• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR

SKRIPSI

OLEH:

NUR ARIFAH A NIM. 10536 1113816

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

“Sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat dalam kehidupan”

(Al fawaaid: 114)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, baik berupa mikmat kesehatan maupun kesempatan, serta dipermudah dalam setiap urusan sehingga karya ini dapat terselesaikan.

Selanjutnya kepada kedua orang tua ku, atas doa serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya, yang penuh kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku. Juga kepada kakak, adik dan semua keluarga atas segala dukungan yang menjadi motivasi untukku. Karya ini juga saya persembahkan kepada teman-teman seperjuangan Algoritma 16A yang selalu setia menemani dan menyemangati serta almamaterku tercinta, Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Skripsi.

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. 2020.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal operasi aljabar ditinjau dari gaya belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar pemilihan subjek penelitian mengambil 6 siswa yang diambil sebagai subjek penelitian terdiri dari masing- masing 2 dengan gaya belajar visual, 2 dengan gaya belajar auditori, dan 2 dengan gaya belajar kinestik. Pemilihan subjek berdasarkan pada gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditori dan kenestetik. Penelitian ini mengacu pada empat indikator kemampuan pemecahaan masalah yaitu: memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah, memeriksa kembali. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket gaya belajar, tes kemampuan pemecahaan masalah, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis dari Miles & Huberman yang meliputi tiga aktivitas yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal operasi aljabar ditinjau dari gaya belajar siswa.

Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan gaya belajar visual telah mampu memecahkan masalah operasi aljabar dengan baik, Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan gaya belajar auditori telah mampu memecahkan masalah operasi aljabar dengan sangat baik, Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan gaya belajar kinestetik telah mampu memecahkan masalah operasi aljabar dengan baik.

Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Gaya Belajar

(8)

viii

VIII Students of Muhammadiyah Junior High School 1 Makassar. Thesis.

Mathematics Education Faculty of Teachers and Educational Sciences, Muhammadiyah University Makassar. 2020.

This study aims to describe problem solving skills in solving algebraic surgery problems reviewed from the student's learning style. This type of research is qualitative research. The subject of this study was a grade VIII student at SMP Muhammadiyah 1 Makassar selecting research subjects taking 6 students who were taken as research subjects consisting of 2 each with visual learning style, 2 with auditory learning style, and 2 with kinestic learning style.

The selection of subjects is based on the learning style of visual learning, auditory and kenestetik. This study refers to four indicators of problem solving ability, namely:

understanding problems, planning problem solving, implementing problem solving plans, re-examining. Instruments in this study are questionnaires of learning styles, problem solving ability tests, and interviews. Data analysis techniques used are analysis techniques from Miles & Huberman which includes three activities, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing.

The results of this study show that problem solving skills in solving algebraic operations are reviewed from the student's learning style. Student problem solving skills with visual learning style have been able to solve algebraic surgery problems well, Student problem solving skills with auditory learning style have been able to solve algebraic surgery problems very well, Student problem solving skills with kinetic learning style have been able to solve the problem of algebraic operations well.

Keywords: Problem Solving Skills, Learning Style.

(9)

ix

dikirimkan kepada junjungan kita Nabi ullah Muhammad SAW. Yang merupakan panutan dan contoh kita sampai akhir zaman. Yang Dengan keyakinan itu penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan berjudul “Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit mendapat hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga hambata dan kesulitan dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.H.Ambo Asse,M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar;

3. Mukhlis,S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar;

(10)

x penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

5. Husain Abdul Rahman, S.Pd.,M.Pd.I., selaku Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar, Armina,S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika beserta staf yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian;

6. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungannya;

7. Segenap dosen, karyawan dan teman-teman mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulis selama menempuh studi di Unuversitas Muhammadiyah Makassar;

8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis hanya berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Makassar, November 2020 Penulis

Nur Arifah A

(11)

xi

SURAT PERNYATAAN ... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRAC ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Pemecahan Masalah Matematika ... 7

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 9

3. Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 11

4. Gaya Belajar ... 12

5. Operasi Aljabar ... 17 6. Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 26

C. Prosedur Penelitian ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Keabsahan Data ... 29

G. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Paparan Data ... 32

B. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

Tabel 4.1 Subjek Penelitian ... 34

(14)

xiv

Gambar 4.3. Melaksanakan Rencana Subjek GBV Soal Nomor 1 ... 38

Gambar 4.4. Memeriksa Kembali Subjek GBV Soal Nomor 1 ... 39

Gambar 4.5. Memahami Masalah Subjek GBV Soal Nomor 2 ... 40

Gambar 4.6. Merencanakan Penyelesaian Subjek GBV Soal Nomor 2 ... 41

Gambar 4.7. Melaksanakan Rencana Subjek GBV Soal Nomor 2 ... 42

Gambar 4.8. Memeriksa Kembali Subjek GBV Soal Nomor 2 ... 43

Gambar 4.9. Memahami Masalah Subjek GBA Soal Nomor 1 ... 44

Gambar 4.10. Melaksanakan Rencana Subjek GBA Soal Nomor 1 ... 55

Gambar 4.11. Memeriksa Kembali Subjek GBA Soal Nomor 1 ... 46

Gambar 4.12. Memahami Masalah Subjek GBA Soal Nomor 2 ... 46

Gambar 4.13. Merencanakan Penyelesaian Subjek GBA Soal Nomor 2 ... 47

Gambar 4.14. Melaksanakan Rencana Subjek GBA Soal Nomor 2 ... 48

Gambar 4.15. Memahami Masalah Subjek GBK Soal Nomor 1 ... 50

Gambar 4.16. Merencanakan Penyelesaian Subjek GBK Soal Nomor 1 ... 51

Gambar 4.17. Melaksanakan Rencana Subjek GBK Soal Nomor 1 ... 52

Gambar 4.18. Memeriksa Kembali Subjek GBA Soal Nomor 1 ... 52

Gambar 4.19. Memahami Masalah Subjek GBK Soal Nomor 2 ... 53

Gambar 4.20. Merencanakan Penyelesaian Subjek GBK Soal Nomor 2 ... 54

Gambar 4.21. Melaksanakan Rencana Subjek GBK Soal Nomor 2 ... 55

Gambar 4.22. Memeriksa Kembali Subjek GBA Soal Nomor 2 ... 56

(15)

xv

Lampiran 3. Instrumen Pedoman Wawancara ... 72

Lampiran 4. Kisi-kisi Soal ... 73

Lampiran 5. Hasil Angket Gaya Belajar ... 76

Lampiran 6. Subjek Penelitian Yang Terpilih ... 77

Lampiran 7. Lembar Jawaban GBV ... 78

Lampiran 8. Hasil Wawancara GBV ... 79

Lampiran 9. Lembar Jawaban GBA ... 80

Lampiran 10. Hasil Wawancara GBA ... 81

Lampiran 11. Lembar Jawaban GBK ... 83

Lampiran 12. Hasil Wawancara GBK ... 84

Lampiran 13. Dokumentasi ... 86

(16)

1

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan adalah salah satu proses belajar dan mengajar. Proses mengajar dilakukan oleh pengajar dan proses belajar dilakukan oleh peserta didik. Menurut Trianto (2015) pendidikan dapat dikatakan baik jika pendidikan tersebut mempersiapkan peserta didiknya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya bukan untuk suatu jabatan dan profesi.

