajer menyampaikan standarnya, tetapi kemudian membiarkan karyawan baik bekerja sndiri maupun dalam tim, untuk menggunakan kreativitasnya sendiri untuk memutuskan bagaimana memecahkan masalah kerja tertentu. Kemudian pengendalian proses membiarkan manajer memonitor kemajuan karyawan tanpa menghambat kreatifitas atau terlihat dalam pekerjaan.

C. Proses Produksi

1. Pengertian Proses Produksi

Proses merupakan serangakian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Assauri (2008:105) Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya merupakan kegiatan menciptakan dan menambah kegunaan atau faedah suatu barang dan jasa.

Produksi merupakan salah satu bagian yang penting dalam perusahaan yang mengemban fungsi pokok menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen, sehingga dapat dikatakan produksi

(34)

menjadi tempat terjadinya proses perubahan masukan atau sumber daya produksi (imput) menjadi keluaran (output). “Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang atau jasa lain yang memiliki nilai tambah dan nilai guna yang lebih besar berdasarkan prinsip ekonomi manajerial atau ekonomi perusahaan”

(Prawirosentono 2007:71). Assauri (2008:17) menyatakan pengertian produksi yaitu:

“suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (imput) menjadi hasil keluaran (output). Jadi dalam pengertian produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan-masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs), yang berupa barang-barang dan jasa-jasa.”

Sedangkan Subagyo (2000:8) mendefinisikan proses produksi secara sederhana yaitu proses perubahan masukan menjadi keluaran.

Berdasarkan pengertian proses dan produksi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, Dengan demikian yang dimaksud dengan Proses Produksi merupakan suatu cara, metode ataupun teknik bagaimana penambahan mamfaat atau penciptaan faedah baru, dilaksanakan dalam perusahaan (Ahyari, 2002:65). Prihantoro menyatakan secara garis besar (2012:122), “Proses produksi adalah kegiatan mengolah masukan (infuts, sumber daya produksi) dalam proses dengan menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan keluaran (output, barang maupun jasa) yang sesuai dengan ketentuan.”

Assuari menyatakan pengertian proses produksi dan operasi yaitu:

“Rangkaian kegiatan yang dilakkukan dengan menggunakan peralatan, sehingga masukan atau inputs dapat diolah menjadi keluaran yang berupa barang atau jasa, yang akhirnya dapat dijual kepada pelanggan untuk memungkinkan perusahaan memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan.”

(35)

Berdasarkan pengertian proses produksi yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan proses produksi merupakan kegiatan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output) dengan menggunakan metode, cara dan teknik tertentu.

Pelaksanaan proses produksi yang baik mengikuti standar akan menghasilkan produk yang berkualiatas dengan nilai jual yang tinggi. Jadi pada proses produksi terdiri atas masukan (input), transformasi, dan keluaran (output).

Menurut Assauri (2008:35) terdapat empat fungsi terpenting dalam Proses produksi antara lain:

a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (input). Proses produksi merupakan rangkaian yang dilakukan dengan menggunakan peralatan, sehingga masukan atau inputs dapat diolah menjadi keluaran yang berupa barang atau jasa, yangh akhirnya dapat dijual kepada pelanggan untuk memungkinkan perusahaan memperoleh hasil keuntungan yang diharapkan.

b. Jasa-jasa penunjang, saran yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jasa-jasa pelayanan produksi itu dapat berupa:

1) Desain produk, dimana banyak terjadi perubahan atau variasi dari produk yang dihasilkan atau dibutuhkan/diinginkan oleh konsumen.

2) Teknologi, dimana perusahaan atau industri harus dapat mengikuti perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi berdampak dalam

(36)

bidang peralatan yang digunakan, bahan yang diolah, cara pengolahan yang lebih sederhana, dan kualitas produk yang dihasilkan lebih baik.

