• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BIDANG ARSIP DAN MUSEUM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I.

UMUM

a. Pembahasan dan pengambilan keputusan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh mengacu pada Tata Tertib DPR RI pasal 272 ayat (1) tentang Pengambilan Keputusan dalam rapat DPR RI pada dasarnya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat.

b. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak [Tata Te1iib DPR RI Pasal 272 ayat (2)].

c. Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah apabila diambil dalam rapat yang dihadiri oleh anggota dan unsur fraksi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273 ayat (1), dan disetujui oleh semua yang hadir [Tata Tertib DPR RI Pasal 274).

d. Pembahasan RUU ini menganut prinsip efisien dan efektif.

e. Bahan pembahasan utama adalah daftar Inventarisasi masal.ah (DIM) RUU tentang Pengelolaan Zakat, lnfaq, dan Shodaqoh dari Pemerintah [Tata Tertib DPR RI Pasal 136 ayat (5) huruf a] dan memperhatikan pertimbangan tertulis yang disampaikan oleh DPD.

f. Keanggotaan Komisi VIII DPR RI dalam pembahasan RUU tentang Pengelolalan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh sesuai keputusan Bamus DPR RI tanggal 30 September 2010 yang beranggotakan 47 orang, terdiri dari F.PD 13 orang, F.PG 8 orang, F.PDIP 7 orang, F.PKS 5 orang, F.PAN 5 orang, F.PP 3 orang, F.KB 3 orang, F.Gerindra 2 orang, F.Hanura I orang.

2. RAP.AT a. Jenis Rapat

Rapat pembahasan RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh terdiri dari:

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

(2)

I) Rapat Intern

Dihadiri dan diikuti Anggota Komisi VIII DPR RI dengan ketentuan kuorum sesuai Tatib DPR RI Pasal 245 ayat (1).

2) Rapat Ke1ja

Rapat ini sifatnya terbuka dihadiri oleh :

a) Anggota Komisi VIII DPR RI dengan ketentuan kuorum sesuai Tata Tertib DPR RI; dan

b) Menteri yang ditunjuk oleh Pemerintah sesuai Surat Presiden No. R-76/Pres/09/2010 tanggal 29 September 2010 baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dan didampingi oleh pejabat pemerintah terkait.

3) Rapat Panitia Kerja (Panja)

a) Panitia Kerja (Panja) dibentuk oleh Komisi yang keanggotaannya separuh dari jumlah anggota Komisi terdiri dari 4 Pimpinan Komisi, F.PD 6 orang, F.PG 4 orang, F.PDIP 4 orang, F.PKS 2 orang, F.PAN 2 orang, F.PP 1 orang, F.PKB 1 orang, F.Gerindra I orang, F.Hanura I orang.

Jumlah Pimpinan J urnlah Anggota Jumlah Pemerintah 4 orang 22 orang orang b) Rapat panja ini bersifat tertutup dihadiri oleh :

(1) Anggota Paaja dengan ketentuan kuorum sesuai Tata Tertib DPR RI; dan

(2) Wakil Pemerintah (Pejabat Eselon I Kementerian yang ditunjuk oleh surat Presiden) didampingi sejumlah Pejabat Pemerintah terkait.

4) Rapat Tim Perumus (Timus)

a) Tim Perumus disingkat Timus, keanggotaannya terdiri dari 4 Pimpinan Komisi dan Anggota Komisi yang mewakili F.PD 4 orang, F.PG 2 orang, F.PDIP 2 orang, F.PKS 1 orang, F.PAN 1 orang, F.PP 1 orang, F PKB I orang,, F.Gerindra 1 orang, F.I-Ianura 1 orang, dan wakil pemerintah.

Jumlah Pimpinan J umlah Anggota Jumlah Pemerintah

b) Rapat Timus dihadiri oleh :

4 orang 14 orang orang

(1) Anggota Timus dengan ketentuan korum sesuai Tata te1iib DPRRI; dan (2) Wakil Pemerintah (Pejabat Eselon I Kementerian yang ditunjuk oleh surat

Presiden) didampingi sejumlah Pejabat Pemerintah terkait.

(3)

5) Rapat Tim Kecil ( Timcil)

a) Tim kecil disingkat Timcil, keanggotaannya terdiri dari 4 Pimpinan Komisi dan Anggota Komisi yang mewakili F.PD 4 orang, F.PG 2 orang, F.PDIP 2 orang, F.PKS 1 orang, F.PAN 1 orang, F.PP 1 orang, F PKB 1 orang, , F.Gerindra 1 orang, F.Hanura 1 orang, dan wakil pemerintah.