Dalam pelaksanaan pendidikan, matematika adalah bidang dasar yang dipelajari dari usia dini hingga tingkat perguruan tinggi. Menurut Hidayat dkk (2013) ada beberapa sebab perlunya balajar matamatika yakni: (1) karana matemetika sarana berfikir jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, dan (3) karena matematika merupakan sarana untuk mengembangkan kreativitas.

Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang hampir seluruh ilmunya berperan penting dalam kehidupan manusia dan matematik tidak terlepas dalam penggunaan teknologi (Iriani & Mutia: 2013). Begitu pentingnya matematika bagi kehidupan manusia sejatinya menjadi perhatian semua pihak khususnya para guru sebagai seorang pendidik.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, menjelaskan bahwa belajar matematika disekolah salah satunya

(17)

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah matematika, kemampuan menyelesaikan rencana penyelesaian serta manafsirkan selusi yeng diparoleh.

Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan dimana siswa mampu merancang pemecahan masalah untuk mencapai tujuan, juga memerlukan kesiapan, kreativitas, pengetahuan, serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Yamaryani, 2016:13). Jadi betapa pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematika harus dimiliki oleh siswa untuk dapat mencapai tujuan pelajaran matematika dan membekali siswa ketika menyikapi atau menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for International Student Assessment (PISA) menggambarkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik masih sangat rendah (Rohayati, dkk: 2017).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar, didapatkan hasil bahwa siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan soal pemecahan masalah matematika, sehingga menunjukkan hasil belajar matematika materi aljabar belum sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan dengan

(18)

nilai tes atau nilai harian siswa yang cukup rendah. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh guru selama mengajarkan materi aljabar, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan operasi aljabar, siswa kesulitan apabila soal tersebut memerlukan lebih dari satu langkah penyelesaian. Kesulitan yang dihadapi siswa ketika menyelesaikan pemecahan masalah sangat beragam, antara lain kesulitan dalam memahami soal, mengubah kalimat soal ke dalam bahasa matematika, dan bingung dalam melakukan langkah penyelesaian.

Salah satu penyebab dari masalah ini adalah karena kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Penelitian yang dilakukan oleh Fakhrudin (2010) dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended” menyatakan secara umum hasil kemampuan siswa SMP Negeri 6 Jepara dalam memecahkan masalah belum memuaskan sekitar 30,67% dari skor ideal.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah seharusnya menjedi hal yang perluh dibenahi. Menurut Mousa (2014) guru atau pendidik dapat menggunakan pemahaman akan gaya belajar untuk memaksimalkan hasil belajar siswa dan mendukung pembelajaran yang efektif dengan menggunakan metode pengajaran berbagai gaya belajar. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda untuk dapat dengan mudah memahami dan menyelesaikan masalah yang ditemukannya. Perbedaan inilah yang perlu diketahui oleh guru tentang bagaimana gambaran dari

(19)

kemampuan masing-masing siswa dalam belajar untuk dapat menemukan pemecahan masalah matematika (Arfiana, 2018). 2018).

Dalam memahami informasi yang disampaikan oleh guru setiap siswa memiliki cara yang berbedah, cara termudah setiap individu dalam memahami pelajaran dan dalam belajar disebut gaya belajar. Ada 3 macam Ada tiga tipe gaya belajar siswa yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memiliki peran yang penting, siswa dengan gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang cara mendengar , dan siswa dengan gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang dilakukan dengan gerakan dan sentuhan untuk memperoleh informasi (Ramadina, 2015:79).

Dari hasil penelitian Febi (2013) dengan judul “Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas”

menyatakan bahwa penelitian gaya belajar sangat diperlukan oleh pengajar untuk mendesain metode, pendekan, strategi dan model pembelajaran.

Dari hasil penelitian Dunn & Ghufron (2014) menjelaskan bahwa gaya belajar sangat berpengaruh terhadap proses siswa. Pengetahuan gaya belajar dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam menerapkan metode belajar mengajar dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar jika metode pembalajaran diterapkan sasuai dangan gaya belajar yang siswa miliki.

(20)

Dengan mengetahui gaya belajar siswa akan sangat membantu guru dalam proses pembelajaran. Guru dapat membantu siswa memaksimalkan penyelesaian masalah matematika dan mendorong siswa untuk mengkontruksi pengetahuan berdasarkan gaya belajar yang siswa miliki agar lebih mudah dalam menyelesaikan persoalan matematika.

Kemampuan pemecahan masalah matematika yang ditinjau dari gaya belajar siswa perlu dikaji lebih lanjut agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan. Salah satu materi pada matematika yang sering dikaitkan dengan pemecahan masalah adalah Operasi aljabar. Berdasarkan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah deskripsi kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal operasi aljabar ditinjau dari gaya belajar pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal operasi aljabar ditinjau dari gaya belajar pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

(21)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran terkait upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah masalah sesuai dengan gaya belajar yang siswa miliki.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasir dari penelitian ini dapat digunakkan untuk menentukan gaya belajar yang sesuai agar lebih mudah dalam menyelesaikan masalah matematika.

b. Bagi guru, dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan mengajar matematika agar sesuai dengan gaya belajar yang siswa miliki.

c. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini dapat digunakan dalam upaya peningkatan kualitas pengetahuan siswa terutama dalam pemecahan masalah matematika.

d. Bagi peneliti, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mengenai kemampuan pemecahan masalah sesuai gaya belajar.

(22)

7 1. Pemecahan Masalah Matematika

Suatu masalah adalah situasi yang mana siswa memperoleh suatu tujuan dan harus menemukan suatu makna untuk mencapainya sebagai bentuk penyelesaian. Secara umum masalah adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya.

Siswono (Ilmiyah & Masriyah, 2013:2) menjelaskan bahwa masalah adalah situasi dimana seorang individu atau kelompok jika mereka tidak memerlukan cara atau prosedur tertentu yang bisa digunakan untuk memperoleh jawaban. Ciri-ciri situasi atau pertanyaan dalam suatu masalah untuk individu yaitu (1) individu mampu menyadari atau mengenali situasi yang dihadapi, (2) individu harus mengambil tindakan untuk mengatasi situasi, (3) tidak menemukan cara untuk mengatasi situasi sehingga perlu usaha sehingga perlu menggunakan suatu cara untuk mengatasinya

Dalam pembelajaran matematika dapat disajikan dalam bentuk soal tidak rutin yang berupa soal cerita, penggambaran fenomena atau kejadian, ilustrasi gambar atau teka-teki.Masalah tersebut kemudian disebut masalah matematika karena mengandung konsep matematika.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah matematika adalah pertanyaan dalam matematika yang memuat suatu

(23)

tantangan dalam penyelesaiannya dan dalam menyelesaikan pertanyaan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan penyelesaian rutin yang sebelumnya sudah pernah diketahui.