3) Cara penggunaan sumber-sumber, dimana mesin dan peralatan serta tenaga kerja dan bahan-bahan perlu diupayakan agar dapat dipergunakan secara optimal dan dapat lebih hemat dan lebih efisien.

c. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau priode tertentu. Perencanaan berfungsi agar kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perencanaan yang dilaksanakan dalam hubungannya dengan fungsi produksi dan operasi yaitu:

1) Perencanaan operasi atau proses produksi 2) Perencanaan persediaan dan pengadaan 3) Perencanaan mutu

4) Perencanaan penggunaan kapasitas mesin

5) Perencanaan pemamfaatan sumber daya manusia.

d. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi dan operasi atara lain:

(37)

1) Pengendalian produksi dan operasi 2) Pengendalian dan pengawasan persedian 3) Pengendalian dan pengawasan mutu 4) Pengendalian dan pengawasan biaya 2. Sistem Produksi

Seperti yang telah diketahui bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan manajemen dari suatu sistem transformasi yang mengkonversikan masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan fungsi produksi dan operasi memerlukan serangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem. Sistem merupakan gabungan dari berbagai unit atau elemen yang saling menunjang untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem Produksi menurut Ahyari (1999:96) yaitu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling terhubung dan salin menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen yang termasuk di dalam sistem produksi ini adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi yang dipergunakan, lingkungan kerja karyawan serta standar produksi yang berlaku dalam perusahaan tersebut. Sedangkan Assauri(2008:39) sistem produksi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan (input) menjadi keluaran (output). Berikut adalah bagan dari sistem produksi.

(38)

Informasi Umpan Balik

Gambar 2. Sistem Produksi (Sumber Assauri, 2008:39)

Berdasarkan gambar 2 di atas, terlihat masukan-masukan tersebut dikonversikan menjadi keluaran yang berupa barnag atau jasa dengan menggunakan teknologi dan metode tertentu. Sistem produksi mengkombinasikan atau menggabungkan komponen-komponen masukan tersebut dalam prose trasformasi dengan suatu cara pengorganisasian yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada gambar juga bahwa informasi umpan balik dipergunakan untuk mengendalikan proses dan masukan dalam menghasilkan keluaran yang diinginkan.

Kegiatan ini merupakan tanggung jawab seorang manajer produksi untuk menggunakan informasi umpan balik secara continu menyusuaikan bauran masukan dan teknologi yang dibutuhkan untuk memperoleh keluaran yang diinginkan. Berikut adalah uraian masing-masing sistem produksi, antara lain:

a. Masukan (input), pada pelaksanaan proses produksi suatu perusahaan memerlukan adanya input. Input tersebut berupa sumber-sumber daya atau Masukan:

Bahan, tenaga kerja, mesin, energi, modal,

dan informasi

Tarnsformasi:

Proses Konversi

Keluaran:

Barang atau Jasa

(39)

faktor-faktor produksi yang nantinya akan diproses menjadi keluaran, sehingga jika tak tersedia input maka proses produksi akan terhambat bahkan berhenti. Input yang dimaksud adalah tenga kerja, modal, dan manajer yang akan diintegrasikan dalam suatu sistem produksi (Heizer dan Render, 2006:17). Sedangkan Assauri(2008:39) unsur masukan (input) terdiri atas bahan, tenaga kerja, mesin, energi, modal, dan informasi. Setiap komponen tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan., tetapi secara bersama-sam membentuk suatu sistem dalam pertranformasian untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Input yang dipergunakan dalam suatu sistem produksi berbeda- beda tergantung pada jenis barang atau jasa yang dihasilkan serta tergantung pada jenis industri.

b. Transformasi, transformasi merupakan kegiatan mengolah atau mengkonversi masukan yang ada di perusahaan menjadi keluaran berupa barang atau jasa yang memiliki nilai tambah dan nilai guna yang lebih besar dengan menggunakan peralatan produksi. Menurut Prihantoro (2012:123) transformasi dapat diklarifikasikan menjadi :

1) Transformasi fabrikasi, suatu transformasi yang bersifat distrik dan menghasilkan produk nyata. Contoh pabrik mobil.

