• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BIDANG ARSIP DAN MUSEUM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAP ORAN

PAN ITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DALAM

RAPAT KERJA KOMISI VIII DPR RI DENGAN PEMERINTAH RABU, 19 OKTOBER 2011

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR-RI JAKARTA 2011

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(2)

LAPORAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DALAM

RAPAT KERJA KOMISI VIII DPR RI DENGAN PEMERINTAH RABU, 19 OKTOBER 2011

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

- Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR RI;

Yang terhormat Saudara Menteri Agama RI beserta jajarannya;

Yang terhormat Saudara Menteri Sosial RI beserta jajarannya;

Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan RI beserta jajarannya;

Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri RI beserta jajarannya;

Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM RI beserta jajarannya;

dan

Hadirin yang kami hormati.

Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, sebab hanya karnna rahmat dan inayah-Nya kita dapat hadir dalam Rapat Kerja pada siang hari ini dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional kita yaitu melakukan Rapat Kerja dengan agenda Pembahasan dalam Rangka Pengesahan UU tentang Pengelolaan Zakat, lnfaq, dan Shodaqoh kepada Rapat Kerja.

Hadirin yang berbahagia,

Perlu saya sampaikan bahwa dasar pertimbangan Komisi VIII DPR RI melakukan perubahan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat adalah karena Undang-Undang tersebut sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu diganti. Selanjutnya, dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan sekaligus meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Selain itu, sebagai tindak lanjut dari Surat Presiden RI kepada Ketua DPR RI Nomor: R.76/Pres/09/201 O tertang,gal 29 September 2010, perihal Penunjukan Wakil Pemerintah untuk membahas RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfaq dan Shodaqoh, Komisi VIII DPR RI telah menyelenggarakan Rapat Kerja dengan Pemerintah dan setelah itu masing-masing membentuk Panja.

2

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(3)

Anggota Panja RUU tentang Pengelolaan Zakat, infaq dan Shodaqoh Komisi VIII DPR RI berjumlah 26 orang yang terdiri dari 4 orang pimpinan, 6 orang anggota dari F.PD, 4 orang anggota dari F.PG, 5 orang anggota dari F.PDl- Perjuangan, 2 orang anggota dari F.PKS, 2 orang anggota dari F.PAN, 1 orang anggota dari F.PPP, 1 orang anggota dari F.PKB, 1 orang anggota dari F.Gerindra, dan 1 orang anggota dari F.Hanura. Sedangkan Panja Pemerintah sebagaimana Surat Menteri Agama RI kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Nomor: MA/54/2011, tertanggal 22 Maret 2011 tentang Wakil Pemerintah untuk pembahasan RUU tentang Pengelolaan Zakat, infaq dan Shodaqoh adalah sebanyak 20 orang yang terdiri dari Kementerian Agama RI, Kementerian Dalam Negeri RI, Kementerian Sosial RI, Kementerian Keuangan RI, Kementerian Hukum dan HAM RI serta BAZNA:S.

Hadirin yang saya hormati,

Pembahasan RUU ini diawali dengan Rapat Kerja antara Komisi VIII DPR RI dengan Pemerintah pada hari Senin, tanggal 28 Maret 2011 Masa Persidangan Ill Tahun Sidang 2010·-2011 yang menyepakati jadwal dan mekanisme pembahasan serta mengesahkan pembentukan Panja RUU tentang pengelolaan zakat, infaq dan Shodaqoh. Selanjutnya, pembahasan DIM dilakukan melalui Rapat Dengar Pendapat Panja Komisi VIII DPR RI dengan Panja Pemerintah sebanyak 7 (tujuh) kali dan Rapat Konsinyering sebanyak 2 (dua) kali.

Setelah pembahasan DIM oleh Panja selesai, dilanjutkan dengan pembahasan DIM-DIM yang diserahkan oleh Rapat Kerja dan Panja kepada Tim Peru mus (Timus) dan Tim Sinkronisasi (Timsin).

Setelah diselaraskan oleh Tim Sinkronisasi, Panja membentuk 3 (tiga) Tim Kunjungan Kerja untuk melakukan uji publik RUU tentang Pengelolaan Za~;at

ke Provinsi Gorontalo, Aceh, dan Jawa Barat.

Hadirin yang berbahagia,

Adapun beberapa hal pokok dalam RUU tentang Pengelolaan Zakat yang perlu kami laporkan kepada Rapat Kerja ini adalah:

Pertama, adanya perubahan judul dari RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfaq, dan Shodaqah menjadi RUU tentang Pengelolaan Zakat dengan catatan bahwa RUU ini tetap akan mengakomodir pengelolaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.