Menurut Hamalik (Meilia, 2015) pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Selanjutnya Saad &

Ghani (Meilia, 2015) mengemukakan bahwa pemecahan masalah adalah proses terencana yang perlu dilakukan untuk mendapatkan solusi tertentu dari masalah yang mungkin tidak akan segera tercapai.

Menurut polya (Meilia, 2015), pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dicapai.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting. Hal ini dikarenakan siswa akan memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan soal yang tidak rutin. Sependapat dengan pernyataan tersebut, Lencher (Yamaryani, 2016) mendefinisikan pemecahan masalah dalam matematika sebagai “proses menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal”.

Selain itu, menurut Polya (Nurfadilah dkk, 2016) pemecahan masalah dilakukan melalui empat langkah, yaitu (1) memahami masalah; (2)

(24)

perencanaan penyelesaian; (3) menjalankan rencana; (4) pemeriksaan kembali proses dan hasil.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah serangkaian proses yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah hingga masalah tersebut ditemukan solusi pemecahannya.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki siswa. Pemecahan masalah menurut Anderson (Ulya, 2018:91) menafsirkan, menalar, memprediksi, mengevaluasi dan merefleksikan. Jadi, kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ke dalam situasi baru yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa juga dikemukakan oleh Branca (Agustin, 2017:346) sebagai berikut: (1) kemampuan penyelesaian masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika, (2) penyelesaian masalah meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika, dan (3) penyelesaian matematika merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan berpikir seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang solusinya tidak diketahui sebelumnya. Dalam memecahkan masalah Polya (Meilia,

(25)

2015)memberikan 4 langkah sistematis yaitu: Understanding the problem (memahami masalah), Devising a plan (membuat rencana), Carrying out a plan (melaksanakan rencana), dan looking back (mengecek kembal).

Kemampuan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini adalah kecakapan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dimulai dari proses memahammi masalah, merencanakan penyelesaian masalah, pelaksanakan rencana penyelesaian masalah, memeriksa kembali.

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika maka dikembangkanlah suatu indikator yaitu seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Aspek yang diukur Indikator

1. Memahami masalah a. Mengidentifikasi masalah dari soal melalui mengamati b. Menunjukan pemahaman yang relevan dengan masalah

dengan mengumpulkan informasiinformasi yang terdapat dalam soal

2. Merencanakan penyelesaian masalah

a. Memilih informasi yang relevan dari masalah

b. Merencankan, menyusun rencana atau strategi untuk mencapai tujuan dalam suatu masalah.

3. Melaksanakan rencana penyelesaian masalah

a. Mengeksekusi, melaksanakan perencanaan b. Mengorganisir dan mengintegrasi masalah dengan

pengetahuan sebelumnya yang relevan.

c. Merumuskan hipotesis dengan mengidentifikasi factor-

(26)

factor yang relevan dengan masalah.

d. Mengevaluasi informasi

4. Memeriksa kembali a. Memonitoring, memeriksa atau mendeteksi hasil akhir dan kejadian tak terduga

b. Mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan c. Mengevaluasi asumsi dan alternative solusi d. Mencari informasi tambahan atau klarifikasi

3. Profil Kemampuan Pemecahaan Masalah Matematika

Profil adalah sesuatu yang menggambarkan tentang individu, organisasi, benda, perusahaan, ataupun suatu daerah. Adapun pengertian profil menurut para ahli yaitu:

a. Menurut Mulyani (1983), Profil adalah pandangan sisi, grafik besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama.

b. Menurut Neufeld (1996), Profil merupakan grafik, diagram atau tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu.

c. Menurut Alwi (2005), Profil adalah pandangan mengenal seseorang.

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa profil adalah gambaran secara singkat tentang sesuatu kajian objek tertentu.

(27)

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan berpikir seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang solusinya tidak diketahui sebelumnya.

Profil kemampuan pemecahan masalah adalah suatu gambaran untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Profil kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan gambaran/deskripsi singkat tentang kecapakan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dimulai dari proses memahammi masalah, merencanakan penyelesaian masalah, pelaksanakan rencana penyelesaian masalah, memeriksa kembali.

Profil kemampuan pemecahan masalah matematika yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah gambaran atau deskripsi tentang bagaiamana kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa.

4. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Belajar pada umumnya merupakan aktivitas individu untuk mencari dan memperoleh pengetahuan, pengalaman maupun informasi melalui bahan belajar ataupun dari lingkungan. Untuk mendapatkan pengetahuan,

(28)

seseorang menggunakan cara belajar yang berbeda-beda. Cara belajar yang digunakan oleh seseorang dalam belajar disebut juga dengan gaya belaja.

Menurut James & Gardner (Gufron, 2014:42) berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa saling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan, dan memanggil kembali apa yang telah dipelajari. Definisi Keefe (Ghufron, 2014:43) mengenai gaya belajar adalah faktor-faktor kognitif, afektif, dan fisiologis yang menyajikan beberapa indikator yang relatif stabil tentang bagaimana para siswa merasa, berhubungan dengan lainnya, dan berinteraksi dengan lingkungan belajar. Dimana gaya belajar merupakan cara belajar yang unik yang dimiliki setiap individu dalam proses pembelajaran (Ghufron & Risnawita, 2014:9).

Menurut DePoerter (2011) Gaya belajar adalah cara seseorang mempelajari informasi baru. Kombinasi dari bagaimana seseorang mengelola dan menyerap informasi yang ada merupakan salah satu gaya belajar yang dimaksud. Untuk membuat pembelajara dikelas berjalan efektif dan optimal, maka siswa harus mengetahui gaya belajar yang mereka miliki serta guru yang sebagai seorang pendidik harus mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga dapat membantu guru melakukan pendekatan dengan siswa sesuai dengan gaya belajar masing- masing siswanya.

(29)

b. Macam-macam Gaya Belajar

Menurut De Poter & Hernacki (2011): Kaifa.menjelaskan secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalamtiga jenis, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

1) Gaya Belajar Visual

Deporter & Hernacki (2011) menyatakan bahwa individu yang suka membaca, memperhatikan ilustrasi, dan orang yang cepat dalam berbicara merupakan orang dengan gaya belajar visual, dan orang dengan gaya belajar visual lebih belajar dengan melihat secara langsung dibandingkan mendengarkan mendengarkan penjelasan dari guru. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indra penglihatan.