2) Transformasi proses, suatu transformasi yang berkelanjutan dimana di antara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata. Contoh pabrik semen dan pabrik pupuk.

(40)

3) Tranformasi jasa, suatu transformasi yang tidak megubah secara fisik masukan menjadi keluaran dalam hal ini secara fisik keluaran sama dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya. Contoh perusahaan angkutan.

c. Keluaran (output), merupakan kombinasi dari input-input yang ditransformasikan menjadi hasil produksi berupa barang jadi. Menurut Assauri (2008:34) outputs merupakan keluaran berupa barnag atau jasa hasil mengolah dan mentransformasikan masukan yang akan memberikan hasil pendapatan perusahaan.

d. Informasi unpan balik (feedback), merupakan informasi yang diperoleh dari hasil proses yang digunakan untuk bagaimana sebaiknya proses itu dilakukan.

Menurut Assauri (2008:17) sebuah rangkaian umpan balik efektif dapat mengevaluasi kinerja proses apakan sesuai dengan rencana atau standar.

Rangkaian umpan balik ini juga mengevaluasi kepuasan pelanggan dan mengirimkan tanda bagi mereka yang mengendalikan input dan proses.

3. Jenis Proses produksi

Jenis proses produksi bermacam-macam dan salah satunya yaitu jenis proses produksi yang ditinjau dari segi proses produksi. Arus proses produksi dalam hal ini adalah aliran proses produksi bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir dalam perusahaan. Menurut Ahyari (2002:72) jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi yaitu:

(41)

a. Proses produksi terus-menerus (Contininous process)

Pada proses produksi terus-menerus terdapat pola atau urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelakanaan produksi perusahaan. Pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan akan selalu sama antara pelaksanaan produksi pada waktu yang lalu, pada saat sekarang dan pada waktu yang akan datang. Perusahaan yang memperguanakan pola atau urutan yang selalu sama dari periode ke periode berikutnya ini pada umumnya akan memproduksi produk standar, dimana variasi produk adalah relatif kecil apabila dibandingkan dengan jumlah unit dari produk yang dihasilkan.

b. Proses Produksi yang Terputus-putus (intermittent process)

Pada pelaksanaan produksi dengan menggunakan proses produksi terputus-putus terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi yang digunakan pada hari ini, berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses yang dipergunakan pada bulan lalu. Demikian pula pola dan urutan pelaksanaan produksi yang dipergunakan sekarang barangkali tidak akan dipergunakan pada pelaksanaan produksi untuk bulan yang akan datang.

Artinya variasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang mempergunakan proses produksi terputus-putus menyebabkan penggunaan pola atau urutan pelaksanaan produksi yang berbagai macam pula.

Untuk memahami lebih mendalam mengenai proses produksi terus- menerus (continous process) dan proses produksi terputus-putus (intermittent

(42)

process) salah satunya yaitu dengan memahami ciri-ciri atau sifat kedua jenis

produksi tersebut. Assauri (2008:106) menjelaskan tentang ciri-ciri atau sifat proses produksi terus-menerus (continous process) dan proses produksi terputus-putus (intermittent process) sebagai berikut:

a. Ciri-ciri atau sifat proses produksi terus-menerus (continous process) ialah:

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar (produksi massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.

2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang disebut product out atau departementation by product.

3) Maesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut yang dikenal dengan nama spesial purpose machines.

4) Oleh karena itu mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya agak otomatis maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggiuntuk pengerjaan produk tersebbut.

5) Apabila salah satu mesin atau peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses produksi akan berhenti.

(43)

6) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi produknya kecil maka job structure-nya sedikit dan jumlah tenaga kejanya tidak perlu banyak.

7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses adalah lebih rendah daripada intermittent process atau manifacturing.

8) Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus maka proses ini membutuhkan maintenance specialist yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak.

9) Biasanya- bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (iconveyer).

b. Ciri-ciri atau sifat proses produksi yang terputus-putus (intermittent process) ialah:

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.

2) Proses ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsinya dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut denga process lay out atau departementation by equipment.

3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi ini adalah mesin- mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untik menghasilkan

(44)

bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama, mesin tersebut dikenal dengan nama general purpose machines.

4) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka pengaruh individu operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.

5) Proses produksi tidak mudah atau akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

6) Oleh karena mesin-mesinnya bersifat umum dan variasi produknya besar, maka terhadap pekerja (job) yang bermacam-macam menimbulkan pengawasan (control) yang lebih sulit.

7) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing, karena prosesnya terputus-putus atau terhenti-

henti.

8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat flrksibel (varledpath equlpment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.

9) Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak-balik sehingga perlu adanya ruangan gerak (aisle) yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan dalam (work ib process) yang besar.

(45)

Proses produksi terus-menerus (continuous process) dan proses produksi terpurus-putus (intermittent process) memiliki kekurangan dan kelebihan. Assauri (2008:108) menguraikan kekurangan dan kelebihan kedua proses produksi tersebut sebagai berikut:

a. Kekurangan dan kelebihan proses produksi terus-menerus (continuous proces):

1) Kekurangan proses produksi terus-menerus (continuous proces)

a) Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi seperti ini khusus untuk menghasilkan produk-produk yang yang permintaan (demand)nya besar dan stabil serta style produknya tidak mudah berubah.

b) Proses produksi mudah terhenti, apabila terjadi kemacetan disuatu tempat atau tingkat proses (di awal, tengah atau dibelakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya saling hubungan dan urutan-urutan antara masing-masing tingkat proses.

c) Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan karena biasanya tingkat produksi (rate of production)nya telah tertentu, sehingga sangat kaku (rigid).

2) Kelebihan proses produksi terus-menerus (continuous proces) yaitu:

(46)

a) Dapat diperolehnya tingkat biaya produksi per unit (unit production cost) yang rendah apabila dapat dihasilkannya produk dalam volume

yang cukup besar dan apabila produk yang dihasilkan distandarisasi.

b) Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, terutama karena sistem pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mesin atau listrik.

c) Biaya tenaga kerja (labor cost) adalah rendah, karena jumlah tenaga kerjanya sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pengerjaan produk yang dihasilkan.

d) Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mekanisasi).

b. Kekurangan dan kelebihan proses produksi terputus-putus (intermittent proces) sebagai berikut, yaitu:

1) Kekurangan proses produksi terputus-putus (intermittent procesi) yaitu:

a) Schedulling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak sekali di dalam memproduksi satu macam produksi, dan disampingkan itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak sekali karena produknya yang berbeda tergantung dari pemesannya.

(47)

b) Oleh karena pekerjaan routing dan scheduling banyak sekali dan sukar dilakukan, maka pengawasan produksi (produksctiont control) dalam proses produksi ini sangat sulit dilakukan.

c) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan-bahan dalam proses. Karena prosesnya terputus-putus dari produk yang dihasilkan tergantung dari pesanan.

d) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi. Karena banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga ahli dengan pekerjaan produk tersebut.

2) Kelebihan proses produksi terputus-putus (intermittent proces) yaitu:

a) Mempunyai fleksibelitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar. Fleksibelitas ini terutama dari sestem penyusunan peralatan (lay out)nya yang terbentuk prose lay out, jenis/tipe mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum (general purpose machines), dan sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga mesin melainkan tenaga manusia.

b) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan bersifat umum (general purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesinnya, sebab harga mesin-mesinnya, daripada mesin-mesin yang khusus (special purpose machines).