Kedua, terkait dengan kelembagaan zakat, Panja sepakat bahwa nama lembaga pengelolaan zakat adalah BAZNAS untuk tingkat pusat, BAZNAS provinsi untuk tingkat provinsi, BAZNAS lkabupaten/kota untuk tingkat kabupaten/kota. Panja juga sepakat untuk menguatkan lembaga pengelola zakat yang sudah ada, yaitu BAZNAS melalui penguatan pola hubungan kelembagaan BAZNAS dengan BAZNAS provinsi dan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(4)

BAZNAS kabupaten/kota yang bersifat hierarki dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Pemerintah sebagai regulator dan BAZNAS sebagai operator.

2. BAZNAS bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri terkait.

3. BAZNAS diberi kewenangan untuk menerima, mengelola, mendistribusikan, dan mendayagunakan infaq, shodaqah, dan dana sosial keagamaan lainnya sesuai dengan syariat Islam.

4. BAZNAS merupakan lemba!~a nonstruktural mandiri, bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama.

5. BAZNAS terdiri dari BAZNAS (tingkat nasional), BAZNAS provinsi (tingkat provinsi), dan BAZNAS kabupaten/kota (tingkat kabupaten/kota).

6. Organisasi BAZNAS tin~1kat nasional menggunakan pola komisioner yan~1 keanggotaannya berjumlah 11 orang yang terdiri dari 8 orang unsur masyarakat dan 3 orang unsur Pemerintah.

7. Anggota BAZNi\S mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

8. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, BAZNAS dibantu oleh sekretariat.

9. Untuk menjalankan tugasnya, BAZNAS dapat membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) sesuai tingkatannya.

10. Masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang bertugas membantu BAZN.AS dalam melakukan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

11. lzin pendirian LAZ diberikan oleh Menteri Agama setelah mendapat pertimbangan BAZNAS dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

12. lzin pendirian L.AZ Provinsi diberikan oleh kakanwil Kemenag Provinsi atas nama Menteri Agama setelah mendapat pertimbangan BAZNAS Provinsi dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

13. Dalam melaksanakan tugasnya, LAZ mengacu kepada pedoman dan kebijakan teknis yang diatur oleh BAZNAS.

Ketiga, mengenai hubungan zakat terhadap pajak, pada mulanya Panja menginginkan agar Zakat menjadi kredit/pengurang pajak. Namun, hal tersebut bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang nomor 36 tahun 2008 (sebagai perubahan ke-4 UU no 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan), pasal 9 ayat (1) huruf (g). Sesuai undang-undang tersebut, Panja menyepakati bahwa zakat yang dibayarkan oleh Muzaki kepada BAZNAS atau LAZ dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Ke empat, terkait dengan pembiayaan lembaga BAZNAS, disepakati bahwa BAZNAS dibiayai oleh APBIN dan Hak Amil. Untuk BAZNAS provinsi dan

4

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(5)

BAZNAS kabupaten/kota dibiayai oleh APBD dan Hak Amil. BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota juga dapat dibiayai oleh APBN.

Hadirin yang saya hormati,

Perlu saya laporkan dalam Rapat Kerja ini bahwa struktur RUU tentang Pengelolaan Zakat berdasarkan hasil Rapat Timus adalah terdiri dari 11 (sebelas) Bab dan 47 (empat puluh tujuh) Pasal, yaitu:

BAB I Ketentuan Umum, terdiri dari 4 (empat) pasall.

BAB II Badan Amil Zakat Nasional, terdiri dari 4 (empat) bagian dan 16 Pasal, yaitu:

Bagian kesatu memuat kewenangan pemerintah dan bentuk kelembagaan BAZNAS.

Bagian kedua memuat keanggotaan BAZNAS.

Bagian ketiga memuat pola kelembagaan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota.

Bagian keempat memuat pola kelembagaan Lembaga Amil Zakat terhadap BAZNAS dan Pemerintah.

BAB Ill Pengumpulan, Pendistribusian, Pendayagunaan Dan Pelaporan, terdiri dari 5 (Hrna) bagian dan 9 (sembilan) Pasal, yaitu:

Bagian Kesatu memuat mengenai hal-hal yang bersifat umum Bagian Kedua memuat tentang pendistribusian zakat

Bagian Ketiga memuat tentang pendayagunaan zakat

Bagian Keempat memuat tentang kewajiban BAZNAS provins1, BAZNAS kabupaten/kota menyampaikan pelaporan secara berkalla Bagian Kelima memuat pengaturan tentang lembaga Zakat juga dapat BABIV

BABV BABVI BAB VII BAB VIII BABIX BABX BABXI

infak dan sedekah.