Menurut DePorter & Hernacki (2011:116-118), adapun ciri-ciri orang dengan gaya belajar visual yaitu:

a) Teratur serta rapi b) Cepat dalam bicara

c) Memiliki perencanaa kedepan dengan baik d) Teliti dan detail terhadap sesuatu

e) Selalu memperhatikan penampilan, baik dari cara berpakean ataupun pada saat

f) Sangat baik dalam mengeja

g) Memiliki daya ingat yang tinggi terhadap sesuatu yang diliat langsung

h) Cuek terhadap keributan

(30)

i) Sulit menulis ketika dibacakan dan sering kali meminta untuk mengulangnya.

j) Cepat dan tekun ketika mengulangnya

k) Suka dalam membaca daripada ketika dibacakan

l) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada

m) Belum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek

n) Suka mencoret-coret tanpa arti

o) Lebih suka seni gambar daripada seni musik

p) Tidak fasi dalampemilihan kata tetapi sering mengetahui apa yang perlu dikatakan.

q) Sering kehilangan kosentrasi pada saat ingin memperhatikan sesuatu.

2) Gaya Belajar Auditorial

Menurut Deporter & Hernacki (2011) orang yang lebih suka berbicara daripada menulis, serta suka berbicara sendiri dalam mengerjakan sesuatu.

Menurut Deprter & Hernacki (2011:116-118), adapun ciri-ciri orang dengan gaya belajar auditori yaitu:

a) Pada saat bekerja suka berbicara sendiri

b) Tidak biasa kosentrasi ketika mendengar keributan c) Ketika membaca mereka sering menggerakkan bibir

(31)

d) Keras ketika membaca dan mengeluarkan suara.

e) Dapat mengulagi kembali apa yang di dengar

f) Pandai ketika bercerita dan kurang dalam hal menulis g) Ketika berbicara memiliki irama

h) Fasi dalam berbicara

i) Lebih suka belajar dengan diskusi

j) berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu yang panjang lebar k) Lebih pandai mengeja keras-keras daripada menuliskannya l) Lebih menyukai gurauan lisan daripada membaca komik

3) Gaya Belajar Kinestik

Menurut Deporter dan Hernacki (2011) Individu yang ketika berbicara sambil menggerakkan anggota tubuh, merupakan ciri orang dengan gaya belajar kinestetik serta suka melakukan aktifitas. Pelajar dengan gaya belajar kinestik cenderung dengan bergerak dan lebih suka dalam berdiskusi. Gaya belajar yang menggunakan indera perasa dan gerakan fisik.

Menurut DePorter & Hernacki (2011:118-120) orang dengan gaya belajar kinestetik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Berbicara dengan perlahan b) Menanggapi perhatian fisik

c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d) Berdiri dekat dengan orang ketika berbicara dengan mereka e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

(32)

f) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

g) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca h) Banyak menggunakan insyarat tubuh

i) Tidak dapat diam untuk waktu yang lama j) Kemungkinan tulisannya jelek

k) Ingin melakukan segala sesuatu

l) Menyukai permainan yang menyibukkan

Menurut DePorter & Hernicki dalam bukunya Sumadi Suryabrata yang berjudul Psikologi Pendidikan dijelaskan bahwa “bila salah satu gaya belajar/ modalitas belajar yang dominan, indikator tentang jenis belajar, dapat dilihat dari kebiasaan pembelajaran”, sehingga kebanyakan siswa cara belajar masi dominan pada kebiasaan belajar waktu kecilnya serta kebiasaanya dalam sehari-hari.

Gaya belajar dimaksudkan dalam penelitian adalah gaya belajar gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Untuk mengetahui gaya belajar apa yang dimiliki siswa maka dapat dilihat dari kebiasaan belajarnya dan kebiasan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Opesai Aljabar

a. Pengertian Aljabar

Aljabar merupakan ilmu yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Aljabar adalah salah satu bentuk cabang matematika yang mempelajari tentang pemecahaan masalah menggunakan simbol-simbol.

(33)

Unsur-unsur pada bentuk aljabar adalah variabel, koefisien, konstanta, dan suku.

b. Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar 1) Operasi penjumlahan

Bentuk operasi hitung penjumlahan suku aljabar dilakukan dengan cara menjumlahkan koefisien antara suku-suku yang sejenis.

Contoh:

2𝑥 + 3𝑥 = 5𝑥

3𝑥 + 5𝑦 = 3𝑥 + 5𝑦, tidak dapat dijumlahkan karena bukan suku yang sejenis.

2) Operasi pengurangan bentuk aljabar

Bentuk aljabar operasi pengurangan suku aljabar dilakukan dengan cara mengurangkan koefisien antara suku-suku yang sejenis.

Contoh:

5𝑥 − 𝑥 = 4𝑥, 1𝑥 bisa ditulis sebagai𝑥 saja 6𝑥 − 3𝑦 = 6𝑥 − 3𝑦, bukan suku sejenis (2𝑥 + 3𝑦) + (4𝑥 + 8𝑦) = 6𝑥 + 11𝑦 3) Operasi perkalian bentuk aljabar

Pada operasi perkalian bilangan bulat terdapat sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan, yaitu 𝑎(𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐dan 𝑎(𝑏 − 𝑐 ) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐. Pada operasi perkalian bentuk aljabar sifat tersebut juga berlaku.

(34)

a. Perkalian antar konstanta dengan bentuk aljabar. Untuk melakukan operasi perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan mengalikan konstanta tesebut dengan konstanta pada bentuk aljabar

Contoh:

4 × 3𝑥 = 12𝑥 2 × 4𝑦 = 8𝑦

2 × (3𝑥 + 4𝑦) = (2 × 3𝑥) + (2 × 4𝑦) = 6𝑥 + 8𝑦

b. Perkalian antar dua bentuk aljabar. Seperti pada perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar dalam perkalian dua bentuk aljabar berlaku juga sifat distributif. Untuk suku yang sejenis, jika variabel dikalikan maka menjadi pangkat, missal 𝑦 × 𝑦 = 𝑦2, sedangkan konstanta dilakukan seperti biasa. untuk suku yang tidak sejenis maka variabelnya akan dituliskan saja, kan konstanta dilakukan seperti biasa.

Perkalian satu suku dengan dua suku,

Perkalian dua suku,

Perkalian antara dua suku dengan tiga suku,

(35)

Contoh:

2𝑥 × 3𝑥 = 6𝑥2

2𝑥 × (3𝑥 + 2𝑦) = 6𝑥 + 4𝑥𝑦 4) Operasi pembagian bentuk aljabar

Operasi pembagian pada bentuk aljabar dilakukan dengan cara membagi konstantanya seperti biasa, namun untuk variabelnya, dilihat dulu koefisien dari kedua variabel nya, kemudian bagi masing-masing variabelnya dengan koefisiennya.

Contoh:

4𝑥 ÷ 2𝑥 = 2 6𝑥2÷ 2𝑥 = 3𝑥 8𝑥3𝑦 ÷ 2𝑥 = 4𝑥2𝑦

6. Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Aljabar

Pemecahan masalah adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Sumarmo, pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu

(36)

kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan berpikir seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah yang solusinya tidak diketahui sebelumnya.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki siswa.kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ke dalam situasi baru yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dimulai dari proses memahammi masalah, merencanakan penyelesaian masalah, pelaksanakan rencana penyelesaian masalah, memeriksa kembali.