(48)

4. Karakteristik Proses Produksi

Proses produksi merupakan proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Dalam proses produksi memiliki karakteristik yang tergantung dari apa yang diproduksi. Pada hakikatnya harus selalu mengusahakan agar proses produksi dapat selalu berjalan lancar. Untuk mengendalikan kelancaran proses produksi ini maka tidak boleh lepas perhatian kita terhadap teknologi yang dipergunakan oleh perusahaan. Setiap produk memerlukan suatu proses yang berbeda dengan yang lain.

Gitosudarmo (1999:208).

Hal ini dapat dipahami misalnya barang-barang kimia menghendaki proses yang berbeda dengan barang-barang tenun. Proses pada produksi jasa kesehatan berbeda dengan proses pada jasa pendidikan. Proses produksi barang-barang mebel juga berbeda dengan proses pada barang-barang pertanian. Bahkan lebih dari itu dalam satu jenis industri tertentu pun dapat terjadi pula perbedaan dalam proses produksinya, yaitu apabila peralatan yang digunakan berbeda-beda, hal ini karena perbedaan teknologi yang dipergunakan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari spesifikasi dari karakteristik proses dari masing-masing perusahaan.

Karakteristik proses produksi tersebut akan mengakibatkan perbedaan pada kebutuhan akan pengendalian produksinya. Dalam hal ini kita dapat membedakan teknologi dalam beberapa cara. Misalnya dalam hal ini terdapat proses dalam produksi pertanian, pertambangan, reaksi kimia, peternakan, pertanian, perajutan, pertukangan dan lai-lain sebagainya.

(49)

Dengan mengenal kekhususan-kekhususan proses tersebut maka dapat kita menerapkan prinsip-prinsip umum (prinsip-prinsip dasar) dan melakukan pengendalian dalam proses produksi tersebut agar tujuan kita yaitu kelancaran proses produksi dapat terjamin.

D. Pengendalian Proses Produksi

1.Pengertian Pengendalian Proses Produksi

Setiap perusahaan dalam melaksakan proses produksi tertentu ingin kegiatan tersebut lancar sesuai dengan rencana dan diperoleh produk dengan tepat kualitas, tepat jumlah, tepat waktu dengan biaya yang efisien. Semua itu dapat diperoleh dengan dukungan sistem produksi diperusahaan yang baik dan dengan pengendalian proses produksi yang tepat. Proses produksi terdiri atas tahapan-tahapan yang berurutan, saling terkait dan masing-masing tahapan dapat mempengaruhi hasil akhir dari produk atau bahkan adanya kemacetan pada salah satu tahapan dapat menghentikan proses produksi. Pengendalian proses produksi akan menjalin proses produksi berjalan lancar terlaksana sesuai rencana, semua tahapan dalam proses produksi dilaksanakan mengikuti standar operasional prosedur, dan dilakukan tindakan korektif apabila terdapat penyimpangan. Kusuma (2009:1) menyatakan

“Tujuan pengendalian proses produksi adalah merencanakan dan mengendaliakan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat tercapali.” Menurut Assauri (2008:38) pengendalian produksi merupakan kegiatan pengendalian yang dilakuakan

(50)

untuk menjamin apa yang telah ditetapkan dalam rencana produksi dan operasi dapat terlaksana, dan bila terjadi penyimpang dapat segera dikoreksi sehingga tidak mengganggu pencapaian target produksi dan operasi. Sedangkan Ahyari (2002:53) mendefinisikan pengendalian proses produksi sebagai berikut.

“Pengendalian proses produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dari proses produksi dalam satu perusahaan. Produk apa dan apa yang akan diproduksi pada suatu priode yang akan datang. Bagaimana penyelesaian proses produksinya, kapan proses produksi untuk produk tersebut akan dimulai dan kapan proses tersebut sudah harus selesai, dan lain sebagainya. Adapun beberapa yang perlu dibicarakan dalam pengendalian proses produksi adalah peranan pengendalian proses, serta jenis pengendalian yang dapat dipergunakan dalam masing-masing perusahaan.”