Pembiayaan, terdiri dari 4 (empat) Pasal.

Pembinaan Dan Pengawasan, terdiri dari 1 (satu) Pasal.

Peran Serta Masyarakat, terdiri dari 1 (satu) Pasal.

Sanksi Administratif, terdiri dari 1 (satu) Pasal.

Larangan, terdiri dari 2 (dua) Pasal.

Ketentuan Pidana, terdiri dari 4 (empat) Pasal.

Ketentuan Peralihan, terdiri dari 1 (satu) Pasal.

Ketentuan Penutup, terdiri dari 4 (empat) Pasal.

Hadirin yang berbahagia,

Setelah pembahasan RUU oleh Panja, Timus, dan Timsin, Panja menyepakati untuk melakukan penambahan dan perubahan dalam draft RUU pasca kunjungan uji publik, yaitu:

Pertama, Panja menyepakati adanya Peraturan Pemerintah yang melibatkan Kementerian/Lembaga terkait sebagai pengaturan lebih lanjut dalam RUU tentang PengHlolaan Zakat pada 8 (delapan) Pasal,

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(6)

yaitu Pasal 13, Pasall 14, Pasal 16, Pasal 20, Pasal 24, Pasal 29, Pasal 33, dan Pasal 36 ayat 2. Adapun peraturan tindak lanjut dengan Peraturan Menteri disepakati pada 2 (dua) Pasal, yaitu Pasal 4 ayat 5 dan Pasal 27;

Kedua, disepakati adanya tambahan pasal exit pada Pasal 15, terkait dalam kondisi jika Gubernur/Bupati tidak mengusulkan keanggotaan BAZNAS provinsi atau BAZNAS kabupaten/kota;

Ketiga, disepakati adanya pengaturan dalam Peraturan Pemerintah mengenai ruang lingkup pengumpulan zakat oleh UPZ yang dibentuk oleh BAZNAS, yaitu hanya pada perusahaan yang bersifat nasional;

Keempat, disepakati untuk memasukkan penjelasan atau istilah tentang infak dan Sedekah dalam ketentuan umum;

Kelima, disepakati mengenai kewajiban pelaporan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota selain kepada Baznas, juga dilakukan kepada pemerintah daerah. Penjelasan mengenai pihak-pihak yang dimaksud dalam pemerintah daerah diletakkan pada penjelasan umum;

Keenam, ditambahkan adanya penjelasan yang mengakomodasi tentang pelaksanaan zakat di Aceh oleh Baitul Mal pada Pasal 15 ayat (1 ).

Hadirin yang saya hormati,

Selanjutnya setelah Panja melakukan tugasnya membahas seluruh DIM, Panja juga telah menyusun Penjelasan Umum serta Penjelasan Pasal-Demi Pas al

Demikianlah laporan Panja ini disampaikan, besar harapan kami agar RUU tentang Pengelolaan Zakat dapat dilanjutkan dalam Pembicaraan Tingkat II, dalam Rapat Paripurna DPR RI yang akan datang. Akhir kata semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan karunia- Nya kepada kita dalam menjalankan tugas Konstitusional.

Wassalamu'alaikum Warahmatullah'i Wabarakatuh.

PANITIA KERJA

RUU TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH KOMIS! VIII DPR RI ~

~~

ORA.HJ. CHAIRUN NISA, MA.

6

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Referensi

Dokumen terkait

Surat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku Utara tertanggal 16 April 2008 Nomor 162/105/2008 yang ditujukan kepada Presiden Republik

3. apabila dikemudian hari terclapat kelebihan pencairan dana luran Program J aminan Pemeliharaan Kesehatan Ketua, Wakil Ketua, clan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH.. PEMBAGIAN DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA

1) Tugas Timcil adalah merumuskan materi DIM Khusus RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang dilimpahkan oleh Rapat kerja Pansus dan/atau Panja.

Pelaksanaan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Gubernur

42 Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,

an tingkat l:J:I. Sidang Dewan yang kami bormati, dengan demikian aele- sai sudah mata acara pertama dari Rapat Paripurna pada ha- ri ini, dan sekarang kita

Tidak, itu kan berkembang di Tim Perumus, sementara yang kita bahas ini adalah rekap hasil dari Panja. Panja yang kita putuskan di Pansus. Nah kalau usulan baru Timus silakan