Parmen no.22 tahun 2006 menjelaskan bahwa aljabar merupakan salah satu mata pelajaran matematika di tingkat SMP atau MTs. “Aljabar merupakan cabang matematika yang mempelajari penyederhanaan dan pemecahan masalah menggunakan huruf-huruf tertentu” (Glover, 2004: 4).

Pada penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal operasi aljabar merupakan kecakapan siswa dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan materi aljabar.

Berdasarkan penjelasan di atas, pada penelitian kemampuan matematika siswa dalam memecahkan masalah aljabar adalah

(37)

mendeskripsikan dan menentukan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi aljabar berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa.

7. Kemampuan Pemecahaan Masalah Ditinju Dari Gaya Belajar

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dimulai dari proses memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah, memeriksa kembali.

Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana cara belajar yang ditempuh seorang individu untuk berkonsentrasi pada proses belajar, dapat menguasai informasi yang sulit dan baru melalui presepsi yang berbeda. Menurut DePorter & Hernacki (2011) Gaya belajar adalah cara seseorang mempelajari informasi baru.

Menurut De Poter & Hernacki (2011)ada tiga jenis gaya belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

Orang dengan gaya belajar visual menyerap informasi baru dengan cara melihat, orang dengan gaya belajar auditorial menyerap informasi baru dengan cara mendengarkan, dan individu yang meyentu saat belajar dan menyerap informasi dengan bergerak adalah orang dengan gaya belajar kinestetik.

(38)

Profil kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya belajar siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah gambaran atau deskripsi tentang bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan gaya belajar yang dimiliki siswa yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

B. Penelitian Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Edwin Ali Akbar M 2018 yang berjudul Pemahaman Konseptual Matematika Siswa SMP IT Wahdah Islamiyah Pada Materi Pecahan Ditinjau Dari Gaya Belajar Visual dengan hasil penelitian siswa dengan gaya belajar visual mampu mencapai dua indikator dari lima indikator yang ditetapkan. Siswa dengan gaya belajar visual secara umum memahami definisi pecahan berdasarkan bentuk yang dilihatnya dan mampu mengungkapkannya dengan bahasa yang sederhana atau bersifat umum. siswa dengan gaya belajar visual (SVAA) juga mampu mempresentasikan suatu pecahan dalam bentuk matematis walaupun pada awalnya mengalami kekeliruan yang pada akhirnya meralat kembali jawabannya. Hal ini terbukti ketika SVAA mampu menjawab soal tambahan yang diberikan. Dalam mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu dan memberi contoh dan non contoh dari konsep. SVAA tidak memperhatikan sifat-sifat/karakteristik dari pecahan yakni pembilang dan penyebut merupakan bilangan bulat, penyebut tidak

(39)

boleh sama dengan nol, serta pembilang bukan merupakan kelipatan dan penyebut. Pada indikator mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah SVAA tidak memahami bagaimana cara menjumlahkan bilangan pecahan yang sama penyebutnya. SVAA juga tidak dapat menyelesaikan soal penjumlahan pecahan yang diberikan

Perbedaan penelitian relavan dengan penelitian ini adalah pada penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan judul pemahamaan konseptual matematika siswa ditinjau dari gaya belajar visual disitu peneliti hanya menggunakan satu gaya belajar yaitu gaya belajar visual sedangkan pada penelitian ini peneliti menggunakan sekaligus tiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual,gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

2. Trizulfianto, Dewi Anggreini dan Adi Waluyo, dengan judul “ Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Program Linier Berdasarkan Gaya Belajar Siswa” Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Veteran 1 Tulungagung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKR-2 SMK Veteran 1. Tulungagung tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan hasil tes angket gaya belajar siswa, tes masalah program linier dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah (1) Siswa dengan gaya belajar visual mengalami kesulitan dalam keterampilan matematis dan mengalami

(40)

kesulitan dalam keterampilan atensional dalam memecahkan masalah matematika. (2) Siswa dengan gaya belajar auditori mengalami kesulitan keterampilan linguistik, mengalami kesulitan keterampilan perseptual dan mengalami kesulitan keterampilan atensional dalam memecahkan masalah matematika. (3) Siswa dengan gaya belajar kinestetik mengalami kesulitan keterampilan linguistik mengalami kesulitan dalam keterampilan matematis dan mengalami kesulitan keterampilan atensional dalam memecahkan masalah matematika.

Perbedaan penelitian relavan dengan penelitian ini adalah pada penelitian yang dilakukan sebelumnya peneliti menganalisis kesulitan siswa dalam memecahkan malasah matematika berdasarkan gaya belajar sedangkan pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan kemampuan pemecahaan masalah matematika ditinjau dari gaya belajar.

(41)

26

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif yang artinya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal operasi aljabar ditinjau dari gaya belajar.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah di SMP Muhammadiyah 1 Makassar, Jl.

Urip Sumoharjo Lr.81/ Maccini Sawah. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Sedangkan untuk pemilihan subjek penelitian peneliti mengambil 6 siswa dari satu kelas tersebut, peneliti mengambil subjek berdasarkan hasil angkat gaya belajar. 6 siswa yang diambil sebagai subjek penelitian terdiri dari masing-masing 2 gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestik. Setelah mendapatkan 6 subjek dari hasil angket gaya belajar kemudian 6 subjek tersebut diberi soal tes yang sama, untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika mereka.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir penelitian. Adapun prosedur penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Tahap Persiapan

(42)

a) Permohonan judul dan pembimbing b) Konsultasi judul

c) Penyusunan proposal d) Pengajuan proposal e) Perizinan

f) Persiapan angket, soal tes, dan wawancara 2. Tahap Pelaksanaan

a) Memberikan angket gaya belajar kepada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

b) Menganalisis data dari nilai hasil tes angkat gaya belajar. Pemilihan ditentukan dari perwakilan masing-masing gaya belajar yang paling dominan dengan dibantu pertimbangan guru matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar untuk memilih 6 siswa yang akan dijadikan subjek penelitian.

c) Memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematika kepada 6 siswa kelas VIII SMP Mumahhadiyah 1 Makassar.

d) Melakukan wawancara kepada 3 subjek penelitian berpengetahuan tinggi untuk memberikana informasi lebih lanjut.

e) Dokumentasi

3. Tahap Analisis Data dan Penyusunan Skripsi D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sebagai instrument utama dan dibantu dengan instrument berupa angket belajar, Tes

(43)

kemampuan pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Angket gaya belajar ini mengadopsi instrument angket gaya belajar pada penelitian yang berjudul “Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas”yang ditulis oleh Febi Dwi Widayanti, S.Pd.,M.Pd., instrument tes kemampuan pemecahan masalah dibuat sendiri oleh peneliti yang akan divalidator oleh dosen pembimbing, dan pedoman wawancara dibuat sendiri oleh peneliti dan dibantu oleh dosen pembimbing. Angket digunakan untuk mengetahui tipe gaya belajar siswa, pengumpulan hasil tes tertulis mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa sedangkan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendalami jawaban siswa dalam pemecahan masalah matematika yang diberikan pada saat mengerjakan soal tes.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Pemberian Angket

Angket diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Dalam penelitian ini angket di gunakan untuk memperoleh data mentah dari sumber data, dimana dari angket tersebut bisa diketahui siswa mana yang mempunyai gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestik.