Jumlah Pimpinan Jumlah Anggota J umlah Pemerintah

b) Rapat Timcil dihadiri oleh :

: 4 orang : 14 orang orang

(I) Anggota Timcil dengan ketentuan kuorum sesuai Tatib DPR RI; dan (2) Wakil Pemerintah (Pejabat Eselon I Kementerian yang ditunjuk oleh surat

Presiden) didampingi sejumlah Pejabat Pemerintah terkait. 6) Rapat Tim Sinkronisasi ( Timsin)

Tim Sinkronisasi disingkat Timsin, keanggotaannya terdiri dari 4 Pimpinan Komisi dan Anggota Komisi yang mewakili F.PD 4 orang, F.PG 2 orang, F.PDIP 2 orang, F.PKS 1 orang, F.PAN 1 orang, F.PP I orang, F PKB 1 orang,, F.Gerindra 1 orang, F.Hanura I orang, dan wakil pemerintah.

Jumlah Pimpinan Jumlah Anggota Jumlah pemerintah 7) Lobby : 4 orang : 14 orang orang

Lobby Raker, Lobby Panja, Lobby Tilmus dihadiri oleb Pimpinan Komisi dan Perwakilan Fraksi-Fraksi serta Wakil dari Pemerintah.

b. Pimpinan Rapat

Pimpinan Komisi bersifat kolektif, untuk memimpin rapat-rapat sebagai berikut : 1) Rapat Pimpinan, Rapat Intern, Rapat kerja, dan Lobby Komisi dipimpin oleh

Ketua Komisi.

2) Rapat dan Lobby Panja di Pimpin oleh Wakil Ketua Komisi 3) Rapat dan Lobby Timus di Pimpin oleh Wakil Ketua Komisi 4) Rapat dan Lobby Timcil di Pimpin oleh Wakil Ketua Komisi 5) Rapat dan Lobby Timsin di pimpin oleh Wakil Ketua Komisi.

6) Dalam ha! Pimpinan Rapat berhalangan, digantikan oleh Anggota Pimpinan yang lain.

(4)

c. Fungsi dan Tugas rapat I) Rapat Intern

a) Membahas dan memutuskan rancangan jadwal acara clan tata cara musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pembahasan RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh.

b) Membahas dan memutuskan hal-hal teknis pelaksanaan tu gas pembahasan RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh.

2) Rapat Kerja

a) Membahas dan mengambi! keputusan terhadap keseluruhan materi DIM RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, clan Shoclaqoh.

b) Membahas dan memutuskan keseluruhan draft RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, clan Shodaqoh dan hasil ke1ja Panja yang selanjutnya dijadikan draft RUU untuk dijadikan dalam Pembicaraan Tingkat II DPR RI.

3) Rapat Panja

a) Membahas dan mengambil keputusan terhadap inateri DIM yang bersifat substansial serta clitugaskan oleh Rapat Ke1ja Komisi.

b) Membahas dan mengambil keputusan terhadap keseluruhan perumusan draft RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, clan Shodaqoh, basil kerja Timus, Timcil dan Timsin yang selaqjutnya dijadikan draft RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh untuk diajukan dalam Rapat Ke1ja Komisi. 4) Rapat Tim Perumus

Membahas clan merumuskan materi Dim yang ditugaskan oleh Rapat Kerja Komisi dan/atau Rapat Panja tanpa merubah substansi materi.

5) Rapat Tim Kecil

Merumuskan dan mengambil keputusan materi Rapat Ke1ja Komisi dan/atau Rapat Panja Menimbang dan Penjelasan Umum materi DIM. 6) Rapat Tim Sinkronisasi

DIM yang ditugaskan oleh untuk membahas Konsideran

Mensinkronisasikan dan memgambil keputusan terhadap materi DIM yang ditugaskan oleh Rapat kerja Komisi clan atau Rapat Panja.

7) Lobby

Membahas dan mengambil lkeputuan atas materi DIM RUU yang tidak dapat mencapai mufakat pada suatu rapat yang hasilnya untuk diajukan dalam Rapat bersangkutan.

8) Rapat Pimpinan

Membahas dan merumuskan hal-hal yang perlu untuk kelancaran musyawarah untuk mencapai mufakat dalam Rapat ke1ja Komisi, Panja, Timus, Timcil, dan Tims in

(5)

3. CARA PEMBAHASAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN a. Rapat Ke1:ja

1) Penjelasan DPR RI terhadap RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh 2) Mendengarkan Pandangan dan Pendapat DPD terhadap RUU Pengelolaan Zakat,

Infaq, dan Shodaqoh. ·

3) Mendengarkan Pandangan dan Pendapat Pemerintah terhadap RUU tentang Pengelo!aan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh.