Kusuma (2009:1) menjelaskan pengendalian produksi yaitu:

“Pengendalian produksi dimaksudkan mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Sumber daya yang dimaksud mencakup fasilitas produksi, tenaga kerja, dan bahan baku.

Berdasarkan beberapa pengertian proses produksi dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulakan bahwa pengendalian proses produksi merupakan kegiantan untuk menjamin agar pelaksanaan pengendalian proses produksi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan terdapat tindakan perbaikan atau koreksi jika terjadi penyimpangan. Pengendalian proses produksi harus dilaksanakan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan demikian pengendalian proses produksi mempunyai peran penting yang akan menjaga kelancaran, keefektifan dan keefisienan proses produksi dalam suatu perusahaan sehingga hasil produksi sesuai dengan yang telah direncanakan.

(51)

Ahyari (2008:173) menyatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pengendalian proses adalah sebagai berikut :

1. Pengawasan kegiatan pemeriksaan atas kegiatan yang akan dan sedang dilakukan, agar-agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan yang direncanakan.

2. Memperhatikan kegiatan melihat pekerjaan yang akan dan sedang dikerjakan oleh pekerja untuk memutuskan langkah selanjutnya.

3. Mengevaluasi kegiatan membandingkan hasil implementasi dengan yang telah direncanakan untuk melihat keberhasilannya.

E. Proses Produksi Perahu Phinisi

Perahu phinisi telah menjadi kebanggaan suku bugis dari masa lalu hingga sekarang. Pembuatan perahu phinisi terletak di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba kurang lebih 150 kilometer dari Kota Makassar. Perahu phinisi memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua dibelakang. Perahu phinisi biasanya digunakan untuk mengangkut barang banyak dalam perjalanan jauh. Proses pembuatan perahu phinisi dibutuhkan ketelitian, keahlian dan ritual wajib dilakukan. Pembuatan perahu phinisi pun bias memakan waktu berbulan-bulan lamanya, tergantung dari ukuran dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi.

Teknik pembuatan perahu phinisi berbeda dengan pembuatan perahu pada umumnya. Pada teknik produksi perahu pada umumnya, rangka perahu dibuat

(52)

terlebih dahulu kemudian dibuat dindingnya. Sedangkan pada proses produksi perahu phinisi terlebih dahulu pembuatan lunas (kalabesiang) kemudian lambung perahu dan setelah itu baru dinding perahu. Berikut tahapan proses produksi perahu phinisi :

1. Tahap Persiapan (persediaan bahan baku), dimulai pada pemilihan pohon, kemudian ditebang yang sesuai dengan peruntukannya. Pada ini lebih diutamakan pencarian pohon untuk pembuatan lunas perahu phinisi serta dua buah penyambungannya untuk ke depan dan belakang. Pohon-pohon yang melengkung merupakan kayu pilihan untuk membuat rangka perahu. Karena lengkungan secara alami akan memudahkan dalam pembuatan perahu phinisi.

2. Tahap pembuatan lunas (kalibesiang), merupakan bagian yang terpenting dari perahu phinisi, karena bagian ini bagian rawan terhadap kebocoran. Lunas terbuat dari balok jati atau kayu hitam myang berukuran sekitar 40-50 cm.

Setelah lunas selesai dibuat kemudian dilakukan persiapan untuk penyambungan. Teknik penyambungan ada dua macam yaitu teknik laso (sambung masuk) dan teknik jembatan (teknik tumpuk). Untuk memperkuat sambungan dipergunakan pasak kayu atau pasak besi lalu di baut dan mir.

Kemudian juga disiapkan untuk suatu bagian yang mempertemukan dinding perahu bagian kanan dan kiri yang terletak miring pada lunas. Uru sangkara (papan pertama), (dasar perahu bagian depan dan belakang), kanjai.