(44)

2. Pemberian Tes

Tes dalam memecahkan masalah diberikan kepada 6 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Tes pemecahan masalah memuat beberapa butir soal yang dibuat berdasarkan indikator-indikator pemecahan masalah. Sehingga, diperoleh kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan dapat menentukan subjek dari hasil tes tersebut.

3. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti memelih 3 siswa yang akan diwawancarai.

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penilitan. Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat pedoman wawancara dengan berdiskusi dengan dosen pembimbing. Terknik wawancara digunakan untuk mengetahui kemampuan subjek terhadap pemecahan masalah.

F. Keabsahan Data

Pada penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada Sugiyono dalam Mursidik dkk (2015).

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan subjek satu dan subjek dua pada tipe gaya belajar yang sama dan triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan hasil tes pemecahan masalah dengan wawancara pada satu subjek.

(45)

G. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan pada penelitian ini teknik analisis menurut Miles & Humberman ( Prastowo, 2012:2242) yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data mengarah kepada proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta mentransformasikan data mentah yang ditulis pada catatan lapangan yang diikuti dengan perekaman.

Adapun hasil data yang akan direduksi pada penelitian ini yaitu hasil angket gaya belajar siswa, hasil tes kemampuan pemecahan masalah, dan hasil wawancar.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan memunculkan kumpulan data yang sudah terorganisir dan terkategori yang memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan. Data yang disajikan berupa hasil angket gaya belajar siswa, tes kemampuan pemecahan masalah siswa, dan hasil wawancara.

3. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Hasil yang diperoleh dalam seluruh proses analisis selanjutnya disimpulkan secara deskriptif komparatif dengan melihat data-data temuan yang ditemukan selama proses penelitian.

(46)

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses mengolah data mentah yang didapatkan pada saat meneliti dan proses menyederhanakan dan menyeleksi hasi yang ditemukan. Adapun hasil data yang akan direduksi pada penelitian ini yaitu hasil angket gaya belajar siswa, hasil tes dalam memecahkan masalah operasi aljabar, dan hasil wawncara.

2. Penyajian Data

Penyajian data pada penelitian ini menyajikan data-data yang sudah dikategorikan serta diorganisir, yang sudah bisa menarik kesimpulanya.

Ada tiga penyajian data yang peneliti lakukakan yaitu hasil angket gaya belajar siswa, hasil tes dalam memecahkan masalah operasi aljabar, dan hasil wawncara.

4. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini sama halnya dengan menarikan kesimpulan pada umumnya penarikan kesimpulan berupa hubungan interaktif dan teori. Pada proses analisis hasil yang didapatkan kemudian menarik kesimpulan dengan cara deskriptif dengan mempertimbangkan data-data yang didapatkan pada saat meneliti.

(47)

32

Penelitian yang berjudul “Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar”

bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal opeasi aljabar ditinjau dari gaya belajar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang artinya penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran yang jelas dan terperinci.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga instrumen yaitu angket gaya belajar, tes kemampuan pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Dalam penelitian ini materi yang digunakan dalam tes adalah materi operasi aljabar.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Makassar, adapun pelaksanaan penelitian diawali dengan memberikan surat izin penelitian kepada kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar pada tanggal 12 Oktober 2020 dengan maksud untuk mendapatkan izin penelitian. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti bertemu dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII untuk mendeskripsikan pelaksanaan penelitian. Melalui hasil diskusi tersebut guru mata pelajaran matematika mengarahkan peneliti untuk meneliti kelas VIII A, Dengan alasan kelas VIII A diisi oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan, berbeda dengan

(48)

kelas VIII B diisi siswa perempuan dan kelas VIII C diisi oleh siswa laki- laki.

Selanjutnya sebelum penelitian, terlebih dahulu dilakukan validasi tes angket gaya belajar, tes soal kemampuan pemecahan masalah matematika kepada dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yaitu bapak Dr.Haerul Syam., M.Pd. dan ibu Ernawati,S.Pd., M.Pd. Validator tersebut sekaligus juga menilai atau memvalidasi pedoman wawancara yang akan digunakan saat penelitian. Setelah revisi selesai, angket gaya belajar, tes soal kemampuan pemecahan masalah, dan pedoman wawancara siap diujikan.

Pengambilan data oleh peneliti dilaksanakan pada hari Senin 26 Oktober 2020, peneliti memberikan angket gaya belajar kepada seluruh siswa kelas VIII A melalui via google form. Hasil angket gaya belajar dimaksudkan untuk menentukan subjek. Penentuan subjek yang dimaksud adalah menentukan subjek untuk pelaksanaan tes kemampuan pemecahaan masalah matematika yang berjumlah 6 orang siswa, dimana 2 subjek dengan gaya belajar visual, 2 subjek dengan gaya belajar auditori, dan 2 subjek dengan gaya belajar kinestetik. Untuk menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan hasil angket gaya belajar siswa dengan pertimbangan bahwa angket gaya belajar siswa merupakan acuan untuk dapat mengetahui gaya belajar siswa karena tidak semua siswa yang menyadari gaya belajar apa yang dimiliki siswa tersebut.

(49)

Subjek penelitian yang dipilih paling dominan yang mewakili tiap gaya belajar berdasarkan hasil angket gaya belajar serta berdasarkan pertimbangan dari rekomendasi guru. Subjek penelitian yang dipilih pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Subjek Penelitian

NO KODE

SISWA

SKOR GAYA

BELAJAR

KODE SUBJEK

V A K

1 IF 17 15 14 VISUAL GBV1

2 SANF 18 14 11 VISUAL GBV1

3 A.MAAH 12 19 9 AUDITORI GBA1

4 NAA 14 19 18 AUDITORI GBA2

5 AAG 12 10 13 KINESTETIK GBK1

6 MAJ 4 5 12 KINESTETIK GBK2

Keterangan Tabel:

GBV1 : Gaya Belajar Visual 1 GBV2 : Gaya Belajar Visual 2 GBA1 : Gaya Belajar Auditori 1 GBA2 : Gaya Belajar Auditori 2 GBK1 : Gaya Belajar Kinestetik 1 GBK2 : Gaya Belajar Kinestetik 2

Setelah memperoleh 6 subjek tersebut yang masing-masing mewakili ditiap gaya belajar, kemudian subjek tersebut diberi soal tes untuk mengerjakan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan yang pada tahap selanjutnya akan diwawancarai terkait jawaban yang ditulis.