4) Rapat Ke1ja membahas scluruh materi DIM RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh secara berurutan.

5) Substansi dan formulasi mater[ RUU dallam DIM yang diusulkan "Tetap" oleh Pemerintah, langsung dimintakan persetujuan Rapat Kerja Komisi, dengan catatan persetujuan tcrsebut dapat ditinjau kembali apabila memiliki relevansi atau berkaitan dengan materi lain yang dibahas berikutnya atas kesepakatan Rap at.

6) Apabila materi DIM hanya bersifat redaksional Iangsung dimintakan persetujuan Rapat Ke1ja Komisi untuk menugaskan Timus/Timcilffimsin merumuskan materi tersebut.

7) Setiap DIM dibahas/ditanggapi "dua kali putaran" oleh masing-masing fraksi. 8) Apabila setelah dua kali putaran, posisinya adalah :

a) substansi disetujui, dan rumusan juga disetujui,Iangsung disahkan. b) substansi disetujui, rumusan belum disetujui, diserahkan kepada Timus. c) Substansi yang belum disetujui, diupayakan penyelesaiannnya melalui forum

lobby dan apabila belum selesai dapat ditempuh : ../ Pending/tunda, untuk dibahas kembali dalam rapat; ../ Dibahas dalam Rapat Panja.

b. Rapat Panja

1) Tugas Panja adalah melakukan pembahasan secara mendalam, materi muatan RUU yang dilimpah.kan dan belum disetujui oleh Rapat ke1ja.

2) Tata cara pembahasan usul perubahan materi disesuaikan dengan tata cara pembahasan dalam Rapat Kerja Komisi.

c. Rapat Timus

I) Tugas Timus adalah melakukan pembahasan secara mendalam dan merumuskan materi muatan RUU yang ditugaskan oleh Panja.

2) Tata cara pembahasan atas usul perubahan disesuaikan dengan tata cara pembahasan dalam rapat Panja untuk selanjutnya dilaporkan dalam rapat Panja. b. Rapat Timcil

1) Tugas Timcil adalah merumuskan materi DIM Khusus RUU tentang Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh yang dilimpahkan oleh Rapat kerja Pansus dan/atau Panja.

(6)

2) Tata cara pembahasan atas usul perubahan materi disesuaikan dengan tata cara pembahasan di Panja, untuk selanjutny.a dilaporkan kepada Panja.

e. Rapat Timsin

I) Tugas Timsin adalah melakukan sinkronisasi materi muatan RUU yang ditugaskan Rapat Kerja Komisi dan I atau Panja.

2) Tata cara pembahasan atas usu] perubahan materi disesuaikan dengan tata cara pembahasan di Panja, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Panja.

Jakarta, November 2010 Pimpinan Komisi VIII DPR

RJ

Ke tu a,

H. Abdul Kadir Karding, S.Pi, M.Si

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian undang-undang yang baru disahkan ini benar-benar berfungsi sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh beserta keluarganya serta

Djadi umpamanja didalam dari pada rapat jang sah tadi, maka .keputusan jang diambil hal kita tadi, kalau jang setudju atau jang tidak setudju hanja 40 atau zelfs hanja 59,

Dari hasil tersebut di atas, kepuasan wajib pajak terhadap pelayanan STNK di Samsat Balikpapan dipengaruhi oleh dimensi kualitas pelayanan yaitu reliability,

Peserta dianggap sudah mengetahui segala cacat, kerusakan, kekurangan fisik baik yang terlihat maupun tidak terlihat serta kelengkapan dokumen sehingga melepaskan haknya untuk

Dan ketentuan ini tidak hanya berlaku pada SS dimana terdapat peserta sesuai dengan Kelas / Group yang berhenti atau tidak menjalani SS dan masih diperhitungkan

Dari mana aku akan mendapat uang untuk beli tiket pesawat ke Jakarta yang harganya tidak murah.. Jika naik bis, harus berangkat sore ini dan belum tentu sampai

sel negatif terhadap Annexin V dan pewarna vital tidak mengalami apoptosis: translokasi PS belum terjadi dan membran masih utuh.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Negara (2011) yang berjudul “Karakteristik Diksi dalam Rubrik “Email dari Amerika” Surat Kabar Harian Surya Edisi Tahun 2009”