(53)

3. Tahap pembuatan lambung perahu

Pada tahap pembuatan lambung .perahu terdiri dari :

a. Pemasangan papan dasar (teralas) yang, Papan ini masih termasuk bagian dasar dari perahu ketebalannya akan berbeda satu dengan lainnya. Dan papan-papan yang berada di bawah harus lebih tebal daripada papan yang ada di atasnya. Papan teralas dipasang setelah selesai pemasangan pengepak, pemasangan mula sangkara (papan pertama) dan papan-papan disambing dengan pen dan setiap pen berjarak 15-20 cm.

b. Pemasangan rangka atau tulang perahu bertujuan untuk memperkuat dinding perahu yang terdiri dari balok-balok dan papan kayu di bagian bawah dengan berbagai ukuran. Tahap pemasangan rangka ini dimulai dari bawah dan semakin ke atas semakin tipis. Kegiatan yang penting dalam tahapan ini adalah:

2) Kelu yaitu (tulang yang paling bawah) sebagai pengikat papan teralas 3) Penyambungan kelu (gading)

4) Saloro (tulang atau penguat pada bagian kiri dan kanan perahu) 5) Penyambungan soloro

6) Lepe (katu penekan dinding)

7) Lepe kalang (tempat kalang bertumpu)

8) Taju (tempat pengikat kawat dan tali-tali perahu) 9) Pengikat lunas (depan belakang dengan papan teralas)

(54)

c. Pengerjaan bagian belakang perahu. Pada bagian ini penting karena di tempat itu terdapat bagian kemudi yang merupakan jantung perahu setelah bagian belakang selesai dilanjutkan dengan pengerjaan bagian yang menghubungkan lamma (papan jemah) dengan lunas depan dan belakang.

Lalu dilanjutkan dengan pembuatan anjungan. Pembuatan bagian tiang agung dan pembuatan sambungan papan dan mendempulnya.

4. Tahapan pembuatan kamar sebagai ruang peristirahatan dan lain-lainnya sesuai dengan model dan desain yang di inginkan.

5. Tahap pembuatan tiang dan layar perahu, bahan dasar yang diperlukan pada tahapan ini yakni kayu yang berukuran sesuai dengan besar perahu yang dibuat baik dari segi panjang, lebar dan tingginya, begitu juga dengan tali dan layarnya. Pada tiang bagian tengah perahu harus itu lebih tinggi dibandingkan tiang layar yang berada pada bagian depan perahu agar keseimbangan perahu dalam berlayar dapat stabil. Kemudian pembentukan layar yang biasanya terdiri dari beberapa bagian antara lain:

1) Anjong (segi tiga penyeimbang) berada pada bagian depan perahu 2) Sombala (layar utama) berukuran besar

3) Tanpasere (layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama.

4) Cocoro pantara (layar bantu depan).

5) Cocoro tangnga (layar bantu tengah.

6) Tarengke (layar bantu di belakang)

(55)

6. Tahapan pemasangan mesin dan alat kemudi, pada tahapan ini pemasangan mesin dan alat kemudi dikerjakan oleh tehnisi khusus yang mendalami teknik mesin.

7. Proses pengecatan, dalam proses pengecatan bagian-bagian perahu harus disesuaikan cat dan alat yang digunakan pada setiap bagian perahu lalu dikeringkan kurang lebi 1 atau 2 hari.

8. Tahap terakhir adalah uji coba.

E. Penelitian Terdahulu 1. Dwi Puspitasari (2012)

Judul Pengendalian Proses Produksi pada PT. Busana Mas Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengendalian proses produksi garmen dalam meningkatkan kualitas hasil pada PT. Busana Mas Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi garen yang dilakukan oleh PT. Busana Mas Surabaya dilakukan beberapa tahapan yaitu quality control dan finish quality control.