Pada hari Senin 02 November 2020 peneliti memberikan tes kemampuan pemecahaan masalah matematika kepada 6 orang yang

(50)

terpilih dengan 2 butir soal melalui via videocall grup. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh, peneliti mengambil 3 orang siswa yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada ketiga subjek terpilih ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika pada soal operasi aljabar. Wawancara dilaksanakan pada Rabu 04 November 2020 di sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Sebelumnya, siswa yang menjadi subjek wawancara sudah dihubungi terlebih dahulu agar siswa dapat meluangkan waktunya untuk melaksanakan wawancara. Dokumen yang digunakan berupa foto yang merupakan keadaan dari siswa dan rekaman selama proses wawancara berlangsung.

Aspek yang diukur untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematika, antara lain :

1). Memahami masalah

a) mengidentifikasi masalah dari soal melalui mengamati

b) menunjukan pemahaman yang relevan dengan masalah dengan mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat dalam soal.

2). Merencanakan penyelesaian masalah

a) memilih informasi yang relevan dari masalah dan merencankan b) menyusun rencana atau strategi untuk mencapai tujuan yang akan

dicapai dalam suatu masalah.

3). Melaksanakan rencana penyelesaian masalah a) mengeksekusi,melaksanakan perencanaan

(51)

b) mengorganisir dan mengintegrasi masalah dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan.

c) mengevaluasi informasi.

4). Memeriksa kembali

a) memonitoring, memeriksa atau mendeteksi hasil akhir dan kejadiantak terduga

b) mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan c) mengevaluasiasumsi dan alternative solusi d) mencari informasi tambahan atau klarifikasi.

Berikut ini data hasil penelitian dari tiga subjek yang telah mengisi angket gaya belajar, mengerjakan soal operasi aljabar dan telah diwawancarai, serta disajikan kembali soal operasi aljabar untuk menjelaskan analisis hasil pekerjaan subjek:

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Gaya Belajar Visual (GBV)

Subjek (IF) GBV soal nomor 1

Adapun hasil pekerjaan subjek (IF) GBV nomor 1 sebagai berikut a. Memahami masalah.

Gambar 4.1. Memahami Masalah Subjek.GBV

(52)

Dilihat dari gambar 4.1 subjek GBV tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan apa yang diketahui pada soal. Tetapi, pada saat dilakukan wawancara siswa tersebut mengetahui apa yang ditanyakan dan diketahui pada soal.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan.subjek.GBV sebagai.berikut.:

P : Setelah membaca soal infomasi apa yang anda peroleh?

IF : Di atas meja terdapat masing-msing 5 gelas, sendok, dan piring.

Budi. datang mengambil.masing-masing 1 sendok dan piring dari atas meja, kemudian Ani. datang meletakkan 1 gelas,3 sendok, dan 2 piring.

P : Apakah anda mengetahui apa yang ditanyakan dan diketahui pada soal?

IF : Yang ditanyakan jumlah peralatan makan dimeja sekarang. Dan yang diketahui mula-mula masing-msing 5 gelas, sendok, dan piring. Budi. datang mengambil.masing-masing 1 sendok dan piring dari atas meja, kemudian Ani. datang meletakkan 1 gelas,3 sendok, dan 2 piring.

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara subjek GBV dapat mengidentifikasi masalah dari soal mampu menunjukan pemahaman yang relevan dengan masalah dengan mengumpulkan informasi - informasi yang terdapat dalam soal. Berdasarkan hal tersebut maka subjek GBV dapat dikatakan mampu memahami masalah dalam menyelesaikan soal.

(53)

b. Merencanakan.penyelesaian.masalah

Gambar.4.2. Merencanakan.penyelesaian.subjek.GBV

Berdasarkan Gambar 4.2 bahwa subjek GBV menuliskan sendok, piring, dan gelas yang diubah dalam bentuk x, y, z. Artinya dalam merencanakan penyelesaian masalah subjek GBV menggunakan metode permisalan.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan dengan subjek GBV sebagai berikut:

P : Strategi apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan masalahan?

IF : misalkan, x =sendok, y =piring dan z gelas

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara subjek GBV dapat dikatakan mampu memahami masalah dan bisa Merencanakan penyelesaian masalah dalam menyelesaikan soal.

Dalam hal tersebut subjek GBV mampu merencanakan masalah dengan memilih informasi yang relevan dari masalah dan merencanakan serta menyusun rencana atau strategi untuk mencapai tujuan yang akan dicapai dalam suatu masalah.

(54)

c. Melaksanakan.rencana.penyelesaian.masalah

Gambar.4.3. Melaksanakan.rencana.subjek.GBV

Berdasarkan Gambar 4.3 bahwa subjek GBV menuliskan langkah- langkah yang dia buat sudah benar namun jawab yang diperoleh subjek GBV belum benar. Tetapi, pada saat dilakukan wawancara subjek menjawab dengan benar.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan.subjek.GBV sebagai.berikut:

P : Apa rencana penyelesaian sesuai dengan yang anda rencanakan?

IF : iya

P : Bagaimana langkah-langkah penyelesaian yang anda buat?

IF : 5x + 5y + 5z - x – y – z + 3x + 2y + z sama dengan 7x + 6y + 6z P : Kenapa pada lembar lawaban anda, jabawan yang anda

peroleh kurang benar?

IF : Saya keliru ketika menjumlahkan dan mengurangkan.

P : Bisa buktikan dengan soal yang ini?

IF : iye, insya allah bisa kak.

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara subjek GBV dapat dikatakan mampu melaksanakan rencana penyelesaian masalah dalam menyelesaikan soal.

(55)

d. Memeriksa kembali

Gambar 4.4. Memeriksa kembali subjek GBV

Berdasarkan Gambar 4.4 bahwa pada tahap memeriksa kembali subjek GBV sudah menuliskan kesimpulan dari jawaban yang diperoleh.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan.subjek.GBV sebagai.berikut:

P : Apa anda yakin dengan hasil yang telah diperoleh?

IF : Iya, saya sudah yakin

P : Apakah anda mengecek kembali hasil yang telah diperoleh?

IF : hmmm iya sudah (ragu-ragu)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa subjek GBV belum melaksanakan tahap memeriksa kembali dengan baik, Karena jawaban yang diperoleh belum tepat. Belum ada tindakan perbaikan.

Subjek (IF) GBV soal nomor 2

Adapun hasil pekerjaan subjek (IF) GBV nomor 2 sebagai berikut:

a. Memahami.masalah

Gambar.4.5. Memahami.masalah.subjek GBV

(56)

Berdasarkan Gambar 4.5 bahwa subjek GBV menuliskan yang diketahui pada soal yaitu sisi tanah pak tohir adalah (10 – x), sisi kolam ikan yang akan dibuat adalah (8 – x), dan sisa tanah pak tohir 28m2. Dan subjek juga menuliskan apa yg ditanyakan pada soal yaitu luas tanah pak tohir sebenarnya.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan subjek GBV sebagai berikut

P : Setelah membaca soal infomasi apa yang anda peroleh?

