MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDON~IA
SAMBUT AN PE ME RI NT AH ATAS
PERSETUJUAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
KETENAGAKERJAAN JAKARTA, 25 FEBRUARI 2003
Pimpinan dan seluruh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta segenap hadirin yang terhormat.
Assalamu'alaikum Wr. Wb. dan salam sejahtera bagi kita sekalian,
Perkenankanlah pertama-tama kami mengungkapkan rasa bahagia dan syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada hari ini kita dapat menghadiri sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk menyetujui dan mengesahkan Rancangan Undang-undang tentang Ketenagakerjaan menjadi undang-undang.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rancangan Undang-undang yang semula mempunyai judul "Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan" disampaikan oleh Pemerintah melalui surat Nomor: R.11/PUN/2000 tanggal 08 Mei 2000. Hampir tiga tahun kita membahas undang-undang ini, bahkan di pihak eksekutif-pun rancangan undang-undang ini sudah mulai dibahas sejak tahun 1998 yaitu sejak bangsa Indonesia memasuki era reformasi. Sungguh merupakan perjalanan yang panjang bagi penyusunan suatu undang-undang.
Penyampaian rancangan undang-undang dari Pemerintah tersebut adalah
untuk memenuhi amanat Undang-undang Nom~t-lahurtJi~~- t~ang ,
" ""'_.,.,.,, , , , ,,,_, - , . I
. Perubahan Berlakun~~"~-~~g~~~da~g No~~2~-Tahui:i__~~-!~ntang v
Ketenagakerjaan.
_,,,....,..-,,;:-~¥~·~ ,,~.-E' TC•'
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta segenap hadirin yang terhormat,
Sejalan dengan era reformasi titik tolak undang-undang ini sudah ditegaskan sejak semula yaitu "penghargaan terhadap hak azasi ______
. , ,manusia di tempat kerja". Dengan semangat itu pula-lah, ketentuan mengenail1aK-fiak-azasi di Indonesia, serta yang berlaku secara universal yang termuat dalam delapan konvensi dasar Organisasi Perburuhan lnternasional menjiwai seluruh pasal-pasal dalam undang-undang ini.
Disamping prinsip-prinsip penghargaan terhadap hak azasi manusia di tempat kerja, kita tentunya tidak boleh melupakan kenyataan tentang adanya sebagian penduduk Indonesia yang belum memperoleh pekerjaan.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Saat ini terdapat 38,3 juta oraDJl pengganggur dan 8, 1 juta orang
--·-··~---~-~-·--"'""_,_ ' .
.
·~·,--,·-....·· --
diantaranya merupakan pengganggur terbuka. Apabila krisis ekonomi terus berkepanjangan mefanda negeri ini, angka pengangguran diperkirakan akan terus bertambah.
Disamping kedua hal tersebut kita harus pula mempertimbangkan kondisi internasional yang mau tidak mau akan mempengaruhi kebijakan yang kita ambil. Globalisasi menyebabkan daya saing tel'!_~g~-l<~Ei~ Indonesia di
~_.,,...--.r-...·•~~-h,..,,,, .• --._ •• ._-~cH••• --·~·----~-·---·.--·--'·'~ --...__ ... ______ ••
dunia internasional harus menjadi salah satu titik perhatian kita. Kita menyadari bahwa dalam semua kesempatan baik di dalam negeri maupun di luar negeri kompetensi tenaga kerja Indonesia selalu mengundang keprihatinan.
Dengan mempertimbangkan kondisi di dalam negeri, serta pengaruh lingkungan global, kita harus membuat pengaturan yang dapat menjawab
-~·-...,.,...
semua tantanganffu.---~
#
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
v
Undang-undang ketenagakerjaan ini dimaksudkan untuk meletakkan dasar bagi penataan "bangunan" hubungan industrial kita s~cara benar \ sehingga dapat mendorong terciptanya hubungan industrial yang_ harmo~J \ dinamis dan berkeadilan.
Hubungan ··industrial yan~fHharmonis, dinamis dan berkeadilan tidak dapat terwujud tan pa _fil!anya kepastian hukum yang selama ini selalu menjadi keluhan semua pihak yang TCl"f.I~~ am hubungan industrial terutama para pelaku usaha di Indonesia.
I j
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Disisi lain hubungan industrial sebagaimana disebutkan di atas diperlukan sebagai kontribusi dunia ketenagakerjaan untuk menciptakan suasana kondusif untuk penanaman modal sehingga diharapkan dapat mendorong berkembangnya dunia usaha yang merupakan salah satu jawaban
r-,,~
-.-·
.~···"'"'~""""''"',...--...,....,
terhadap langkanya keSemp"ata·n~kerja di dalam negeri. Dengan demikian penyusunan undang-undang ini berada dalam kerangka berpikir yang mengacu kepada upaya pengembangan dunia usaha dan penciptaan lapangan kerja.
Sejalan dengan kerangka berfikir tersebut Pemerintah ingin mengajak kita semua untuk tidak mempertentangkan antara upaya pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja dengan peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh. Kita harus melihat kedua hal tersebut sebagai dua sisi dari sekeping mata uang, yang artinya satu sama lain tidak dapat dipisahkan dan lebih jauh lagi keduanya saling melengkapi.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
Untuk merumuskan un~_yang_.dapatditerima oleh semua pihak bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi secara bersamaan di satu sisi harus dapat memberikan perlindungan bagi pekerja/buruh, sementara disisi lain harus dapat mendorong perkembangan usaha. Hal ini terbukti dengan terjadinya beberapa kali penundaan pengesahan rancangan undang- undang ini karena munculnya keberatan dari berbagai kelompok terhadap rumusan-rumusan yang telah disepakati pada sidang-sidang Panitia
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
sidang Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang dibentuk untuk itu.