2. Ariska Efa Yuliana (2013).

Judul Pengendalian Proses Produksi Kedelai Edamame Beku (Frozen Edamame Soybeans) pada PT. Mitratani Jember. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pengendalian proses produksi kedelai edaman beku PT. Mitratani Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi kedelai edamame beku pada PT. Mitratani Jember.

(56)

3. Octari Anggi Susanti (2016)

Judul Implementasi Pengendalian Proses Produksi Kopi Luwak pada PT.

Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kayumas Situbondo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pengendalian proses Produksi Kopi Luwak pada PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kayumas Situbondo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pengendalian proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan dimulai dari faktor-faktor produksi (input), proses produksi (transformasi), hasil produksi (output) dan informasi umpan balik (feedback).

F. Kerangka Pikir

Pengendalian proses produksi adalah sebuah upaya bagaimana prusahaan mampu memproduksi sebuah keluaran yang memiliki nilai tinggi sehingga memiliki daya tarik dikalangan masyarakat lokal dan bahkan di kalangan masyarakat asing atau pendatang dari luar negeri. Dengan adanya pengendalian pula perusahaan dapat mencapai target dari apa yang telah direncanakan yaitu menghasilkan kualitas sehingga memiliki nilai tinggi dan menghasilkan laba yang maksimal.

(57)

39 Berikut Bagan kerangka pikir pada penelitian ini :

Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir Proses Produksi Perahu Phinisi

Pengendalian Proses

Tahap 1 Pembuatan

lunas

Tahap 2 Lmbung Lunas

Tahap 3 Pembuatan

kamar

Tahap 4 Pembuatan Tiang Layar

Tahap 5 Pembuatan

layar

Tahap 6 Pengecatan

Tahap 8 Pemasangan Alat Kemudi Tahap 7

Pemasangan Mesin

Tahap 9 Uji Coba

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakuakn pada produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu di mulai pada bulan April sampai bulan Mei pada tahun 2017.

A. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Untuk memmberikan persamaan persepsi kepada pembaca, maka penulis menggunakan definisi operasional, yaitu :

1. Pengendalian yaitu perencanaaan yang dibuat dengan seksama tidak akan berhasil apabila tidak diikuti dengan pengawasan. Bahkan lebih dari itu sendiri harus dipergunakan sebagai alat untuk mengawasi kegiatan-kegiatan.

2. Produksi merupakan proses perubahan masukan atau sumber daya produksi (imput) menjadi keluaran (output).

3. Pengendalian proses produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dari proses produksi dalam satu perusahaan.

Produk apa dan apa yang akan diproduksi pada suatu priode yang akan datang.

40

Referensi

Dokumen terkait

Upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan keperawatan yang menjadi fokus Komponen 2 HPEQ Project mensyaratkan adanya suatu proses pembuatan soal ujian yang

Cohen dkk dalam (Depdiknas, 2008) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan persamaan dependabilitas atau konsistensi karena tes yang memiliki konsistensi/reliabilitas

Tetapi seorang dari pegunungan Efraim, yang bernama Seba bin Bikri, telah menggerakkan tangannya melawan raja Daud; serahkanlah dia seorang diri, maka aku akan undur dari kota

Neraca merupakan laporan keuangan yang terdiri dari sejumlah harta yan dimiliki perusahaan yaitu aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yaitu pasiva atau dengan

(1) Yang  dimaksud  dengan  Surat  Perjanjian  Kerja  Sama  ini  adalah  perjanjian  dimana  PIHAK  KESATU  mengikat  PIHAK  KEDUA    sebagaimana  pula  PIHAK 

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan elemen kognitif tentang konsepsi medan yang tersimpan di dalam long term memory (LTM) sebagai dasar pemecahan masalah melalui

Tahapan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Observasi ke objek penelitian. 3) Menentukan kelas sampel dan selanjutnya dilakukan uji normalitas, uji

Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS 0,2% (2009) Tidak akan tercapai (Off Track) Memerlukan perhatian khusus (need special attention) melalui peningkatan advokasi, KIE