IF : Pak tohir memiliki sebidang tanah yang berbentuk persegi yang sisinya (10 - x), dia akan membuat kolam ikan berbentuk persegi dengan sisi (8 – x).

P : Apakah yang diketahui pada soal?

IF : sisi tanah = (10 – x), sisi kolam (8 – x), sisa tanah 28𝑚2 P : lalu yang ditanyakan apa?

IF : luas tanah pak tohir sebenarnya.

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara maka subjek GBV dapat dikatakan mampu memahami masalah dalam menyelesaikan soal. Dan pada tahap memahami masalah subjek GBV mampu menunjukan pemahaman yang relevan dengan masalah dengan mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat dalam soal.

b. Merencanakan.penyelesaian.masalah

Gambar.4.6. Merencanakan.penyelesaian.subjek GBV

(57)

Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa subjek GBV menuliskan rumus dan langkah-langkah yang akan dia gunakan dalam menyelesaikan soal.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan.subjek GBV sebagai.berikut:

P : Strategi apa.yang anda gunakan dalam menyelesaikan masalahan?

IF : saya menggunakan rumus persegi yang perna diajarkan oleh guru matematika yaitu luas persegi = sisi x sisi, jadi luas tanah

= sisi tanah x sisi tanah, dan luas kolam = sisi kolom x sisi kolam. kemudian sisa tanah = luas tanah – luas kolom, jadi, 28𝑚2=(10 − 𝑥)2- (8 − 𝑥)2.

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara subjek GBV dapat dikatakan mampu memahami masalah dan bisa Merencanakan penyelesaian masalah dalam menyelesaikan soal.

c. Melaksanakan.rencana.penyelesaian masalah

Gambar.4.7. Melaksanakan.rencana.subjek GBV

Berdasarkan Gambar 4.7 bahwa subjek GBV menuliskan langkah- langkah yang dia buat sudah benar dan menyelesaikan masalah dengan benar.

(58)

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan.subjek GBV sebagai.berikut:

P : Apakah. rencana penyelesaian sesuai dengan yang anda rencanakan?

IF : iya

P : Bagaimana langkah-langkah penyelesaian yang anda buat?

IF : sisa tanah = luas tanah – luas kolom, 28𝑚2=(10 − 𝑥)2- (8 − 𝑥)2. 100 – 64 -20x + 16x + 𝑥2− 𝑥2= 28, 36 - 4x =28 kemudian kedua sisi dibagi 2, 18 - 2x =14, 18 -14 = 2x ,4 =2x, x = 2.

Setelah itu saya mencari luas tanah, luas tanah =(10 − 𝑥)2 , x nya sya ganti dengan nilai 2, jadi luas tanah = (10 − 2)2, luas tanah= (8)2, luas tanah = 64𝑚2

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara subjek GBV dapat dikatakan mampu melaksanakan rencana penyelesaian masalah dalam menyelesaikan soal.

d. Memeriksa kembali

Gambar 4.8. Memeriksa kembali subjek GBV

Berdasarkan Gambar 4.8 bahwa pada tahap memeriksa kembali subjek GBV telah menuliskan kesimpulan dari jawaban yang diperoleh.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan.subjek GBV sebagai.berikut:

P :.Apakah anda.yakin dengan hasil yang telah diperoleh?

IF : Iya

(59)

P : Apakah anda mengecek kembali hasil yang telah diperoleh?

IF : Iya

Berdasarkan hasil wawancara bahwa subjek GBV telah dengan baik melaksanakan tahap memeriksa kembali.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Gaya Belajar Auditori (GBA)

Subjek (NAA) GBA soal nomor 1

Adapun hasil pekerjaan subjek (NAA) GBA nomor 1 sebagai berikut:

a. Memahami.masalah

Gambar.4.9. Memahami.masalah.subjek GBA

Berdasarkan.Gambar 4.9 bahwa subjek GBA menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal.

Berdasarkan hasil penyelesaian dan jawaban tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan subjek GBA sebagai berikut:

P : Setelah membaca soal infomasi apa yang anda peroleh?

NAA : Terdapa 5 sendok 5 piring dan 5 gelas lalu Budi datang mengambil 1 sendok dan 1 piring diatas meja.

P : Apakah anda mengetahui apa yang ditanyakan dan diketahui pada soal?

NAA : yang ditanyakan berapa peralatan makan demeja sekarang?.

Dan yang diketahui 5 sendok, 5 piring, dan 5 gelas, dan Ani menaruh 2 piring, 3 sendok, dan 1 gelas,

(60)

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara maka subjek GBA dapat dikatakan mampu memahami masalah dalam menyelesaikan soal.

b. Merencanakan penyelesaian masalah

Pada tahap ini subjek GBA tidak menuliskan rencana penyelesaian masalah. Subjek GBA tidak dapat menuliskan, tetapi tau cara menyelesaikannya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara.dengan subjek.GBA sebagai.berikut:

P : Strategi apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan masalahan?

NAA :Saya langsung mengerjakannya dengan cara mengurangkan kemudian dijumlahkan.

Berdasarkan jawaban dari hasil wawancara subjek GBA dapat dikatakan belum mampu merencanakan penyelesaian masalah dengan baik dalam dalam menyelesaikan soal.

c. Melaksanakan.rencana.penyelesaian.masalah

Gambar.4.10. Melaksanakan.rencana.subjek GBA

Gambar

Tabel 4.1 Subjek Penelitian  .......................................................................
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Tabel 4.1 Subjek Penelitian
Gambar 4.1. Memahami Masalah Subjek.GBV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kuasa-Nya telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

Gambar 6.2. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai.. Dinas Tata Kota, Kebersihan dan Pertamanan Kota Dumai. Peraturan Walikota Dumai Nomor 22 Tahun 2008 Tentang

Tanggung jawab manusia un tuk memelihara lingkungan hidup, berkali-kali larangan merusak lingkungan dinyatakan dengan jelas yang tidak kalah pentingnya adalah peringatan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Disiplin Kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai yang bekerja di Dinas Pendapatan Kota Manado memberikan pengaruh yang penting terhadap

Menulis artikel menjadi kebiasaan di kalangan akademisi yang dipacu melalui berbagai aktivitas penguatan sumber daya penulisan sebagai kepatuhan untuk melaksanakan

Berdasarkan uarian tersebut, maka yang dimaksud kreativitas dalam penelitian ini adalah suatu proses untuk mengembangkan ide-ide yang diperoleh seorang wirausaha

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem case-based reasoning ini sudah dapat berfungsi untuk melakukan diagnosa awal

Berdasarkan hal tersebut, beberapa mahasiswa Polstat STIS dan anggota pecinta alam Polstat STIS “GPA CHEBBY” yang tergerak hatinya bermaksud untuk mendirikan suatu unit