Secara garis besar undang-undang ini mencakup pengaturan bagi tenaga kerja sebelum, se~_e$udah---bekeriar- ,yang tercermin dari pengaturan-pengaturan mengenai pelatihan kerja bagi tenaga kerja atau pekerja/buruh, penempatan tenaga kerja, hubungan kerja yang meliputi perlindungan bagi pekerja/buruh dari aspek pengupahan dan kesejahteraan lainnya, waktu kerja dan waktu istirahat, pengaturan bagi pengusaha yang mempekerjakan anak dan perempuan, serta pemutusan . / hubungan kerja. Dengan memperhatikan prinsip kebebasan berserikat dan V
berunqin~lllar-W'.ldang-undang ini juga mengafur proses pembuatan perjanjian kerja bersama, mogok kerja serta penutupan perusahaan (lock out); isu yang sangat mengemuka dalam era keterbukaan ini.
Beberapa masalah yang paling banya~~-~mpok
pekerja/buruh dan pengu~h materi-materi mengenai istirahat panjang, mo~~k K§da~.Penutup~m perusahaan (lock out), hubungan kerja V,
dalam pemborongan pekerjaan, dan pemutusan hubungan kerja.
Materi-materi terse but merupakan masalah yang sensitif, karena selain harus mempertimbangkan kondisi kehidupan pekerja/buruh serta situasi perekonomian di dalam negeri, harus juga memperhatikan kaidah-kaidah dan praktek hubungan industrial yang berlaku secara internasional.
Melalui berbagai usaha yang difasilitasi oleh Anggota PANSUS, telah dicapai kesepakatan-kesepakatan antara serikat pekerja/serikat buruh dan perwakilan pengusaha untuk merumuskan ketentuan yang mengundang kontroversi tersebut.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Rumusan yang disepakati khususnya mengenai mogok kerja memang tidak sepenuhnya menerapkan prinsip dan praktek hubungan industrial yang berlaku secara .universal. Namun Pemerintah dapat memahami kesepakatari . yang diambil yieh wakil-wakil dari kedua pelaku usaha
terse but. V
. Demikian pula dalam rumusan undang-undang ini telah dilakukan perubahan terhadap dasar perhitungan uang pesangon, yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan peraturan yang selama ini diterapkan.
Namun di lain pihak telah disepakati pula untuk menyempurnakan ketentuan mengenai pengunduran diri atas kemauan pekerja/buruh sendiri, dengan menambahkan pengaturan tentang pemberian uang pisah.
Masalah hubungan kerja pada perusahan pemborongan baik pemborongan pekerjaan maupun pemborongan melalui penyediaan tenaga kerja juga mengundang perdebatan. Namun dengan mempertimbangkan kebutuhan dunia usaha serta perlindungan bagi pekerja/buruh, maka undang-undang ini membolehkan adanya praktek ___
.... ,,... ---- ... ~--~---.,.---·---~·-·--~-·~- ... ,---·~··-..._,,,._ pemboroo_g_af'!_.J>~kerjaan ____ ..,_...,...- atau pe m boron g an tenaga ker1a dengan pembatasan-pembatasan yang sangat ketat. Pembatasan tersebut antara lain bahwa pemborongan melalui penyediaan pekerjaan atau pemborongan tenaga kerja hanya dapat dilakukan bagi usaha atau kegiatan penunjang. Disamping itu standar perlindungan pekerja/buruh yang dipekerjakan melalui pemborongan tersebut tidak boleh kurang dari standar perlindungan bagi pekerja/buruh di perusahaan pemberi pekerjaan untuk jabatan atau jenis pekerjaan yang sama.
j
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat,
Perlindungan serta upaya peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh harus mempertimbangkan kondisi dunia usaha pada umumnya, serta keragaman skala usaha. Oleh karena itu beberapa kewajiban pengusaha dibatasi hanya bagi kelompok pengusaha dengan skala usaha tertentu.
Pembatasan ini diperlukan untuk melindungi usaha kecil dan menengah yang tentunya memiliki kemampuan berbeda dengan pengusaha besar.
Pengembangan usaha kecil dan menengah sudah merupakan tekad kita karena usaha kecil dan menengah ini diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian, yang pada gilirannya akan membuka lapangan kerja baru.
Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta segenap hadirin yang terhormat,
Kami memahami bahwa kesepakatan-kesepakatan ini dicapai dengan telah mempertimbangkan berbagai faktor terutama keseimbangan antara hak dan kewajiban pekerja/buruh dengan hak dan kewajiban pengusaha.
Pemerintah sangat menghargai kesepakatan ini dan kami sangat berharap agar semua kalangan khususnya kalangan pengusaha dan pekerja/buruh dapat turut memahami dan menghargai kesepakatan tersebut.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Pemerintah menyadari bahwa beberapa pengaturan dalam undang-undang ini tidak memuask nubi. h~r~pan sebagian kelompok masyarakat. .~J~J,amun rumusan undang-undang yang kita sepakati ini
me~~lternatif yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada dengan mempertimbangkan kanaisl···kes-ejahte·raan· ··pekerja/buruh dan situasi
~··"~""'~"'"'"~··'"•'""'''''''"'""''
perekonomian dewasa·ini.
'
~' ~F